Supervisor
: dr. Edwin Saleh Siregar, Sp.B-KBD
Pembimbing : dr. Bayu Elno
DEPARTEMEN ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RSUP HAJI ADAM MALIK
2016
1
PENDAHULUAN
Peritonitis merupakan suatu inflamasi yang terjadi pada
peritoneum dan rongga peritoneal, biasanya disebabkan
oleh infeksi lokal ataupun menyeluruh.
Suatu perforasi dapat terjadi akibat trauma dan non trauma. Non
trauma misalnya akibat volvulus, spontan pada bayi baru lahir,
ingesti obat-obatan, tukak, malignansi, dan benda asing.
Sedangkan trauma dapat berupa trauma tajam maupun trauma
tumpul.
DEFINISI
Perforasi gastrointestinal merupakan suatu
bentuk penetrasi yang komplek dari dinding
lambung, usus halus, usus besar akibat dari
bocornya isi dari usus ke dalam rongga perut.
EPIDEMIOLOGI
Setiap tahunnya di Amerika Serikat, hampir
juta orang
komplikasi
Penggunaan
NSAID,
aspirin, steroid
Kondisi yang
mempredisposisi;
ulkus peptikum,
apendisitis akut
Infeksi
bakteri,
inflamasi
usus
Trauma
tumpul
Trauma
tembus
Trauma
usus
karena
endoskopi,
pungsi usus
ETIOLOGI
PERFORASI
Keganasa
n, benda
asing
Jenis
Kelam
in
Riwaya
t
penya
kit
Pengguna
an NSAID,
apririn
FAKT
OR
RESIK
O
Usia
Meroko
k,
konsum
si
alkohol
PATOFISIOLOGI
Peptic
Ulcer
Perforas
i Gaster
Peritoni
tis
Faktor
Agresif
H.P
ylor
i
NS
AI
D
Gar
am
em
ped
u
Alk
oh
ol
Pe
psi
n
Keseimbangan sekresi
asam lambung dan
pertahanan mukosa
saluran cerna
As
am
9
H.Pylori
IL-8 & IL 1
Inflamasi
Amonium
Klorida,
Phospolipase
bakteri A & C
Merusak
lapisan yang
kaya fosfolipid
Hidrasi
mukosa
Integritas
penghalang
epitel lambung
melemah
Ulkus
Produksi
ammonia
alkali
Menghambat
sel D di
permukaan
epitel dan
kelenjar
Penginderaan
tingkat
keasaman
terganggu
Pelepasan
somatostatin
yg tak sesuai
sehingga
hypergastrine
Neutrofil &
Makrofag
masuk ke
mukosa
Pelepasan
enzim lisosom,
leukotriene,
oksigen reaktif
Menghambat
pertahanan
mukosa
Proses
immunopatoge
nik
Ulkus
10
NSAID
NSAID
Inhibisi Cox
1 & Cox 2
Inhibisi NO
& H2S
Penekanan
Sintesis
Prostaglandi
n
Integritas
mukosa
Integritas
mukosa
menurun
Meningkatka
n aliran
darah ke
mukosa
Sekresi
lender
ULKUS
Menghamba
t adherensi
neutrofil
11
Manifestasi
Klinis
Perforasi
Ulkus
DIAGNOSIS
Nyeri abdomen
Refluks
esofageal
Riwayat trauma
Penggunaan
NSAID, aspirin,
steroid
RPT
Anamne
sis
Pemeriksaa
n Fisik
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Laboratoriu
m
Rontgen
USG
CTPemeriksaa
Scan
n
Penunjang
13
DIAGNOSIS BANDING
Pankreatitis akut
Kolesistitis akut
Intestinal Obstruction
Apendisitis akut
14
TATALAKSANA
Simple
Non
Suture
Operative
Open
manageme
Repair
nt
Rechnique
Postoperati
Laparoscop
ve
y
Manageme
nt
15
16
KOMPLIKASI
Peritonit
is
Sepsis
Syok
Septic
17
18
PERITONITIS
19
DEFINISI
Peritonitis didefinisikan suatu proses
inflamasi membran serosa yang
membatasi rongga abdomen dan
organ
organ
yang
terdapat
didalamnya. Peritonitis dapat bersifat
lokal maupun generalisata, bakterial
ataupun
kimiawi.
