OLEH
KELOMPOK II :
1. Dilla Mutiara S, S.Kep
2. Dwi Sri Hastuti, S.Kep
3. Oktari Fauziah, S.Kep
4. Rido Misda, S.Kep
5. Widya Nursyafitri, S.Kep
( ) ( )
2. Latar Belakang
Tabel 1.1
Data Pasien Skizofrenia Rawat Inap di Rumah Sakit Jiwa
Provinsi Jambi dari tahun 2018-2020
No Tahun Jumlah
1. 2018 1689 orang
2. 2019 1600 orang
3. 2020 1624 orang
Sumber : Buku Laporan Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi
Berdasarkan data dari Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi dari
tahun 2018, 2019 dan 2020, didapatkan penderita skizofrenia yang melakukan
rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi pada tahun 2018
sebanyak 1689 orang, tahun 2019 sebanyak 1600 orang dan ditahun 2020
sebanyak 1624 orang.
Tidak ada penampilan atau perilaku yang khas pada pasien skizofrenia.
Beberapa bahkan dapat berpenampilan dan berperilaku “normal”. Mungkin
mereka tampak berpreokupasi terhadap kesehatan, penampilan badan, agama
atau minatnya. Pasien dengan skizofrenia kronis cenderung menelantarkan
penampilannya. Kerapian dan hygiene pribadi juga terabaikan. Mereka juga
cenderung menarik diri secara sosial (Maramis, 2009).
Secara umum, klien skizofrenia akan mengalami beberapa maslaah
keperawatan. Pasien skizofrenia mengalami penurunan pada aktivitas sehari-
hari karena kehilangan motivasi dan apatis berarti kehilangan energi dan minat
dalam hidup. Keadaan apatis pada skizofrenia menyebabkan terganggunya
aktifitas rutin sehari-hari seperti mandi, menyisir rambut, gosok gigi dan tidak
mempedulikan kerapian diri atau berpakaian/berdandan secara eksentrik
(Ibrahim, 2010).
Klien skizofrenia kehilangan motivasi dan minat hidup yang membuat
klien menjadi orang malas, karena klien skizofrenia hanya memilki energi yang
sedikit, mereka tidak biasa melakukan hal-hal yang lain selain tidur dan makan.
Hal ini menyebabkan pasien mengalami defisit perawatan diri yang signifikan,
sehingga menyebabkan pasien tidak memperhatikan kebutuhan hygiene,
makan, tidak mempedulikan kerapian diri atau berpakaian, berdandan, dan
toileting. Penurunan kemampuan perawatan diri dapat dipicu oleh adanya
peningkatan kecemasan yang timbul akibat pikiran waham, halusinasi, perilaku
kekerasan. Selain itu, hambatan hubungan sosial dapat memperburuk
kemampuan perawatan diri (Yosep, 2010).
Defisit perawatan diri adalah salah satu gejala yang dialami oleh pasien
skizofrenia sebagai salah satu gejala negatif. Tidak ada psikofarmaka yang
dapat mengatasi defisit perawatan diri selain melatih pasien mengatasi
ketidakmampuan atau ketidakmauan melakukan perawatan diri. Klien mungkin
mengalami kemunduran kemampuan berpikir sehingga mengalami
kemunduran perkembangan. Perilaku pasien menjadi seperti masa kanak-kanak
yang bergantung kepada orang lain(Keliat, 2014).
Dampak dari defisit perawatan diri secara fisik yaitu: gangguan integritas
kulit, gangguan membrane mukosa mulut, serta gangguan fisik pada kuku, juga
berdampak pada masalah psikososial seperti gangguan kebutuhan rasa nyaman,
kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri, dan
gangguan interaksi sosial. Lebih jauh lagi masalah tersebut bisa menularkan
berbagai macam penyakit kepada penghuni lain dan juga tenaga kesehatan
(Direja, 2011).
5. Klien
a. Karakteristik/Kriteria
1) Klien dengan diagnose keperawatan deficit perawatan diri yang sudah mulai
mampu bekerja sama dengan perawat.
2) Klien dengan jenis kelamin laki-laki
3) Klien deficit perawatan diri yang dapat berkomunikasi dengan perawat.
4) Klien dengan diagnose keperawatan deficit perawatan diri yang
kooperatif.
b. Proses Seleksi
1) Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
2) Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
3) Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
4) Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK DPD, meliputi :
menjelaskan tujuan TAK DPD pada klien, rencana kegiatan kelompok, dan
aturan main dalam kelompok.
6. Kriteria Hasil
a. Evalusi Struktur
1. Kondisi lingkungsn tenang, dilakukan di tempat tertutup, dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan.
2. Klien dan terapis duduk bersama membentuk lingkaran.
3. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan.
4. Alat yang digunakan dalam kondisi baik.
5. Leader, co-leader, fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya.
b. Evalusi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal sampai akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab
dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok.
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal sampai akhir.
c. Evalusi Hasil
Diharapkan 75% dari kelompok mampu :
a. Memperkenalkan diri
b. Klien mampu menjelaskan kebersihan diri secara mandiri
c. Klien mampu menjelaskan berhias secara baik pada klien laki-laki
d. Klien mampu menjelaskan makan dengan baik
e. Klien mampu menjelaskan eliminasi secara baik dan mandiri
f. Bekerja sama dengan perawat selama berinteraksi.
g. Mengevaluasi kemampuan dalam kebersihan diri sehari-hari
7. Pengorganisasian
a. Waktu Pelaksanaan
1) Hari/Tanggal : Kamis, 17 Maret 2022
2) Waktu : 08.30 s/d selesai
3) Alokasi waktu : Perkenalan dan pengarahan (10 menit)
Terapi Aktivitas Kelompok (15 menit)
Penutup (5 menit)
4) Tempat : Ruangan Shinta
5) Jumlah klien :
b. Tim Terapis
1) Leader : Dila Mutiara Sukma, S.Kep
Uraian tugas :
1. Mengkoordinasi seluruh kegiatan.
2. Memimpin jalannya terapi kelompok.
3. Memimpin diskusi.
Co-leader : Oktari Fauziah, S.Kep
Uraian tugas :
1. Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan.
2. Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang.
3. Membantu memimpin jalannya kegiatan.
4. Menggantikan leader jika ada berhalangan.
Observer : Widya Nursyafitri, S.Kep
Uraian tugas :
1. Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan dengan waktu,
tempat dan jalannya acara.
2. Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota
kelompok dengan evaluasi kelompok.
Fasilitator : 1. Dwi Sri Hastuti, S.Kep
2. Rido Misda, S.Kep
Uraian tugas :
1. Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok.
2. Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan.
3. Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk
melaksanakan kegiatan.
4. Membimbing kelompok selama permainan diskusi.
5. Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan.
6. Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah.
8. Proses Pelaksanaan
Sesi 1 : Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara merawat diri, dan
melatih pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri.
Tujuan :
1. Klien dapat menjelaskan penting nya menjaga kebersihan diri
2. Klien dapat menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
3. Klien dapat menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
4. Klien dapat mempraktikkan cara menjaga kebersihan diri
Setting :
Keterangan :
: Leader : klien : Observer
: Co-Leader : Fasilitator
Alat :
1. Bola
2. Speaker
3. Buku catatan dan pulpen
4. Jadwal kegiatan klien
Metode :
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi
Langkah Kegiatan :
1. Persiapan
a. Memilih klien Defisit Perawatan Diri yang sudah kooperatif.
b. Membuat kontrak dengan klien.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam Teraupetik
1. Salam dari terapis kepada klien.
2. Perkenalkan nama panggilan terapis kepada klien.
3. Menanyakan nama panggilan semua klien .
b. Evaluasi / Validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini.
2. Menanyakan masalah yang dirasakan.
3. Kontrak dan Tahap Kerja
1. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu mengenal perilaku kebersihan diri
yang biasa dilakukan.
2. Menjelaskan tujuan kegiatan :
Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri, menjelaskan
alat-alat untuk menjaga kebersihan diri, menjelaskan cara-cara
menjaga kebersihan diri, mempraktik kan cara menjaga kebersihan
diri.
3. Menjelaskan aturan main
4. menjelaskan tujuan kegiatan
5. Lama kegiatan 30 menit
6. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai kegiatan selesai
7. Mendiskusikan tentang pentingnya menjaga kebersihan diri
8. Mendiskusikan tentang alat-alat apa saja yang digunakan untuk
menjaga kebersihan diri
9. Mendiskusikan cara-cara dalam melakukan kebersihan diri
10. Mempraktikkan cara menjaga kebersihan diri pada klien
11. Menanyakan perasaan klien setelah selesai bermain peran/simulasi.
12. Memberikan reinforcemen pada peran serta klien dalam kegiatan
13.Dalam menjalankan kegiatan terapi, poin 7-10, upaaya kan semua
klien terlibat semua.
14.Beri kesimpulan penting nya menjaga kebersihan diri, cara
melakukan kebersihan diri dan cara mempraktikkan kebersihan diri.
15.Menanyakan kesediaan klien untuk mempelajari cara menjaga
kebersihan diri
4. Tahap Terminasi
a) Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti kegiatan
TAK
2. Memberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien yang
positif.
b) Tindak Lanjut :
1. Menganjurkan klien memulai dan mengevaluasi perawatan diri
dan cara menjaga kebersihan diri serta akibat apabila tidak
melakukan perawatan diri.
2. Menganjurkan klien mengingat cara menjaga kebersihan diri serta
akibat apabila tidak melakukan perawatan diri.
c) Kontrak Yang Akan Datang:
1. Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk menjaga
kebersihan diri
2. Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri, alat-alat untuk menjaga
kebersihan diri, cara melakukan kebersihan diri, mempraktikkan cara menjaga kebersihan diri.. Beri tanda (+) jika mampu dan beri
tanda (-) jika tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: Klien mengikuti Sesi 1, TAK defisit perawatan diri.
Klien mampu menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri (wangi), menjelaskan
alat-alat untuk menjaga kebersihan diri (gayung, sabun, air), menjelaskan cara
melakukan kebersihna diri (mandi), mempraktikkan cara menjaga kebersihan diri
(praktik menggunakan sabun dalam mandi).. Anjurkan klien mengingat dan
menerapkannya dalam keseharian.
Sesi 2 : Melatih pasien Laki-laki berhias : berpakaian, menyisir rambut dan
bercukur.
Tujuan :
1. Klien dapat menjelaskan cara berpakaian
2. Klien dapat menjelaskan cara menyisir rambut
3. Klien dapat menjelaskan cara bercukur
Setting :
4. Tahap Terminasi
a) Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti kegiatan
TAK
2. Memberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien yang
positif.
b) Tindak Lanjut :
1. Menganjurkan klien memulai dan mengevaluasi perawatan diri
dan cara menjaga kebersihan diri, berhias : menggunakan pakaian,
menyisir rambut dan bercukur.
2. Menganjurkan klien mengingat cara menjaga kebersihan diri,
berhias.
c) Kontrak Yang Akan Datang:
1. Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk menjaga
kebersihan diri
2. Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien.Contoh: Klien mengikuti Sesi 2, TAK defisit perawatan
diri.Klien mampu cara berpakaian (menggunakan baju dan celana), cara menyisir
rambut (menggunakan sisir), dan cara bercukur (menggunakan mesin cukur dan
menggunakan cermin). Anjurkan klien mengingat dan menerapkannya dalam
keseharian.
Sesi 3 : Melatih pasien makan secara mandiri (menjelaskan cara mempersiapkan
makanan, menjelaskan cara makan yang tertib, menjelaskan cara merapikan
peralatan makan setelah makan, praktik amkan sesuai dengan tahapan makan
yang baik)
Tujuan :
1. Klien dapat menjelaskan persiapan makan dengan mandiri
2. Klien dapat menjelaskan cara makan yang tertib
3. Klien dapat menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan
4. Klien dapat mempraktikkan cara makan yang baik
Setting :
4. Tahap Terminasi
a) Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti kegiatan
TAK
2. Memberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien yang
positif.
b) Tindak Lanjut :
1. Menganjurkan klien memulai dan mengevaluasi perawatan diri
dan cara menjaga kebersihan diri, makan secara mandiri dengan
cara : mempersiapkan makan, menjelaskan cara makan yang
tertib, merapikan peralatan makan setelah makan, mempraktikkan
cara makan yang baik.
2. Menganjurkan klien mengingat cara menjaga kebersihan diri,
makan secara mandiri dan mengaplikasikan dalam kegiatan
sehari-hari.
c) Kontrak Yang Akan Datang:
1. Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk menjaga
kebersihan diri
2. Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.
Petunjuk :
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: Klien mengikuti Sesi 3, TAK defisit perawatan diri.
Klien mampu cara menyiapkan makanan (menggunakan piring, cangkir, mencuci
tangan), cara makan yang tertib (antri dalam menunggu makan), cara merapikan
peralatan makan yang baik (mencuci piring dan mencuci tangan setelah makan), cara
makan yang baik (dengan duduk di kursi).Anjurkan klien mengingat dan
menerapkannya dalam keseharian.
Sesi 4: Mengajarkan paien melakukan BAB atau BAK secara mandiri
(menjelaskan tempat BAB atau BAK yang sesuai, menjelaskan cara
membersihkan diri setelah BAB atau BAK, menjelaskan cara membersihkan
tempat BAB dan BAK).
Tujuan :
1. Klien dapat melakukan BAB atau BAK secara mandiri
2. Klien dapat menjelaskan tempat BAB atau BAK yang sesuai
3. Klien dapat cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
4. Klien dapat cara membersihkan tempat BAB dan BAK
Setting :
8.
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan cara tempat BAB dan BAK
yang sesuai, cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK, cara
membersihkan tempat BAB dan BAK. Beri tanda (+) jika mampu dan beri tanda
(-) jika tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: Klien mengikuti Sesi 4, TAK defisit perawatan
diri.Klien mampu menjelaskan tempat BAB dan BAK yang sesuai (di WC),
menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK (mencuci tangan dengan
sabun), menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK (disiram dengan
menggunakan air). Anjurkan klien mengingat dan menerapkannya dalam keseharian.