Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“MANAJEMEN ANSIETAS : TEKNIK NAFAS DALAM DAN HYPNOSIS”

OLEH :

Miftah Khairunnisa
Rifahatul Mahmudah
Ranny Patria Yolandiani
Miftahul Hannah MN
Nadia Nofita
Nanang Pramayudi
Rima Dwi Marta
Metri Yenti
Dewi Rahayu Ningsih

PROFESI KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Bidang Studi : Keperawatan Jiwa Komunitas


Topik           : Manajemen Ansietas : Teknik Nafas dalam dan hypnosis
Sasaran : Masyarakat yang mengalami ansietas
Tempat: Zoom
Hari/tanggal    : Kamis /03 Juni 2021
Waktu           : 13.30-15.30 WIB

A. Latar Belakang
Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi
(Videbeck, 2014). Ansietas atau kecemasan adalah respons emosi tanpa objek yang
spesifik yang secara subjektif dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal
(Suliswati, 2015 ).
Kecemasan memiliki nilai yang positif. Menurut Stuart dan Laraia (2012) aspek
positif dari individu berkembang dengan adanya konfrontasi, gerak maju perkembangan
dan pengalaman mengatasi kecemasan. Tetapi pada keadaan lanjut perasaan cemas dapat
mengganggu kehidupan seseorang.
Manajemen ansietas merupakan suatu proses atau tindakan keperawatan yang
dilakukan baik secara kolaboratif ataupun secara individu pada pasien guna mengontrol
atau mengurangi ansietas serta mengendalikan rasa cemas yang di rasa oleh pasien.
Manajemen ansietas penting dilakukan dan paling tidak harus mendapat perhatian dari
petugas perawat atau petugas kesehatan lainnya untuk mengurangi keluhan cemas pada
pasien. Pengendalian cemas pada pasien dapat mengurangi keluhan serta resiko lain
akibat dari cemas. Manajemen secara individu dapat dilakukan dengan cara mengajarkan
teknik relaksasi berupa nafas dalam dan mengerutkan dan mengendorkan otot guna
mengurangi resiko ansietas pada pasien.
Relaksasi adalah satu teknik dalam terapi perilaku untuk mengurangi ketegangan
dan kecemasan. Relaksasi merupakan suatu terapi relaksasi yang diberikan kepada
pasien dengan menegangkan otot-otot tertentu dan kemudian relaksasi (Smeltzer and
Bare, 2008).Teknik ini dapat digunakan oleh pasien tanpa bantuan terapis dan mereka
dapat menggunakannya untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan yang dialami
sehari-hari di rumah.
Relaksasi merupakan metode yang efektif terutama pada pasien yang mengalami
ansietas. Relaksasi adalah teknik yang dapat digunakan semua orang untuk menciptakan
mekanisme batin dalam diri seseorang dengan membentuk pribadi yang baik,
menghilangkan berbagai bentuk pikiran yang kacau akibat ketidak berdayaan seseorang
dalam mengendalikan ego yang dimilikinya, mempermudah seseorang mengontrol diri,
menyelamatkan jiwa dan memberikan kesehatan bagi tubuh. Latihan pernafasan dan
teknik relaksasi menurunkan konsumsi oksigen, frekuensi pernafasan, frekuensi jantung,
dan ketegangan otot, yang menghentikan siklus nyeri-ansietas-ketegangan otot
(McCaffery, 2018).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta mampu melakukan manajemen
ansietas
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan lansia mampu:
a. Menyebutkan pengertian ansietas
b. Menyebutkan tanda dan gejala ansietas
c. Menyebutkan mekanisme koping adaptif pada penanganan ansietas
d. Menyebutkan penanganan ansietas
e. Mendemonstrasikan penanganan ansietas pada penderita hiepertensi : hipnosis
teknik 5 jari

C. Materi (Terlampir)

D. Pelaksanaan
1. Topik
Manajemen ansietas : teknik relaksasi dan hypnosis

2. Sasaran/ target
a. Sasaran : Seluruh masyarakat yang mengalami ansietas
b. Target : Masyarakat yang mengalami tingkat kecemasan
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
d. Demonstrasi
4. Media dan alat
a. Leaflet
b. Laptop
c. PPT
d. Alat demonstrasi ( orang percobaan)
5. Waktu dan tempat
a. Hari : Kamis / 03 Juni 2021
b. Jam : 13.30-15.30 WIB
c. Tempat : Zoom
6. Pengorganisasian
a. Moderator : Ranny Patria Yolandiani
b. Pemateri : Rima Dwi Marta
c. Fasilitator : Nanang Pramayudi
Miftahun Jannah MN
Dewi Rahayu Ningsih
Rifahatul Mahmudah
Miftah Khairunnisa
Nadia Nofita
d. Observer : Metri yenti

