Anda di halaman 1dari 110

7

BAB II
PENGKAJIAN KOMUNITAS
RW 19 KELURAHAN ANTAPANI TENGAH
KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG

2.1. DATA KOMUNITAS RW 19 KELURAHAN ANTAPANI TENGAH


2.1.1. DIMENSI LOKASI
1. Batasan Komunitas
RW 19 Kelurahan Antapani Tengah adalah bagian dari wilayah Kecamatan
Antapani Kota Bandung.
( 1 ) Batas Wilayah
Batas wilayah RW 19 Kelurahan Antapani Tengah adalah sebagai berikut,
 Utara : RW 17
 Selatan : RW 20
 Barat : RW 18
 Timur : RW 15 Arcamanik
( 2 ) Karakteristik Wilayah
RW 19 Kelurahan Antapani Tengah merupakan wilayah pemukiman
perumahan yang sudah tertata dengan rapi.

2. Lokasi Pelayanan Kesehatan


Tempat, jarak, dan cara mencapai lokasi pelayanan kesehatan yang
digunakan masyarakat RW 19 Kelurahan Antapani Tengah adalah sebagai berikut:
1. Puskesmas Antapani terletak < 1 km dari RW 19 dan dapat dijangkau
masyarakat dengan berjalan kaki atau memakai kendaraan.
2. Beberapa rumah sakit seperti rumah sakit Hermina Arcamanik, RSUD Kota
Bandung digunakan juga oleh masyarakat RW 19 Kelurahan Antapani Tengah.
3. Beberapa dokter praktek, klinik swasta berada di sekitar masyarakat RW 19
Kelurahan Antapani Tengah yang berjarak < 2 km.
8

3. Gambaran Geografis
RW 19 Kelurahan Antapani Tengah terdiri dari 5 RT yang merupakan
wilayah pemukiman perumahan penduduk yang terletak di dekat dengan jalan
utama yaitu jalan Terusan Jakarta. Kondisi perumahan cukup permanen dan
cukup tertata.
4. Iklim
Curah hujan di wilayah RW 19 Kelurahan Antapani Tengah Kecamatan
Antapani dipengaruhi oleh ketinggian tempat dari permukaan laut adalah 700
m dan keadaan topografi sehingga curah hujan rata-rata per tahun mencapai
0.3000 mm. Kelembaban udara di RW 19 Kelurahan Antapani Tengah cukup
dingin di malam hari dan pada siang hari cukup panas.

5. Flora dan Fauna


RW 19 Kelurahan Antapani Tengah merupakan daerah perumahan
sehingga tidak banyak memiliki lahan pertanian maupun yang memelihara
peternakan. Pertanian yang dihasilkan sebagian dari pekarangan rumah seperti
pohon cabe dan lain- lain, sedangkan peternakan hanya sebagian kecil yang
memelihara hewan peliharaan dan hewan ternak di pekarangan seperti ayam dan
lain-lain.

6. Lingkungan Buatan
a. Sarana Olah Raga
Di wilayah RW 19 Kelurahan Antapani Tengah terdapat sarana olahraga
volley dan bulutangkis di lapangan yang terdapat di RW 19 Kelurahan
Antapani Tengah

b. Sarana Rekreasi
Masyarakat RW 19 menghabiskan waktu luangnya dengan menonton
televisi, mengobrol dengan tetangga, atau sesekali pergi ke tempat-tempat
umum seperti mol.
9

2.1.2. DIMENSI POPULASI


2.1.1. DATA UMUM
1. Berdasarkan Jenis Kelamin
RW 19 Kelurahan Antapani Tengah adalah bagian dari wilayah Kecamatan
Antapani Kota Bandung. Berdasarkan Pengkajian Komunitas di RW 19
Kelurahan Antapani Tengah yang telah dilakukan pada tanggal 24-29 Februari
2020 didapatkan hasil bahwa jumlah penduduk RW 19 sebanyak 227 jiwa
terdiri dari 141 jiwa laki-laki dan 149 jiwa perempuan.
Tabel 2.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis kelamin
RW 01 Desa Cijambu

Jenis kelamin Frequency Percent


Laki-laki 141 48,6
Perempuan 149 26,2
Total 290 100,0

2. Berdasarkan Rentang Usia


Distribusi penduduk RW 01 Desa Cijambu berdasarkan umur adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur
di RW 01 Desa Cijambu

Rentang Usia Jumlah Percentase


0-5 21 7,2
6-12 45 15,5
13-18 39 13,4
19-35 76 26,2
36-54 70 24,1
>55 39 13,4
Total 290 100,0

Penduduk RW 01 Desa Cijambu memiliki masyarakat usia produktif (19 –


54 tahun) sebesar 146 orang, dimana merupakan sumber daya manusia potensial
untuk memecahkan masalah yang ada.

3. Berdasarkan Status Marital


Tabel 2.3 Distribusi Penduduk berdasarkan Status Marital
RW 01 Desa Cijambu
10

Kategori Frekuensi Persen


Kawin 174 60,0
Tidak kawin 103 35,5
Janda 13 4,5
Total 290 100,0

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 174 warga RW


01 desa Cijambu berstatus kawin.

4. Berdasarkan Tingkat pendidikan


Tabel 2.4 Distribusi Penduduk berdasarkan Status Marital
RW 01 Desa Cijambu

Kategori Frequency Percent


Kawin 174 60,0
Tidak kawin 103 35,5
Janda 13 4,5
Total 290 100,0

Berdasarkan tabel Diatas Sebagian Besar Penduduk RW 01 Desa Cijambu


berpendidikan terakhir SD sebanyak 175 jiwa dari jumah penduduk RW 01 290
jiwa.

5. Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 2.5 Distribusi Penduduk berdasarkan Status Marital
RW 01 Desa Cijambu

Kategori Frequency Percent


Pelajar 37 12,76
Tidak bekerja 61 21,03
Petani 57 19,7
Buruh 50 17,2
Swasta 3 1,0
Pensiunan 1 0,3
IRT 66 22,8
Wiraswasta 15 5,2
Total 290 100,0
11

Berdasarkan tabel diatas Masyarakat RW 01 memiliki strata kelas sosial


yang bervariasi dilihat dari jenis pekerjaan. Mayoritas penduduk bekerja sebagai
petani, yaitu sebanyak 20% atau 57 orang.

6. Data Masalah Kesehatan


Tabel 2.6 Distribusi Frekuensi Penyakit Penduduk
di RW 01 Desa Cijambu
No Masalah Kesehatan Frekuensi Persentase (%)
1 Gastritis 29 19,46
2 Rematik 29 19,46
3 Sakit kepala 23 15,44
4 Hipertensi 17 11,41
5 Gangguan system panca indera 10 6,711
6 Flu dan batuk 9 6,04
7 Gangguan sistem pernafasan 7 4,698
8 Hipotensi 6 4,027
9 Asam urat 5 3,356
10 Sakit pinggang 4 2,685
11 Gangguan system gastrointestinal 3 2,013
12 Demam 2 1,342
13 Tifoid 1 0,671
14 Gangguan system saraf 1 0,671
15 Cacar 1 0,671
16 Gangguan psikologis (HDR) 1 0,671
17 Bisul 1 0,671
TOTAL 149 100%

Dari tabel diatas diperoleh keterangan penyakit yang banyak diderita oleh
penduduk di RW 01 adalah Gastritis yaitu sebanyak 29 orang dan Reumatik
sebanyak 29 orang.

2.1.2 Data Kesehatan Bayi dan Balita


2.1.2.1 Kunjungan Posyandu
Tabel 2.7 Distribusi Bayi Dan Balita berdasarkan Kunjungan Posyandu
RW 01 Desa Cijambu

Kategori Frequency Percent


Rutin 20 95.24
Tidak rutin 1 4,35
Total 21 100.0
12

Berdasarkan data di atas sebanyak 20 bayi dan balita rutin dibawa ke


posyandu.

2.1.2.2 Status gizi bayi/balita


Tabel 2.8 Distribusi Bayi Dan Balita berdasarkan Status gizi
RW 01 Desa Cijambu

Kategori Frequency Percent


Garis Hijau 20 95.24
Garis Kuning 1 4,35
Total 21 100.0

Berdasarkan data di atas sebanyak 20 bayi dan balita Berada pada garis
hijau, namun masih ada bayi/balita yang berada pada garis kuning

2.1.2.3 Pemberian MPASI


Tabel 2.9 Distribusi Bayi Dan Balita Berdasarkan Pemberian MPASI
RW 01 Desa Cijambu

Kategori Frequency Percent


<6 bln 1 4,35
> 6 bln 20 95.24
Total 21 100.0

Berdasarkan data di atas sebanyak 7 balita berumur >6 bulan telah diberi
MPASI, namun ada 2 bayi/balita berumur <6 tahun yang telah diberikan
MPASI.

2.1.2.4 Status Kesehatan Bayi Dan Balita


Dari hasil pengkajian didapatkan 1 orang dari 20 balita yang sedang
mengalami demam.

2.1.2.5 Status imunisasi


Tabel 2.10 Distribusi Bayi Dan Balita Berdasarkan Status imunisasi
RW 01 Desa Cijambu
13

Kategori Frequency Percent


Lengkap 19 90,5
Belum Lengkap 2 9,5
Total 21 100,0

Dari data di atas terlihat bahwa sebagian besar (19 dari 21 bayi/balita) di
RW 01 telah diberikan imunisasi secara lengkap.

2.1.3 Data Kesehatan Ibu hamil


2.1.3.1 Usia Kehamilan
Tabel 2.11 Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Usia Kehamilan
RW 01 Desa Cijambu
Trimester Frekuensi Persentase (%)
1 0 50
2 1 -
3 2 50
Total 3 100

Dari data di atas terlihat bahwa di RW 01 terdapat 2 orang ibu hamil


sedang pada trimester 2 dan 1 orang ibu hamil berada pada trimester pertama.

2.1.3.2 Pemeriksaan kehamilan


Tabel 2.12 Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Pemeriksaan Kehamilan
RW 01 Desa Cijambu
Pemeriksaan kehamilan Frekuensi Persentase (%)
1× 1 33,33
2× 0 0
3× 0 0
4 ×/Lebih 2 66,67
Total 3 100
14

Dari data di atas terlihat bahwa di RW 01 terdapat 2 orang ibu hamil


memeriksakan kehamilannya 4x/lebih dan 1 orang ibu hamil yang baru sekali
memeriksakan kehamilannya.

2.1.3.3 Tablet Fe
Tabel 2.13 Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Konsumsi Tablet Fe
RW 01 Desa Cijambu
Jumlah Tablet Fe Frekuensi Persentase (%)
yang dikonsumsi
Belum Diberi
10-20 × 3 100
20-40 × - -
> 40 ×
Total 3 100

Dari data di atas terlihat bahwa semua ibu hamil di RW 01 telah


mengonsumsi tablet Fe 10-20 kali.

2.1.3.4 Imunisasi TT
Tabel 2.14 Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Imunisasi TT
RW 01 Desa Cijambu

Pemberian Frekuensi Persentase (%)


Imunisasi TT
Belum Diberi 1 33,33
1× 0 0
2× 2 66,67
Total 3 100

Dari data di atas terlihat bahwa sebagian besar (19 dari 21 bayi/balita) di
RW 01 telah diberikan imunisasi secara lengkap
15

2.1.3.5 Keluhan/Faktor Resiko


Tabel 2.15 Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Keluhan/Faktor Resiko
RW 01 Desa Cijambu

Keluhan Frekuensi Persentase (%)


Pegal 1 20
Kram 1 20
Pusing 1 20
Insomnia 1 20
Mual-Muntah 1 20
Total 5 100

Dari data di atas terlihat bahwa semua ibu hamil di RW 01 mempunyai


keluhan.

2.1.3.6 Rencana Persalinan


Tabel 2.16 Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Rencana Persalinan
RW 01 Desa Cijambu
Rencana Persalinan Frekuensi Persentase (%)
Dokter 0 0
Bidan 0 0
Paraji 3 100
Total 3 100

Dari data di atas terlihat bahwa semua ibu hamil di RW 01 berencana akan
bersalin di paraji.

2.1.3.7 Riwayat kehamilan dan persalinan dahulu


Tabel 2.17 Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Riwayat Persalinan Dahulu
RW 01 Desa Cijambu

Tenaga kesehatan Frequency Percent


Dokter 0 0
Bidan 0 0
16

Paraji 6 100
Total 6 100.0
Dari data di atas terlihat bahwa semua ibu hamil di RW 01 melakukan persalinan
oleh paraji.

2.1.4 Data Pasangan Usia Subur


2.1.4.1 Penggunaan KB
Tabel 2.18 Distribusi PUS Berdasarkan Penggunaan KB
RW 01 Desa Cijambu

Kategori Frequency Percent


Iya 49 90,7
Tidak 5 9,25
Total 54 100.0

Dari data di atas terlihat bahwa sebagian besar PUS di RW 01 telah menggunakan
KB

2.1.4.2 Jenis KB
Tabel 2.19 Distribusi PUS Berdasarkan Jenis KB
RW 01 Desa Cijambu

Jenis KB Frequency Percent


Pil 18 36,7
Suntik 23 46,9
IUD 6 12,2
Kontap 1 2,0
Lain-lain 1 2,0
Total 49 100,0

Dari data di atas terlihat bahwa sebagian besar PUS di RW 01 menggunakan KB


suntik dan pil.

2.1.4.3 Lama penggunaan KB


Tabel 2.20 Distribusi PUS Berdasarkan Lama Penggunaan KB
17

RW 01 Desa Cijambu

Lama Penggunaan KB Frequency Percent


< 1th 10 20,41
1-5 th 20 40,82
> 5 th 19 38,78
Total 49 100.0

Dari data di atas terlihat bahwa sebagian besar PUS di RW 01 telah menggunakan
KB selma 1-5 tahun

2.1.4.4 Keluhan penggunaan KB


Tabel 2.21 Distribusi PUS Berdasarkan Keluhan Penggunaan KB
RW 01 Desa Cijambu

Keluhan penggunaan KB Frequency Percent


Ya 8 16,33
Tidak 41 83,67
Total 49 100.0

Dari data di atas terlihat bahwa sebagian besar PUS di RW 01 tidak mengalami
keluhan KB

2.1.4.5 Alasan tidak menggunakan KB


Tabel 2.22 Distribusi PUS Berdasarkan Alasan tidak menggunakan KB
RW 01 Desa Cijambu

Kategori Frequency Percent


Lain-lain 3 100.0

Dari data diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar PUS tidak menggunakan KB
dikarenakan factor lain seperti penyakit.

2.1.4.6 Alasan berhenti menggunakan KB


Tabel 2.23 Distribusi PUS Berdasarkan Alasan Berhenti menggunakan KB
RW 01 Desa Cijambu
18

Kategori Frequency Percent


Penyakit 1 50.0
Lain-lain 1 50.0
Total 2 100.0

Dari data diatas dapat dilihat alasan PUS berhenti menggunakan KB dikarenakan
penyakit (50%) dan karena factor lain (50 %).

2.1.4.7 PUS yang mengalami abortus pada satu tahun terakhir


Tabel 2.24 Distribusi PUS Berdasarkan Abortus Pada Satu Tahun Terakhir
RW 01 Desa Cijambu

Kategori Frequency Percent


Tidak 54 100.0
Total 54 100.0

Dari data diatas seluruh (100%) PUS tidak mengalami keguguran (abortus).

2.1.5 Data BUTEKI


2.1.5.1 Buteki yang memberikan ASI Ekslusif
Tabel 2.25 Distribusi Buteki Berdasarkan Pemberikan ASI Ekslusif
RW 01 Desa Cijambu

ASI Ekslusif Frequency Percent


Iya 9 100
Tidak 0 0
Total 9 100

Dari data diatas dapat dilihat bahwa seluruh (100%) ibu menyusui
anaknya secara eklusif.

2.1.6 Data Sosial Ekonomi


2.1.6.1 Penghasilan keluarga tiap bulan
2.1.6.2 Tabel 2.26 Distribusi Penduduk Berdasarkan Penghasilan keluarga
tiap bulan
RW 01 Desa Cijambu
19

Kategori Frequency Percent


Sesuai UMR 3 3,2
Dibawah UMR 81 87,1
Diatas UMR 9 9,7
Total 93 100,0

Dari data diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar (87%) penduduk
memiliki penghasilan dibawah UMR kecamatan Tanjungsari.

2.1.6.3 Kepemilikan jaminan kesehatan


Tabel 2.27 Distribusi Penduduk Berdasarkan Kepemilikan jaminan
kesehatanRW 01 Desa Cijambu

Kategori Frequency Percent


Jamkesmas 29 31,2
Askes 3 3,23
Lain-lain 61 65,6
Total 93 100,0

Dari data diatas dapat dilihat bahwa penduduk memiliki kepemilikan


jaminan kesehatan berupa Jamkesmas sebanyak (31 %).

2.1.7 Data Kesehatan lingkungan


2.1.7.1 Jenis perumahan
Tabel 2.28 Distribusi Perumahan Berdasarkan Jenis perumahan
RW 01 Desa Cijambu

Jenis perumahan Frequency Percent


Permanen 25 28.1
Semi Permanen 14 14.1
Tidak Permanen (panggung/bilik) 49 57.8
Total 88 100.0
20

Dari data diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar (57%) jenis
perumahannya berupa rumah tidak permanen (panggung/bilik), sedangkan jenis
rumah permanen hanya (25%).

2.1.7.2 Jenis lantai rumah


2.1.7.3 Tabel 2.29 Distribusi Perumahan Berdasarkan Jenis lantai rumah
RW 01 Desa Cijambu

Jenis lantai rumah Frequency Percent


Keramik/Tegel 68 78,5
Semen 19 20,4
Tanah 1 1,1
Total 88 100,0

Berdasarkan jenis lantai rumah yang digunakan di RW 01 desa Cijambu


sebanyak (78,5%) rumah berlantai keramik/tegel, 20,4% menggunakan semen dan
ada juga rumah yang masih menggunakan tanah sebagai lantainya.

2.1.7.4 Ventilasi
Tabel 2.30 Distribusi Perumahan Berdasarkan Kepemilikan Ventilasi
RW 01 Desa Cijambu

Frequency Percent
Tidak ada 30 9.4
< 10% 28 51.6
>10% 30 39.0
Total 88 100.0

Berdasarkan kepemilikan ventilasi rumah yang digunakan di RW 01 desa


Cijambu sebanyak (51,6%) ventilasi rumah <10%, sebanyak 39,0% memiliki
ventilasi >10% dan ada juga rumah yang tidak memiliki.

2.1.7.5 Jendela dibuka setiap hari


21

Tabel 2.31 Distribusi Perumahan Berdasarkan Jendela Dibuka Setiap Hari


RW 01 Desa Cijambu

Kategori Frequency Percent


Iya 21 25.0
Tidak 67 75.0
Total 88 100.0

Dari data diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 75% rumah tidak dibuka
jendelanya dan sebanyak 21% rumah membuka jendelanya.

2.1.7.6 Pencahayaan
Tabel 2.32 Distribusi Perumahan Berdasarkan Pencahayaan
RW 01 Desa Cijambu

Kategori Frequency Percent


Tidak ada 1 1.6
< 15% 34 40.6
> 15% 53 57.8
Total 88 100.0

Berdasarkan data diatas sebanyak 57,8% rumah memiliki pencahayaan


>15%, namun masih ada sekitar 1,6% rumah yang tidak memiliki ventilasi.

