Anda di halaman 1dari 25

LITERATUR REVIEW PADA KASUS SYSTEMIC LUPUS

ERYTHEMATOSIS (SLE)
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medical Bedah II
Dosen Pengampu: Rosliana Dewi, S.Kep.,M.H.Kes.,M.Kep

Disusun oleh:
KELOMPOK 10
Akmal Maulana : C1AA21013
Leviana Suci Novianti : C1AA21063
Maya Wulandari : C1AA21069
Muhammad Alfarizi : C1AA21084

2-C
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
2023
1. TOPIK
Literatur review pada kasus sistem imunologi sistemik lupus erythematosis
2. KATA KUNCI
Kata kunci yang digunakan adalah: SLE, lupus, Dukungan keluarga,
penerimaan diri, stress, dan kualitas tidur.
3. SUMBER YANG DIGUNAKAN
Sumber Yang Digunakan Adalah Media Elektronik, Google Schoolar,
Neliti dan pubmed. Artikel Yang Dipilih Adalah Hasil Penelitian Dalam
Rentang Waktu 2016-2023
4. ALASAN PEMILIHAN SUMBER
1. Mudah diakses
2. Isi jurnal relevan dengan topik
3. Sumber yang dipakai jelas kredibilitasnya
4. Sesuai dengan yang dibutuhkan untuk penulisan literatur review

1
5. SUMMARY JURNAL
1) GANGGUAN CITRA TUBUH BERHUBUNGAN DENGAN PERUBAHAN STRUKTUR/BENTUK TUBUH
(Intervensi: diskusikan stress yang mempengaruhi citra tubuh)
Populasi
No. Topik Intervensi Peneliti Tahun Metode Hasil Kesimpulan
& sampel
1 Regulasi Diri Atikah 2018 Literar 15 artikel Efek yang mungkin muncul Dalam upaya untuk
Pada Penyakit Fatmawati ur pada SLE dapat timbul dalam mengurangi efek
Kronis— Review berbagai efek, baik secara negatif yang
Systemic Lupus fisik, maupun psikologis mungkin muncul,
Erythematosus: (tsokos 2011). Koping dan Salah satunya
Kajian Literatur stres mengacu pada adalah penerapan
kemampuan pasien untuk program self-
mengatasi stressor yang management ini
mungkin datang akibat pada pasien dengan
serangan berulang penyakit, penyakit kronis,
efek pengobatan jangka salah satunya
panjang, gejala ketidaknya- adalah penyakit
manan pada tubuh, dan lain- SLE. Telah terbukti
lain. Pasien dengan penyakit bahwa program

2
SLE ini akan mengalami self-management
berbagai perubahan dalam ini memiliki efek
fungsi fisik saat berada pada dalam mengurangi
kondisi serangan, selain itu kondisi fatigue dan
perasaan depresi dan putus asa depresi, serta
juga akan muncul akibat meningkatkan
ketidak pastian gejala dan efek kemampuan
pengobatan, serta prognosis koping dan self-
yang tidak pasti (Sohng, efficacy. Oleh
2003). self-management ini karena itu, self-
memiliki efek dalam me- management dapat
ngurangi kondisi fatigue menjadi suatu
(p=0,049) dan depresi (0,025), intervensi terbaik
serta meningkatkan untuk pasien.
kemampuan koping (0,007)
dan self-efficacy (p= 0,001).
Program ini memiliki potensi
untuk menjadi intervensi

3
keperawatan terbaik di tatanan
komunitas (Sohng, 2003).
2 Gambaran Fajrin 2019 Accide 60 sample Sebanyak 60 partisipan Berdasarkan
kecemasan dan Trisnaram ntal ODAPUS Odapus, 2 laki-laki (33.3%) penelitian yang
depresi Dan awati1, samplin dan 58 perempuan (96.7%) dilakukan kepada
Depresi Pada Monty P. g yang telah mengisi kuesioner 60 orang dengan
Orang Dengan Satiadarm HADS didapatkan rata-rata lupus (Odapus)
Systemic Lupus a, Naomi usia 33 tahun, serta rata-rata didapatkan hasil
Erythematosus Soetikno lama terdiagnosis SLE 6 bahwa rata-rata
(Sle) Di Rumah tahun. Berdasarkan data yang Odapus yang
Sakit X didapatkan status pernikahan sebagai partisipan
partisipan adalah belum memiliki skor
menikah, yaitu 28 orang kecemasan dan
(46.7%), sedangkan depresi dalam
pendidikan terakhir terbanyak kategori normal (≤
ialah Strata-1 (S1) berjumlah 7). Walaupun ada
23 orang (38.3%). Dari data beberapa Odapus
ini juga terlihat bahwa 20 yang memiliki
orang (33.4%) mengalami kecemasan dan

