ABSTRACT
Stress is a condition which makes the tense that occurs when someone gets problems or challenges and do not have a
way out or the many thoughts that interfere with a person’s response to something that’s going to do. The purpose of
this research was to know the level of stress in patients undergoing chemotherapy of Leprosy Hospital in
Sumberglagah. The design was descriptive with cross sectional approach. The population was all patients who are
currently doing chemotherapy and sample taken by consecutive sampling technique as many as 35 respondents. This
variabel ware stress levels. Data taken used questionnaires stress lavely Safaria & S (2012). After that data processing
done. The results showed high levels of stress as much as 15 respondents (43%). The respondent should maintain the
lifestyle and should routinely take drugs and also control other than that the respondent should also be able to
recognize the symptoms appear which will lead to stress and how to cope with stress, the respondent can join with
friend or respondents can also listen to the favorites song of the respondent.
ABSTRAK
Stres adalah keadaan yang membuat tegang yang terjadi ketika seseorang mendapatkan masalah atau tantangan dan
belum mempunyai jalan keluarnya atau banyak pikiran yang mengganggu seseorang terhadap sesuatu yang akan
dilakukannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat stres pada pasien yang menjalani kemoterapi di
Rumah Sakit Kusta Sumberglagah. Desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasinya
semua pasien yang sedang menjalani kemoterapi hingga di dapatkan sampel 35 orang yang diambil dengan
consecutive sampling. Variabel independennya tingkat stres. Data diambil dengan menggunakan kuesioner tingkat
stres dari Safaria & Saputra (2012). Setelah terkumpul dilakukan pengolahan data. Hasil penelitian menunjukkan
tingkat stres tinggi sebanyak 15 responden (43%). Responden harus lebih menjaga gaya hidup dan harus rutin minum
obat dan juga kontrol selain itu responden juga harus bisa mengenali gejala – gejala yang muncul yang akan
mengakibatkan stres dan cara mengatasi stres yaitu responden dapat berkumpul dengan sahabat atau responden juga
dapat mendengarkan lagu kesukaan responden.
Kata kunci : tingkat stres, kemoterapi
PENDAHULUAN
Stres dapat terjadi pada individu ketika & Saputra, 2012). Stres merupakan istilah
terdapat ketidakseimbangan antara situasi yang berasal dari bahasa latin “stingere”
yang menuntut dengan perasaan individu yang berarti “keras” (sticus). Istilah ini
atas kemampuannya untuk bertemu dengan mengalami perubahan seiring dengan
tuntutan-tuntutan tersebut. Situasi yang perkembangan penelaahan yang berlanjut
menuntut tersebut dipandang sebagai beban dari waktu ke waktu dari straise, strest,
atau melebihi kemampuan individu untuk stresce, dan stress. Abad ke-17 istilah stress
mengatasinya. Ketika individu tidak dapat diartikan sebagai kesukaran, kesusahan,
menyelesaikan atau mengatasi stres dengan kesulitan, atau penderitaan. Pada abad ke-
efektif maka stres tersebut berpotensi untuk 18 istilah digunakan dengan lebih
menyebabkan gangguan psikologis lainnya menunjukkan kekuataan, tekanan,
seperti post-traumatic stress disorder ketegangan, atau usaha yang keras berpusat
(Kendall dan Hammen,1998 dalam Safaria pada benda dan manusia “ terutama
1
kekuatan mental manusia” (Yosep, 2011). 100.000 perempuan, kanker paru 26 per
Kemoterapi merupakan salah satu 100.000 laki-laki, kanker kolorektal 16 per
pengobatan untuk membunuh sel kanker 100.000 laki-laki (Estimasi Globocan,
menggunakan bahan kimia. Pasien akan International Agency for Research on
diberikan satu jenis obat kemoterapi yan Cancer, 2012). Di Indonesia, prevalensi
dikombinasikan. Obat kemoterapi akan penyakit kanker adalah 1,4 per 1000
diberikan secara oral menggunakan pil atau penduduk atau sekitar 330.000 orang.
melalui infus di pembuluh darah Kanker tertinggi di Indonesia pada
(intravena). Kemoterapi direkomendasikan perempuan adalah kanker payudara dan
untuk wanita dengan kanker lanjutan atau kanker rahim. Sedangkan pada laki-laki
berulang yang telah menyebar. Obat ini adalah kanker paru dan kanker kolorektal
memasuki aliran darah kemudian mengalir (Riset Kesehatan Dasar, 2013). Dari hasil
keseluruh tubuh untuk membunuh sel-sel studi pendahuluan yang dilakukan peneliti
kanker (Savitri, 2015). . Efek samping pada pada tanggal 9 Maret 2017 di ruang
pasien kemoterapi salah satunya adalah kemoterapi RSK Sumberglagah pada 5
perubahan fisik yang dialami oleh penderita orang didapatkan hasil yang merasa pikiran
kanker misalnya kehilangan rambut, mual menjadi kacau sebanyak 4 orang dari 5
dan muntah, diare ini mengakibatkan orang (80%), merasa kecewa denngan
penderita kanker yang mengalami keadaan hidup sebanyak 4 orang dari 5
kemoterapi mengalami stres (Cleese, 2010). orang (80%), merasa malas untuk
dari 12,7 juta kasus tahun 2008 menjadi orang dari 5 orang (40%), merasa minder
14,1 juta kasus tahun 2012. Sedangkan dengan dengan orang lain sebanyak 3 orang
jumlah kematian meningkat dari 7,6 juta dari 5 orang (60%) dan merasa absen atau
orang tahun 2008 menjadi 8,2 juta pada berkumpul dengan orang lain sebanyak 3
Diperkirakan pada 2030 insiden kanker termasuk sel kanker yang terus membelah
dapat mencapai 26 juta orang dan 17 juta di dan membentuk sel baru serta sel sehat
antaranya meninggal akibat kanker, terlebih yang pembelahannya cepat seperti pada sel
kejadiannya akan lebih cepat (WHO, 2012). reproduksi dan folikel rambut (Savitri,
Insiden kanker payudara sebesar 40 per 2015). Efek samping yang ditimbulkan oleh
100.000 perempuan, kanker rahim 17 per kemoterapi yaitu secara fisiologi yang
2
meliputi mual, muntah, diare, konstipasi, tujuan utama untuk membuat gambaran
sariawan, kelelahan, infertilitas dan efek atau deskripsi tentang suatu keadaan atau
secara psikologis yang meliputi stres, area populasi tertentu yang bersifat faktual
depresi, trauma dan cemas (Cleese, 2010). secara objektif, sistemis dan akurat. Pada
Ada beberapa faktor yang menyebabkan penelitian ini menggambarkan tingkat stres
seseorang mengalami stres yaitu pada pasien yang menjalani kemoterapi..
perkawinan, problem orangtua, hubungan Pendekatan yang digunakan adalah cross
interpersonal (antarpribadi), pekerjaan, sectional yaitu suatu penelitian untuk
lingkungan hidup, keuangan, hukum, mempelajari dinamika korelasi antara
perkembangan, penyakit fisik. Dampak faktor-faktor risiko dengan efek, dengan
yang dapat terjadi jika seseorang tersebut cara pendekatan, observasi atau
tidak mampu untuk menanggulangi stres pengumpulan data sekaligus pada suatu saat
tersebut akan timbul keluhan-keluhan (Notoatmodjo, 2010).
kejiwaan seperti depresi (Yosep, 2011).
