Abstrak
Klien stroke yang dirawat di rumah sakit sekitar 30-40% mengalami kondisi depresi. Depresi
dapat disebabkan karena kondisi fisik klien yang mengalami perubahan akibat penyakit stroke.
Stroke merupakan penyakit fisik yang dapat menimbulkan masalah gangguan mental emosional
salah satunya ketidakberdayaan. Ketidakberdayaan pada klien stroke muncul karena Klien
stroke cenderung bergantung pada orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan kemampuan mengubah pikiran negatif dengan ketidakberdayaan pada klien stroke.
Desain penelitian ini korelasi dengan jumlah sampel sebanyak sebanyak 87 orang. analisis yang
digunakan yaitu uji korelasi spearmen. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan
kemampuan mengubah pikiran negatif dengan ketidakberdayaan pada klien stroke. Terapi
Kognitif dapat direkomendasikan pada klien stroke yang mengalami depresi dan
ketidakberdayaan.
Abstract
Stroke patients who were take care in the hospital 30-40% in depression condition. Depression
can cause by physical condition patients that were changed due to stroke illness. Stroke is a
physical disease that can cause emotional mental disorders, one of which is helplessness. The
helplessness on stroke client is appear because the client depends on others. This study aims to
determine the relationship of the ability to change negative thoughts with helplessness in stroke
clients. The design of this study was a correlation with a total sample of 87 people. the analysis
used is the spearmen correlation test. The results showed that there was a relationship between
the ability to change negative thoughts and helplessness in stroke clients. Cognitive therapy can
be recommended for stroke clients who experience depression and helplessness.
Keyword : depression, the ability to changes the negative thougt, helplessness, stroke
Page | 17
Al-Asalmiya Nursing / Vol. 8, No. 1, Tahun 2019
pada keluarga. Masalah psikososial ini sekitar 30-40% klien stroke yang
banyak terjadi pada orang-orang dan dirawat dirumah sakit mengalami
anggota keluarga yang menderita depresi (Suparyanto, 2012).
penyakit kronis atau penyakit Depresi yang dialami oleh
degeneratif. Salah satu penyakit tidak individu yang memiliki penyakit kronis
menular yang bersifat kronis yang dapat meningkatkan beban penyakit
sering kita temui adalah stroke. fisik dan gejala somatik, meningkatkan
Stroke merupakan gambaran gangguan fungsional dan meningkatkan
perubahan neurologik sebagai akibat biaya medis. Banyak penelitian
proses patologi pada sistem pembuluh menunjukkan bahwa depresi sering
darah oleh trombosis atau emboli, menyebabkan perubahan yang dapat
pecahnya dinding pembuluh darah otak, memperburuk kondisi fisik dan
perubahan permeabilitas dinding emosional pada orang-orang dengan
pembuluh darah dan perubahan penyakit fisik (WFMH, 2010). Hasil
viskositas maupun kualitas darah sendiri penelitian menunjukkan sekitar 30-40%
(Misbach, 2011). Di Amerika Serikat, klien stroke yang dirawat dirumah sakit
stroke menempati urutan ketiga mengalami depresi (Suparyanto, 2012).
penyebab kematian setelah penyakit Depresi adalah suatu kesedihan
jantung dan kanker (Misbach, 2011). dan berduka yang berkepanjangan atau
Menurut WHO pada tahun 2007 abnormal (Stuart, 2009). Kunci dari
terdapat 15 juta orang menderita stroke gejala depresi ditandai dengan mood
diseluruh dunia setiap tahunnya. Dari yang menurun serta hilangnya minat
jumlah tersebut 5 juta orang meninggal atau kesenangan. Klien merasa sedih,
dan 5 juta lagi mengalami cacat tidak ada harapan, bersusah hati atau
permanen. Tekanan darah tinggi tidak berharga. Gejala depresi meliputi
menjadi penyebab stroke terbanyak kelelahan, tidak mampu
diseluruh dunia yaitu 12,7 juta (WHO, konsentrasi/membuat keputusan, merasa
2007). sedih, tidak berharga/bersalah (Sadock
Menurut Data Riset Kesehatan & Sadock, 2010). Menurut WHO,
Dasar tahun 2007, prevalensi jumlah depresi merupakan gangguan mental
penderita stroke mencapai 8,3 per 1.000 yang biasanya diikuti perasaan sedih,
populasi di Indonesia. Dengan jumlah kehilangan minat atau kesenangan,
populasi sekitar 211 juta jiwa, berarti penurunan energi, merasa bersalah atau
terdapat sekitar 1,7 juta penderita rendah diri, gangguan pola tidur atau
stroke. Jumlah itu dari tahun ke tahun nafsu makan dan kurang konsentrasi.
diperkirakan terus bertambah. Riskesdas Masalah keperawatan yang
2018, prevalensi jumlah penderita dapat muncul pada stroke adalah
stroke meningkat 10,9 permil. Stroke ansietas, harga diri rendah,
menunjukkan angka kematian tertinggi ketidakberdayaan, keputusasaan, isolasi
15,4% sebagai penyebab kematian sosial, koping individu tidak efektif
(Riskesdas, 2007). (Copel, 2007). Gangguan psikologis
Klien stroke memiliki tingkat secara umum yang muncul pada klien
depresi dan kecemasan yang lebih stroke antara lain koping individu tidak
tinggi dibanding orang-orang tanpa efektif, cemas, isolasi sosial, perubahan
penyakit kronis (WFMH, 2010). Pada konsep diri dan ketidakberdayaan.
pasien stroke depresi terjadi 10-25% (Misbach,2011). Ketergantungan
untuk perempuan dan 5-12% pada laki- terhadap orang lain dapat
laki.. Hasil penelitian menunjukkan mengakibatkan iritabilitas, rasa marah,
Page | 18
Al-Asalmiya Nursing / Vol. 8, No. 1, Tahun 2019
Page | 19
Al-Asalmiya Nursing / Vol. 8, No. 1, Tahun 2019
beresiko dua kali lipat menderita kondisi depresi pada klien stroke.
stroke dibanding usia dibawah 55 Menurut Wolman dan Stricker
tahun. Klien yang menderita stroke (1994, dalam Sarfika, Keliat,
terbanyak berjenis kelamin laki-laki Wardani (2012) mengatakan bahwa
55,2%. Damry (2012) mengatakan kemampuan mengubah pikiran
bahwa laki-laki lebih rentan terkena negatif ditandai dengan
penyakit stroke dibanding kemandirian individu dalam
perempuan. Menurut Misbach mengevaluasi diri dan situasi
(2011) kejadian stroke diindonesia kehidupan yang dihadapinya
lebih banyak pada pria dibanding dengan berbagai alternatif dan
wanita, hal ini berbeda dengan studi respon yang adaptif. Sehingga
Framingham dalam Misbach bahwa individu itu mampu menyelesaikan
kejadian stroke pada pria rata-rata masalah secara aktif atau mandiri
2,5 kali lebih sering dari pada yang pada akhirnya membuat
wanita. Factor pemicu lain yang seseorang merasa lebih berguna
menyebabkan kejadian stroke dan berkualitas dan merasa percaya
banyak dilakukan oleh laki-laki diri. Halter dan Varcarolis (2010)
seperti merokok, minum alcohol, mengatakan bahwa pikiran negatif
dsb. yang muncul menyebabkan
52,9% klien tidak bekerja setelah individu mengalami depresi.
klien menderita stroke. Klien Orang-orang dalam keadaan
banyak yang bergantung pada orang depresi sering tidak mampu
lain. 54% berpendidikan tinggi, mengontrol pikiran negatifnya
pendidikan disini dapat (Dekker, 2010).
mempengaruhi bagaimana
seseorang dapat menyerap c. Hubungan Kemampuan mengubah
informassi, menyelesaikan masalah pikiran negatif dengan
dan berperilaku hidup sehat. Namun ketidakberdayaan
pada penelitian ini, pendidikan klien Tidak terdapat hubungan antara
rata-rata berpendidikan tinggi, hal kemampuan mengubah pikiran
lain yang memungkinkan menjadi negative dengan kondsi
penyebab terjadinya stroke adalah ketidakberdayaan. P Value > 0,05.
gaya hidup. Rata-rata lama
menderita stroke 15,49 hari. Rata-
rata ketidakberdayaan pada klien SIMPULAN
stroke yaitu pada skor 31,08, rata- Klien dalam penelitian ini lebih
rata kemampuan mengubah pikiran banyak laki-laki, rata-rata berusia 54,85
negatif pada klien stroke 62,50 tahun, berpendidikan tinggi, sebagian
besar tidak bekerja dan rata-rata
b. Hubungan Kemampuan mengubah menderita stroke 15,49 hari. Kondisi
pikiran negatif dengan depresi. Depresi sebesar 30,38% dan kondisi
Terdapat hubungan antara ketidakberdayaan sebesar 59,76% dan
kemampuan mengubah pikiran kemampuan mengubah pikiran negatif
negatif dengan depresi dengan nilai sebesar 52,67%.
r = -0,538 dengan arah negatif yang
artinya semakin tinggi kemampuan DAFTAR PUSTAKA
mengubah pikiran negatif menjadi Badan Penelitian dan Pengembangan
pikiran positif,semakin ringan Kesehatan Departemen
Page | 20
Al-Asalmiya Nursing / Vol. 8, No. 1, Tahun 2019
Page | 21
Al-Asalmiya Nursing / Vol. 8, No. 1, Tahun 2019
Sadock & Sadock. (2010). Buku Ajar Varcarolis, E.M & Halter, M.J.
Psikiatri Klinis. Jakarta : EGC (2010).Foundations of
Page | 22
Al-Asalmiya Nursing / Vol. 8, No. 1, Tahun 2019
Page | 23