7. Setting Tempat

P P B A

F M

M F

F M

M F
F M
M
F
O O

Keterangan :
P : Pembimbing
B : Pemateri
A : Moderator
M : Peserta
F : Fasilitator
O : Observer

8. Uraian Tugas
1. Pemateri
a. Mempresentasikan materi
b. Mengevaluasi peserta tentang materi yang diberikan
2. Moderator
a. Pada acara pembukaan
a. Membuka acara
b. Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing
c. Menjelaskan topik dan tujuan penyuluhan
d. Menjelaskan kontrak waktu
b. Kegiatan Inti
1) Meminta peserta memberikan pertanyaan atas penjelasan yang tidak
dipahami.
2) Memberikan kesempatan pada mahasiswa atas jawaban yang diajukan
untuk menjawab.
c. Pada acara penutup
1) Menyimpulkan dan menutup diskusi
2) Mengucapkan salam
3. Fasilitator
a. Memotivasi peserta agar berperan aktif
b. Membuat absensi penyuluhan
c. Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan penyuluha
4. Observer
a. Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
b. Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan

E. Kegiatan Penyuluhan

No Kegiatan Penyuluh Kegiatan Audiens/Sasaran Waktu


1 Pembukaan 5 mnt
- Moderator memberi - Menjawab salam
salam - Mendengarkan dan memperhatikan
- Moderator
memperkenalkan anggota - Mendengarkan dan memperhatikan
penyuluh
- Moderator menejelaskan - Mendengarkan dan memperhatikan
tentang topik penyuluhan
- Menjelaskan membuat
kontrak waktu dan tujuan - Mengemukakan permasalahan (kalau
pertemuan. ada)
- Menanyakan masalah - Menyampaikan pendapat
yang dirasakan saat ini
- Mendiskusikan masalah

2 20 mnt
- Mengemukakan pendapat
Pelaksanaan
- Mengkaji pengetahuan - Mendengarkan dan memperhatikan
audiens tentang hipertensi - Mendengarkan dan memperhatikan
- Memberi reinforcement
(+) - Mengulang kembali penjelasan
- Menjelaskan tentang mahasiswa
pengertian hipertensi - Mendengarkan dan memperhatikan
- Memotivasi audiens - Mengemukakan pendapat
untuk mengulang kembali
- Memberi reinforcement
(+) - Mendengarkan dan memperhatikan
- Mengkaji pengetahuan - Mendengarkan dan memperhatikan
audiens tentang ansietas
(kecemasan) - Mengemukakan pendapat
- Memberi reinforcement
(+)
- Menjelaskan pengertian - Mendengarkan dan memperhatikan
ansietas - Mendengarkan dan memperhatikan
- Mengkaji pengetahuan
audiens tentang tanda dan - Mengemukakan pendapat
gejala ansietas
- Memberi reinforcement
(+)
- Menjelaskan tanda dan - Mendengarkan dan memperhatikan
gejala ansietas
- Menjelaskan mekanisme
koping kecemasan
- Menjelaskan - Mendengarkan dan memperhatikan
penatalaksanaan kecemasan
- Menjelaskan cara
mengurangi kecemasan - Mendengarkan dan memperhatikan
dengan teknik 5 jari dan nafas
dalam
- Mendemonstrasikan cara - Mendemonstrasikan
mengurangi kecemasan
dengan teknik 5 jari dan nafas
dalam - Mendemonstrasikan kembali yang
- Meminta peserta untuk didemonstrasikan mahasiswa
mendemonstrasikan cara
mengurangi kecemasan
dengan teknik 5 jari dan nafas
dalam
3 - Memberi reinforcement
positif - Mengulang informasi yang didapatkan
- Memberi kesempatan dari mahasiswa
audiens untuk bertanya
- Menjawab pertanyaan - Mendengarkan 5 mnt
- Bersama mahasiswa menyimpulkan

Penutup - Menjawab salam


- Meminta audiens
mengulang beberapa
informasi yang telah
diberikan
- Memberi reinforcement
(+)
- Bersama masyarakat
menyimpulkan materi
- Menutup dengan salam

F. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. 60 % atau lebih undangan menghadiri acara
b. Alat dan media sesuai dengan rencana
c. Peran dan fungsi masing – masing sesuai dengan yang direncanakan

2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
b. Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c. Peserta berperan aktif dalam jalannya diskusi

3. Evaluasi hasil
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan 60 % masyarakat mampu :
a. Menyebutkan pengertian ansietas (kecemasan)
b. Menyebutkan mekanisme koping adaptif kecemasan pada hipertensi
c. Mendemonstrasikan kembali cara pengurangan kecemasan dengan teknik 5 jari
dan nafas dalam
Lampiran
MATERI

A. ANSIETAS
1. Definisi Ansietas
     Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi.
Ketika merasa cemas, individu merasa tidak nyaman atau takut atau mungkin memiliki
firasat akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang
mengancam tersebut terjadi. Tidak ada objek yang dapat diidentifikasi sebagai stimulus
ansietas (Corner, 1992). Ansietas merupakan alat peringatan internal yang memberikan
tanda bahaya kepada individu. 

2. Etiologi (Penyebab)
Keluhan-keluhan yang sering dikemukan oleh orang yang mengalami ansietas (Hawari,
2008), antara lain sebagai berikut :
a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung.
b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
c. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.
d. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.
e. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.
f. Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran
berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan
perkemihan, sakit kepala dan sebagainya. 

3. Tingkatan Ansietas
a. Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan membutuhkan
perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu individu memfokuskan
perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah, berpikir, bertindak, merasakan, dan
melindungi diri sendiri. Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas ringan adalah
sebagai berikut :
1) Respons fisik :
 Ketegangan otot ringan
 Sadar akan lingkungan
 Rileks atau sedikit gelisah
 Penuh perhatia]n
 Rajin
2) Respon kognitif
 Lapang persepsi luas
 Terlihat tenang, percaya diri
 Perasaan gagal sedikit
 Waspada dan memperhatikan banyak hal
 Mempertimbangkan informasi
 Tingkat pembelajaran optimal
3) Respons emosional
 Perilaku otomatis
 Sedikit tidak sadar
 Aktivitas menyendiri
 Terstimulasi
 Tenang
b. Ansietas sedang merupakan perasaan yang menggangu bahwa ada sesuatu yang benar-
benar berbeda; individu menjadi gugup atau agitasi. Menurut Videbeck (2008), respons
dari ansietas sedang adalah sebagai berikut :
1) Respon fisik :
 Ketegangan otot sedang
 Tanda-tanda vital meningkat
 Pupil dilatasi, mulai berkeringat
 Sering mondar-mandir, memukul tangan
 Suara berubah : bergetar, nada suara tinggi
 Kewaspadaan dan ketegangan menigkat
 Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri punggung
2) Respons kognitif
 Lapang persepsi menurun
 Tidak perhatian secara selektif
 Fokus terhadap stimulus meningkat
 Rentang perhatian menurun
 Penyelesaian masalah menurun
 Pembelajaran terjadi dengan memfokuskan
3) Respons emosional
 Tidak nyaman
 Mudah tersinggung
 Kepercayaan diri goyah
 Tidak sabar
 Gembira
c. Ansietas berat, yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman, memperlihatkan
respons takut dan distress. Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas berat adalah
sebagai berikut :
1) Respons fisik
- Ketegangan otot berat
- Hiperventilasi
- Kontak mata buruk
- Pengeluaran keringat meningkat
- Bicara cepat, nada suara tinggi
- Tindakan tanpa tujuan dan serampangan
- Rahang menegang, mengertakan gigi
- Mondar-mandir, berteriak
- Meremas tangan, gemetar
2) Respons kognitif
- Lapang persepsi terbatas
- Proses berpikir terpecah-pecah
- Sulit berpikir
- Penyelesaian masalah buruk
- Tidak mampu mempertimbangkan informasi
- Hanya memerhatikan ancaman
- Preokupasi dengan pikiran sendiri
- Egosentris
3) Respons emosional
- Sangat cemas
- Agitasi
- Takut
- Bingung
- Merasa tidak adekuat
- Menarik diri
- Penyangkalan
- Ingin bebas
d. Panik, individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang, karena hilangnya kontrol,
maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah. Menurut Videbeck
(2008), respons dari panik adalah sebagai berikut :
1) Respons fisik
- Flight, fight, atau freeze
- Ketegangan otot sangat berat
- Agitasi motorik kasar
- Pupil dilatasi
- Tanda-tanda vital meningkat kemudian menurun
- Tidak dapat tidur
- Hormon stress dan neurotransmiter berkurang
- Wajah menyeringai, mulut ternganga
2) Respons kognitif
- Persepsi sangat sempit
- Pikiran tidak logis, terganggu
- Kepribadian kacau
- Tidak dapat menyelesaikan masalah
- Fokus pada pikiran sendiri
- Tidak rasional
- Sulit memahami stimulus eksternal
- Halusinasi, waham, ilusi mungkin terjadi
3) Respon emosional
- Merasa terbebani
- Merasa tidak mampu, tidak berdaya
- Lepas kendali
- Mengamuk, putus asa
- Marah, sangat takut
- Mengharapkan hasil yang buruk
- Kaget, takut
- Lelah

