Anda di halaman 1dari 8

Vol. 5 No.

1 (2023) Hal 538-545

Hubungan Mekanisme Koping Dengan Kecemasan Pada Pasien Diabetes Melitus


Di Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

Neng Fauziyah1,Rosliana Dewi1, Yohan Frans Unmehopa1


1
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi, Indonesia
2
Lincoln University Collage, Malaysia

Article Information ABSTRACT


Received: October 2022 Diabetes Melitus juga dikenal sebagai silent killer karena
Revised: Desember 2022 sering tidak disadari oleh penyandangnya dan saat
Available online: Januari 2023 diketahui sudah terjadi komplikasi. Pada penderita DM
diharuskan menjalani beberapa pengobatan dan
Keywords perubahan pola hidup. Perubahan hidup yang mendadak
Diabetes Melitus, Kecemsan, membuat penderita DM menunjukan reaksi psikologis
seperti kecemasan yang meningkat. Tujuan penelitian ini
Mekanisme Koping
untuk mengetahui hubungan mekanisme koping dengan
kecemasan pada penderita Diabetes Melitus. Jenis
penelitian ini korelasional dengan pendekatan cross
Correspondence sectional. Populasi dan sampel sebanyak 52 responden,
Telepon: (+62)85885817038 pengambilan sampel menggunakan total sampling.
Surel: Instrumen menggunakan kuesioner baku. Analisis statistik
menggunakan chi square. Hasil penelitian menunjukkan
fauziyah.neng99@gmail.com
terdapat hubungan mekanisme koping dengan kecemasan
(p-value 0,003). Kesimpulan, terdapat hubungan
mekanisme koping dengan kecemasan pada pasien DM di
Wilyah kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi. Diharapkan
penelitian ini menjadi masukan untuk memberikan
penyuluhan tentang mekanisme koping dengan
kecemasan pada pasien diabetes melitus agar kedepannya
berdampak lebih baik terhadap kesehatan