4
kecemasan dengan tingkat depresi, namun
mild sampai moderate dan 40 umumnya masih
orang (66.7%) tidak memiliki dalam kategori
kecemasan. Sedangkan pada mild sampai
depresi, terdapat 12 orang moderate. Tidak
(20%) mengalami depresi ditemukannya
tingkat mild sampai moderate Odapus yang
dan 48 orang lainnya (80%) memiliki skor
tidak memiliki depresi. kecemasan dan
Berdasarkan data tersebut depresi dalam
didapatkan rata-rata skor kategori severe.
kecemasan Odapus 6.3. Odapus yang
memiliki
kecemasan dan
depresi merupakan
Odapus yang
berada di usia 31-
35 dengan lama
diagnosis lima

5
tahun terakhir
dengan status
pernikahan belum
menikah
3 Pengalaman Sakit Siti 2016 Sampli Wanita Proses pemeriksaan dalam kondisi sakit lupus
Pada Penderita Azifatul ng penderita rangka menegakkan diagnosa membuat subjek
Lupus: Laeli, purposi lupus yang tepat membutuhkan khawatir tidak
Interpretative Karyono f dengan waktu yang cukup lama, yaitu dapat memiliki
Phenomenologica usia antara sekitar 6-12 bulan, karena keturunan dan juga
l Analysis 15-40 gejala dari penyakit lupus menjalankan
tahun yang menyerupai dengan perannya sebagai
penyakit lain. Penyakit lupus istri maupun ibu.
juga mengakibatkan Di sisi lain,
penderitanya sulit untuk penderita lupus
menjalankan aktifitas outdoor, juga khawatir jika
mudah lelah dan juga suami/calon suami
menurunnya rasa percaya diri tidak dapat
karena terjadi perubahan fisik menerima sakit

6
seperti munculnya ruam di lupus yang
wajah dan juga kebotakan. dideritanya.

7
6. Literatur riview
Intervensi: Diskusikan stress yang mempengaruhi citra tubuh
Kondisi sakit yang dialami oleh penderita lupus dapat menimbulkan
masalah-masalah psikis. Pengalaman kondisi sakit yang berbeda
menjadikan penderita lupus memiliki pengalaman yang khas. Pada
umumnya penderita lupus ingin terus berkembang walaupun terdapat
keterbatasan kondisi fisik. Wahyuningsih dan Surjaningrum (2013),
mengungkapkan bahwa kesejahteraan psikologis pada penderita lupus
dipengaruhi oleh dukungan sosial dari pihak keluarga, kesehatan fisik,
status ekonomi, emosi dan pencapaian tujuan. Perubahan kondisi fisik
karena adanya penyakit lupus merupakan tantangan yang dihadapi oleh
penderita lupus. Kondisi sakit yang dialami oleh setiap penderita lupus
menjadikan penderita lupus memiliki perasaan dan persepsi yang berbeda
mengenai sakit yang dialami. Berbagai respon yang muncul akibat dari
kondisi sakit lupus menjadikan penderita lupus memiliki pengalaman sakit
yang khas.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan fajrin 2019 dalam lahita
2004 Odapus merasa cemas akan mengalami penurunan fungsi kognitif,
nyeri sendi, lumpuh, dan mengalami hambatan dalam melakukan aktivitas.
Hal ini membuat Odapus cemas dikarenakan takut kehilangan kemandirian
dan ketidakmampuan dalam merawat diri sendiri. Selain itu, Odapus takut
menjadi beban bagi keluarga secara fisik, emosi, dan juga finansial.
Kecemasan tersebut menyebabkan adanya kepercayaan yang negatif, rasa
sakit, kelelahan, dan gangguan fungsional pada Odapus dan juga efek fisik
yang ditimbulkan seperti moon face, kulit seperti terbakar, dan rambut
rontok. Efek-efek dari obat tersebut membuat Odapus menghindari interaksi
sosial. Hal itu dilakukan odapus untuk menghindari stigma negatif
masyarakat terhadap Odapus (Kheirandish, 2014.) seperti dalam penelitian
lain yang dilakukan oleh Siti Azifatul, 2016, subjek penelitian merasa
khawatir, stress, dan cemas akan peran dirinya dan juga citra tubuhnya tetapi
di sini subjek penelitian berusaha meminimalisir rasa stres yang dirasakan
dengan melakukan coping stress. Pada penelitian Atikah Fatmawati, 2018,

8
disebutkan bahwa Koping stres mengacu pada kemampuan pasien untuk
mengatasi stressor yang mungkin datang akibat serangan berulang penyakit,
efek pengobatan jangka panjang, gejala ketidaknyamanan pada tubuh, dan
lain-lain, menurut penelitian ini coping stress merupakan salah satu
Integrasi self-management pada perawatan pasien dengan SLE yang
mempunyai efek positif, yaitu hasil klinis yang membaik.

9
2) INTOLERANSI AKTIVITAS BERHUBUNGAN DENGAN TIRAH BARING
(Intervensi: Monitor pola tidur dan jam tidur)
Populasi &
No. Topik Intervensi Peneliti Tahun Metode Hasil Kesimpulan
sampel
1 Hubungan Derajat Festy 2021 analitik 40 orang hubungan derajat terdapat hubungan antara
Penyakit Ladyani observa aktivitas penyakit derajat aktivitas penyakit
Terhadap Kualitas Mustof, sional terhadap kualitas tidur terhadap kualitas tidur
Tidur Pasien Fitra dengan pasien systemic lupus pasien systemic lupus
Systemic Lupus Editama data erythematosus di erythematosus di
Erythematosus Di primer komunitas ODAPUS komunitas ODAPUS
Komunitas Lampung 2020, Lampung 2020. Hasil
Odapus Lampung didapatkan bahwa dari 5 analisis diperoleh pula
responden dengan nilai OR 11,625 (95% CI
derajat aktivitas ringan 1,467-92,139) yang
ada sebanyak 3 berarti bahwa responden
responden (60,0%) dengan derajat aktivitas
dengan kualitas tidur berat berpeluang 11,625
baik, sedangkan dari 35 kali lebih besar memiliki
responden dengan kualitas tidur yang buruk

12
derajat aktivitas berat dibandingkan dengan
ada sebanyak 31 derajat aktivitas penyakit
responden (88,6%) yang ringan.
dengan kualitas tidur
buruk. Hasil uji statistik
Chi Square terdapat
hubungan yang
bermakna secara
statistik antara derajat
aktivitas penyakit
terhadap kualitas tidur
pasien systemic lupus
erythematosus di
komunitas ODAPUS
Lampug 2020
2 Hubungan Rizky 2016 Deskrip 30 pasien Hubungan antara Faktor-faktor yang
Keparahan Ayu tif SLE Kualitas Tidur terhadap berhubungan dengan
Penyakit, Fandika analitik Kelelahan pada pasien kelelahan yaitu: tingkat
Aktivitas, Dan Asih, dengan Systemic Lupus keparahan penyakit dan

13
Kualitas Tidur Dyah rancang Erythematosus (SLE) kualitas tidur. Dan faktor
Terhadap Mahendr an menunjukkan bahwa yang tidak berhubungan
Kelelahan Pasien asari peneliti tingkat stres mempunyai yaitu aktivitas fisik,
Systemic Lupus Sukendra an cross hubungan dengan kemudian Faktor yang
Erythematosus section kelelahan pada pasien paling dominan yang
al Systemic Lupus berhubungan dengan
Erythematosus di kelelahan yaitu kualitas
Yayasan Lupus tidur memiliki
Indonesia Panggon probabilitas terhadap
Kupu Semarang. Hal ini terjadinya kelelahan
didasarkan pada hasil uji sebesar 61,89%
Rank-Spearman yang
diperoleh yaitu r value
sebesar 0,796 (r value >
r tabel) dan nilai p atau
sig sebesar 0,00 < 0,05.
Nilai Odd Ratio (OR)
adalah 4,541 yang
berarti responden