4. Mekanisme Koping
Kemampuan individu menanggulangi kecemasan secara konstruksi merupakan faktor
utama yang membuat klien berperilaku patologis atau tidak. Bila individu sedang
mengalami kecemasan ia mencoba menetralisasi, mengingkari atau meniadakan
kecemasan dengan mengembangkan pola koping. Pada kecemasan ringan, mekanisme
koping yang biasanya digunakan adalah menangis, tidur, makan, tertawa, berkhayal,
memaki, merokok, olahraga, mengurangi kontak mata dengan orang lain, membatasi diri
pada orang lain (Suliswati, 2005). Mekanisme koping untuk mengatasi kecemasan sedang,
berat dan panik membutuhkan banyak energi. Menurut Suliswati (2005), mekanisme
koping yang dapat dilakukan ada dua jenis, yaitu :
1. Task oriented reaction atau reaksi yang berorientasi pada tugas. Tujuan yang ingin
dicapai dengan melakukan koping ini adalah individu mencoba menghadapi
kenyataan tuntutan stress dengan menilai secara objektif ditujukan untuk mengatasi
masalah, memulihkan konflik dan memenuhi kebutuhan.
a. Perilaku menyerang digunakan untuk mengubah atau mengatasi hambatan
pemenuhan kebutuhan.
b. Perilaku menarik diri digunakan baik secara fisik maupun psikologik untuk
memindahkan seseorang dari sumber stress.
c. Perilaku kompromi digunakan untuk mengubah cara seseorang
mengoperasikan, mengganti tujuan, atau mengorbankan aspek kebutuhan
personal seseorang. 
2. Ego oriented reaction atau reaksi berorientasi pada ego. Koping ini tidak selalu sukses
dalam mengatasi masalah. Mekanisme ini seringkali digunakan untuk melindungi diri,
sehingga disebut mekanisme pertahanan ego diri biasanya mekanisme ini tidak membantu
untuk mengatasi masalah secara realita. Untuk menilai penggunaan makanisme pertahanan
individu apakah adaptif atau tidak adaptif, perlu di evaluasi hal-hal berikut .
a. Perawat dapat mengenali secara akurat penggunaan mekanisme pertahanan klien.
b. Tingkat penggunaan mekanisme pertahanan diri terebut apa pengaruhnya terhadap
disorganisasi kepribadian.
c. Pengaruh penggunaan mekanisme pertahanan terhadap kemajuan kesehatan klien.
d. Alasan klien menggunakan mekanisme pertahanan

B. Tarik Nafas Dalam


1. Pengertian
Teknik Relaksasi Nafas Dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan,
yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan
napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana
menghembuskan napas secara perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri,
teknik relaksasi napas dalam

2. Manfaat
a. Ketentraman hati
b. Berkurangnya rasa cemas, khawatir dan gelisah
c. Tekanan dan ketegangan jiwa menjadi rendah
d. Detak jantung lebih rendah
e. Mengurangi tekanan darah
f. Ketahanan yang lebih besar terhadap penyakit
g. Tidur lelap
h. Kesehatan mental menjadi lebih baik
i. Daya ingat lebih baik
j. Meningkatkan daya berpikir logis
k. Meningkatkan kreativitas
l. Meningkatkan keyakinan
m. Meningkatkan daya kemauan
n. Intuisi
o. Meningkatkan kemampuan berhubungan dengan orang lain

