Pembimbing:
dr. Donald W.S Aronggear, Sp.B (K) Trauma
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. Y.M
• No. RM : 19 37 58
• Umur : 46 thn
• Pekerjaan : Guru
• Suku : Dani
• Agama : Kristen Protestan
• Alamat : Sentani
• Masuk RS : 20 Januari 2021
ANAMNESIS
Benjolan pada
daerah bekas
Keluhan Utama
operasi di perut
kanan bawah
ANAMNESIS riwayat penyakit sekarang
Os datang ke poli Bedah Umum dengan keluhan munculnya benjolan pada daerah bekas
operasi di perut kanan bawah. Keluhan ini dialami pasien sejak 3 tahun yang lalu sebelum masuk
rumah sakit. Awalnya benjolan sebesar ujung jari telunjuk orang dewasa muncul sekitar sebulan
setelah operasi usus buntu yang dilakukan pada tahun 2018. Benjolan semakin bertambah besar
seiring berjalannya waktu. Os juga mengaku beberapa hari setelah operasi jahitan bekas operasi
terbuka. Benjolan tersebut membesar ketika pasien sedang berdiri dan pada saat melakukan aktivitas
terutama ketika mengangkat barang yang berat dan menghilang ketika berbaring, pasien mengeluh
terkadang benjolan terasa nyeri. Pasien juga mengeluhkan kepala terasa tegang dan sakit ketika
muncul nyeri dari benjolan tersebut dan serasa mau terjatuh. Terkadang pasien merasakan adanya
keluhan mual, muntah, perut terasa kembung. Buang air besar dan buang air kecil biasa. Keluhan
demam disangkal.
ANAMNESIS riwayat penyakit dahulu
dikarenakan peritonitis umum appendisitis perforasi, menurut pasien setelah operasi selang
beberapa hari pasien melakukan aktivitas berat seperti mengangkat beban berat dalam hal ini
pasien sering mengangkat kayu dan bertani/ berkebun seperti biasanya. Menurut pasien
beberapa minggu setelah operasi mulai muncul benjolan kecil pada daerah luka bekas operasi.
• Jantung
– Inspeksi : Pulsasi ictus cordis tampak samar
– Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba di ICS V
midclavicularis sinistra
– Perkusi : Redup, Batas jantung tidak melebar
– Auskultasi : BJ I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
• Abdomen
– Inspeksi : cembung, jejas (-), benjolan (+) pada daerah
kuadran kanan bawah sebesar sekitar genggaman
tangan orang dewasa dengan ukuran ± 6 x 4 cm. Bentuk
tidak teratur, berbatas tegas, warna kulit seperti
sekitarnya. Disebelah kanan terdapat garis jaringan
sikatrik berbentuk memanjang dengan ukuran ± 12x1
cm, warna kecoklatan. • Genitalia : tidak dievaluasi
– Auskultasi : BU (+) normal
• Ekstremitas : Akral hangat +/+/+/+,
– Palpasi : massa tumor (+), konsistensi kenyal (+), Nyeri
tekan (-), hepar dan lien tidak teraba. oedema ekstremitas -/-/-/-
IVFD RL 20 tetes/menit
Inj Cefuroxim 2x1 gram
Konsul paru
Konsul jantung
Pro laparoscopy hernia repair
PEMERIKSAAN PENUNJANG
•Cek lab DL, DDR, HbsAg, SGOT, SGPT, Ur Cr, PT/APTT, Swab Antigen Covid.
HASIL LABORATORIUM
(21-01-2021)
•Hemoglobin : 14,7 •SGOT : 14.0
•Hematokrit : 42,7 •SGPT :33,0
•Trombosit : 189x103 •Ureum : 7,7
•Eritrosit •Creatinine : 0.85
: 5.24
•Swab Antigen Covid : Nonreaktif
•Leukosit: 8,97x103 H
•Limfosit : 23,4
•Netrofil : 60,4
•Monosit : 8,5
•Eosinofil : 7,1
•Basofil : 0.6
CT SCAN ABDOMEN
• Kesan :
Gambaran
hernia
ventralis
reponibel/
ireponibel
Tampak berisi
usus dengan
kontras oral
didalamnya.
