Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)
TAHAPAN VCT (KONSELING PASCA TEST)

Disusun Oleh :

YULI SUPRIYANTO (010118A154)

FAKULTAS KEPRAWATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPRAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Tema : Tahapan VCT


Pokok Bahasan: Tahapan VCT Konseling Pasca Test
Sasaran : Mahasiswa
Tempat : Universitas Ngudi Waluyo, Gedung A2.2
Hari/Tanggal : Sabtu,4 Januari 2020
Waktu : 10.00-11.15

a) Tujuan
a) Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah melaksanakan kegiatan penyuluhan diharapkan mahasiswa mengetahui dan
mengerti tentang tahapan vct konseling pasca test
b) Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah melaksanakan kegiatan penyuluhan diharapkan peserta mampu:
a. Mampu menjelaskan tahapan vct konseling pasca test
b) Sub Pokok Bahasa
1. Penjelasan Konseling Pasca Test
2. Langkah-langkah dalam konseling pasca test
c), Kegiatan Penyuluhan
Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Media Metode
Pendahuluan Mempersiapkan Siswa sma - -
peserta, alat dan menyiapkan diri di
pemateri ruang tunggu

Pembukaan Pembukaan acara oleh Mendengarkan dan - Ceramah


moderator menjawab salam
Penyampaian materi
oleh pemateri :
1. Memberi salam
pembuka
2. Memperkenalkan
diri
3. Menjelaskan tujuan
4. Kontrak waktu
5. Membalas salam
6. Mendengarkan
Memberi respon
Penyajian 1.Penjelasan Konseling Mendengarkan dan PPT dan Ceramah
pasca test memberikan umpan video
2. Langkah-langkah balik terhadap materi
dalam konseling pasca yang disampaikan.
test

Penutup 1. Tanya jawab - Mengajukan - Tanya Jawab


2. Menyimpulkan pertanyaan
hasil Penyuluhan mengenai materi
3. Memberikan salam yang kurang
penutup dipahami.
4. Menanyakan hal- - Menjawab
hal yang kurang pertanyaan yang
jelas diajukan.
5. Feedback dari
mahasiswa
Membalas salam

b) Setting Tempat
Keterangan :

: Fasilitator
: Observer
: Moderator
: Peserta penyuluhan
: Media

c) Media Penyuluhan
1. Media
Leaflet, ppt materi
2. Sarana
Ruang penyuluhan, LCD, meja
d) Pengorganisasian
Moderator : yeni
Penyaji : ulfa
Observer : sifa
widi
Fasilitator : ita
Sartika
Mei
arfiq

e) Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
 Kehadiran peserta 100 %
 Persiapan alat dan media penyuluhan dan demonstrasi
2. Evaluasi Proses
 Moderator, penyuluh, observer, fasilitator dan peserta mampu menjalankan fungsi
dan perannya dengan baik.
 Peserta antusias dalam mendengarkan penyuluhan dengan kriteria : tidak
berbicara dengan peserta lainnya, menyimak penyaji dalam menyampaikan
materi, peserta aktif dalam diskusi dengan bertanya dan menjawab pertanyaan
yang diajukan penyaji.
 Peserta mendengarkan penjelasan yang disampaikan penyaji dan bertanya tentang
hal-hal yang belum dimengerti.

3. Evaluasi Hasil
Peserta dapat menjawab pertanyaan yang diberikan penyaji.
f) Materi Penyuluhan
1. Konseling Pasca Test
Konseling Pasca Testing. Konseling yang dilakukan setelah klien melakukan tes HIV
yang bertujuan untuk membacakan hasil tes, membantu klien memahami dan menyesuaikan
diri dengan hasil tes, baik itu positif maupun negatif serta memberikan informasi dan
penguatan kepada klien.
2. Langkah-langkah dalam konseling pasca test
a). Menerima Klien. Konselor mempersilakan klien kembali masuk ke ruangan voluntary
counseling and testing dengan ramah, baik dan sopan sesuai dengan kode etik konselor.
b). Mengembangkan Hubungan. Konselor mengembangan hubungan dengan klien untuk
mengetahui kesiapan mengetahui hasil tes. Yang bisa dilakukan dalam langkah ini adalah
konselor menanyakan kesiapan klien. Jika sudah siap, maka lanjut ke langkah berikutnya.
Namun jika belum siap, konselor bertugas memotivasi klien hingga siap.
c). Perencanaan Kegiatan. Konselor membantu klien membuat perencanaan tentang hasil
yang akan didapatkan dengan cara melakukan pengandaian jika hasil positif dan negatif.
Konselor menanyakan kepada klien, jika hasil positif apa yang akan dilakukan dan jika hasil
negatif apa yang dilakukan. Cara ini dilakukan untuk membuat klien mengetahui apa yang
akan dilakukan dan membuat klien bertanggung jawab kepada dirinya sendiri.
d). Membacakan Hasil Tes. Pada langkah ini, konselor waktunya untuk membacakan hasil
tes dan klien mengetahui status kesehatannya. Konselor membacakan hasil tes dengan nada
suara yang datar, tidak menunjukkan muka tertentu, tidak tergesa-gesa, dan tidak
memberikan komentar. Setelah membacakan hasil tes, konselor diam sejenak untuk
menunggu reaksi klien dan untuk memberi waktu klien menerima hasil tes dirinya.
Selanjutnya konselor menjelaskan hasil tes yang diterima klien.
e). Integritas Hasil Tes. Dalam langkah integrasi hasil tes ini ada dua, yaitu integrasi
kognitif dan integrasi emosional. Integrasi kognitif yaitu mengetahui pemahaman klien
tentang HIV sesuai hasil yang diterima. Integrasi kognitif dilakukan oleh konselor dengan
menanyakan pengetahuan tentang HIV mengenai hasilnya, setelah itu konselor menambahan
jika ada yang kurang dan memperbaiki jika ada yang kurang tepat. Integrasi emosional yaitu
mengetahui pengaruh hasil tes yang diterima dengan emosional yang terjadi pada klien. Dan
memberikan penguatan kepada klien sesuai dengan hasilnya.
f). Memberikan Informasi. Informasi yang diberikan pada tahap ini disesuaikan dengan
hasil tes yang didapatkan klien. Jika hasil negatif, konselor memberikan informasi tentang
masa jendela (window period), pola hidup yang baik, dan menyarankan untuk tiga bulan
setelah hari tes kembali lagi untuk tes ulang. Jika hasil positif, konselor memberikan
informasi apa yang harus dilakukan oleh klien, pola hidup yang baik, menghindari hal-hal
yang dapat menularkan HIV/AIDS.
g). Memberikan Harapan, Advokasi, Motivasi dan Pemberdayaan. Dalam langkah ini,
konselor memberikan harapan, advokasi dan pemberdayaan dengan memberikan pernyataan
secara konsisten dan realisitis tentang adanya harapan disertai dengan bukti-bukti yang
mendukung, memfokuskan pada masalah kualitas hidup dan mendorong klien agar
berpartisipasi aktif untuk meningkatkan status kesehatannya.
h). Mengidentifikasi Sumber Rujukan yang Memadai. Pada langkah ini konselor
membantu klien dalam mengindentifikasi kebutuhan dukungan yang diperlukan oleh klien.
Rujukan tersebut meliputi kelompok dukungan sebaya, rumah sakit, puskesmas, terapi
individual, intervensi krisis, layanan media, informasi terapi alternatif, rehabilitasi pengguna
narkoba, layanan hukum, sosial, psikologis, dan spiritual, serta programprogram lainnya.
i). Konselor Melakukan Layanan Lanjutan. Layanan lanjutan terdiri dari konseling
lanjutan dan pelayanan penanganan manajemen kasus. Langkah konseling lanjutan ini bisa
dilakuan diwaktu lain. Dalam langkah ini konselor melakukan konseling lanjutan bisa dengan
pasangan jika mempunyai pasangan, bisa dengan orangtua dan bisa dengan anak. Namun
konseling lanjutan harus sesuai dengan persetujuan dari klien. Pelayanan penanganan
manajemen kasus bertujuan membantu klien untuk mendapatkan pelayanan berkelanjutan
yang dibutuhkan. Tahapan dalam manajemen kasus adalah identifikasi, penilaian kebutuhan
pengembangan rencana tindak individu, rujukan sesuai kebutuhan dan tepat dan koordinasi
pelayanan tindak lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

Lumongga Lubis, Namora. 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling Dalam Teori


dan Praktek. Jakarta: Kencana Media Prenada Group
Narbuko, Cholid & Abu Achmadi. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara
Latipun. 2003. Psikologi Konseling. Malang: UPT Penerbit Universitas
Muhammadiyah Malang
Prayitno dan Amti, Erman. 2013. Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai