TINJAUAN LITERATUR
menurut International Association for the Study of Pain (2007). Definisi nyeri
lainnya, nyeri adalah suatu mekanisme protektif bagi tubuh, timbul bila jaringan
Nyeri pada bayi prematur menjadi masalah oleh karena bayi prematur tidak
dirasakannya secara akurat (Kyle & Carman, 2015). Sensasi yang tidak
suatu masalah (Kozier & Erb’s, 2012). Penanganan nyeri sebagai suatu hak dasar
yang bersifat legal. Perawat secara legal dan etik bertanggung jawab dalam
kejadian fisiologis (Kyle & Carman, 2015). Rasa nyeri/nosiseptif adalah istilah
Terdapat empat proses fisiologis dari nyeri nosiseptif (Nosiseptif: saraf-saraf yang
14
15
modulasi.
2.2.1. Tranduksi
dan seluruh jaringan tubuh, seperti kulit, sendi, tulang dan membran yang
menutupi organ internal. Diujung seabut ini ada reseptor khusus, disebut
nosiseptor, yang menjadi aktif ketika mereka terpajan dengan stimuli berbahaya.
Stimuli berbahaya ini dapat berupa mekanis, kimia, atau termal. Stimuli kimia
bradikinin, sebagai respon trauma jaringan, iskemia atau inflamasi. Proses aktivasi
nosiseptor ini disebut tranduksi (Kyle & Carman,2015). Tranduksi dimulai dari
serabut saraf nyeri perifer yang berada di panca indra, nosiseptor ini
Neuromadulator (inhibitor)
Merupakan suplai alami tubuh terhadap substansi yang
mirip dengan morfin. Diaktivasi dengan adanya stres
dan nyeri. Terletak didalam otak, medula spinalis dan
sistem pencernaan. Menyebabkan tidak adanya rasa
nyeri ketika mendekati reseptor opium diotak. Terjadi
peningkatan jumlah pada orang yang merasakan sedikit
nyeri dibanding orang lain dengan kondisi cedera/luka
yang sama.
2.2.2. Transmisi
Kerusakan sel disebabkan oleh stimulus suhu, mekanik, atau kimiawi yang
bradikinin, kalium, histamin dan substansi P (Tabel 2.1). Substansi yang peka
nyeri memasuki medula spinalis melalui tulang belakang berakhir di gray matter
(lapisan abu-abu) medula spinalis (Potter & Perry, 2011). Substansi P dilepaskan
Ada dua macam serabut saraf perifer yang mengontrol stimulus nyeri yaitu
Serabut delta-A bermielin dan sangat kecil menginduksi impuls yang sangat
cepat. Nyeri ditransmisikan oleh serabut ini sering menyebar sebagai nyeri yang
termal (kyle & Carman, 2015 hal 436). Serabut A mengirimkan sensasi tajam,
terlokalisasi dan jelas yang membatasi sumber nyeri dan mendeteksi dari
bermielin, lambat. Serabut ini membawa impuls ke medula spinalis melalui kornu
terlokalisasi secara jelas, terbakar atau sangat panas dan menetap (Potter & Perry,
2011).
2.2.3. Persepsi
Ketika kornu dorsal modula spinalis, serabut saraf dibagi dan kemudian
melintasi sisi yang berlawanan dan naik ketalamus. Talamus merespons secara
diinterpretasikan sebagai sensasi fisik nyeri. Impuls dibawa oleh serabut delta-A
yang cepat yang mengarah ke persepsi tajam, nyeri lokal menikam yang biasanya
juga melibatkan respons reflek meninggalkan dari stimulus. Impuls dibawa oleh
terbakar atau nyeri yang sakit. Titik tempat seseorang pertama kali merasakan
intensitas terendah stimulus nyeri disebut ambang batas nyeri. Untuk mengirim
pesan kekorteks serebral, talamus juga mengirim pesan ke sistem limbik, tempat
sensasi diinterpretasikan secara emosi, dan kepusat batang otak, tempat respons
sistem saraf otonom dimulai (Kyle & Carman, 2015, hal 427).
perasaan sadar dan memberi makna terhadap nyeri sehingga membuat orang
tersebut bereaksi. Reaksi terhadap nyeri merupakan respon fisiologis dan perilaku
yang terjadi setelah seseorang merasakan nyeri (Potter dan Perry, 2011).
2.2.4. Modulasi
18
bekerja untuk menghambat transmisi nyeri dan menciptakan efek analgetik (Potter
& Perry, 2011). Terhambatnya transmisi impuls nyeri merupakan fase keempat
Persepsi nyeri dapat dimodifikasi secara perifer atau secara pusat. Pada
serabut saraf perifer, zat kimia dilepaskan yang menstimulasi serabut saraf.
sesorang merasakan nyeri yang lebih banyak. Tindakan atau kerja yang memblok
atau menghambat pelepasan zat ini dapat menyebabkan penurunan dalam persepsi
motorik timbul secara refleks dari medula spinalis, karena impuls nyeri yang
penarikan diri menjauhkan tubuh atau bagian tubuh dari rangsang berbahaya
(Guyton, 2011).
Terori yang paling dikenal adalah teori kendali gerbang nyeri (gate-control
theory). Berdasarkan teori ini, kornu dorsal medula spinalis berisi serabut
nosiseptif atau tanda nyeri. Serabut besar, ketika terstimulasi, menutup gerbang
atau jaras ke otak, dengan demikian menghambat atau memblok transmisi impuls
nyeri. Sesudah itu, impuls tidak mencapai otak, tempat impuls diinterpretasikan
19
seperti masasse dan tekanan, efektif dalam mengurangi nyeri (Porth & Matfin,
sangat penting untuk mengindentifikasi efek dari nyeri dan injuri pada awal
kehidupan dan juga membantu untuk penangan analgetik yang tepat. Reseptor
Sensori kutaneus muncul pada daerah perioral pada janin usia gestasi 7 minggu,
kemudian muncul pada wajah, telapak tangan dan telapak kaki pada minggu ke
11 gestasi. Pada daerah tangan dan kaki pada usia gestasi 15 minggu, dan
reseptor kutaneus didahului oleh perkembangan sinaps antara serat sensori dan
intraneuron di dorsal horn pada spinal cord pertama muncul pada minggu ke 6.
Sinapsis interkoneksi dan spesifik neurotransmitter muncul mulai ada pada gestasi
13-14 minggu, susunan saraf pusat janin telah berkembangdengan baik pada
Struktur perifer dan spinal mentransmisikan informasi nyeri yang telah ada
dan berfungsi pada trimester pertama dan kedua. Akses pituitary adrenal juga
berkembang baik pada saat itu dan reaksi fight or fight dapat diobservasi dalam
Hoc12 \l 1057 ].
20
yang usianya lebih matang. Terdapat beberapa alasan tentang adanya peningkatan
(1) Jumlah serabut saraf nosiseptif pada kulit bayi neonatus sama dan bahkan
(2) Mielinisasi serabut nyeri yang tidak lengkap pada bayi neonatus tidak
menghalangi transmisi nyeri, dan jaraknya yang lebih dekat pada jalur
(4) Terdapat area neuron reseptor nyeri yang luas dikorteks somatosensori.
Kesalahpahaman Koreksi
Bayi tidak bisa merasakan Bayi memiliki syarat-syarat fungsional dan anatomis
nyeri terhadap proses nyeri dipertengahan tiga bulan terakhir
usia kehamilan.
Bayi kurang sensitif terhadap Bayi baru lahir cukup bulan memiliki sensitivitas
nyeri dari pada anak-anak atau terhadap nyeri yang sama dengan batita dan anak-
dewasa anak. Bayi baru lahir belum cukup bulan memiliki
sesitivitas yang lebih besar terhadap nyeri dari pada
baru lahir cukup bulan atau anak-anak yang lebih tua.
Bayi tidak dapat Meskipun bayi tidak dapat mengungkapan rasa nyeri
mengekspresikan rasa nyeri dengan kata-kata, tetapi mereka akan merespons
dengan isyarat perilaku dan indikator fisiologis yang
mungkin untuk diobservasi.
Bayi harus belajar tentang Nyeri tidak membutuhkan pengalaman sebelumnya;
nyeri dan pengalaman nyeri bayi tidak perlu belajar tentang nyeri dari pengalaman
sebelumnya awal merasakan nyeri. Nyeri timbul ketika cidera
pertama kali terjadi.
Nyeri pada bayi tidak dapat Isyarat perilaku (contoh: ekspresi wajah, menangis,
dikaji secara akurat gerak tubuh) dan indikator fisiologis dari nyeri dapat
dikaji secara valid dan dapat dipercaya baik salah satu
atau dengan kombinasi. Pendekatan yang paling valid
adalah dengan ekspresi wajah. Ukuran nyeri yang
kompleks bisa juga digunakan.
Bayi tidak dapat mengingat Paparan awal terhadap stimulus yang berbahaya
rasa nyeri terkadang memiliki efek pada respons bayi yang akan
datang terhadap kejadian yang menyakitkan.
Perawat tidak memberikan Bayi yang usianya lebih dari 1 bulan dapat
analgesik dan anestesi secara memetabolisme obat denga cara yang sama pada batita
aman kepada bayi dan bayi dan anak-anak. Seleksi yang teliti terhadap obat, dosis,
baru lahir karena kapasitas cara dan waktu pemberian dan pengamatan secara
mereka dalam memetabolisme teratur akan efek yang diharapkan dan tidak
dan mengeleminasi obat belum diharapkan, dan titrasi obat dan mencegah
cukup matang serta sensitivitas peminimalisasian efek opioid dan nonopioid yang
terhadap opioid dapat merugikan terhadap manajemen nyeri pada bayi baru
mengakibatkan depresi lahir.
pernapasan
kehidupan karena berkaitan dengan perubahan fisiologis dari kondisi yang normal
[ CITATION Hoc12 \l 1057 ]. Nyeri pada bayi prematur dapat dikaji berdasarkan
diantaranya yaitu:
ambang batas nyeri yang lebih dan menunjukan respon fisiologi yang lebih besar
merespon nyeri dengan tepat. Sebagian peneliti lebih cenderung setuju bahwa
neonatus yang matur merespon nyeri lebih jelas pada prosedur invasif,
respon nyeri).
minggu dan dirawat diruang nicu selama 4 minggu memiliki denyut jantung yang
23
lebih besar, saturasi oksigen yang jauh lebih rendah dan menunjukan ekspresi
wajah tampak lebih kesakitan, dibandingakan dengan bayi usia 32 minggu yang
baru lahir saat ini. Hal ini menunjukan bahwa pengalaman nyeri sebelumnya
dengan faktor lain, seperti paparan prosedur invasif sebelumnya dan usia
posnatal, untuk membedakan dampak dari berbagai faktor (Porter et al, 2011)
peneliti lain berpendapat bahwa jumlah prosedur invasif dan lama hari rawat di
NICU mengakibatkan respon nyeri yang lebih hebat pada bayi prematur (Porter et
al, 2011).
hanya 25% bayi yang dapat menggunakan obat opioid atau sedatif. Dari hasil
bayi. Penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk mengetahui keamanan dan
keefektifan pemberian sedatif untuk bayi prematur dan untuk mengetahui faktor
faktor yang mempengaruhi respon nyeri pada bayi prematur terutama untuk
pengalaman nyeri serta supaya perawat mengkaji nyeri secara objektif dan
Syarat dari setiap skala nyeri adalah apakah skala nyeri tersebut benar-
benar dapat mengukur nyeri. Orang dewasa bisa menyatakan secara verbal nyeri
yang dirasakan, namun bayi prematur tidak dapat melaporkan nyeri yang
dirasakan. Oleh karena itu, poin-poin yang ada dalam skala nyeri harus sensitif
dan spesifik sehingga nyeri yang dirasakan dapat di diagnosis, dan respon nyeri
dapat dibedakan dari tingkatannya. Ketika menerapkan alat ukur nyeri dalam
& Dulberg pada tahun 1993. NIPS merupakan alat ukur nyeri dengan 6 indikator
yaitu menangis, ekspresi wajah, pola napas, lengan, tungkai, tingkat kesadaran.
wajah, pola napas, pergerakan torso, lengan, tungkai, tingkat kesadaran. Setelah
dilakukan analisa bahwa warna wajah disebabkan karena kesakitan dan dapat
berubah kembali, dan hasil dari pilot study juga mengatatakan sangat sulit untuk
25
menilai pergerakan torso. Pada akhirnya CHEO study menghapus dua indikator
tersebut.
NIPS adalah alat pengkajian perilaku yang berguna untuk mengukur nyeri
pada bayi prematur dan bayi matur (Lawrence et al.,1993 dalam Kyle & Carman
relaksasi seperti wajah tenang dan ekpresi alami diberi nilai 0, jika tampak
meringis akan tampak otot wajah tegang; alis mata,dagu dan rahang
(2) Menangis
Menangis yang diamati adalah jika tidak menagis bayi tampak diam dan
Pola napas yang dicatat adalah pola napas yang maksimum dan kemudian
sebelum tindakan menjadi pola dasar. Jika relaks diberi nilai 0, dan jika
adanya perubahan pola napas seperti irregular diberi nilai 1; lebih cepat
(4) Lengan
26
fleksi/ekstensi tamapk tegang, lurus, kaku atau fleksi dan ektensi cepat
diberi nilai 1.
(5) Tungkai
fleksi/ekstensi tamapk tegang, lurus, kaku atau fleksi dan ekstensi cepat
diberi nilai 1.
tindakan. Jika tidur atau terjaga tampak diam dan tenang maka nilai 0, dan
Nilai maksimal yang dapat dicapai adalah 7. Nilai yang lebih tinggi
respon nyeri menggunakan NIPS dapat dikategorikan menjadi tidak ada nyeri jika
nilai NIPS 0, jika nilai skor 1-3 nyeri ringan, jika nilai skor 4-5 nyeri sedang dan
Assesment Nyeri
Ekspresi wajah
27
signifikan pada skor ketika indikator diukur selama prosedur yang menyakitkan
setelah prosedur nyeri di mulai. Skor total nilai rata-rata sebelum, selama, dan
setelah prosedur scara berurutan adalah 0.44, 3.04, dan 0.6. Jadi NIPS reliable
28
Hal ini didukung juga oleh Malarvizhi et al (2012) pada penelitian yang
dilakukan pada 100 responden yang diobservasi dengan berbagai interval waktu
dan tiga fase, inter-rater reliability dari skala NIPS diantara hasil tiga kali
observasi adalah 0.82, 0.81, 0.75. Ditemukan bahwa NIPS mempunyai reliabel
dan validasi yang tinggi dengan skala multidimensi, praktis dan baik digunakan
Pacifier, yang juga dikenal sebagai dummy, soother atau empeng, adalah
pengganti puting susu (ibu) yang biasanya terbuat dari karet atau plastik. Pacifier
seluruh dunia.
Pada awal kelahiran, periode oral pada bayi baru lahir belum seluruhnya
pencernaan dan berkembang pada trimester pertama dalam janin. Pada awal
bagian bawah muka, Menyentuh wilayah bibir pada gestasi 11 minggu tampak
pergerakan membuka daerah rahang dan terjadi ritmik menyusui yaitu membuka
29
dan menutup pada gestasi 12 minggu. seperti menghisap dan respon refleks secara
Karakteristik reflek the pasic bite yaitu dengan membuka dan menutup rahang
dalm respon seperti mengunyah permen mulai ada pada gestasi 28 minggu. Bayi
prematur yang lahir antara gestasi 29 dan 30 minggu tanpa pola ritme menghisap
sampai gestasi 33-36 minggu,pada usia ini tampak pola menghisap / sucking
keinginan yang tinggi dari bayi untuk selalu menghisap sesuatu. Penggunaan
rasa nyaman pada keadaan-keadaan tertentu seperti keinginan untuk mulai tidur,
rasa nyeri pada waktu gigi tumbuh, dipisahkan dari ibunya, menurunkan frekuensi
menghisap jari, serta menurunnya kejadian SIDS (sudden infant death syndrome).
dari serabut desenden yang bersinap di medulla spinalis. Terdapat hubungan atau
merupakan prosedur yang dapat menimbulkan nyeri saat tindakan dapat diberikan
dengan banyaknya pendapat yang berbeda, karena penggunaan pacifier pada bayi-
pola pengisapan bayi sehingga akan terjadi penyapihan awal karena bayi menolak
untuk menetek, meningkatnya risiko otitis media, infeksi saluran cerna dan
mekanisme regulasi, hal ini dapat kita lihat apabila bayi mengisap pacifier setiap
Pacifier yang aman adalah empeng secara keseluruhan hanya terdiri dari
satu bagian, memiliki pelindung yang cukup besar dengan dua lubang ventilasi
sehingga tidak dapat masuk ke mulut dan memiliki pegangan supaya dapat ditarik
menggunakan kain atau selimut untuk membatasi pergerakan bayi yang dapat
berfungsi sebagai efek menenangkan dan peningkatan kualitas tidur serta dapat
membantu mengurangi nyeri selama prosedur (Motta & Cuncha, 2014). Posisi
bayi dilakukan dengan pacillitated tucking yaitu posisi bayi sama dengan posisi
pada saraf perifer ke medulla spinalis, ketika neuran A- betha besar yang
berlebihan dan tidak terorganisir dan dapat memberikan kenyamanan pada bayi.
membentuk posisi ini dapat juga digunakan tangan perawat. Bayi diposisikan
dengan supine atau fleksi dengan tangan bayi didekatkan dengan mulut bayi untuk
dihisap seperti posisi intrauterin. Contaiment ini disebut juga pacillitatad tucking
(Fernandes, Chambell-Yeo, & Johnson 2011 dalam Murray & McKinney, 2014).
tepat agar pertumbuhan panggul dan kaki bayi tetap normal di kemudian hari:
1. Pilih bedong yang mudah digunakan dan memiliki bahan halus dan cocok
2. Masukkan terlebih dulu lengan kiri bayi ke bawah lipatan kain, dengan
telapak tangan menghadap ke atas dan sikut terbengkok sedikit secara natural.
32
3. Untuk lengan kanan bayi, selipkan lengan kanan di bawah lipatan bedong.
Kemudian tarik lembut kantung lengan melewati dada, lalu selipkan dan
kanan, tarik lembut di atas lengan kiri, lalu di belakang pantat bayi. Kantung
Posisi lengan ini meniru posisi bayi sewaktu bayi masih dalam rahim.
kaki bayi sulit untuk direnggangkan pada posisi yang benar, yang sebetulnya
dan kencangkan dengan lembut. Posisi panggul pada bedong yang baik bisa
membuat 'kaki kodok' ergonomis yang natural untuk bayi baru lahir.
dalam posisi bengkok dan mengarah keluar dari panggul dan kaki bayi tidak
disarankan dibedong lurus ke bawah dan terhimpit kain. Membedong bayi baru
lahir dengan panggul dan lutut pada posisi lurus, dapat meningkatkan risiko
akan membantu perawat dalam menangani nyeri klien, serta pengalaman merawat
klien dengan nyeri dapat mengasah ketrampilan dan kemampuan perawat dalam
mengkaji serta memilih terapi yang efektif untuk klien (Potter&Perry, 2011).
tetapi lebih kepada hasil pencapaian dari tujuan untuk mengurangi dan
manajemen nyeri secara sistematis untuk dapat mengerti dan mengobati nyeri
bahwa pengkajian dan manajemen nyeri termasuk dalam jangkauan setiap praktik
intervensi yang diberikan dan mengevaluasi respon klien terhadap respon klien
pengkajian nyeri yang bersifat faktual, tepat waktu dan akurat. Para perawat
langsung terhadap manajemen nyeri pada bayi yang lebih baik dengan pemberian
membedongnya.
berkelanjutan tentang indikator fisiologi dan perilaku bayi pada saat merasakan
34
nyeri. Oleh karena itu perawat harus ahli dalam pengkajian nyeri dan memahami
2.8.1. Pengertian
dibutuhkan relatif sedikit atau dilakukan ketika pengambilan darah vena tidak
dapat dilakukan. Pengambilan darah heelstick adalah prosedur yang paling banyak
dilakukan di ruang NICU dan dapat menimbulkan nyeri pada bayi. (Cloherty et
al., 2012).
2.8.2. Indikasi
adalah mengambil sample darah jika darah yang diperiksaan sedikit atau ketika
pengambilan darah melalui vena sulit diambil; Analisa Gas Darah; kultur darah
apabila vena tidak dapat dilkukan; Kadar bilirubin dan kimia darah.
Hal- hal yang harus diperhatikan ketika akan mengambil sample darah
pemeriksaan adalah bayi dalam keadaan syok; Aliran darah ke ekstremitas kurang
baik; Adanya Edema lokal; adanya infeksi lokal; Monitoring PO2 kapiler ketika
nilainya > 60 mmHg, dapat terjadi kesalahan pengukuran pada kondisi hiperoksia.
35
2.8.4. Komplikasi
(1) Selulitis, hal ini dapat diminimalisasikan apabila pada saat pengambilan darah
(2) Osteomelitis, biasanya terjadi pada tulang kalkanes, yang merupakan pusat
atau tengah tumit di usahakan tidak menusuk terlalu dalam. Jika osteomelitis,
(4) Adanya jaringan parut pada tumit, hal ini dapat terjadi apabila dilakukan
2.8.5.1. Perlengkapan
1. lancet yang steril ( tusukan ujung lancet 2mm jika bb< 1500gr atau 4mm bila
bayi besar).
6. Alas
2.8.5.2. Pelaksanaan
(5) Hangatkan tumit dengan membungkus tumit dengan kain pada suhu 39ºC -
40ºC. Pegang kain terlebih dahulu untuk memastikan kain terasa hangat
ke tumit.
(6) Pilihlah sisi yang dilakukan penusukan, yaitu sebelah sisi kiri dan kanan
sebelah kalkaneus
(11) Usap darah yang keluar pertama dengan menggunakan kassa steril
37
(12) masukan darah kedalam tabung atau pada filter paper card
(2) Jangan menggunakan air kompres diatas 40ºC untuk menghangatkan tumit
(4) Jangan menggunakan lancet lebih panjang dari 2,5 mm, lancet yang dibuat
(7) Alat tusuk yang kecil akan mengakibatkan waktu yang lebih lama untuk
pengambilan darah dan memerlukan peremasan yang lebih lama dan kadang
(8) Tusukan yang terlalu dalam dapat mengakibatkan luka sayat, infeksi atau
jaringan parut.