Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“MANAJEMEN NYERI”
DI RUANG ICCU RSUD DR. R KOESMA TUBAN

Bidang Studi : Keperawatan Gawat Darurat


Topik : Manajemen Nyeri
Tempat : Ruang ICCU RSUD dr. R. Koesma Tuban
Hari, Tanggal : Selasa, 4 Maret 2024
Waktu : 10.00 WIB – 11.00 WIB
Sasaran : Pasien atau Keluarga Pasien
Penyuluh : Selvi Putri Rachmawati

1. Tujuan

1.1 Tujuan Instruksional Umum

Setelah diberikan edukasi tentang “Manajemen Nyeri” diharapkan Pasien atau Keluarga
Pasien dapat mengetahui, memahami, dan mampu melakukan manajemen nyeri dengan tepat
kepada pasien di ruang ICCU RSUD dr.R. Koesma Tuban

1.2 Tujuan Intruksional Khusus

Setelah diberi penyuluhan peserta mampu :

1) Menjelaskan pengertian nyeri

2) Menjelaskan penyebab nyeri

3) Menjelaskan jenis nyeri

4) Menjelaskan dan mempraktikkan manajemen nyeri, yaitu :


a. Teknik relaksasi

b. Teknik distraksi

c. Aromaterapi

d. Hipnoterapi

e. Teknik rangsangan dan pijatan

2. Materi (Terlampir)

a. Pengertian nyeri

b. Penyebab nyeri

c. Jenis nyeri

d. Manajemen nyeri

3. Metode Penyuluhan

1) Ceramah

2) Demonstrasi

3) Diskusi (tanya-jawab)

4. Media

1) Leaflet

5. Kegiatan Penyuluh

a. Setting Waktu
No Waktu Acara
1 Pembukaan 1. Mengucapkan salam
(5menit) 2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan topik yang akan diberikan
4. Menjelaskan tujuan penyuluhan

2 Kegiatan inti  Menggali pengetahuan Wali atau keluarga


(15 menit)  Menjelaskan dan mempraktikkan materi
dengan rincian:

 Pengertian nyeri

 Penyebab nyeri

 Jenis nyeri

 Manajemen nyeri

a. Teknik relaksasi
b. Teknik distraksi
c. Aromaterapi
d. Hipnoterapi
e. Teknik rangsangan dan pijatan

3 Penutup 1. Mengevaluasi kemampuan peserta tentang


10 menit manajemen nyeri
2. Kesimpulan dari penyuluhan kesehatan
3. Salam penutup

6. Evaluasi
1) Struktur
a. Kesiapan materi
b. Kesiapan SAP
c. Peserta yang hadir
d. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan
2) Proses
a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
d. Suasana penyuluhan tertib dan tenang
e. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
3) Hasil
a. Peserta dapat menjelaskan tentang definisi, tujuan, manfaat, dan macam-macam
manajemen nyeri.
b. Peserta dapat menerapkan manajemen nyeri dengan tepat
c. Peserta dapat menjelaskan tindakan-tindakan yang perlu dihindari dalam melakukan
teknik manajemen nyeri

Lampiran 1. Materi Penyuluhan


1. Pengertian Nyeri

Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan
jaringan, baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut.
Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik yang multidimensional. Nyeri sebagai pengalaman yang
subjektif, sama halnya saat seseorang mencium bau harum atau busuk, mengecap manis atau asin,
yang kesemuanya merupakan persepsi panca indera dan dirasakan manusia sejak lahir (Bahrudin,
2018).
2. Penyebab Nyeri

Menurut (Nandar, 2015) Nyeri dapat disebabkan oleh beberapa peristiwa yaitu :

1. Trauma: Dimana merupakan cedera yang parah dan sering membahayakan jiwa yang terjadi
ketika seluruh atau suatu bagian tubuh terkena pukulan benda tumpul atau tiba-tiba terbentur
yang dapat menyebabkan terjadinya nyeri.
2. Infeksi, merupakan masalah kesehatan yang disebabkan oleh organisme, seperti bakteri,
virus, jamur, atau parasit yang menyerang tubuh. Pada orang yanag terkena infeksi dapat
mengalami terjadinya demam, nyeri otot dan sendi, kelelahan dan sebagainya.
3. Neoplasma (jinak dan ganas), merupakan pertumbuh sel baru dan berbeda dari pertumbuhan
sel-sel yang normal disekitarnya. Pada beberapa jenis neoplasma dapat menimbulkan rasa nyeri
yang menyerang tubuh dan dengan waktu berkelanjutan.
4. peradangan (inflamasi), merupakan proses fungsi pertahanan tubuh terhadap masuknya
organisme maupun gangguan lain, dimana pada proses inflamasi dapat menimbulkan terjadinya
nyeri, bengkak, demam panas, merah, yang disebabkan karena terjadi perubahan pada pembuluh
darah di area infeksi
5. gangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh darah,

Menurut Potter & Perry, 2006 Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nyeri yaitu usia,
jenis kelamin, kebudayaan, makna nyeri, perhatian, ansietas, keletihan, pengalaman sebelumnya, gaya
koping, dukungan keluarga dan sosial (Wijaya, 2016).

3. Klasifikasi Nyeri

Secara umum dibedakan menjadi 2 yaitu: nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut merupakan nyeri
yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai adanya
peningkatan tegangan otot. Nyeri kronis yaitu nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya
berlangsung dalam waktu yang cukup lama lebih dari 6 bulan (Kemenkes RI, 2016).

Perbedaan Nyeri Akut dan Kronis (Kemenkes RI, 2016)

Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronis


Pengalaman Satu kejadian Satu situasi
Lokasi Jelas Menyebar
Sumber Sebab eksternal/penyakit Tidak diketahui atau
dari dalam pengobatan yang terlalu
lama
Serangan Mendadak Bisa mendadak, berkembang
dan terselubung
Durasi Pendek Terus Berlangsung
Sampai 6 bulan Lebih dari 6 bulan sampai
bertahun-tahun
Pernyataan Nyeri Mudah Sulit
Daerah nyeri tidak diketahui Daerah nyeri sulit dibedakan
dengan pasti intensitasnya, sehingga sulit
dievaluasi
Gejala-gejala klinis Pola respons yang khas Pola respons yang bervariasi
dengan gejala yang lebih dengan sedikit gejala
jelas (adaptasi)
Pola Terbatas Berlangsung terus, dapat
bervariasi
Istirahat Mengurangi Nyeri Memperburuk Nyeri
4. Manajemen Nyeri
Langkah Teknik Relaksasi Nafas Dalam Menurut (Potter and Perry, 2010), langkah-langkah teknik
relaksasi nafas dalam yaitu:
1. Ciptakan lingkungan tenang, usahakan tetap rileks dan tenang.
2. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui hitungan 1, 2, 3
perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstremitas atas dan
bawah rileks.
3. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali, menarik nafas lagi melalui hidung dan
menghembuskan melalui mulut secara perlahan-lahan.
4. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks, usahakan agar tetap konsentrasi atau mata sambil
terpejam, pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah nyeri.
5. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang.
6. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.
7. Bila nyeri menjadi hebat, seseorang dapat bernafas dangkal dan cepat.

Anda mungkin juga menyukai