BAB II
PENGKAJIAN KOMUNITAS
RW 19 KELURAHAN ANTAPANI TENGAH
KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG
3. Gambaran Geografis
RW 19 Kelurahan Antapani Tengah terdiri dari 5 RT yang merupakan
wilayah pemukiman perumahan penduduk yang terletak di dekat dengan jalan
utama yaitu jalan Terusan Jakarta. Kondisi perumahan cukup permanen dan
cukup tertata.
4. Iklim
Curah hujan di wilayah RW 19 Kelurahan Antapani Tengah Kecamatan
Antapani dipengaruhi oleh ketinggian tempat dari permukaan laut adalah 700
m dan keadaan topografi sehingga curah hujan rata-rata per tahun mencapai
0.3000 mm. Kelembaban udara di RW 19 Kelurahan Antapani Tengah cukup
dingin di malam hari dan pada siang hari cukup panas.
6. Lingkungan Buatan
a. Sarana Olah Raga
Di wilayah RW 19 Kelurahan Antapani Tengah terdapat sarana olahraga
volley dan bulutangkis di lapangan yang terdapat di RW 19 Kelurahan
Antapani Tengah
b. Sarana Rekreasi
Masyarakat RW 19 menghabiskan waktu luangnya dengan menonton
televisi, mengobrol dengan tetangga, atau sesekali pergi ke tempat-tempat
umum seperti mol.
9
5. Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 2.5 Distribusi Penduduk berdasarkan Status Marital
RW 01 Desa Cijambu
Dari tabel diatas diperoleh keterangan penyakit yang banyak diderita oleh
penduduk di RW 01 adalah Gastritis yaitu sebanyak 29 orang dan Reumatik
sebanyak 29 orang.
Berdasarkan data di atas sebanyak 20 bayi dan balita Berada pada garis
hijau, namun masih ada bayi/balita yang berada pada garis kuning
Berdasarkan data di atas sebanyak 7 balita berumur >6 bulan telah diberi
MPASI, namun ada 2 bayi/balita berumur <6 tahun yang telah diberikan
MPASI.
Dari data di atas terlihat bahwa sebagian besar (19 dari 21 bayi/balita) di
RW 01 telah diberikan imunisasi secara lengkap.
2.1.3.3 Tablet Fe
Tabel 2.13 Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Konsumsi Tablet Fe
RW 01 Desa Cijambu
Jumlah Tablet Fe Frekuensi Persentase (%)
yang dikonsumsi
Belum Diberi
10-20 × 3 100
20-40 × - -
> 40 ×
Total 3 100
2.1.3.4 Imunisasi TT
Tabel 2.14 Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Imunisasi TT
RW 01 Desa Cijambu
Dari data di atas terlihat bahwa sebagian besar (19 dari 21 bayi/balita) di
RW 01 telah diberikan imunisasi secara lengkap
15
Dari data di atas terlihat bahwa semua ibu hamil di RW 01 berencana akan
bersalin di paraji.
Paraji 6 100
Total 6 100.0
Dari data di atas terlihat bahwa semua ibu hamil di RW 01 melakukan persalinan
oleh paraji.
Dari data di atas terlihat bahwa sebagian besar PUS di RW 01 telah menggunakan
KB
2.1.4.2 Jenis KB
Tabel 2.19 Distribusi PUS Berdasarkan Jenis KB
RW 01 Desa Cijambu
RW 01 Desa Cijambu
Dari data di atas terlihat bahwa sebagian besar PUS di RW 01 telah menggunakan
KB selma 1-5 tahun
Dari data di atas terlihat bahwa sebagian besar PUS di RW 01 tidak mengalami
keluhan KB
Dari data diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar PUS tidak menggunakan KB
dikarenakan factor lain seperti penyakit.
Dari data diatas dapat dilihat alasan PUS berhenti menggunakan KB dikarenakan
penyakit (50%) dan karena factor lain (50 %).
Dari data diatas seluruh (100%) PUS tidak mengalami keguguran (abortus).
Dari data diatas dapat dilihat bahwa seluruh (100%) ibu menyusui
anaknya secara eklusif.
Dari data diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar (87%) penduduk
memiliki penghasilan dibawah UMR kecamatan Tanjungsari.
Dari data diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar (57%) jenis
perumahannya berupa rumah tidak permanen (panggung/bilik), sedangkan jenis
rumah permanen hanya (25%).
2.1.7.4 Ventilasi
Tabel 2.30 Distribusi Perumahan Berdasarkan Kepemilikan Ventilasi
RW 01 Desa Cijambu
Frequency Percent
Tidak ada 30 9.4
< 10% 28 51.6
>10% 30 39.0
Total 88 100.0
Dari data diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 75% rumah tidak dibuka
jendelanya dan sebanyak 21% rumah membuka jendelanya.
2.1.7.6 Pencahayaan
Tabel 2.32 Distribusi Perumahan Berdasarkan Pencahayaan
RW 01 Desa Cijambu
Berdasarkan data diatas sebanyak 65,5% rumah memiliki luas rumah > 8
m2, namun masih ada sekitar 34,4% rumah yang memiliki luas rumah <8m2.
Dari data diatas seluruh (100%) jarak jamban dengan sumber air >10m.
Dari data diatas seluruh sumber air RW 01 berasal dari mata air.
Berdasarkan data diatas sebanyak 97,0% rumah yang mengelola air minum
dengan cara dimasak, namun masih ada sekitar 1,5% rumah yang tidak dimasak
dan beli air mineral.
Berdasarkan data diatas sebanyak 69,0% rumah yang ada kandang ternaknya dan
ada sekitar 31% rumah yang tidak ada kandang ternaknya.
29
Berdasarkan data diatas sebanyak 56,5% jenis ternak yang dipelihara yaitu
domba dan sebanyak 39,1% jenis ternak yang dipelihara yaitu sapi.
Dari data ditas dapat dilihat bahwa jumlah lansia yang berada di RW 01
yaitu sebanyak 26 orang.
Hipertensi 7 26,9
DM 1 3,8
Reumatik artritis 9 34,6
Katarak 1 3,8
Penyakit jantung 1 3,8
Lain-lain 5 19,2
Total 26 100,0
Frequency Percent
A 26 94.4
Total 26 100.0
Dari data diatas dapat dilihat bahwa seluruh (100%) lansia yang berada di
RW 01 desa Cijambu memiliki kartz indeks A.
Frequency Percent
Iya 25 87.1
Tidak 12 12.9
Total 37 100.0
Berdasarkan data diatas sebanyak 72,2% warga yang memiliki kendaraan siap
memberikan pinjaman kendaraannya ketika diperlukan untuk tujuan kesehatan.
Tidak 1 33,33
Total 3 100.0
BAB III
ANALISA DATA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
2.2.1. ANALISA DATA
Proses analisa data hasil pengkajian terhadap warga dan wilayah RW 01
Desa Cijambu dilakukan dengan masyarakat melalui suatu Musyawarah
Masyarakat tingkat RW (MMRW) yang dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2009.
Adapun hasil dari analisa data itu adalah:
NO DATA MASALAH
40
KESEHATAN
1 Dari hasil pengkajian, didapatkan data bahwa Resiko terjadinya
di RW 01 terdapat 23 orang balita (7,9 %). peningkatan masalah
Hanya terdapat 3 orang kader posyandu. kesehatan pada balita
Belum tersedianya tempat khusus RW 01 Desa Cijambu
posyandu
Kurangnya dana posyandu untuk PMT
Berdasarkan wawancara dengan ibu-ibu yang
mempunyai balita kegiatan posyandu hanya
penimbangan (dengan pengisian KMS) dan
pemberian imunisasi saja.
2 Terdapat 30 KK (32,3 %) yang tinggal Resiko terjadinya
pada rumah dengan ventilasi kurang dan 31 peningkatan masalah
KK (33,3 %) tidak memiliki ventilasi sama kesehatan pada
sekali masyarakat RW 01
Terdapat 37 KK (39,8%) tinggal di rumah Desa Cijambu
dengan pencahayaan kurang dari 15%.
Terdapat 20 KK (21,5 %) yang tidak
memiliki jamban pribadi
Terdapat 5 KK (5,4%) memiliki jamban
dengan keadaan kurang terawat.
Terdapat 51 KK (54,9 %) yang menguras
tempat penampungan air keluarga kurang dari
2 kali dalam satu bulan
Terdapat 6 KK (8,7 %) yang memiliki
kandang ternak yang menempel dengan
rumah
Terdapat 2 orang dengan penyakit TB
Kondisi lingkungan yang masih kurang
mendukung seperti pengelolaan sampah yang
tidak mendukung pada terciptanya kondisi
kesehatan yang baik, dengan hasil 86 KK
41
Prioritas Masalah
Motivasi Masyarakat dalam Menyelesaikan Masalah
Jumlah Nilai
Prioritas
42
43
Keterangan:
1*= Resiko terjadinya peningkatan masalah kesehatan pada balita RW 01 Desa
Cijambu
2*= Resiko terjadinya peningkatan masalah kesehatan pada masyarakat RW 01
Desa Cijambu
3*= Resiko tinggi terjadinya peningkatan penyakit degeneratif pada lansia di RW
01 Desa Cijambu
2.2.2. DIAGNOSA KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS
Setelah hasil kajian situasi dianalisa, maka dapat disimpulkan masalah
kesehatan dan masalah keperawatan yang terjadi di masyarakat RW 01 Desa
Cijambu adalah sebagai berikut:
No Masalah Kesehatan Masalah Keperawatan
1. Penyakit degeneratif pada Resiko tinggi terjadinya peningkatan angka
lansia kejadian penyakit degeneratif pada lansia di RW
01 Desa Cijambu berhubungan dengan:
Ketidakmampuan keluarga dalam
mengenal masalah kesehatan lansia terutama
penyakit hipertensi dan reumatik juga
masalah kesehatan yang diakibatkan karena
merokok
Kurang optimalnya kegiatan
44
POSKESDES
Belum adanya posbindu (Pos Pembinaan
Terpadu) yang dikhususkan pada lansia.
2 Risiko Tinggi Resiko terjadinya peningkatan masalah
Peningkatan masalah kesehatan pada balita RW 01 Desa Cijambu
kesehatan pada balita berhubungan dengan:
Kurangnya jumlah kader posyandu di
RW 01
Pelatihan kader Posyandu belum optimal
Belum tersedianya tempat khusus
posyandu
Kurangnya dana posyandu untuk PMT
3 Derajat kesehatan Resiko terjadinya peningkatan masalah
masyarakat kesehatan pada masyarakat RW 01 Desa
Cijambu berhubungan dengan:
kurang terpaparnya informasi mengenai
PHBS dan dampak yang ditimbulkan oleh
sanitasi lingkungan yang kurang baik
Kurang optimalnya UKBM (Paguyuban)
yang sudah ada di masyarakat
45
BAB IV
RENCANA KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI RW 01 DESA CIJAMBU KECAMATAN TANJUNG SARI
upaya 2009,
preventif dan balai Desa
promotif Cijambu
dalam
menanggulang
i penyakit 6. Penyuluhan Minggu
yang sering kesehatan Lansia ke-3 juni
terjadi pada 2009, 6. Minimal 50%
lansia lingkunga lansia di RW 01
(hipertensi dan n RW 01 mengikuti penyuluhan
rheumatik), kesehatan
serta masalah
kesehatan
yang
diakibatkan
oleh merokok.
3. Sampai
minggu
48
pertama Juni
2009,
Posbindu
sudah
terbentuk dan
sudah
dilakukan
pelatihan
posbindu
Resiko terjadinya Tujuan jangka a. Koordinasi 1. Penyul Susan, Minggu Swa- Minimal 30 warga
peningkatan panjang: dengan uhan tentang Agung, Pa ke-3 Juni daya mengikuti kegiatan
masalah Sampai dengan Puskesmas PHBS (rumah Mamat, 2009, penyuluhan
kesehatan pada akhir Desember Tanjung Sari, sehat) Bu Cicih, lingkunga
masyarakat RW 2009, tidak terjadi Aparat Desa dan Bu Jajah, n RW 01
01 Desa Cijambu masalah tokoh masyarakat Bu ela
berhubungan kesehatan pada tokoh pemuda dan
dengan: masyarakat RW 1 pihak terkait Minggu Minimal 30 warga
kurang Desa Cijambu b. Koordinasi 2. Penyul ke-3 Juni mengikuti kegiatan
terpaparnya dengan pihak uhan tentang 2009, penyuluhan
informasi Tujuan jangka puskesmas P3K lingkunga
mengenai pendek: Tanjung Sari, n RW 01
49
aran informasi n RW 01
tentang PHBS
melalui poster
Resiko terjadinya Tujuan Jangka Pendekatan 1. Revitalisasi Susan, Minggu swad Proses pelayanan
peningkatan Panjang: kepada tokoh Posyandu Agung, ke-2 Juni aya Posyandu berjalan sesuai
masalah Setelah masyarakat Bu Cicih, 2009, protap (5 meja)
kesehatan pada dilaksanakannya kader posyandu Bu Jajah, Posyandu
balita RW 01 intervensi Desa Cijambu Bu Ela RW 01
Desa Cijambu keperawatan dan bidan Desa
berhubungan sampai dengan Bekerjasama 2. Pemberian Minggu Seluruh balita mendapat
dengan: akhir Desember bersama tokoh Makanan ke-2 Juni makanan tambahan
Kurangny 2009, masyarakat masyarakat, Tambahan 2009,
a jumlah siap untuk kader posyandu (PMT) Posyandu
kader meningkatkan serta bidan desa RW 01
posyandu di kesehatan pada melaksanakan
RW 01 balita di RW 01 program
Pelatihan pencapaian
kader Tujuan Jangka Desa Siaga
Posyandu Pendek: mengenai
belum Setelah dilakukan kesehatan ibu
optimal tindakan dan anak,
51
pentingnya
MPASI dan
makanan
bergizi bagi
balita
Kebutuhan
nutrisi balita
terpenuhi
melalui PMT
BAB V
53
N WAKT
MASALAH KEGIATAN TEMPAT HASIL HAMBATAN PENDUKUNG TINDAK LANJUT
O U
1 Resiko tinggi 1. Pelaksanaan Belum RW 01 Belum terlaksana Kader Posbindu Adanya Kader akan mempelajari
terjadinya kegiatan terlaksa yang sudah semangat kader- lagi gerakan-gerakan
peningkatan olahraga lansia na dibentuk merasa kader posbindu senam dari panduan
angka tiap seminggu belum siap untuk berupa VCD.
kejadian sekali. melaksanakan mengabdikan
penyakit senam lansia, diri merawat
degeneratif karena belum para lansia.
pada lansia di menguasai
RW 01 Desa gerakan-gerakan
Cijambu senam lansia.
Berhubungan
dengan : 2. Pemeriksaan 10 Juni Balai Desa Hanya ada 4 orang warga Jarak yang cukup Adanya kerja Pemeriksaan lansia akan
Ketida kesehatan 2009 Cijambu dari RW 01 yang mengikuti jauh (2 km) sama yang baik dilakukan di tingkat RW
kmampuan khusus pada kegiatan pemeriksaan tulang. menjadi alasan antara pihak setiap bulan oleh kader
keluarga lansia utama mahasiswa PPN Posbindu dalam bentuk
54
masing-masing
meja.
Kader lansia
masih belum
menguasai
keterampian
pemeriksan
tekanan darah
dan pengisian
KMS kegiatan
lansia.
2 Resiko 1. Penyu 19 Juni Madrasah Peserta penyuluhan adalah Penyuluhan Antusiasme Adanya pemantauan
terjadinya luhan tentang 2009 RW 01 ibu-ibu pengajian berjumlah hanya diikuti oleh peserta PHBS yang dilakukan
peningkatan PHBS (rumah 31 orang, Penyuluhan ibu-ibu saja, penyuluhan oleh kader posyandu
masalah sehat) berjalan lancar, komunikasi karena adanya cukup tinggi untuk selanjutnya
kesehatan berjalan dua arah. kesulitan untuk dan kerjasama dilaporkan kepada pihak
pada mengumpulkan yang baik Puskesmas Tanjungsari.
masyarakat semua warga.. antara
RW 01 Desa mahasiswa
Cijambu dengan
berhubungan penceramah
57
dengan:
kurang 19 Juni Madrasah Peserta penyuluhan adalah Penyuluhan Antusiasme Adanya pemantauan
terpaparnya 2. Penyu 2009 RW 01 ibu-ibu pengajian berjumlah hanya diikuti oleh peserta PHBS yang dilakukan
informasi luhan tentang 31 orang, Penyuluhan ibu-ibu saja, penyuluhan oleh kader posyandu
mengenai P3K berjalan lancar, komunikasi karena adanya cukup tinggi untuk selanjutnya
PHBS dan berjalan dua arah. kesulitan untuk dan kerjasama dilaporkan kepada pihak
dampak mengumpulkan yang baik Puskesmas Tanjungsari.
yang semua warga. antara
ditimbulkan mahasiswa
oleh sanitasi dengan
lingkungan penceramah
yang kurang
baik 15, 22 Lingkunga Kegiatan didominasi oleh Kegiatan Jumsih Adanya Diharapkan masyarakat
Kurang Mei n RW 01 kaum laki-laki dan kegiatan tidak dilakukan semangat bersama pokjakes
optimalnya 3. Kegia dan 19 Jumsih/Opsih lebih seminggu sekali gotong royong melanjutkan kegiatan
UKBM tan Jumat Juni difokuskan pada perbaikan mengingat adanya diantara warga secara rutin.