FOLLOW UP 21/1/2021 (HP-1)
•S : - • P:
•O : IVFD Nacl 0,9% 20 tpm
• KU : Tampak sakit sedang Kesadaran: Compos Mentis E4V4M6 Inj. Cefuroxim 2x1 gram
•TD: 130/90 mmHg Inj. Ranitidin 2x50 gram
•Frekuensi Nadi: 64 x/menit Inj. Ketorolax 3x30 gram
•Suhu: 36,6oC Ambroxol 3x1 tab
•Frekuensi Nafas: 20x/menit Mobilisasi
•S : - • P:
•O : IVFD Nacl 0,9% 20 tpm
• KU : Tampak sakit sedang Kesadaran: Compos Mentis E4V4M6 Inj. Cefuroxim 2x1 gram
•TD: 120/80 mmHg Inj. Ranitidin 2x50 gram
•Frekuensi Nadi: 68 x/menit Inj. Ketorolax 3x30 gram
•Suhu: 36,6oC Ambroxol 3x1 tab
•Frekuensi Nafas: 20x/menit Mobilisasi
•S : - • P:
•O : IVFD Nacl 0,9% 20 tpm
• KU : Tampak sakit sedang Kesadaran: Compos Mentis E4V4M6 Inj. Cefuroxim 2x1 gram
•TD: 120/80 mmHg Inj. Ranitidin 2x50 gram
•Frekuensi Nadi: 82 x/menit Inj. Ketorolax 3x30 gram
•Suhu: 36,7oC Ambroxol 3x1 tab
•Frekuensi Nafas: 20x/menit Mobilisasi
•S : - • P:
•O : BPL
• KU : Tampak sakit sedang Kesadaran: Compos Mentis E4V4M6 Cefixime 2x200 gram
•TD: 140/90 mmHg Na. Diclofenat 2x25 gram
•Frekuensi Nadi: 80 x/menit Ambroxol 3x30 gram
•Suhu: 36,5oC GV
•Frekuensi Nafas: 20x/menit Rawat jalan
– Faktor umum, pada orang tua, penyembuhan – Infeksi, terutama pada luka operasi
lukaoperasi lambat dan kadang-kadang tidak
sempurna
– Jenis insisi yang digunakan
– Keadaan umum jelek, karena cirrhosis – Komplikasi paru-paru, terutama batuk-
hepatis,karsinoma dan penyakit-penyakit kronis, batuk lebih sering
akan memperlambat atau menganggu
pemyembuhan luka.
– Pemilihan benang jahitan yang salah
– Kegemukan / obesitas, menyebabkan tekanan – Nutrisi pra dan pasca bedah yang jelek
intraabdominal yang bertambah pada orang gemuk – Katabolisme karena sepsis berlarut
dan karena banyak lemak pada luka insisi operasi
sehingga penyembuhan luka terganggu
Sering menyebabkan banyak seroma dan hematom
dalam luka
38
Etiology
• Male gender, obesity, old age, diabetes mellitus, jaundice,
anaemia, the use of vasopressor drugs, smoking,
• Postoperative respiratory failure, aneurysmal disease,
malnutrition, steroids, kidney failure, malignancy, abdominal
• Distention, postoperative peritonitis, and multiple operations
through the same incision. Chronic Obstructive Pulmonary
• Disease (COPD), benign prostatic hypertrophy, constipation
and ascites increase the intra-abdominal pressure, increasing
the
• Risk of incisional hernias, but they are not considered
independent risk factors. Diastasis of the rectus muscles also
predisposes to an incisional hernia
Gejala Klinis
Gejala awalnya meliputi:
• Nyeri pada rongga perut
• Tekanan akibat penggembungan atau rasa penuh di
perut
• Rasa nyeri yang terus menerus disekitar hernia
Sedangkan gejala-gejala yang membutuhkan tindakan
operasi mencakup:
• Mual, muntah
• Demam
• Keluarnya cairan berbau bususk, sulit BAB
• Keluarnya jaringan organ dalam, otot atau lemak
dari diskontinuitas fasia
• Tanda-tanda peradangan akibat ostruksi usus
• Gejala yang disebabkan strangulasi usus
Diagnosis
Anamnesa:
• Mengeluh ada benjolan pada bekas luka operasi
• Ketika hernia membesar, gejala obstruksi usus subakut umum terjadi
• Terdapat riwayat hernia yang sudah dioperasi sebelumnya.
Pemeriksaan fisik:
• Benjolan biasanya ireponibel
• Saat rangsangan batuk, berdiri tegak hernia membesar
• Saat pasien berbaring hernia mengecil.
Penatalaksanaan
Hernia Repair
43
Nomenclature of mesh position
Pembahasan
Dari kasus di atas, diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang CT Scan Abdomen dengan kontras.