3. Tujuan
a. mengurangi stress
b. menurunkan rasa nyeri dan
c. menurunkan kecemasan.

4. LANGKAH-LANGKAH
a. Persiapan melakukan tehnik relaksasi nafas dalam
1) Pastikan pasien dalam keadaan tenang dan santai (rileks).
2) Pilih waktu dan tempat yang sesuai. (duduk di kursi).
3) pasien boleh melakukan teknik relaksasi ini sambil membaca doa, berzikir
atau sholawat.
b. Langkah – langkah tehnik relaksasi nafas dalam
1) Jalin Hubungan saling percaya antara perawat dan klie
2) Ciptakan lingkungan yang tenang
3) Usahakan tetap rileks dan tenang
4) Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara
melalui hitungan 1,2,3
5) Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan
ekstrimitas atas dan bawah rileks
6) Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
7) Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut
secara perlahan-lahan
8) Membiarkan telapak tangan dan kaki rilek
9) Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil terpejam
10) Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga ansietas terasa berkurang
11) Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali
12) Beri tahu pasien untuk melakukan relaksasi bila dalam keadaan cemas

C. Terapi Hypnosis
1. Defenisi
Hypnosis adalah aktivitas yang memerlukan kerja sama dan persetujuan antara dua
pihak yang berhubungan. Hypnosis adalah pengendalian fungsi otak secara ilmiah.
Keadaan normal yang dialami oleh setiap orang, baik secara sengaja (sadar) maupun
tidak sengaja (alam bawah sadar) setiap harinya. Sebuah keadaan ’ tidur ’ hasil ciptaan
seseorang yang melakukan hipnosis dengan sugesti kepada seseorang yang akan
dihipnotis (suyet). Sebuah kondisi relaks atau santai dengan konsentrasi yang terfokus
(Rusli & Wijaya, 2009).

2. Dasar Hypnosis
Hypnosis merupakan bahasa yang digunakan oleh otak untuk berkomunikasi
dengan tubuh. Hypnosis terbentuk melalui rangsangan yang diterima oleh berbagai
indera gambar, suara, dan sentuhan. Respon tersebut timbul karena otak kanan dan
kiri tidak mengetahui perbedaan antara bayangan dan aktivitas nyata, dengan
menstimulasi otak melalui hipnosis dapat menimbulkan pengaruh langsung pada
system saraf dan endokrin (Rusli & Wijaya, 2015).

3. Manfaat Hypnosis
Hipnosis merupakan salah satu jenis dari terapi sehingga manfaat dari terapi
hipnosis ini adalah penyembuhan yang efektif. Terapi ini dapat mengurangi nyeri,
mengatasi gangguan sulit tidur atau insomnia, membantu untuk mendidik anak dan
berhenti merokok (Kahija, 2017).

4. Langkah-Langkah hypnosis 5 Jari


a. Tarik nafas dalam terlebih dahulu, posisi duduk tegak, tutup kedua mata atau
fokuskan pikiran terlebih dahulu
b. Sentuhkan ibu jari dengan telunjuk sambil memikirkan atau mengenang saat
merasa sehat
c. Sentuh ibu jari dengan jari tengah sambil mengenang saat pertama kali jatu
cinta
d. Sentuh ibu jari dengan jari manis sambil mengenang saat pertama menerima
pujian
e. Sentuh ibu jari dengan jari kelingking sambil membayangkan berada ditempat
yang disukai
f. Kemudian buka mata kembali
DAFTAR PUSTAKA

Sjaifoellah Noer. (2018). Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Jakarta: FKUI
Wahyudi Nugroho. (2015). Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC
Adib, M. 2009. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung dan Stroke.
Dianloka. Yogyakarta.
Beevers,DG. Prof. 2014. Bimbingan Dokter Pada Tekanan Darah . Dian Rakyat. Jakarta.
Brunner & Suddart. 2008. Keperawatan Medikal Bedah.Vol 2. EGC. Jakarta.
Dalimarta, Setiawan. 2015. Care Your Self Hipertensi. Penebar plus. Jakarta.
Eharmayaku. 2016. Penatalaksanaan Hipertensi Terkini. Http://www. blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai