Disusun oleh:
Kelompok :
1. Adam Cahyadi, S.Kep. 132013143001
2. Dewi Ayu Kumalasari, S.Kep. 132013143003
3. Putra Madila, S.Kep. 132013143054
4. Dinda Dia Aldin K, S.Kep. 132013143022
5. Novia Tri Handika, S.Kep. 132013143023
A. Latar Belakang
Nyeri sendi adalah suatu peradangan sendi yang ditandai dengan pem
bengkakan sendi, warna kemerahan, nyeri dan terjadinya gangguan gerak
(Qodariyah,2018).
Penyebab nyeri sendi dipicu oleh berbagai macam faktor pencetus.
Diantaranya adalah faktor peradangan yang terjadi pada sendi seperti
reumathoid arthtritis dan osteoarthritis.
B. Tujuan
1. Tujuan Intruksionsal Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan pasien dan keluarg
a dapat memahami gejala nyeri sendi serta cara penanganannya.
2. Tujuan Intruksionsal Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan pasien dan keluarg
a mampu :
a. Menjelaskan tentang apa itu nyeri sendi.
b. Menyebutkan penyebab dari nyeri sendi.
c. Menjelaskan bagaimana tata laksana serta pencegahan pada nyeri sendi.
C. Pokok Bahasan
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan pasien dan kelu
arga dapat memahami tentang nyeri sendi beserta penanganannya.
D. Sub Pokok Bahasan
a. Menjelaskan tentang apa itu nyeri sendi
b. Menyebutkan apa saja yang dapat menyebabkan nyeri sendi
c. Menjelaskan tata laksana serta pencegahan pada nyeri sendi.
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. Media
1. Poster
2. Vidio
G. Pengorganisasian
1. Pembimbing : Ika Nur Pratiwi, S.Kep. Ns., M.Kep
2. Anggota : Adam Cahyadi, S.Kep
Dewi Ayu Kumalasari, S.Kep
Putra Madila, S.Kep
Dinda Dia Aldin, S.Kep
Novia Tri Handika, S.Kep
3. Peserta : Keluarga pasien di Ruang Irana Medik Lt.4
RSUA
a. Kegiatan Penyuluhan
N Waktu Kegiatan Evaluasi
o.
1. 5 menit Pembukaan a. Peserta menjawa
a. Mengucap salam. b salam.
b. Memperkenalkan diri. b. Peserta kooperati
c. Menyampaikan tujuan kegiatan dan kon f.
trak waktu. c. Peserta mengerti
d. Menggali pengetahuan tentang nyeri maksud dan tuju
sendi an kegiatan.
d. Peserta
menjawab
beberapa
pertanyaan.
2. 10 menit Materi a. Peserta memperh
a. Menjelaskan tentang pengertian atikan dan koope
nyeri sendi ratif.
b. Menjelaskan tentang penyebab b. Peserta memperh
nyeri sendi atikan dan koope
c. Menjelaskan tentang tata laksana ratif.
dan pencegahan nyeri sendi c. Peserta memperh
d. Memberikan kesempatan pada atikan dan koope
pasien dan keluarga untuk ratif.
bertanya setelah pemberian materi d. Peserta aktif
selesai. memberikan
pertanyaan.
3. 5 menit Penutup a. Peserta mendeng
a. Menyimpulkan materi yang telah disam arkan dengan bai
paikan. k.
b. Mengucapkan terima kasih atas partisip b. Peserta menjawa
asi peserta dan mengucapkan salam pen b salam.
utup.
H. Metode Evaluasi
1. metode evaluasi : tanya jawab
2. jenis evaluasi : lisan
I. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Stuktur
a) Kesiapan materi
b) Kesiapan SAP
c) Kesiapan media : poster dan vidio
d) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa
e) Peserta hadir ditempat penyuluhan
f) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan dirumah sakit
g) Pengorganisasian penyelenggaraan dilakukan pada hari sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a) Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan
b) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
d) Suasana penyuluhan tertib
e) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
a. Acara dimulai tepat waktu tanpa kendala.
b. Peserta memahami materi yang disampaikan oleh pemateri.
c. Peserta dapat menjawab pertanyaan dengan benar yang diajukan oleh
penguji
Materi Penyuluhan
TERLAMPIR
MATERI PENYULUHAN NYERI SENDI
1. Definisi Nyeri Sendi
Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang nyata atau
yang berpotensial untuk menimbulkan kerusakan jaringan (Dharmady,
2004). Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi
seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah
mengalaminya (Tamsuri, 2007). Menurut International Association for
Study of Pain (IASP), nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang
tidak menyenangkan akibat terjadinya kerusakan aktual maupun potensial,
atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.
Sendi adalah pertemuan antara dua tulang atau lebih, sendi
memberikan adanya segmentasi pada rangka manusia dan memberikan
kemungkinan variasi pergerakan diantara segmen-segmen serta
kemungkinan variasi pertumbuhan (Brunner & Sudarth, 2002).
Nyeri sendi adalah suatu peradangan sendi yang ditandai deng
an pembengkakan sendi, warna kemerahan, nyeri dan terjadinya gang
guan gerak (Qodariyah,2018)
2) Obat – Obatan
- Obat Anti Peradangan Non Steroid (OAINS)
OAINS, seperti Ibuprofen atau Naproxen, digunakan untuk mengatasi geja
la-gejala rheumatoid arthritis, seperti pembengkakan dan rasa nyeri. Namu
n, obat ini tidak dapat mencegah kerusakan sendi akibat perkembangan Rh
eumatoid Arthritis dan Osteoarthritis. OAINS sebaiknya tidak digunakan u
ntuk orang-orang dengan gangguan saluran cerna, seperti ulkus peptikum a
tau tukak lambung, karena OAINS bisa menyebabkan gangguan lambung.
Efek samping lain yang bisa terjadi akibat pemakaian obat OAINS antara l
ain sakit kepala, peningkatan tekanan darah, perburukan tekanan darah tin
ggi, perburukan fungsi ginjal, pembengkakan, serta penurunan fungsi trom
bosit. OAINS juga bisa meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung d
an stroke.
-Kortikosteroid
Kortikosteroid, seperti Prednison, merupakan obat yang efektif untuk men
gurangi peradangan dan gejala-gejala rheumatoid arthritis.
Meskipun kortikosteroid efektif untuk pemakaian jangka pendek, tetapi ob
at ini tidak dapat mencegah kerusakan sendi dan bisa menjadi kurang efekt
if pada pemakaian jangka panjang, padahal RA biasanya aktif selama berta
hun-tahun.
3) Terapi Fisik dan Latihan Fisik
Terapi fisik (Fisioterapi) merupakan perpaduan terapi menggunakan alat-al
at dengan metode pemijatan, traksi, dan terapi pemanasan dan pelatihan fis
ik. Sedangkan latihan fisik diperlukan agar tidak terjadi kekakuan pada sen
di yang meradang. Sendi harus dilatih secara perlahan terutama saat fase a
kut peradangan. Setelah peradangan mereda, bisa dilakukan latihan aktif y
ang rutin, tetapi jangan sampai terlalu lelah. Biasanya latihan akan lebih m
udah jika dilakukan di dalam air.
Untuk mengatasi persendian yang kaku, perlu dilakukan latihan yang inten
sif dan kadang digunakan pembidaian untuk meregangkan sendi secara per
lahan.
DAFTAR PUSTAKA
Swartz, Mark H. Buku Ajar Diagnostik Fisik. Penerbit EGC Kedokteran, Jakarta.
1995
Brunner & Suddarth, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8.
Jakarta: EGC