Dari anamnesa diketahui Os datang ke poli Bedah Umum dengan keluhan munculnya
benjolan pada daerah bekas operasi di perut kanan bawah. Dialami pasien sejak 3 tahun
yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Awalnya benjolan sebesar ujung jari telunjuk orang
dewasa muncul sekitar sebulan setelah operasi usus buntu yang dilakukan pada tahun
2018. Os juga mengaku beberapa hari setelah operasi jahitan bekas operasi terbuka.
Benjolan semakin bertambah besar seiring berjalannya waktu. Benjolan tersebut
membesar ketika pasien sedang berdiri dan pada saat melakukan aktivitas terutama ketika
mengangkat barang yang berat dan menghilang ketika berbaring, pasien mengeluh
terkadang benjolan terasa nyeri. Pasien juga mengeluhkan kepala terasa tegang dan sakit
ketika muncul nyeri dari benjolan tersebut dan serasa mau terjatuh. Terkadang pasien
merasakan adanya keluhan mual, muntah, perut terasa kembung. Buang air besar dan
buang air kecil biasa. Keluhan demam disangkal.
Cont...
Pada pasien ini ditemukan adanya etiologi berupa kemungkinan adanya surgical
site infection, jenis kelamin laki-laki, obesitas IMT (85: 2,72) = 31,25 grade I Asia
Pasifik, usia tua, merokok, pasien juga di diagnosa dengan PPOK stabil dengan
terapi seretit discus 250 2xpuff 1 dan nebulisasi combivent 1 respule 1 jam/pre-op,
postoperatif peritonitis.
Sesuai dengan landasan teori hernia insisional penderita akan mengeluh nyeri
pada rongga perut, tekanan akibat penggembungan atau rasa penuh di perut, rasa
nyeri yang terus menerus disekitar hernia. Mengeluh ada benjolan pada bekas luka
operasi. Ketika hernia membesar, gejala obstruksi usus subakut umum terjadi (nyeri
abdomen, distensi abdomen, konstipasi/obstipasi, mual/muntah). Saat rangsangan
batuk, berdiri tegak hernia membesar. Saat pasien berbaring hernia mengecil.
Cont....
Pasien didiagnosa Hernia insisional post laparotomy dikarenakan
secara klinis munculnya benjolan pada daerah bekas operasi di perut
kanan bawah. Dialami pasien sejak 3 tahun yang lalu sebelum masuk
rumah sakit. Awalnya benjolan sebesar ujung jari telunjuk orang dewasa
muncul sekitar sebulan setelah operasi usus buntu yang dilakukan pada
tahun 2018. Os juga mengaku beberapa hari setelah operasi jahitan
bekas operasi terbuka. Benjolan semakin bertambah besar seiring
berjalannya waktu. Benjolan tersebut membesar ketika pasien sedang
berdiri dan pada saat melakukan aktivitas terutama ketika mengangkat
barang yang berat dan menghilang ketika berbaring, pasien mengeluh
terkadang benjolan terasa nyeri.
Cont....
Pasien juga mengeluhkan kepala terasa tegang dan sakit ketika muncul
nyeri dari benjolan tersebut dan serasa mau terjatuh. Terkadang pasien
merasakan adanya keluhan mual, muntah, perut terasa kembung. Hal ini
diperkuat dengan riwayat pernah operasi laparatomi appendektomi pada
tahun 2018 dikarenakan peritonitis umum appendisitis perforasi. Selain
itu Pada pasien ini ditemukan adanya etiologi berupa kemungkinan
adanya surgical site infection, jenis kelamin laki-laki, obesitas IMT (85:
2,72) = 31,25 grade II Asia Pasifik, usia tua, merokok, postoperatif
peritonitis. Dan pada pemeriksaan penunjang CT Scan Abdomen
didapatkan adanya gambaran hernia ventralis reponibel/ ireponibel dan
tampak berisi usus dengan kontras oral didalamnya.
Cont....
• Tatalaksana pada kasus ini adalah laparoscopy herniorepair. Operasi dilakukan
dengan menggunakan teleskop bedah dan instrumen khusus. Mesh bedah
ditempatkan ke dalam perut di bawah otot-otot perut melalui beberapa insisi
kecil ke sisi dari hernia.
• Dengan cara ini, jaringan lemah pada hernia tidak dilakukan re-incised untuk
melakukan perbaikan dan dapat meminimalkan potensi untuk luka komplikasi
seperti infeksi.
• Selain itu, kinerja operasi melalui potongan kecil dapat membuat operasi yang
tidak terlalu menyakitkan dan pemulihan lebih cepat.
• Laparoskopi herniorepair aman dan laparoskopi herniorepair ini lebih tahan
daripada herniorepair secara open.
Dokumentasi Laparoscopy Herniorepair
Dokumentasi Laparoscopy Herniorepair
Dokumentasi Laparoscopy Herniorepair
Dokumentasi Laparoscopy Herniorepair
Dokumentasi Laparoscopy Herniorepair
Foto Post OP
TERIMA KASIH