Anda di halaman 1dari 64

Laporan Kasus

“Seorang Pria dengan


Hernia Insisional Post Laparotomy”

Pembimbing:
dr. Donald W.S Aronggear, Sp.B (K) Trauma
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. Y.M
• No. RM : 19 37 58
• Umur : 46 thn
• Pekerjaan : Guru
• Suku : Dani
• Agama : Kristen Protestan
• Alamat : Sentani
• Masuk RS : 20 Januari 2021
ANAMNESIS

Benjolan pada
daerah bekas
Keluhan Utama
operasi di perut
kanan bawah
ANAMNESIS riwayat penyakit sekarang

Os datang ke poli Bedah Umum dengan keluhan munculnya benjolan pada daerah bekas
operasi di perut kanan bawah. Keluhan ini dialami pasien sejak 3 tahun yang lalu sebelum masuk
rumah sakit. Awalnya benjolan sebesar ujung jari telunjuk orang dewasa muncul sekitar sebulan
setelah operasi usus buntu yang dilakukan pada tahun 2018. Benjolan semakin bertambah besar
seiring berjalannya waktu. Os juga mengaku beberapa hari setelah operasi jahitan bekas operasi
terbuka. Benjolan tersebut membesar ketika pasien sedang berdiri dan pada saat melakukan aktivitas
terutama ketika mengangkat barang yang berat dan menghilang ketika berbaring, pasien mengeluh
terkadang benjolan terasa nyeri. Pasien juga mengeluhkan kepala terasa tegang dan sakit ketika
muncul nyeri dari benjolan tersebut dan serasa mau terjatuh. Terkadang pasien merasakan adanya
keluhan mual, muntah, perut terasa kembung. Buang air besar dan buang air kecil biasa. Keluhan
demam disangkal.
ANAMNESIS riwayat penyakit dahulu

Pasien memiliki riwayat operasi laparatomi appendektomi pada tahun 2018

dikarenakan peritonitis umum appendisitis perforasi, menurut pasien setelah operasi selang

beberapa hari pasien melakukan aktivitas berat seperti mengangkat beban berat dalam hal ini

pasien sering mengangkat kayu dan bertani/ berkebun seperti biasanya. Menurut pasien

beberapa minggu setelah operasi mulai muncul benjolan kecil pada daerah luka bekas operasi.

Riwayat penyakit lain:


Hipertensi (-), Penyakit Jantung (-), DM (-)
ANAMNESIS

• Riwayat alergi : makanan (-), Obat (-)


• Riwayat penyakit keluarga :
Hipertensi (-), Penyakit Jantung (-), DM (-)
• Riwayat konsumsi obat : (-)
• Riwayat kebiasaan : minum alcohol (-), merokok
(+) sekitar 20 tahun dan berhenti ketika MRS
PEMERIKSAAN FISIK

• KU : Tampak sakit sedang


• Kesadaran : Composmentis, GCS 15 ( E4V5M6)

• Tekanan Darah : 110/80 mmHg


• Frekuensi Nadi : 80 x/menit, reguler, isi cukup
• Suhu : 36,7oC
• RR : 20x/menit, regular

• SpO2 : 98% spontan


PEMERIKSAAN FISIK
)

• Kepala : normocephal, CA -/- SI -/-, pupil isokor +/+ 3mm,


• Leher : Pembesaran KGB (-), deviasi trachea (-)
• Thorax :
–Paru
 Inspeksi : Dinding thoraks bentuk normal, simetris kanan-kiri
 Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
 Palpasi : Vokal fremitus sama kuat di seluruh lapang paru kanan dan kiri
 Auskultasi : Suara dasar vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-
PEMERIKSAAN FISIK

• Jantung
– Inspeksi : Pulsasi ictus cordis tampak samar
– Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba di ICS V
midclavicularis sinistra
– Perkusi : Redup, Batas jantung tidak melebar
– Auskultasi : BJ I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
• Abdomen
– Inspeksi : cembung, jejas (-), benjolan (+) pada daerah
kuadran kanan bawah sebesar sekitar genggaman
tangan orang dewasa dengan ukuran ± 6 x 4 cm. Bentuk
tidak teratur, berbatas tegas, warna kulit seperti
sekitarnya. Disebelah kanan terdapat garis jaringan
sikatrik berbentuk memanjang dengan ukuran ± 12x1
cm, warna kecoklatan. • Genitalia : tidak dievaluasi
– Auskultasi : BU (+) normal
• Ekstremitas : Akral hangat +/+/+/+,
– Palpasi : massa tumor (+), konsistensi kenyal (+), Nyeri
tekan (-), hepar dan lien tidak teraba. oedema ekstremitas -/-/-/-

– Perkusi : timpani pada seluruh lapang abdomen


Foto Pre OP
Diagnosis

Hernia Insisional Post Laparotomy


TATALAKSANA

IVFD RL 20 tetes/menit
Inj Cefuroxim 2x1 gram
Konsul paru
Konsul jantung
Pro laparoscopy hernia repair
PEMERIKSAAN PENUNJANG

•CT-scan Abdomen, Thoraks PA

•Cek lab DL, DDR, HbsAg, SGOT, SGPT, Ur Cr, PT/APTT, Swab Antigen Covid.
HASIL LABORATORIUM
(21-01-2021)
•Hemoglobin : 14,7 •SGOT : 14.0
•Hematokrit : 42,7 •SGPT :33,0
•Trombosit : 189x103 •Ureum : 7,7
•Eritrosit •Creatinine : 0.85
: 5.24
•Swab Antigen Covid : Nonreaktif
•Leukosit: 8,97x103 H
•Limfosit : 23,4
•Netrofil : 60,4
•Monosit : 8,5
•Eosinofil : 7,1
•Basofil : 0.6
CT SCAN ABDOMEN

• Hepar : ukuran normal

• Gallblader : kesan normal, tidak terdesak dinding


normal, tak tampak batu

• Lien : ukuran dan densitas kesan normal

• Ginjal kanan : echoparenkim baik, tak ectasis, tak


tampak batu atau mass

• Ginjal kiri : echoparenkim baik, tak ectasis, tak


tampak batu atau mass

• Ureter kanan dan kiri tak tampak

• Vesika urinaria: terisi penuh, tak tampak batu/ mass

• Tampak masa hiperdens seperti mesenterium anterior


ukuran 3 cmx5cmx5cm dengan batas tegas berada antara
kutis-subkutis dan mendorong dinding abdomen terutama
didaerah mesenterium tampak juga peritoneum yang
menipis ditempat tersebut; massa tersebut berisi usus
dengan lebar defect 2,5 cm
CT SCAN ABDOMEN

• Kesan :
 Gambaran
hernia
ventralis
reponibel/
ireponibel
 Tampak berisi
usus dengan
kontras oral
didalamnya.
FOLLOW UP 21/1/2021 (HP-1)

•S : timbul benjolan diperut (+) • P:


•O :  IVFD RL 20 tpm/24jam
• KU : Tampak sakit sedang Kesadaran: somnolen, E3V4M6  Inj. Cefuroxim 2x1 gram
•TD: 110/80 mmHg  Pro Laparoscopy Herniorepair
•Frekuensi Nadi: 75 x/menit  Informed Consent
•Suhu: 36,7oC  Konsul Paru toleransi operasi
•Frekuensi Nafas: 20x/menit  Konsul Jantung toleransi operasi

•SpO2: 97% spontan

•A : Hernia Insisional Post laparotomy


FOLLOW UP 22/1/2021 (HP-2)

•S : timbul benjolan diperut (+) • P:


•O :  IVFD RL 20 tpm/24jam
• KU : Tampak sakit sedang Kesadaran: somnolen, E3V4M6  Inj. Cefuroxim 2x1 gram
•TD: 110/80 mmHg  Pro Laparoscopy Herniorepair
•Frekuensi Nadi: 78x/menit  Informed Consent
•Suhu: 36,8oC  Konsul Paru toleransi operasi
•Frekuensi Nafas: 20x/menit  Konsul Jantung toleransi operasi

•SpO2: 98% spontan

•A : Hernia Insisional Post laparotomy


FOLLOW UP 23/1/2021 (HP-3)

•S : timbul benjolan diperut (+) • P:


•O :  IVFD RL 20 tpm/24jam
• KU : Tampak sakit sedang Kesadaran: somnolen, E3V4M6  Inj. Cefuroxim 2x1 gram
•TD: 130/80 mmHg  Pro Laparoscopy Herniorepair
•Frekuensi Nadi: 98 x/menit  Informed Consent
•Suhu: 36,7oC  Konsul Paru toleransi operasi
•Frekuensi Nafas: 20x/menit  Konsul Jantung toleransi operasi

•SpO2: 98% spontan

•A : Hernia Insisional Post laparotomy


FOLLOW UP 24/1/2021 (HP-4)

•S : timbul benjolan diperut (+) • P:


•O :  IVFD RL 20 tpm/24jam
• KU : Tampak sakit sedang Kesadaran: somnolen, E3V4M6  Inj. Cefuroxim 2x1 gram
•TD: 130/80 mmHg  Pro Laparoscopy Herniorepair
•Frekuensi Nadi: 98 x/menit  Informed Consent
•Suhu: 36,7oC  Konsul Paru toleransi operasi
•Frekuensi Nafas: 20x/menit  Konsul Jantung toleransi operasi

•SpO2: 98% spontan

•A : Hernia Insisional Post laparotomy


FOLLOW UP 25/1/2021 (HP-5)

•S : timbul benjolan diperut (+) • P:


•O :  IVFD RL 20 tpm/24jam
• KU : Tampak sakit sedang Kesadaran: somnolen, E3V4M6  Inj. Cefuroxim 2x1 gram
•TD: 120/80 mmHg  Pro Laparoscopy Herniorepair
•Frekuensi Nadi: 92 x/menit  Informed Consent
•Suhu: 36,8oC  Konsul Paru toleransi operasi
•Frekuensi Nafas: 20x/menit  Konsul Jantung toleransi operasi

•SpO2: 98% spontan  Siap darah 1 bag PRC

•A : Hernia Insisional Post laparotomy


FOLLOW UP 26/1/2021 (HP-6)

•S : timbul benjolan diperut (+) • P:


•O :  IVFD RL 20 tpm/24jam
• KU : Tampak sakit sedang Kesadaran: somnolen, E3V4M6  Inj. Cefuroxim 2x1 gram
•TD: 120/80 mmHg  Pro Laparoscopy Herniorepair
•Frekuensi Nadi: 92 x/menit  Informed Consent
•Suhu: 36,8oC  Konsul Paru toleransi operasi
•Frekuensi Nafas: 20x/menit  Konsul Jantung toleransi operasi

•SpO2: 98% spontan  Siap darah 1 bag PRC

•A : Hernia Insisional Post laparotomy


FOLLOW UP 27/1/2021 (HP-7)

•S : timbul benjolan diperut (+) • P:


•O :  IVFD RL 20 tpm/24jam
• KU : Tampak sakit sedang Kesadaran: somnolen, E3V4M6  Inj. Cefuroxim 2x1 gram
•TD: 110/80 mmHg  Pro Laparoscopy Herniorepair (hari
ini)
•Frekuensi Nadi: 90 x/menit
 Informed Consent
•Suhu: 36,6oC
 Konsul Paru toleransi operasi
•Frekuensi Nafas: 20x/menit
 Konsul Jantung toleransi operasi
•SpO2: 98% spontan
 Siap darah 1 bag PRC

•A : Hernia Insisional Post laparotomy


FOLLOW UP 28/1/2021 (HP-8)

•S : Nyeri post op (+) • P:


•O :  IVFD kaen mg3 20 tpm
• KU : Tampak sakit sedang Kesadaran: Compos Mentis E4V4M6  Inj. Cefuroxim 2x1 gram
•TD: 110/80 mmHg  Inj. Ranitidin 2x50 gram
•Frekuensi Nadi: 86 x/menit  Inj. Ketorolax 3x30 gram
•Suhu: 36,6oC  Mobilisasi
•Frekuensi Nafas: 20x/menit  Puasa 3 hari

•SpO2: 96% spontan  Pasang korset

•A : Hernia Insisional Post laparotomy POD 1


FOLLOW UP 29/1/2021 (HP-9)

•S : - • P:
•O :  IVFD Nacl 0,9% 20 tpm
• KU : Tampak sakit sedang Kesadaran: Compos Mentis E4V4M6  Inj. Cefuroxim 2x1 gram
•TD: 130/90 mmHg  Inj. Ranitidin 2x50 gram
•Frekuensi Nadi: 64 x/menit  Inj. Ketorolax 3x30 gram
•Suhu: 36,6oC  Ambroxol 3x1 tab
•Frekuensi Nafas: 20x/menit  Mobilisasi

•SpO2: 96% spontan  Diet bertahap


 Aff kateter
•A : Hernia Insisional Post laparotomy POD 2
FOLLOW UP 30/1/2021 (HP-10)

