N
DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR
OKSIGENASI PADA SISTEM PERNAPASAN
“ASMA” DI RT 03 RW 02 KELURAHAN SITU
KECAMATAN SUMEDANG UTARA JAWA BARAT
Disusun oleh:
Siti Halimah
4006190072
PENDAHULUAN
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui asuhan
keperawatan keluaraga dengan asma.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui konsep asma
b. Untuk mengetahui contoh kasus dan asuhan keperawatan
keluarga dengan asma.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi pendidikan
Sebagai masukan untuk memperluas penegtahuan atau wawasan
mahasiswa dan menambah sumber referensi di perpustakaan dan
memberikan konstribusi laporan kasus bagi pengembangan praktik
keperawatan dan pemecahan masalah dalam bidang atau profesi
keperawatan.
2. Bagi Penulis
Menambah wawasan dalam memberikan Asuhan Keperawatan
Keluarga dengan Asma.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penulisan semoga dapat bermanfaat bagi profesi keperawatan
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan personal dalam
melakukan Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Asma.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Asma
1. Pengertian Asma
Asma adalah suatu gangguan pada saluran bronkhial yang
mempunyai ciri bronkospasme periodik (kontraksi spasme pada saluran
napas) terutama pada percabangan trakeobronkhial yang dapat di
akibatkan oleh berbagai stimulus seperti oleh faktor biokemikal, endokrin,
infeksi, otonomik, dan psikologi (Somantri, 2009). Dan menurut Davey
(2008), asma merupakan keadaan inflamasi kronis yang menyebabkan
obstruksi saluran pernapasan reversible dan gejala berupa batuk, mengi
atau wheezing, dada terasa terikat dan sesak napas.
2. Etiologi
Menurut Muttaqin (2008) dan Widjaya (2010) faktor-faktor yang
dapat menimbulkan serangan asma meliputi : Genetik, alergennfeksi
saluran pernapasan, tekanan Jiwa, olahraga atau kegiatan berlebih, obat-
obatan, iritan, lingkungan kerja
3. Manifestasi Klinis
Menurut Plottel (2012) Ringel (2012) dan Saputra (2010)
manifestasi klinis Asma Bronkhial yaitu : Batuk, bising mengi (wheezing),
napas pendek, dada terasa terikat atau sesak napas (dipsneu), pernapasan
yang tidak nyaman, peningkatan produksi mucus
4. Patofisiologi
Menurut Firshein (2006), ketika proses bernapas mengalami
gangguan selama asma seringkali diawali dengan faktor pemicu, seperti
allergen, ketika hal tersebut terjadi maka tubuh akan merespon dengan
suatu reaksi sel peradangan yang kuat untuk melawan. Sel-sel tersebut
seperti eosinofil, sel mast, getah bening, basofil, neutrofil, dan makrofag,
sel-sel ini memberikan respon dengan mengeluarkan sejumlah zat kimia
seperti protein-protein dan peroksida beracun yang dimaksudkan
meyerang faktor pemicu, namun juga merusak beberapa jaringan yang
melapisi paru. Lama kelamaan serangan asma seringan sekalipun terbukti
mampu menjadipenyebab atau menjadi rentan terhadap rangsangan.
Sebagai respon kejadian tersebut, jaringan yang melapisi jalan pernapasan
menjadi bengkak dan udara tidak dapat lagi bergerak cepat, produksi
mukus meningkat untuk melindungi jaringan yang rusak, akan tetapi akan
menutupu jalan napas, dan mengurangi kemampuan paru meyerap
oksigen. Saraf simpatis yang terdapat di bronkus, ketika terganggu atau
terangsang maka terjadi bronkokontriksi yang menyebabkan sulit
bernapas, hasilnya adalah gejala khas dari asma, yaitu mengi, napas yang
pendek, batuk, berdahak, dan dada terasa sesak.
6. Klasifikasi Asma
Menurut GINA ( Global Inisiatif for Asma ) dan Heru Sundaru,
2000 adalah:
1. Asma Intermitten
Gejala klinis: kambuhan < 1- 2x seminggu, gejala asma
pada malam hari < 2x sebulan, eksaserbasi dapat
mengganggu aktifitas tidur
2. Asma Persisten Ringan
Gejala Klinis: kambuhan 1 – 2x seminggu tetapi < 1x /hari,
gejala asma malam hari > 2x sebulan, eksaserbasi dapat
mengganggu aktifitas tidur.
3. Asma Persisten Ringan
Gejala klinis: setiap hari sesak napas atau kambuh, gejala
asma malam hari > 1x seminggu, eksaserbasi dapat
mengganggu aktifitas tidur.
4. Asma Persisten Berat
Gejala klinis: kambuhan sering, gejala sesak terus –
menerus atau continue, gejala sesak malam hari sering,
aktifitas fisik terbatas karena asma.
7. Potensial Komplikasi
1. Edema pulmoner
2. Gagal pernapasan
3. Status asmatikus
4. Pneumonia
8. Penatalaksanaa medis (NANDA, 2012-2014, Angela, 2011)
a. Non farmakologik : penyuluhan, menghindari faktor pencetus,
ajarkan teknik untuk perawatan dan penggunaan alat misalkan
dengan menggunakan inhaler, nebulizer, inhalasi sederhana.
b. Farmakologi : obat-obatan anti asma (golongan simpatomimetik,
santin, atropine, kortikosteroid.
B. Konsep Keluarga
1. Definisi
Keluarga adalah sistem sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih
yang dihubungkan karena hubungan darah, hubungab perkawinan,
hubungan adopsi dan tinggal bersama untuk menciptakan budaya tertentu
(Kemenkes RI, 2010).
