Anda di halaman 1dari 57

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN.

N
DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR
OKSIGENASI PADA SISTEM PERNAPASAN
“ASMA” DI RT 03 RW 02 KELURAHAN SITU
KECAMATAN SUMEDANG UTARA JAWA BARAT

Disusun oleh:

Siti Halimah
4006190072

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA
BANDUNG TAHUN 2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu
faktor yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia, kesehatan
yang baika atau kesejahteraan adalah kondisi dimana tidak hanya bebas
dari penyakit. Sehat merupakan keadaan dan proses dalam upaya
menjadikan dirinya terintegrasi secara keseluruhan baik fisik, mental, dan
sosial. Sakit adalah merupakan kondisi ketidakmampuan individu untuk
beradaptasi terhadap rangsangan yang berasal dari dalam dan luar individu
(Diyanto, 2007). Penyakit adalah gangguan dalam fungsi tubuh yang
mengakibatkan berkurangnya kapasitas tubuh sehingga responnya dapat
berupa sakit (Hidayat, 2008).
Asma adalah peningkatan responsipitas bronkus terhadap berbagai
stimulus, bermanisfestasi sebagai penyempitan jalan nafas yang
meluasyang keparahannya berubah secara spontan maupun sebagai akibat
pengobatan (Jeremy, 2008). Asma adalah penyakit kronis (jangka
panjang), suatu kondisi ketika saluran udara tersumbat atau menyempit.
Gejala asma dipicu oleh benda-benda yang ada disekitar, gejala ini
bervariasi pada masing-masing individu, tetapi penyebab umumnya adalah
udara dingin, kegiatan fisik berlebihan, alergen (hal-hal yang
menyebabkan alergi) seperti debu, tungau, jamur, serbuk sari, bulu
binatang, atau debu kecoa, dan beberapa jenis infeksi virus. Apabila salah
satu penyebab asma terhirup bersama udara, jaringan didalam bronkhiolus
meradang (mengalami inflamasi), pada saat yang sama, otot-otot dibagian
luar saluran pernafasan mengetat sehingga saluran pernafasan menyempit
(bronkokonstriksi).sementara itu, lendir pekat (mukus atau sputum)
berproduksi secara berlebihan dan memenuhi bronkhiolusyang menjadi
bengkak (Pratyahara, 2011). Adanya mukus atau sputum maka akan
menimbulkan masalah keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif.
Asma merupakan salah satu penyakit kronis (jangka panjang) yang
paling umum dan menyerang antara 100-150 juta orang di seluruh dunia,
lebih dari 5,2 juta orang Inggris menderita asma (Bull, 2017). Sekitar 5 %
orang dewasa 8% orang anak-anak di Amerika Serikat menderita asma,
dan diperkirakan bahwa 15 juta penduduk Amerika Serikat menderita
asma (Brasher, 2008). Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO), jumlah penderita asma didunia pada tahun 2007 mencapai 300
juta orang. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat hingga 400 juta
orang pada tahun 2025. Penyakit asma termasuk lima besar penyebab
kematian di dunia dan diperkirakan 250.000 orang mengalami kematian
setiap tanhunnya dikarenakan asma. Sedangkan di Indonesia, diperkirakan
sekitar 10% penduduk menderita asma. Menurut Pratyahara (2011),
penyakit asma di Indonesia masuk dalam sepuluh besar penyebab
kesakitan dan kematian.
Keluarga memberikan perawatan kesehatan yang bersifat prefentif
dan secara bersama-sama merawat anggota keluarga yang sakit dan
keluarga juga melakukan praktek asuhan keperawatan untuk mencegah
terjadinya gangguan, sehingga peran keluarga sangat penting dalam
merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga merupakan bagian dari
manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan kita. Menurut
Friedman dalam Suprapto (2004), mendefinisikan bahwa keluarga adalah
kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan
aturan atau emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga. Pakar konseling dari Yogyakarta, Sayekti
dalam Suprapto (2004), menulis bahwa keluarga adalah suatu ikatan atas
dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup
bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah
sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan
tinggal dalam sebuah rumah tangga.
Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan
akan mempengaruhi tingkat kesehatan keluarga dan individu. Tingkat
pengetahuan keluarga terkait konsep sehat sakit akan mempengaruhi
perilaku keluarga dalam menyelesaikan masalah kesehatan keluarga.
Keluarga juga harus mampu melakukan tugas kesehatan keluarga.
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut pertama
mengenal masalah kesehatan keluarga yaitu mengetahui sejauh mana
keluarga mengetahui fakta-fakta dari masalah kesehatan, meliputi kurang
pengetahuan atau ketidaktahuan fakta (pengertian), rasa takut akibat
masalah yang diketahui. Kedua membuat keputusan tindakan kesehatan
yang tepat yaitu upaya uatama keluarga untuk mencari pertolongan yang
tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara
anggota keluarga yang mempunyai kemapmuan memutuskan sebuah
tindakan. Ketiga memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
yaitu sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya dan
mengetahui tentang sifat dan perkembangan keperawatan yang
dibutuhkan, serta bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit, sehingga
anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh
tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak
terjadi.
Tugas kesehatan keluarga keempat memepertahankan suasana
rumah yang sehat yaitu mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga
memelihara lingkungan rumah yang sehat. Oleh karena itu, kondisi rumah
haruslah dapat menjadikan lambang ketenangan, keindahan, dan dapat
menunjang derajat kesehatan bagi anggota. Kelima menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada di masyarakat, apabikla mengalami gangguan atau
masalah yang berkaitan dengan kesehatan keluarga atau anggota keluarga
harus dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada disekitarnya,
keluarganya dapat berkonsultasi atau meminta bantuan tenaga
keperawatan untuk memecahkan masalah yang dialami anggota
keluarganya, sehingga keluarga dapat bebas dari segala macam penyakit
(Harmoko, 2012).

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui asuhan
keperawatan keluaraga dengan asma.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui konsep asma
b. Untuk mengetahui contoh kasus dan asuhan keperawatan
keluarga dengan asma.

C. Manfaat Penulisan
1. Bagi pendidikan
Sebagai masukan untuk memperluas penegtahuan atau wawasan
mahasiswa dan menambah sumber referensi di perpustakaan dan
memberikan konstribusi laporan kasus bagi pengembangan praktik
keperawatan dan pemecahan masalah dalam bidang atau profesi
keperawatan.
2. Bagi Penulis
Menambah wawasan dalam memberikan Asuhan Keperawatan
Keluarga dengan Asma.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penulisan semoga dapat bermanfaat bagi profesi keperawatan
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan personal dalam
melakukan Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Asma.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Asma

1. Pengertian Asma
Asma adalah suatu gangguan pada saluran bronkhial yang
mempunyai ciri bronkospasme periodik (kontraksi spasme pada saluran
napas) terutama pada percabangan trakeobronkhial yang dapat di
akibatkan oleh berbagai stimulus seperti oleh faktor biokemikal, endokrin,
infeksi, otonomik, dan psikologi (Somantri, 2009). Dan menurut Davey
(2008), asma merupakan keadaan inflamasi kronis yang menyebabkan
obstruksi saluran pernapasan reversible dan gejala berupa batuk, mengi
atau wheezing, dada terasa terikat dan sesak napas.

2. Etiologi
Menurut Muttaqin (2008) dan Widjaya (2010) faktor-faktor yang
dapat menimbulkan serangan asma meliputi : Genetik, alergennfeksi
saluran pernapasan, tekanan Jiwa, olahraga atau kegiatan berlebih, obat-
obatan, iritan, lingkungan kerja

3. Manifestasi Klinis
Menurut Plottel (2012) Ringel (2012) dan Saputra (2010)
manifestasi klinis Asma Bronkhial yaitu : Batuk, bising mengi (wheezing),
napas pendek, dada terasa terikat atau sesak napas (dipsneu), pernapasan
yang tidak nyaman, peningkatan produksi mucus

4. Patofisiologi
Menurut Firshein (2006), ketika proses bernapas mengalami
gangguan selama asma seringkali diawali dengan faktor pemicu, seperti
allergen, ketika hal tersebut terjadi maka tubuh akan merespon dengan
suatu reaksi sel peradangan yang kuat untuk melawan. Sel-sel tersebut
seperti eosinofil, sel mast, getah bening, basofil, neutrofil, dan makrofag,
sel-sel ini memberikan respon dengan mengeluarkan sejumlah zat kimia
seperti protein-protein dan peroksida beracun yang dimaksudkan
meyerang faktor pemicu, namun juga merusak beberapa jaringan yang
melapisi paru. Lama kelamaan serangan asma seringan sekalipun terbukti
mampu menjadipenyebab atau menjadi rentan terhadap rangsangan.
Sebagai respon kejadian tersebut, jaringan yang melapisi jalan pernapasan
menjadi bengkak dan udara tidak dapat lagi bergerak cepat, produksi
mukus meningkat untuk melindungi jaringan yang rusak, akan tetapi akan
menutupu jalan napas, dan mengurangi kemampuan paru meyerap
oksigen. Saraf simpatis yang terdapat di bronkus, ketika terganggu atau
terangsang maka terjadi bronkokontriksi yang menyebabkan sulit
bernapas, hasilnya adalah gejala khas dari asma, yaitu mengi, napas yang
pendek, batuk, berdahak, dan dada terasa sesak.