538
PENDAHULUAN Melitus sebagai penyakit metabolik yang
Menurut Kemenkes RI (2014), dapat berlangsung dalam jangka waktu
Diabetes Melitus (DM) termasuk kedalam panjang, yang dapat menimbulkan dampak
salah satu Penyakit Tidak Menular (PTM) yang kerusakan jangka panjang dan disfungsi atau
ditakuti. DM juga dikenal sebagai silent killer kegagalan fungsi dari beberapa organ tubuh
karena sering tidak disadari oleh terutama mata, ginjal, saraf, jantung serta
penyandangnya dan saat diketahui sudah pembuluh darah (Eunike Galuh Saputri, Onny
terjadi komplikasi (Hestiana, 2017). Setiani, 2018).
Berdasarkan data Global status report on Non Menurut Dewi et.al., (2021) ketika
Communicable Disease (NCD) World Health seseorang mengalami penyakit DM, maka ia
Organization (WHO) tahun 2017 sebanyak 2,3 diharuskan menjalani beberapa pengobatan
juta penduduk di dunia menderita DM atau dan perubahan pola hidup. Perubahan hidup
sebesar 43%. DM menduduki peringkat ke - 6 yang mendadak membuat penderita DM
sebagai penyebab kematian. Pada tahun 2030 menunjukan reaksi psikologis yang negatif
diperkirakan akan menempati urutan ke-7 diantaranya adalah marah, merasa tidak
penyebab kematian dunia (Maesaroh, 2019). berguna, dan kecemasan yang meningkat
Menurut Riskesdas (2018) Jawa Barat (Siregar & Hidajat, 2017). Kecemasan
merupakan salah satu Provinsi dengan jumlah merupakan sebuah respon yang membuat
penyumbang penyakit diabetes melitus cukup individu merasa tidak nyaman, merasa takut,
besar dimana setiap tahunya terus mengalami dan gelisah yang tidak jelas dan disertai
peningkatan Adapun angka kejadian diabetes dengan adanya respon otonom (Merisa,
melitus di Jawa Barat sebesar 52.511 juta Ircham Machfoedz, 2019).
dengan jumlah perdiabet sebesar 1,74% Menurut Stuart dan Sundden (1988)
(Riskesdas, 2018). Menurut American bahwa kecemasan terbagi menjadi empat
Diabetes Association (ADA), Diabetes Melitus tingkat yaitu ringan, sedang, berat dan panik (
merupakan penyakit gangguan metabolisme erika untari Dewi, 2017). Kecemasan dapat
dengan karakteristik hiperglikemia yang muncul tanpa disadari pasien karena
terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja ditampilkan dalam menifestasi klinis seperti
insulin atau keduanya (Adikusuma & Qiyaam, kelelahan, tidak dapat beristirahat, tidak
2017; Dewi et.al., 2022). dapat berkonsentrasi, mudah terangsang,
Menurut Bilous (2014) bahwa diabetes ketegangan meningkat, dan kehilangan
merupakan penyakit sillent killer yang kontrol dapat di alami pasien sepanjang masa
ditandai peningkatan kadar glukosa darah sakitnya (Pasaribu, 2020).
dan kegagalan sekresi insulin atau Keadaan cemas pada pasien diabetes
penggunaan insulin dalam metabolisme yang melitus bisa berdampak terhadap tidak
tidak adekuat. Kegagalan sekresi atau terkontrolnya kadar glukosa darah. Hal ini
ketidakuatan penggunaan insulin dalam akan semakin mempersulit untuk pengobatan
metabolisme tersebut menimbulkan gejala pasien diabetes melitus. Dampak lain dari
hiperglikemia, sehingga untuk kecemasan pada pasien diabetes melitus
mempertahankan glukosa darah yang stabil adalah penurunan kualitas hidup. Hal ini di
membutuhkan terapi insulin atau obat buktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh
pemacu sekresi insulin Oral Hyperglikemia (Yusra, 2011) bahwa tingkat kecemasan pada
Agen (Andoko, 2020). Gejala yang dikeluhkan durasi penyakit yang panjang dapat berakibat
pada penderita diabetes melitus yaitu terhadap penurunan kualitas hidup pasien
polidipsia, poliuria, polifagia, penurunan berat diabetes melitus. Untuk menangani masalah
badan, kesemutan (Ramadhan, 2017). Dibates tersebut perlu adanya penatalaksanaan
539
kecemasan yang baik jadi bukan hanya METODE
penatalaksanaan secara fisik. Desain pada penelitian ini
Penatalaksanaan kecemasan secara umum menggunakan Cross sectional. Populasi dan
meliputi terapi obat dan terapi psikologis sampel yaitu seluruh pasien yang menderita
(Abdul Rokhman, Ahsan, 2018).
penyakit Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja
Faktor yang mempengaruhi kualitas
hidup klien DM salah satunya yaitu faktor Puskesmas Baros Kota Sukabumi sebanyak 52
psikologi seperti strategi koping, tingkat responden. Teknik sampling menggunakan
depresi, tingkat kecemasan, keyakinan total sampling. Sumber data diambil dari
kesehatan, dukungan sosial, dan pasien secara langsung menggunakan
kepribadiaan. Kecemasan yang kuesioner, adapun data skunder berasal dari
berkepanjangan akan mempengaruhi kualitas Puskesmas Baros Kota Sukabumi, buku, Dinas
hidup pasien, untuk mengurangi atau
Kesehatan Kota Sukabumi, serta beberapa
mengatasi kecemasan memerlukan suatu
mekanisme penyelesaian masalah atau jurnal yang telah dipublikasikan di internet.
koping yang efektif (Rochmah, Rasni, & Nur, Instrumen meliputi Brief Cope untuk variabel
2019). Saat seesorang berada dalam situasi mekanisme koping, dan Zung Self Rating
yang terancam, maka respons koping sangat Anxiety Scale untuk variabel kecemasan.
perlu segera dibentuk (Fay & Istichomah, Prosedur penelitian antara lain analisis
2017). karakteristik responden, analisis univariat
Menurut Dewi et.al., (2021)
meliputi variable mekanisme koping dan
mekanisme koping merupakan cara individu
dalam menyelesaikan masalah, berespon kecemasan serta analisis bivariat
terhadap segala situasi dan berusaha untuk menggunakan chisquare untuk mengetahui
menerima dengan perubahan (Sutinah, 2019). hubungan variabel mekanisme koping dan
Ketika seseorang mendapatkan stress. kecemasan.
Mekanisme koping sebagai suatu respon
ketika seseorang mendapatkan stress
HASIL
(Rochmah et al., 2019). Menurut (Stuart, 2013)
1) Gambaran Karakteristik Responden
Mekanisme koping merupakan cara mengatsi
Tabel 1. Gambaran Karakteristik
kecemasan dengan memperdayakan diri.
Responden (n=52)
Individu biasanya menghadapi kecemasan
Karakteristik
menggunakan mekanisme koping yang No f %
Responden
berfokus pada kognitif, dan mekanisme 1 Umur (Thn)
koping yang berfokus pada emosi. Koping 26-35 1 1,9
dapat di identifikasi melalui respon 36-45 9 17,3
menifestasi (tanda dan gejala) koping dapat 46-55 24 46,2
di kaji melalui beberapa aspek yaitu fisiologis 56-65 18 34,6
dan psikologis koping yang efektif 2 Jenis Kelamin
menghasilkan adaptif sedangkan yang tidak Laki-laki 16 30,8
efektif menyebabkan mal adaptif (Adelina Perempuan 36 69,2
Sumoked, Ferdianand Woeling, 2019). 3 Pendidikan
SD 32 61,5
SMP 13 25,0
SMA 4 7,7
Perguran Tinggi 3 5,8