Peradangan
peritoneum dapat disebabkan oleh
bakteri, virus, jamur, bahan kimia
iritan, dan benda asing.
20
P
A
T
O
F
I
S
I
O
L
O
G
I
Ulkus
Perforasi lambung
Peritonitis Kimiawi
Peritonitis Bakteri
21
Manifest
asi Klinis
Peritoniti
s
22
TATALAKSANA PERITONITIS
Pra operasi
Cairan Intravena
Antibiotik
Manajeme
n Operasi
Kontrol Sepsis
Peritoneal Lavage
Drainase Peritoneal
Manajeme
n Paska
Operasi
Perawatan Intensif
23
KOMPLIKASI PERITONITIS
Infeksi Luka
Residual
Abses
Intraperiton
eal Sepsis
Pembentuk
an fistula
24
PROGNOSIS
25
Concomita 1
nt use of
steroids
Shock
Perforation 1
time on
admission
>24
ASA - scores
BOEY - points
POMPP - points
Normal
health
Mild
systemic
disease
Medical
1
illness
Preoperati 1
ve shock
Age>65
BUN>
45mg/dl
Severe
systemic
disease
Duration of 1
peptic
ulcer
perforation
>24h
Albumin< 1
1.5g/L
Severe
4
systemic
disease
with a
constant
treat to life
Not
5
expected
survival for
patients
without
surgery
26
27
STATUS PASIEN
28
ANAMNESIS PRIBADI
Nama
: Lim Sau Min
Umur
: 48 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Pekerjaan
: Wiraswasta
Suku
: Tiong Hoa
Agama
: Kristen Katolik
Alamat
:Jln. Setia Budi Lk II,
Kel.
Berohol,
Kec.
Bajenis
29
ANAMNESIS
Keluhan utama : Nyeri seluruh lapangan perut
Telaah
: Hal ini dialami pasien sejak 3 hari
sebelum masuk rumah sakit. Sebelumnya, pasien
mengeluhkan nyeri ulu hati, kemudian nyeri menjalar
ke seluruh lapangan perut. Riwayat perut diurut (+) 2
hari yang lalu. Riwayat minum alkohol tidak jelas.
Riwayat minum obat penghilang nyeri (+) untuk
penyakit rematiknya selama 4 tahun.
Pasien dirujuk dari RSUD Tebing Tinggi dengan NGT dan
kateter sudah terpasang. BAK (+) normal, BAB (+)
normal 1 hari yang lalu.
RPT
RPO
: RA
: OAINS
30
31
KEPALA
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
THORAX
Inspeksi : Simetris fusiformis, tidak ada ketinggalan
bernapas
Palpasi : SF kanan = kiri, ictus cordis teraba
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Suara pernapasan : Vesikuler pada kedua
lapangan paru
32
Suara tambahan : (-/-)
ABDOMEN
Inspeksi : Simetris, distensi (+)
Palpasi
: nyeri tekan (+) di seluruh abdomen,
muscular rigidity (+)
Perkusi : liver dullness (-)
Auskultasi : peristaltik (-)
EKSTREMITAS
Nadi 118 x/i, t/v: lemah, akral dingin
GENITALIA
Dalam batas normal, kateter urin terpasang dengan
urine output 150 cc warna teh pekat
PEMERIKSAAN COLOK DUBUR (DRE)
Perineum biasa, tonus spincter ani longgar, ampula
recti terisi feses, mukosa licin, sarung tangan: feses
(+), darah (-)
33
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Jenis
Satuan
Pemeriksaan
Darah Lengkap
Hb
g/dL
Ht
%
Eritrosit
Juta/L
Leukosit
/L
Trombosit
/L
Hasil
Rujukan
11,2
34
3,88
7790
258000
13-18
39-54
4,5-6,5
4000-11000
150000450000
Faal Hemostasis
PT
INR
APTT
TT
detik
detik
detik
detik
18,9 (13,8)
1,32
47,5 (33,8)
15,5 (17,0)
34
7,370
7,35-7,45
pCO2
mmHg
32
38-42
pO2
mmHg
111
85-100
HCO3
mmol/L
18,5
22-26
BE
mmol/L
-6
(-2)-(+2)
98
95-100
g/dL
2,7
3,5-5,0
KGDs
mg/dL
158
<200
Ureum
mg/dL
146
19-44
Kreatinin
mg/dL
6,5
0,7-1,3
Natrium
`mEq/L
136
135-155
Kalium
`mEq/L
2,6
3,6-5,5
Klorida
`mEq/L
105
96-106
Saturasi O2
Albumin
Elektrolit
35
FOTO THORAX
36
DIAGNOSIS
Diffuse peritonitis d/t hollow organ perforation
PENATALAKSANAAN
Puasa
IVFD RL 40 gtt/i lalu tekanan darah turun menjadi 60/30
mmHg. Pasien dibawa ke line biru, diresusitasi dengan
IVFD RL 2000 cc dan dilakukan pemasangan CVC.