5. Derajat Serangan Asma

Parameter Ringan Sedang Berat Ancanman gagal


nafas
Aktifitas Berjalan Berbicara Istirahat
(bayi) (menangis (menangis (berhenti
keras) lemah) makan)
Bicara Kalimat Penggal kalimat Kata - kata
Posisi Bisa baring Lebih suka Duduk
duduk bertopang
tangan
kesadaran Mungkin Biasanya Biasanya Bingung
teragitasi teragitasi teragitasi
Sianosis (-) (-) (+)
Mengi Sedang, Nyaring, Terdengar tanpa Sulit/tidak
akhir ekspirasi ± stetoskop terdengar
respirasi inspirasi
Sesak Minimal Sedang berat
napas
Otot Bantu Biasanya Biasanya ya Ya Gerakan
pernapasan tidak paradoks
Retraksi Dangkal, Sedang, + Dalam, + napas Dangkal/hilan
ret.interkos ret.suprasternal cuping hidung g
tal
Laju napas Takhipnea Takhipnea Takhipnea Turun
Laju nadi Normal Takhikardi Takhikardi Bradikhardi
Pulsus Tidak ada Ada ( 10 – 20 Ada (< 20 Tidak ada (otot
paradoksus (< mmhg ) mmhg) lelah)
10mmhg )

6. Klasifikasi Asma
Menurut GINA ( Global Inisiatif for Asma ) dan Heru Sundaru,
2000 adalah:
1. Asma Intermitten
Gejala klinis: kambuhan < 1- 2x seminggu, gejala asma
pada malam hari < 2x sebulan, eksaserbasi dapat
mengganggu aktifitas tidur
2. Asma Persisten Ringan
Gejala Klinis: kambuhan 1 – 2x seminggu tetapi < 1x /hari,
gejala asma malam hari > 2x sebulan, eksaserbasi dapat
mengganggu aktifitas tidur.
3. Asma Persisten Ringan
Gejala klinis: setiap hari sesak napas atau kambuh, gejala
asma malam hari > 1x seminggu, eksaserbasi dapat
mengganggu aktifitas tidur.
4. Asma Persisten Berat
Gejala klinis: kambuhan sering, gejala sesak terus –
menerus atau continue, gejala sesak malam hari sering,
aktifitas fisik terbatas karena asma.
7. Potensial Komplikasi
1. Edema pulmoner
2. Gagal pernapasan
3. Status asmatikus
4. Pneumonia
8. Penatalaksanaa medis (NANDA, 2012-2014, Angela, 2011)
a. Non farmakologik : penyuluhan, menghindari faktor pencetus,
ajarkan teknik untuk perawatan dan penggunaan alat misalkan
dengan menggunakan inhaler, nebulizer, inhalasi sederhana.
b. Farmakologi : obat-obatan anti asma (golongan simpatomimetik,
santin, atropine, kortikosteroid.
B. Konsep Keluarga
1. Definisi
Keluarga adalah sistem sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih
yang dihubungkan karena hubungan darah, hubungab perkawinan,
hubungan adopsi dan tinggal bersama untuk menciptakan budaya tertentu
(Kemenkes RI, 2010).
Menurut Duvall dalam (Harmoko, 2012) konsep keluarga merupakan
sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang
umum : meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial
dari tiap anggota. Keluarga merupakan aspek terpenting dalam unit
terkecil dalam masyarakat, penerima asuhan, kesehatan anggota keluarga
dan kualitas kehidupan keluarga saling berhubungan, dan menempati
posisi antara individu dan masyarakat (Harmoko.2012).
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan
melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan. (WHO, dalam Harmoko
2012).
Keluarga adalah sekelompok manuasia yang tinggal dalam satu
rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.
(Helvie, dalam Harmoko 2012).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa definisi dari keluarga merupakan
sekumpulan orang yang terikat oleh ikatan perkawinan, darah serta adopsi
dan tinggal dalam satu rumah.

2. Struktur Keluarga
Struktur keluarga oleh Friedman di gambarkan sebagai berikut :
a. Strukturkomunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan
secara jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai dan hierarki
kekuatan. Komunikasi keluarga bagi pengirim yakin mengemukakan
pesan secara jelas dan berkualitas, serta meminta dan menerima
umpan balik. Penerima pesan mendengarkan pesan, memberikan
umpan balik, danvalid.
Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi apabila
tertutup, adanya isu atau berita negatif, tidak berfokus pada satu hal,
dan selalu mengulang isu dan pendapat sendiri. Komunikasi keluarga
bagi pengirim bersifat asumsi, ekspresi perasaan tidak jelas,
judgemental ekspresi, dan komunikasi tidak sesuai. Penerima pesan
gagal mendengar, diskualifikasi, ofensif (bersifat negatif), terjadi
miskomunikasi, dan kurang atau tidak valid.

1. Karakteristik pemberi pesan :


 Yakin dalam mengemukakan suatupendapat.
 Apa yang disampaikan jelas danberkualitas.
 Selalu menerima dan meminta timbalbalik.

2. Karakteristikpendengar

 Siapmendengarkan
 Memberikan umpanbalik
 Melakukanvalidasi
ii. Struktur peran
Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan
sesuai posisi sosial yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa
bersifat formal atau informal. Posisi/status adalah posisi individu
dalam masyarakat misal status sebagai istri/suami.
iii. Strukturkekuatan

Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk


mengontrol, memengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain.
Hak (legimate power), ditiru (referent power), keahlian (exper
power), hadiah (reward power), paksa (coercive power), dan
efektif power.
iv. Struktur nilai dannorma

1. Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang


mengikat anggota keluarga dalam budaya tertentu.
Sedangkan norma adalah pola perilaku yang
diterima pada lingkungan sosial tertentu, lingkungan
keluarga, dan lingkungan masyarakat sekitar
keluarga.

2. Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara


sadar atau tidak dapat mempersatukan
anggotakeluarga.

3. Norma, pola perilaku yang baik


menurut masyarakat berdasarkan
sistem nilai dalamkeluarga.

4. Budaya, kumpulan daripada perilaku yang dapat


dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan
untuk menyelesaikan masalah. (Friedman, dalam
Harmoko hal 19;2012)

3. FungsiKeluarga
Menurut Marilyn M. Friedman (2010) fungsi keluarga dibagi menjadi 5
yaitu:
a. FungsiAfektif
Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi
kebutuhan psikologis anggota keluarga.
b. FungsiSosialisasi
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan anak
sebagai anggota masyarakat yang produktif serta memberikan status
pada anggota keluarga.
c. FungsiReproduksi
Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa generasi
dan untuk keberlangsungan hidupmasyarakat,.
d. Fungsi ekonomi
Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik-makanan,pakaian, tempat
tinggal, perawatan kesehatan. (Marilyn M. Friedman, hal 86;2010).

BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengumpulan data merupakan langkah awal pengkajian dalam
pengumpulan data penulis menggunakan tehnik wawancara, observasi dan
pemeriksaan fisik pada seluruh anggota keluarga dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan dari hasil pengumpulan data pada keluarga diperoleh data
sebagai berikut:
1. Data dasar keluarga identitas keluarga
a. Nama kepala keluarga (KK) : Tn. N
b. Usia : 57 tahun
c. Alamat dan telepon : Karapyak Rt 03 Rw 02, Kel. Situ,
Sumedang Utara, Jawa Barat
d. Pekerjaan kepala keluarga : Buruh
e. Pendidikan kepala keluarga : SD
f. Komposisi keluarga dan genogram

Nam Jenis Pendidika


No Hub dg KK Umur Pekerjaan
a kelamin n
1. Tn. Laki-laki Kepala 57 thn Buruh SD
N keluarga
2. Ny S Perempuan Istri 54 thn IRT SD
3. Tn. Laki-laki Anak 30 thn Buruh SD
D

Genogram

Keterangan :
= meninggal
= laki-laki
= perempuan
= pengidap asma
------- = tinggal satu rumah

a. Tipe Keluarga
Keluarga inti (Nuclear Family) yang terdiri dari suami (Tn.N), istri
(Ny. S), dan satu orang anak yaitu Tn. D
b. Suku
Tn. N dan Ny. S berasal dari suku sunda. Bahasa yang digunakan
sehari-hari adalah bahasa Sunda. Di dalam keluarga tidak ada nilai-
nilai yang bertentangan dengan kesehatan dan pada saat dilakukan
pengkajian pada keluarga Tn. N tidak ada faktor budaya yang
mempengaruhi kesehatan individu.
c. Agama
Agama yang dianut keluarga Tn. N dan Ny. S adalah agama islam dan
pemahaman keluarga tentang agama cukup baik.
d. Status sosial ekonomi keluarga
Penghasilan perbulan dari keluarga Tn. N dan Ny. S ± Rp.1.000.000.
Penghasilan yang didapat oleh keluarga Tn. N berasal dari
penghasilannya yang bekerja sebagai buruh yang setiap bulan nya
untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari. Pemenuhan kebutuhan
keluarga ketika Tn. N sakit selalu dibantu oleh anaknya yang bekerja
sebagai buruh Ny. S sehari-hari hanya sebagai ibu rumah tangga yang
bertugas untuk mengurus keperluan rumah dan dapur serta yang
mengatur keuangan keluarga, sedangkan anak-anak Tn. D bekerja
sebagai buruh.
e. Aktivitas rekreasi keluarga
Biasanya keluarga Tn. N dan Ny. S sehari-hari berkumpul pada malam
hari dengan menonton televisi bersama-sama. Setiap satu atau dua
bulan sekali pada hari libur keluarga Tn. N berkumpul dengan sanak
saudara yang berada di Bekasi untuk silaturahmi.