2.1.7.7 Luas bangunan


Tabel 2.33 Distribusi Perumahan Berdasarkan Luas Bangunan
RW 01 Desa Cijambu

Kategori Frequency Percent


22

< 8 m2/orang 32 34.4


> 8 m2/orang 56 65.6
Total 88 100.0

Berdasarkan data diatas sebanyak 65,5% rumah memiliki luas rumah > 8
m2, namun masih ada sekitar 34,4% rumah yang memiliki luas rumah <8m2.

2.1.8 Pemanfaatan pekaranngan


Tabel 2.34 Distribusi Perumahan Berdasarkan Pemanfaatan Pekaranngan
RW 01 Desa Cijambu

Pemanfaatan Pekaranngan Frequency Percent


Tanaman hias 67 75,3
Tanaman obat keluarga 6 7,5
Ada, tidak dimanfaatkan 12 14,0
Tidak ada halaman 1 1,1
Warung hidup 2 2,2
Total 88 100,0

Berdasarkan data diatas sebanyak 75,3% rumah memanfaatkan


pekarangan rumahnya dengan tanaman hias, dan terdapat sekitar 14% rumah yang
memiliki halaman pekarangan namun tidak dimanfaatkan.

2.1.9 Tempat Pembuangan


2.1.9.1 Kepemilikan Jamban
Tabel 2.35 Distribusi Perumahan Berdasarkan Kepemilikan Jamban
RW 01 Desa Cijambu

Kepemilikan Jamban Frequency Percent


Iya 70 60.9
Tidak 18 39.1
Total 88 100.0

Berdasarkan data diatas sebanyak 60,9% rumah memiliki jamban, namun


masih ada sekitar 39,1% rumah yang tidak memiliki jamban.

2.1.9.2 Jenis jamban


Tabel 2.36 Distribusi Perumahan Berdasarkan Jenis Jamban
RW 01 Desa Cijambu
23

Jenis Jamban Frequency Percent


WC cemplung 10 10,8
WC jongkok/duduk 48 53,8
Jamban umum 23 26,9
Sungai 2 2,2
Pacilingan 2 2,2
Lain-lain 3 4,3
Total 88 100,0

Berdasarkan data diatas sebanyak 53,8% jenis jamban berupa WC


jongkok, 2,2% warga BAB di pacilingan, bahkan ada 2,2% warga yang masih
membuang kotoran ke sungai.

2.1.9.3 Jarak jamban dengan sumber air


Tabel 2.37 Distribusi Perumahan Berdasarkan Jarak Jamban Dengan
Sumber Air
RW 01 Desa Cijambu

Kategori Frequency Percent


> 10 m 88 100,0

Dari data diatas seluruh (100%) jarak jamban dengan sumber air >10m.

2.1.9.4 Kondisi jamban


Tabel 2.38 Distribusi Perumahan Berdasarkan Kondisi Jamban
RW 01 Desa Cijambu

Kondisi Jamban Frequency Percent


Terawat 83 94,6
Tidak terawat 5 5,4
Total 88 100,0

Berdasarkan data diatas sebanyak 94,6% rumah memiliki jamban dengan


kondisi terawat, namun masih ada sekitar 5,4% rumah dengan kondisi jamban
yang tidak terawat.

2.1.10 Sumber Air


24

Tabel 2.39 Distribusi Perumahan Berdasarkan Sumber Air


RW 01 Desa Cijambu

Sumber Air Frequency Percent


Mata air 88 100
Total 88 100,0

Dari data diatas seluruh sumber air RW 01 berasal dari mata air.

2.1.10.1 Pengelolaan air minum


Tabel 2.40 Distribusi Perumahan Berdasarkan Pengelolaan Air Minum
RW 01 Desa Cijambu

Pengelolaan Air Minum Frequency Percent


Dimasak 86 97.0
Tidak dimasak 1 1.5
Air mineral (beli) 1 1.5
Total 88 100.0

Berdasarkan data diatas sebanyak 97,0% rumah yang mengelola air minum
dengan cara dimasak, namun masih ada sekitar 1,5% rumah yang tidak dimasak
dan beli air mineral.

2.1.10.2 Jenis penampungan air


Tabel 2.41 Distribusi Perumahan Berdasarkan Jenis Penampungan Air
RW 01 Desa Cijambu

Jenis Penampungan Air Frequency Percent


Bak 35 37,6
Gentong 12 7,5
Ember 40 28,0
Torn 4 4,3
Lain-lain 31 22,6
Total 122 100,0

Berdasarkan data diatas sebanyak 37,6% rumah memiliki penampungan air


di bak, 28,0% menampung air di ember dan 4,3% menampung air di torn.
25

2.1.10.3 Kondisi tempat penampungan air


Tabel 2.42 Distribusi Perumahan Berdasarkan Kondisi Tempat
Penampungan Air
RW 01 Desa Cijambu

Kategori Frequency Percent


Tertutup 78 63,99
Terbuka 44 36,07
Total 122 100.0

Berdasarkan data diatas sebanyak 63,99% rumah memiliki kondisi


penampungan air yang tertutup, namun masih ada sekitar 36,07% rumah yang
memiliki kondisi penampungan air yang terbuka.

2.1.10.4 Pengurasan tempat penampungan air dalam sebulan


Tabel 2.43 Distribusi Perumahan Berdasarkan Pengurasan tempat
penampungan air dalam sebulan
RW 01 Desa Cijambu

Kategori Frequency Percent


1 kali 49 40,16
2 kali 9 7,38
3 kali 5 4,1
4 kali/lebih 58 47,54
Tidak pernah dikuras 1 0,82
Total 122 100.0

Berdasarkan data diatas sebanyak 47,54% tempat penampungan yang


dikuras 4 kali/lebih dalam sebulan, sebanyak 40,16% tempat penampungan yang
menguras 1 kali sebulan namun masih ada sekitar 0,82% tempat penampungan air
yang tidak pernah dikuras.

2.1.10.5 Kondisi air


26

Tabel 2.44 Distribusi Perumahan Berdasarkan Kondisi air


RW 01 Desa Cijambu

Kondisi air Frequency Percent


Berbau 1 1,1
Berwarna 3 3,2
Tidak berasa, berbau, dan
84 95,7
berwarna
Total 88 100,0

Berdasarkan data diatas sebanyak 95,7% kondisi air di RW 01 tidak berasa,berbau


dan berwarna, namun masih ada sekitar 1,1% kondisi air berbau dan sebanyak
3,2% kondisi air berwarna.

2.1.11 Pembuangan Sampah dan Limbah


2.1.11.1 Kepemilikan tempat sampah
Tabel 2.45 Distribusi Perumahan Berdasarkan Kepemilikan Tempat
Sampah
RW 01 Desa Cijambu

Kategori Frequency Percent


Ada 15 17,05
Tidak ada 73 82,95
Total 88 100.0

Berdasarkan data diatas sebanyak 82,95% rumah tiak memiliki tempat


sampah dan sebanyak 17,05% rumah memiliki tempat sampah.

2.1.11.2 Kondisi tempat sampah


Tabel 2.46 Distribusi Perumahan Berdasarkan Kondisi Tempat
Sampah
RW 01 Desa Cijambu
27

Kondisi Tempat Sampah Frequency Percent


Tertutup 2 13,33
Terbuka 13 86,67
Total 15 100.0

Berdasarkan data diatas sebanyak 86,67 % tempat sampah dalam kondisi


terbuka dan sebanyak 13,33% kondisi tempat sampah dalam kondisi tertutup.

2.1.11.3 Cara pembuangan sampah


Tabel 2.47 Distribusi Perumahan Berdasarkan Cara Pembuangan
Sampah
RW 01 Desa Cijambu

Cara Pembuangan Sampah Frequency Percent


Ditimbun 2 2,2
Dibakar 88 92,5
TPS umum 3 3,2
Sungai 2 2,2
Total 95 100,0

Berdasarkan data diatas sebanyak 92,5% sampah dibuang dengan cara


dibakar, 2,2% sampah dibuang dengan cara ditimbun dan dibuang ke sungai.

2.1.11.4 Tempat pembuangan air limbah


Tabel 2.48 Distribusi Perumahan Berdasarkan Tempat Pembuangan Air
Limbah
RW 01 Desa Cijambu

Kategori Frequency Percent


Got 36 41,9
Sungai 2 2,2
28

Sembarang tempat 2 2,2


Penampungan 23 24,7
Lain-lain 25 29,0
Total 88 100,0

Berdasarkan data diatas sebanyak 41,9% limbah dibuang ke got, 24,7%


limbah dibuang ke penampungan.

2.1.11.5 Kondisi saluran limbah


Tabel 2.49 Distribusi Perumahan Berdasarkan Kondisi Saluran Limbah
RW 01 Desa Cijambu

Kondisi Saluran Limbah Frequency Percent


Terbuka 55 82.2
Tertutup 9 12.3
Lancar 1 1.4
Tergenang 3 4.1
Total 88 100.0

Berdasarkan data diatas sebanyak 82,2% saluran limbah dalam kondisi


terbuka, sebanyak 12,3% saluran limbah dalam kondisi tertutup.

2.1.12 Kandang Ternak


2.1.12.1 Kepemilikan kandang ternak
Tabel 2.50 Distribusi PerumahanBerdasarkan Kepemilikan Kandang Ternak
RW 01 Desa Cijambu

Kepemilikan Kandang Ternak Frequency Percent


Iya 64 69.0
Tidak 24 31.0
Total 88 100.0

Berdasarkan data diatas sebanyak 69,0% rumah yang ada kandang ternaknya dan
ada sekitar 31% rumah yang tidak ada kandang ternaknya.
29

2.1.12.2 Jenis ternak


Tabel 2.51 Distribusi Perumahan Berdasarkan Jenis Ternak
RW 01 Desa Cijambu

Jenis Ternak Frequency Percent


Sapi 27 39,1
Domba 41 56,5
Ayam 5 4,3
Total 73 100,0

Berdasarkan data diatas sebanyak 56,5% jenis ternak yang dipelihara yaitu
domba dan sebanyak 39,1% jenis ternak yang dipelihara yaitu sapi.

2.1.12.3 Letak kandang ternak


Tabel 2.52 Distribusi Perumahan Berdasarkan Letak Kandang Ternak
RW 01 Desa Cijambu

Letak Kandang Ternak Frequency Percent


Menempel dengan rumah 5 6,85
< 10 m 49 67,12
> 10 m 19 26.03
Total 73 100.0

Berdasarkan data diatas sebanyak 67,12% kandang ternak terletak <10m,


bahkan ada sekitar 6,85% kandang ternak yang masih menempel dengan rumah.

2.1.12.4 Kondisi kandang ternak


Tabel 2.53 Distribusi Perumahan Berdasarkan Kondisi kandang ternak
RW 01 Desa Cijambu

Kondisi kandang ternak Frequency Percent


Terawat 65 79.6
Tidak terawat 8 20.4
Total 73 100.0

Berdasarkan data diatas sebanyak 79,6% kandang ternak dalam kondisi


terawat, namun masih ada sekitar 20,47% kandang ternak dalam kondisi yang
tidak terawat.
30

2.1.12.5 Data Sarana Kesehatan


2.1.12.5.1 Pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan
Tabel 2.54 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pemanfaatan sarana pelayanan
kesehatan
RW 01 Desa Cijambu

kategori Frequency Percent


Mantri/bidan 93 100,0

Data diatas menunjukan bahwa seluruh warga RW 01 memanfaatkan


sarana pelayanan kesehatan ke bidan/mantri.

2.1.12.5.2 Pemanfaatan sarana kesehatan


Tabel 2.55 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pemanfaatan sarana kesehatan
RW 01 Desa Cijambu

Pemanfaatan sarana kesehatan Frequency Percent


Iya 86 92,5
Tidak 7 7,5
Total 93 100,0

Berdasarkan data diatas sebanyak 92,5% warga memanfaatkan sarana


kesehatan ketika sedang sakit.

2.1.12.5.3 Sarana pelayanan kesehatan yang sering digunakan


Tabel 2.56 Distribusi Penduduk Berdasarkan Sarana pelayanan kesehatan
yang sering digunakan
RW 01 Desa Cijambu
31

Kategori Frequency Percent


Puskesmas 22 23,7
Dokter Praktek 1 1,1
Mantri/bidan 67 72,0
Dukun 2 2,2
Lain-lain 1 1,1
Total 93 100,0

Berdasarkan data diatas sebanyak 72,0% warga lebih sering menggunakan


sarana pelayanan kesehatan ke bidan/mantri, disusul dengan 23,7% warga sering
menggunakan sarana kesehatan puskesmas.

2.1.12.5.4 Perlakuan keluarga pada anggota keluarga yang sakit


Tabel 2.57 Distribusi Penduduk Berdasarkan Perlakuan keluarga
pada anggota keluarga yang sakit RW 01 Desa Cijambu

Kategori Frequency Percent


Merawat/mengobati sendiri 63 67,7
Mencari pertolongan/memeriksa ke
25 26,9
pelayanan kesehatan
Dibiarkan saja 5 5,4
Total 93 100,0

Berdasarkan data diatas sebanyak 63,99% rumah memiliki kondisi


penampungan air yang tertutup, namun masih ada sekitar 36,07% rumah yang
memiliki kondisi penampungan air yang terbuka.

2.1.13 Data Kematian


2.1.13.1 Ibu meninggal waktu melahirkan
Tabel 2.58 Distribusi Penduduk Berdasarkan Ibu meninggal waktu
melahirkan RW 01 Desa Cijambu
32

Kategori Frequency Percent


Tidak 93 100,0

Berdasarkan data diatas tidak ada Ibu meninggal waktu melahirkan.

2.1.13.2 Bayi/balita yang meninggal satu tahun terakhir


Tabel 2.59 Distribusi Penduduk Berdasarkan Bayi/balita yang meninggal
satu tahun terakhir
RW 01 Desa Cijambu

Kategori Frequency Percent


Iya 2 2,2
Tidak 91 97,8
Total 93 100,0

Berdasarkan data diatas terdapat 2 bayi/balita yang meninggal dalam waktu


satu tahun terakhir.

2.1.13.3 Anggota keluarga lain yang meninggal satu tahun terakhir


Tabel 2.60 Distribusi Penduduk Berdasarkan Anggota keluarga yang
meninggal satu tahun terakhir
RW 01 Desa Cijambu

Kategori Frequency Percent


Iya 1 1,1
Tidak 92 98,9
Total 93 100,0

Berdasarkan data diatas terdapat 1 orang anggota keluarga yang meninggal


dalam satu tahun terakhir.

2.1.13.4 Penyebab anggota keluarga lain yang meninggal


Tabel 2.61 Distribusi Penduduk Berdasarkan Penyebab anggota keluarga
lain yang meninggal
RW 01 Desa Cijambu

Kategori Frequency Percent


Sakit degenaratif 1 100.0
33

Berdasarkan data diatas terdapat 1 orang anggota keluarga lain yang


meninggal dikarenakan penyakit degenerative.

2.1.14 Data Kesehatan Remaja


2.1.14.1 Kegiatan remaja di luar sekolah
Tabel 2.62 Distribusi Remaja Berdasarkan Kegiatan remaja di luar sekolah
RW 01 Desa Cijambu

Kegiatan remaja di luar sekolah Frequency Percent


Keagamaan 12 30,8
Kursus keterampilan 1 3,8
Olahraga 1 3,8
Begadang 5 15,4
Merokok 2 7,7
Lain-lain 16 38,5
Total 39 100,0

Berdasarkan data diatas sebanyak 60,9% rumah memiliki jamban, namun


masih ada sekitar 39,1% rumah yang tidak memiliki jamban.

2.1.15 Data Kesehatan Lansia


2.1.15.1 Keberadaan lansia
Tabel 2.63 Distribusi Penduduk Berdasarkan Keberadaan lansia
RW 01 Desa Cijambu

Keberadaan lansia Frequency Percent


Ada 26 100.0

Dari data ditas dapat dilihat bahwa jumlah lansia yang berada di RW 01
yaitu sebanyak 26 orang.

2.1.15.2 Keluhan atau penyakit lansia


Tabel 2.64 Distribusi Lansia Berdasarkan Keluhan atau penyakit
RW 01 Desa Cijambu

Keluhan atau penyakit Frequency Percent


TBC 2 7,7
34

Hipertensi 7 26,9
DM 1 3,8
Reumatik artritis 9 34,6
Katarak 1 3,8
Penyakit jantung 1 3,8
Lain-lain 5 19,2
Total 26 100,0

Berdasarkan data diatas sebanyak 34,6% lansia mengalami reumatik


arthritis dan 26,9% lansia menglami hipertensi.

2.1.15.3 Lansia yang masih bekerja


Tabel 2.65 Distribusi Lansia Berdasarkan Lansia yang masih bekerja
RW 01 Desa Cijambu

Lansia yang masih bekerja Frequency Percent


Iya 16 61,5
Tidak 10 38,5
Total 26 100,0

Berdasarkan data diatas sebanyak 61,5% lansia masih bekerja.

2.1.15.4 Penggunaan waktu senggang oleh lansia


Tabel 2.66 Distribusi Lansia Berdasarkan Penggunaan waktu senggang
RW 01 Desa Cijambu

Penggunaan waktu senggang Frequency Percent


Berkebun/bertani 13 50,0
Pengajian 2 7,7
Berkumpul dengan keluarga 5 19,2
Tak ada kegiatan 3 11,5
Lain-lain 3 11,5
Total 26 100,0

Berdasarkan data diatas sebanyak 50% lansia menggunakan waktu luang


dengan berkebun dan bertani.
35

2.1.15.5 Kebiasaan merokok pada lansia


Tabel 2.67 Distribusi Lansia Berdasarkan Kebiasaan merokok
RW 01 Desa Cijambu

Kebiasaan merokok Frequency Percent


Iya 16 77.8
Tidak 10 22.2
Total 26 100.0

Berdasarkan data diatas sebanyak 77,8% lansia memiliki kebiasaan


merokok dan hanya 22,2% lansia yang tidak memiliki kebiasaan merokok.

2.1.15.6 Tingkat kemandirian lansia Katz Index


Tabel 2.68 Distribusi Lansia Berdasarkan Tingkat kemandirian
RW 01 Desa Cijambu

Frequency Percent
A 26 94.4
Total 26 100.0

Dari data diatas dapat dilihat bahwa seluruh (100%) lansia yang berada di
RW 01 desa Cijambu memiliki kartz indeks A.

2.1.16 Data Dimensi Desa Siaga


2.1.16.1 Pemeriksaan golongan darah
Tabel 2.69 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pemeriksaan golongan
darah
RW 01 Desa Cijambu

Pemeriksaan golongan darah Frequency Percent


Iya 37 36.0
Tidak 56 64.0
Total 93 100.0
36

Berdasarkan data diatas sebanyak 64,0% warga tidak pernah mengikuti


pemeriksaan golongan darah dan hanya 36% warga yang pernah memeriksakan
golongan darahnya.

2.1.16.2 Jenis golongan darah


Tabel 2.70 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis golongan darah
RW 01 Desa Cijambu

Jenis golongan darah Frequency Percent


A 5 13,51
B 9 24,32
AB 3 8,11
O 20 54,05
Total 37 100.0

Berdasarkan data diatas sebanyak 54,05% warga memiliki golongan darah


O dan hanya sekitar 8,11 % yang memiliki golongan darah AB.

2.1.16.3 Kesiapan mendonorkan darah


Tabel 2.71 Distribusi Penduduk Berdasarkan Kesiapan mendonorkan darah
RW 01 Desa Cijambu

Frequency Percent
Iya 25 87.1
Tidak 12 12.9
Total 37 100.0

Berdasarkan data diatas sebanyak 87,1% warga siap untuk mendonorkan


darahnya sedangkan 12,9% warga tidak siap untuk mendonorkan darahnya.

2.1.16.4 Kepemilikan kendaraan


Tabel 2.72 Distribusi Penduduk Berdasarkan Kepemilikan
kendaraan
RW 01 Desa Cijambu
37

Kepemilikan kendaraan Frequency Percent


Roda 2 25 29.6
Roda 4 1 1.4
Tidak Memiliki 67 69.0
Total 93 100.0

Berdasarkan data diatas sebanyak 69,0% warga tidak memiliki kendaraan,


sebanyak 29,6% warga memiliki kendaraan roda 2 dan hanya 1,4% warga yang
memiliki kendaraan roda 4.

2.1.16.5 Kesiapan memberikan pinjaman kendaraan


Tabel 2.73 Distribusi Penduduk Berdasarkan Kesiapan memberikan
pinjaman kendaraan
RW 01 Desa Cijambu

Kategori Frequency Percent


Iya 16 72,2
Tidak 10 27,8
Total 26 100,0

Berdasarkan data diatas sebanyak 72,2% warga yang memiliki kendaraan siap
memberikan pinjaman kendaraannya ketika diperlukan untuk tujuan kesehatan.

2.1.16.6 Kepemilikan tabungan ibu bersalin (yg sedang hamil)


Tabel 2.74 Distribusi Penduduk Berdasarkan Kepemilikan tabungan ibu
bersalin (yg sedang hamil)
RW 01 Desa Cijambu

Kategori Frequency Percent


Iya 2 66,67
38

Tidak 1 33,33
Total 3 100.0

Berdasarkan data diatas sebanyak 66,67% ibu hamil yang memiliki


tabungan ibu bersalin, sedangkan sekitar 33,33% ibu hamil tidak memiliki
tabungan ibu bersalin.

2.1.16.7 Pengetahuan mengenai P3K


Tabel 2.75 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pengetahuan mengenai P3K
RW 01 Desa Cijambu

Kategori Frequency Percent


Iya 32 34,41
Tidak 61 65,59
Total 93 100.0

Berdasarkan data diatas sebanyak 65,59% warga yang tidak mengetahui


tentang P3K.

2.1.16.8 Sumber informasi mengetahui P3K


Tabel 2.76 Distribusi Penduduk Berdasarkan Sumber informasi mengetahui
P3K
RW 01 Desa Cijambu

Kategori Frequency Percent


Pelatihan 2 6,25
Media 1 3,12
Lain-lain 29 90,62
Total 32 100.0

Berdasarkan data diatas sebanyak 90,62% warga yang mengetahui P3K


dari sumber yang lain seperti secara pewarisan ilmu dan sekitar 6,25% warga yang
mngetahui P3K melalui pelatihan.
39

BAB III
ANALISA DATA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
2.2.1. ANALISA DATA
Proses analisa data hasil pengkajian terhadap warga dan wilayah RW 01
Desa Cijambu dilakukan dengan masyarakat melalui suatu Musyawarah
Masyarakat tingkat RW (MMRW) yang dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2009.
Adapun hasil dari analisa data itu adalah:

NO DATA MASALAH
40

KESEHATAN
1  Dari hasil pengkajian, didapatkan data bahwa Resiko terjadinya
di RW 01 terdapat 23 orang balita (7,9 %). peningkatan masalah
 Hanya terdapat 3 orang kader posyandu. kesehatan pada balita
 Belum tersedianya tempat khusus RW 01 Desa Cijambu
posyandu
 Kurangnya dana posyandu untuk PMT
 Berdasarkan wawancara dengan ibu-ibu yang
mempunyai balita kegiatan posyandu hanya
penimbangan (dengan pengisian KMS) dan
pemberian imunisasi saja.
2  Terdapat 30 KK (32,3 %) yang tinggal Resiko terjadinya
pada rumah dengan ventilasi kurang dan 31 peningkatan masalah
KK (33,3 %) tidak memiliki ventilasi sama kesehatan pada
sekali masyarakat RW 01
 Terdapat 37 KK (39,8%) tinggal di rumah Desa Cijambu
dengan pencahayaan kurang dari 15%.
 Terdapat 20 KK (21,5 %) yang tidak
memiliki jamban pribadi
 Terdapat 5 KK (5,4%) memiliki jamban
dengan keadaan kurang terawat.
 Terdapat 51 KK (54,9 %) yang menguras
tempat penampungan air keluarga kurang dari
2 kali dalam satu bulan
 Terdapat 6 KK (8,7 %) yang memiliki
kandang ternak yang menempel dengan
rumah
 Terdapat 2 orang dengan penyakit TB
 Kondisi lingkungan yang masih kurang
mendukung seperti pengelolaan sampah yang
tidak mendukung pada terciptanya kondisi
kesehatan yang baik, dengan hasil 86 KK
41

(92,5 %) membakar sampah dan tempat


pembuangan yang masih terbuka ada 85 KK
(91,4 %). Hal ini disebabkan oleh belum
adanya TPS dan TPU di Desa Cijambu,
khususnya di RW 01.
 Terdapat 67 KK (72%) yang anggota
KKnya merokok di dalam rumah.
 Dari hasil pengkajian masih terdapat KK
yang belum mengetahui jenis golongan
darahnya yaitu sebanyak 56 KK (60,2%)
 Hasil wawancara dengan tokoh masyarakat
menyebutkan bahwa hanya sebagian kecil
saja warga yang pernah melakukan donor
darah. Hal ini pada umumnya dikarenakan
kurangnya informasi dan kebanyakan
masyarakat merasa tidak perlu mengetahui
dan merasa takut untuk mendonorkan
darahnya.
 61 KK (65,6%) belum mempunyai
pengetahuan dan keterampilan untuk masalah
P3K.
3.  Terdapat 26 orang lansia di RW 1 Resiko tinggi
 Penyakit yang terbanyak diderita oleh lansia terjadinya peningkatan
adalah Rheumatik dan Hipertensi. Di RW 1 penyakit degeneratif
lansia yang mengalami Rheumatik ada 9 pada lansia di RW 01
kasus dan hipertensi ada 7 kasus. Desa Cijambu
 Terdapat 16 lansia (61,5 %) di RW 1 yang
mempunyai kebiasaan merokok
 Terdapat 3 lansia (11,5 %) yang tidak
memiliki kegiatan sama sekali
 Belum tersedianya fasilitas posbindu bagi
lansia
Masalah Kesehatan

Kesadaran Masyarakat Akan Adanya Masalah saja.

Prioritas Masalah
Motivasi Masyarakat dalam Menyelesaikan Masalah

Kemampuan Perawat untuk Mempengaruhi dalam


Penyelesaian Masalah

Ketersediaan Keahlian yang Relevan


 Berdasarkan wawancara dan observasi

posbindu, namun hanya aspek pengobatan


kegiatan GHS dapat memfasilitasi kegiatan

Konsekuensi jika Masalah tak Terselesaikan

Percepatan Penyelesaian Masalah yang Dapat Dicapai

Jumlah Nilai

Prioritas
42
43

Kriteria: Kriteria: Kriteria: Kriteria: Kriteria: Kriteria:


*tinggi *tinggi *tinggi *tinggi *tinggi *tinggi
*sedang *sedang *sedang *sedang *sedang *sedang
*rendah *rendah *rendah *rendah *rendah *rendah

Bobot 6 Bobot Bobot 5 Bobot 7 Bobot 8 Bobot 8


10
1* 4 7 5 6 5 6 33 2
2* 6 6 3 5 7 5 32 3
3* 5 7 5 6 6 5 34 1

Keterangan:
1*= Resiko terjadinya peningkatan masalah kesehatan pada balita RW 01 Desa
Cijambu
2*= Resiko terjadinya peningkatan masalah kesehatan pada masyarakat RW 01
Desa Cijambu
3*= Resiko tinggi terjadinya peningkatan penyakit degeneratif pada lansia di RW
01 Desa Cijambu
2.2.2. DIAGNOSA KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS
Setelah hasil kajian situasi dianalisa, maka dapat disimpulkan masalah
kesehatan dan masalah keperawatan yang terjadi di masyarakat RW 01 Desa
Cijambu adalah sebagai berikut:
No Masalah Kesehatan Masalah Keperawatan
1. Penyakit degeneratif pada Resiko tinggi terjadinya peningkatan angka
lansia kejadian penyakit degeneratif pada lansia di RW
01 Desa Cijambu berhubungan dengan:
 Ketidakmampuan keluarga dalam
mengenal masalah kesehatan lansia terutama
penyakit hipertensi dan reumatik juga
masalah kesehatan yang diakibatkan karena
merokok
 Kurang optimalnya kegiatan
44

POSKESDES
 Belum adanya posbindu (Pos Pembinaan
Terpadu) yang dikhususkan pada lansia.
2 Risiko Tinggi Resiko terjadinya peningkatan masalah
Peningkatan masalah kesehatan pada balita RW 01 Desa Cijambu
kesehatan pada balita berhubungan dengan:
 Kurangnya jumlah kader posyandu di
RW 01
 Pelatihan kader Posyandu belum optimal
 Belum tersedianya tempat khusus
posyandu
 Kurangnya dana posyandu untuk PMT
3 Derajat kesehatan Resiko terjadinya peningkatan masalah
masyarakat kesehatan pada masyarakat RW 01 Desa
Cijambu berhubungan dengan:
 kurang terpaparnya informasi mengenai
PHBS dan dampak yang ditimbulkan oleh
sanitasi lingkungan yang kurang baik
 Kurang optimalnya UKBM (Paguyuban)
yang sudah ada di masyarakat
45

BAB IV
RENCANA KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI RW 01 DESA CIJAMBU KECAMATAN TANJUNG SARI

diagnosa WAKTU/ BIA


TUJUAN STRATEGI KEGIATAN PJ KRITERIA
keperawatan TEMPAT YA
Resiko tinggi Tujuan jangka a. 1. Kegiatan Susan, Minggu Swa- 1. Seluruh kader
terjadinya panjang puskesmas, aparat refreshing kader Agung, ke-2 Juni daya mengikuti kegiatan
peningkatan Sampai dengan desa, TOMA, Posbindu/ Bu Sonia, 2009, desa refreshing kader.
angka kejadian akhir Desember TOGA, Pokjakes Paguyuban Bu Atik, siaga
penyakit 2009, tidak terjadi dan bidan desa. Bu Yayah percontoh
degeneratif pada peningkatan b. an
lansia di RW 01 angka kejadian pengetahuan dan
Desa Cijambu penyakit keterampilan 2. Pelaksanaan Minggu 2. Minimal 50%
Berhubungan degeneratif pada kader kegiatan ke-2 s.d. Lansia dapat berperan
dengan: lansia di RW 01 c. olahraga lansia minggu aktif dalam kegiatan
 Ketidakm Desa Cijambu sektoral dengan tiap seminggu ke-4 Juni penyuluhan dan
ampuan pihak puskesmas, sekali. 2009, kegiatan promosi
keluarga dalam Tujuan jangka Anlene lingkunga kesehatan lain dan
mengenal pendek n RW 01 juga dapat ikut serta
masalah 1. Sampai dalam kegiatan senam
46

kesehatan akhir Juni lansia dan jalan sehat


lansia terutama 2009, lansia
penyakit Masyarakat
hipertensi dan dapat 3. Lakukan Minggu 3. Minimal 50 %
reumatik juga memanfaatkan pemeriksaan ke-1 Juni Lansia RW 01 dapat
masalah Posbindu kesehatan khusus 2009, mengikuti
kesehatan yang untuk pada lansia balai desa pemeriksaan kesehatan
diakibatkan meningkatkan berhubungan Cijambu khusus
karena kesehatan dengan masalah
merokok lansia yang ada.
 Kurang
optimalnya 4. Penjaringan Minggu 4. Posbindu
kegiatan kader Posbindu ke-1 Juni terbentuk dengan
POSKESDES 2. Sampai 2009, jumlah kader
 Belum dengan akhir lingkunga perwakilan minimal 2
terbentuknya Juni 2009, n RW 01 orang
Posbindu masyarakat 5. Pelaksanaan Minggu
memahami pembentukan ke-1 s.d. 5. Semua kader
dan dan pelatihan minggu posbindu mengikuti
melakukan kader posbindu ke-2 Juni pelatihan.
47

upaya 2009,
preventif dan balai Desa
promotif Cijambu
dalam
menanggulang
i penyakit 6. Penyuluhan Minggu
yang sering kesehatan Lansia ke-3 juni
terjadi pada 2009, 6. Minimal 50%
lansia lingkunga lansia di RW 01
(hipertensi dan n RW 01 mengikuti penyuluhan
rheumatik), kesehatan
serta masalah
kesehatan
yang
diakibatkan
oleh merokok.

3. Sampai
minggu
48

pertama Juni
2009,
Posbindu
sudah
terbentuk dan
sudah
dilakukan
pelatihan
posbindu
Resiko terjadinya Tujuan jangka a. Koordinasi 1. Penyul Susan, Minggu Swa- Minimal 30 warga
peningkatan panjang: dengan uhan tentang Agung, Pa ke-3 Juni daya mengikuti kegiatan
masalah Sampai dengan Puskesmas PHBS (rumah Mamat, 2009, penyuluhan
kesehatan pada akhir Desember Tanjung Sari, sehat) Bu Cicih, lingkunga
masyarakat RW 2009, tidak terjadi Aparat Desa dan Bu Jajah, n RW 01
01 Desa Cijambu masalah tokoh masyarakat Bu ela
berhubungan kesehatan pada tokoh pemuda dan
dengan: masyarakat RW 1 pihak terkait Minggu Minimal 30 warga
 kurang Desa Cijambu b. Koordinasi 2. Penyul ke-3 Juni mengikuti kegiatan
terpaparnya dengan pihak uhan tentang 2009, penyuluhan
informasi Tujuan jangka puskesmas P3K lingkunga
mengenai pendek: Tanjung Sari, n RW 01
49

PHBS dan  Sampai dengan kader di RW 01,


dampak yang pertengahan ketua RT 1 dan Minggu Minimal 50% masyarakat
ditimbulkan Juni 2009 RT 2 di RW 01 ke-2 Mei dapat mengikuti kegiatan
oleh sanitasi masyarakat 3. Kegiata s.d. Jumat Bersih/Opsih
lingkungan memahami dan n Jumat Bersih minggu ke
yang kurang mengaplikasika (Jumsih)/Opsih 4 Juni
baik n konsep PHBS 2009,
 Kurang  Sampai dengan lingkunga
optimalnya pertengahan n RW 01
UKBM Juni 2009
(Paguyuban) masyarakat RW Minggu Minimal 75% masyarakat
yang sudah ada 01 dapat ke-3 Juni dapat mengikuti kegiatan
di masyarakat memahami dan 4. Pembua 2009, pembuangan lubang
mengaplikasika tan Lubang lingkunga sampah
n konsep P3K. Sampah n RW 01

Minggu Poster terpasang di tempat


ke-4 Juni strategis yang mudah
2009, dilihat warga RW 01
5. Penyeb lingkunga
50

aran informasi n RW 01
tentang PHBS
melalui poster
Resiko terjadinya Tujuan Jangka  Pendekatan 1. Revitalisasi Susan, Minggu swad Proses pelayanan
peningkatan Panjang: kepada tokoh Posyandu Agung, ke-2 Juni aya Posyandu berjalan sesuai
masalah Setelah masyarakat Bu Cicih, 2009, protap (5 meja)
kesehatan pada dilaksanakannya kader posyandu Bu Jajah, Posyandu
balita RW 01 intervensi Desa Cijambu Bu Ela RW 01
Desa Cijambu keperawatan dan bidan Desa
berhubungan sampai dengan  Bekerjasama 2. Pemberian Minggu Seluruh balita mendapat
dengan: akhir Desember bersama tokoh Makanan ke-2 Juni makanan tambahan
 Kurangny 2009, masyarakat masyarakat, Tambahan 2009,
a jumlah siap untuk kader posyandu (PMT) Posyandu
kader meningkatkan serta bidan desa RW 01
posyandu di kesehatan pada melaksanakan
RW 01 balita di RW 01 program
 Pelatihan pencapaian
kader Tujuan Jangka Desa Siaga
Posyandu Pendek: mengenai
belum Setelah dilakukan kesehatan ibu
optimal tindakan dan anak,
51

 Belum keperawatan termasuk


tersedianya sampai dengan kesehatan pada
tempat khusus akhir Juni 2009: balita
posyandu  Masyarakat  Pendidikan
 Kurangny RW 01 dapat kesehatan
a dana mengetahui  Pengembangan
posyandu proses pengetahuan
untuk PMT pelayanan dan
Posyandu keterampilan
yang ideal kader posyandu
 Kader
posyandu
dapat
mengetahui
dan
menginformas
ikan kembali
kepada
masyarakat
mengenai
52

pentingnya
MPASI dan
makanan
bergizi bagi
balita
 Kebutuhan
nutrisi balita
terpenuhi
melalui PMT

BAB V
53

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 01 DESA CIJAMBU KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN
SUMEDANG