(Paguyuban) Bersih (Jumsih) 2009 jalan Jaganala. kesibukan dan untuk kebaikan
yang sudah lingkungan masih bersama.
ada di terlihat bersih,
masyarakat
58
25 Juni Lingkunga Poster yang disebar di RW Poster yang Adanya tempat Meminta pihak
2009 n RW 01 01 adalah tentang kesehatan dipasang hanya yang strategis puskesmas/dinkes untuk
lingkungan dan bahaya berjumlah 2 untuk lebih giat menyebarkan
5. Penye merokok. poster, karena memasang informasi melalui media
baran informasi adanya hambatan poster. gambar.
tentang PHBS biaya
melalui poster
3 Resiko 1. Revitalisasi 20 Juni Poskamlin Kegiatan diikuti oleh 17 Kegiatan Ada dukungan Mengusulkan adanya
terjadinya Posyandu 2009 g RW 01 orang ibu yang memiliki posyandu dari pihak pemantauan kegiatan
peningkatan bayi/balita. menggunakan puskesmas dan posyandu secara berkala
59
kesehatan
ibu dan
anak
61
1. Latar Belakang
Permasalahan kesehatan lingkungan adalah suatu masalah kompleks yang
melibatkan berbagai faktor. Belum menyatakan bahwa faktor yang paling berpengaruh
bagi status kesehatan adalah perilaku dan lingkungan. Kedua faktor ini beserta faktor
lainnya sangat berkaitan erat untuk meningkatkan derajat kesehatan baik individu atau
kelompok menuju derajat kesehatan yang optimal.
Oleh karena upaya perbaikan kesehatan masyarakat diarahkan pada faktor-faktor
tersebut, terutama pada faktor perilaku. Dalam merubah perilaku, hendaklah
meperhatikan faktor-faktor yang dapat merubah perilaku atau komponen-komponen
perilaku sendiri (Notoatmodjo,1997).
Berdasarkan hasil observasi secara langsung maupun wawancara diketahui bahwa
keadaan lingkungan di Desa Cijambu kurang memenuhi kesehatan , terlihat adanya
sampah yang bertebaran di jalan-jalan dan rumput-rumput sudah meninggi di pinggiran
jalan. Berdasarkan wawancara diketahui bahwa budaya kerja bakti dan gotong royong
sudah lama tidak ada, hal ini dikarenakan masyarakat yang mayoritas mempunyai mata
pencaharian petani yang setiap harinya sibuk ke sawah dan kebun.
Sampah atau limbah rumah tangga merupakan suatu persoalan yang pelik di
mana-mana, dengan asumsi bahwa setiap kepala keluarga setiap hari akan menghasilkan
limbah rumah tangga. Pembuangan sampah secara terbuka akan menjadi sarang atau
tempat perkembangan vektor penyakit, menyebarkan bau, menjadi sumber pencemaran
air permukaan dan air tanah, bahaya kebakaran yang sulit dipadamkan serta
menimbulkan asap tebal yang berkepanjangan.
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan sejak tanggal 12-15 Mei 2009 di
wilayah Desa Cijambu , didapatkan data-data bahwa 709 rumah tidak memiliki tempat
pembuangan sampah (61,92%), cara pengelolaan sampah 58,52 % warga mengolah
sampah dengan dibakar, 14,24 % ditimbun, 2,44% diangkut petugas, 2,27% di TPS
umum, 1,74% di sungai dan 3,0 % membuangnya ke kebun.
62
2. Nama Kegiatan
a. Pengertian Kegiatan Operasi Jum’at Bersih
Suatu kegiatan aktif dari setiap warga dalam membersihkan lingkungan hidup
dari sampah atau limbah rumah tangga, baik sampah organik maupun anorganik,
untuk meningkatkan kehidupan yang bersih dan sehat
b. Persiapan
Menghubungi ketua RT untuk kegiatan operasi Jum’at bersih
Pemberitahuan melalui pengeras suara kepada warga RW 01 mengenai
kegiatan opsih
Mempersiapkan peralatan kebersihan, seperti sapu lidi, pengki, kantong atau
karung bekas, cangkul
c. Pelaksanaan
Dilakukan mulai jam 07.00 pagi dengan dipimpin oleh ketua RW, RT dan
Toma, bersama dengan pemuda dan masyarakat. Hari/Tanggal : dimulai
pada hari Jum’at 29 Mei-19 Juni 2009
Tempat :Selokan-selokan, jalan-jalan dan lingkungan rumah
masyarakat
3. Tujuan Kegiatan
a. Tujuan Umum
Diharapkan setelah kegiatan opsih, dapat tercipta lingkungan yang bersih dan
sehat.
b. Tujuan Khusus :
- Lingkungan di Desa Cijambu bersih dan sehat
- Tidak adanya sampah yang bertebaran sembarangan
63
4. Strategi Kegiatan
a. Cara Pendekatan : Melibatkan ketua RT dan ketua RW
b. Hari/Tanggal : Dimulai hari Jum’at 29 Mei 2009
c. Tempat :Selokan-selokan,jalan-jalan dan lingkungan rumah
masyarakat masing-masing RW
d. Penyandang dana : Swadaya mahasiswa PPN FIK UNPAD
e. Penanggung Jawab :
Mahasiswa : 1. Agung Ruhdiyat
2. Susan Irawan
Warga : Ketua RT 01 dan 02
5. Evaluasi
1. Evaluasi Persiapan
Standar :
Sosialisasi terlaksana dengan baik
Kriteria :
Pemberitahuan secara lisan terlaksana satu hari sebelum hari H
2. Evaluasi Proses
Standar :
Kegiatan jumsih terlaksana dengan baik
Kriteria :
50 % warga mengikuti kegiatan jumsih
Kegiatan jumsih yang dilakukan : membersihkan jalan, selokan, dan jamban
umum
3. Evaluasi Hasil
Standar :
Kebersihan lingkungan RW terjaga dengan baik
Kriteria :
64
2. Jalannya kegiatan:
a. Kegiatan Jumsih difokuskan untuk perbaikan jalan Jaganala, yaitu kurang
lebih sepanjang 400 meter.
b. Warga RW 01 membawa peralatan kebersihan masing-masing, diantaranya
sapu lidi, cangkul, gerobak untuk mengangkut batu, dan lain-lain.
Kesimpulan : pelaksanaan tidak sesuai preplanning, dengan kendala:
Warga yang ikut melaksanakan Jumsih <50%, sebagian besar adalah
kaum pria, karena perbaikan jalan ini merupakan pekerjaan berat.
Kegiatan Jumsih tidak dilakukan setiap minggu, karena warga merasa
lingkungan RW masih terlihat bersih.
Kegiatan Jumsih harus selalu digalakan setiap minggu, dan ketua RW dan para
ketua RT sebagai penggerakya.
66
PRE PLANNING
PENYULUHAN RUMAH SEHAT
B. Nama Kegiatan
a. Pengertian Kegiatan penyuluhan rumah sehat
Penyuluhan kesehatan yang dimaksud adalah pemberian informasi yang
ditujukan kepada masyarakat Desa Cijambu tentang rumah sehat dalam bentuk
ceramah dan tanya jawab, menggunakan bahasa sunda dan Indonesia, pada suatu
tempat yang telah di sepakati, pemberian materi tentang rumah sehat.
b. Persiapan
Menghubungi koordinator kesling di lingkungan RW
Pemberitahuan melalui pengeras suara kepada warga mengenai kegiatan
penyuluhan rumah sehat
Mempersiapkan leaflet dan flipchart materi rumah sehat untuk penyuluhan
c. Pelaksanaan
Ditentukan oleh masing-masing RW
67
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman keluarga dan masyarakat Desa
Cijambu tentang rumah sehat, sehingga dapat mandiri dalam mempertahankan status
kesehatannya.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan masyarakat Desa Cijambu :
Mengetahui tentang pengertian rumah sehat, syarat-syarat rumah sehat,
fungsi rumah sehat, dampak lingkungan yang kurang sehat, dan cara
pemeliharaan rumah sehat.
Mempunyai kemauan untuk menciptakan lingkungan rumah sehat.
D. Strategi
a. Cara Pendekatan : Melibatkan ketua RW, ketua RT, dan Tokoh masyarakat
b. Hari/Tanggal : Ditentukan oleh masing-masing RW
c. Tempat : Ditentukan oleh masing-masing RW
d. Penyandang dana : Swadaya mahasiswa PPN FIK UNPAD dan swadaya
masyarakat
e. Penanggung Jawab :
Mahasiswa : 1. Agung Ruhdiyat
2. Susan Irawan
Warga : Ketua RT 1 dan 2
E. Evaluasi
1. Evaluasi Persiapan
Standar :
Sosialisasi terlaksana dengan baik
Kriteria :
68
2. Evaluasi Proses
Standar :
Kegiatan penyuluhan rumah sehat terlaksana dengan baik
Kriteria :
Minimal jumlah peserta penyuluhan yang hadir 50 orang
Berpartisipasi aktif dalam mengikuti penyuluhan rumah sehat
Peserta penyuluhan hadir tepat waktu
Materi penyuluhan yang tercantum di SAP dapat tersampaikan
3. Evaluasi Hasil
Standar :
Pengetahuan masyarakat meningkat tentang rumah sehat.
Kriteria :
Peserta dapat menjawab pertanyaan evaluasi
3. Pada tanggal 19 Juni 2009, menghubungi tokoh agama untuk meminta izin
melaksanakan penyuluhan setelah acara pengajian rutin hari Jumat.
4. Leaflet dan flipchart untuk penyuluhan sudah selesai dibuat oleh tim kesling.
Kesimpulan : persiapan sesuai preplanning
2. Jalannya kegiatan:
a. Acara dimulai dengan pengajian rutin ibu-ibu oleh seorang ustadz.
b. Kegiatan penyuluhan baru dimulai setelah acara pengajian selesai.
c. Penyuluhan disampaikan oleh mahasiswa PPN XVI, dengan media flipchart
dan leaflet.
d. Jumlah peserta penyuluhan yang hadir 31 orang
e. Peserta berpartisipasi aktif dalam mengikuti penyuluhan PHBS
(rumah sehat)
f. Peserta penyuluhan hadir tepat waktu
g. Materi penyuluhan tidak sesuai SAP
Kesimpulan : pelaksanaan tidak sesuai preplanning, dengan kendala:
Mahasiswa yang melakukan penyuluhan hanya 2 orang, sehingga
mengalami kesulitan dalam pembagian perannya.
Kurang gencarnya sosialisasi tentang adanya penyuluhan.
Ada ibu yang membawa balita, sehingga mengganggu jalannya kegiatan
penyuluhan.
70
PREPLANNING
PENJARINGAN KADER POSBINDU
DI DESA CIJAMBU KECAMATAN TANJUNGSARI
A. Latar Belakang
Dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas, salah satu upaya yang dapat
dilaksanakan adalah mempersiapkan sumber daya manusia. Persiapan dilakukan sejak
dalam kandungan hingga lanjut usia. Setiap keluarga harus semakin peduli dan
memberikan peran serta yang aktif agar kesejahteraan dan kualitas keluarga dapat
menjadi suatu gerakan masyarakat yang penuh dinamika, vitalitas dan berkelanjutan.
Untuk itu, keluarga perlu memperoleh pembinaan/ peningkatan dibidang kesejahteraan
dan ketahanan dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental, sosial, dan spiritual melalui
pelaksanaan fungsi keluarga
Pelaksanaan fungsi keluarga merupakan dasar dalam membangun kesehatan
masyarakat yang optimal. Hal ini dapat dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan
edukatif, karena dapat memacu perkembangan potensi yang dimiliki oleh masyarakat.
Potensi masyarakat yang paling baik bertitik tolak dari masalah yang benar-benar
71
dirasakan oleh masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat menganggap penting seorang
kader kesehatan sebagai fasilitator dalam mengenal dan mengetahui masalah kesehatan
yang ada di masyarakat. Dengan demikian keberadaan kader yang diambil dari unsur
masyarakat mempunyai arti penting untuk meningkatkan derajat kesehatan yang
optimal baik pada masyarakat umumnya maupun pada keluarga khususnya.
B. Nama Kegiatan
1. Pengertian
Penjaringan kader merupakan kegiatan awal dalam pembentukan
posbindu, kader yang dijaring di setiap RW, selanjutnya kader di setiap RW
akan menjalankan program kegiatan posbindu di RW masing-masing dan desa.
2. Persiapan
1. melakukan pendekatan pada TOMA, TOGA dan kader pokjakes di
lingkungan RW untuk mensosialisasikan posbindu dan perlunya kader di
setiap RW untuk melakukan kegiatan posbindu
2. menjaring nama-nama yang terpilih sebagai kader posbindu
3. menyeleksi kader yang akan dipilih
4. menetapkan kader yang terpilih untuk mengikuti kegiatan pelatihan,
pendidikan dan pelantikan sebagai kader posbindu.
3. Pelaksanaan
1. kegiatan dilakukan selama dua hari, pada tanggal 2 dan 3 Juni 2009
2. kegiatan dilakukan oleh mahasiswa di setiap RW binaan bersama-sama
dengan TOMA, TOGA dan kader pokjakes
4. Upaya Tindak Lanjut
1. kader yang sudah terpilih menjalankan program posbindu di masing-masing
RW
2. untuk mencegah kebosanan perlu diadakan pembaharuan kader,
pembaharuan kader dilakukan berdasarkan kesepakatan antara puskesmas,
desa siaga dan kader masing-masing RW.
72
III. Tujuan
Tujuan Umum :
Terbentuknya kader kesehatan posbindu yang mampu melakukan kegiatan
posbindu dalam upaya kesehatan bagi keluarga terutama lansia yang ada di wilayahnya,
yang bekerja secara sukarela dan mampu menggerakan masyarakat untuk hidup sehat,
serta menjadi teladan bagi segenap keluarga masyarakat.
Tujuan Khusus :
Kader dapat mengerti dan memahami konsep lansia
Kader dapat mengerti dan memahami konsep posbindu
Kader dapat mengerti dan memahami tugas sebagai kader posbindu
Kader dapat mengerti dan memahami fungsi kader posbindu
Kader dapat aktif menggerakan kelompok usia lanjut di wilayahnya masing-
masing
V. Evaluasi
Evaluasi Persiapan
a. Standar
Sosialisasi ke TOMA, TOGA, dan kader pokjakes di setiap RW
terlaksana
73
2. Jalannya kegiatan:
75
Kader Posbindu dari RW 01 berjumlah 5 orang, yaitu Ibu Sonia, Ibu Yayah, Ibu
Siti Hafsoh, Ibu Ia, dan Ibu Atik.
Kesimpulan: hasil kegiatan sesuai preplanning
Diadakan pelatihan kader Posbindu di tingkat desa pada tanggal 5 dan 6 Juni
2009.
PRE PLANNING
KEGIATAN POSBINDU RW
DI DESA CIJAMBU
KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN SUMEDANG
Latar Belakang
Perkembangan ilmu kesehatan masyarakat telah mengantarkan kita pada
paradigma baru, sehingga paradigma sehat menjadi orientasi baru pembangunan
kesehatan di dunia, termasuk di Indonesia yang dirumuskan dalam suatu visi “
Indonesia Sehat 2010”. Hal yang mendasar dari paradigma sehat antara lain terjadinya
pergeseran dari pelayanan medis ke pemeliharaan kesehatan. Sehingga, setiap upaya
76
Melihat hal yang melatarbelakangi di atas, posbindu menjadi suatu upaya yang
nyata yang dapat dilakukan sebagai langkah peningkatan (promotif) dan pencegahan
(preventif) dalam meningkatkan derajat kesehatan pada lansia.
Nama Kegiatan
1. Pengertian
Posbindu merupakan kegiatan pelayanan promotif dan preventif bagi
kesehatan lansia dan kegiatannya terdiri dari 5 meja. Posbindu tingkat RW
dimulai dengan pengenalan kembali konsep posbindu yang benar mulai dari
meja 1 sampai meja 4 (meja 5 tidak dijalankan RW karena meja tersebut
merupakan meja pelayanan oleh petugas kesehatan). Kegiatan posbindu tingkat
RW dilakukan dengan langsung dipraktikkan oleh kader yang didampingi
mahasiswa.
2. Persiapan
Untuk persiapan kegiatan posbindu, sebelumnya dilakukan pertemuan
dengan anggota pokjakes lansia yang menilai perlunya dilakukan posbindu
di setiap kegiatan Posbindu tiap RW di Desa Cijambu.
Persiapan kegiatan : menyediakan modul tentang konsep 5 meja posbindu
yang telah dikonsultasikan pada pihak puskesmas.
Sosialisasi dilakukan oleh kader posbindu tiap RW
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan posbindu dilaksanakan sesuai dengan konsep yang benar (4
meja) di setiap RW di Desa Cijambu.
4. Upaya Tindak Lanjut
Upaya yang dilakukan selanjutnya yaitu menghubungi kader posbindu
untuk dapat melanjutkan posbindu dengan konsep yang benar (4 meja)
Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Membantu memelihara dan meningkatkan status kesehatan lansia di
Desa Cijambu.
78
2. Tujuan Khusus:
a. Para kader mengetahui cakupan kegiatan lain dalam posbindu berupa konsep
5 meja posbindu.
b. Kegiatan posbindu tiap RW menerapkan 4 meja posbindu.
c. Para kader mampu menjalankan fungsinya.
C. Strategi Kegiatan
1. Cara pendekatan : melakukan koordinasi dan kerja sama dengan kader posbindu
2. Hari/tanggal : RW 01 : 18 Juni 2009
3. Tempat : di rumah Ketua kader Posbindu RW 01
4. Penyandang dana : Swadaya mahasiswa PPN FIK UNPAD
5. Penanggung Jawab :
Mahasiswa : 1. Agung Ruhdiyat
2. Susan Irawan
Warga : Bu Sonia
Evaluasi
1. Evaluasi Persiapan
a. Standar
Sosialisasi modul posbindu ke kader di setiap RW terlaksana
Modul posbindu telah tersedia
b. Kriteria
Adanya pemberitahuan/koordinasi ke kader posbindu paling lambat
sehari sebelum kegiatan posbindu di setiap RW
Modul posbindu telah disusun paling lambat sehari sebelum kegiatan
penyuluhan di setiap RW
2. Evaluasi Proses
a. .Standar :
Kegiatan posbindu terlaksana dengan baik
b. Kriteria :
1. Peserta posbindu hadir tepat waktu
79
2. Jalannya kegiatan:
a. Pembukaan oleh Ibu Sonia sebagai ketua kader Posbindu bersama
mahasiswa PPN XVI FIK Unpad.
Diberikan penjelasan tentang konsep, fungsi, dan alur kegiatan Posbindu
kepada lansia yang hadir.
b. Tahapan kegiatan terdiri dari 4 meja meliputi:
Pendaftaran posbindu dilakukan oleh Bu Yayah
Penimbangan dan pengukuran tinggi badan dilakukan oleh Bu Ia dan
Pengukuran tekanan darah dilakukan oleh Bu Nia dan mahasiswa PPN
XVI
Pencatatan laporan posbindu dilakukan oleh Bu Hafsah
Penyuluhan kesehatan dilakukan oleh mahasiswa PPN XVI
c. Evaluasi mengenai kegiatan posbindu.
Kesimpulan: pelaksanaan tidak sesuai dengan preplanning, dengan
kendala:
Tidak terlaksananya meja 5 karena dilakukan oleh petugas kesehatan.
Lansia yang hadir hanya lansia perempuan
Kader lansia masih kebingungan dengan tugas masing-masing meja.
Kader lansia masih belum menguasai keterampian pemeriksan tekanan
darah dan pengisian KMS kegiatan lansia.
81
PRE PLANNING
REVITALISASI POSYANDU
DI DESA CIJAMBU
KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN SUMEDANG
Latar Belakang
Perkembangan ilmu kesehatan masyarakat telah mengantarkan kita pada
paradigma baru, sehingga paradigma sehat menjadi orientasi baru pembangunan
kesehatan di dunia, termasuk di Indonesia yang dirumuskan dalam suatu visi “
Indonesia Sehat 2010”. Hal yang mendasar dari paradigma sehat antara lain terjadinya
pergeseran dari pelayanan medis ke pemeliharaan kesehatan. Sehingga, setiap upaya
penanggulangan masalah kesehatan lebih meningkatkan aspek promotif dan preventif
dibanding kuratif.
Dalam upaya meningkatkan aspek promotif dan preventif bagi masyarakat
semua unsur terlibat dalam prosesnya dimana individu, keluarga dan lembaga
masyarakat termasuk pihak swasta mengambil tanggung jawab atas kesehatan dirinya,
82
Nama Kegiatan
1. Pengertian
Revitalisasi posyandu merupakan upaya pengembalian fungsi posyandu
sesuai dengan konsep yang benar (5 meja). Revitalisasi posyandu dimulai
dengan pengenalan kembali konsep posyandu yang benar (4 meja) untuk
selanjutnya dicoba untuk langsung dipraktikkan oleh kader didampingi
mahasiswa.
2. Persiapan
Untuk persiapan kegiatan revitalisasi posyandu, sebelumnya dilakukan
pertemuan dengan anggota pokjakes KIA yang menilai perlunya dilakukan
revitalisasi posyandu di seiap kegiatan Posyandu tiap RW di Desa Cijambu.
Persiapan kegiatan : menyediakan modul tentang konsep 5 meja posyandu
yang telah dikonsultasikan pada pihak puskesmas.
Sosialisasi dilakukan oleh kader posyandu tiap RW
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan posyandu dilaksanakan sesuai dengan konsep yang benar (4
meja) di setiap RW di Desa Cijambu.
4. Upaya Tindak Lanjut
Upaya yang dilakukan selanjutnya yaitu menghubungi kader posyandu
untuk dapat melanjutkan revitalisasi posyandu dengan konsep yang benar (4
meja)
Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Membantu memelihara dan meningkatkan status kesehatan bayi dan
balita di Desa Cijambu.
2. Tujuan Khusus:
a. Para kader mengetahui cakupan kegiatan lain dalam posyandu berupa
konsep 5 meja posyandu.
b. Kegiatan posyandu tiap RW menerapkan 4 meja posyandu.
84
Strategi Kegiatan
1. Cara pendekatan : melakukan koordinasi dan kerja sama dengan kader posyandu
2. Waktu
3. Hari/tanggal : RW 01 : Sabtu, 20 Juni 2009
4. Tempat : di posyandu RW
5. Penyandang dana : Swadaya mahasiswa PPN FIK UNPAD
6. Penanggung Jawab :
Mahasiswa :1. Agung Ruhdiyat
2. Susan Irawan
Warga : Bu Cicih (Ketua kader Posyandu RW 01)
Evaluasi
1. Evaluasi Persiapan
a. Standar
Sosialisasi modul revitalisasi posyandu ke kader di setiap RW
terlaksana
Modul revitalisasi posyandu telah tersedia
b. Kriteria
Adanya pemberitahuan/koordinasi ke kader posyandu paling lambat
sehari sebelum kegiatan posyandu di setiap RW
Modul revitalisasi posyandu telah disusun paling lambat sehari sebelum
kegiatan penyuluhan di setiap RW
2. Evaluasi Proses
a. Standar :
Kegiatan revitalisasi posyandu terlaksana dengan baik
b. Kriteria :
1. Peserta posyandu hadir tepat waktu
2. Minimal jumlah peserta penyuluhan yang hadir 80% ibu yang memiliki
bayi atau balita
85
2. Jalannya kegiatan:
a. Pembukaan oleh mahasiswa PPN XVI
Diberikan penjelasan tentang konsep dan proses kegiatan posyandu 4 meja
kepada ibu yang hadir.
b. Tahapan kegiatan meliputi:
Pendaftaran posyandu dilakukan oleh Bu Ela
Penimbangan bayi/balita dilakukan oleh Bu Jajah
Pencatatan KMS dan laporan posyandu dilakukan oleh Bu Cicih
Penyuluhan MPASI dan makanan bergizi pada balita dilakukan oleh
mahasiswa PPN XVI dan Bu Cicih
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) oleh mahasiswa PPN XVI
c. Peserta posyandu hadir tepat waktu
d. Peserta penyuluhan yang hadir 17 orang (85%)
e. Kader posyandu berpartisipasi aktif dalam revitalisasi posyandu dengan
konsep yang benar (4 meja)
f. Modul revitalisasi posyandu dapat tersampaikan
Kesimpulan : pelaksanaan sesuai preplanning
TABEL SKDN RW 01
PRE PLANNING
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BALITA
88
DI DESA CIJAMBU
KECAMATAN TANJUNG SARI KABUPATEN SUMEDANG
Latar Belakang
Perkembangan ilmu kesehatan masyarakat telah mengantarkan kita pada
paradigma baru, sehingga paradigma sehat menjadi orientasi baru pembangunan
kesehatan di dunia, termasuk di Indonesia yang dirumuskan dalam suatu visi “
Indonesia Sehat 2010”. Hal yang mendasar dari paradigma sehat antara lain terjadinya
pergeseran dari pelayanan medis ke pemeliharaan kesehatan. Sehingga, setiap upaya
penanggulangan masalah kesehatan lebih meningkatkan aspek promotif dan preventif
dibanding kuratif.
Dalam upaya meningkatkan aspek promotif dan preventif bagi masyarakat
semua unsur terlibat dalam prosesnya dimana individu, keluarga dan lembaga
masyarakat termasuk pihak swasta mengambil tanggung jawab atas kesehatan dirinya,
lingkungan dan masyarakat serta diharapkan dapat menjadi pelaku/perintis kesehatan
dan menjadi pemimpin yang dapat menggerakan kegiatan masyarakat di bidang
kesehatan berdasarkan azas kemandirian dan kebersamaan.
Masyarakat sebagai bagian dari proses kesehatan perlu diarahkan dalam
mencapai derajat kesehatannya, mulai dari kesehatan individu, keluarga, kelompok,
termasuk dalam hal ini kelompok usia balita. Tahapan usia balita perlu dipandang
sebagai suatu hal yang penting di mana dalam rentang usia balita tersebut terjadi proses
pertumbuhan dan perkembangan yang akan mempengaruhi keberangsungan hidup
menuju tahapan usia yang lebih matang.
Tingkat kesehatan saat balita menjadi salah satu penentu utama bagaimana
kondisi kesehatan selanjutnya. Mengingat hal ini, perlu diperhatikan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi kondisi kesehatan balita. Telah diketahui bahwa tahapan balita
merupakan tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang cukup pesat, di mana sangat
ditentukan oleh bagaimana asupan gizi yang didapatkan.
Desa Cijambu Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang saat ini menjadi
lahan praktik Program Profesi Ners Komunitas Angkatan XVI Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Padjadjaran sebagai desa binaan.
89
Dari hasil kajian di atas, mahasiswa PPN FIK UNPAD mewakili masyarakat Desa
Cijambu merasa perlu untuk dilakukan suatu upaya nyata yang dapat dilakukan dengan
tujuan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan balita. Hal ini
dikarenakan seperti yang kita ketahui bahwa bayi dan balita termasuk kelompok yang
rentan terhadap berbagai masalah kesehatan, termasuk masalah gizi, yang erat kaitannya
dengan status kesehatan, di mana salah satunya berfungsi dalam menentukan ketahanan
atau kerentanan terhadap penyakit, terutama penyakit infeksi.
Melihat hal yang melatarbelakangi di atas, Pemberian Makanan Tambahan
menjadi suatu upaya yang nyata yang dapat dilakukan sebagai langkah peningkatan
(promotif) dan pencegahan (preventif) dalam masalah gizi pada bayi dan balita.
Nama Kegiatan
1. Pengertian
PMT yang dimaksud adalah pemberian makanan tambahan untuk balita
dari 7 bulan - 5 tahun. Pemberian makanan tambahan ini dilaksanakan dengan
mempertimbangkan usia dan jenis makanan yang sesuai.
2. Persiapan
Untuk persiapan kegiatan PMT, sebelumnya dilakukan pertemuan dengan
anggota pokjakes KIA yang menilai perlunya dilakukan PMT di seiap
kegiatan Posyandu tiap RW di Desa Cijambu.
Persiapan kegiatan : menyediakan bahan PMT berupa susu formula untuk
balita dari usia 7 bulan-4 tahun dan biskuit,
Sosialisasi dilakukan oleh kader posyandu tiap RW
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan PMT pada balita dilaksanakan saat kegiatan posyandu di
setiap RW di Desa Cijambu
4. Upaya Tindak Lanjut
Upaya yang dilakukan selanjutnya yaitu menghubungi kader posyandu
untuk melanjtkan kegiatan PMT pada setiap kegiatan posyandu dengan system
pemberdayaan masyarakat yang dikelola oleh kader posyandu tiap RW.
90
Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Membantu memelihara dan meningkatkan status gizi balita di Desa
Cijambu.
2. Tujuan Khusus
d. Para kader mengetahui cakupan kegiatan lain dalam posyandu berupa PMT.
e. Balita mendapatkan makanan tambahan sesuai usia dan jenisnya.
D. Strategi Kegiatan
1. Cara pendekatan : melakukan koordinasi dan kerja sama dengan kader posyandu
2. Waktu
Hari/tanggal : RW 01 : Sabtu, 20 Juni 2009
3. Tempat : di posyandu RW
4. Penyandang dana : Swadaya mahasiswa PPN FIK UNPAD
5. Penanggung Jawab :
Mahasiswa : 1. Agung Ruhdiyat
2. Susan Irawan
Warga : Ibu Cicih (Ketua kader posyandu)
Evaluasi
1. Evaluasi Persiapan
a. Standar
Sosialisasi ke kader posyandu di setiap RW terlaksana
Sosialisasi ke warga di setiap RW terlaksana
Makanan untuk PMT telah tersedia
b. Kriteria
Adanya pemberitahuan/koordinasi ke kader posyandu paling lambat
sehari sebelum kegiatan posyandu di setiap RW
Adanya pemberitahuan ke warga, khususnya ibu-ibu yang mempunyai
balita oleh kader posyandu paling lambat hari pelaksanaan posyandu di
setiap RW
91
Makanan untuk PMT (susu dan biskuit) telah tersedia paling lambat
sehari sebelum kegiatan penyuluhan di setiap RW
2. Evaluasi Proses
a. Standar :
Kegiatan PMT pada balita terlaksana dengan baik
b. Kriteria :
1. Peserta posyandu hadir tepat waktu
2. Minimal jumlah peserta posyandu yang hadir 80% ibu yang memiliki
balita
3. PMT yang diberikan cukup untuk seluruh peserta posyandu
3. Evaluasi Hasil
Standar
Kesadaran ibu untuk memberikan PMT untuk balita meningkat
Kriteria
Seluruh balita memakan makanan tambahan yang diberikan sesuai usia
dan jenis makanannya
2. Jalannya kegiatan:
a. Pembukaan oleh mahasiswa PPN XVI
Diberikan penjelasan tentang konsep dan proses kegiatan posyandu 5 meja
kepada ibu yang hadir.
b. Tahapan kegiatan meliputi:
Pendaftaran posyandu dilakukan oleh Bu Ela
Penimbangan bayi/balita dilakukan oleh Bu Jajah
Pencatatan KMS dan laporan posyandu dilakukan oleh Bu Cicih
Penyuluhan MPASI dan makanan bergizi pada balita dilakukan oleh
mahasiswa PPN XVI
93
PRE PLANNING
PENYULUHAN MAKANAN BERGIZI PADA BALITA
DESA CIJAMBU
94
Latar Belakang
Pembangunan kesehatan saat ini menjadi salah satu sorotan utama dalam
pembangunan nasional. Adanya paradigma baru berupa paradigma sehat menjadi
orientasi baru dalam pembangunan kesehatan di semua negara di dunia, termasuk di
Indonesia. Dirumuskannya suatu visi “ Indonesia Sehat 2010” menjadi suatu hal yang
mendasar dalam pelaksanaan pergeseran paradigma dari pelayanan medis ke
pemeliharaan kesehatan sehingga setiap upaya penanggulangan masalah kesehatan lebih
meningkatkan aspek promotif dan preventif dibandingkan kuratif.
Pelaksanaan paradigma sehat dalam upaya meningkatkan aspek promotif dan
preventif bagi masyarakat ini tidak terlepas dari keterlibatkan semua unsur termasuk
masyarakat itu sendiri. di mana individu, dan keluarga termasuk pihak swasta
mengambil tanggung jawab atas kesehatan dirinya, lingkungan, dan masyarakat. Selain
itu, semua pihak terutama pihak masyarakat itu sendiri diharapkan dapat menjadi pelaku
utama/perintis kesehatan dan menjadi pemimpin yang dapat menggerakan kegiatan
masyarakat di bidang kesehatan berdasarkan azas kemandirian dan kebersamaan.
Kegiatan kesehatan di masyarakat sebagai bagian dari proses kesehatan perlu
diarahkan dalam mencapai derajat kesehatannya, mulai dari kesehatan individu,
keluarga, kelompok, termasuk dalam hal ini kelompok usia balita. Tahapan usia balita
perlu dipandang sebagai suatu hal yang penting di mana dalam rentang usia balita
tersebut terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan yang akan mempengaruhi
keberlangsungan hidup menuju tahapan usia yang lebih matang. Tahapan balita
memiliki kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang, yang dibagi menjadi 3 kebutuhan
dasar yaitu Kebutuhan fisik-biomedis meliputi pangan/gizi (asuh), kebutuhan
emosi/kasih sayang (asih), kebutuhan akan stimulasi mental (asah). Kebutuhan yang
paling mempengaruhi tumbuh kembang balita secara fisik adalah pemenuhan gizi yang
seimbang, karena dengan gizi yang seimbang anak akan tumbuh sehat, tidak mudah
sakit dan memilki akal yang cerdas
Tingkat kesehatan saat balita menjadi salah satu penentu utama bagaimana
kondisi kesehatan selanjutnya. Mengingat hal ini, perlu diperhatikan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi kondisi kesehatan balita. Telah diketahui bahwa tahapan balita
95
merupakan tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang cukup pesat, di mana sangat
ditentukan oleh bagaimana asupan gizi yang didapatkan.
Desa Cijambu Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang saat ini menjadi
lahan praktik Program Profesi Ners Komunitas Angkatan XVI Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Padjadjaran sebagai desa binaan.
Dari hasil kajian di atas, mahasiswa PPN FIK UNPAD mewakili masyarakat Desa
Cijambu merasa perlu untuk dilakukan suatu upaya nyata yang dapat dilakukan dengan
tujuan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan balita. Hal ini
dikarenakan seperti yang kita ketahui bahwa balita termasuk kelompok yang rentan
terhadap berbagai masalah kesehatan, termasuk masalah gizi, yang erat kaitannya
dengan status kesehatan, di mana salah satunya berfungsi dalam menentukan ketahanan
atau kerentanan terhadap penyakit, terutama penyakit infeksi.
Melihat hal yang melatarbelakangi di atas, dirasakan perlu suatu upaya yang nyata
yang dapat dilakukan sebagai langkah peningkatan (promotif) dan pencegahan
(preventif) dalam masalah gizi pada balita. Pengetahuan menjadi dasar dari segala
upaya yang dapat dilakukan yang pada akhirnya diharapkan dapat diterapkan secara
sesuai. Dari itu, kami bermaksud untuk mengadakan penyuluhan makanan bergizi pada
balita sebagai upaya peningkatan pengetahuan warga masyarakat.
Nama Kegiatan
Pengertian
Penyuluhan makanan bergizi pada balita yaitu pemberian informasi
kepada orang tua yang memiliki balita dengan usia lebih 1 tahun mengenai
pentingnya pemberian makanan bergizi pada balita. Kegiatan ini meliputi
pemberian materi seputar makanan bergizi dan semua hal yang menyertainya,
yaitu pengertian, manfaat, zat-zat yang dibutuhkan dan jenis-jenis makanannya.
Setelah itu diikuti dengan acara tanya jawab antara audien dan nara sumber.
Persiapan
Untuk persiapan kegiatan penyuluhan, sebelumnya dilakukan pertemuan
dengan kader posyandu Desa Cijambu. Masyarakat menyatakan perlunya
96
E. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Memelihara dan meningkatkan status gizi anak balita
2. Tujuan Khusus
a. Para ibu mengetahui pengertian dan manfaat, serta zat yang diperlukan dan
jenis makanan bergizi pada balita > 1 tahun
b. Para ibu termotivasi untuk memberikan makanan bergizi untuk balitanya
F. Strategi Kegiatan
1. Cara pendekatan : melakukan koordinasi dan kerja sama dengan kader
posyandu
2. Waktu
Hari/tanggal : RW 01 : Sabtu, 20 Juni 2009
3. Tempat : di posyandu RW
4. Penyandang dana : Swadaya mahasiswa PPN FIK UNPAD
5. Penanggung Jawab :
Mahasiswa : 1. Agung Ruhdiyat
2.Susan Irawa
Warga : Ibu Cicih (Ketua kader posyandu RW 01)
97
D. Evaluasi
1. Evaluasi Persiapan
a. Standar
Sosialisasi ke kader posyandu di setiap RW terlaksana
Sosialisasi ke warga di setiap RW terlaksana
Materi penyuluhan telah tersedia
b. Kriteria
Adanya pemberitahuan/koordinasi ke kader posyandu paling lambat
sehari sebelum kegiatan posyandu di setiap RW
Adanya pemberitahuan ke warga, khususnya ibu-ibu yang mempunyai
balita oleh kader posyandu paling lambat hari pelaksanaan posyandu di
setiap RW
Materi telah disusun berupa SAP, leaflet dan flipchart paling lambat
sehari sebelum kegiatan penyuluhan di setiap RW
2. Evaluasi Proses
a. Standar :
Kegiatan penyuluhan makanan bergizi pada balita terlaksana dengan
baik
b. Kriteria :
1. Peserta penyuluhan hadir tepat waktu
2. Minimal jumlah peserta penyuluhan yang hadir 80% ibu yang
memiliki balita
3. Berpartisipasi aktif dalam mengikuti penyuluhan
4. Adanya tempat untuk penyuluhan
5. Materi penyuluhan yang tercantum di SAP dapat tersampaikan
3. Evaluasi Hasil
a. Standar
Pengetahuan para ibu yang memiliki balita tentang makanan bergizi
pada balita > 1 tahun meningkat
b. Kriteria
98
PRE PLANNING
PENYULUHAN KESEHATAN P3K
DESA CIJAMBU
KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN SUMEDANG
I. Latar Belakang
Masalah kesehatan di komunitas merupakan masalah bersama dan memerlukan
pemecahan secara bersama-sama pula dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat.
Masalah kesehatan tersebut ditemukan setelah dilakukan pengkajian kesehatan pada
masyarakat yang bersangkutan baik melalui wawancara, kuisioner, observasi maupun
melalui forum diskusi. Setelah pengkajian, baru dilakukan analisa data dan hasil
akhirnya dirumuskan suatu masalah kesehatan komunitas dalam masyarakat yang
dirumuskan bersama dengan masyarakat.
Desa Cijambu merupakan salah satu desa yang dijadikan sasaran untuk dilakukan
pembinaan kesehatan masyarakat. Pada tanggal 12-15 Mei 2009 telah dilakukan
pengkajian kesehatan secara menyeluruh pada masing-masing RW. Hasil pengkajian
diolah menjadi analisa data desa dan dari analisa tersebut muncul berbagai masalah
kesehatan desa yang dirumuskan dalam pra-MMD. Hasil dari perumusan masalah
tersebut disampaikan kepada masyarakat untuk selanjutnya disusun rencana
penyelesaian masalah tersebut melalui MMD (Musyawarah Masyarakat Desa). MMD
itu sendiri dihadiri oleh semua warga Desa Cijambu atau minimal ada perwakilan dari
masing-masing RW dengan jumlah yang seimbang.
Dari hasil MMD didapatkan 4 rumusan masalah yaitu mengenai kesehatan
lingkungan, KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), Lansia, dan Desa Siaga. Dari keempat
masalah tersebut, khususnya mengenai masalah desa siaga, salah satu rencana
99
tindakannya adalah dengan mengadakan penyuluhan P3K karena salah satu indicator
desa siaga yaitu kesiapan masyarakat melakukan pertolongan pertama saat terjadi suatu
kecelakaan di wilayahnya. Dimana dari penyuluhan P3K ini diharapkan masyarakat
Desa Cijambu mendapatkan pengetahuan mengenai cara penanganan pertolongan
pertama pada kecelakaan (P3K) dan dapat mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-
hari karena berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data bahwa sebagian besar
masyarakat Desa Cijambu belum mengetahui tentang P3K dan aplikasinya.
Berdasarkan perumusan masalah-masalah diatas, dibuat juga rencana/strategi
untuk pemecahan masalah kesehatan. Salah satu bentuk intervensi dari masalah yang
ada yaitu penyuluhan kesehatan (Penkes) tentang hipertensi, reumatik, rumah sehat,
pelatihan P3K.
III. Tujuan
a. Tujuan Umum
Masyarakat Desa Cijambu dapat mengetahui dan memahami apa itu
P3K dan bagaimana aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penyuluhan kesehatan yaitu:
1. Masyarakat Desa Cijambu dapat mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan
P3K
2. Masyarakat Desa Cijambu mampu memahami hal-hal yang telah dijelaskan
dalam penyuluhan kesehatan
3. Masyarakat mampu menerapkan hal-hal yang telah dijelaskan dalam
penyuluhan kesehatan terutama mengenai pertolongan pertama pada suatu
keselakaan sebelum dibawa ke petugas kesehatan
100
Metode
Penyampaian materi tentang P3K disertai demonstrasi sederhana tentang tindakan
dan dilanjutkan dengan tanya-jawab antara pemateri dengan audience
Strategi Antisipasi
Apabila terjadi suatu hal yang tidak diinginkan atau kondisi yang tidak
memungkinkan untuk penyuluhan misalnya karena hujan lebat atau sasaran yang
datang sangat sedikit, maka strategi antisipasinya yaitu dengan mengganti hari
penyuluhan atau penyuluhan dilakukan di masjid saat ada pengajian.
V. Evaluasi
1. Evaluasi Persiapan
a. Standar
Media yang digunakan untuk penyuluhan telah tersedia sudah siap
sehari sebelum kegiatan penyuluhan (leaflet & flipcart)
Sosialisasi ke masyarakat untuk kegiatan penyuluhan telah terlaksana
b. Kriteria
Media yang digunakan untuk penyuluhan sudah siap sehari sebelum
kegiatan penyuluhan (leaflet & flipcart)
Ada sosialisasi ke masyarakat untuk kegiatan penyuluhan sehari
sebelum pelaksanaan penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a. Standar :
Kegiatan penyuluhan P3K terlaksana dengan baik
b. Kriteria :
1. Peserta posyandu hadir tepat waktu
2. Minimal jumlah peserta penyuluhan yang hadir 60% dari jumlak KK
yang ada di RW
3. Materi P3K yang telah disiapkan, dapat tersampaikan
4. Peserta penyuluhan memperhatikan dengan seksama selama
penyampaian materi penyuluhan
102
3. Evaluasi Hasil
Standar
a. Pengetahuan masyarakat tentang P3K meningkat
b. Masyarakat dapat mempraktikkan cara pertolongan pertama apabila suatu
saat terjadi sebuah kecelakaan
Kriteria
a. Masyarakat dapat menjawab saat diminta untuk menjelaskan kembali
materi yang diberikan minimal 3 pertolongan
b. Peserta penyuluhan dapat memperagakan cara pertolongan pertama
minimal 3 dari materi yang telah diberikan
2. Jalannya kegiatan:
a. Acara dimulai dengan pengajian rutin ibu-ibu oleh seorang ustadz.
b. Kegiatan penyuluhan baru dimulai setelah acara pengajian selesai.
c. Penyuluhan disampaikan oleh mahasiswa PPN XVI, dengan media flipchart
dan leaflet.
d. Masyarakat memperhatikan dengan seksama penjelasan yang diberikan oleh
pemateri
e. Masyarakat aktif dalam kegiatan diskusi setelah acara diskusi dimulai
f. Pemandu acara dapat mengarahkan kegiatan diskusi agar dapat berjalan
dengan lancar
Kesimpulan : pelaksanaan kegiatan tidak sesuai preplanning
2.2. EVALUASI
1. Kegiatan untuk mengatasi masalah Kesehatan Pada lansia:
105
BAB III
107
PEMBAHASAN
Jumsih
Permasalahan kesehatan lingkungan adalah suatu masalah kompleks yang
melibatkan berbagai faktor. Bloom menyatakan bahwa faktor yang paling berpengaruh
bagi status kesehatan adalah perilaku dan lingkungan. Kedua faktor ini beserta faktor
lainnya sangat berkaitan erat untuk meningkatkan derajat kesehatan baik individu atau
kelompok menuju derajat kesehatan yang optimal. Oleh karena itu upaya perbaikan
kesehatan masyarakat diarahkan pada faktor-faktor tersebut, terutama pada faktor
perilaku. Dalam merubah perilaku, hendaklah meperhatikan faktor-faktor yang dapat
merubah perilaku atau komponen-komponen perilaku sendiri (Notoatmodjo,1997).
Salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan lingkungan
adalah kebersihan. Sampah atau limbah rumah tangga merupakan suatu persoalan yang
pelik di mana-mana, dengan asumsi bahwa setiap kepala keluarga setiap hari akan
menghasilkan limbah rumah tangga. Pembuangan sampah secara terbuka akan menjadi
sarang atau tempat perkembangan vektor penyakit, menyebarkan bau, menjadi sumber
pencemaran air permukaan dan air tanah, bahaya kebakaran yang sulit dipadamkan serta
menimbulkan asap tebal yang berkepanjangan.
Untuk mengurangi dampak negatif dari hal tersebut diperlukan kegiatan
pengelolaan sampah yang dilakukan secara berkesinambungan. Salah satu kegiatan
yang bisa dikembangkan di masyarakat adalah kegiatan jumat bersih.. Dalam
pelaksanaan kegiatan jumat bersih dilakukan persiapan yaitu sosialisasi kepada warga di
tiap-tiap RW baik secara lisan maupun tulisan. Pelaksanaan kegiatan jumsih diikuti oleh
50 % warga dan dalam kegiatan ini dilakukan pembersihan jalan, selokan, jamban
umum dan halaman rumah masing-masing.
Kegiatan jumsih di desa Cijambu diadakan dua minggu satu kali setiap hari
jumat. Jumlah warga yang mengikuti kegiatan jumsih setiap minggunya kurang dari 50
% dan mayoritas warga yang melakukan kegiatan ini adalah laki-laki.
Tujuan diadakannya kegiatan jumat bersih dapat tercapai sebagian karena warga
yang turut serta dalam kegiatan ini kurang dari 50 % dan kegiatan ini dilakukan dua
minggu satu kali. Hal ini disebabkan oleh sebagian besar warga memiliki kesibukan di
108
pagi hari seperti menyabit rumput, memeras susu, dan lain-lain. Upaya tindak lanjut dari
kegiatan ini adalah diadakan pertemuan tiap RW minimal 1 bulan sekali pada tingkat
RW untuk tetap berkoordinasi agar kegiatan Jum’at bersih tetap berjalan di RW dan
tokoh masyarakat dan Ketua RT/RW terus menjadi motivator kepada warganya untuk
melakukan Jum’at bersih setiap minggu agar kebersihan lingkungan tetap terjaga.
Pembahasan
1. Pelaksanaan Jumat bersih
Persiapan:
Konfirmasi kepada masing-masing ketua RT di RW 01 untuk kegiatan jum’at
bersih sehari sebelum kegiatan dilaksanakan.
Persiapan selanjutnya, masing-masing RT mengumumkan kegiatan jumat bersih
melalui pengeras suara yang ada di masjid terdekat. Kegiatan akan dilaksanakan
pada tanggal 15 Mei 2009 pukul 07.00 WIB
Kegiatan jumat bersih direncanakan pelaksanaannya 2 minggu sekali
berdasarkan kesepakatan masyarakat RW 01.
Pelaksanaan:
Pelaksanaan kegiatan jum’at bersih tanggal 15 Mei 2009 dilaksanakan mulai
pukul 07.30-08.30 dimana pada pelaksanaannya terealisasi pada masing-masing
RT di RW 01.
Kegiatan jumat bersih dilaksanakan oleh sebagian masyarakat RW 01 dimana
ada masyarakat yang mengerjakan di sekitar rumah masing-masing sedangkan
sebagian lagi mengerjakan kebersihan di tepi jalan, dan di tempat-tempat umum
dalam lingkup RW 01. Kegiatannya lebih terfokus pada perbaikan jalan
Jaganala.
Hambatan pelaksanaan kegiatan jumat bersih yaitu kesiapan masing-masing
masyarakat. Kebanyakan masyarakat pada pukul 07.00 masih sibuk
menyelesaikan pekerjaan rumah tangga sehingga waktu pelaksanaan jumat
bersih tidak sesui dengan rencana yaitu mundur sekitar 30 menit dari rencana
Pelaksanaan jumat bersih selanjutnya tanggal 22 Mei 2009.
109
Saat dipantau, banyak masyarakat yang tidak mengikuti kegiatan jumat bersih,
hanya beberapa orang saja yang terlihat di masing-masing RW
Saat dikonfirmasi kembali, banyak masyarakat yang memilih untuk pergi
bekerja dari pada melaksanakan kegiatan jumat bersih
Hambatan kegiatan jumat bersih:
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melaksanakan kegiatan jumat bersih
masyarakat untuk berperilaku hidup sehat seperti tidak merokok di dalam rumah,
membersihkan dan merawat kandang ternak serta jamban.
Pembahasan
Persiapan kegiatan penyuluhan di RW 01:
Konfirmasi kepada ketua RW 01 untuk kegiatan penyuluhan besok.
Menyiapkan materi yang akan disampaikan dalam penyuluhan dengan leaflet
dan lembar balik (Flipchart)
Pelaksanaan:
Kegiatan penyuluhan dimulai pada tanggal 19 juni 2009 pukul 15.00 di
Madrasah RW 01
Peserta yang datang dalam kegiatan penyuluhan ada 31 orang yang semuanya
adalah masyarakat RW 01
Dalam kegiatan penyuluhan, peserta tampak dengan seksama mengikuti jalannya
penyuluhan.
Peserta antusias untuk bertanya saat dibuka sesi tanya-jawab
Pembahasan
Persiapan:
Sebelum kegiatan posbindu berjalan, terlebih dahulu dibentuk kader-kader
posbindu. Setelah melakukan jejaring kader di RW 01, Kader Posbindu dari RW
01 berjumlah 5 orang, yaitu Ibu Sonia, Ibu Yayah, Ibu Siti Hafsoh, Ibu Ia, dan
Ibu Atik.
Hambatan dalam melakukan jejaring posbindu yaitu banyak yang menolak
dengan alasan sibuk dengan pekerjaan rumah tangganya
Selanjutnya kader posbindu yang telah terbentuk, diberi pelatihan dan
pembekalan sehingga siap menjadi kader yang nantinya akan memegang
pelaksanaan posbindu
Pelaksanaan:
Pelaksanaan/louncing posbindu di RW 01 dilaksanakan pada tanggal 20 Juni
2009 pukul 13.00-16.00 di rumah ketua kader Posbindu RW 01.
112
Pembahasan
Kegiatan penyuluhan ASI dan MPASI
Persiapan:
Konfirmasi kepada kader posyandu di RW 01 untuk pelaksanaan penyuluhan
ASI dan MPASI yang dimasukkan ke dalam pelaksanaan posyandu dengan
sistem digunakan 4 meja.
Menyiapkan leaflet dan flipcart sebagai media dalam kegiatan posyandu
Pelaksanaan:
Penyuluhan ASI, MPASI dan Makanan bergizi dilaksanakan pada tanggal 20
Juni 2009 bersamaan dengan kegiatan posyandu. Kegiatan penyuluhan ini masuk
ke dalam meja 4 yaitu penyuluhan.
Kegiatan penyuluhan ini dilakukan kepada perorangan pada meja 4 oleh
mahasiswa PPN FIK Unpad.
Selesai kegiatan penyuluhan dibagikan leaflet pada masing-masing peserta yang
jumlahnya sekitar 17 orang
114
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
6.1 Kesimpulan
Setelah dilaksanakan proses asuhan keperawatan Komunitas di RW 01 Desa
Cijambu dapat disimpulkan bahwa:
1. Proses pengkajian dilakukan dengan cara: observasi, wawancara, pemeriksaan
fisik dan studi dokumentasi. Kegiatan ini terlaksana berkat kerja sama dengan
masyarakat RW 01 dan sangat dibantu oleh pokjakes, ketua RT/RW dan para kader.
2. Perencanaan dilakukan bersama-sama dengan masyarakat RW 01 Desa Cijambu
melalui acara MMRW untuk menganalisa data, menentukan masalah dan mencari
alternatif pemecahan masalah.
3. Implementasi dapat berjalan dengan melibatkan peran serta masyarakat RW 01
Desa Cijambu dengan menggunakan potensi dan sumber daya yang ada di
masyarakat, serta didukung oleh pihak pemerintahan setempat dan Puskesmas
Tanjung Sari
4. Proses evaluasi terhadap hasil dan proses dapat dilakukan untuk tujuan yang
dapat dicapai dalam waktu satu bulan.
6.2 Rekomendasi
1. Kepada masyarakat RW 01 Desa Cijambu diharapkan untuk terus
melaksanakan kegiatan yang telah dilakukan secara berkesinambungan dan dapat
lebih mencari dan menggunakan berbagai potensi untuk mengembangkan kegiatan
2. Kepada kader dan pengurus RT/RW agar terus melakukan upaya penggerakan
masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
3. Kepada pihak puskesmas dan aparat desa untuk tetap memantau dan
memberikan arahan terhadap kegiatan kesehatan yang dilakukan di masyarakat
116