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn. N adalah perkembangan keluarga
dengan anak dewasa. Tn. N dan Ny. S sudah mampu memenuhi kebutuhan
sehari-hari walaupun dengan keterbatasan tetapi semua kebutuhan cukup
karena penghasilan Tn. N yang tidak menentu sebagai buruh. Pendapatan
Tn. N dalam sebulan ± Rp. 1.000.000. Untuk kebutuhan makan keluarga
Tn. N dalam sebulan terpenuhi dan suka dibantu anak nya yang bekerja
sebagai buruh serabutan. Kebutuhan keperluan rumah tangga keluarga Tn.
N terpenuhidan menabung untuk keperluan mendadakseperti kebutuhan
kesehatan dalam sebulan keluarga Tn. N terkadang tidak menentu
tergantung pendapatan Tn. N dan pendapatan anak nya.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Semua tugas keluarga pada tahap anak dewasa telah terlaksana dengan
baik. Keluarga telah menerapkan sosialisasi kepada anaknya lalu Tn. N
selalu menjaga keintiman pasangan serta selalu menjaga keharmonisan
dengan anaknya.
3. Riwayat keluarga inti
Keluarga Tn. N adalah campuran dari suku Sunda. Tn.N bertemu dengan
Ny. S karena dikenali oleh salah satu anggota keluarga Tn.N yaitu kakak
ke tiga dari Tn.T. Dulu Tn.T dan Tn. N bertetangga. Setelah berkenalan
dan mengenal satu sama lain yang berlangsung selama tiga bulan,
akhirnya Tn. N dan Ny. S memutuskan untuk menikah yang
diselenggarakan dirumah kedua orangtua Tn. N yang bertempatan di
Sumedang. Setelah menjalani pernikahan akhirnya Tn. N dan Ny. S
melahirkan anak .
4. Riwayat keluarga sebelum nya
Tn. N mengatakan bahwa di dalam keluarga terdapat salah satu anggota
keluarga yang memiliki riwayat asma dan hipertensi yaitu ibu Tn. N. Tn.
N mengatakan bahwa di dalam keluarga Tn.N memiliki riwayat hipertensi

C. LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
Lingkungan tempat tinggal Tn.N bersifat homogen karena antara
tetangga satu sama lain merupakan satu suku bangsa Sunda. Penduduk
dilingkungan Tn.N berada dipersawahan. Sebagian besar penduduk
bekerja sebagai petani dan buruh. Rumah keluarga Tn.N terletak disebuah
persawahan, sebagian jenis rumah di wilayah tersebut adalah permanen
dan berdinding semen. Kehidupan antara tetangga terjalin baik dan saling
menghormati. Keluarga Tn.N memiliki rumah pribadi dengan jenis rumah
2
jenis bangunan permanen, luas bangunan 4x6 m , atap rumah nya terbuat
dari genteng dan ventilasi rumah terlihat berdebu.
Lantai rumah terbuat dari lantai yang terbuat dari semen, toilet
yang digunakan yaitu jamban jongkok dan terlihat kamar mandi menyatu
dengan dapur. Air yang digunakan adalah air sumur serta pembuangan
limbah air mengalir dari got kecil samping rumah lalu mengalir sampai ke
kali besar yang terdapat tidak jauh dari rumah Tn.N. keluarga menampung
limbah rumah tangga di kantong plastik besar dalam rumah lalu keluarga
membuang limbah pada pembuangan akhir limbah rumah tangga yang
berada di sekitar rumah. Keadaan bagian rumah Tn.N pada lantai dapur
kotor, penataan barang-barang bersih namun kurang rapi dan terlihat
dinding dapur berwarna hitam.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas
Selama keluarga Tn.N tinggal didaerah tempat tinggal nya
sekarang tidak pernah ada masalah dengan tetangga sekitar karena
lingkungan sekitar rumah semua saling membantu, saling tolong
menolong, saling bersosialisasi satu sama lain.
3. Mobilitas geografis keluarga
Tn.N sebelum menikah dengan Ny. S tinggal dengan orang tua dan
Tn. N sebelum menikah dengan Ny. S tinggal bersama orangtua. Dan
setelah bertemu satu sama lain dan menikah akhirnya Tn.T dan Ny. S
memustuskan untuk tinggal terpisah dengan orangtua.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn. N suka mengikuti kegiatan kemasyarakatan seperti
pengajian atau bakti sosial lainnya.
5. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Tn. N selalu mendapat dukungan dari keluarga terutama
istri dan anak. Tn. N tidak boleh kecapean karena itu akan memicu asma
kambuh, serta Tn. N sering kontrol ke pelayanan kesehatan.

D. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunitas keluarga
Pola komunikasi yang digunakan oleh keluarga Tn. N adalah
terbuka karena jika ada masalah maka keluarga akan mendiskusikan
bersama dan menyelesaikan dengan keputusan yang dibuat bersama serta
tidak ada masalah yang disembunyikan.
2. Struktur kekuatan keluarga
Cara pengambilan keputusan dalam keluarga dengan cara
bermusyawarah dan melibatkan semua anggota keluarga. Untuk
memutuskan jalan keluar dalam pengambilan keputusan keluarga
dilakukan oleh Tn.N dan anaknya.
3. Struktur peran
Tn.N berperan sebagai kepala keluarga yang harus membantu
memenuhi kebutuhan keluarga seperti istri dan anak, sedangkan Ny. S
berperan sebagai ibu rumah tangga yang mengurus keperluan rumah. Tn.D
dan berperan sebagai anak yang memiliki tugas membantu orang tua
dalam memenuhi kebutuhannya.

4. Nilai dan norma budaya


Nilai dan norma budaya keluarga tidak ada penerapan peraturan
khusus dalam keluarga Tn. N terhadap anggota keluarga. Keluarga hanya
menjalankan aturan seperti saling menghormati satu sama lain,
menghargai dan saling terbuka satu sama lain jika memiliki masalah.\

E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
Keluarga Tn.N selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan sehari hari.
2. Fungsi sosialisasi
Tn. N selalu bersosialisasi dengan tetangga sekitar dengan sangat baik,
begitupun anggota keluarga lainnya.
3. Fungsi perawatan kesehatan
a. Mengenal masalah
Menurut keluarga Tn. N telah mengetahui penyakit asma setelah
diberitahukan oleh dokter yang sebelumnya merawat dan ketika Tn. N
ditanya apa itu asma, menurut Tn. N, asma adalah penyakit pernapasan
yang dapat membuat sesak napas.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Menurut Tn. N penyakit asma dapat mengakibatkan sesak napas seperti
dicekik, tidak dapat tidur pada malam hari dan akan mengalami mengi.
Hal ini dapat dicegah dengan cara tidak boleh kelelahan dan bila
penyakit asma nya kambuh maka Tn. N akan datang ke pelayanan
fasilitas kesehatan dan kadang kadang beli obat sendiri ke apotek.
c. Kemampuan keluarga merawat
Ketika Tn. N ditanya bagaimana cara perawatan untuk asma, menurut
Tn. N dengan mengonsumsi makanan yang sehat .
d. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Ketika ditanya masalah lingkungan untuk asma, menurut Tn. N selama
ini keadaan rumah sudah rapi selalu dibersihkan. Dari hasil observasi
terhadap lingkungan rumah Tn. N yaitu kurang nya ventilasi udara dan
terlihat ada sawang-sawang disekitar ventilasi dan atap dinding rumah.
e. Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan
Menurut Tn. N apabila penyakit asma nya kambuh maka akan
memanfaatkan pelayanan fasilitas kesahatan dengan menggunakan
kendaraan bermotor dan Tn. N juga sering mengontrol kondisinya di
puskesmas dan klinik yang berada disekitar wilayah lingkungan rumah.

F. STRESS DAN KOPING KELUARGA


1. Stressor jangka pendek
Stressor yang dihadapi keluarga saat terjadi masalah kesehatan khususnya
Tn. N sangat merasa khawatir jika penyakitnya bertambah parah terutama
pada saat asma nya kambuh serta terasa sangat sesak.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Mekanisme penanggulangan masalah kesehatan dalam keluarga diatasi
secara bersama-sama dan respon keluarga jika terdapat salah satu anggota
keluarga yang bermasalah khususnya Tn. N maka cara penyelesaiannya
dengan membuat keputusan bersama.
3. Strategi koping yang digunakan
Strategi yang digunakan keluarga Tn. N dalam mengatasi masalah yaitu
dengan tidak melakukan aktivitas berat sehingga dapat mencegah
timbulnya asma, serta mengonsumsi makanan yang bergizi dan
mengontrol emosi jika sedang ada masalah.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga Tn. N jika terjadi masalah maka cara mengatasinya dengan
bermusyawarah .

5. Pedoman Penjajakan II
a. Masalah kesehatan keluarga: Asma
Menurut Tn. N penyakit asma merupakan penyakit pernapasan yang
membuat sesak napas dan hal yang membuat asma nya kambuh yaitu
jika melakukan aktivitas berat, mencium bau-bau yang menyengat,
terkena debu dan juga karena faktor keturunan. Tn. N mengatakan
sudah mengalami asma sejak 1 tahun dan akibatnya klien akan
mengalami sesak napas seperti tercekik, serta aktivitas akan sedikit
terganggu dan akan mengalami mengiserta menurut klien cara
perawatan untuk penyakit asma hanya tidak boleh kelelahan dan
mengonsumsi makanan yang bergizi. Dari hasil observasi terhadap
lingkungan rumah klien kurang ventilasi udara kurang dan terlihat
sawang-sawang disekitar ventilasi dan atap rumah. Tn. N selalu
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatanjika terjadi serangan asma
dan klien akan meminum obat dari dokter yang sebelum nya merawat.
6. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan secara head to toe dimulai dari inspeksi, palpasi, perkusi,
auskultasi, keadaan umum dan tanda-tanda vital termasuk tinggi badan dan
berat badan ( lampirkan).

N Pemeriksaa
Tn. N Ny. S An. D
o n fisik
Compos mentis, Compos mentis.
tampak sesak, Compos mentis.
Tidak ada
Keadaan R : 24 x/mt Tidak ada keluhan
keluhan
umum TB : 155 cm
TB : 165 cm TB : 167 cm
BB : 65 kg
BB : 75 kg BB : 65 kg
1. Kepala Posisi wjah Posisi wjah Posisi wjah
simetris, tdk ada simetris, tdk ada simetris, tdk
kelaiana pd wajah kelaiana pd wjah ada kelaiana pd
wjah
2. mata konjungtiva tidak konjungtiva tidak konjungtiva
anemis, sclera anemis, sclera tidak anemis,
tidak ikterik tidak ikterik sclera tidak
ikterik

3. telinga bersih tidak ada bersih tidak ada bersih tidak ada
kelainan kelainan kelainan
4. Hidung normal, lubang normal, lubang normal, lubang
simetris simetris simetris

5. mulut Mukosa lmbab, Mukosa lmbab, Mukosa lmbab,


tdk ada tdk ada stomatitis, tdk ada
stomatitis, langit2 langit2 mulut tdk stomatitis,
mulut tdk ada ada lesi/benjolan langit2 mulut
lesi/benjolan tdk ada
lesi/benjolan

6. Leher tidak ada tidak ada tidak ada


peningkatan JVP. peningkatan JVP. peningkatan
Tidak ada Tidak ada JVP. Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid

7. Dada simetris, simetris, bunyi simetris,


pernafasan napas mengik. pernafasan
vesikuler. respirasi 22x/ vesikuler
menit.
8 Jantung TD : 130/90 TD : 120/80 TD : 110/80
mmHg. nadi: 80 mmHg. nadi: 86 mmHg. nadi:
xmnt. irama xmnt. irama 76 xmnt. irama
jantung teratur. jantung teratur jantung teratur

9 Payudara Posisi simetris, Posisi simetris, Posisi simetris,


tdk ada nyeri tdk ada nyeri tdk ada nyeri
tekan, tdk ada tekan, tdk ada tekan, tdk ada
lesi, tdk ada lesi, tdk ada tnda2 lesi, tdk ada
tnda2 prdngn prdngn tnda2 prdngn

10 Abdomen peristaltic usus peristaltic usus peristaltic usus


(+) (+) (+)

11 Genital Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji

12 Rektium dan Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji


anus
G. HARAPAN KELUARGA TERHADAP ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA
Keluarga Tn.N mengatakan mengharapkan mahasiswa dapat membantu
mengatasi penyakit asma yang dirasakan dirinya karena keluarga Tn. N tidak
mengetahui cara perawatan penyakit asma

FORMAT ANALISA DATA KESEHATAN KELUARGA


No Data Penunjang Problem Etiologi
1 Ds:
- Menurut Tn. N mengatakan sering Pola nafas Ketidakmampuan
merasa sesak. tidak efektif keluarga dalam
- Tn. N mengatakan sering batuk merawat
apabila asma kambuh khususnya penyakit asma
pada malam hari. bronchial
- Klien mengatakan sudah mengalami
asma sejak ± 1 tahun yang lalu
akibat yang nanti akan timbul dari
asma akan mengalami sesak napas
seperti tercekik

Do:
- Takipneau
- Pernafasan : 24 x/mt
- TD Tn. N: 120/80 mmHg.
- Nadi: 90 x/menit
- Terlihat klien seperti kurang paham
dalam perawatan penyakit asma

2 DS :
- Keluarga mengatakan tidak tahu/ Managemen Ketidakmampuan
tidak mengerti terlalu rinci dengan regimen keluarga dalam
penyakit pada Tn. N Baik itu terapeutik mengenal
mengenai pengertian, tanda gejala, tidak efektif masalah
etiologi maupun pencegahan dan kesehatan/ asma
perawatannya. bronchial.
- Keluarga mengatakan selalu bertanya
kepada petugas kesehatan tentang
penyakit yang di derita Tn. N
- Keluarga mengatakan khawatir
terhadap kesehatan Tn. N
DO :
- Keluarga tidak mampu menjelaskan
tentang penyakit asma bronchial
yang diderita TN. N
- Tn. N banyak bertanya kepada
perawat mengenai penyakit asma.

SKORING MASALAH KEPERAWATAN

1. Pola napas tidak efektif pada keluarga Tn. N berhubungan dengan


ketidakmampuan anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
mempunyai penyakit asma
No Kriteria Nilai Bobot Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 3 1 3/3 x 1 = Masalah ini aktual dan jika tidak
Skala: ancaman 1 ditangani akan mengganggu
kesehatan kesehatan dan aktivitas klien jadi
diperlukan tindakan segera.
2. Kemungkinan 1 2 ½x2=1 Informasi tentang asma kurang
masalah dapat banyak dan berbagai tindakan
diubah dapat dilakukan di rumah,
Skala: sebagian masalah tidak dapat di atasi
dengan tuntas karena proses
menua yang memang tidak dapat
diubah.
3. Potensial 2 1 2/3 x 1 = Masalah dapat dicegah dan klien
masalah untuk 2/3 serta keluarga berperan aktif
dicegah. untuk mencegah terjadinya
Skala: cukup masalah tapi asma bisa sewaktu-
waktu kambuh.

4. Menonjolnya 2 1 2/2 x 1 = Keluarga melihat bahwa


masalah. 1 permasalahan Tn. N harus diatasi
Skala: masalah karena bisa mempengaruhi
berat harus aktivitas Tn. N sehari-hari.
segera ditangani

TOTAL
3 1/3
2. Managemen regimen terapeutik tidak efektif : ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah kesehatan/ asma bronchial.
No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
1 Sifat Masalah : 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Tn. N mengalami kekambuhan
ancaman kesehatan penyakit asma dan keluarga
kurang paham tentang penyakit
asma bronchial.
2 Kemungkinan 2 2 2/2 x 2 =2 Memberikan pendidikan
masalah dapat kesehatan, kesadaran keluarga
dirubah : mudah. untuk mencegah kekambuhan,
kemauan Tn. N untuk menjaga
pola istirahat dan menghindari
pencetus terjadinya asma
bronchial.
3 Potensi masalah 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Tn. N mau hidup sehat dengan
dapat dicegah : menjaga pola istirahat dan bisa
cukup. menghindari pencetus
kambuhnya asma bronchial.
4 Menonjolnya 2 1 2/2 x1 = 1 Keluarga tahu bahwa penyakit
masalah : berat, asma bronchial yang dialami
harus segera di Tn. N bisa menimbulkan
tangani. komplikasi dan mengganggu
pekerjaan bila tidak ditangani
segera.
TOTAL 4 1/3

Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Managemen regimen terapeutik tidak efektif : ketidakmampuan keluarga
dalam mengenal masalah kesehatan/ asma bronchial.
2. Pola napas tidak efektif pada keluarga Tn. N berhubungan dengan
ketidakmampuan anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
mempunyai penyakit asma
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi


Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standard
Pola napas tidak Selama 3 kali 1. Selama 1x30 menit Respon
efektif pada kunjungan rumah, kunjungan, keluarga verbal
keluarga Tn. N diharapkan pola mampu mengenal
berhubungan napas tidak efektif masalah asma pada
dengan pada Tn. N tidak keluarga. Dengan
ketidakmampua terjadi cara :
n anggota a. Menyebutkan
keluarga dalam pengertian asma Asma adalah penyakit 1. Diskusikan bersama
merawat anggota inflamasi kronik pada keluarga pengertian
keluarga yang jalan napas yang asma dengan
mempunyai dikarakteristikan dengan menggunakan lembar
penyakit asma hipersponsif, edema balik
mukosa, dan produksi 2. Tanyakan kembalki
mukus. Dan inflamasi kepada keluarga
ini akhirnya berkembang tentang pengertian
menjadi gejala asma asma
yang berulang: batuk, 3. Beri pujian atau usaha
sesak dada, mengi, dan yang dilakukan
dyspnea. (susan C. keluarga
Smeltzer 2014)

b. Menyebutkan Respon Menyebutkan 2 dari 3 1. Diskusikan bersama


penyebab verbal penyebab asma: keluarga tentang
terjadinya asma f. Factor lingkungan: penyebab asma
infeksi virus, polutan, 2. Motivasi keluarga
dan alergan untuk menyebutkan
g. Factor keturunan: kembali penyebab
memiliki riwayat asma
keluarga dengan 3. Beri reward positif
alergi atas usaha yang
h. Factor lain: adanya dilakukan keluarga
keadaan pemicu
(tertawa, stress,
menangis), olahraga,
perubahan suhu, dan
bau-bau menyengat.

c. Menyebutkan Respon Menyebutkan 1 dari 3 1. Diskusi dengan


tanda dan gejala verbal tanda dan gejala asma : keluarga tentang
dari asma - Batuk gejala asma
- Takikardi 2. Motivasi keluarga
- Serangan asma untuk menyebutkan
paling sering terjadi kembali tanda gejala
pada malam hari atau asma
pagi hari 3. Beri reward positif
atas usaha yang
dilakukan keluarga

2. Setelah dilakukan Respon Menyebutkan akibat bila 1. Menjelaskan kepada


tindakan verbal penyakit asma tidak keluarga mengenai
keperawatan selama diatasi dapat terjadi : akibat lanjut dari
1 x 30 menit - Pneumotoraks penyakit asma
kunjungan rumah - Gagal napas 2. Motivasi keluarga
diharapkan keluarga - Bronchitis untuk mengungkapkan
mampu mengambil kembali akibat lanjut
keputusan untuk asma jika tidak
mengatasi penyakit ditangani
asma 3. Mendiskusikan
a. Menjelaskan kembali dengan
akibat yang terjadi keluarga tentang
bila penyakit keinginan keluarga
asma tidak diatasi untuk merawat
anggota keluarga.
3. Setelah dilakukan Respon Keluarga dapat
tindakan psikomotor mendemonstrasikan cara
keperawatan selama senam pernapasan untuk
1 x 60 menit penderita asma
kunjungan rumah
diharapkan keluarga
mampu merawat
anggota keluarga
yang sakit asma
a. Dapat melakukan
senam pernapasan a. Berdiri dengan benar 1. Demonstrasikan pada
untuk penderita adalah hal yang keluarga tentang cara
asma penting, tumit harus senam pernapasan
sebaris dengan 2. Berikan kesempatan
pinggul, pinggul pada keluarga untuk
sebaris dengan bahu mencoba senam
dan kepala sedikit pernapasan
diangkat 3. Beri reward positif
b. Ambil napas dalam, atas apa yang
telapak tangan naik dilakukan keluarga
keatas seperti anda
menaikan lengan-
lengan ke atas dan
rasakan
peregangannya
c. Hembuskan napas
saat keposisi tangan
kembali kedepan dan
lakukan gerakan ini
sebanyak tiga kali.
d. Tarik naaps dengan
telapak tangan
membuka ke atas lalu
turunkan tangan
kesamping dan
hembuskan serta
lakukan gerakan ini
sebanyak tiga kali.
e. Tarik napas dalam
lalu angkat tangan ke
atas serta tahanlah
saat tubuh condong
ke belakang lalui
hembuskan napas
seiring dengan tangan
turun kebawah,
lakukan gerakan ini
sebanyak tiga kali.
f. Tarik napas dalam
lalu angkat tangan
keatas serta tahanlah
saat tubuh condong
ke belakang lalu
hembuskan napas
perlahan saat
condong kan tubuh ke
depan, lakukan
gerakan ini sebanyak
tiga kali.

b. Keluarga mampu Respon Keluarga dapat 1. Demonstrasikan


membuat obat psikomotor mendemonstrasikan cara pada keluarga
herbal dari jahe membuat obat herbal tentang cara
merah dari jahemerah untuk membuat obat
penderita asma herbal jahe merah
1. Cuci bersih jahe 2. Berikan
(jangan di kupas kesempatan pada
kulitnya) keluarga untuk
2. Memarkan jahe mencoba membuat
3. Masukan air 1,5 obat herbal jahe
gelas dan jahe yang merah
sudah dimemarkan 3. Beri reward positif
ke dalam panci/teko atas apa yang
4. Rebus jahe sampai dilakukan keluarga
dengan airnya tersisa
kira-kira 1 gelas
5. Minum air jahe
tersebut selagi
hangat
6. Minum air jahe
tersebut sampai
habis 2x sehari pagi
dan malam
4. Setelah dilakukan Respon Menyebutkan 2 dari 3 4. Diskusikan dengan
tindakan verbal cara memodifikasi keluarga dalam
keperawatan selama lingkungan untuk penataan sirkulkasi
1 x 30 menit mencegah terjadinya udara dan pencahayaan
kunjungan rumah asma: ruangan, serta
diharapkan keluarga - Lantai rumah bersih perabotan rumah yang
mampu - Atap rumah bersih dipakai.
memodifikasi tanpa sawang 5. Motivasi keluarga
lingkungan - Terdapat ventilasi untuk menata
dan penerangan yang lingkunganya dengan
kuat bersih dan benar
- Dapur dan kamar 6. Beri reward atas usaha
mandi bersih yang keluarga lakukan
- Menggunakan
perabotan rumah
yang tidak memicu
serangan asma
- SPAL mengalir tidak
berbau

5. Setelah dilakukan Respon Manfaat fasilitas 1. Klarifikasi


tindakan verbal kesehatan adalah untuk pengetahuan keluarga
keperawatan selama mengontrol kesehatan, tentang manfaat
1 x 30 menit mendapatkan pendidikan fasilitas kesehatan
kunjungan rumah kesehatan yang tepat dan 2. Memotivasi keluarga
diharapkan keluarga segera untuk mengatasi untuk menyebutkan
mampu asma kembali manfaat
memanfaatkan yankes
fasilitas kesehatan 3. Memberikan reward
untuk mengatasi positif pada keluarga
asma atas usaha yang
dilakukan keluarga.
Implementasi

Hari/tan Diagnose Impplementasi Paraf


ggal/jam keperawatan
Rabu /10 DX : 1 3. Diskusikan bersama keluarga Halimah
juni jam Resiko pola napas pengertian asma dengan
13.00 tidak efektif pada menggunakan leafleat.
WIB keluarga Tn. N Ds : Keluarga Tn. N mengatakan
berhubungan mengerti tentang asma setelah
dengan dijelaskan
ketidakmampuan Do: Keluarga Tn. N terlihat
anggota keluarga memperhatikan dan koperatif
dalam merawat 4. Tanyakan kembali kepada keluarga
anggotra keluarga tentang pengertian asma
yang mempunyai Ds: keluarga Tn. N mengatakan
penyakit asma asma adalah penyakit inflamasi
Tuk 1 (mengenal kronik pada jalan napas yang
masalah asma dikarakteristikan dengan
pada keluarga Tn. hiperesponsif, edema mukosa dan
N produksi mucus.
Ds: Keluarga Tn. N terlihat kesulitan
menyebutkan tentang pengertian
asma namun dapat menyebutkan
kembali
5. Beri pujian atas usaha yang
dilakukan keluarga.
Ds: Keluarga Tn. N mengatakan
sudah mengerti sedikit demi sedikit
tentang asma.
Do: Keluarga Tn. N tampak senang
setelah mendapatkan pujian.
6. Diskusikan bersama keluarga
tentang penyebab asma
Ds : Keluarga Tn. N mengatakan
penyebab asma terjadi karena
melakukan aktrivitas berat, alergi,
focus keturunan.
Do : Terlihat keluarga Tn. N
berusaha untuk mengingat kembali
penyebab asma.
7. Motivasi keluarga untuk
menyebutkan kembali penyebab
asma
Ds : Keluarga Tn. N mengatakan
penyebab asma terjadi karena
melakukan aktivtas berat, alergi,
factor keturunan.
Do : Terlihat keluarga Tn. N
berusaha untuk mengingat kembali
penyebab asma.
8. Beri reward positif atas usaha yang
dilakukan keluarga.
Ds : Keluarga Tn. N mengatakan
sudah memahami tentang penyebab
asma
Do : Terlihat keluarga Tn. N
Sedang ketika diberikan pujian
9. Diskusikan dengan keluarga tentang
tanda gejala asma
Ds : Keluarga Tn. N mengatakan
tanda gejala asma adalah bentuk,
takikardi, serangan asma paling
sering terjadi pada malam hari atau
pagi hari.
Do : Terlihat keluargha Tn. N
mengingat-ngingat kembali tanda
gejala asma
10. Motivasi keluarga untuk
menyebutkan kembali tanda gejala
asma.
Ds : Keluarga Tn. N mengatakan
tanda gejala asma adalah batuk,
takikardi, serangan asma paling
sering terjadi pada malam hari atau
pagi hari.
Do : Terlihat keluarga Tn. N
mengingat-ingat kembali tanda
gejala asma.
11. Beri reward positif atas usaha yang
dilakukan keluarga.
Ds : Keluarga Tn. N mengatakan
sudah memahami tentang tanda
gejala asma.
Do : Terlihat keluarga Tn. N senang
ketika diberikan pujian.

Rabu/ 10 Tuk 2: keluarga 1. Menjelaskan kepada keluarga Halimah


Juni/ mampu mengenai akibat lanjjut Dari
Jam: mengambil penyakit asma.
14.00 keputusan untuk Ds: Keluarga Tn. N mengatakan
WIB mengatasi akibat dari asma bila tidak diatasi
penyakit asma akan menyebabkan: gagal napas
Do : Terlihat keluarga Tn. N sangat
kesulitan mengingat akibat dari
asma.
2. Motivasi keluarga untuk
mengungkapkan kembali akibat
lanjut asma jika tidak di tangani.
Ds : Keluarga Tn. N mengatakan
akibat dari asma bila tidak diatasi
akan menyebabkan: gagal napas
Do : Terlihat keluarga Tn. N sangat
kesulitan mengingat akibat Dari
asma namun mampu menyebutkan
kembali.
3. Mendiskusikan kembali dengan
keluarga tentang keinginan keluarga
untuk merawat anggota keluarga.
Ds : Keluarga Tn. N mengatakan
ingin dapat merawat anggota
keluarga yang sakit dengan baik dan
benar.
Do : Terlihat keluarga Tn. N
mengutarakan keinginannya.

Rabu 10 Tuk 3: keluarga 1. Mendemonstrasikan pada keluarga Halimah


juni mampu merawat cara senam pernapasan untuk
2020/ anggota keluarga penderita asma.
jam yang sakit. Ds : Keluarga Tn. N mengatakan
16.30 mampu melakukan senam
WIB pernapasan.
Do : Terlihat keluarga Tn. N
memperhatikan demonstrasi yang
sedang diperagakan.
2. Berikan kesempatan pada keluarga
untuk mencoba senam pernapasan
Ds : Keluarga Tn. Nmengatakan
mampu melakukan senam
pernapasan
Do : terlihat keluarga Tn. N
mendemonstrasikan ulang senam
pernapasan
3. Mendemonstrasikan pada keluarga
cara membuat obat herbal jahe merah
untuk penderita asma.
Ds : Keluarga Tn. N mengatakan
mampu membuat obat herbal jahe
merah.
Do : Terlihat keluarga Tn. N
memperhatikan demonstrasi yang
sedang diperagakan.
4. Berikan kesempatan pada keluarga
untuk mencoba membuat obat herbal
jahe merah
Ds : Keluarga Tn. Nmengatakan
mampu obat herbal jahe merah
Do : terlihat keluarga Tn. N
mendemonstrasikan ulang obat herbal
jahe merah
5. Beri reward positif atas apa yang
dilakukan keluarga
Ds : keluarga n. T khususnya Tn. N
mengatakan sudah mampu
melakukan senam pernapasan dan
obat herbal jahe merah
Do : terlihat keluarga Tn. Nsenang
ketika diberikan pujian

CATATAN PERKEMBANGAN KELUARGA


No. Dx Tanggal Jam Evaluasi (SOAP) Paraf
1.1 Kamis 11 juni 13.00 S: Halimah
2020 WIB 1. Keluarga Tn. N mengatakan
penyebab asma terjadi karena
melakukan aktivitas berat,
alergi, faktor keturunan
2. Keluarga Tn. N mengatakan
asma adalah penyakit
inflamasi kronik pada jalan
napas yang dikarakteristikan
dengan hiperresponsif, edema
mukosa, dan produksi mukus.
3. Keluarga Tn. N mengatakan
tanda gejala asma adalah
batuk, takikardi, serangan
asma paling sering terjadi pada
malam hari atau pagi hari.
O:
1. Keluarga Tn. N terlihat
menyebutkan tentang
pengertian asma
2. Terlihat keluarga Tn. N
berusaha untuk mengingat
kembali penyebab asma
3. Terlihat keluarga Tn. N
mengingat-ingat kembali
tanda gejala asma
A: Masalah keperawatan pada
keluarga Tn. N dalam mengenal
masalah anggota keluarga yang
menderita asma dapat teratasi
P: Lanjutkan Tuk selanjutnya

1.2 Kamis 11 juni 14.00 S : Keluarga Tn. N mengatakan Halimah


2020 WIB akibat dari asma bila tidak
diatasi akan menyebabkan:
gagal napas
O : Terlihat keluarga Tn. N
sangat kesulitan mengingat
akibat dari asma namun
mampu menyebutkan
kembali
A : Masalah keperawatan pada
keluarga Tn. Ndalam
mengambil keputusan untuk
mengatasi penyakit asma
dapat teratasi
P : Lanjutkan Tuk selanjutnya
1.3 Senin 15 juni 16.30 S : Keluarga Tn. Nmengatakan Halimah
2020 WIB mampun melakukan senam
pernapasan
O : Terlihat keluarga Tn.
Nmendemonstrasikan ulang
senam pernapasan
A : Masalah keperawatan pada
keluarga Tn. Nmampu
merawat anggota keluarga
yang memiliki penyakit asma
dapat teratasi
P : Lanjutkan Tuk selanjutnya
Lampiran
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENATALAKSANAAN DAN PENCEGAHAN ASMA

TUGAS INDIVIDU
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Stase Keluarga

Oleh:
Siti Halimah

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA
BANDUNG
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Penatalaksanaan dan pencegahan ASMA
Sasaran : Keluarga
Tempat : Rumah Tn. N
Waktu : 25 menit

I. Tujuan Intruksional Umum (TIU)


Setelah diberikan penyuluhan, Lansia mampu memahami tentang
penyakit asma, baik penatalaksanaan maupun pencegahannya.

II. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)


Setelah diberikan penyuluhan selama 25 menit diharapkan sasaran dapat :
1. Menyebutkan pengertian dari asma
2. Menyebutkan penyebab terjadinya asma
3. Menyebutkan tanda dan gejala asma
4. Menyebutkan komplikasi asma
5. Menjelaskan cara penatalaksanaan atau penanganan asma
6. Menyebutkan cara pencegahan dari asma
III. Materi Penyuluhan (terlampir)
1. Pengertian dari asma
2. Penyebab terjadinya penyakit asma
3. Perjalanan penyakit (patofisiologi) asma
4. Tanda dan gejala asma
5. Komplikasi dari asma
6. Penatalaksanaan atau penanganan dari asma
7. Pencegahan dari asma
IV. Metode
- Ceramah
- Tanya jawab
V. Media
- Leaflet
VI. Kegiatan Penyuluhan

No Tahapan waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta


1. Pembukaan 5 menit 1. Membuka kegiatan 1. Menjawab salam.
dengan mengucapkan
salam.
2. Memperkenalkan diri. 2. Memperhatikan dan
mendengarkan.
3. Menjelaskan latar 3. Memperhatikan dan
belakang dan tujuan mendengarkan.
dari penyuluhan.

4. Menanyakan kepada 4. Menjawab


audiens mengenai pertanyaan.
pemahaman mereka
seputar asma 5. Menerima
5. Memberikan reinforcement positif
reinforcement positif yang diberikan.
dari jawaban peserta
penyuluhan.
6. Membagikan leflet 6. Menerima
2. Tahap 15 1. Menyebutkan 1. Memperhatikan dan
pelaksanaan menit pengertian asma mendengarkan.
2. Menyebutkan faktor 2. Idem
penyebab dari asma
3. Menyebutkan tanda 3. Idem
dan gejala asma
4. Menyebutkan 4. Idem
komplikasi penyakit
asma
5. Menjelaskan
perjalanan penyakit 5. Idem
asma
6. Menjelaskan
penanganan asma 6. Idem
7. Menjelaskan cara
pencegahan penyakit 7. Idem
asma.
8. Peserta kesempatan
untuk bertanya. 8. Peserta aktif untuk
9. Memberikan bertanya
reinforcement positif 9. Menerima
atas pertanyaan yang reinforcement positif
diajukan dan yang diberikan.
menjawab pertanyaan
peserta.
3. Tahap 10 1. Menanyakan kembali 1. Menjawab
evaluasi menit pada peserta tentang pertanyaan.
materi yang telah
diberikan,
2. Berikan 2. Menerima
reinforcement kepada reinforcement
peserta penyuluhan positif yang
yang dapat menjawab diberikan.
pertanyaan. 3. Memberikan
3. Meminta salah satu simpulan.
peserta untuk
menyimpulkan hasil
penyuluhan yang
telah disampaikan.
4. Mengucapkan terima 4. Menjawab salam.
kasih dan memberi
salam.

VII. Evaluasi
1 Evaluasi Struktur.
- Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan dirumah Tn. N
2 Evaluasi Proses.
- Keluarga antusias terhadap materi penyuluhan.
- Keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab
pertanyaan secara benar.
3 Evaluasi Hasil.
- Keluarga memahami tentang materi yang telah diberikan
dan mengetahui tentang penyakit asma
- Keluarga mampu menyebutkan kembali pengertian asma
dengan benar.
Keluarga mampu menyebutkan trias gejala dari asma
dengan benar
- keluarga mampu menyebutkan 2 faktor utama dan 5 dari 6
penyebab utama dari asma dengan benar
- Tn. N dan keluarga mampu menyebutkan komplikasi
penyakit asma dengan benar.
- Lansia mampu menjelaskan penatalaksanaan atau
penanganan asma dengan benar
- lansia mampu menyebutkan 8 dari 12 cara pencegahan dari
asma dengan benar.

VIII. Daftar Pustaka

Mansjoer, Arif m. 20011. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media


Aesculapius
Smeltzer, Suzanne C dan Bare , Brenda. G.2010. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.
Vol.2. Jakarta :EGC
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan
Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika
LAMPIRAN MATERI

Masalah kesehatan yang berpengaruh terhadap system pernapasan


(respiratori) yang menuntut asuhan keperawatan dapat dialami oleh orang
pada berbagai tingkat usia. Salah satu masalah kesehatan tersebut adalah
asma.
Asma merupakan suatu masalah kesehatan terhadap system
pernapasan, dimana factor yang berhubungan dengan hal tersebut, antara
lain: lingkungan (misalnya merokok, menghirup asap rokok, dan infeksi),
fisiologis (misalnya asma, alergi jalan napas), serta obstruksi jalan napas
(misalnya sekresi tertahan ataupun spasme jalan napas). Masalah yang
sering muncul pada klien yang mengalami asmatikus ini biasanya yaitu
bersihan jalan napasnya yang tidak efektif, adanya gangguan pertukaran
gas, dan terjadinya kebutuhan akan nutrisi yang kurang dari kebutuhan
tubuh.
Kita ketahui bahwa peran perawat yang paling utama adalah
melakukan promosi dan pencegahan terjadinya gangguan pada system
pernapasan, sehingga dalam hal ini masyarakat perlu diberikan pendidikan
kesehatan yang efektif guna meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
Oleh karena itu, penyuluhan tentang asma ini merupakan cara yang tepat
untuk mengubah perilaku hidup yang tidak sehat. Disamping sebagai
upaya promotif dan preventif bagi masyarakat yang terkena maupun yang
belum.

A. Pengertian
1. Pengertian
Asma adalah suatu inflamasi kronis saluran nafas yang
melibatkan sel eosinofil, sel mast, sel netrofil, limfosit dan makrofag
yang ditandai dengan wheezing, sesak nafas kumat-kumatan, batuk,
dada terasa tertekan dapat pulih kembali dengan atau tanpa
pengobatan. (Cris Sinclair, 1990 : 94)
Asma Bronchial adalah suatu gangguan pada saluran bronchial
dengan ciri bronkospasme periodik (kontraksi spasme pada saluran
nafas). Asma merupakan penyakit kompleks yang diakibatkan oleh
faktor biokimia, endokrin, infeksi, otonomik dan psikologi. (Irman
Somantri, 2008 : 43)
Kesimpulan dari beberapa pengertian diatas yaitu Asma
Bronchial adalah gangguan atau kerusakan pada saluran bronkus yang
merupakan inflamasi kronis saluran nafas dengan ciri bronkospasme
periodik yang reversible (dapat kembali), adanya wheezing, sesak
nafas dan batuk dengan atau tanpa adanya sekret.

2. Penyebab (Etiologi)

Sampai saat ini etiologi asma belum diketahui dengan pasti,


suatu hal yang menonjol pada semua penderita asma adalah fenomena
hiperaktivitas bronkus. Bronkus penderita asma sangat peka terhadap
rangsangan imunologi maupun non imunologi. Karena sifat inilah
maka serangan asma mudah terjadi akibat berbagai rangsangan baik
fisis, metabolik, kimia, alergen, infeksi.
a. Faktor Ekstrinsik (asma imunologik / asma alergi)
- Reaksi antigen-antibodi
- Inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang)
b. Faktor Intrinsik (asma non imunologi / asma non alergi)
- Infeksi : parainfluenza virus, pneumonia, mycoplasmal
- Fisik : cuaca dingin, perubahan temperatur
- Iritan : kimia
- Polusi udara : CO, asap rokok, parfum
- Emosional : takut, cemas dan tegang
- Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor pencetus.
Rangsangan atau pencetus yang sering menimbulkan asma
perlu diketahui dan sedapat mungkin dihindarkan. Faktor-faktor
tersebut adalah:
a. Alergen utama debu rumah, spora jamur dan tepung sari
rerumputan. Karena tubuh sangat responsive terhadap allergen
ini sehingga terjadi pembengkakkan pada membran yang
melapisi bronkus yang menyebabkan sesak nafas. Sama halnya
dengan iritan seperti asap, bau-bauan, polutan yang mengiritasi
membran bronkus sehingga terjadi produksi sekret yang
berlebih oleh reaksi imunitas yang memfagosit bakteri-bakteri
atau virus yang masuk kedalam saluran pernafasan (Cris
Sinclair, 1990 : 94)
b. Perubahan cuaca yang ekstrim seperti udara yang dingin, emosi
dan olahraga yang berlebihan memicu terlepasnya histamine
dan leukotrien sehingga terjadi kontraksi otot polos yang
menyebabkan penyempitan saluran udara.
c. Lingkungan kerja mempunyai hubungan langsung dengan
sebab terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan dengan
dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja
dilaboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu
lintas karena bulu binatang, serat kain, serbuk dan debu jalanan
merupakan faktor pencetus serangan asma

3. Manifestasi Klinik
 TRIAS gejala asma terdiri atas :
a. Dispnea (sesak nafas), terjadi karena pelepasan histamine dan
leukotrien yang menyebabkan kontraksi otot polos sehingga
saluran nafas menjadi sempit.
b. Batuk, adalah reaksi tubuh untuk mengeluarkan hasil dari inflamasi
atau benda asing yang masuk ke saluran nafas.
c. Mengi (bengek), suara nafas tambahan yang terjadi akibat
penyempitan bronkus.
 Gambaran klinis pasien yang menderita asma :
Gambaran objektif.
a. Sesak nafas parah dengan ekspirasi
memanjang disertai wheezing.
b. Dapat disertai dengan sputum kental dan sulit
dikeluarkan.
c. Bernafas dengan menggunakan otot-otot
nafas tambahan.
d. Sianosis, takikardia, gelisah dan pulsus
paradoksus.
e. Fase ekspirasi memanjang dengan disertai
wheezing (di afek dan hilus)
Gambaran subjektif adalah pasien mengeluhkan sukar bernafas,
sesak dan anoreksia.
Gambaran psikososial adalah cemas, takut, mudah tersinggung dan
kurang pengetahuan pasien terhadap situasi penyakitnya.

4. Patofisiologi
Proses perjalanan penyakit asma dipengaruhi oleh 2 faktor
yaitu alergi dan psikologis, kedua faktor tersebut dapat meningkatkan
terjadinya kontraksi otot-otot polos, meningkatnya sekret abnormal
mukus pada bronkiolus dan adanya kontraksi pada trakea serta
meningkatnya produksi mukus jalan nafas, sehingga terjadi
penyempitan pada jalan nafas dan penumpukan udara di terminal oleh
berbagai macam sebab maka akan menimbulkan gangguan seperti
gangguan ventilasi (hipoventilasi), distribusi ventilasi yang tidak
merata dengan sirkulasi darah paru, gangguan difusi gas di tingkat
alveoli.
Tiga kategori asma alergi (asma ekstrinsik) ditemukan pada
klien dewasa yaitu yang disebabkan alergi tertentu, selain itu terdapat
pula adanya riwayat penyakit atopik seperti eksim, dermatitis, demam
tinggi dan klien dengan riwayat asma. Sebaliknya pada klien dengan
asma intrinsik (idiopatik) sering ditemukan adanya faktor-faktor
pencetus yang tidak jelas, faktor yang spesifik seperti flu, latihan fisik,
dan emosi (stress) dapat memacu serangan asma.

5. Penatalaksanaan
Pengobatan asma secara garis besar dibagi dalam pengobatan
non farmakologik dan pengobatan farmakologik.
 Pengobatan non farmakologik
a. Penyuluhan
Penyuluhan ini ditujukan pada peningkatan
pengetahuan klien tentang penyakit asma sehinggan klien
secara sadar menghindari faktor-faktor pencetus, serta
menggunakan obat secara benar dan berkonsultasi pada tim
kesehatan.
b. Menghindari faktor pencetus
Klien perlu dibantu mengidentifikasi pencetus
serangan asma yang ada pada lingkungannya, serta
diajarkan cara menghindari dan mengurangi faktor
pencetus, termasuk pemasukan cairan yang cukup bagi
klien.
c. Fisioterapi
Fisioterapi dapat digunakan untuk mempermudah
pengeluaran mukus. Ini dapat dilakukan dengan drainage
postural, perkusi dan fibrasi dada.
 Pengobatan farmakologik
a. Agonis beta
Bentuk aerosol bekerja sangat cepat diberikan 3-4
kali semprot dan jarak antara semprotan pertama dan kedua
adalan 10 menit. Yang termasuk obat ini adalah
metaproterenol ( Alupent, metrapel ).
b. Metil Xantin
Golongan metil xantin adalan aminophilin dan
teopilin, obat ini diberikan bila golongan beta agonis tidak
memberikan hasil yang memuaskan. Pada orang dewasa
diberikan 4 x 125-200 mg sehari.

c. Kortikosteroid
Jika agonis beta dan metil xantin tidak memberikan
respon yang baik, harus diberikan kortikosteroid. Steroid
dalam bentuk aerosol ( beclometason dipropinate ) dengan
dosis 4 x 800 mg semprot tiap hari. Karena pemberian
steroid yang lama mempunyai efek samping maka yang
mendapat steroid jangka lama harus diawasi dengan ketat.

d. Kromolin
Kromolin merupakan obat pencegah asma,
khususnya anak-anak . Dosisnya berkisar 4 x 1-2 kapsul
sehari.
e. Ketotifen
Efek kerja sama dengan kromolin dengan dosis 2 x
1 mg perhari. Keuntungannya dapat diberikan secara oral.
f. Iprutropioum bromide (Atroven)
Atroven adalah antikolenergik, diberikan dalam
bentuk aerosol dan bersifat bronkodilator. (Evelin dan joyce
L. kee, 1994 ; Karnen baratawijaja, 1994 ).
6. Pencegahan
a. Menghindari faktor pencetus atau allergen.
b. Tidak beraktivitas terlalu berat
c. Minum air hangat untuk melancarkan dahak atau mucus
d. Latihan napsa dalam
e. Kurangi konsumsi makanan berminyak yang dapat merangsang
dahak
f. Hindari stress berlebihan
g. Menghindari makanan yang diketahui menjadi penyebab
serangan (bersifat individual).
h. Menghindari minum es atau makanan yang dicampur dengan es.
i. Berhenti merokok dan penggunaan narkoba atau napza.
j. Berusaha menghindari polusi udara (memakai masker, udara
dingin dan lembab).
k. Segera berobat bila sakit panas (infeksi), apabila disertai dengan
batuk dan pilek.
l. Fisioterapi dapat digunakan untuk mempermudah pengeluaran
mukus atau dahak.

7. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan asma adalah
pneumotoraks, atelektasis, gagal nafas, bronkhitis dan fraktur iga.

8. Pemeriksaan Penunjang

a) Spirometri
b) Uji provokasi bronkus
c) Pemeriksaan sputum
d) Pemeriksaan cosinofit total
e) Uji kulit
f) Pemeriksaan kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum
g) Foto dada
h) Analisis gas darah

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


THERAPI HERBAL JAHE MERAH
STIKes
Dharma
Husada
Bandung
Pengertian Herbal / obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan
yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,
sediaan galenik atau campuran dan bahan-bahan tersebut,
Jahe merah merupakan salah satu obat herbal dari tumbuhan
yang bisa mengurangi sesak nafas/ asma, adapun efek dari
antihistamin yang terdapat pada jahe merah yang
menyebabkan asma mereda.
Tujuan  1. Melegakan pernafasan melebarkan jalan nafas 
2. Mengurangi sesak nafas akibat penyempitan jalan nafas

Kebijakan 1. Pasien yang mengalami sesak nafas
2. Pasien yang mengalami penyempitan jalan nafas

Petugas Perawat
Persiapan lingk Mempersiapkan lingkungan yang aman dan nyaman
ungan
Peralatan  1.Jahe merah seukuran 3/4cm (sebesar ibu jari dewasa)
2. Air putih 1,5 gelas
3. Panci/ teko untuk merebus
4. Kompor

Prosedur 1. Tahap PraInteraksi
a. Mengecek program terapi
b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan alat

2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam dan sapa nama pasien
b. Menjelaskan tujuan  dan prosedur pelaksanaan
c. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien

3. Tahap Kerja
a. Menjaga privacy pasien 
b. Mempraktekan cara terapi jahe merah : 
 Cuci bersih jahe (jangan di kupas kulitnya)
 Memarkan jahe
 Masukan air 1,5 gelas dan jahe yang sudah dimemar
kan ke dalam panci/teko
 Rebus jahe sampai dengan airnya tersisa kira-kira 1 g
elas
 Minum air jahe tersebut selagi hangat
 Minum air jahe tersebut sampai habis 2x sehari pagi 
dan malam 
4. Tahap Terminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan 
b. Berpamitan dengan pasien/keluarga
c. Membereskan alat 
d. Mencuci tangan
e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
SENAM PERNAFASAN

(Disampaikan Oleh Siti Halimah, S. Kep. Mahasiswa STIKes Dharma


Husada Bandung thn 2020)

Tujuan : Menguatkan dan memulihkan otot paru-paru

Manfaat :
1. Menguatkan otot paru-paru
2. Mengurangi dan mencegah sesak napas
3. Memudahkan batuk dan mengeluarkan dahak
4. Meningkatkan kualitas kesehatan

Tahapan Senam :

A. Pemanasan

1. Jalan di tempat 2x8 hitungan


2. Anggukan kepala 8x hitungan
3. Kepala menoleh ke kanan dan ke kiri 8x hitungan
4. Memiringkan kepala ke kanan dan ke kiri 8x hitungan
5. Ayunkan tangan ke atas dan ke bawah 4x hitungan
6. Ayunkan kedua tangan ke atas hingga telapak tangan saling
bertemu lalu turunkan 4x hitungan
7. Taruh kedua tangan di bahu dan putar ke depan dan ke
belakang 4x hitungan
8. Taruh kedua tangan di pinggang dan putar ke kanan dan ke
kiri bergantian 4x hitungan
9. Tendangkan kaki ke depan, ke samping dan ke belakang
secara bergantian kanan dan kiri sebanyak 4x hitungan
10.Jalan di tempat sambil mengangkat dan menurunkan 2
tangan pelan-pelan sambil mengatur napas. Dilakukan
sebanyak 8x hitungan.
B. Gerakan Inti I

Melatih cara bernapas yang efektif. Lakukan dengan cara menarik


napas dan mengeluarkan napas. Pada saat pengeluaran napas
lebih panjang 2 hitungan daripada menarik napas.

Tahapan:
1. Angkat kepala ke atas sambil menarik napas kuat, kemudian
anggukkan kepala sambil menghembuskan napas pelan-
pelan (4x hitungan)
2. Tolehkan kepala ke kanan dan ke kiri, saat menoleh tarik
napas kuat dan hembuskan napas pelan-pelan saat kepala
menghadap ke depan (4x hitungan)
3. Angkat kedua tangan berbarengan ke atas sambil menarik
napas dan turunkan kedua tangan sambil menghembuskan
napas pelan-pelan (4x hitungan)
4. Tarik kedua tangan ke arah pinggang sambil menarik napas
dan dorong kedua tangan ke depan sambil hembuskan napas
(4x hitungan)

C. Gerakan Inti II

1. Duduk seperti biasa dengan kedua kaki diluruskan ke depan


(selonjor) kemudian duduk bersila dengan kedua tangan
diletakkan di lutut.
2. Luruskan kepala, leher dan badan (tegak).
3. Tarik napas dan hembuskan napas secepat mungkin sebanyak
10 kali.
4. Pernapasan yang terakhir, tarik napas sedalam mungkin,
hembuskan napas pelan-pelan.
D. Pendinginan

Ayunkan tangan ke atas dan ke bawah sambil menarik nafas dan


keluarkan nafas sebanyak 5 x hitungan.
FOTO KEGIATAN

1. Pengkajian

2. Implementasi
3. EVALUASI

Anda mungkin juga menyukai