•S : - • P:
•O :  IVFD Nacl 0,9% 20 tpm
• KU : Tampak sakit sedang Kesadaran: Compos Mentis E4V4M6  Inj. Cefuroxim 2x1 gram
•TD: 120/80 mmHg  Inj. Ranitidin 2x50 gram
•Frekuensi Nadi: 68 x/menit  Inj. Ketorolax 3x30 gram
•Suhu: 36,6oC  Ambroxol 3x1 tab
•Frekuensi Nafas: 20x/menit  Mobilisasi

•SpO2: 97% spontan  Diet bertahap

•A : Hernia Insisional Post laparotomy POD 3


FOLLOW UP 31/1/2021 (HP-11)

•S : - • P:
•O :  IVFD Nacl 0,9% 20 tpm
• KU : Tampak sakit sedang Kesadaran: Compos Mentis E4V4M6  Inj. Cefuroxim 2x1 gram
•TD: 120/80 mmHg  Inj. Ranitidin 2x50 gram
•Frekuensi Nadi: 82 x/menit  Inj. Ketorolax 3x30 gram
•Suhu: 36,7oC  Ambroxol 3x1 tab
•Frekuensi Nafas: 20x/menit  Mobilisasi

•SpO2: 96% spontan  Diet bertahap

•A : Hernia Insisional Post laparotomy POD 4


FOLLOW UP 1/2/2021 (HP-12)

•S : - • P:
•O :  BPL
• KU : Tampak sakit sedang Kesadaran: Compos Mentis E4V4M6  Cefixime 2x200 gram
•TD: 140/90 mmHg  Na. Diclofenat 2x25 gram
•Frekuensi Nadi: 80 x/menit  Ambroxol 3x30 gram
•Suhu: 36,5oC  GV
•Frekuensi Nafas: 20x/menit  Rawat jalan

•SpO2: 98% spontan

•A : Hernia Insisional Post laparotomy POD 5


Laporan operasi
Tanggal Operasi : 27/01/2021
Diagnosis Prabedah : Hernia Incisional + Adhesi
Diagnosis Pasca Bedah : Hernia Incisional + Adhesi
Indikasi Operasi : Laparaskopi + Poli Mesh + Release Adhesi
Nama Operasi : Laparaskopi + Poli Mesh + Release Adhesi
Implan Yang Dipakai : Procmed (Mesh)
Jaringan Yang Di Eksisi : Usus
Komplikasi/Penyulit Operasi : Adhesi
Jumlah Perdarahan : -
1. Pasien posisi supine dalam anestesi
2. Dilakukan aseptik dan anti-septik
3. Insisi dan Pasang trochar I di hipokondrium sinistra
4. Pasang trochar II dan III sejajar umbilical
5. Lalu tampak adhesive pada usus dengan kantong hernia
6. Dilakukan release adhesi
7. Pasang mesh
8. Tutup luka
9. Operasi selesai
Instruksi post-op
1. Awasi Ku Vital Sign
2. Puasa 3 Hari
3. Infus KA EN MG3 : 20 Tetes/ml
4. Injeksi Cefuroxime 2x1 g
5. Injeksi Kalnex 3x1 Ampul
6. Injeksi Ranitidine 2x1 Ampul
7. Injeksi Ketorolac 1x1 Ampul
TINJAUAN PUSTAKA HERNIA INSISIONAL
Definisi

Hernia merupakan protusi atau


penonjolan isi rongga melalui defek atau
bagian lemah dari dinding rongga
bersangkutan.

Hernia insisional (ventralis; sikatriks)


merupakan penonjolan peritoneum melalui
bekas luka operasi yang baru maupun lama.
Insidensi
Perbaikan hernia abdominal merupakan operasi yang paling sering
dilakukan dalam bedah umum. Rasionya 10/100.000 populasi di United
Kingdom sampai 28/ 100.000 di United States. Operasi abdominal sering
komplikasi menjadi hernia insisional. Umumnya dilaporkan insidensinya
bervariasi 2-20%. Satu dari empat pria dan satu dari lima wanita akan
membutuhkan pembedahan untuk hernia insisional sepanjang
hidupnya. Di Afrika utara sendiri paling banyak dilakukan operasi
laparotomy. Insidensi hernia insisional setelah laparotomy adalah 14 kali
lebih tinggi bila dibandingkan dengan laparoscopy selanjutnya (9,9%
dibandingkan 0,7%)
Faktor Risiko

– Faktor umum, pada orang tua, penyembuhan – Infeksi, terutama pada luka operasi
lukaoperasi lambat dan kadang-kadang tidak
sempurna
– Jenis insisi yang digunakan
– Keadaan umum jelek, karena cirrhosis – Komplikasi paru-paru, terutama batuk-
hepatis,karsinoma dan penyakit-penyakit kronis, batuk lebih sering
akan memperlambat atau menganggu
pemyembuhan luka.
– Pemilihan benang jahitan yang salah
– Kegemukan / obesitas, menyebabkan tekanan – Nutrisi pra dan pasca bedah yang jelek 
intraabdominal yang bertambah pada orang gemuk – Katabolisme karena sepsis berlarut
dan karena banyak lemak pada luka insisi operasi
sehingga penyembuhan luka terganggu
Sering menyebabkan banyak seroma dan hematom
dalam luka

38
Etiology
• Male gender, obesity, old age, diabetes mellitus, jaundice,
anaemia, the use of vasopressor drugs, smoking,
• Postoperative respiratory failure, aneurysmal disease,
malnutrition, steroids, kidney failure, malignancy, abdominal
• Distention, postoperative peritonitis, and multiple operations
through the same incision. Chronic Obstructive Pulmonary
• Disease (COPD), benign prostatic hypertrophy, constipation
and ascites increase the intra-abdominal pressure, increasing
the
• Risk of incisional hernias, but they are not considered
independent risk factors. Diastasis of the rectus muscles also
predisposes to an incisional hernia
Gejala Klinis
Gejala awalnya meliputi:
• Nyeri pada rongga perut
• Tekanan akibat penggembungan atau rasa penuh di
perut
• Rasa nyeri yang terus menerus disekitar hernia
Sedangkan gejala-gejala yang membutuhkan tindakan
operasi mencakup:
• Mual, muntah
• Demam
• Keluarnya cairan berbau bususk, sulit BAB
• Keluarnya jaringan organ dalam, otot atau lemak
dari diskontinuitas fasia
• Tanda-tanda peradangan akibat ostruksi usus
• Gejala yang disebabkan strangulasi usus
Diagnosis
Anamnesa:
• Mengeluh ada benjolan pada bekas luka operasi
• Ketika hernia membesar, gejala obstruksi usus subakut umum terjadi
• Terdapat riwayat hernia yang sudah dioperasi sebelumnya.
Pemeriksaan fisik:
• Benjolan biasanya ireponibel
• Saat rangsangan batuk, berdiri tegak hernia membesar
• Saat pasien berbaring hernia mengecil.
Penatalaksanaan
Hernia Repair

Laparoskopi insisional hernia repair


• Operasi dilakukan dengan menggunakan teleskop
bedah dan instrumen khusus. Mesh bedah
• Jaringan lemah dinding perut
ditempatkan ke dalam perut di bawah otot-otot re-incised dan perbaikan yang
perut melalui beberapa insisi kecil ke sisi dari hernia.
• Dengan cara ini, jaringan lemah pada hernia tidak diperkuat menggunakan mesh
dilakukan re-incised untuk melakukan perbaikan dan palsu.
dapat meminimalkan potensi untuk luka komplikasi
seperti infeksi. • Komplikasi sering terjadi karena
• Selain itu, kinerja operasi melalui potongan kecil
dapat membuat operasi yang tidak terlalu
ukuran sayatan besar yang
menyakitkan dan pemulihan lebih cepat. diperlukan untuk melakukan
• Laparoskopi perbaikan telah ditunjukkan untuk
menjadi aman dan perbaikan lebih tahan daripada
operasi ini.
terbuka insisional hernia perbaikan

