OLEH :
KELOMPOK VI
WIDYAWATI HABU (841718100)
WARDA KEWU (841718128)
FATIMAH BAIDI (841718137)
MERIANTY ANTUKAY (841718088)
SRI WAHYUNI TOWAPO (841718133)
A. Latar Belakang
Gangguan jiwa adalah suatu sindroma atau pola psikologis atau perilaku yang
penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan adanya
distress (misalnya, gejala nyeri) atau disabilitas (yaitu kerusakan pada satu atau
lebih area fungsi yang penting) atau disertai peningkatan risiko kematian yang
menyakitkan, nyeri, disabilitas, atau sangat kehilangan kebebasan (American
Psychiatric Association,1994).
Kecendrungan gangguan jiwa akan semakin meningkat seiring dengan terus
berubahnya situasi ekonomi dan politik kearah tidak menentu, prevalensinya bukan
saja pada kalangan menengah kebawah sebagai dampak langsung dari kesulitan
ekonomi, tetapi juga kalangan menengah keatas sebagai dampak langsung atau tidak
langsung ketidakmampuan individu dalam penyesuaian diri terhadap perubahan
sosial yang terus berubah (Rasmun, 2001).
Pasien yang dirawat di rumah sakit jiwa di Indonesia mempunyai rata-rata lama
hari rawat yang tinggi yaitu 54 hari, dan yang paling lama dirawat adalah pasien
dengan diagnosa skizofrenia. Data rumah sakit jiwa pusat Bogor 2001,
menunjukkan rata-rata lama hari rawat adalah 115 hari dan untuk pasien perilaku
kekerasan 42 hari (Keliat,dkk, 2009).
Ketika penderita gangguan jiwa melakukan rawat jalan atau inap di rumah sakit
jiwa, keluarga harus tetap memberikan perhatian dan dukungan sesuai dengan
petunjuk tim medis rumah sakit. Dukungan keluarga sangat diperlukan oleh
penderita gangguan jiwa dalam memotivasi mereka selama perawatan dan
pengobatan. Jenis-jenis dukungan keluarga seperti dukungan pengharapan,
dukungan nyata, dukungan informasi dan dukungan emosional (Friedman,1998).
Tetapi kenyataannya, belum banyak keluarga memiliki kepedulian tentang ini.
Banyak keluarga yang menyerahkan sepenuhnya penyembuhan penderita kepada
petugas kesehatan. Banyak pasien gangguan jiwa justru ditelantarkan keluarganya.
Keluarga telah melupakan mereka. Banyak yang tidak mengurusnya lagi saat
dimasukkan ke rumah sakit jiwa. Padahal, jika keluarga mereka rajin mengunjungi
dan memberikan dukungan bagi pasien gangguan jiwa, ini merupakan salah satu
terapi yang jitu untuk kesembuhan mereka. Namun, jika keluarga mereka tidak
peduli, tingkat kesembuhan pasien makin lama karena pasien merasa tidak
diperhatikan lagi oleh keluarganya (Yosep,dkk, 2008).
Berdasarkan hal tersebut, mahasiswa Profesi Ners UNG akan memberikan
penyuluhan mengenai kesehatan jiwa kepada keluarga pasien dengan gangguan
jiwa dengan harapan adanya peningkatan pengetahuan mengenai kesehatan jiwa itu
sendiri sehingga berdampak bagi kesembuhan pasien kedepannya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 45 menit, diharapkan sasaran
penyuluhan dapat memahami tentang perannya dalam mencegah penderita
dengan gangguan jiwa di rumah.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 45 menit, diharapkan sasaran
penyuluhan mampu:
1) Memahami dan mampu menjelaskan kembali definisi sehat jiwa dan
gangguan jiwa
2) Memahami dan mampu menyebutkan kembali tanda dan gejala gangguan
jiwa
3) Memahami dan mampu menyebutkan kembali cirri-ciri gangguan jiwa
4) Memahami dan menyebutkan kembali cara penanganan gangguan jiwa di
keluarga
C. Tempat
Puskesmas Suwawa
D. Waktu
Kegiatan akan berlangsung selama 45 menit sampai dengan pukul 10.00-10.45
WITA.
E. Sasaran
Keluarga yang beresiko gangguan jiwa
F. Penyelenggara Penyuluhan
Penyelenggara penyuluhan “Peningkatan Pengetahuan Keluarga Mengenai
Kesehatan Jiwa” adalah mahasiswa Profesi Ners UNG Angkatan X Kelompok VI.
I. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
J. Media
1. PPT
2. Leaflet
3. LCD
K. Setting Tempat
3
2
6 16 6
Keterangan gambar: 5
1. Penyuluh 6 6 6
2.4 Moderator
3. Observer
4. Fasilitator
5. Dokumentasi
6. Peserta
L. Pengorganisasian kelompok
Penyaji materi : Widyawati Habu
Moderator : Warda Kewu
Observer : Fatimah Baidi
Fasilitator : Sri Wahyuni Towapo
Dokumentasi : Merianty Antukay
M. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Rencana kegiatan dipersiapkan dua hari sebelum kegiatan dengan melakukan
konsultasi materi yang akan disampaikan saat penyuluhan. Sarana prasarana
seperti leaflet disiapkan paling lambat dua hari sebelum pelaksanaan.
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan berlangsung tepat waktu
3. Evaluasi Hasil
Sasaran penyuluhan mampu :
1) Memahami dan mampu menjelaskan kembali definisi sehat jiwa dan
gangguan jiwa
2) Memahami dan mampu menyebutkan kembali tanda dan gejala gangguan
jiwa
3) Memahami dan mampu menyebutkan kembali cirri-ciri gangguan jiwa
4) Memahami dan menyebutkan kembali cara penanganan gangguan jiwa di
keluarga
N. LAMPIRAN-LAMPIRAN
- Materi
- Leaflet
- PPT
Lampiran Materi
MENGENAL GANGGUAN JIWA
Keliat Budi, Ana. Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa. EGC.
1995
Keliat Budi, Ana, dkk. Proses Keperawatan Jiwa. EGC. 1987
Sembiring, EE. 2011. (Online),
(http://repository.usu.ac.id/bitsream/123456789/24194/5/Chapter%20I.PDF, diakses 29
Oktober 2019)
Stuart and Sunden. Pocket Guide to Psychiatric Nursing. EGC. 1998