540
4 Pekerjaan 2) Analisis Univariat
Tidak Bekerja 31 59,6 Tabel 2. Analisis Univariat Mekanisme
Bekerja 21 40,4 Koping (n=52)
5 Pernikahan No Mekanmisme Koping f %
Menikah 45 86,5 1. Maladaptif 25 48,1
Belum Menikah 7 13,5 2. Adapatif 27 51,9
6 Lama Menderita Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat
< 1 Tahun 3 5,8
bahwa sebagian besar responden memiliki
> 1 Tahun 49 94,2
mekanisme koping yang adaptif yaitu
Apakah Anda Penyakit
7 sebanyak 27 orang atau sebesar 51,9%.
Penyerta
Ya 44 84,6 Sedangkan sebagian kecil responden memiliki
Tidak 8 15,4 mekanisme koping yang maladaptif yaitu
Berdasarkan tabel 1 menunjukan sebanyak 25 orang atau sebesar 48,1%.
bahwa sebagian besar responden berada
pada rentang usia 46-55 tahun yaitu sebanyak Tabel 3. Analisis Univariat Kecemasan
24 orang (46,2%), sebagian besar responden (n=52)
dengan jenis kelamin perempuan yaitu No Kecemasan f %
sebanyak 36 orang (69,2%), sebagian besar 1. Tidak Cemas 11 21,2
2. Kecemasan Ringan 11 21,2
responden dengan pendidikan SD yaitu
3. Kecemasan Sedang 18 34,6
sebanyak 32 orang (61,5%), sebagian besar
4. Kecemasan Berat 12 23
responden tidak bekerja yaitu sebanyak 31
Berdasarkan tabel 3, dapat dilihat
orang (59,6%), Sebagian besar responden
berstatus menikah yaitu sebanyak 45 orang bahwa sebagian besar responden memiliki
(86,5%), sebagian besar responden menderita kecemasan sedang yaitu sebanyak 18 orang
diabetes melitus >1 Tahun yaitu sebanyak 49 atau sebesar 34,6%. Sedangkan sebagian kecil
orang (94,2%), sebagian besar responden responden tidak cemas dan kecemasan
memiliki penyakit penyerta yaitu sebanyak 44 ringan masing-masing yaitu sebanyak 11 orang
orang (84,6%). atau sebesar 21, lebih mampu mengontrol
stress.

Tabel 4.10 Hubungan Mekanisme Koping Dengan Kecemasan Pada Pasien Diabetes Melitus

541
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukan lainya berdasarkan hasil penelitian
bahwa responden yang memiliki menunjukan sebagian besar responden
meksanisme koping maladaptif sebagian sudah menikah. Nurazizah (2017)
besar mengalami kecemasan sedang dan menyatakan bahwa hal ini disebabkan
kecemasan berat yaitu sebanyak 10 orang karena pekerja yang berstatus menikah
atau sebesar 40,0%, dan sebagian kecil mendapatkan dukungan emosional dari
mengalami tidak cemas yaitu sebanyak 1 pasangannya (Mundung, Kairupan, &
orang atau sebesar 4,0%. Sedangkan Kundree, 2019).
mekanisme koping adaptif sebagian besar Faktor lainya yang mempengaruhi
mengalami tidak cemas yaitu sebanyak 10 mekanisme koping adalah penyakit penyerta
orang atau sebesar 37,0%, dan sebagian kecil berdasarkan hasil penelitian menunjukan
mengalami kecemasan berat yaitu sebanyak sebagian besar responden memiliki penyakit
2 orang atau 7,4%. Hasil uji statistik di penyerta. DM yang memiliki penyakit
dapatkan p-value 0,003 yang artinya penyerta seperti hipertensi, gagal ginja,
terdapat hubungan mekanisme koping gagal jantung atau asam urat cenderung
dengan kecemasan terhadap pasien menggunakan koping adaptif. Adanya
diabetes melitus di wilayah kerja puskesmas penyakit merupakan salah satu factor
baros kota sukabumi. eksternal yang mempengaruhi koping.
Banyaknya penyakit yang diderita akan
PEMBAHASAN menjadi stressor tersendiri bagi pasien
1. Analisis Deskriptif Univariat Variabel sehingga menambah beban pikiran yang
Penelitian akan mempengaruhi koping yang
a. Analisis Deskriptif Mekanisme Koping digunakan. Stuart dan sundeen (2009)
Berdasarkan hasil penelitian mengungkapkan adanya penyakit
menunjukan bahwa sebagian besar merupakan salah satu factor eksternal yang
responden berada pada rentang usia 46-55 mempengaruhi koping (Widiyati, 2016).
tahun. Hal ini sesuai dengan teori Hurlock b. Analisis Deskriptif Kecemasan
(2008) bahwa pada usia dewasa memiliki Pendidikan menjadi faktor lainya
toleransi terhadap stress dan stressor yang berdasarkan hasil penelitian menunjukan
mengganggu sehingga mereka lebih mampu sebagian besar responden berpendidikan
mengontrol stress, semakin tinngi umur SD. Hal ini karena adanya informasi dari luar
maka tingkat kematangan dan kekuatan tentang bagaimana manajemen stress
seseorang lebih dipercaya. Semakin tua ketika seseorang menderita DM. Tingkat
umur seseorang makin konstruktif dalam pendidikan dapat mempengaruhi
menggunakan koping terhadap masalah kemampuan dan pengetahuan seseorang
yang dihadapi. Pengalaman dan dalam menerapkan pola hidup sehat, salah
kematangan jiwa seseorang disebabkan satunya upaya untuk mencegah DM. Tingkat
semakin cukupnya umur dan kedewasaan pendidikan cukup mempengaruhi
dalam berpikir termasuk dalam memberikan kemampuan dan pengetahuan seseorang
koping (Pravesty, 2017). untuk menerapkan hidup sehat, termasuk
Selain itu jenis kelamin menjadi faktor untuk mencegah DM (Rismawati, Maryunis,
lainya berdasarkan hasil penelitian & Murtini, 2020).
menunjukan sebagian besar responden Faktor lainya meliputi pekerjaan
bejenis kelamin perempuan yaitu sebanyak berdasarkan hasil penelitian menunjukan
36 orang. Hal ini sesuai dengan teori Irawan sebagian besar responden tidak bekerja.
(2010) bahwa secara fisik memiliki peluang Seseorang yang tidak bekerja memiliki risiko
peningkatan indeks massa tubuh yang leih untuk mengalami gangguan kecemasan
besar dari pada laki-laki (Astuti Puji Utami, sebesar 1,111 kali dibandingkan dengan
2016). Status Pernikahan menjadi faktor seseorang yang memiliki pekerjaan. Hal ini

