Anda di halaman 1dari 10

BAB 8

KONSEP PEMBANGUNAN KESEHATAN DI INDONESIA

Andi Nur Aina Sudirman.,Ns.,M.Kes.,M.Kep

Tujuan Instruksional Khusus :

1. Mampu menjelaskan konsep pembangunan kesehatan di Indonesia

2. Mampu menguraikan sejarah perkembangan kesehatan masyarakat

3. Mampu menjelaskan sistem pelayanan kesehatan di Indonesia

4. Mampu menjelaskan tingkatan pelayanan di Indonesia

5. Mampu menjelaskan dasar-dasar kesehatan masyarakat sebagai penunjang


praktik kesehatan masyarakat

1. Konsep Pembangunan Kesehatan di Indonesia


Pembangunan nasional adalah konsep pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya, konsep pembangunan in
mengandung arti bahwa pembangunan tidak hanya mengejar kemajuan
lahiriah saja seperti kecukupan sandang ,pangan , perumahan ataupun
kesehatan tetapi juga juga aspek batiniah , non fisik, seperti Pendidikan, rasa
aman , kebebasan mengeluarkan pendapat, dan dipenuhinya rasa keadilan.
Dengan demikian mengacu pada GBHN maka konsep pembangunan nasional
Indonesia adalah rangkaian upaya perubahan dalam semua aspek kehidupan
bangsa seperti aspek politik, ekonomi ,social budaya, dan aspek aspek lain
untuk mencapai kesejahteraan masyarakat (Prasetyawati, 2018)
a. Pengertian Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional
yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan hanus diimbangi dengan
intervensi perilaku yang memungkinkan masyarakat lebih sadar, mau dan
mampu melakukan hidup sehat sebagai prasyarat pembangunan yang
berkelanjutan. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya
yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. (BTKLPP, 2019).
b. Tujuan Pembangunan Kesehatan
1) Kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi kesehatan
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal.
2) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan
terjangkau. Menyongsong abad XXI, secara nasional telah
dikeluarkan UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
Sebagai Suatu Kebijakan Baru Otonomi Pembangunan dengan
Basis Wilayah Kabupaten atau Kota. Di sini diperlukan suatu
strategi pembangunan wilayah dengan prioritas yang berbeda satu
dengan yang lainnya. Dengan keanekaragaman tingkat
perkembangan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat di berbagai
daerah Indonesia, maka perlu diterapkan indikator-indikator untuk
masing-masing daerah selain yang bersifat nasional.
2. Sejarah Perkembangan Kesehatan Masyarakat
Kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh Yunani kuno yang
sangat terkenal yaitu Asclepius dan Higeria. Asclepius adalah seorang dokter
tampan dan pandai mengobati penyakit dan melakukan bedah berdasarkan
prosedur yang baik. Sedangkan Higeria adalah seorang asistennya atau dengan
kata lain orang yang membantu kerjanya Asclepius. Higeria adalah seseorang
yang mengajarkan kepada pengikutnya untuk hidup seimbang. Hidup
seimbang adalah memakan makanan yang tidak beracun, makan makanan
yang bergizi, cukup istirahat dan rutin berolahraga. Ia menjelaskan bahwa
apabila terjadinya penyakit lebih baik untuk melakukan memperkuat tubuh
dengan makan yang baik dari pada melakukan pengobatan (Hasnidar, et al
2020).
a. Periode Perkembangan Ilmu Kesehatan
Sejarah kebudayaan peradaban masyarakat kuno yang berpusat di
Babylonia, Mesir, Yunani dan Roma (The Pre-Cristion Period). Pada saat
itu pemerintah kota telah melakukan upaya-upaya pemberantasan
penyakit. Sebagai bukti ditemukan dokumen-dokumen tentang peraturan-
peraturan tertulis yang mengatur tentang pembuangan air limbah
(drainase), pengaturan air minum, pembuangan sampah, dsb. Dari hasil
penemuan arkeologi pada saat itu telah dibangun WC Umum (Public
Latrine) dan sumber air minum sendiri namun untuk alasan ’estetika’,
bukan untuk alasan Kesehatan (Hidayat et al., n.d.)
1. Abad pertama sampai ke tujuh
Pada masa ini berbagai penyakit menyerang penduduk. Di berbagai
tempat terjadi endemik atau wabah penyakit. Bahkan begitu banyaknya
penyakit menular dan, oleh karena itu kesehatan masyarakat makin
