Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MATERNITAS II

(Infeksi Pasca partum)

Di susun

NAMA : DELLA RIZKITA AFFANDI

KELAS : A KEPERAWATAN

NIM: C0120120

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat allah swt karena atas limpahan
rahmat dan karunianya kita dapat menyelesaikan makalah ini dengan suka cita,
walaupun masih terdapat banyak kekurangan dalam pembuatan makalah
tersebut. Shalawat serta salam selamanya terlimpah curahkan kepada nabi
muhamad saw. Bseserta para keluarga , sahabat, dan para pengikutnya yang
telah membawa dan meyebarkan agama islam sampai saat ini.
Makalah ini di buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
maternitas II. Dalam penysunan pun penulis mendaptkan bantuan dari dosen
pengampuh mata kuliah maternitas II yang bersangkutan, dari teman teman dari
refensi buku serta artikel media massa.
Penyusunan makalah ini belum mencapai kata sempurna, sehingga
penulis dengan lapang dada menerima kritik dan saran dari pmebaca yang
bersifat membangun sehingga di kemudian hari penulis dapat membuat makalah
jauh lebih baik dari makalah ini. Penulis berharap dengan di buatnya makalah
ini dapat menambah pengetahuan pembaca serta menjadi insipirasi bagi para
pembaca.

Gorontalo,17 juni 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................
1.1 Latar belakang................................................................
1.2 Rumusan masalah...........................................................
1.3 Tujuan ...........................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................
2.1 Pengertian pasca
partum……………………………………………..
2.2 Tahapan masa pasca
partum……………………………………….
2.3 Perdarahan pasca
partum…………………………………………….
2.4 Pengertian infeksi pasca
partum…………………………………..
2.5 Etiologi infeksi pasca
partum…………………………………………
2.6 Golongan infeksi pasca
partum……………………………………..
2.7 Pencegahan infeksi pasca
partum…………………………………
BAB III
PENUTUP……………………………………………………………
………………….
3.1
Simpulan………………………………………………………………
……………
3.2

Saran…………………………………………………………………
………………
DAFTAR PUSTAKA......................................................................