Tekanan darah akhirnya naik menjadi 100/70 mmHg
NGT terpasangan dari rumah sakit luar, keluar cairan
berwarna kehijauan. Kateter juga terpasang dari rumah
sakit luar dengan urine output 150 cc warna teh pekat
Inj. Ceftriaxone 1 gr / 12 jam
Inj. Omeprazole 40 mg / 24 jam
Inj. Ketorolac 30 mg / 12 jam
RENCANA
Eksplorasi laparotomi
37
FOLLOW UP
38
Tanggal
perut (+)
P
Terapi
IVFD RL
Diffuse
TD : 90/50 mmHg
peritonitis
HR : 118x/i
hollow
RR : 40x/i
perforation
d/t Inj.
Ceftriaxone
organ gr / 12 jam
Inj.
Ranitidin
50
T : 37,8oC
mg / 12 jam
Abdomen :
Inj. Ketorolac 30 mg
Inspeksi : Simetris,
/ 12 jam
distensi (+)
Palpasi : nyeri tekan
(+)
di
seluruh
abdomen,
defans
muskular (+)
Perkusi
hipertimpani
Auskultasi
:peristaltik (-)
39
AGDA :
ph
: 7,210
pCO2
: 19 mmHG
pO2
: 190 mmHg
HCO3
: 7,6 mmol/L
Total CO2 : 8,2 mmol/L
BE
: -18,6 mmol/L
Saturasi O2 : 99%
Immunodeficiency Profile :
Anti HIV Rapid 1 : Reaktif
Anti HIV Rapid 2 : Reaktif
Anti HIV Rapid 3 : Reaktif
40
12.52-
Pasien
14.10
untuk
dipersiapkan B1
Airway Diffuse
eksplorasi Clear
OK KBE laparotomi
peritonitis
B2:CRT<3,
TD:90/80mm
+ HIV (+)
Hg, HR:120x/i
B3
40
mg
Ringer Laktat
Sensorium
Apatis
B4 : UOP (-)
16.35
HCU
B5 : Edema (-)
Pasien dalam keadaan TD : 137/67 Diffuse
peritonitis
jantung.
Dilakukan HR : 100x/i
+ HIV (+)
d/t kkal
-Meropenem
1gr/8jam
ampul
-Metronidazole
dan
SA
500mg/8jam
-Omeprazole
50mg/12jam 41
17.00
S:-
ICU Paska
Bedah
Bed
RR:14x/i,
d/t
Headup 30o
sp:vesikular
perforasi
gaster
B2:CRT<3,
RL 30 gtt/i
Rocuronium
TD:134/76mmHg,
:
Sensorium
-
ka-ki, RC +/+
:
Levosol
Dobutamin
100 cc NaCl
UOP
(+)
kateter terpasang
00.00
Pasien
bradikardi
B5 : Edema (-)
mengalami TD : Tidak terukur Pasien
sejak
Exitus
mengalami
jantung
pada
henti max
Dilatasi
5mm/5mm,
respon
Dolls
eye
(-), phenomenon
mg/100 cc NaCl
cc/jam
HR:146x/i
B3
rest
(-),
42
Kesimpulan
L, Laki-Laki, 48 tahun datang dengan
keluhan
nyeri di seluruh lapangan perut.
Berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan
penunjang, pasien didiagnosis dengan
Diffuse peritonitis d/t gastric
perforation
dan telah dilakukan eksplorasi
43
TERIMAKASIH
44