dirasakan pentingnya (Halon, 1964).  Penyakit kolera menjalar dari
Inggriske Afrika, kemudian ke Asia (khususnya Asia Barat dan Asia
Timur) dan akhirnya sampai ke Asia Selatan. Pada Abad ke 7 India
menjadi pusat endemik kolera. Selain kolera penyakit lepra menyebar
dari Mesir ke Asia Kecil dan Eropa melalui emigran. Upaya-upaya
yang dilakukan  adalah perbaikan lingkungan yaitu higiene dan
sanitasi, pengusahaan air minum yang bersih, pembuangan sampah,
ventilasi rumah telah menjadi bagian kehidupan masyarakat waktu itu
(Hidayat et al., n.d.)
2. Abad ke-13 sampai ke-17
Pada masa ini kejadian endemik Pes yang paling dasyat terjadi di
China dan India, diperkirkan 13 juta orang meninggal.  Catatan lain di
India, Mesir dan Gaza 13.000 orang meninggal setiap harinya, atau
selamah wabah tersebut jumlah kematian mencapai 60 juta orang.
Pertistiwa tersebut dikenal dengan   ’The Black Death’.  Pada abad
tersebut Kolera juga menjadi masalah di beberapa tempat. Tahun 1603
terjadi kematian 1 diantara 6 orang karena penyakit menular.
Tahun1965 meningkat menjadi 1 diantara 5 orang. Tahun 1759 tercatat
penyakit-penyakit lain yang mewabah diantaranya Dipteri, Tifus, dan
Disentri (Hidayat et al., n.d.)
b. Perkembangan Kesehatan Masyarakat di Indonesia
Bapak kesehatan masyarakat edwin chadwich adalah orang yang mula-
mula tertarik kepada kematian yang terjadi dikalangan masyarakat kota-
kota besar di inggris. dari pengamatannya yang teliti dapat menghimpun
data yang berkaitan dengan penyakit, sehingga angka kematian pada
golongan masyarakat dapat dicatat dengan sangat teliti. bertitik tolak dari
penelitiannya, ia terjun lebih dalam lagi dalam bidang kesehatan
masyarakat. Generasi=generasi setelah chadwick adalah winslow menjadi
muridnya, yang kemudian dikenal sebagai pembina kesehatan masyarakat
modern. ia menciptakan defenisi untuk kesehatan masyarakat yang
diterima oleh WHO, yang kemudian lahirlah sebagai defenisi sehat,
balasan-balasan tentang usaha pokok kesehatan. pengaruh defenisi
kesehatan masyarakat dari winshlow kemudian akan membawa pengaruh
dalam perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia (Efendi et al.,
n.d.)
Barton membagi 4 tingkatan kesehatan, yaitu :
I. Tingkat I : Pelaksanaan kesehatan masyarakat dilakukan
melalui cara-cara pengobatan di klinik.
II. Tingkat II : Pelaksanaan kesehatan masyarakat sudah diperluas
melalui cara-cara pengobatan dipoliklinik, BKIA, maupun RS.
III. Tingkat III : Pelaksanaan kesehatan masyarakat telah
dikembangkan berbagai usaha pokok kesehatan secara bersamaan,
semuanya dikoordinasi secara menyeluruh yang dikenal dengan
istilah Pelayanan kesehatan Terintegrasi.
IV. Tingkat IV : Pada tingkat ini kesehatan masyarakat
pelaksanannya sudah berorientasi secara lintas sektoral dan
multidisiplin.
3. Sistem Pelayanan Kesehatan di Indonesia
Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan. Melalui system ini tujuan pembangunan
kesehatan dapat tercapai dengan cara efektif, efisien dan tepat sasaran.
Keberhasilan system pelayanan kesehatan tergantung dari berbagai komponen
yang masuk dalam pelayanan diantara perawat dokter atau tim kesehatan lain
yang satu dengan yang lain saling menunjang. System ini akan memberikan
kualitas pelayanan kesehatan yang efektif dengan melihat nilai-nilai yang ada
di masyarakat. Dalam pelayanan keperawatan yang merupakan bagian penting
dalam pelayanan kesehatan, para perawat diharapkan juga dapat memberikan
layanan secara berkualitas ( Orpa et, al 2017 ).
a. Teori Sistem
Teori tentang sistem akan memudahkan dalam memecahkan persoalan
yang ada dalam system. System tersebut terdiri dari subsistem yang
membentuk sebuah system yang antara satu dengan lainnya harus saling
mempengaruhi.
Dalam teori system disebutkan bahwa system itu terbentuk dari
subsistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Bagian
tersebut terdiri dari input, proses, output, dampak, umpan balik dan
lingkungan yang kesemuanya saling berhubungan dan saling
mempengaruhi, sehingga dapat digambarkan sebagai berikut:

feedback

input Proses output Dampak

Lingkungan
b. Input

Merupakan subsistem yang memberikan segala masukan untuk


berfungsinya sebuah system, seperti system pelayanan kesehatan, maka
masukan dapat berupa potensi masyarakat, tenaga kesehatan , sarana
kesehatan, dan lain lain.

c. Proses

Suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah sebuah masukan


untuk menjadikan sebuah hasil yang diharapkan dari system tersebut,
sebagaimana contoh dalam system pelayanan kesehatan, maka yang
dimaksud proses adalah berbagai kegiatan dalam pelayanan kesehatan.

d. Output

Hasil yang diperoleh dari sebuah proses, dalam system pelayanan


kesehatan hasilnya dapat berupa pelayanan kesehatan yang berkualitas,
efektif dan efisien serta dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
sehingga pasien sembuh dan sehat secara optimal.

e. Dampak

Merupakan akibat yang dihasilkan sebuah hasil dari system, yang


terjadi relative lama waktunya. Setelah hasil dicapai, sebagaimana dalam
system pelayanan kesehatan, maka dampaknya akan menjadikan
masyarakat sehat dan mengurangi angka kesakitan dan kematian karena
pelayanan terjangkau oleh masyarakat.

f. Umpan balik

Merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadikan masukan dan ini


terjadi dari sebuah system yang saling berhubungan dan saling
mempengaruhi. Umpan balik dalam system pelayanan kesehatan dapat
berupa kualitas tenaga kesehatan yang juga dapat menjadikan input yang
selalu meningkat.
g. Lingkungan

Lingkungan disini adalah semua keadaan diluar system tetapi dapat


mempengaruhi pelayanan kesehatan sebagaimana dalam system kesehatan,
lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan geografis, atau situasi
kondisi social yang ada di masyarakat seperti instusi dari luar pelayanan
kesehatan.

4. Tingkatan Pelayanan di Indonesia


Pelayanan kesehatan merupakan salah satu komponen dalam sistem
kesehatan nasional yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Dalam
Undang-Undang Nomor 36/2009 tentang kesehatan, dijelaskan bahwa
definisi dari fasilitas pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah
daerah dan/atau masyarakat (Megatsari et al., 2019).
a. Pelayanan Kesehatan secara Primer
Adalah pelayanan peningkatan dan pencegahan tanpa mengabaikan
pengobatan dan pemulihan dengan sasaran keluarga, kelompok dan masyarkat.
Pelayanan kesehatan ini menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang pelaksanan operasionalnya dapat didelegasikan kepada
puskesmas, dan/atau fasilitas layanan kesehatan primer lainnya yang
diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat.
b. Pelayanan Kesehatan secara Sekunder
Adalah pelayanan kesehatan spesialistik yang menerima rujukan dari
pelayanan primer yang meliputi rujukan kasus, spesimen, dan ilmu pengetahuan
serta dapat merujuk kembali kefasilitas pelayanan kesehatan yang merujuk.
Pelayanan ini dilaksanakan oleh dokter spesialis atau dokter yang sudah
mendapatkan izin pendidikan khusus dan mempunyai izin praktik serta didukung
tenaga kesehatan lainnya yang diperlukan.
c. Pelayanan Kesehatan secara Tersier
Pelayanan kesehatan ini menerima rujukan kesehatan dari pelayanan
kesehatan masyarakat sekunder dan memberikan fasilitas dalam bentuk sarana,
teknologi, sumber daya manusia kesehatan, dan rujukan operasional, serta
melakukan penelitian dan pengembangan bidang kesehatan masyarakat dan
penapisan teknologi dan produk teknologi yang terkait.
Pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat tersier adalah Dinas Kesehatan
Provinsi, Unit kerja terkait di tingkat provinsi, kementrian kesehatan dan unit
kerja terkait di tingkat nasional.
5. Dasar-dasar kesehatan masyarakat sebagai penunjang praktik
kesehatan masyarakat
Kesehatan masyarakat diartikan sebagai aplikasi dan kegiatan terpadu
antara sanitasi dan pengobatan dalam mencegah penyakit yang melanda
penduduk atau masyarakat. Kesehatan masyarakat adalah kombinasi antara
teori (ilmu) dan Praktek (seni) yang bertujuan untuk mencegah penyakit,
memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan penduduk (masyarakat).
Kesehatan masyarakat adalah sebagai aplikasi keterpaduan antara ilmu
kedokteran, sanitasi, dan ilmu sosial dalam mencegah penyakit yang terjadi di
masyarakat.

a. Prinsip Kesehatan Masyarakat


Agar usaha kesehatan masyarakat dapat terlaksana dengan baik ada
beberapa prinsip pokok yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Sasaran pelayanan meliputi individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat
2. Dasar utama dalam pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat
adalah menggunakan metode pemecahan masalah yang dituangkan
dalam pelayanan kesehatan.
3. Kegiatan utama pelayanan kesehatan adalah di masyarakat bukan
di rumah sakit. Tenaga kesehatan adalah tenaga yang generalis.
4. Peran tenaga kesehatan terpenting adalah sebagai pendidik (health
education) dan pembantu (change egent).
5. Praktik kesehatan masyarakat timbul dari kebutuhan aspirasi,
masalah dan sumber yang terdapat di masyarakat.
b. Pokok kegiatan kesehatan masyarakat
Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas, maka Pokok-
pokok kegiatan kesehatan masyarakat yang dapat dilaksanakan adalah
sebagai berikut:
1. Asuhan langsung kepada individu, kelompok dan masyarakat
2. Promosi kesehatan
3. Konseling dan pemecahan masalah
4. Rujukan
5. Asuhan komunity
6. Penemuan kasus
7. Penghubung
8. Koordinasi.
9. Kerja sama.
10. Advokasi.
11. Bimbingan dan pembinaan.
12. Pelimpahan wewenang/pengembangan peranan.
13. Rencana lepas asuhan
14. Panutan/role model.
15. Penelitian; membantu mengidentifikasi mengembangkan teori-teori
yang merupakan dari diri praktik kesehatan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Prasetyawati, N., 2018. PERSPEKTIF GENDER DALAM PEMBANGUNAN
NASIONAL INDONESIA. IPTEK J. Proc. Ser. 0, 53.
https://doi.org/10.12962/j23546026.y2018i5.4421
BTKLPP, 2019. Rencana Aksi Kegiatan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan
Dan Pengendalian Penyakit (Btklpp) Kelas. J. Chem. Inf. Model. 53,
1689–1699.
https://portal.sukabumikota.go.id/2504/pembangunan-kesehatan-untuk-
meningkatkan-kemampuan-hidup-sehat-bagi-setiap-orang/
Hasnidar, et al. 2020. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yayasan Kita Menulis. Kota
Medan, Sumatera Utara.
Hidayat, A., Salsabila, P.A., Winaon, R., Nuroktaviani, S., Sari, T.P., n.d.
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KESEHATAN
MASYARAKAT 18.
Efendi S, Maida P, Elisabeth S. 2019. Kesehatan Masyarakat. Zifatama Jawara.
Pondok jati, Sidoarjo.
Megatsari, H., Laksono, A.D., Ridlo, I.A., Yoto, M., Azizah, A.N., 2019.
PERSPEKTIF MASYARAKAT TENTANG AKSES PELAYANAN
KESEHATAN. Bul. Penelit. Sist. Kesehat. 21.
https://doi.org/10.22435/hsr.v21i4.231
Dr.Ishak Kenre, SKM., M.Kes. Fitriani, S.ST,. M,Kes.2022 Buku Digital - Ilmu
Kesehatan Masyarakat. Eurika Media Aksara, Jawa Tengah

Anda mungkin juga menyukai