BAB I
PENDAHALUAN

1.1 .Latar belakang


Post partum/masa nifas merupakan masa pulih kembali mulai dari
persalinan sampai alat alat kandungan kembali seperti pra-hamil yaitu kira 6-
8minggu. Walaupun waktu nifas tidak sebanding dengan kehamilan,nifas
terkadang ditandai dengan perubahan fisiologis. Dari perubahan fisiologis
tersebut terkadang sedikit menganggu ibu,walaaupun banyak komplikasi yang
sering terjadi. Post partum spontan adalah melahirkan pervagina secara normal
(Cunningham,Fgerry,2013)
Masa post partum/masa nifas merupakan masa mengembalikan alat
genitalia kedalam keadaan normal dengan tenggang waktu sekitar 42 hari atau
enam minggu di mulai setelah kelahiran plasenta dan berakkhir ketika alat alat
kandungan kembali seperti sebelum hamil. Menurut World health organitation
(WHO) di seluruh dunia setiap menit seorang peremmpuan meninggal karena
komplikasi yang terkait dengan kehamilan,persalinan dan nifas. Sehingga 1.400
perempuan meninggal setiap hari atau lebih dari 500.000 perempuan meninggal
setiap tahun karena kehamilan,persalinan dan nifas. Di perkiran bahwa
kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan kematian masa
nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Berdasarkan laporan (Depkes tahun 2010)
angka kematian ibu di Indonesia 125 per 100. m000 kelahiran hidup.
Salah satu yang menyebabkan kematian paling besar selain
perdarahan,pre eklamsi dan komplikasi masa nifas yaitu infeksi. Yang di sebut
infeksi pada masa nifas adalah adanya perlukaan di jalan lahir yang dapat
menyebabkan infeksi. Perlukaan jalan lahir dapat terjadi karena ada kesalahan
pada waktu memimpin persalinan tetapi selain itu juga dapat terjadi karena
laserasi atau tindakan episiotomy. Episiotomy di lakukan karena mencegah
robeknya perineum dan mengurangi regangan otot penyangga kandung kemih
atau sektum yang terlalu kuat dan berkepanjangan,mengurangi lama tahap
kedua (Herawati,2010).
Luka episiotomy membutuhkan waktu yaitu 6 sampai 8 hari. Luka pada
perineum akibat episiotomy,rupture atau laserasi merupakan daerah yang tidak
mudah dijaga agar tetap kering dan bersih. Dengan tindakan vulva hygiene
dapat membersihkan dengan seksama di daerah perineum. Dari tindakan
tersebut dapat mempercepat pembentukan jaringan parut sehingga luka dapat
segera sembuh pada waktu 6 hingga 7 hari.
Angka kematian ibu (AKI) di sebabkan beberapa factor yaitu
perdarahann karena eklamsia,infeksi,abortus dan partus lama. Seacara nasional
aangka kejadian infeksi pada kala nifas berkemabnag kea rah infeksi akkut.
Asuhan pada masa nifas di perlukan dalam periode ini karena merupakan masa
kritis baik ibu maupun bayinya. Infeksi merupakan salah satu penyebab secara
langsung terjadinya kematian ibu di Indonesia. (SKRI,2012)
Berbagai hambatan terjadi pada perilaku pencegahan infeksi masa nifas
sehingga ibu tidak bias merawat bayinya. Factor penghambat tersebut adalah
perilaku ibu yang kurang baik. Hal ini juga dapat di sebabkan antara lain karena
rendahnya pengetahuan ibu mengenai manfaat pencegahan infeksi yang baik
dan benar. Kurangnya pelayanan konseling pencegahan infeksi dan dukungan
dari petugas kesehatan,persepsi-persepsi social budaya yang menentang
perilaku pencegahan infeksi masa nifas secara tidak baik (Notoatmodjo,2010)
Perilaku seseorang dapat di pengaruhi oleh faktor0faktor seperti
pengetahuan,skiap motivasi dan longkungan. Perilaku di awali dengan adanya
pengalaman pengalaman serta factor di luar orang tersebut baik fisik maupun
nonfisik. Kemudian oengalaman dan lingkungan tersebut di ketahui , di
persepsikan di yakini dan sebagainya sehingga menimbulkan motivasi,niat
untuk bertindak dan akhirnya terjadilah perwujudan niat berupa perilaku
(Notoatmodjo,2010)
Peran petugas kesehatan dalam pencegahan infeksi masa nifas sangat di
perlukan yaitu dengan memberikan informasi mengenai pentingnya mencegah
terjadinya infeksi kepada ibu postpartum. Pemberian informasi dan edukasi
pencegah infeksi dapat di lakukan melalui penyuluhan,konseling dan
pendampingan. Petugas kesehatan di harapkan dapat mendukung keberhasilan
dalam mencegah terjadinya infeksi masanifas,mengurangi kebiasaan
masyarakat memberikan pendidikan kesehatan tentang perilaku yang baik
dalam mencegah terjadinya infeksi.

1.2 Rumusan masalah


Bertolak dari latar belakang di atas,masalah yang di bahas dalam makalah
ini adalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian dari post partum
2. Apa saja tahapan masa post partum
3. Perdarahan pada post partum
4. Apa pengertian dari infeksi post partum
5. Bagaiman proses etiologic pada infeksi post partum
6. Apa saja golongan infeksi post partum
7. Bagimana upaya pencegahan infeksi post partum

1.4 Tujuan umum


1. Menjelaskan kepada pembaca mengenai post partum dan infeksi post partum
2. Menjelaskan kepada pembaca apa saja tahapan masa post partum
3. menjelaskan kepada pembaca perdarahan post partum d,proses etiologic dan
apa saja golongan infeksi post partum
4. menjelaskan kepada pembaca bagaimana cara pencegahan infeksi post
partum
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian post partum


Post partum adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat
alat kandungan kembali pada keadaan sebelum hamil,masa post partum
berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Siti saleha 2013)
Post partum/masa nifas merupakan masa pulih kembali mulai dari
persalinan sampai alat alat kandungan kembali seperti pra-hamil yaitu kira 6-
8minggu. Walaupun waktu nifas tidak sebanding dengan kehamilan,nifas
terkadang ditandai dengan perubahan fisiologis. Dari perubahan fisiologis
tersebut terkadang sedikit menganggu ibu,walaaupun banyak komplikasi yang
sering terjadi. Post partum spontan adalah melahirkan pervagina secara normal
(Cunningham,Fgerry,2013)
Masa post partum/masa nifas merupakan masa mengembalikan alat
genitalia kedalam keadaan normal dengan tenggang waktu sekitar 42 hari atau
enam minggu di mulai setelah kelahiran plasenta dan berakkhir ketika alat alat
kandungan kembali seperti sebelum hamil. Menurut World health organitation
(WHO) di seluruh dunia setiap menit seorang peremmpuan meninggal karena
komplikasi yang terkait dengan kehamilan,persalinan dan nifas. Sehingga 1.400
perempuan meninggal setiap hari atau lebih dari 500.000 perempuan meninggal
setiap tahun karena kehamilan,persalinan dan nifas. Di perkiran bahwa
kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan kematian masa
nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Berdasarkan laporan (Depkes tahun 2010)
angka kematian ibu di Indonesia 125 per 100. m000 kelahiran hidup.

2.2 Tahapan masa post partum


1. Immediate postpartum (setelah plasenta lahir 24 jam)
Masa segera setelah plasenta lahir sampai 24 jam,adapun masalah yang
sering terjadi pendarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu, perlu melakukan
pemeriksaan kontraksi uterus,pengeluaran lokia,tekanan darah dan suhu.

2. Early postpartum (24 jam-1 minggu)


Harus di pastikan involusi uteri normal ,tidak ada perdarahan lokia tidak
berbau busuk,tidak demam , ibu cukup mendapat makanan dan cairan serta ibu
dapat menyusui dengan baik

3. Late postpartum (1 minggu-6 minggu)


Tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehati hari serta
konseling/pendidikan kesehatan keluarga berencana (KB)

2.3 Perdarahan post partum


Tiga factor utama penyebab kematian ibu melahirkan adalah perdarahan
post partum atau perdarahan pasca persalinan,hipertensi saat hamil atau pre
eklamasi dan infeksi. Perdarahan post partum merupakan penyebab kematian
maternal terbanyak. Walaupun angka kematian maternal telah turun secara
drastic di negara negara berkembang,perdarahan post partum ettap merupakan
penyebab kematian maternal terbanyak di mana-mana.
1. Definis
Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam
masa 24 jam stelah anak lahir termasuk juga retensio plasenta
(Rustam,1998)
Perdarahan lebih dari 500 cc yang terrjadi setelah bayi lahir pervaginaan
atau lebih dari 1.000 ml steelah persalinan abdominal. Kondisi dalam
persalinan menyebabkan kesulitan untuk mennetukan jumlah perdarahan
yang terjadi,maka batasan jumlah perdarahan adalah perdarahan yang
lebih dari normal di mana telah menyebabkan perubahan tanda vital
antara lain klien mengeluh lemah,limbung,berkeringat dingin,
menggigil,hiperpnea,tekanan darah sistolik <90 mmHg, denyut nadi
>100x/menit,kadar Hb <8 g?dl

2. Menurut waktu terjadinya


a. Perdarahan post partum primer yaitu dalam 24 jam setelah anak lahir
b. Perdarahan post partum sekunder yaitu setelah 24 jam biasanya antara
5-15 hari postpartum.

Kehilangandarah Tekanan Gejala dan tanda Derajat syok


darah
(sistolik)
500-1000 ml Normal Palpitasi,takikardia, Terkomptens
(10-15%) pusing i
1000-1500 ml Penurunan Lemah,takikardia, Ringan
(15-25%) ringan berkeringat
(80-
100mmHg
)
1500-2000 ml Penurunan Gelisah,pucat, Sedang
(25-35%) sedang oliguria
(70-
80mmHg)
2000-3000 ml Penurunan Pingsan,hipoksia Berat
(35-50%) tajam anuria
(50-
70mmHg)

Pengkajian yang bisa di lakukan


a. Pemeriksaan fisik
Pucat dapat di sertai tanda tanda syo,tekanan darah rendah,denyut nadi
cepat,kecil ek lesternitas dingin serta tampak darah keluar melalui vagina
terus menerus
b. Pemeriksaan obstetric
Mungkin kontraksi usus lembek,usus membesar bila ada atonia uteri. Bila
kontraksi uterus baik,peredaran darah mungkin karena luka jalan lahir
c. Pemeriksaan ginekologi
Dilakukan dalam keadaan baik atau telah di perbaiki,dapat diketahui
kontraksi uterus,luka jalan lahir dan retensi sisa plasenta
d. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap,golongan darah,tes antibody,pemeriksaan
factor koagulasi waktu perdarahan.
e. Pemeriksaan usg

2.4 Pengertian infeksi post partum


Post partum blues sering juga di sebut sebagai maternity blues atau
baby blus di mengerti sebagai suatu sindroma gangguan efek ringan
yang sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan.
Infeksi post partum merupakan morbiditas dan mortalitas bagi ibu
pasca bersalin. Infeksi post partum adalah semua peradagangan yang
di sebabkan oleh masuknya kuman kerauman ke dalam alat alat
genitalia pada waktu persalinan dan persalinan dan perawatan masa
post partum. Infeksi puerperalis adalah keadaan yang mencakup
semua peradagangan alat alat genitalia dalam masa post partum.

2.5 Etiologi
Penyebab infeksi puerperalis ini melibatkan mikroorganisme anaerob
dan aerob pathogen yang merupakan flora normal serviks dan jalan
lahir atau mungkin juga dari luar. Penyebab yang terbanyak dan lebih
dari 50% adalah streptococcus anaerob yang sebenarnya tidak
pathogen sebagai penghuni normal jalan lahir. Kuman kuman yang
sering menyebabkan infeksi puerperalis antara lain :
a. Streptocucus haematilicus aerobis
Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat yang di
tularkan dari penderita lain,alat-alat yang tidak steril,tangan
penolong dan sebaginya
b. Staphylococcus aurelis
Masuk secara eksogen,infeksinya sedang,banyak di temukan
sebagai penyebab infeksi di rumah sakit
c. Escherichia coli
Sering berasal dari kandung kemih dan rectum menyebabkan
infeksi terbatas.
d. Clostridum welchii
Kuman anaerobic yang sangat berbahaya,sering di temukan pada
abortus kriminalis dan partus yang di tolong dukun dari luar rumah
sakit.

2.6 Golongan infeksi post partum


1. Infeksi yang terbatas pada perineum,vulva,vagina serviks dan endometrium.
a. Gejalanya berupa rasa nyeri dan panas pada tempatinfeksi,kadang-kadang
perih saat kencing
b. Bila getah radang bisa keluar,biasanya keadannya tidak berat,suhu sekitar
38 derajat selsius dan nadi di bawah 100 per menit. Bila luka yang
terinfeksi tertutup jahitan dan getah radang tidak dapat keluar,demam bisa
naik sampai 39-40 derajat selsius kadang kadang di sertai menggigil2
2.Penyebaran dari tempat tempat tersebut melalui vena-vena,jalan limfe dan
permukaan endometrium.

Beberapa infeksi pada post partum :


1. Endometritsi :
a. Kadang kadang lokia tertahan dalam uterus oleh darah sisa plasenta
dan selaput ketuban yang di sebut lokiometra dan dapat menyebabkan
kenaikan suhu.
b. Uterus agak membesar,nyeri pada perabaan dan lembek
2. Septikemia :
a. Sejak permulaan,klien sudah sakit dan lemah
b. Sampai 3 hari periksa pasca persalinan suhu meningkat dengan cepat
biasanya di sertai menggigil
c. Suhu sekitar 38-40 derajat Celsius , keadaan umum cepat memburuk,
nadi cepat (140-160xmenit atau lebih)
d. Klien dapat meninggal dalam 6-7hari pasca persalinan
3. Piemia :
a. Idak lama pasca persalinan,klien sudah merasa sakit,perut nyeri dan
suhu agak meningkat.u
b. Gejala infeksi umum dengan suhu tinggi serta menggigil terjadi stelah
kuman dengan emboli memasuki peredaran darah umum
c. Ciri khasnya adalah berulang-ulang suhu meningkat dengan cepat
disertai menggigil lalu diikuti oleh turunnya suhu
d. Lambat laun timbul gejala abses paru, preumonia dan pleuritic.
4. Perioritis :
a. Pada perioritis umum terjadi penin gkatan suhu tubuh nadi cepat dan
kecil, perut kembung dan nyeri dan ada defense musculaire
b. Muka yang semula kemerah-merahan menjadi pucat,mata
cekung,kulit muka dingin terdapat fasies hippocratica
c. Pada peritonitis yang terbatas di daerah pelvis,gejala tidak seberat
peritonitis umum
d. Peritonitis yang terbatas : klien demam,perut bawah nyeri tetapi
keadaan umum tidak baik
e. Bisa terdapat pembentukan abses
5. Selulitis pelvik :
a. Bila suhu tinggi menetap lebih dari satu minggu di sertai rasa nyeri di
kiri atau kanan dan nyeri pada pemeriksaan dalam,patut di curigai
adanya selulitis pelvika
b. Gejala akan semakin lebih jelas pada perkembangannya
c. Pada pemeriksaan dalam dapat di raba dan di tahanan padat dan nyeri
sebelah uterus
d. Di tengah jaringan yang meradang itu bisa timbul abses di mana suhu
yang mula mula tinggi menetap,menjadi naik turun di sertai menggigil
e. Klien tampak sakit,nadi cepat dan nyeri perut

2.6 Pencegahan infeksi post partum


1. Pencegahan masa kehamilan :
Mengurangi atau meencegah factor factor predisposisi seperti
anemia,malnutrisi dan kelemahan serta mengobati penyakit
penyakit yang di derita ibu. Pemeriksaan dalam jangan di lakukan
kalua tidak ada indikasi yang perlu. Begitu pula sanggama pada
hamil tua hendaknya di hindari atau di kurangi dan di lakukan hati
hati karena dapat menyebabkan pecahnya ketuban, kalua ini terjadi
infeksi akan mudah masuk dalam jalan lahir.
2. Pencegahan masa persalinan
a. Hindari pemeriksaan berulang, lakukan bila ada indikasi dengan
sterilitas yang baik apalagi bila ketuban telah pecah
b. Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama
c. jagalah sterilitas kamar bersalin dan pakailah masker, alat alat
harus di cuci lama.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Post partum/masa nifas merupakan masa pulih kembali mulai dari
persalinan sampai alat alat kandungan kembali seperti pra-hamil yaitu kira 6-
8minggu. Walaupun waktu nifas tidak sebanding dengan kehamilan,nifas
terkadang ditandai dengan perubahan fisiologis. Dari perubahan fisiologis
tersebut terkadang sedikit menganggu ibu,walaaupun banyak komplikasi yang
sering terjadi. Post partum spontan adalah melahirkan pervagina secara normal
(Cunningham,Fgerry,2013)
Menurut waktu terjadinya post partum
c. Perdarahan post partum primer yaitu dalam 24 jam setelah anak lahir
d. Perdarahan post partum sekunder yaitu setelah 24 jam biasanya antara
5-15 hari postpartum.
3.2 Saran
1. Di harapkan dapat melakukan kunjungan nifas secara komprehensif
untuk deteksi sejak dini untuk melakukan tanda dan bahaya kehamilan dan
mengarahkan pasien untuk melakukan tanda dan bahaya kehamilan.

DAFTAR PUSTAKA

Keperawatan, S. w. (2019). Asuhan keperawatan post partum. Yogyakarta: grup penerbit CV BUDI
UTAMA.

Anda mungkin juga menyukai