Populasi pada penelitian ini adalah
Dampak lain yang akan dialami seseorang
semua pasien yang sedang menjalani
yang tidak mampu menanggulangi stres
kemoterapi di ruang kemoterapi pada
tersebut yaitu susah berkonsentrasi, minder,
minggu 1 sampai minggu ke 2 pada bulan
sakit kepala, diare (Rice, 1992 dalam
Mei 2017. Dalam penelitian ini sampel
Safaria & Saputra, 2012).
yang digunakan adalah consecutive
Manajemen stres adalah kemampuan sampling adalah pemilihan sampel dengan
untuk mengendalikan diri ketika situasi, menetapkan subjek yang memenuhi kriteria
orang-orang, dan kejadian-kejadian yang penelitian dimasukkan dalam penelitian
ada memberi tuntutan yang berlebihan. Ada sampai kurun waktu tertentu, sehingga
beberapa cara untuk menanggulangi stres jumlah klien yang diperlukan terpenuhi
seperti menulis diary, olahraga, putar dan (Nursalam, 2016). Penelitian ini dilakukan
lagu kesayangan, tertawa, ciptakan ritual, pada minggu 1 sampai minggu ke 2 pada
makan sehat, penuhi kebutuhan jiwa, bulan Mei 2017.
luangkan waktu bersama sahabat, matahari Pada peneliti ini sampel yang di
pagi, meditasi tidur siang (Lukluk & gunakan adalah sebagian pasien yang
Bandiyah, 2011) menjalani sedang kemoterapi minggu ke 1
sampai minggu ke 2 pada bulan Mei 2017.
METODE PENELITIAN
Responden yang sesuai dengan kriteria
Dalam penelitian ini desain yang
inklusi yaitu Responden yang sedang
digunakan adalah deskriptif yaitu suatu
menjalani kemoterapi ke 1 sampai ke 5.
metode penelitian yang dilakukan dengan
Dan instrumen yang digunakan dalam
3
penelitian ini adalah adalah kuesioner RS Kusta Sumberglagah bulan Mei
tingkat stres pada pasien yang menjalani 2017
kemoterapi yang telah digunakan oleh
safaria dan saputra. No Status frekuensi presentase
HASIL PENELITIAN. perkawinan
1 Kawin 26 74,3
1. Karakteristik responden berdasarkan 2 Cerai / Mati 5 14,3
umur 3 Tak Kawin 4 11,4
Total 35 100
Tabel 1.1 distribusi frekuensi Berdasarkan data di atas dari 35
berdasarkan karakteristik umur
responden pada pasien di RS Kusta responden sebagian besar responden dalam
Sumberglagah bulan Mei 2017. status perkawinannya adalah kawin
No Umur Frekuensi Presentase
1. 20 – 40 8 22,8 sebanyak 26 responden (74,3 %).
2. 41 – 60 21 60 4. Karakteristik responden berdasarkan
3. > 60 6 17,2
Total 35 100 penghasilan
Berdasarkan data diatas dari 35 Tabel 1.4 distribusi frekuensi
responden sebagian besar responden berdasarkan karakteristik
berumur 41 – 60 tahun sebanyak 21 penghasilan responden pada pasien di
responden (60 %) RS Kusta Sumberglagah bulan Mei
2. Karakteristik responden berdasarkan 2017.
jenis kelamin No Penghasilan frekuensi presentase
Tabel 1.2 distribusi frekuensi 1 <3 juta 28 80
2 >3 juta 7 20
berdasarkan karakteristik jenis
Total 35 100
kelamin responden pada pasien di RS Berdasarkan data di atas dari 35
Kusta Sumberglagah bulan Mei 2017 responden sebagian besar responden
No Jenis Frekuensi presentase berpenghasilan < 3 Juta sebanyak 28
kelamin
responden (80%).
1 Laki – laki 9 25, 7
2 Perempuan 26 74, 3 5. Karakteristik responden berdasarkan
Total 35 100
tingkat stres responden yang menjalani
Berdasarkan data di atas dari 35
kemoterapi
responden sebagian besar responden
Tabel 1.5 distribusi frekuensi
berjenis kelamin perempuan sebanyak 26
berdasarkan tingkat stres responden
responden (74,3 %).
yang menjalani kemoterapi di RS
3. Karaktersitik responden berdasarkan
Kusta Sumberglagah
status perkawinan
No Tingkat stres frekuensi presentase
Tabel 1.3 distribusi frekuensi
1 Stres tinggi 15 43
berdasarkan karakteristik status 2 Stres sedang 12 34
perkawinan responden pada pasien di
4
3 Stres rendah 8 23 dan menurunnya dorongan untuk
Total 35 100 berprestasi (Safaria & Saputra, 2012).
Berdasarkan data di atas menunjukkan
Efek samping yang bisa timbul karena
dari 35 responden sebagian besar responden
obat kemoterapi adalah termasuk obat yang
yang menjalani kemoterapi mengalami
keras dan efek racunnya kuat, sehingga bisa
stres tinggi yaitu 15 responden (43%).
mempengaruhi jaringan dan organ lain yang
5
Umur berkaitan dengan persepsi 2015). Ini berarti bahwa perempuan lebih
seseorang dalam memandang dan mengolah memiliki perasaan yang sensitif
stres yang ada pada dirinya, berdasarkan dibandingkan dengan laki-laki. Mekanisme
dari hasil tabulasi data responden yang koping seseorang akan berbeda – beda dari
mengalami stres tinggi sebanyak 15 individu yang lainnya, dari satu peristiwa
responden dan rata-rata umur mereka 41-60 dengan peristiwa lainnya. Dilihat pada
tahun. Pada usia dewasa biasanya seseorang seorang laki – laki hampir tidak pernah
lebih mampu mengontrol stres yang terjadi memperdulikan masalah apapun atau tidak
dibandingkan usia kanak – kanak maupun memikirkan terlalu serius pada masalah
usia lanjut. Semakin dewasa usia biasanya yang terjadi, sehingga tingkat stres pada
akan semakin toleran terhadap pandangan mereka hampir keseluruhan tidak
atau perilaku yang berbeda dari dirinya, mengalami stres tinggi.
semakin menunjukkan kematangan jiwa, Perkawinan merupakan sumber stressor
mampu berpikir rasional, mampu yang paling sering dialami oleh seseorang,
mengendalikan emosi, semakin dapat berdasarkan hasil tabulasi data dari 15
menunjukkan intelektual dan psikologisnya responden rata- rata responden sudah
(Gatot, 2005; Nasrani, 2015). menikah. Berbagai permasalahan
Gender merupakan salah satu faktor perkawinan merupakan sumber stres yang
yang mempengaruhi kejadian stres, dialami seseorang. Stressor perkawinan ini
berdasarkan dari hasil tabulasi data dari 15 dapat menyebabkan seseorang jatuh dalam
responden yang mengalami tingkat stresnya depresi dan kecemasan (Yosep, 2011).
tinggi rata-rata mereka berjenis kelamin
Masalah keuangan merupakan
perempuan. Hal ini sesuai dengan yang
sumber stressor, berdasarkan hasil tabulasi
dikatakan Walker (2002) & Goff. A.M.
data dari 15 responden rata- rata responden
(2011) bahwa tingkat stres pada perempuan
berpenghasilan < 3 juta. Problem keuangan
lebih tinggi dari pada laki-laki untuk semua
amat berpengaruh pada kesehatan jiwa
tipe stressor. Otak perempuan memiliki
seseorang jatuh dalam depresi dan
kewaspadaan negatif terhadap adanya
kecemasan (Yosep, 2011). Masalah
konflik dan stres, pada perempuan konflik
keuangan sering sekali dikaitkan sebagai
memicu hormon negatif, sehingga
sumber stres karena pada hakekatnya
memunculkan stres dan takut, sedangkan
seseorang yang tidak bisa mendapatkan
laki – laki umumnya menikmati adanya
sesuatu yang diinginkan seseorang tersebut
konflik dan persaingan bahkan menganggap
akan jatuh dalam sebuah pemikiran yang
bahwa konflik dapat memberikan dorongan
akan terus menerus dipikirkan dan
yang positif (Brizendine, 2007; Nasrani,
6
timbullah sumber stressor pada diri individu lain. Cara untuk mengatasi stressor yang
tersebut. muncul sangat beragam tergantung pada
individu masing – masing tentang cara
Stres jangka pendek mungkin
bagaimana individu itu menangani stressor
mempunyai akibat yang bermanfaat, tetapi
yang muncul pada diri setiap individu.
jika stres berlangsung terus-menerus akibat
yang terjadi menjadi negatif, karena akan KETERBATASAN PENELITIAN
mengganggu kesehatan dan kehidupan pada
1. Dalam penelitian ini pengumpulan data /
umumnya (Safarino, 1998 dalam Safaria &
pengisian kuesioner sebagian diisi oleh
Saputra, 2012). Ada empat macam reaksi
responden langsung dan sebagian
stres, yaitu reaksi psikologis, fisiologis,
dibacakan oleh peneliti.
proses berpikir, dan tingkah laku. Keempat
2. Jumlah item pertanyaan yang terlalu
macam reaksi ini dalam perwujudannya
banyak mempersulit responden untuk
dapat bersifat positif, tetapi juga dapat
mengisi dan kemungkinan responden
berwujud negatif (Helmi, 2000 dalam
menjawab tidak sesuai dengan apa yang
Safaria & Saputra, 2012).
dialaminya.
Gangguan stres biasnya timbul secara 3. Peneliti menggunakan kuesioner tingkat
lamban, tidak jelas kapan mulainya dan stres Safaria & Saputra 2012 Modifikasi.
sering kali tidak menyadari. Namun
PENUTUP
meskipun demikian dari pengalaman
praktik psikiatrik, para ahli mencoba Kesimpulan
membagi stres dalam enam tahap. Setiap Tingkat stres yang di alami oleh pasien
tahap memperlihatkan sejumlah gejala- yang menjalani kemoterapi di RS Kusta
gejala yang dirasakan oleh yang Sumberglagah di dapatkan hasil hampir
bersangkutan, hal mana berguna bagi setengahnya dari responden mengalami
seseorang dalam rangka mengenali gejala tingkat stres tinggi sebanyak 15 responden
stres sebelum memeriksakannya ke dokte (43%).
(Yosep, 2011).
Saran
Ada banyak cara untuk mengatasi
stres pada terhadap individu yang Responden yang menjalani kemoterapi
mengalami stres diantaranya yaitu menulis diharapkan lebih bisa mengendalikan
diary, olahraga, putar & dengar lagu tingkat stres saat menjalani kemoterapi
kesayangan, matahari pagi, tertawa, khususnya pada kemoterapi yang ke 1
luangkan waktu bersama sahabat dan lain – dengan cara lebih menambah pengetahuan
7
atau membaca tentang kemoterapi dan Stress level medim dialami oleh orang
responden harus bisa mengenali gejala –
tua yang merawat anak dengan retardasi
gejala yang akan ditimbulkan apabila
mengalami stres tersebut dan bagaimana mental (akbar, 2017)
mengendalikan jika sedang mengalami
stres. Responden harus rutin minum obat Mengurangi skala nyeri dengan cara
dan kontrol serta harus menjaga gaya hidup
compress dengan jahe merah (yuniarti,
agar responden tidak mengalami hal
tersebut. Responden juga harus bisa 2017)
8
Peran keluarga sangat penting dalam
(akbar, 2015)
(saudah, 2014)
9
Yosep, I. 2011. Keperawatan Jiwa Edisi
Revisi. Bandung: Refika Aditama.
10
AGUNG VILLAGE JATIREJO JURNAL KEPERAWATAN SEHAT,
DISTRICT MOJOKERTO REGENCY. 12(02).
11
12