N WAKT
MASALAH KEGIATAN TEMPAT HASIL HAMBATAN PENDUKUNG TINDAK LANJUT
O U
1 Resiko tinggi 1. Pelaksanaan Belum RW 01 Belum terlaksana Kader Posbindu Adanya Kader akan mempelajari
terjadinya kegiatan terlaksa yang sudah semangat kader- lagi gerakan-gerakan
peningkatan olahraga lansia na dibentuk merasa kader posbindu senam dari panduan
angka tiap seminggu belum siap untuk berupa VCD.
kejadian sekali. melaksanakan mengabdikan
penyakit senam lansia, diri merawat
degeneratif karena belum para lansia.
pada lansia di menguasai
RW 01 Desa gerakan-gerakan
Cijambu senam lansia.
Berhubungan
dengan : 2. Pemeriksaan 10 Juni Balai Desa Hanya ada 4 orang warga Jarak yang cukup Adanya kerja Pemeriksaan lansia akan
 Ketida kesehatan 2009 Cijambu dari RW 01 yang mengikuti jauh (2 km) sama yang baik dilakukan di tingkat RW
kmampuan khusus pada kegiatan pemeriksaan tulang. menjadi alasan antara pihak setiap bulan oleh kader
keluarga lansia utama mahasiswa PPN Posbindu dalam bentuk
54

dalam ketidakhadiran XVI dengan tensi darah, penimbangan


mengenal warga RW 01. pihak ANLENE berat badan, dan
masalah penyuluhan.
kesehatan
lansia 3. Penjaringan 2 Juni Rumah Ibu Ada 5 orang kader Posbindu, Karena adanya Adanya Akan dilakukan pelatihan
terutama kader Posbindu 2009 Sonia yaitu Ibu Sonia, Ibu Yayah, kesibukan rumah semangat kader- kader Posbindu di tingkat
penyakit Ibu Siti Hafsoh, Ibu Ia, dan tangga, sehingga kader posbindu desa
hipertensi Ibu Atik. kader Posbindu untuk
dan yang aktif hanya mengabdikan
reumatik 4 orang, yaitu Ibu diri merawat
juga Sonia, Ibu Yayah, para lansia.
masalah Ibu Siti Hafsoh,
kesehatan dan Ibu Ia
yang
diakibatkan 4. Pembentukan 5,6 dan Balai Desa Kader Posbindu RW 01 Adanya Adanya Kader akan berusaha
karena dan pelatihan 13 Juni Cijambu berjumlah 4 orang, namun kesibukan rumah semangat kader- mengaktualisasikan hasil
merokok kader posbindu 2009 tidak semua mengikuti tangga yang tidak kader posbindu dari pelatihan yang sudah
 Kuran pelatihan secara bisa ditinggalkan untuk diikuti di tingkat desa,
g berkesinambungan. mengabdikan serta terdapat
optimalnya diri merawat pengawasan secara
55

kegiatan para lansia. intensif dari pihak


POSKESD Puskesmas Tanjungsari,
ES salah satunya dalam
 Belum bentuk LOKBUL
terbentukny (Lokakarya Bulanan).
a Posbindu
5. Louncing 20 Juni Rumah Ada 32 lansia yang datang ke Tidak Adanya Memberikan pemahaman
posbindu RW 2009 Ibu Sonia pelaksanaan Posbindu terlaksananya kesediaan Ibu kembali kepada para
01 tingkat RW meja 5 karena Sonia untuk kader Posbindu tentang
dilakukan oleh meminjamkan kegiatan posbindu, serta
petugas rumahnya adanya pengawasan
kesehatan. sebagai tempat secara intensif dari pihak
Lansia yang kegiatan Puskesmas Tanjungsari.
hadir hanya Posbindu
lansia
perempuan
Kader lansia
masih
kebingungan
dengan tugas
56

masing-masing
meja.
Kader lansia
masih belum
menguasai
keterampian
pemeriksan
tekanan darah
dan pengisian
KMS kegiatan
lansia.
2 Resiko 1. Penyu 19 Juni Madrasah Peserta penyuluhan adalah Penyuluhan Antusiasme Adanya pemantauan
terjadinya luhan tentang 2009 RW 01 ibu-ibu pengajian berjumlah hanya diikuti oleh peserta PHBS yang dilakukan
peningkatan PHBS (rumah 31 orang, Penyuluhan ibu-ibu saja, penyuluhan oleh kader posyandu
masalah sehat) berjalan lancar, komunikasi karena adanya cukup tinggi untuk selanjutnya
kesehatan berjalan dua arah. kesulitan untuk dan kerjasama dilaporkan kepada pihak
pada mengumpulkan yang baik Puskesmas Tanjungsari.
masyarakat semua warga.. antara
RW 01 Desa mahasiswa
Cijambu dengan
berhubungan penceramah
57

dengan:
kurang 19 Juni Madrasah Peserta penyuluhan adalah Penyuluhan Antusiasme Adanya pemantauan
terpaparnya 2. Penyu 2009 RW 01 ibu-ibu pengajian berjumlah hanya diikuti oleh peserta PHBS yang dilakukan
informasi luhan tentang 31 orang, Penyuluhan ibu-ibu saja, penyuluhan oleh kader posyandu
mengenai P3K berjalan lancar, komunikasi karena adanya cukup tinggi untuk selanjutnya
PHBS dan berjalan dua arah. kesulitan untuk dan kerjasama dilaporkan kepada pihak
dampak mengumpulkan yang baik Puskesmas Tanjungsari.
yang semua warga. antara
ditimbulkan mahasiswa
oleh sanitasi dengan
lingkungan penceramah
yang kurang
baik 15, 22 Lingkunga Kegiatan didominasi oleh Kegiatan Jumsih Adanya Diharapkan masyarakat
Kurang Mei n RW 01 kaum laki-laki dan kegiatan tidak dilakukan semangat bersama pokjakes
optimalnya 3. Kegia dan 19 Jumsih/Opsih lebih seminggu sekali gotong royong melanjutkan kegiatan
UKBM tan Jumat Juni difokuskan pada perbaikan mengingat adanya diantara warga secara rutin.
(Paguyuban) Bersih (Jumsih) 2009 jalan Jaganala. kesibukan dan untuk kebaikan
yang sudah lingkungan masih bersama.
ada di terlihat bersih,
masyarakat
58

Belum Lingkunga Belum terlaksana Kegiatan Adanya Diharapkan setelah


terlaksa n RW 01 pembuatan semangat selesai perbaikan jalan
na lubang sampah gotong royong Jaganala, warga akan
4. Pemb belum terlaksana, diantara warga terfokus untuk
uatan Lubang karena kegiatan untuk kebaikan pembuatan lubang
Sampah warga saat bersama. sampah.
Jumsih/Opsih
masih terfokus
pada perbaikan
jalan Jaganala.

25 Juni Lingkunga Poster yang disebar di RW Poster yang Adanya tempat Meminta pihak
2009 n RW 01 01 adalah tentang kesehatan dipasang hanya yang strategis puskesmas/dinkes untuk
lingkungan dan bahaya berjumlah 2 untuk lebih giat menyebarkan
5. Penye merokok. poster, karena memasang informasi melalui media
baran informasi adanya hambatan poster. gambar.
tentang PHBS biaya
melalui poster
3 Resiko 1. Revitalisasi 20 Juni Poskamlin Kegiatan diikuti oleh 17 Kegiatan Ada dukungan Mengusulkan adanya
terjadinya Posyandu 2009 g RW 01 orang ibu yang memiliki posyandu dari pihak pemantauan kegiatan
peningkatan bayi/balita. menggunakan puskesmas dan posyandu secara berkala
59

angka poskamling motivasi yang dari pihak puskesmas


kejadian sehingga terlihat tinggi dari dan tenaga kesehatan
penyakit pada sempit dan kader posyandu (bidan desa),
ibu dan anak kurang memadai mengusulkan TOMA,
di RW 01 kader dan TOGA RW 01
Desa Cijambu untuk mengusahakan
Berhubungan adanya tempat yang
dengan : lebih memadai saat
- kurang dilakukannya posyandu.
terpaparnya
informasi 2. Pemberian 20 Juni Poskamlin Kegiatan diikuti oleh 17 Tempat kurang Dukungan dari Mengusulkan adanya
tentang Makanan 2009 g RW 01 orang ibu yang memiliki memadai TOMA dan program PMT yang
kesehatan Tambahan bayi/balita, setiap balita sehingga kader cukup dikoordinir oleh pihak
ibu dan (PMT) mendapat makanan menggunakan tinggi, dan puskesmas melaui kader
anak tambahan berupa susu dan pelataran rumah pihak posyandu.
- Kuran biscuit. warga, dan puskesmas
gnya sarana pelaksanaan PMT mendukung
prasarana dilakukan hanya kegiatan
pendukung satu kali. pemberian
program PMT.
60

kesehatan
ibu dan
anak
61

PRE PLANNING OPERASI JUM’AT BERSIH


PADA MASYARAKAT DESA CIJAMBU

1. Latar Belakang
Permasalahan kesehatan lingkungan adalah suatu masalah kompleks yang
melibatkan berbagai faktor. Belum menyatakan bahwa faktor yang paling berpengaruh
bagi status kesehatan adalah perilaku dan lingkungan. Kedua faktor ini beserta faktor
lainnya sangat berkaitan erat untuk meningkatkan derajat kesehatan baik individu atau
kelompok menuju derajat kesehatan yang optimal.
Oleh karena upaya perbaikan kesehatan masyarakat diarahkan pada faktor-faktor
tersebut, terutama pada faktor perilaku. Dalam merubah perilaku, hendaklah
meperhatikan faktor-faktor yang dapat merubah perilaku atau komponen-komponen
perilaku sendiri (Notoatmodjo,1997).
Berdasarkan hasil observasi secara langsung maupun wawancara diketahui bahwa
keadaan lingkungan di Desa Cijambu kurang memenuhi kesehatan , terlihat adanya
sampah yang bertebaran di jalan-jalan dan rumput-rumput sudah meninggi di pinggiran
jalan. Berdasarkan wawancara diketahui bahwa budaya kerja bakti dan gotong royong
sudah lama tidak ada, hal ini dikarenakan masyarakat yang mayoritas mempunyai mata
pencaharian petani yang setiap harinya sibuk ke sawah dan kebun.
Sampah atau limbah rumah tangga merupakan suatu persoalan yang pelik di
mana-mana, dengan asumsi bahwa setiap kepala keluarga setiap hari akan menghasilkan
limbah rumah tangga. Pembuangan sampah secara terbuka akan menjadi sarang atau
tempat perkembangan vektor penyakit, menyebarkan bau, menjadi sumber pencemaran
air permukaan dan air tanah, bahaya kebakaran yang sulit dipadamkan serta
menimbulkan asap tebal yang berkepanjangan.
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan sejak tanggal 12-15 Mei 2009 di
wilayah Desa Cijambu , didapatkan data-data bahwa 709 rumah tidak memiliki tempat
pembuangan sampah (61,92%), cara pengelolaan sampah 58,52 % warga mengolah
sampah dengan dibakar, 14,24 % ditimbun, 2,44% diangkut petugas, 2,27% di TPS
umum, 1,74% di sungai dan 3,0 % membuangnya ke kebun.
62

2. Nama Kegiatan
a. Pengertian Kegiatan Operasi Jum’at Bersih
Suatu kegiatan aktif dari setiap warga dalam membersihkan lingkungan hidup
dari sampah atau limbah rumah tangga, baik sampah organik maupun anorganik,
untuk meningkatkan kehidupan yang bersih dan sehat

b. Persiapan
 Menghubungi ketua RT untuk kegiatan operasi Jum’at bersih
 Pemberitahuan melalui pengeras suara kepada warga RW 01 mengenai
kegiatan opsih
 Mempersiapkan peralatan kebersihan, seperti sapu lidi, pengki, kantong atau
karung bekas, cangkul

c. Pelaksanaan
 Dilakukan mulai jam 07.00 pagi dengan dipimpin oleh ketua RW, RT dan
Toma, bersama dengan pemuda dan masyarakat. Hari/Tanggal : dimulai
pada hari Jum’at 29 Mei-19 Juni 2009
Tempat :Selokan-selokan, jalan-jalan dan lingkungan rumah
masyarakat

d. Upaya Tindak Lanjut


 Menghubungi ketua RW dan RT untuk melanjutkan OPSIH setiap hari
Jum’at.

3. Tujuan Kegiatan
a. Tujuan Umum
Diharapkan setelah kegiatan opsih, dapat tercipta lingkungan yang bersih dan
sehat.
b. Tujuan Khusus :
- Lingkungan di Desa Cijambu bersih dan sehat
- Tidak adanya sampah yang bertebaran sembarangan
63

- Setiap Jum`at warga ke luar untuk melakukan opsih

4. Strategi Kegiatan
a. Cara Pendekatan : Melibatkan ketua RT dan ketua RW
b. Hari/Tanggal : Dimulai hari Jum’at 29 Mei 2009
c. Tempat :Selokan-selokan,jalan-jalan dan lingkungan rumah
masyarakat masing-masing RW
d. Penyandang dana : Swadaya mahasiswa PPN FIK UNPAD
e. Penanggung Jawab :
Mahasiswa : 1. Agung Ruhdiyat
2. Susan Irawan
Warga : Ketua RT 01 dan 02

5. Evaluasi
1. Evaluasi Persiapan
Standar :
 Sosialisasi terlaksana dengan baik
Kriteria :
 Pemberitahuan secara lisan terlaksana satu hari sebelum hari H
2. Evaluasi Proses
Standar :
 Kegiatan jumsih terlaksana dengan baik
Kriteria :
 50 % warga mengikuti kegiatan jumsih
 Kegiatan jumsih yang dilakukan : membersihkan jalan, selokan, dan jamban
umum
3. Evaluasi Hasil
Standar :
 Kebersihan lingkungan RW terjaga dengan baik
Kriteria :
64

 Jalan di lingkungan RW bersih dari sampah


 Selokan di lingkungan RW bersih dan aliran airnya lancar
 Jamban umum di lingkungan RW terawat

LAPORAN KEGIATAN JUMSIH RW 01 DESA CIJAMBU

A. Laporan Persiapan Kegiatan

1. Pada tanggal 23 Mei 2009 telah dilakukan Musyawarah Masyarakat RW


(MMRW) 01 dan didapatkan adanya masalah pada kesehatan lingkungan,
sehingga pada upaya pemecahan masalah, salah satunya perlu diaktifkan
kembali kegiatan Jumat Bersih (Jumsih).
2. Dalam kegiatan MMD telah dilakukan musyawarah antara masyarakat, aparat
desa, serta kerjasama lintas sektoral mengenai penggalaan kembali Jumsih di
Desa Cijambu.
3. Sehari sebelum pelaksanaan kegiatan Jumsih, menghubungi tokoh masyarakat
untuk mengumumkan kegiatan Jumsih di lingkungan RW 01 melalui pengeras
suara dan dari rumah ke rumah.
4. Menginformasikan pada warga untuk mempersiapkan peralatan kebersihan,
seperti sapu lidi, pengki, kantong atau karung bekas, cangkul
Kesimpulan : persiapan sesuai preplanning

B. Laporan Pelaksanaan Kegiatan


1. Kegiatan dilaksanakan pada
Pelaksanaan Jumsih
Hari Jumat
Tanggal 15, 22 Mei dan 19 Juni
2009
Tempat Lingkungan RW 01
Waktu 07.00 – 08.30 WIB
65

2. Jalannya kegiatan:
a. Kegiatan Jumsih difokuskan untuk perbaikan jalan Jaganala, yaitu kurang
lebih sepanjang 400 meter.
b. Warga RW 01 membawa peralatan kebersihan masing-masing, diantaranya
sapu lidi, cangkul, gerobak untuk mengangkut batu, dan lain-lain.
Kesimpulan : pelaksanaan tidak sesuai preplanning, dengan kendala:
 Warga yang ikut melaksanakan Jumsih <50%, sebagian besar adalah
kaum pria, karena perbaikan jalan ini merupakan pekerjaan berat.
 Kegiatan Jumsih tidak dilakukan setiap minggu, karena warga merasa
lingkungan RW masih terlihat bersih.

C. Laporan Hasil Kegiatan

 Jumlah warga yang ikut kegiatan Jumsih sekitar 20 orang (<50%).


 Jalan Jaganala sudah cukup aman untuk dilalui oleh kendaraan.
 Pinggir Jalan Jaganala masih terdapat sampah
Kesimpulan : hasil kegiatan tidak sesuai preplanning, dengan kendala:
 Kegiatan Jumsih tidak dilakukan setiap minggu, karena warga merasa
lingkungan RW masih terlihat bersih, padahal masih ada sampah di pinggir
jalan Jaganala..

D. Upaya Tindak Lanjut

Kegiatan Jumsih harus selalu digalakan setiap minggu, dan ketua RW dan para
ketua RT sebagai penggerakya.
66

PRE PLANNING
PENYULUHAN RUMAH SEHAT

A. Latar Belakang Kegiatan


Berdasarkan hasil pendataan, observasi dan wawancara terhadap kondisi kesehatan
masyarakat di desa Cijambu diperoleh data bahwa terdapat 172 rumah yang tidak
memiliki ventilasi (15.02%), 604 rumah jendelanya tidak setiap hari dibuka (52,75%),
245 rumah tidak ada pencahayaan di dalam rumahnya (21,4%) dan 477 rumah
pencahayaannya <15% (41,66%), 362 rumah memiliki luas bangunan per orang < 8 m2
(31,62%), 709 rumah tidak memiliki tempat pembuangan sampah (61,92%), serta 284
rumah kondisi tempat pembuangan sampah terbuka (65,14%). Berdasarkan hal tersebut,
maka perlu kiranya ada upaya dalam meningkatkan kesehatan lingkungan guna
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya. Dalam mencapai
upaya ke arah sana, perlu adanya suatu pemahaman yang benar mengenai rumah sehat
serta perlu adanya kesadaran dari masyarakat tentang pentingnya lingkungan rumah
yang bersih dan sehat. Pemahaman yang benar dapat diperoleh dari informasi yang
benar yang dapat diperoleh dari media masa, pelatihan ataupun penyuluhan.

B. Nama Kegiatan
a. Pengertian Kegiatan penyuluhan rumah sehat
Penyuluhan kesehatan yang dimaksud adalah pemberian informasi yang
ditujukan kepada masyarakat Desa Cijambu tentang rumah sehat dalam bentuk
ceramah dan tanya jawab, menggunakan bahasa sunda dan Indonesia, pada suatu
tempat yang telah di sepakati, pemberian materi tentang rumah sehat.
b. Persiapan
 Menghubungi koordinator kesling di lingkungan RW
 Pemberitahuan melalui pengeras suara kepada warga mengenai kegiatan
penyuluhan rumah sehat
 Mempersiapkan leaflet dan flipchart materi rumah sehat untuk penyuluhan
c. Pelaksanaan
Ditentukan oleh masing-masing RW
67

d. Upaya Tindak Lanjut


 Menghubungi ketua RW dan RT untuk pelaksanaan kegiatan penyuluhan.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman keluarga dan masyarakat Desa
Cijambu tentang rumah sehat, sehingga dapat mandiri dalam mempertahankan status
kesehatannya.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan masyarakat Desa Cijambu :
 Mengetahui tentang pengertian rumah sehat, syarat-syarat rumah sehat,
fungsi rumah sehat, dampak lingkungan yang kurang sehat, dan cara
pemeliharaan rumah sehat.
 Mempunyai kemauan untuk menciptakan lingkungan rumah sehat.

D. Strategi
a. Cara Pendekatan : Melibatkan ketua RW, ketua RT, dan Tokoh masyarakat
b. Hari/Tanggal : Ditentukan oleh masing-masing RW
c. Tempat : Ditentukan oleh masing-masing RW
d. Penyandang dana : Swadaya mahasiswa PPN FIK UNPAD dan swadaya
masyarakat
e. Penanggung Jawab :
Mahasiswa : 1. Agung Ruhdiyat
2. Susan Irawan
Warga : Ketua RT 1 dan 2

E. Evaluasi
1. Evaluasi Persiapan
Standar :
 Sosialisasi terlaksana dengan baik
Kriteria :
68

 Telah dilakukan sosialisasi melalui mesjid-mesjid di lingkungan RW


 Leaflet dan flipchart untuk penyuluhan sudah selesai dibuat

2. Evaluasi Proses
Standar :
 Kegiatan penyuluhan rumah sehat terlaksana dengan baik
Kriteria :
 Minimal jumlah peserta penyuluhan yang hadir 50 orang
 Berpartisipasi aktif dalam mengikuti penyuluhan rumah sehat
 Peserta penyuluhan hadir tepat waktu
 Materi penyuluhan yang tercantum di SAP dapat tersampaikan
3. Evaluasi Hasil
Standar :
 Pengetahuan masyarakat meningkat tentang rumah sehat.
Kriteria :
 Peserta dapat menjawab pertanyaan evaluasi

LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN PHBS (Rumah Sehat) RW 01 DESA


CIJAMBU

A. Laporan Persiapan Kegiatan

1. Pada tanggal 23 Mei 2009 telah dilakukan Musyawarah Masyarakat RW


(MMRW) 01 dan didapatkan adanya masalah pada kesehatan lingkungan,
sehingga pada upaya pemecahan masalah, salah satunya perlu diadakan kegiatan
untuk memahamkan kembali warga tentang PHBS.
2. Dalam kegiatan MMD telah dilakukan musyawarah antara masyarakat, aparat
desa, serta kerjasama lintas sektoral mengenai PHBS di Desa Cijambu.
69

3. Pada tanggal 19 Juni 2009, menghubungi tokoh agama untuk meminta izin
melaksanakan penyuluhan setelah acara pengajian rutin hari Jumat.
4. Leaflet dan flipchart untuk penyuluhan sudah selesai dibuat oleh tim kesling.
Kesimpulan : persiapan sesuai preplanning

B. Laporan Pelaksanaan Kegiatan


1. Kegiatan dilaksanakan pada
Pelaksanaan Jumsih
Hari Jumat
Tanggal 20 Juni 2009
Tempat Madrasah RW 01
Waktu 15.00 – 16.00 WIB

2. Jalannya kegiatan:
a. Acara dimulai dengan pengajian rutin ibu-ibu oleh seorang ustadz.
b. Kegiatan penyuluhan baru dimulai setelah acara pengajian selesai.
c. Penyuluhan disampaikan oleh mahasiswa PPN XVI, dengan media flipchart
dan leaflet.
d. Jumlah peserta penyuluhan yang hadir 31 orang
e. Peserta berpartisipasi aktif dalam mengikuti penyuluhan PHBS
(rumah sehat)
f. Peserta penyuluhan hadir tepat waktu
g. Materi penyuluhan tidak sesuai SAP
Kesimpulan : pelaksanaan tidak sesuai preplanning, dengan kendala:
 Mahasiswa yang melakukan penyuluhan hanya 2 orang, sehingga
mengalami kesulitan dalam pembagian perannya.
 Kurang gencarnya sosialisasi tentang adanya penyuluhan.
 Ada ibu yang membawa balita, sehingga mengganggu jalannya kegiatan
penyuluhan.
70

C. Laporan Hasil Kegiatan


 Penyuluhan PHBS yang disampaikan adalah tentang makanan sehat,
rumah sehat, gaya hidup sehat, dan lingkungan sehat.
 Peserta proaktif dalam bertanya tentang topik penyuluhan
 Tidak dilakukan evaluasi setelah penyuluhan
Kesimpulan : tidak sesuai dengan preplanning, dengan kendala:
Evaluasi tidak dilaksanakan karena waktu yang tidak memungkinkan.

D. Upaya Tindak Lanjut


Berkoordinasi dengan kader posyandu dan kader paguyuban untuk senantiasa
menjadi motor penggerak gerakan PHBS di lingkungan RW 01.

PREPLANNING
PENJARINGAN KADER POSBINDU
DI DESA CIJAMBU KECAMATAN TANJUNGSARI

A. Latar Belakang
Dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas, salah satu upaya yang dapat
dilaksanakan adalah mempersiapkan sumber daya manusia. Persiapan dilakukan sejak
dalam kandungan hingga lanjut usia. Setiap keluarga harus semakin peduli dan
memberikan peran serta yang aktif agar kesejahteraan dan kualitas keluarga dapat
menjadi suatu gerakan masyarakat yang penuh dinamika, vitalitas dan berkelanjutan.
Untuk itu, keluarga perlu memperoleh pembinaan/ peningkatan dibidang kesejahteraan
dan ketahanan dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental, sosial, dan spiritual melalui
pelaksanaan fungsi keluarga
Pelaksanaan fungsi keluarga merupakan dasar dalam membangun kesehatan
masyarakat yang optimal. Hal ini dapat dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan
edukatif, karena dapat memacu perkembangan potensi yang dimiliki oleh masyarakat.
Potensi masyarakat yang paling baik bertitik tolak dari masalah yang benar-benar
71

dirasakan oleh masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat menganggap penting seorang
kader kesehatan sebagai fasilitator dalam mengenal dan mengetahui masalah kesehatan
yang ada di masyarakat. Dengan demikian keberadaan kader yang diambil dari unsur
masyarakat mempunyai arti penting untuk meningkatkan derajat kesehatan yang
optimal baik pada masyarakat umumnya maupun pada keluarga khususnya.

B. Nama Kegiatan
1. Pengertian
Penjaringan kader merupakan kegiatan awal dalam pembentukan
posbindu, kader yang dijaring di setiap RW, selanjutnya kader di setiap RW
akan menjalankan program kegiatan posbindu di RW masing-masing dan desa.
2. Persiapan
1. melakukan pendekatan pada TOMA, TOGA dan kader pokjakes di
lingkungan RW untuk mensosialisasikan posbindu dan perlunya kader di
setiap RW untuk melakukan kegiatan posbindu
2. menjaring nama-nama yang terpilih sebagai kader posbindu
3. menyeleksi kader yang akan dipilih
4. menetapkan kader yang terpilih untuk mengikuti kegiatan pelatihan,
pendidikan dan pelantikan sebagai kader posbindu.
3. Pelaksanaan
1. kegiatan dilakukan selama dua hari, pada tanggal 2 dan 3 Juni 2009
2. kegiatan dilakukan oleh mahasiswa di setiap RW binaan bersama-sama
dengan TOMA, TOGA dan kader pokjakes
4. Upaya Tindak Lanjut
1. kader yang sudah terpilih menjalankan program posbindu di masing-masing
RW
2. untuk mencegah kebosanan perlu diadakan pembaharuan kader,
pembaharuan kader dilakukan berdasarkan kesepakatan antara puskesmas,
desa siaga dan kader masing-masing RW.
72

III. Tujuan
Tujuan Umum :
Terbentuknya kader kesehatan posbindu yang mampu melakukan kegiatan
posbindu dalam upaya kesehatan bagi keluarga terutama lansia yang ada di wilayahnya,
yang bekerja secara sukarela dan mampu menggerakan masyarakat untuk hidup sehat,
serta menjadi teladan bagi segenap keluarga masyarakat.
Tujuan Khusus :
 Kader dapat mengerti dan memahami konsep lansia
 Kader dapat mengerti dan memahami konsep posbindu
 Kader dapat mengerti dan memahami tugas sebagai kader posbindu
 Kader dapat mengerti dan memahami fungsi kader posbindu
 Kader dapat aktif menggerakan kelompok usia lanjut di wilayahnya masing-
masing

IV. Strategi Kegiatan


Kegiatan penjaringan dilaksanakan oleh mahasiswa PPN XVI FIK UNPAD.
Adapun proses penjaringannya meliputi :
 Cara pendekatan : pendekatan dilakukan oleh mahasiswa masing-masing
RW kepada TOMA, TOGA dan kader pokjakes
 Waktu : 2 -3 Juni 2009
 Tempat : di setiap RW
Penanggung jawab : 1. Agung Ruhdiyat
2.Susan Irawan
Warga : Bapak Mamat (Ketua Paguyuban)
 Penyandang Dana : swadaya mahasiswa PPN FIK UNPAD

V. Evaluasi
Evaluasi Persiapan
a. Standar
 Sosialisasi ke TOMA, TOGA, dan kader pokjakes di setiap RW
terlaksana
73

 Sosialisasi ke warga di setiap RW terlaksana


b. Kriteria
 Adanya pemberitahuan/koordinasi ke TOMA, TOGA, dan kader
pokjakes paling lambat sehari sebelum penjaringan kader
 Adanya pemberitahuan ke warga akan ada penjaringan kader posbindu
di setiap RW
 Mahasiswa sudah dibekali tentang bagaimana penjaringan kader
posbindu di setiap RW
Evaluasi Proses
a. Standar :
 Kegiatan penjaringan kader posbindu terlaksana dengan baik
b. Kriteria :
1. Terjaring kader posbindu di setiap RW minimal 2 orang
2. Syarat kader posbindu adalah orang yang belum pernah atau
belum menjadi kader apapun serta secara sukarela mau melakukan
kegiatan posbindu dan masih mempunyai waktu luang untuk kegiatan
posbindu
Evaluasi Hasil
Standar :
Kader yang terjaring dari masing-masing RW minimal sejumlah 2 orang
tiap RW
Kriteria :
Terjaring kader posbindu minimal sebanyak 2 orang di tiap RW
74

LAPORAN KEGIATAN PENJARINGAN KADER POSBINDU RW 01 DESA


CIJAMBU

A. Laporan Persiapan Kegiatan

1. Pada tanggal 23 Mei 2009 telah dilakukan Musyawarah Masyarakat RW


(MMRW) 01 dan didapatkan adanya masalah pada lansia dengan keluhan utama
hipertensi dan rhematik, sehingga pada upaya pemecahan masalah, salah satunya
perlu dibentuk Posbindu, dan pada kegiatan awal dilakukan penjaringan kader
posbindu.
2. Dalam kegiatan MMD telah dilakukan musyawarah antara masyarakat, aparat
desa, serta kerjasama lintas sektoral mengenai pembentukan posbindu. Hasilnya
instansi lintas sektoral sepakat akan diadakan pembentukan posbindu di Desa
Cijambu.
3. Pada tanggal 28 Mei 2009 diadakan kegiatan PostMMD yang membahas teknis
pelaksanaan pembentukan posbindu
4. Sosialisasi terhadap TOMA dan pokjakes lansia tingkat RW akan dilakukan
penjaringan kader posbindu.
5. pada tanggal 1 juni mahasiswa PPN XVI telah dibekali cara penjarigan kader
posbindu.
Kesimpulan: persiapan sesuai dengan preplanning

B. Laporan Pelaksanaan Kegiatan


1. Kegiatan dilaksanakan pada
Pelaksanaan Penjaringan kader
Posbindu
Hari Selasa
Tanggal 2 Juni 2009
Tempat Rumah Bu Sonia
Waktu 17.00-17.30 WIB

2. Jalannya kegiatan:
75

a. Pembukaan oleh mahasiswa PPN XVI FIK Unpad


Diberikan penjelasan tentang fungsi dan peran Posbindu serta kegiatan yang
akan dilakukan.
b. Terjaring kader posbindu di RW 01 sebanyak 5 orang.
c. Diskusi tentang Posbindu
Kesimpulan: pelaksanaan sesuai dengan preplanning

C. Laporan Hasil Kegiatan

Kader Posbindu dari RW 01 berjumlah 5 orang, yaitu Ibu Sonia, Ibu Yayah, Ibu
Siti Hafsoh, Ibu Ia, dan Ibu Atik.
Kesimpulan: hasil kegiatan sesuai preplanning

D. Upaya Tindak Lanjut

Diadakan pelatihan kader Posbindu di tingkat desa pada tanggal 5 dan 6 Juni
2009.

PRE PLANNING
KEGIATAN POSBINDU RW
DI DESA CIJAMBU
KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN SUMEDANG

Latar Belakang
Perkembangan ilmu kesehatan masyarakat telah mengantarkan kita pada
paradigma baru, sehingga paradigma sehat menjadi orientasi baru pembangunan
kesehatan di dunia, termasuk di Indonesia yang dirumuskan dalam suatu visi “
Indonesia Sehat 2010”. Hal yang mendasar dari paradigma sehat antara lain terjadinya
pergeseran dari pelayanan medis ke pemeliharaan kesehatan. Sehingga, setiap upaya
76

penanggulangan masalah kesehatan lebih meningkatkan aspek promotif dan preventif


dibanding kuratif.
Dalam upaya meningkatkan aspek promotif dan preventif bagi masyarakat
semua unsur terlibat dalam prosesnya dimana individu, keluarga dan lembaga
masyarakat termasuk pihak swasta mengambil tanggung jawab atas kesehatan dirinya,
lingkungan dan masyarakat serta diharapkan dapat menjadi pelaku/perintis kesehatan
dan menjadi pemimpin yang dapat menggerakan kegiatan masyarakat di bidang
kesehatan berdasarkan azas kemandirian dan kebersamaan.
Masyarakat sebagai bagian dari proses kesehatan perlu diarahkan dalam
mencapai derajat kesehatannya, mulai dari kesehatan individu, keluarga, kelompok,
termasuk dalam hal ini kelompok lansia. Tahapan lansia perlu dipandang sebagai suatu
hal yang penting di mana dalam rentang usia lansia tersebut terjadi proses pertumbuhan
dan perkembangan yang akan mempengaruhi keberangsungan hidup menuju kehidupan
yang lebih bahagia.
Tingkat kesehatan lansia menjadi salah satu penentu bagaimana kondisi
kesehatan masyarakat. Mengingat hal ini, perlu diperhatikan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kondisi kesehatan lansia. Telah diketahui bahwa tahapan lansia
merupakan tahapan pertumbuhan dan perkembangan terakhir, di mana sangat
ditentukan oleh optimalisasi posbindu. Posbindu merupakan sarana yang sangat vital
yang dapat menjadi media promotif dan preventif kesehatan lansia yang berasaskan
pemberdayaan masyarakat.
Desa Cijambu Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang saat ini menjadi
lahan praktik Program Profesi Ners Komunitas Angkatan XVI Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Padjadjaran sebagai desa binaan. Dari hasil kajian, khususnya
mengenai optimalisasi posbindu seluruh RW tidak memiliki posbindu, sehingga banyak
kesehatan lansia yang tidak terdeteksi.
Dari hasil kajian didapat 100% lansia memiliki masalah kesehtan dan 98% lansia
belum pernah mengikuti kegiatan posbindu, mahasiswa PPN FIK UNPAD mewakili
masyarakat Desa Cijambu merasa perlu untuk dilakukan suatu upaya nyata yang dapat
dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan optimalisasi fungsi posbindu di
masyarakat serta ikut memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan lansia.
77

Melihat hal yang melatarbelakangi di atas, posbindu menjadi suatu upaya yang
nyata yang dapat dilakukan sebagai langkah peningkatan (promotif) dan pencegahan
(preventif) dalam meningkatkan derajat kesehatan pada lansia.

Nama Kegiatan
1. Pengertian
Posbindu merupakan kegiatan pelayanan promotif dan preventif bagi
kesehatan lansia dan kegiatannya terdiri dari 5 meja. Posbindu tingkat RW
dimulai dengan pengenalan kembali konsep posbindu yang benar mulai dari
meja 1 sampai meja 4 (meja 5 tidak dijalankan RW karena meja tersebut
merupakan meja pelayanan oleh petugas kesehatan). Kegiatan posbindu tingkat
RW dilakukan dengan langsung dipraktikkan oleh kader yang didampingi
mahasiswa.
2. Persiapan
 Untuk persiapan kegiatan posbindu, sebelumnya dilakukan pertemuan
dengan anggota pokjakes lansia yang menilai perlunya dilakukan posbindu
di setiap kegiatan Posbindu tiap RW di Desa Cijambu.
 Persiapan kegiatan : menyediakan modul tentang konsep 5 meja posbindu
yang telah dikonsultasikan pada pihak puskesmas.
 Sosialisasi dilakukan oleh kader posbindu tiap RW
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan posbindu dilaksanakan sesuai dengan konsep yang benar (4
meja) di setiap RW di Desa Cijambu.
4. Upaya Tindak Lanjut
Upaya yang dilakukan selanjutnya yaitu menghubungi kader posbindu
untuk dapat melanjutkan posbindu dengan konsep yang benar (4 meja)

Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Membantu memelihara dan meningkatkan status kesehatan lansia di
Desa Cijambu.
78

2. Tujuan Khusus:
a. Para kader mengetahui cakupan kegiatan lain dalam posbindu berupa konsep
5 meja posbindu.
b. Kegiatan posbindu tiap RW menerapkan 4 meja posbindu.
c. Para kader mampu menjalankan fungsinya.

C. Strategi Kegiatan
1. Cara pendekatan : melakukan koordinasi dan kerja sama dengan kader posbindu
2. Hari/tanggal : RW 01 : 18 Juni 2009
3. Tempat : di rumah Ketua kader Posbindu RW 01
4. Penyandang dana : Swadaya mahasiswa PPN FIK UNPAD
5. Penanggung Jawab :
Mahasiswa : 1. Agung Ruhdiyat
2. Susan Irawan
Warga : Bu Sonia

Evaluasi
1. Evaluasi Persiapan
a. Standar
 Sosialisasi modul posbindu ke kader di setiap RW terlaksana
 Modul posbindu telah tersedia
b. Kriteria
 Adanya pemberitahuan/koordinasi ke kader posbindu paling lambat
sehari sebelum kegiatan posbindu di setiap RW
 Modul posbindu telah disusun paling lambat sehari sebelum kegiatan
penyuluhan di setiap RW
2. Evaluasi Proses
a. .Standar :
 Kegiatan posbindu terlaksana dengan baik
b. Kriteria :
1. Peserta posbindu hadir tepat waktu
79

2. Minimal jumlah peserta penyuluhan yang hadir 50% lansia dari


masing-masing RW
3. Kader posbindu berpartisipasi aktif dalam posbindu dengan konsep
yang benar (4 meja)
4. Modul posbindu dapat tersampaikan
3. Evaluasi Hasil
a. Standar :
Pengetahuan kader posbindu tiap RW mengenai posbindu meningkat
b. Kriteria :
Para kader posbindu dapat melaksanakan posbindu dengan konsep yang
benar (4 meja) yaitu adanya pendaftaran, pemeriksaan fisik, pengisian
KMS, dan penyuluhan kepada peserta posbindu tanpa didampingi
mahasiswa.

LAPORAN KEGIATAN LAUNCHING POSBINDU RW 01 DESA CIJAMBU

A. Laporan Persiapan Kegiatan

1. Pada tanggal 23 Mei 2009 telah dilakukan Musyawarah Masyarakat RW


(MMRW) 01 dan didapatkan adanya masalah pada lansia dengan keluhan utama
hipertensi dan rhematik, sehingga pada upaya pemecahan masalah, salah satunya
perlu dibentuk Posbindu.
2. Dalam kegiatan MMD telah dilakukan musyawarah antara masyarakat, aparat
desa, serta kerjasama lintas sektoral mengenai pembentukan posbindu. Hasilnya
instansi lintas sektoral sepakat akan diadakan pembentukan posbindu di Desa
Cijambu.
3. Pada tanggal 5 dan 6 Juni 2009 diadakan pelatihan kader Posbindu.
4. Pada tanggal 10 Juni 2009 diadakan launching Posbindu desa yang akan
dilanjutkan dengan launching Posbindu RW.
80

Kesimpulan: persiapan sesuai dengan preplanning

B. Laporan Pelaksanaan Kegiatan


1. Kegiatan dilaksanakan pada
Pelaksanaan Penjaringan kader Posbindu
Hari Sabtu
Tanggal 20 Juni 2009
Tempat Rumah Bu Sonia
Waktu 13.00-16.00 WIB

2. Jalannya kegiatan:
a. Pembukaan oleh Ibu Sonia sebagai ketua kader Posbindu bersama
mahasiswa PPN XVI FIK Unpad.
Diberikan penjelasan tentang konsep, fungsi, dan alur kegiatan Posbindu
kepada lansia yang hadir.
b. Tahapan kegiatan terdiri dari 4 meja meliputi:
 Pendaftaran posbindu dilakukan oleh Bu Yayah
 Penimbangan dan pengukuran tinggi badan dilakukan oleh Bu Ia dan
Pengukuran tekanan darah dilakukan oleh Bu Nia dan mahasiswa PPN
XVI
 Pencatatan laporan posbindu dilakukan oleh Bu Hafsah
 Penyuluhan kesehatan dilakukan oleh mahasiswa PPN XVI
c. Evaluasi mengenai kegiatan posbindu.
Kesimpulan: pelaksanaan tidak sesuai dengan preplanning, dengan
kendala:
 Tidak terlaksananya meja 5 karena dilakukan oleh petugas kesehatan.
 Lansia yang hadir hanya lansia perempuan
 Kader lansia masih kebingungan dengan tugas masing-masing meja.
 Kader lansia masih belum menguasai keterampian pemeriksan tekanan
darah dan pengisian KMS kegiatan lansia.
81

C. Laporan Hasil Kegiatan


 Kader yang mengikuti kegiatan launching lansia sebanyak 4 orang
 Kegiatan launching posbindu desa terdiri dari kegiatan 4 meja posbindu
 Jumlah lansia yang hadir sebanyak 31 orang lansia
Kesimpulan: hasil tidak sesuai dengan preplanning, dengan kendala tidak
adanya meja 5 yang pelaksanaanya oleh petugas kesehatan

D. Upaya Tindak Lanjut


Memberikan pemahaman kembali kepada para kader Posbindu tentang kegiatan
posbindu, serta adanya pengawasan secara intensif dari pihak Puskesmas
Tanjungsari.

PRE PLANNING
REVITALISASI POSYANDU
DI DESA CIJAMBU
KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN SUMEDANG

Latar Belakang
Perkembangan ilmu kesehatan masyarakat telah mengantarkan kita pada
paradigma baru, sehingga paradigma sehat menjadi orientasi baru pembangunan
kesehatan di dunia, termasuk di Indonesia yang dirumuskan dalam suatu visi “
Indonesia Sehat 2010”. Hal yang mendasar dari paradigma sehat antara lain terjadinya
pergeseran dari pelayanan medis ke pemeliharaan kesehatan. Sehingga, setiap upaya
penanggulangan masalah kesehatan lebih meningkatkan aspek promotif dan preventif
dibanding kuratif.
Dalam upaya meningkatkan aspek promotif dan preventif bagi masyarakat
semua unsur terlibat dalam prosesnya dimana individu, keluarga dan lembaga
masyarakat termasuk pihak swasta mengambil tanggung jawab atas kesehatan dirinya,
82

lingkungan dan masyarakat serta diharapkan dapat menjadi pelaku/perintis kesehatan


dan menjadi pemimpin yang dapat menggerakan kegiatan masyarakat di bidang
kesehatan berdasarkan azas kemandirian dan kebersamaan.
Masyarakat sebagai bagian dari proses kesehatan perlu diarahkan dalam
mencapai derajat kesehatannya, mulai dari kesehatan individu, keluarga, kelompok,
termasuk dalam hal ini kelompok usia balita. Tahapan usia balita perlu dipandang
sebagai suatu hal yang penting di mana dalam rentang usia balita tersebut terjadi proses
pertumbuhan dan perkembangan yang akan mempengaruhi keberangsungan hidup
menuju tahapan usia yang lebih matang.
Tingkat kesehatan saat balita menjadi salah satu penentu utama bagaimana
kondisi kesehatan selanjutnya. Mengingat hal ini, perlu diperhatikan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi kondisi kesehatan balita. Telah diketahui bahwa tahapan balita
merupakan tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang cukup pesat, di mana sangat
ditentukan oleh optimalisasi posyandu. Posyandu merupakan sarana yang sangat vital
yang dapat menjadi media promotif dan preventif kesehatan balita yang berasaskan
pemberdayaan masyarakat.
Desa Cijambu Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang saat ini menjadi
lahan praktik Program Profesi Ners Komunitas Angkatan XVI Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Padjadjaran sebagai desa binaan. Dari hasil kajian, khususnya
mengenai optimalisasi posyandu hampir seluruh posyandu yang ada di tiap RW di desa
Cijambu belum optimal, hal ini dikarenakan kegiatan posyandu yang dilakukan hanya
kegiatan 1-3 meja dari lima meja kegiatan posyandu. Selain itu penggambaran
keberhasilan posyandu melalui balok SKDN tidak dilakukan di setiap posyandu,
dikarenakan ketidaktahuan kader dalam membuat balok SKDN tersebut.
Dari hasil kajian di atas, mahasiswa PPN FIK UNPAD mewakili masyarakat Desa
Cijambu merasa perlu untuk dilakukan suatu upaya nyata yang dapat dilakukan dengan
tujuan untuk meningkatkan optimalisasi fungsi posyandu di masyarakat serta ikut
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan balita.
Melihat hal yang melatarbelakangi di atas, revitalisasi posyandu menjadi suatu
upaya yang nyata yang dapat dilakukan sebagai langkah peningkatan (promotif) dan
pencegahan (preventif) dalam meningkatkan derajat kesehatan pada bayi dan balita.
83

Nama Kegiatan
1. Pengertian
Revitalisasi posyandu merupakan upaya pengembalian fungsi posyandu
sesuai dengan konsep yang benar (5 meja). Revitalisasi posyandu dimulai
dengan pengenalan kembali konsep posyandu yang benar (4 meja) untuk
selanjutnya dicoba untuk langsung dipraktikkan oleh kader didampingi
mahasiswa.
2. Persiapan
 Untuk persiapan kegiatan revitalisasi posyandu, sebelumnya dilakukan
pertemuan dengan anggota pokjakes KIA yang menilai perlunya dilakukan
revitalisasi posyandu di seiap kegiatan Posyandu tiap RW di Desa Cijambu.
 Persiapan kegiatan : menyediakan modul tentang konsep 5 meja posyandu
yang telah dikonsultasikan pada pihak puskesmas.
 Sosialisasi dilakukan oleh kader posyandu tiap RW
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan posyandu dilaksanakan sesuai dengan konsep yang benar (4
meja) di setiap RW di Desa Cijambu.
4. Upaya Tindak Lanjut
Upaya yang dilakukan selanjutnya yaitu menghubungi kader posyandu
untuk dapat melanjutkan revitalisasi posyandu dengan konsep yang benar (4
meja)

Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Membantu memelihara dan meningkatkan status kesehatan bayi dan
balita di Desa Cijambu.
2. Tujuan Khusus:
a. Para kader mengetahui cakupan kegiatan lain dalam posyandu berupa
konsep 5 meja posyandu.
b. Kegiatan posyandu tiap RW menerapkan 4 meja posyandu.
84

c. Para kader mampu membuat balok SKDN.

Strategi Kegiatan
1. Cara pendekatan : melakukan koordinasi dan kerja sama dengan kader posyandu
2. Waktu
3. Hari/tanggal : RW 01 : Sabtu, 20 Juni 2009
4. Tempat : di posyandu RW
5. Penyandang dana : Swadaya mahasiswa PPN FIK UNPAD
6. Penanggung Jawab :
Mahasiswa :1. Agung Ruhdiyat
2. Susan Irawan
Warga : Bu Cicih (Ketua kader Posyandu RW 01)

Evaluasi
1. Evaluasi Persiapan
a. Standar
 Sosialisasi modul revitalisasi posyandu ke kader di setiap RW
terlaksana
 Modul revitalisasi posyandu telah tersedia
b. Kriteria
 Adanya pemberitahuan/koordinasi ke kader posyandu paling lambat
sehari sebelum kegiatan posyandu di setiap RW
 Modul revitalisasi posyandu telah disusun paling lambat sehari sebelum
kegiatan penyuluhan di setiap RW
2. Evaluasi Proses
a. Standar :
 Kegiatan revitalisasi posyandu terlaksana dengan baik
b. Kriteria :
1. Peserta posyandu hadir tepat waktu
2. Minimal jumlah peserta penyuluhan yang hadir 80% ibu yang memiliki
bayi atau balita
85

3. Kader posyandu berpartisipasi aktif dalam revitalisasi posyandu dengan


konsep yang benar (4 meja)
4. Modul revitalisasi posyandu dapat tersampaikan
3. Evaluasi Hasil
Standar
1. Pengetahuan kader posyandu tiap RW mengenai revitalisasi posyandu
meningkat
Kriteria
2. Para kader posyandu dapat melaksanakan revitalisasi posyandu dengan
konsep yang benar (4 meja) yaitu adanya pendaftaran, penimbangan,
pengisian KMS, dan penyuluhan kepada peserta posyandu tanpa
didampingi mahasiswa.

LAPORAN KEGIATAN REVITALISASI POSYANDU RW 01 DESA CIJAMBU

A. Laporan Persiapan Kegiatan

1. Pada tanggal 23 Mei 2009 telah dilakukan Musyawarah Masyarakat RW


(MMRW) 01 dan didapatkan adanya masalah pada ibu dan anak .
2. Pada tanggal 19 juni 2009 dilakukan persiapan kegiatan bersama kader
posyandu
3. Modul revitalisasi posyandu telah tersedia
4. Modul revitalisasi posyandu telah disusun 3 hari sebelum kegiatan penyuluhan
di setiap RW
Kesimpulan : persiapan sesuai preplanning
86

B. Laporan Pelaksanaan Kegiatan

1. Kegiatan dilaksanakan pada


Pelaksanaan Revitalisasi Posyandu
Hari Sabtu
Tanggal 20 Juni 2009
Tempat Poskamling RW 01
Waktu 08.00-10.00 WIB

2. Jalannya kegiatan:
a. Pembukaan oleh mahasiswa PPN XVI
Diberikan penjelasan tentang konsep dan proses kegiatan posyandu 4 meja
kepada ibu yang hadir.
b. Tahapan kegiatan meliputi:
 Pendaftaran posyandu dilakukan oleh Bu Ela
 Penimbangan bayi/balita dilakukan oleh Bu Jajah
 Pencatatan KMS dan laporan posyandu dilakukan oleh Bu Cicih
 Penyuluhan MPASI dan makanan bergizi pada balita dilakukan oleh
mahasiswa PPN XVI dan Bu Cicih
 Pemberian Makanan Tambahan (PMT) oleh mahasiswa PPN XVI
c. Peserta posyandu hadir tepat waktu
d. Peserta penyuluhan yang hadir 17 orang (85%)
e. Kader posyandu berpartisipasi aktif dalam revitalisasi posyandu dengan
konsep yang benar (4 meja)
f. Modul revitalisasi posyandu dapat tersampaikan
Kesimpulan : pelaksanaan sesuai preplanning

C. Laporan Hasil Kegiatan

 Kader yang mengikuti kegiatan posyandu sebanyak 3 orang


 Para kader posyandu dapat melaksanakan revitalisasi posyandu dengan
konsep yang benar (4 meja) yaitu adanya pendaftaran, penimbangan,
87

pengisian KMS, dan penyuluhan kepada peserta posyandu, namun masih


didampingi mahasiswa
Kesimpulan : hasil kegiatan tidak sesuai preplanning, dengan kendala:
Kader masih awam terutama untuk meja 4, dan jumlah kader hanya 3 orang.

APRIL MEI JUNI


S 20 19 18
K/S 100% 100% 100%
K 20 19 18
D 17 19 18
D/S 85% 100% 100%
N 9 9 12
N/D`
D` 17 45% 17 45% 18 66,67%

TABEL SKDN RW 01

D. Upaya Tindak Lanjut

Memberikan pemahaman kembali kepada para kader posyandu tentang


revitalisasi posyandu 4 meja, serta adanya pengawasan secara intensif dari pihak
Puskesmas Tanjungsari dan bidan desa.

PRE PLANNING
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BALITA
88

DI DESA CIJAMBU
KECAMATAN TANJUNG SARI KABUPATEN SUMEDANG

Latar Belakang
Perkembangan ilmu kesehatan masyarakat telah mengantarkan kita pada
paradigma baru, sehingga paradigma sehat menjadi orientasi baru pembangunan
kesehatan di dunia, termasuk di Indonesia yang dirumuskan dalam suatu visi “
Indonesia Sehat 2010”. Hal yang mendasar dari paradigma sehat antara lain terjadinya
pergeseran dari pelayanan medis ke pemeliharaan kesehatan. Sehingga, setiap upaya
penanggulangan masalah kesehatan lebih meningkatkan aspek promotif dan preventif
dibanding kuratif.
Dalam upaya meningkatkan aspek promotif dan preventif bagi masyarakat
semua unsur terlibat dalam prosesnya dimana individu, keluarga dan lembaga
masyarakat termasuk pihak swasta mengambil tanggung jawab atas kesehatan dirinya,
lingkungan dan masyarakat serta diharapkan dapat menjadi pelaku/perintis kesehatan
dan menjadi pemimpin yang dapat menggerakan kegiatan masyarakat di bidang
kesehatan berdasarkan azas kemandirian dan kebersamaan.
Masyarakat sebagai bagian dari proses kesehatan perlu diarahkan dalam
mencapai derajat kesehatannya, mulai dari kesehatan individu, keluarga, kelompok,
termasuk dalam hal ini kelompok usia balita. Tahapan usia balita perlu dipandang
sebagai suatu hal yang penting di mana dalam rentang usia balita tersebut terjadi proses
pertumbuhan dan perkembangan yang akan mempengaruhi keberangsungan hidup
menuju tahapan usia yang lebih matang.
Tingkat kesehatan saat balita menjadi salah satu penentu utama bagaimana
kondisi kesehatan selanjutnya. Mengingat hal ini, perlu diperhatikan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi kondisi kesehatan balita. Telah diketahui bahwa tahapan balita
merupakan tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang cukup pesat, di mana sangat
ditentukan oleh bagaimana asupan gizi yang didapatkan.
Desa Cijambu Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang saat ini menjadi
lahan praktik Program Profesi Ners Komunitas Angkatan XVI Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Padjadjaran sebagai desa binaan.
89

Dari hasil kajian di atas, mahasiswa PPN FIK UNPAD mewakili masyarakat Desa
Cijambu merasa perlu untuk dilakukan suatu upaya nyata yang dapat dilakukan dengan
tujuan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan balita. Hal ini
dikarenakan seperti yang kita ketahui bahwa bayi dan balita termasuk kelompok yang
rentan terhadap berbagai masalah kesehatan, termasuk masalah gizi, yang erat kaitannya
dengan status kesehatan, di mana salah satunya berfungsi dalam menentukan ketahanan
atau kerentanan terhadap penyakit, terutama penyakit infeksi.
Melihat hal yang melatarbelakangi di atas, Pemberian Makanan Tambahan
menjadi suatu upaya yang nyata yang dapat dilakukan sebagai langkah peningkatan
(promotif) dan pencegahan (preventif) dalam masalah gizi pada bayi dan balita.

Nama Kegiatan
1. Pengertian
PMT yang dimaksud adalah pemberian makanan tambahan untuk balita
dari 7 bulan - 5 tahun. Pemberian makanan tambahan ini dilaksanakan dengan
mempertimbangkan usia dan jenis makanan yang sesuai.
2. Persiapan
 Untuk persiapan kegiatan PMT, sebelumnya dilakukan pertemuan dengan
anggota pokjakes KIA yang menilai perlunya dilakukan PMT di seiap
kegiatan Posyandu tiap RW di Desa Cijambu.
 Persiapan kegiatan : menyediakan bahan PMT berupa susu formula untuk
balita dari usia 7 bulan-4 tahun dan biskuit,
 Sosialisasi dilakukan oleh kader posyandu tiap RW
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan PMT pada balita dilaksanakan saat kegiatan posyandu di
setiap RW di Desa Cijambu
4. Upaya Tindak Lanjut
Upaya yang dilakukan selanjutnya yaitu menghubungi kader posyandu
untuk melanjtkan kegiatan PMT pada setiap kegiatan posyandu dengan system
pemberdayaan masyarakat yang dikelola oleh kader posyandu tiap RW.
90

Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Membantu memelihara dan meningkatkan status gizi balita di Desa
Cijambu.
2. Tujuan Khusus
d. Para kader mengetahui cakupan kegiatan lain dalam posyandu berupa PMT.
e. Balita mendapatkan makanan tambahan sesuai usia dan jenisnya.

D. Strategi Kegiatan
1. Cara pendekatan : melakukan koordinasi dan kerja sama dengan kader posyandu
2. Waktu
Hari/tanggal : RW 01 : Sabtu, 20 Juni 2009
3. Tempat : di posyandu RW
4. Penyandang dana : Swadaya mahasiswa PPN FIK UNPAD
5. Penanggung Jawab :
Mahasiswa : 1. Agung Ruhdiyat
2. Susan Irawan
Warga : Ibu Cicih (Ketua kader posyandu)

Evaluasi
1. Evaluasi Persiapan
a. Standar
 Sosialisasi ke kader posyandu di setiap RW terlaksana
 Sosialisasi ke warga di setiap RW terlaksana
 Makanan untuk PMT telah tersedia
b. Kriteria
 Adanya pemberitahuan/koordinasi ke kader posyandu paling lambat
sehari sebelum kegiatan posyandu di setiap RW
 Adanya pemberitahuan ke warga, khususnya ibu-ibu yang mempunyai
balita oleh kader posyandu paling lambat hari pelaksanaan posyandu di
setiap RW
91

 Makanan untuk PMT (susu dan biskuit) telah tersedia paling lambat
sehari sebelum kegiatan penyuluhan di setiap RW
2. Evaluasi Proses
a. Standar :
 Kegiatan PMT pada balita terlaksana dengan baik
b. Kriteria :
1. Peserta posyandu hadir tepat waktu
2. Minimal jumlah peserta posyandu yang hadir 80% ibu yang memiliki
balita
3. PMT yang diberikan cukup untuk seluruh peserta posyandu
3. Evaluasi Hasil
Standar
 Kesadaran ibu untuk memberikan PMT untuk balita meningkat
Kriteria
 Seluruh balita memakan makanan tambahan yang diberikan sesuai usia
dan jenis makanannya

LAPORAN KEGIATAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT)


RW 01 DESA CIJAMBU
92

A. Laporan Persiapan Kegiatan

1. Pada tanggal 23 Mei 2009 telah dilakukan Musyawarah Masyarakat RW


(MMRW) 01 dan didapatkan adanya masalah pada ibu dan anak
2. Pada tanggal 19 juni 2009 dilakukan persiapan kegiatan bersama kader
posyandu
3. Pada tanggal 19 Juni 2009 diberitahuan kepada warga, khususnya ibu-ibu yang
mempunyai balita oleh kader posyandu tentang pelaksanaan posyandu di RW 01
4. Pada tanggal 19 Juni 2009, makanan untuk PMT (susu dan biskuit) telah
tersedia.
Kesimpulan : persiapan sesuai preplanning

B. Laporan Pelaksanaan Kegiatan

1. Kegiatan dilaksanakan pada


Pelaksanaan Penyuluhan MPASI
Hari Sabtu
Tanggal 20 Juni 2009
Tempat Poskamling RW 01
Waktu 08.00-10.00 WIB

2. Jalannya kegiatan:
a. Pembukaan oleh mahasiswa PPN XVI
Diberikan penjelasan tentang konsep dan proses kegiatan posyandu 5 meja
kepada ibu yang hadir.
b. Tahapan kegiatan meliputi:
 Pendaftaran posyandu dilakukan oleh Bu Ela
 Penimbangan bayi/balita dilakukan oleh Bu Jajah
 Pencatatan KMS dan laporan posyandu dilakukan oleh Bu Cicih
 Penyuluhan MPASI dan makanan bergizi pada balita dilakukan oleh
mahasiswa PPN XVI
93

 Pemberian Makanan Tambahan (PMT) oleh mahasiswa PPN XVI berupa


susu dan biscuit.
c. PMT yang diberikan cukup untuk seluruh peserta posyandu
d. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 17 orang (85%)
Kesimpulan : pelaksanaan sesuai preplanning

C. Laporan Hasil Kegiatan


Seluruh balita memakan makanan tambahan yang diberikan sesuai usia dan jenis
makanannya.
Kesimpulan : hasil kegiatan sesuai preplanning.

D. Upaya Tindak Lanjut

Memberikan motivasi kepada para kader posyandu untuk memberikan makanan


tambahan saat kegiatan posyandu dengan mengoptimalkan uang iuran setiap
kegiatan posyandu, sehingga diharapkan bisa meningkatkan motivasi para ibu
untuk membawa bayi/balitanya ke posyandu.

PRE PLANNING
PENYULUHAN MAKANAN BERGIZI PADA BALITA
DESA CIJAMBU
94

Latar Belakang
Pembangunan kesehatan saat ini menjadi salah satu sorotan utama dalam
pembangunan nasional. Adanya paradigma baru berupa paradigma sehat menjadi
orientasi baru dalam pembangunan kesehatan di semua negara di dunia, termasuk di
Indonesia. Dirumuskannya suatu visi “ Indonesia Sehat 2010” menjadi suatu hal yang
mendasar dalam pelaksanaan pergeseran paradigma dari pelayanan medis ke
pemeliharaan kesehatan sehingga setiap upaya penanggulangan masalah kesehatan lebih
meningkatkan aspek promotif dan preventif dibandingkan kuratif.
Pelaksanaan paradigma sehat dalam upaya meningkatkan aspek promotif dan
preventif bagi masyarakat ini tidak terlepas dari keterlibatkan semua unsur termasuk
masyarakat itu sendiri. di mana individu, dan keluarga termasuk pihak swasta
mengambil tanggung jawab atas kesehatan dirinya, lingkungan, dan masyarakat. Selain
itu, semua pihak terutama pihak masyarakat itu sendiri diharapkan dapat menjadi pelaku
utama/perintis kesehatan dan menjadi pemimpin yang dapat menggerakan kegiatan
masyarakat di bidang kesehatan berdasarkan azas kemandirian dan kebersamaan.
Kegiatan kesehatan di masyarakat sebagai bagian dari proses kesehatan perlu
diarahkan dalam mencapai derajat kesehatannya, mulai dari kesehatan individu,
keluarga, kelompok, termasuk dalam hal ini kelompok usia balita. Tahapan usia balita
perlu dipandang sebagai suatu hal yang penting di mana dalam rentang usia balita
tersebut terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan yang akan mempengaruhi
keberlangsungan hidup menuju tahapan usia yang lebih matang. Tahapan balita
memiliki kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang, yang dibagi menjadi 3 kebutuhan
dasar yaitu Kebutuhan fisik-biomedis meliputi pangan/gizi (asuh), kebutuhan
emosi/kasih sayang (asih), kebutuhan akan stimulasi mental (asah). Kebutuhan yang
paling mempengaruhi tumbuh kembang balita secara fisik adalah pemenuhan gizi yang
seimbang, karena dengan gizi yang seimbang anak akan tumbuh sehat, tidak mudah
sakit dan memilki akal yang cerdas
Tingkat kesehatan saat balita menjadi salah satu penentu utama bagaimana
kondisi kesehatan selanjutnya. Mengingat hal ini, perlu diperhatikan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi kondisi kesehatan balita. Telah diketahui bahwa tahapan balita
95

merupakan tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang cukup pesat, di mana sangat
ditentukan oleh bagaimana asupan gizi yang didapatkan.
Desa Cijambu Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang saat ini menjadi
lahan praktik Program Profesi Ners Komunitas Angkatan XVI Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Padjadjaran sebagai desa binaan.
Dari hasil kajian di atas, mahasiswa PPN FIK UNPAD mewakili masyarakat Desa
Cijambu merasa perlu untuk dilakukan suatu upaya nyata yang dapat dilakukan dengan
tujuan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan balita. Hal ini
dikarenakan seperti yang kita ketahui bahwa balita termasuk kelompok yang rentan
terhadap berbagai masalah kesehatan, termasuk masalah gizi, yang erat kaitannya
dengan status kesehatan, di mana salah satunya berfungsi dalam menentukan ketahanan
atau kerentanan terhadap penyakit, terutama penyakit infeksi.
Melihat hal yang melatarbelakangi di atas, dirasakan perlu suatu upaya yang nyata
yang dapat dilakukan sebagai langkah peningkatan (promotif) dan pencegahan
(preventif) dalam masalah gizi pada balita. Pengetahuan menjadi dasar dari segala
upaya yang dapat dilakukan yang pada akhirnya diharapkan dapat diterapkan secara
sesuai. Dari itu, kami bermaksud untuk mengadakan penyuluhan makanan bergizi pada
balita sebagai upaya peningkatan pengetahuan warga masyarakat.

Nama Kegiatan
Pengertian
Penyuluhan makanan bergizi pada balita yaitu pemberian informasi
kepada orang tua yang memiliki balita dengan usia lebih 1 tahun mengenai
pentingnya pemberian makanan bergizi pada balita. Kegiatan ini meliputi
pemberian materi seputar makanan bergizi dan semua hal yang menyertainya,
yaitu pengertian, manfaat, zat-zat yang dibutuhkan dan jenis-jenis makanannya.
Setelah itu diikuti dengan acara tanya jawab antara audien dan nara sumber.

Persiapan
 Untuk persiapan kegiatan penyuluhan, sebelumnya dilakukan pertemuan
dengan kader posyandu Desa Cijambu. Masyarakat menyatakan perlunya
96

diadakan penyuluhan dalam rangka meningkatkan pengetahuan mereka


tentang makanan bergizi pada anak balita > 1 tahun.
 Persiapan penyuluhan: Pembuatan materi, SAP, flipchart, leaflet.
 Sosialisasi dilakukan oleh kader posyandu tiap RW
Pelaksanaan
Pelaksanaan penyuluhan makanan bergizi pada balita dilaksanakan saat
kegiatan posyandu di setiap RW di Desa Cijambu.
Upaya Tindak Lanjut
Upaya yang dilakukan selanjutnya yaitu menghubungi kader posyandu
untuk memberikan penyuluhan mengenai makanan bergizi pada balita bagi ibu
yang membutuhkan.

E. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Memelihara dan meningkatkan status gizi anak balita
2. Tujuan Khusus
a. Para ibu mengetahui pengertian dan manfaat, serta zat yang diperlukan dan
jenis makanan bergizi pada balita > 1 tahun
b. Para ibu termotivasi untuk memberikan makanan bergizi untuk balitanya

F. Strategi Kegiatan
1. Cara pendekatan : melakukan koordinasi dan kerja sama dengan kader
posyandu
2. Waktu
Hari/tanggal : RW 01 : Sabtu, 20 Juni 2009
3. Tempat : di posyandu RW
4. Penyandang dana : Swadaya mahasiswa PPN FIK UNPAD
5. Penanggung Jawab :
Mahasiswa : 1. Agung Ruhdiyat
2.Susan Irawa
Warga : Ibu Cicih (Ketua kader posyandu RW 01)
97

D. Evaluasi
1. Evaluasi Persiapan
a. Standar
 Sosialisasi ke kader posyandu di setiap RW terlaksana
 Sosialisasi ke warga di setiap RW terlaksana
 Materi penyuluhan telah tersedia
b. Kriteria
 Adanya pemberitahuan/koordinasi ke kader posyandu paling lambat
sehari sebelum kegiatan posyandu di setiap RW
 Adanya pemberitahuan ke warga, khususnya ibu-ibu yang mempunyai
balita oleh kader posyandu paling lambat hari pelaksanaan posyandu di
setiap RW
 Materi telah disusun berupa SAP, leaflet dan flipchart paling lambat
sehari sebelum kegiatan penyuluhan di setiap RW
2. Evaluasi Proses
a. Standar :
 Kegiatan penyuluhan makanan bergizi pada balita terlaksana dengan
baik
b. Kriteria :
1. Peserta penyuluhan hadir tepat waktu
2. Minimal jumlah peserta penyuluhan yang hadir 80% ibu yang
memiliki balita
3. Berpartisipasi aktif dalam mengikuti penyuluhan
4. Adanya tempat untuk penyuluhan
5. Materi penyuluhan yang tercantum di SAP dapat tersampaikan
3. Evaluasi Hasil
a. Standar
 Pengetahuan para ibu yang memiliki balita tentang makanan bergizi
pada balita > 1 tahun meningkat
b. Kriteria
98

 Para ibu yang memiliki balita menjawab pertanyaan sesuai materi


tentang makanan bergizi pada balita > 1 tahun yang disampaikan

PRE PLANNING
PENYULUHAN KESEHATAN P3K
DESA CIJAMBU
KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN SUMEDANG

I. Latar Belakang
Masalah kesehatan di komunitas merupakan masalah bersama dan memerlukan
pemecahan secara bersama-sama pula dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat.
Masalah kesehatan tersebut ditemukan setelah dilakukan pengkajian kesehatan pada
masyarakat yang bersangkutan baik melalui wawancara, kuisioner, observasi maupun
melalui forum diskusi. Setelah pengkajian, baru dilakukan analisa data dan hasil
akhirnya dirumuskan suatu masalah kesehatan komunitas dalam masyarakat yang
dirumuskan bersama dengan masyarakat.
Desa Cijambu merupakan salah satu desa yang dijadikan sasaran untuk dilakukan
pembinaan kesehatan masyarakat. Pada tanggal 12-15 Mei 2009 telah dilakukan
pengkajian kesehatan secara menyeluruh pada masing-masing RW. Hasil pengkajian
diolah menjadi analisa data desa dan dari analisa tersebut muncul berbagai masalah
kesehatan desa yang dirumuskan dalam pra-MMD. Hasil dari perumusan masalah
tersebut disampaikan kepada masyarakat untuk selanjutnya disusun rencana
penyelesaian masalah tersebut melalui MMD (Musyawarah Masyarakat Desa). MMD
itu sendiri dihadiri oleh semua warga Desa Cijambu atau minimal ada perwakilan dari
masing-masing RW dengan jumlah yang seimbang.
Dari hasil MMD didapatkan 4 rumusan masalah yaitu mengenai kesehatan
lingkungan, KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), Lansia, dan Desa Siaga. Dari keempat
masalah tersebut, khususnya mengenai masalah desa siaga, salah satu rencana
99

tindakannya adalah dengan mengadakan penyuluhan P3K karena salah satu indicator
desa siaga yaitu kesiapan masyarakat melakukan pertolongan pertama saat terjadi suatu
kecelakaan di wilayahnya. Dimana dari penyuluhan P3K ini diharapkan masyarakat
Desa Cijambu mendapatkan pengetahuan mengenai cara penanganan pertolongan
pertama pada kecelakaan (P3K) dan dapat mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-
hari karena berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data bahwa sebagian besar
masyarakat Desa Cijambu belum mengetahui tentang P3K dan aplikasinya.
Berdasarkan perumusan masalah-masalah diatas, dibuat juga rencana/strategi
untuk pemecahan masalah kesehatan. Salah satu bentuk intervensi dari masalah yang
ada yaitu penyuluhan kesehatan (Penkes) tentang hipertensi, reumatik, rumah sehat,
pelatihan P3K.

II. Nama Kegiatan


Kegiatan yang akan diselenggarakan diberi nama Penyuluhan Kesehatan
khususnya mengenai pelatihan P3K. Dalam kegiatan penyuluhan kesehatan ini
diperlukan adanya persiapan mulai dari persiapan materi, tempat, waktu, sasaran dan
persiapan lain yang mendukung terlaksananya penyuluhan kesehatan.

III. Tujuan
a. Tujuan Umum
Masyarakat Desa Cijambu dapat mengetahui dan memahami apa itu
P3K dan bagaimana aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penyuluhan kesehatan yaitu:
1. Masyarakat Desa Cijambu dapat mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan
P3K
2. Masyarakat Desa Cijambu mampu memahami hal-hal yang telah dijelaskan
dalam penyuluhan kesehatan
3. Masyarakat mampu menerapkan hal-hal yang telah dijelaskan dalam
penyuluhan kesehatan terutama mengenai pertolongan pertama pada suatu
keselakaan sebelum dibawa ke petugas kesehatan
100

IV. Strategi Kegiatan


Pelaksanaan penyuluhan kesehatan bertujuan untuk memberikan
pengetahuan kepada masyarakat khususnya Desa Cijambu seputar penyakit yang
sering dialami oleh masyarakat Desa Cijambu serta masalah kesehatan lainnya di
wilayah tersebut. Untuk teknisnya, penyuluhan kesehatan akan diadakan di
masing-masing RW di Desa Cijambu dengan tujuan agar pelaksanaanya lebih
efektif.
Adapun strategi pelaksanaan penyuluhan kesehatan meliputi:
a. Untuk persiapan, sebelumnya membuat SAP dan leaflet tentang materi yang
akan disampaikan. SAP dan leaflet tersebut terlebih dahulu dikonsultasikan
kepada pihak Puskesmas Tanjungsari.
b. Konfirmasi tempat dan waktu pelaksanaan penyuluhan kesehatan ke
penanggungjawab masing-masing RW..
c. Bekerjasama dengan ketua RW masing-masing untuk menyebarkan undangan
secara lisan kepada masyarakat untuk menghadiri penyuluhan kesehatan yang
akan diselenggarakan.

Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Hari : dikembalikan ke masing-masing RW
Tanggal : Minggu I-III Juni 2009
Waktu : dikembalikan ke masing-masing RW
Tempat : di tempat masing-masing RW

Sasaran dan Target


Sasaran : Masyarakat Desa Cijambu Kec. Tanjung Sari
Kab. Sumedang.
Target : Pengetahuan seluruh masyarakat Desa Cijambu tentang masalah
kesehatan yang sering muncul di wilayah Desa Cijambu
khususnya P3K
101

Metode
Penyampaian materi tentang P3K disertai demonstrasi sederhana tentang tindakan
dan dilanjutkan dengan tanya-jawab antara pemateri dengan audience

Strategi Antisipasi
Apabila terjadi suatu hal yang tidak diinginkan atau kondisi yang tidak
memungkinkan untuk penyuluhan misalnya karena hujan lebat atau sasaran yang
datang sangat sedikit, maka strategi antisipasinya yaitu dengan mengganti hari
penyuluhan atau penyuluhan dilakukan di masjid saat ada pengajian.

V. Evaluasi
1. Evaluasi Persiapan
a. Standar
 Media yang digunakan untuk penyuluhan telah tersedia sudah siap
sehari sebelum kegiatan penyuluhan (leaflet & flipcart)
 Sosialisasi ke masyarakat untuk kegiatan penyuluhan telah terlaksana
b. Kriteria
 Media yang digunakan untuk penyuluhan sudah siap sehari sebelum
kegiatan penyuluhan (leaflet & flipcart)
 Ada sosialisasi ke masyarakat untuk kegiatan penyuluhan sehari
sebelum pelaksanaan penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a. Standar :
 Kegiatan penyuluhan P3K terlaksana dengan baik
b. Kriteria :
1. Peserta posyandu hadir tepat waktu
2. Minimal jumlah peserta penyuluhan yang hadir 60% dari jumlak KK
yang ada di RW
3. Materi P3K yang telah disiapkan, dapat tersampaikan
4. Peserta penyuluhan memperhatikan dengan seksama selama
penyampaian materi penyuluhan
102

5. Peserta penyuluhan aktif menanyakan hal-hal yang belum dimengerti


seputar P3K pada sesi Tanya jawab

3. Evaluasi Hasil
Standar
a. Pengetahuan masyarakat tentang P3K meningkat
b. Masyarakat dapat mempraktikkan cara pertolongan pertama apabila suatu
saat terjadi sebuah kecelakaan
Kriteria
a. Masyarakat dapat menjawab saat diminta untuk menjelaskan kembali
materi yang diberikan minimal 3 pertolongan
b. Peserta penyuluhan dapat memperagakan cara pertolongan pertama
minimal 3 dari materi yang telah diberikan

LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN P3K RW 01 DESA CIJAMBU

A. Laporan Persiapan Kegiatan

1. Pada tanggal 23 Mei 2009 telah dilakukan Musyawarah Masyarakat RW


(MMRW) 01, salah satu hasil musyawarah yaitu perlu diadakan kegiatan untuk
memahamkan kembali warga tentang P3K.
2. Dalam kegiatan MMD telah dilakukan musyawarah antara masyarakat, aparat
desa, serta kerjasama lintas sektoral mengenai penanganan P3K di Desa
Cijambu.
3. Menerima SAP dan leaflet tentang materi yang akan disampaikan dari tim desa
siaga. SAP dan leaflet tersebut terlebih dahulu dikonsultasikan kepada pihak
Puskesmas Tanjungsari.
103

4. Bekerjasama dengan ketua RW dan tokoh masyarakat untuk menyebarkan


undangan secara lisan kepada masyarakat untuk menghadiri penyuluhan
kesehatan yang akan diselenggarakan
5. Pada tanggal 19 Juni 2009, menghubungi tokoh agama untuk meminta izin
melaksanakan penyuluhan setelah acara pengajian rutin hari Jumat di madrasah
RW 01.
Kesimpulan : Persiapan kegiatan sesuai dengan preplanning.

B. Laporan Pelaksanaan Kegiatan

1. Kegiatan dilaksanakan pada


Pelaksanaan Penyuluhan P3K
Hari Jumat
Tanggal 20 Juni 2009
Tempat Madrasah RW 01
Waktu 15.00 – 16.00 WIB

2. Jalannya kegiatan:
a. Acara dimulai dengan pengajian rutin ibu-ibu oleh seorang ustadz.
b. Kegiatan penyuluhan baru dimulai setelah acara pengajian selesai.
c. Penyuluhan disampaikan oleh mahasiswa PPN XVI, dengan media flipchart
dan leaflet.
d. Masyarakat memperhatikan dengan seksama penjelasan yang diberikan oleh
pemateri
e. Masyarakat aktif dalam kegiatan diskusi setelah acara diskusi dimulai
f. Pemandu acara dapat mengarahkan kegiatan diskusi agar dapat berjalan
dengan lancar
Kesimpulan : pelaksanaan kegiatan tidak sesuai preplanning

3. Kendala yang dihadapi


 Mahasiswa yang melakukan penyuluhan hanya 2 orang, sehingga
mengalami kesulitan dalam pembagian perannya.
104

 Ada ibu yang membawa balita, sehingga mengganggu jalannya kegiatan


penyuluhan.

C. Laporan Hasil Kegiatan

 Jumlah warga yang ikut kegiatan penyuluhan adalah 31 orang.


 Penyuluhan P3K yang disampaikan adalah tentang pertolongan pertama
pada luka bakar, pingsan, mimisan, sengatan lebah, gigitan anjing, luka
tusuk, dan sengatan listrik.
 Pengetahuan masyarakat tentang kesehatan khususnya terkait dengan
hal-hal yang telah disampaikan dapat meningkat, masyarakat memahami,
dan dapat menerapkannya dalam menghadapi masalah kesehatan di
masyarakat
Kesimpulan : hasil kegiatan sesuai preplanning

D. Upaya Tindak Lanjut

Berkoordinasi dengan kader posyandu dan kader paguyuban untuk senantiasa


menjadi tempat bertanya warga tentang P3K di lingkungan RW 01.

2.2. EVALUASI
1. Kegiatan untuk mengatasi masalah Kesehatan Pada lansia:
105

 Penjaringan Kader Posbindu: pelaksanaan kegiatan sesuai dengan


preplanning
 Pemeriksaan kesehatan khusus pada lansia: kegiatan bergabung dengan desa
 Pelaksanaan kegiatan olahraga lansia tiap seminggu sekali: kegiatan belum
terlaksana dikarenakan Kader Posbindu yang sudah dibentuk merasa belum
siap melaksanakan senam lansia, karena belum menguasai gerakan-gerakan
senam lansia
 Pembentukan dan pelatihan kader posbindu: kegiatan bergabung dengan
desa.
 Louncing posbindu RW 01: kegiatan tidak sesuai dengan preplanning
dikarenakan:
o Tidak terlaksananya meja 5 karena tidak dilakukan oleh petugas
kesehatan.
o Lansia yang hadir hanya lansia perempuan
o Kader Posbindu masih kebingungan dengan tugas masing-masing
meja.
o Kader Posbindu masih belum menguasai keterampian pemeriksaan
tekanan darah dan pengisian KMS kegiatan lansia.
2. Kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat RW 01 desa Cijambu
 Penyuluhan tentang PHBS (rumah sehat): kegiatan tidak sesuai preplanning
dikarenakan:
o Mahasiswa yang melakukan penyuluhan hanya 2 orang, sehingga
mengalami kesulitan dalam pembagian perannya.
o Kurang gencarnya sosialisasi tentang adanya penyuluhan.
o Ada peserta yang membawa balita, sehingga mengganggu jalannya
kegiatan penyuluhan
 Penyuluhan tentang P3K: pelaksanaan kegiatan tidak sesuai preplanning
dengan kendala:
o Mahasiswa yang melakukan penyuluhan hanya 2 orang, sehingga
mengalami kesulitan dalam pembagian perannya.
106

o Kurang gencarnya sosialisasi tentang adanya penyuluhan.


o Ada peserta yang membawa balita, sehingga mengganggu jalannya
kegiatan penyuluhan.
 Kegiatan Jumat Bersih (Jumsih): pelaksanaan tidak sesuai preplanning
dikarenakan:
o Warga yang ikut melaksanakan Jumsih <50%, sebagian besar adalah
kaum pria, karena perbaikan jalan ini merupakan pekerjaan berat.
o Kegiatan Jumsih tidak dilakukan setiap minggu, karena warga
merasa lingkungan RW masih terlihat bersih.
 Penyebaran informasi tentang PHBS melalui poster: kegiatan bergabung
dengan program desa
3. Kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan pada bayi dan balita
 Revitalisasi Posyandu: kegiatan telah sesuai dengan preplanning
 Pemberian makanan tambahan (PMT):kegiatan telah sesuai dengan
preplanning

BAB III
107

PEMBAHASAN

Jumsih
Permasalahan kesehatan lingkungan adalah suatu masalah kompleks yang
melibatkan berbagai faktor. Bloom menyatakan bahwa faktor yang paling berpengaruh
bagi status kesehatan adalah perilaku dan lingkungan. Kedua faktor ini beserta faktor
lainnya sangat berkaitan erat untuk meningkatkan derajat kesehatan baik individu atau
kelompok menuju derajat kesehatan yang optimal. Oleh karena itu upaya perbaikan
kesehatan masyarakat diarahkan pada faktor-faktor tersebut, terutama pada faktor
perilaku. Dalam merubah perilaku, hendaklah meperhatikan faktor-faktor yang dapat
merubah perilaku atau komponen-komponen perilaku sendiri (Notoatmodjo,1997).
Salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan lingkungan
adalah kebersihan. Sampah atau limbah rumah tangga merupakan suatu persoalan yang
pelik di mana-mana, dengan asumsi bahwa setiap kepala keluarga setiap hari akan
menghasilkan limbah rumah tangga. Pembuangan sampah secara terbuka akan menjadi
sarang atau tempat perkembangan vektor penyakit, menyebarkan bau, menjadi sumber
pencemaran air permukaan dan air tanah, bahaya kebakaran yang sulit dipadamkan serta
menimbulkan asap tebal yang berkepanjangan.
Untuk mengurangi dampak negatif dari hal tersebut diperlukan kegiatan
pengelolaan sampah yang dilakukan secara berkesinambungan. Salah satu kegiatan
yang bisa dikembangkan di masyarakat adalah kegiatan jumat bersih.. Dalam
pelaksanaan kegiatan jumat bersih dilakukan persiapan yaitu sosialisasi kepada warga di
tiap-tiap RW baik secara lisan maupun tulisan. Pelaksanaan kegiatan jumsih diikuti oleh
50 % warga dan dalam kegiatan ini dilakukan pembersihan jalan, selokan, jamban
umum dan halaman rumah masing-masing.
Kegiatan jumsih di desa Cijambu diadakan dua minggu satu kali setiap hari
jumat. Jumlah warga yang mengikuti kegiatan jumsih setiap minggunya kurang dari 50
% dan mayoritas warga yang melakukan kegiatan ini adalah laki-laki.
Tujuan diadakannya kegiatan jumat bersih dapat tercapai sebagian karena warga
yang turut serta dalam kegiatan ini kurang dari 50 % dan kegiatan ini dilakukan dua
minggu satu kali. Hal ini disebabkan oleh sebagian besar warga memiliki kesibukan di
108

pagi hari seperti menyabit rumput, memeras susu, dan lain-lain. Upaya tindak lanjut dari
kegiatan ini adalah diadakan pertemuan tiap RW minimal 1 bulan sekali pada tingkat
RW untuk tetap berkoordinasi agar kegiatan Jum’at bersih tetap berjalan di RW dan
tokoh masyarakat dan Ketua RT/RW terus menjadi motivator kepada warganya untuk
melakukan Jum’at bersih setiap minggu agar kebersihan lingkungan tetap terjaga.

Pembahasan
1. Pelaksanaan Jumat bersih
Persiapan:
 Konfirmasi kepada masing-masing ketua RT di RW 01 untuk kegiatan jum’at
bersih sehari sebelum kegiatan dilaksanakan.
 Persiapan selanjutnya, masing-masing RT mengumumkan kegiatan jumat bersih
melalui pengeras suara yang ada di masjid terdekat. Kegiatan akan dilaksanakan
pada tanggal 15 Mei 2009 pukul 07.00 WIB
 Kegiatan jumat bersih direncanakan pelaksanaannya 2 minggu sekali
berdasarkan kesepakatan masyarakat RW 01.
Pelaksanaan:
 Pelaksanaan kegiatan jum’at bersih tanggal 15 Mei 2009 dilaksanakan mulai
pukul 07.30-08.30 dimana pada pelaksanaannya terealisasi pada masing-masing
RT di RW 01.
 Kegiatan jumat bersih dilaksanakan oleh sebagian masyarakat RW 01 dimana
ada masyarakat yang mengerjakan di sekitar rumah masing-masing sedangkan
sebagian lagi mengerjakan kebersihan di tepi jalan, dan di tempat-tempat umum
dalam lingkup RW 01. Kegiatannya lebih terfokus pada perbaikan jalan
Jaganala.
 Hambatan pelaksanaan kegiatan jumat bersih yaitu kesiapan masing-masing
masyarakat. Kebanyakan masyarakat pada pukul 07.00 masih sibuk
menyelesaikan pekerjaan rumah tangga sehingga waktu pelaksanaan jumat
bersih tidak sesui dengan rencana yaitu mundur sekitar 30 menit dari rencana
 Pelaksanaan jumat bersih selanjutnya tanggal 22 Mei 2009.
109

 Saat dipantau, banyak masyarakat yang tidak mengikuti kegiatan jumat bersih,
hanya beberapa orang saja yang terlihat di masing-masing RW
 Saat dikonfirmasi kembali, banyak masyarakat yang memilih untuk pergi
bekerja dari pada melaksanakan kegiatan jumat bersih
 Hambatan kegiatan jumat bersih:
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melaksanakan kegiatan jumat bersih

Penyuluhan Rumah Sehat


Keluarga yang sehat hanya akan terwujud bila berada di lingkungan yang sehat.
Lingkungan yang sehat dapat terwujud dari perilaku masyarakatnya yang sehat. Salah
satu factor dasar pembentukan perilaku itu adalah pengetahuan. Pengetahuan dapat
mempengaruhi pembentukan perilaku seseorang. Dengan pengetahuan yang cukup,
diharapkan perilaku warga terhadap kesehatan dapat berubah. Oleh karena itu
Mahasiswa PPN FIK UNPAD mengadakan kegiatan penyuluhan rumah sehat. Rumah
sehat memiliki beberapa syarat yaitu memiliki ventilasi > 10 %, pencahayaan > 15 %,
memiliki jamban sehat dan luas bangunan > 8 m2/orang.
Dalam mengadakan suatu kegiatan penyuluhan dilakukan persiapan berupa
pembuatan media penyuluhan berupa flipchart dan leaflet. Selain itu dilakukan
sosialisasi kepada warga. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan minimal dihadiri oleh 50
orang warga. Peserta penyuluhan diharapkan dapat berpartisipasi aktif dan materi
penyuluhan yang tercantum di SAP dapat tersampaikan seluruhnya.
Kegiatan penyuluhan rumah sehat di Desa Cijambu dilaksanakan di tiap-tiap
RW. Dalam pelaksanaannya waktu dan tempat ditentukan oleh masing-masing RW.
Setelah kegiatan penyuluhan peserta dapat menjawab pertanyaan evaluasi. Berdasarkan
hal ini tujuan diadakannya kegiatan penyuluhan rumah sehat dapat tercapai. Upaya
tindak lanjut dari kegiatan ini adalah memotivasi masyarakat untuk dapat memodifikasi
lingkungan rumah seperti dengan penataan perabotan rumah, pengoptimalan ventilasi
dengan cara membuka jendela setiap hari, dan pengoptimalan pencahayaan yang masuk
ke dalam rumah, memotivasi masyarakat untuk selalu membersihkan dan menutup
tempat penampungan air bersih minimal satu kali dalam seminggu dan memotivasi
110

masyarakat untuk berperilaku hidup sehat seperti tidak merokok di dalam rumah,
membersihkan dan merawat kandang ternak serta jamban.
Pembahasan
Persiapan kegiatan penyuluhan di RW 01:
 Konfirmasi kepada ketua RW 01 untuk kegiatan penyuluhan besok.
 Menyiapkan materi yang akan disampaikan dalam penyuluhan dengan leaflet
dan lembar balik (Flipchart)
Pelaksanaan:
 Kegiatan penyuluhan dimulai pada tanggal 19 juni 2009 pukul 15.00 di
Madrasah RW 01
 Peserta yang datang dalam kegiatan penyuluhan ada 31 orang yang semuanya
adalah masyarakat RW 01
 Dalam kegiatan penyuluhan, peserta tampak dengan seksama mengikuti jalannya
penyuluhan.
 Peserta antusias untuk bertanya saat dibuka sesi tanya-jawab

Jejaring Kader Posbindu dan Pelaksanaan Posbindu


Proses menua (aging) merupakan suatu perubahan progresif pada organisme yang
telah mencapai kematangan intrinsik dan bersifat irreversibel serta menunjukkan adanya
kemunduran sejalan dengan waktu. Proses menua juga merupakan proses alami yang
disertai dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling
berinteraksi satu sama lain. Proses menua yang terjadi pada lansia secara linier dapat
digambarkan melalui tiga tahap yaitu, kelemahan (impairment), keterbatasan fungsional
(functional limitations), ketidakmampuan (disability), dan keterhambatan (handicap)
yang akan dialami bersamaan dengan proses kemunduran. Hal ini dapat menghambat
tercapainya keluarga berkualitas.
Dalam rangka mencapai keluarga berkualitas, salah satu upaya yang dilaksanakan
yaitu: penyiapan pengembangan SDM sejak dalam kandungan hingga usia lanjut. Setiap
keluarga harus semakin peduli dan memberikan peran aktif agar kesejahteraan dan
kualitas keluarga tersebut bisa menjadi suatu gerakan masyarakat yang penuh
111

dinamika , vitalitas dan berkelanjutan. Keluarga perlu memperoleh pembinaan /


peningkatan di bidang kesejahteraan dan ketahanan dalam memenuhi kebutuhan fisik,
material, mental dan spiritual dan sosial melalui pelaksanaan dan fungsi keluarga.
Penduduk lansia semakin bertambah dan menghadapi berbagai perubahan fisik, psikis,
sosial, dan ekonomi, sehingga perlu mendapat perhatian khusus dan kesiapan keluarga.
Berdasarkan hal di atas, maka masyarakat Indonesia dan pemerintah memandang
pentingnya suatu wadah khusus yang dapat memperhatikan derajat kesejahteraan lansia
di Indonesia. Salah satunya dengan pembentukan Posbindu.
Posbindu merupakan suatu wadah pelayanan kepada lansia di masyarakat :
pembentukan dan pelaksanaan oleh masyarakat, LSM, sektoral pemerintah & non-
pemerintah, swasta, organisasi sosial, dll dengan menitikberatkan upaya promotif &
preventif. Latar belakang dibentuk posbindu adalah dari visi dan misi dinas kesehatan
pemerintah RI yaitu ”Indonesia sehat 2010”. Kesehatan Usia Lanjut adalah Kesehatan
bagi mereka yang berusia diatas 60 tahun, baik jasmani, rohani maupun sosialnya.

Pembahasan
Persiapan:
Sebelum kegiatan posbindu berjalan, terlebih dahulu dibentuk kader-kader
posbindu. Setelah melakukan jejaring kader di RW 01, Kader Posbindu dari RW
01 berjumlah 5 orang, yaitu Ibu Sonia, Ibu Yayah, Ibu Siti Hafsoh, Ibu Ia, dan
Ibu Atik.
 Hambatan dalam melakukan jejaring posbindu yaitu banyak yang menolak
dengan alasan sibuk dengan pekerjaan rumah tangganya
 Selanjutnya kader posbindu yang telah terbentuk, diberi pelatihan dan
pembekalan sehingga siap menjadi kader yang nantinya akan memegang
pelaksanaan posbindu
Pelaksanaan:
 Pelaksanaan/louncing posbindu di RW 01 dilaksanakan pada tanggal 20 Juni
2009 pukul 13.00-16.00 di rumah ketua kader Posbindu RW 01.
112

 Pelaksanaan dimulai dengan sosialisi kepada masyarakat terutama lansia yang


hadir bahwa kegiatan posbindu akan menjadi kegiatan yang rutin setipa bulan
yang dikoordinasi oleh para kader posbindu
 Pelaksanaan kegiatan posbindu seperti halnya posyandu yaitu dengan system 4
meja, meliputi:
a. Pendaftaran
Pendaftaran lansia yang datang, dipegang oleh kader (Bu Yayah)
b. Penimbangan
Penimbangan yang terdiri dari pengukuran berat badan, tinggi badan, dan
tekanan darah (oleh kader bu Sonia dibantu mahasiswa Agung)
c. Pencatatan
Pencacatan hasil penimbangan di kertas pendaftaran oleh kader (bu Siti
Hafsoh)
d. Penyuluhan
Meliputi konseling penyakit yang biasa diderita oleh lansia sesuai dengan apa
yang dikeluahkan oleh masing-masing lansia. Jika beberapa lansia menderita
penyakit yang sama, maka penyuluhan/konseling dilakukan secara bersamaan
tetapi jika penyakit yang diderita tidak ada yang sama berarti konseling secara
indivudu. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan juga bagi lansia lain yang
ingin ikut mendengaran konseling yang diberikan saat ini, pelaksanaan
penyuluhan masih dilakukan oleh mahasiswa. Akan tetapi untuk ke depannya,
diharapkan kegiatan penyuluhan dilakukan oleh salah satu kader posbindu.
 Pada saat pelaksanakan louncing posbindu hanya 31 lansia yang hadir
 Para lansia yang datang, tampak antusias saat dilakukan pemeriksaan dan
penyuluhan
113

Kesehatan Pada Balita


Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) adalah suatu wadah komunikasi alih
teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari, oleh, dan untuk masyarakat
dengan dukungan dan pembinaan teknis dari petugas kesehatan. Dalam hal ini,
posyandu mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak
dini. Yang dimaksud nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak
dini yaitu dalam peningkatan mutu manusia masa yang akan datang dan akibat dari
proses pertumbuhan dan perkembangan manusia, yang terdiri dari 3 intervensi, yaitu :
1. Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk
menjaga kelangsungan hidup anak sejak dalam kandungan ibu sampai usia balita
2. Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan untuk
membina tumbuh kembang anak secara sempurna, baik fisik maupun mental
sehingga siap menjadi tenaga keja yang tangguh.
3. Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang ditujukan untuk memberikan
kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan bangsa dan negara.

Pembahasan
Kegiatan penyuluhan ASI dan MPASI
Persiapan:
 Konfirmasi kepada kader posyandu di RW 01 untuk pelaksanaan penyuluhan
ASI dan MPASI yang dimasukkan ke dalam pelaksanaan posyandu dengan
sistem digunakan 4 meja.
 Menyiapkan leaflet dan flipcart sebagai media dalam kegiatan posyandu
Pelaksanaan:
 Penyuluhan ASI, MPASI dan Makanan bergizi dilaksanakan pada tanggal 20
Juni 2009 bersamaan dengan kegiatan posyandu. Kegiatan penyuluhan ini masuk
ke dalam meja 4 yaitu penyuluhan.
 Kegiatan penyuluhan ini dilakukan kepada perorangan pada meja 4 oleh
mahasiswa PPN FIK Unpad.
 Selesai kegiatan penyuluhan dibagikan leaflet pada masing-masing peserta yang
jumlahnya sekitar 17 orang
114

 Kegiatan penyuluhan secara umum berjalan lancar (berhasil)


 Peserta penyuluh memperhatikan kegiatan penyuluhan dengan seksama
 Hambatan pelaksanaan penyuluhan tidak ada hambatan yang terlalu
mengganggu jalannya penyuluhan

Kegiatan penyuluhan Makanan Bergizi Pada Balita


 Penyuluhan makanan bergizi pada balita dilaksanakan pada tanggal 20 Juni 2009
bersamaan dengan kegiatan posyandu. Kegiatan penyuluhan ini masuk ke dalam
meja 4 yaitu penyuluhan.
 Kegiatan penyuluhan ini dilakukan kepada perorangan pada meja 4 oleh
mahasiswa PPN FIK Unpad.
 Selesai kegiatan penyuluhan dibagikan leaflet pada masing-masing peserta yang
jumlahnya sekitar 17 orang
 Kegiatan penyuluhan secara umum berjalan lancar (berhasil)
 Peserta penyuluh memperhatikan kegiatan penyuluhan dengan seksama.
 Hambatan pelaksanaan penyuluhan tidak ada hambatan yang terlalu
mengganggu jalannya penyuluhan

Kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT)


Persiapan:
 Sebelum pelaksanaan PMT, ada beberapa persiapan yaitu menyiapkan susu
formula untuk ibu hamil dan balita, menyiapkan biskuit marie, air masak, dan
gelas untuk menyiapkan susu formula.
Pelaksanaan:
 Pelaksanaan PMT bersamaan dengan kegiatan posyandu dimana pemberiannya
setelah bayi ditimbang dan pencatatan di KMS
 Setiap balita maupun ibu hamil yang diberi susu formula menghabiskan susunya
di tempat
115

BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

6.1 Kesimpulan
Setelah dilaksanakan proses asuhan keperawatan Komunitas di RW 01 Desa
Cijambu dapat disimpulkan bahwa:
1. Proses pengkajian dilakukan dengan cara: observasi, wawancara, pemeriksaan
fisik dan studi dokumentasi. Kegiatan ini terlaksana berkat kerja sama dengan
masyarakat RW 01 dan sangat dibantu oleh pokjakes, ketua RT/RW dan para kader.
2. Perencanaan dilakukan bersama-sama dengan masyarakat RW 01 Desa Cijambu
melalui acara MMRW untuk menganalisa data, menentukan masalah dan mencari
alternatif pemecahan masalah.
3. Implementasi dapat berjalan dengan melibatkan peran serta masyarakat RW 01
Desa Cijambu dengan menggunakan potensi dan sumber daya yang ada di
masyarakat, serta didukung oleh pihak pemerintahan setempat dan Puskesmas
Tanjung Sari
4. Proses evaluasi terhadap hasil dan proses dapat dilakukan untuk tujuan yang
dapat dicapai dalam waktu satu bulan.

6.2 Rekomendasi
1. Kepada masyarakat RW 01 Desa Cijambu diharapkan untuk terus
melaksanakan kegiatan yang telah dilakukan secara berkesinambungan dan dapat
lebih mencari dan menggunakan berbagai potensi untuk mengembangkan kegiatan
2. Kepada kader dan pengurus RT/RW agar terus melakukan upaya penggerakan
masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
3. Kepada pihak puskesmas dan aparat desa untuk tetap memantau dan
memberikan arahan terhadap kegiatan kesehatan yang dilakukan di masyarakat
116

Anda mungkin juga menyukai