Anda di halaman 1dari 24

REFERAT

HEMATOTHORAKS
Disusun oleh :
Diastri Nur Suprobo Dewi
122011101088

Pembimbing:
dr. Duriyanto Oesman, Sp. B

KSM BEDAH RSD. Dr. SOEBANDI JEMBER


Fakultas Kedokteran
Universitas Jember
2017
1
PENDAHULUAN
• Hematothoraks  perdarahan pada rongga pleura.
• Masalah yang umum, paling sering akibat cedera struktur /
dinding dada.
• Hematothoraks yg tidak karena trauma, jarang terjadi.
• Identifikasi awal dan pengobatan traumatik hematothorax
adlh bagian penting pada perawatan pasien dan penting
untuk prognosis pasien.
• Di Amerika, 60% politrauma adalah trauma thoraks.
Kematian paling banyak pada populasi <40 tahun.
Kebanyakan disebabkan obstruksi jalan nafas, gg fisiologi
krn hemothoraks, pneumothoraks dg atau tanpa flail chest.
2
Anatomi
Dada berisi organ vital paru dan jantung.
Pernafasan berlangsung dg bantuan gerakan dinding dada.
Jaringan paru dibentuk o/ jutaan alveolus yg mengembang
dan mengempis .
Inspirasi krn kontraksi m. Interkostalis dan diafragma
rongga dada membesar dan paru2 mengembang  udara
terisap ke alveolus melalui trakea dan bronkus
•Jika m. interkostalis melemas, diafragma naik  dinding
dada mengecil dan udara terdorong keluar (kegiatan
pasif ).

3
fungsi dari pernapasan
1. Ventilasi: memasukkan/mengeluarkan udara
melalui jalan napas ke dalam/dari paru dengan
cara inspirasi dan ekspirasi.
2. Distribusi: menyebarkan/mengalirkan udara
tersebut merata ke seluruh sistem jalan napas
sampai alveoli.
3. Difusi: oksigen dan CO2 bertukar melalui
membran semipermeabel pada dinding alveoli
(pertukaran gas) .
4. Perfusi: Darah arterial di kapiler-kapiler meratakan
pembagian muatan oksigennya. Darah vena cukup
tersedia untuk digantikan isinya dengan muatan
oksigen yang cukup untuk menghidupi jaringan
tubuh.

4
Volume paru-paru dibagi menjadi
empat macam:
a. Volume tidal : volume udara yang
diinspirasikan dan diekspirasikan pada setiap
pernapasan normal.
b. Volume cadangan Inspirasi : volume tambahan
udara yang dapat diinspirasikan di atas volume
tidal normal.
c. Volume cadangan ekspirasi : jumlah udara yang
masih dapat dikeluarkan dengan ekspirasi kuat
setelah akhir suatu ekspirasi.
d.Volume residual adalah volume udara yang
masih tersisa di dalam paru- paru setelah
melakukan ekspirasi kuat.

5
• Setiap kegagalan atau hambatan dari rantai
mekanisme tersebut akan menimbulkan
gangguan pada fungsi pernapasan
kurangnya oksigenasi jaringan tubuh. Hal
ini misalnya terdapat pada suatu trauma
pada thoraks.
• kelainan2 dalam rongga thoraks, terutama
kelainan jaringan paru, selain menyebabkan
berkurangnya elastisitas paru, juga dapat
menimbulkan gangguan pada salah
satu/semua fungsi2 pernapasan tersebut.

6
Definisi
• Hematothoraks /hemotoraks adalah
perdarahan di dalam ruang antara dinding
dada dan paru-paru (rongga pleura).

7
ETIOLOGI
• Penyebab utama: Trauma tumpul

Traumatis

Penetrasi trauma

Hematothoraks
Neoplasia
(primer/metastasis)

Non traumatis Diskrasia darah

Emboli paru dg
infark

8
Patofisiologi
• trauma tumpul atau trauma tajam pada dada, yang
mengakibatkan robeknya membran serosa pada
dinding dada dalam atau pleura (bisa dr intrapleura
dan ekstrapleura).
• Robekan darah mengalir ke rongga pleura 
penekanan pd paru.
• Rongga thoraks dpt mengandung 3L darah 
pasien hematothoraks dpt syok berat tanpa terlihat
perdarahan yg nyata.

9
• Respon fisiologis awal terhadap
perkembangan hemothorax diwujudkan
dalam 2 area utama: hemodinamik dan
pernafasan.
1. respon hemodinamik ditentukan o/
jumlah dan kecepatan kehilangan darah 
syok dan tanda2 perfusi yg buruk.
2. Respon pernafasan  menghambat
gerakan pernafasan normal, dyspnea,
takipnea.

10
• Respon jangka lama empyema dan
fibrothoraks (keadaan patologis yg berhub
dg tahap selanjutnya).
• Empiema  hasil kontaminasi bakteri pada
hemothorax  syok bakteremia dan sepsis
• Fibrothorax  deposisi fibrin berkembang
dlm hemothorax yg terorganisir dan
melingkupi parietal dan viseral. Proses
adhesive paru-paru tidak mudah
berkembang sepenuhnya.

11
• Darah yg msk ke rongga pleura 
defibrination darah pembekuan tdk
lengkap terjadilisis sel darah merah 
meningkatkan konsentrasi protein cairan
pleura tekanan osmotik tinggi pada
intrapleura  transudasi  efusi pleura
berdarah

12
Klasifikasi Hematothorax

Besarnya Penanganan
Ukuran Bayangan foto Pemeriksaan fisik
rontgen
Kecil 1. - 15 % Perkusi pekak Gerakan aktif
Sedang 15 – 35 % sampai iga IX (fisioterapi)
Besar >35 % Perkusi pekak Aspirasi dan
sampai iga VI transfusi
Perkusi pekak Penyalir sekat air
sampai kranial, iga di ruang antar iga,
IV transfusi

13
Gejala Klinis
Hemothorax tdk menimbulkan nyeri selain luka berdarah di
dinding dada.
Dalam rongga dada dpt terkumpul banyak darah tanpa gejala
menonjol. Kadang-kadang anemia dan syok hipovolemik
merupakan keluhan dan gejala yang pertama muncul.
Klinis, 2 respon mayor:
a. Respon hemodinamik: agitasi, sianosis, takikardi,
peningkatan awal tekanan darah diikuti hipotensi sesuai
penurunan curah jantung, pucat, akral dingin.
b. Respon respiratori: Pergerakan nafas terganggu  Distres
pernafasan berat, takipnea berat; nyeri dada; gerak
paradoksikal dada, deviasi trakea, penurunan suara nafas pd
sisi yg terkena, dullness percusion, krepitasi.

14
Diagnosis
Anamnesis Pemeriksaan Pemeriksaan
Fisik Penunjang
• Keterangan
kecelakaan • Hemodinamik: • Chest X-ray:
sebelumnya. pucat, akral radioopaq,
dingin mediastinum
• Nyeri dada
• Pernafasan: shift
• Sesak nafas
• I: gerak • CT scan
paradoks • USG
• P: krepitasi • AGD
• P: • DL
dullness/pekak • Torakosintesis
• A: vesikuler
menurun/meng
hilang

15
Diagnosis Banding
Etiologi Kunci Diagnosis
Hemotoraks spontan, G/T. nyeri dada, syok
P. Adhesi robek, bula paru pecah
D. torakoskopi
Hemotoraks masif G/T. ± Deviasi Tracheal, Vena leher
kolaps, Perkusi : dullness, Bising nafas (-)
Tension pneumothoraks G/T Deviasi Tracheal, Distensi vena
leher, Hipersonor, Bising nafas (-)
Cardiac tamponade G/T Distensi vena leher, Bunyi jantung
jauh dan lemah,
D. EKG abnormal
Cedera/ tindak bedah A. Cedera tumpul atau tajam, tindak
bedah
Aneurisma aorta yang pecah G/T. Nyeri dada atau punggung
Mediastinum melebar, angiogram
keganasan D. sel maligna di cairan aspirasi, biopsi
(torakoskopi)
Infark Paru A. NYERI DADA pada pernafasan
A= Anamnesis
D. Payaran paru dan/atau angiogram
G/T= gejala dan tanda
TBC paru D. BATANG Tahan asam di cairan atau D= diagnostik
sputum P=patologi
Periarteritis nodosa P. penyakit sistemik 16
D. biopsi pleura torakoskopi
Penatalaksanaan
• Hematothoraks kecil  observasi, tidak perlu tindakan
khusus
• Hematothoraks sedang  pungsi dan transfusi. Jika
kambuh, pasang penyalir sekat air.
• Hematothoraks besar  penyalir sekat air + transfusi

• Tujuan utama:
Hemodinamik stabil, perdarahan berhenti, darah dan
udara keluar dari rongga pleura
Cara: resusitasi (oksigenasi, cairan infus, transfusi,
dilanjutkan analgetik dan antibiotik)

17
Penatalaksanaan
• Langkah selanjutnya: mengeluarkan darah
1. Chest tube (Tube thoracostomy drainage)

18
Penyalir antar iga rongga pleura

19
Penatalaksanaan
2. Thoracotomy : prosedur pilihan untuk
operasi eksplorasi rongga dada ketika
hemothoraks massif atau terjadi
perdarahan persisten.
dilakukan ketika hemothoraks parah dan
chest tube tidak dapat mengontrol
perdarahan sehingga operasi (thoracotomy)
diperlukan untuk menghentikan
perdarahan.

20
Penatalaksanaan

21
Komplikasi:
• Kegagalan pernafasan (Paru-paru kolaps sehingga
terjadi gagal napas dan meninggal).
• Fibrosis atau skar pada membran pleura.
• Pneumothorax.
• Pneumonia.
• Septikemia.
• Syok.

22
Prognosis
• Bergantung penyebab dari hemothoraks dan
seberapa cepat penanganan diberikan.
• Apabila penanganan tidak dilakukan segera maka
kondisi pasien dapat bertambah buruk karena akan
terjadi akumulasi darah di rongga thoraks yang
menyebabkan paru-paru kolaps dan mendorong
mediastinum serta trakea ke sisi yang sehat.

23
TERIMA KASIH

24

Anda mungkin juga menyukai