14
dengan kualitas tidur
buruk memiliki risiko
untuk mengalami
kelelahan 5 kali lebih
besar daripada
responden dengan
kualitas tidur baik
3 Hubungan Rivan 2016 Analitik 30 orang 9 pasien LES dengan Terdapat hubungan
Tingkat Aktivitas Dwiutom observasi LES tingkat aktivitas positif kuat yang
Penyakit Dengan o, Setyo onal penyakit ringan signifikan antara tingkat
Kualitas Tidur Gundi dengan memiliki kualitas tidur aktivitas penyakit dengan
Pada Pasien Pramud, rancangan yang baik. 15 dari 20 kualitas tidur pada pasien
Lupus Rakhma studi pasien LES dengan LES, yang artinya
Eritematosus Yanti belah tingkat aktivitas semakin berat tingkat
Sistemik (Studi Hellmi lintang penyakit sedang aktivitas penyakit
Kasus Di Rsup memiliki kualitas tidur semakin buruk pula
Dr. Kariadi, yang buruk. Terdapat kualitas tidur pasien LES.
Semarang) hubungan positif
bermakna antara tingkat

15
aktivitas penyakit
dengan kualitas tidur
pada pasien LES.
Latensi tidur dan
gangguan tidur
merupakan komponen
kualitas tidur yang
memiliki hubungan
bermakna. dengan
tingkat aktivitas
penyakit LES.

16
7. Literatur review
Intervensi : Monitor pola tidur dan jam tidur
Berdasarkan evaluasi pada aktivitas penyakit SLE, pasien penderita
SLE dapat mengalami gangguan tidur. Gangguan tidur tersebut dapat
mengakibatkan perubahan dan penurunan kuantitas atau waktu tidur pasien
SLE bahwa penderita SLE dapat terjadi penurunan waktu total tidur
dibandingkan dengan orang yang normal Berbagai pencetus yang dapat
menyebabkan kualitas tidur pada pasien SLE terganggu yaitu derajat
aktivitas penyakit, sensasi rasa nyeri, kesalahan fungsional, dan keadaan
depresi.
Aktivitas penyakit juga menjadi faktor yang berkorelasi secara
independen dengan kualitas tidur pada penyakit LES Latensi dan gangguan
tidur memiliki hubungan bermakna dengan tingkat aktivitas penyakit
menyebabkan nyeri dan gejala-gejala vegetatif akan lebih meningkat dan
lebih sering muncul. Hal tersebut akan menyebabkan latensi tidur yang
lebih panjang dan mengalami gangguan tidur sehingga kualitas tidur pada
pasien LES menjadi memperburuk gejala penyakit termasuk kelelahan dan
menurunkan kualitas hidup pasien. tingkat keparahan penyakit terhadap
kelelahan disebabkan karena responden yang memiliki kriteria tingkat
keparahan penyakit berat lebih besar dibandingkan pasien dengan kriteria
tingkat keparahan penyakit ringan.

17
3) ANSIETAS BERHUBUNGAN DENGAN KURANG TERPAPAR INFORMASI
(Intervensi: anjurkan keluarga untuk tetap Bersama klien)
Populasi
No. Topik Intervensi Peneliti Tahun Metode Hasil Kesimpulan
& sampel
1 Dukungan Rosi 2023 Deskriptif Populasi: Dari 64 responden Pasien SLE yang
Keluarga damayan korelasi 321 pasien menunjukkan hubungan paling banyak pada
Terhadap Kualitas ti, dengan SLE dukungan keluarga usia dewasa muda
Hidup Pasien Zakiyah, pendekatan sample memiliki hubungan pada usia produktif
Systemic Lupus Nuniek cross yang yang signifikan dengan mayoritas
Erythematosus Setyo sectional digunakan terhadap kualitas hidup status perkawinan
(SLE) Di Rsupn Wardani : 64 pasien Systemic Lupus adalah menikah
Dr. Cipto responden Erythematosus (SLE), dengan status tinggal
Mangunkusumo dengan p-value 0,027. bersama keluarga.
Hasil penelitian ini Tingkat pendidikan
menunjukkan terdapat responden pasien SLE
hubungan bermakna yang tertinggi adalah
antara dukungan SMA. Serta status
keluarga dengan pekerjaan terbanyak
adalah tidak bekerja.

20
kualitas hidup pasien Dukungan keluarga
SLE terbanyak adalah
dukungan keluarga
baik. Kualitas hidup
pasien terbanyak
adalah kualitas hidup
baik. Hubungan
dukungan keluarga
dengan kualitas hidup
pada penelitian ini
terdapat hubungan
yang bermakna. Hal
ini dibuktikan
berdasarkan
pengelolaan data
statistik yang
didapatkan nilai nilai
p value adalah 0,027.

21
2 Faktor Dukungan Lilis 2023 Penelitian Jumlah Dukungan keluarga Ada hubungan positif
Keluarga Silaban, kuantitatif populasi penderita SLE tergolong dan signifikan antara
Terhadap Kualitas Yulastri dengan jenis 357 baik (57,8%); faktor dukungan keluarga
Hidup Penderita Arif, deskriptif dengan dukungan keluarga dan dengan kualitas hidup
Systemic Lupus Reni analitik penentuan sub variabel dukungan berdasarkan domain
Erithematosus Prima pendekatan sampel emosional, fungsional, dukungan
(SLE) Gusti cross dilakukan instrumental, social, kesehatan fisik
sectional dengan informasional dan dan psikologis
memilih penghargaan yang penderita SLE.
mereka dihubungkan terhadap
yang pada kualitas hidup
saat berdasarkan domain
dilakukan fungsional nemperoleh
penelitian nilai sample mean
berada sebesar -0,068,
pada dukungan sosial = -
lokasi 0,0687, kesehatan fisik
penelitian = -0,068 dan psikologis
= -0,068, bermakna arah

22
hubungan positif
(11,407), dukungan
sosial (10,865),
kesehatan fisik(11,015)
dan psikologis (10,680).
3 Dukungan Sosial Auxentia 2012 Wawancara 3 subjek Dukungan emosional, Dukungan yang paling
Keluarga Dan Erythrina dan penelitian dukungan penghargaan, besar yang dibutuhkan
Spirit Menjadi Desmisa observasi (keluarga dukungan informatif, oleh odapus adalah
Sehat Penderita gli odapus), dan dukungan penerimaan, keluarga.
Lupus dan 9 instrumental yang Perhatian dan
Eritematosus orang diberikan keluarga penerimaan keluarga
Sistemik informan kepada penderita LES kepada penderita LES
(odapus, berperan terhadap spirit merupakan dukungan
kerabat, menjadi sehat penderita yang paling memberi
dan tenaga LES. Sample merasakan spirit Odapus menjadi
medis) dukungan keluarga sehat karena mampu
sebagai terhadap mereka, menguatkan penderita
triangulasi membangkitkan gairah sehingga bisa
data mengatasi diri dan

23
dan spirit untuk menjadi memiliki spirit
sehat menjadi sehat.

24
9. Literatur review
Intervensi: Anjurkan keluarga untuk tetap Bersama klien
Dukungan keluarga adalah peran serta bantuan yang diberikan oleh
anggota keluarga yang mengacu pada kesenangan, ketenangan, bantuan
bermanfaat yang berupa informasi verbal maupun non verbal, bantuan nyata
atau tindakan yang mencegah individu dari ancaman kesehatan mental
sehingga individu percaya bahwa ia dihormati, dihargai, dicintai dan adanya
dukungan sosial yang tinggi akan membuat individu lebih optimis dalam
menghadapi kehidupan saat ini dan akan datang selain itu, individu dengan
ikatan sosial lebih banyak cenderung memiliki usia yang lebih panjang
(Desmisagli, 2012).
Jenis dukungan keluarga terdiri dari dukungan penilaian, dukungan
informatif, dukungan instrumental, dan dukungan emosional (Friedman M.,
2013). Keluarga dalam mendukung penderita SLE mulai dari dukungan
secara psikososial maupun jasmaniah. Dukungan psikososial meliputi
dukungan secara emosional, penghargaan, penerimaan dan harapan serta
informasi. Dukungan jasmaniah seperti pelayanan dukungan instrumental
dan material, suatu kondisi dimana benda atau jasa akan membantu
memecahkan masalah praktis, termasuk didalamnya bantuan langsung,
seperti saat seseorang memberi atau meminjamkan uang, membantu
pekerjaan sehari-hari, menyampaikan pesan, menyediakan transportasi,
menjaga dan merawat saat sakit ataupun mengalami depresi yang dapat
membantu memecahkan masalah.
Dukungan yang diharapkan dari odapus adalah penerimaan keluarga
dalam mendukung penyakit yang diderita. Pasien bisa bercerita atau
membutuhkan pertolongan hanya kepada keluarga. Merasa dihargai dan
diterima oleh keluarga merupakan faktor psikologis yang penting dalam
melupakan dampak negatif dari hidup odapus dan berpikir lebih positif
untuk kedepannya. Seperti yang diungkapkan Friedman (2013) bahwa
dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga
terhadap anggota keluarganya yang bersifat mendukung selalu siap
memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Dalam hal ini

25
penerima dukungan keluarga akan tahu bahwa ada orang lain yang
memperhatikan, menghargai dan mencintainya (Friedman M. , 2013)

26
DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, R. (2021). Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kualitas Hidup


Pasien Systemic Lupus Erythematosus.
Dwiutomo, Rivan, et al. "Hubungan Tingkat Aktivitas Penyakit Dengan Kualitas
Tidur Pada Pasien Lupus Eritematosus Sistemik (Studi Kasus Di Rsup Dr.
Kariadi, Semarang)." Jurnal Kedokteran Diponegoro, vol. 5, no. 4, 2016,
pp. 1672-1683. https://www.neliti.com/publications/138572/hubungan-
tingkat-aktivitas-penyakit-dengan-kualitas-tidur-pada-pasien-lupus-erit
Erythrina Auxentia. (2012). DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SPIRIT
MENJADI SEHAT PENDERITA LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK.
Developmental and Clinical Psychology
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/dcp
Fandika, R. A., & Sukendra, D. M. (2016). Hubungan Antara Tingkat Keparahan
Penyakit, Aktivitas Fisik Dan Kualitas Tidur Terhadap Kelelahan Pada
Pasien Systemic Lupus Erythematosus (Sle). Unnes Journal of Public
Health, 5(3), 221. https://doi.org/10.15294/ujph.v5i3.5854
Fatmawati, A. (2018). Regulasi Diri Pada Penyakit Kronis - Systemic Lupus
Erythematosus : Kajian Literatur. Jurnal Keperawatan Indonesia, 21(1), 43–
50. https://www.neliti.com/publications/260853/regulasi-diri-pada-
penyakit-kronis-systemic-lupus-erythematosus-kajian-literatur
Laeli, S. A. (2016). PENGALAMAN SAKIT PADA PENDERITA LUPUS :
INTERPRETATIVE PHENOMENOLOGICAL ANALYSIS khas . Pada
umumnya penderita lupus ingin terus berkembang walaupun terdapat
keterbatasan. 5(3), 566–571.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/empati/article/view/15409/14901
Lilis & Yulastri. (2023) FAKTOR DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP
KUALITAS HIDUP PENDERITA SYSTEMIC LUPUS
ERITHEMATOSUS (SLE). Journal of Telenursing (JOTING) Volume 5,
Nomor 1, Januari-Juni 2023 https://doi.org/10.31539/joting.v5i1.4969
diakses pada

27
Mustofa, F. L., & Editama, F. (2021). Hubungan Derajat Penyakit Terhadap
Kualitas Tidur Pasien Systemic Lupus Erythematosus Di Komunitas
Odapus Lampung. MAHESA : Malahayati Health Student Journal, 1(4),
461–470. https://doi.org/10.33024/mahesa.v1i4.3992
Trisnaramawati, F., Satiadarma, M. P., & Soetikno, N. (2019). Gambaran
Kecemasan Dan Depresi Pada Orang Dengan Systemic Lupus
Erythematosus (Sle) Di Rumah Sakit X. Jurnal Muara Ilmu Sosial,
Humaniora, Dan Seni, 3(2), 457.
https://lintar.untar.ac.id/repository/penelitian/buktipenelitian_10703001_4
A031028.pdf

28

Anda mungkin juga menyukai