542
sesuai dengan penelitian yang dilakukan mengontrol psikisnya dengan baik (Sartika,
oleh Al-Saffar dan Saeed yang menyatakan Rosyidah, & Fatoni, 2013).
terdapat hubungan antara status pekerjaan
dengan gangguan kecemasan. Pada KESIMPULAN DAN SARAN
penelitian tersebut, status pekerjaan Berdasarkan hasil penelitian
terbanyak adalah tidak bekerja karena didapatkan ada hubungan mekanisme
mungkin sebagai hasil kesulitan yang koping dengan kecemasan pada pasien
dihadapi oleh orang yang tidak bekerja diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas
dalam kehidupan sehari hari dan Baros Kota Sukabumi.
keluarganya (Basofi, 2016). Rekomendasi dari penelitian ini
Faktor lainya yang mempengaruhi diharapkan petugas kesehatan untuk
kecemasan yaitu adalah penyakit penyerta memberikan penyuluhan tentang
berdasarkan hasil penelitian menunjukan mekanisme koping adaptif pada pasien
sebagian besar responden memiliki penyakit diabetes melitus dalam menurunkan tingkat
penyerta. Tingkat kecemasan yang terjadi kecemasan.
pada pasien DM disebabkan oleh ketakutan
pribadi terhadap komplikasi yang mungkin DAFTAR PUSTAKA
muncul akibat dari penyakit yang dialaminya. Abdul Rokhman, Ahsan, L. S. (2018).
Akibat terbatasnya informasi mengenai DM Pengaruh Terapi Progressive Muscle
dan karena adanya perasaan tidak yakin, Relaxation Terhadap Kecemasan Dan
putus asa, tertekan, serta gugup dalam Kualitas Hidup Pada Pasien Diabetes
menjalani kehidupan setelah didiagnosa DM Mellitus Tipe 2 Di RS Muhammadiyah
(Mahmuda, Thohirun, & Prasetyowati, 2016). Lamongan. Terapi Orogresive, 2(1), 1–
14.
2. Analisis Deskriptif https://doi.org/10.37294/jrkn.v2i1.98
Bivariat Bedasarkan fakta dilapangan Adelina Sumoked, Ferdianand Woeling, S. R.
ditemukan banyak responden yang memiliki (2019). Hubungan Mekanisme
mekanisme koping maladaptif dengan Koping Dengan Kecemasan Pada
kecemasan sedang dan berat, ini bisa terjadi Mahasiswa Semester Iii Program
ketika responden menghadapi suatu Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
permasalahan yang terjadi pada keluarga Kedokteran Yang Akan Mengikuti
maupun ditempat kerjanya, Sehingga timbul Praktek Klinik Keperawatan. Jurnal
kecemasan karena adanya beban secara fisik Keperawatan, 7(1).
maupun psikis pada kehidupannya, tetapi Adikusuma, W., & Qiyaam, N. (2017).
ada juga sebagian responden yang memang Hubungan Tingkat Kepatuhan
memiliki mekanisme koping adaptif dimana Minum Obat Antidiabetik Oral
jadi tidak mempunyai kecemasan. Menurut Terhadap Kadar Hemoglobin
pendapat peneliti bawha hal ini sesuai Terglikasi (HbA1c) Pada Pasien
dengan fakta di lapangan ketika responden Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Ilmiah
mempunyai beban secara fisik maupun Ibnu Sina, 2(2), 279–286.
psikis pada kehidupannya maka beresiko Andoko, E. Y. C. R. Y. S. D. H. (2020).
memiliki mekanisme koping yang maladaptif Penyuluhan Pentingnya Pencegahan
dan bisa menimbulkan kecemasan yang Dan Pengobatan Penyakit Diabetes
sedang maupun berat, tetapi tidak dapat Melitus Gang Mawar Kemling Bandar
dipungkiri ada juga sebagian responden Lmapung Wilayah Kerja Puskesmas
yang memiliki mekanisme koping adaptif Kemiling Bandar Lampung. JURNAL
sehingga tidak mempunyai kecemasan sama KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA
sekali ini bisa dipengaruhi karena bisa MASYARAKAT (PKM), P-ISSN: 2615-
0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 3,

543
NOMOR 1, APRIL 2020] HAL 62-66, Melitus Tipe 2 Pada Petani
53, 1–5. Penyemprot Di Kecamatan Ngablak
Astuti Puji Utami. (2016). Gambaran Kabupaten Magelang. Jurnal
Mekanisme Koping Stress Pada Kesehatan Masyarakat (e-Journal),
Pasien Diabetes Mellitus Di Wilayah 6(1), 1–10.
Kerja Puskesmas Sambit Ponorogo Fay, S., & Istichomah, I. (2017). Hubungan
Jawa Timur. Universitas Islam Negeri Tingkat Kecemasan Dengan
Syarif Hidayatullah Jakarta, 1, 3–91. Mekanisme Koping Pada Pasien Ckd
Basofi, D. A. (2016). Hubungan Jenis (Chronic Kidney Disease) Yang
Kelamin, Pekerjaan dan Status Menjalani Hemodialisa Di Rs
Pernikahan dengan Tingkat Condong Catur Yogyakarta. Jurnal
Kecemasan Pada Pasien Operasi Kesehatan Samodra Ilmu, 8(1),
Katarak di Rumah Sakit Yarsi 137795.
Pontianak. Universitas Tanjungpura Hestiana, D. W. (2017). Faktor-FaktorYang
Pontianak, 3(1), 1–22. Berhubungan Dengan Kepatuhan
Dewi, erika untari. (2017). Hubungan Tingkat Dalam Pengelolaan Diet Pada Pasien
Kecemasan Terhadap Terkendalinya Rawat Jalan Diabetes Melitus Tipe 2
Gula Darah Pada Pasien Diabetes Di Kota Semarang. Journal Of Health
Melitus Di Puskesmas Surabaya. Education, 2(2), 1–8.
Terkendalinya Kadar Gula Darah, Maesaroh. (2019). Hubungan Pengetahuan
Pasien Diabets Melitus, 1–7. Tentang DiabetesMelitus Dengan
Dewi, R., Anugrah, I. H., Permana, I., Kejadian Ulkus Diabetiku Di RSU
Budhiana, J., & Melinda, F. (2021). Jampang Kulon.
Hubungan Mekanisme Koping Mahmuda, N. L., Thohirun, & Prasetyowati, I.
Dengan Kualitas Hidup Pada (2016). Faktor yang Berhubungan
Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. dengan Tingkat Kecemasan
Jurnal Kesehatan Indra Husada, 9(1), Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di
1–9. Rumah Sakit Nusantara Medika
Dewi, R., Arsyi, D. N., La Ede, A. R., & Utama. Artikel Ilmiah Hasil Penelitian
Budhiana, J. (2021). Factors Affecting Mahasiswa, (Dm), 1–7.
Quality Of Life For People With Merisa, Ircham Machfoedz, S. I. (2019).
Diabetes Mellitus In The Working Hubungan Dukungan Keluarga
Area Of The Selabatu Health Center Dengan Tingkat Kecemasan Pada
Sukabumi City. INTERNATIONAL Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di
CONFERENCE ON Puskesmas Kasihani II Bantul Periode
INTERPROFESSIONAL HEALTH Februari 2019. Universitas Alma Ata
COLLABORATION AND COMMUNITY Yogyakarta, 1–9.
EMPOWERMENT, 3(1), 111–118. Mundung, G. J., Kairupan, B. H. R., &
Dewi, R., Rahayu, N., Sanjaya, W., Arsyi, D. Kundree, R. (2019). Hubungan
N., & Budhiana, J. (2022). The Effect Mekanisme Koping Dengan Stres
of Health Education on Diet Kerja Perawat Di Ruang Unit Gawat
Compliance Among Patients with Darurat Di Rsu Gmim Bethesda
Diabetes Mellitus in the Sukaraja Tomohon. E-Journal Keprawatan, 7,
Public Health Center’s Work Area in 1–9.
Sukabumi Regency. Jurnal Pasaribu, J. (2020). Hubungan tingkat stres
Keperawatan Komprehensif, 8, 1–10. dan ansietas terhadap mekanisme
Eunike Galuh Saputri, Onny Setiani, N. A. T. B. koping penderita kanker. Jurnal
(2018). Hubungan Riwayat Pajanan Mutiara Ners, 3(1), 28–36.
Pestisida Dengan Kejadian Diabetes

544
Pravesty, E. (2017). Hubungan Mekanisme Widiyati, S. (2016). Hubungan Mekanisme
Koping Dengan Tingka Stress Pada Koping Individu Dengan Tingkat
Orang Tua Yang Memiliki Anak Kecemasan Pada Pasien Gagal Ginjal
Retardasi Mental Di SLBN 1 Bantul. Kronik Yang Menjalani Hemodialisa
Fakultas Studi Ilmu Kesehatan Di Bangsal Teratai RSUD dr Soediran
Universitas Aisyiyah Yogyakarta, 5, 1– Mangun Sumarso Wonogiri. Stikes
14. Kusuma Husada Surakarta, 1–64.
Ramadhan, M. (2017). Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian
Diabetes Melitus Di RSUO DR
Wahidin Sudirohusodo Dan Rs
Universitas Hasanuddin Makassar.
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin Makasaar, 1–
113.
Riskesdas. (2018). Hasil Utama Riskesdas
2018.
Rismawati, S., Maryunis, & Murtini. (2020).
Gambaran Tingkat Kecemasan,
Depresi, dan Stres pada Penderita
Diabetes Mellitus. Window of
Nursing Journal, 1(2), 87–97.
Rochmah, P. H., Rasni, H., & Nur, K. R. M.
(2019). Hubungan Mekanisme
Koping dengan Kualitas Hidup pada
Klien Diabetes Melitus Tipe 2 di
Wilayah Kerja Puskesmas Kaliwates-
Jember. E-Journal Pustaka
Kesehatan, 7(2), 80–87.
Sartika, A., Rosyidah, I., & Fatoni, I. (2013).
Hubungan Mekanisme Koping
Dengan Tingkat Kecemasan Pada
Pasien Gagal Ginjal Kronik Dalam
Menjalani Hemodialis Di Ruang
Hemodialisa RSUD Bangil Pasuruan.
Analisis Pendapatan Dan Tingkat
Kesejahteraan Rumah Tangga Petani,
53(9), 1689–1699.
Siregar, L. B., & Hidajat, L. L. (2017). Faktor
yang Berperan terhadap Depresi,
Kecemasan Kasus Puskesmas
Kecamatan Gambir Jakarta Pusat.
Jurnal Ilmiah Psikologi MANASA, 6(1),
1–8.
Sutinah, S. (2019). Pengaruh Terapi
Psikoreligi Terhadap Mekanisme
Koping Klien Skizofrenia. Jurnal
Endurance, 4(2), 8.
https://doi.org/10.22216/jen.v4i2.3953

545

Anda mungkin juga menyukai