TAMPONADE JANTUNG
Disusun oleh:
NIM 142011101068
Dokter Pembimbing:
Atrium kanan. Darah vena mengalir ke dalam jantung melalui vena kava
superior dan inferior masuk ke dalam artrium kanan, yang tertampung
selama fase sistol ventrikel. Secara anatomis permukaan endocardium
artrium kanan tidak sama pada posterior , septal licin dan rata, tetapi daerah
lateral dan aurikel permukaannya kasar dan tersusun dari serabut otot yang
berjalan parallel yang disebut otot pektinatus. Tebal rata-rata dinding artrium
kanan adalah 2mm.8
2. Ventrikel
Ventrikel kanan. Letak ruang ini paling depan didalam rongga dada yaitu
tepat dibawah manubrium sterni. Sebagaian besar ventrikel kanan berada di
kanan depan ventrikel kiri dan di medial atrium kiri. Ventrikel kanan
berdinding tipis dengan ketebalan 4-5 mm.
Ventrikel kiri. Berbentuk lonjong seperti telur, dimana dengan ujung yang
mengarah ke anterior-inferior kiri menjadi apeks kordis. Bagian dasar
ventrikel tersebut adalah annulus mitral. Tebal dinding ventrikel kiri adalah
2-3 kali lipat dinding ventrikel kanan, sehingga menempati 75 % massa otot
jantung secara keseluruhan. Tebal ventrikel kiri saat diastole adalah 8-12
mm.8
2.3 Epidemiologi
Kejadian di Amerika Serikat
Tahap awal
Selama tahap awal tamponade jantung, cairan mengisi volume cadangan
perikardial dan tekanan perikardium mulai meningkat. Tekanan pengisian pada sisi
kanan jantung lebih rendah daripada di sisi kiri jantung, sehingga pada sisi ini
terjadi peningkatan tekanan pericardial terlebih dahulu. Akibatnya, tekanan
pengisian ruang jantung menurun dan terjadi penurunan aliran balik ke jantung.
Atrium kanan dan ventrikel kanan menjadi tertekan sehingga menyebabkan
gangguan pengisian diastolik, karena tekanan pada sisi kanan yang paling rendah
adalah pada diastole. Rendahnya aliran balik vena ke atrium kanan, menyebabkan
tekanan vena sentral meningkat. Gangguan pengisian pada ventrikel kanan
menyebabkan under-loaded, yang menempati ujung rendah pada kurva Frank-
Starling. Underfilling dan kontraktilitas yang terbatas akan menghasilkan stroke
volume yang rendah.
Tahap akhir
Tekanan perikardial meningkat untuk melawan tekanan atrium kiri dan
tekanan ventrikel kiri yang lebih tinggi sehingga terjadi penurunan cardiac output
yang drastis. Meskipun terjadi penurunan aliran darah pada arteri koroner, pada
tamponade kerja jantung menjadi terbatas sehingga miokardium biasanya tidak
mengalami iskemik. Siklus kelelahan dari kompensasi fisiologis : peningkatan
retensi cairan, penurunan curah jantung dan aliran balik vena sehingga
menyebabkan syok obstruktif dan akhirnya terjadi henti jantung.
1. Stadium fibrinosa
Terjadi deposit fibrin luas bersamaan dengan reaksi granuloma. Stadium ini sering
tidak menimbulkan gejala klinis sehingga tidak terdiagnosis.
2. Stadium efusi
3. Absorpsi efusi
Trias Beck
Pulsus paradoksus
Pulsus paradoksus adalah penurunan tekanan sistolik > 10 mmHg pada saat
inspirasi normal pada tekanan darah sistemik1.
Jika perbedaan antara pengukuran pertama dan kedua lebih besar dari 10
mm Hg, tanda pulsus paradoksus normal akan tampak . Paradoksnya adalah bahwa
sambil mendengarkan suara jantung selama inspirasi, denyut nadi melemah atau
tidak dapat diraba saat detak jantung tertentu, sementara S 1 terdengar dengan
semua detak jantung.
2.2.8 Penatalaksanaan
2.2.9 Prognosis
BAB 3. PENUTUP
Aneurisma aorta adalah suatu keadaan dimana terjadi pelebaran atau dilatasi
aorta lebih dari 50%. Aneurisma aorta merupakan penyakit yang mematikan,
dimana sekitar 15.000 terjadi kematian tak terduga setiap tahunnya di Amerika.
. Secara umum manajemen pasien aneurisma aorta adalah watchfull waiting
melalui imaging untuk memantau pelebaran dan keadaan dinding aorta,
pengontrolan dan manajemen faktor resiko ateriosklerosis, pengontrolan tekanan
darah, evaluasi manifestasi klinis, dan pembedahan. Jika aneurisma berukuran kecil
dan tidak ada gejala (misalnya aneurisma yang ditemukan saat pemeriksan
kesehatan rutin), maka direkomendasikan pemeriksaan kesehatan periodik saja,
meliputi pemeriksaan USG tiap tahunnya, untuk memantau apakah aneurisma
menjadi besar.
Terapi aneurisma dahulu adalah intervensi bedah atau observasi (watchful
waiting) dengan kombinasi pengawasan tekanan darah. Sekarang, endovascular
atau teknik invasif minimal telah dikembangkan untuk berbagai tipe aneurisma.
Berbagai teknologi operasi telah dikembangkan diantaranya EVAR, MIAS, hybrid
procedures dan lain lain.
Pada umumnya pasien dengan aneurisma aorta yang lebih besar dari 5 cm
mempunyai kemungkinan tiga kali lebih besar untuk meninggal sebagai
konsekuensi dari ruptur dibandingkan dari reseksi bedah. Survival rate 5 tahun
setelah tindakan bedah adalah 60-80%. 5-10% pasien akan mengalami
pembentukan aneurisma lainnya berdekatan dengan graft.
27
DAFTAR PUSTAKA
Gloviczki, P. &. R. J., 2012. Sabiston Textbook of Surgery. 19th ed. Philadelphia:
Elsevier.
Angulo, I. L., D. T. Covas, A. A. Carneiro, O. Baffa, J. E. Junior, dan G. Vilela.
2008. Determination of iron-overload in thalassemia by hepatic MRI and
ferritin. Revista Brasileira De Hematologia E Hemoterapia. 30 (6): 449-452.
Kadoglou, N. d. L. C., 2004. Matrix Metalloproteinases: Contribution to
Pathognenesis, Diagnosis, Surveillance and Treatment of Abdominal Aortic
Aneurysms. Curr Med Res Opin, 20, Volume 4, pp. 419-432.
Nelson, K. K. R. B. H. J. B., 2014. A multicenter, randomized, controlled trial of
totally percutaneous access versus open femoral exposure for endovascylar aortic
aneurysm repair (the PEVAR trial). J Vasc Surg, Volume 59, pp. 1181-1194.
Price S, W. L., 2003. Patofisiologi : Konsep klinis proses-proses penyakit. 6th ed.
Jakarta: EGC.
Stranding, S., 2008. Gray's Anatomy : The Anatomical Basics of Clinical Practice.
29th ed. Spain: Elsevier.
Tseng, E., 2017. Medscape. [Online]
Available at: http://emedicine.medscape.com/article/424904-overview
[Accessed 26 Agustus 2018].
Wassef, M. &. B. T., 2001. Pathogenesis of Abdominal Aortic Aneurysms : A
multidiciplinary research program supported by the national Heart, Lung, and
Blood Institute.. J of Vasc Surg, Volume 34, pp. 730-738.