43
Nomenclature of mesh position
Pembahasan
Dari kasus di atas, diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang CT Scan Abdomen dengan kontras.
Dari anamnesa diketahui Os datang ke poli Bedah Umum dengan keluhan munculnya
benjolan pada daerah bekas operasi di perut kanan bawah. Dialami pasien sejak 3 tahun
yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Awalnya benjolan sebesar ujung jari telunjuk orang
dewasa muncul sekitar sebulan setelah operasi usus buntu yang dilakukan pada tahun
2018. Os juga mengaku beberapa hari setelah operasi jahitan bekas operasi terbuka.
Benjolan semakin bertambah besar seiring berjalannya waktu. Benjolan tersebut
membesar ketika pasien sedang berdiri dan pada saat melakukan aktivitas terutama ketika
mengangkat barang yang berat dan menghilang ketika berbaring, pasien mengeluh
terkadang benjolan terasa nyeri. Pasien juga mengeluhkan kepala terasa tegang dan sakit
ketika muncul nyeri dari benjolan tersebut dan serasa mau terjatuh. Terkadang pasien
merasakan adanya keluhan mual, muntah, perut terasa kembung. Buang air besar dan
buang air kecil biasa. Keluhan demam disangkal.
Cont...
Pada pasien ini ditemukan adanya etiologi berupa kemungkinan adanya surgical
site infection, jenis kelamin laki-laki, obesitas IMT (85: 2,72) = 31,25 grade I Asia
Pasifik, usia tua, merokok, pasien juga di diagnosa dengan PPOK stabil dengan
terapi seretit discus 250 2xpuff 1 dan nebulisasi combivent 1 respule 1 jam/pre-op,
postoperatif peritonitis.
Sesuai dengan landasan teori hernia insisional penderita akan mengeluh nyeri
pada rongga perut, tekanan akibat penggembungan atau rasa penuh di perut, rasa
nyeri yang terus menerus disekitar hernia. Mengeluh ada benjolan pada bekas luka
operasi. Ketika hernia membesar, gejala obstruksi usus subakut umum terjadi (nyeri
abdomen, distensi abdomen, konstipasi/obstipasi, mual/muntah). Saat rangsangan
batuk, berdiri tegak hernia membesar. Saat pasien berbaring hernia mengecil.
Cont....
Pasien didiagnosa Hernia insisional post laparotomy dikarenakan
secara klinis munculnya benjolan pada daerah bekas operasi di perut
kanan bawah. Dialami pasien sejak 3 tahun yang lalu sebelum masuk
rumah sakit. Awalnya benjolan sebesar ujung jari telunjuk orang dewasa
muncul sekitar sebulan setelah operasi usus buntu yang dilakukan pada
tahun 2018. Os juga mengaku beberapa hari setelah operasi jahitan
bekas operasi terbuka. Benjolan semakin bertambah besar seiring
berjalannya waktu. Benjolan tersebut membesar ketika pasien sedang
berdiri dan pada saat melakukan aktivitas terutama ketika mengangkat
barang yang berat dan menghilang ketika berbaring, pasien mengeluh
terkadang benjolan terasa nyeri.
Cont....
Pasien juga mengeluhkan kepala terasa tegang dan sakit ketika muncul
nyeri dari benjolan tersebut dan serasa mau terjatuh. Terkadang pasien
merasakan adanya keluhan mual, muntah, perut terasa kembung. Hal ini
diperkuat dengan riwayat pernah operasi laparatomi appendektomi pada
tahun 2018 dikarenakan peritonitis umum appendisitis perforasi. Selain
itu Pada pasien ini ditemukan adanya etiologi berupa kemungkinan
adanya surgical site infection, jenis kelamin laki-laki, obesitas IMT (85:
2,72) = 31,25 grade II Asia Pasifik, usia tua, merokok, postoperatif
peritonitis. Dan pada pemeriksaan penunjang CT Scan Abdomen
didapatkan adanya gambaran hernia ventralis reponibel/ ireponibel dan
tampak berisi usus dengan kontras oral didalamnya.
Cont....
• Tatalaksana pada kasus ini adalah laparoscopy herniorepair. Operasi dilakukan
dengan menggunakan teleskop bedah dan instrumen khusus. Mesh bedah
ditempatkan ke dalam perut di bawah otot-otot perut melalui beberapa insisi
kecil ke sisi dari hernia.
• Dengan cara ini, jaringan lemah pada hernia tidak dilakukan re-incised untuk
melakukan perbaikan dan dapat meminimalkan potensi untuk luka komplikasi
seperti infeksi.
• Selain itu, kinerja operasi melalui potongan kecil dapat membuat operasi yang
tidak terlalu menyakitkan dan pemulihan lebih cepat.
• Laparoskopi herniorepair aman dan laparoskopi herniorepair ini lebih tahan
daripada herniorepair secara open.
Dokumentasi Laparoscopy Herniorepair
Dokumentasi Laparoscopy Herniorepair
Dokumentasi Laparoscopy Herniorepair
Dokumentasi Laparoscopy Herniorepair
Dokumentasi Laparoscopy Herniorepair
Foto Post OP
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai