(SAP)
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan pasien diharapkan mampu
mengontrol nyeri secara non farmakologi.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit pasien
diharapkan mampu :
a. Mengetahui pengertian dari nyeri
b. Mengetahui klasifikasi dari nyeri
c. Mengetahui penilaian nyeri berdasarkan P Q R S T
d. Mengetahui kualitas dari nyeri
e. Mengetahui intensitas nyeri
f. Mengetahui manajemen nyeri non farmakologi
B. Sasaran
Sasaran adalah Pasien post operasi dengan anastesi umum di Ruangan Irina E
(Bedah)
C. Materi Penyuluhan
TERLAMPIR
D. Metode
Ceramah dan tanya jawab.
E. Media
1. Leaflet
2. Lembar Bolak Balik
F. Kegiatan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta
G. Setting Tempat
: Moderator
: Penyuluh
: Peserta/Pasien
: Fasilitator
: Dokumentator
H. Pengorganisasian
Moderator: Asnawati Ali
Penyuluh : Ali A. Yunus
Fasilitator : Zein Permata Ase
Dokumentator : Sawitri Tolinggilo
I. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan materi
b. Kesiapan SAP
c. Kesiapan media : Leaflet dan Lembar Bolak Balik
d. Audien siap di ruangan
e. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
d. Suasana penyuluhan tertib
e. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
Evaluasi berupa pertanyaan lisan, pasien dan keluarga diharapkan mampu
menyebutkan kembali:
1) Pengertian dari nyeri
2) Klasifikasi dari nyeri
3) Penilaian nyeri berdasarkan P Q R S T
4) Kualitas dari nyeri
5) Intensitas nyeri
6) Manajemen nyeri non farmakologi
Materi Penyuluhan
A. Pengertian Nyeri
Nyeri merupakan sensasi tidak menyenangkan yang terjadi bila kita
mengalami cedera atau kerusakan pada tubuh kita. Nyeri dapat terasa sakit, panas,
gemetar, kesemutan seperti terbakar, tertusuk, atau ditikam.
B. Klasifikasi Nyeri
1) Nyeri akut (< 6 bulan)
Nyeri akut biasanya terjadi secara tiba- tiba dan umumnya berkaitan dengan
cedera spesifik. Nyeri akut merupakan nyeri yang berlangsung dari beberapa
detik hingga enam bulan.
2) Nyeri kronik
Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau menetap sepanjang suatu periode
waktu. Nyeri kronik merupakan nyeri yang dirasakan selama lebih dari 6
bulan.
C. Penilaian Nyeri berdasarkan P Q R S T
1) P : Provokatif / Paliatif
Apa kira-kira Penyebab timbulnya rasa nyeri…? Apakah karena terkena ruda
paksa / benturan..? Akibat penyayatan..? dll.
2) Q : Qualitas / Quantitas
Seberapa berat keluhan nyeri terasa..?. Bagaimana rasanya..?. Seberapa sering
terjadinya..? Ex : Seperti tertusuk, tertekan / tertimpa benda berat, diris-iris,
dll.
3) R : Region / Radiasi
Lokasi dimana keluhan nyeri tersebut dirasakan / ditemukan..? Apakah juga
menyebar ke daerah lain / area penyebarannya..?
4) S : Skala Seviritas
Skala kegawatan dapat dilihat menggunakan GCS (Baca : Cara Mengukur
GCS (Glasgow’s Coma Scale)) untuk gangguan kesadaran, skala nyeri /
ukuran lain yang berkaitan dengan keluhan
5) T : Timing
Kapan keluhan nyeri tersebut mulai ditemukan / dirasakan..? Seberapa sering
keluhan nyeri tersebut dirasakan / terjadi…? Apakah terjadi secara mendadak
atau bertahap..? Akut atau Kronis..?
D. Kualitas Nyeri
Merupakan bagaimana mutu nyeri yang dirasakan oleh individu. Dalam Garg
diklasifikasikan menjadi:
1) Dull, grawing atau aching (lamban dan tumpul)
2) Throbbing, pounding atau pulsating (berdenyut-denyut)
3) Sharp, recurrent atau stabbing pain (menusuk dan tajam)
4) Squeezing atau crushing pain (rasa tertindih/ tertekan)
E. Intensitas Nyeri
Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh
individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan
kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua
orang yang berbeda.
1) Skala Intensitas Nyeri Deskriptif
2) Skala Intensitas Nyeri Numerik
Keterangan:
0: Tidak Nyeri
1-3: Nyeri ringan, secara objektif individu dapat berkomunikasi dengan baik
4-6: Nyeri sedang, secara objektif individu mendesis, menyeringai, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti
perintah dengan baik
7-9: Nyeri berat,secara objektif individu terkadang tidak dapat mengikuti
perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi
nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat di atasi dengan alih posisi
nafas panjang dan distraksi
10: Nyeri sangat berat, individu sudah tidak mampu berkomunikasi
4) Skala Intensitas Nyeri Menurut Wong-Baker
Skala nyeri ini tergolong mudah untuk dilakukan karena hanya dengan
melihat ekspresi wajah pasien pada saat bertatap muka tanpa kita menanyakan
keluhannya.
Wajah pertama: sangat senang karena ia tidak merasa sakit sama sekali
Wajah kedua: sakit hanya sedikit
Wajah ketiga: sedikit lebih sakit
Wajah keempat: jauh lebih sakit
Wajah kelima: jauh lebih sakit sekali
Wajah keenam: sangat sakit luar biasa hingga menangis
F. Manajemen Nyeri Non Farmakologi
1) Distraksi
Distraksi adalah teknik untuk mengalihkan perhatian terhadap hal – hal lain
sehingga lupa terhadap nyeri yang dirasakan. Contoh :
a. Membayangkan hal – hal yang menarik dan indah
b. Membaca buku, Koran sesuai dengan keinginan
c. Menonton TV
d. Medengarkan musik, radio, dll
2) Relaksasi
Teknik relaksasi memberi individu control diri ketika terjadi rasa tidak
nyaman atau nyeri, stres fisik dan emosi pada nyeri Sejumlah teknik relaksasi
dapat dilakukan untuk mengendalikan rasa nyeri ibu dengan meminimalkan
aktivitas simpatik dalam system saraf otonom. Tahapan relaksasi nafas dalam
adalah sebagai berikut :
a. Ciptakan lingkungan yang tenang
b. Usahakan tetap rileks dan tenang
c. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara
melalui hitungan 1,2,3
d. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan
ekstrimitas atas dan bawah rileks
e. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
f. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut
secara perlahan-lahan
g. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
h. Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil terpejam
i. Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri
j. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
k. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali
Referensi