Menurut Duvall dalam (Harmoko, 2012) konsep keluarga merupakan
sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang
umum : meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial
dari tiap anggota. Keluarga merupakan aspek terpenting dalam unit
terkecil dalam masyarakat, penerima asuhan, kesehatan anggota keluarga
dan kualitas kehidupan keluarga saling berhubungan, dan menempati
posisi antara individu dan masyarakat (Harmoko.2012).
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan
melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan. (WHO, dalam Harmoko
2012).
Keluarga adalah sekelompok manuasia yang tinggal dalam satu
rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.
(Helvie, dalam Harmoko 2012).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa definisi dari keluarga merupakan
sekumpulan orang yang terikat oleh ikatan perkawinan, darah serta adopsi
dan tinggal dalam satu rumah.
2. Struktur Keluarga
Struktur keluarga oleh Friedman di gambarkan sebagai berikut :
a. Strukturkomunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan
secara jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai dan hierarki
kekuatan. Komunikasi keluarga bagi pengirim yakin mengemukakan
pesan secara jelas dan berkualitas, serta meminta dan menerima
umpan balik. Penerima pesan mendengarkan pesan, memberikan
umpan balik, danvalid.
Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi apabila
tertutup, adanya isu atau berita negatif, tidak berfokus pada satu hal,
dan selalu mengulang isu dan pendapat sendiri. Komunikasi keluarga
bagi pengirim bersifat asumsi, ekspresi perasaan tidak jelas,
judgemental ekspresi, dan komunikasi tidak sesuai. Penerima pesan
gagal mendengar, diskualifikasi, ofensif (bersifat negatif), terjadi
miskomunikasi, dan kurang atau tidak valid.
2. Karakteristikpendengar
Siapmendengarkan
Memberikan umpanbalik
Melakukanvalidasi
ii. Struktur peran
Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan
sesuai posisi sosial yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa
bersifat formal atau informal. Posisi/status adalah posisi individu
dalam masyarakat misal status sebagai istri/suami.
iii. Strukturkekuatan
3. FungsiKeluarga
Menurut Marilyn M. Friedman (2010) fungsi keluarga dibagi menjadi 5
yaitu:
a. FungsiAfektif
Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi
kebutuhan psikologis anggota keluarga.
b. FungsiSosialisasi
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan anak
sebagai anggota masyarakat yang produktif serta memberikan status
pada anggota keluarga.
c. FungsiReproduksi
Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa generasi
dan untuk keberlangsungan hidupmasyarakat,.
d. Fungsi ekonomi
Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik-makanan,pakaian, tempat
tinggal, perawatan kesehatan. (Marilyn M. Friedman, hal 86;2010).
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengumpulan data merupakan langkah awal pengkajian dalam
pengumpulan data penulis menggunakan tehnik wawancara, observasi dan
pemeriksaan fisik pada seluruh anggota keluarga dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan dari hasil pengumpulan data pada keluarga diperoleh data
sebagai berikut:
1. Data dasar keluarga identitas keluarga
a. Nama kepala keluarga (KK) : Tn. N
b. Usia : 57 tahun
c. Alamat dan telepon : Karapyak Rt 03 Rw 02, Kel. Situ,
Sumedang Utara, Jawa Barat
d. Pekerjaan kepala keluarga : Buruh
e. Pendidikan kepala keluarga : SD
f. Komposisi keluarga dan genogram
Genogram
Keterangan :
= meninggal
= laki-laki
= perempuan
= pengidap asma
------- = tinggal satu rumah
a. Tipe Keluarga
Keluarga inti (Nuclear Family) yang terdiri dari suami (Tn.N), istri
(Ny. S), dan satu orang anak yaitu Tn. D
b. Suku
Tn. N dan Ny. S berasal dari suku sunda. Bahasa yang digunakan
sehari-hari adalah bahasa Sunda. Di dalam keluarga tidak ada nilai-
nilai yang bertentangan dengan kesehatan dan pada saat dilakukan
pengkajian pada keluarga Tn. N tidak ada faktor budaya yang
mempengaruhi kesehatan individu.
c. Agama
Agama yang dianut keluarga Tn. N dan Ny. S adalah agama islam dan
pemahaman keluarga tentang agama cukup baik.
d. Status sosial ekonomi keluarga
Penghasilan perbulan dari keluarga Tn. N dan Ny. S ± Rp.1.000.000.
Penghasilan yang didapat oleh keluarga Tn. N berasal dari
penghasilannya yang bekerja sebagai buruh yang setiap bulan nya
untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari. Pemenuhan kebutuhan
keluarga ketika Tn. N sakit selalu dibantu oleh anaknya yang bekerja
sebagai buruh Ny. S sehari-hari hanya sebagai ibu rumah tangga yang
bertugas untuk mengurus keperluan rumah dan dapur serta yang
mengatur keuangan keluarga, sedangkan anak-anak Tn. D bekerja
sebagai buruh.
e. Aktivitas rekreasi keluarga
Biasanya keluarga Tn. N dan Ny. S sehari-hari berkumpul pada malam
hari dengan menonton televisi bersama-sama. Setiap satu atau dua
bulan sekali pada hari libur keluarga Tn. N berkumpul dengan sanak
saudara yang berada di Bekasi untuk silaturahmi.
C. LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
Lingkungan tempat tinggal Tn.N bersifat homogen karena antara
tetangga satu sama lain merupakan satu suku bangsa Sunda. Penduduk
dilingkungan Tn.N berada dipersawahan. Sebagian besar penduduk
bekerja sebagai petani dan buruh. Rumah keluarga Tn.N terletak disebuah
persawahan, sebagian jenis rumah di wilayah tersebut adalah permanen
dan berdinding semen. Kehidupan antara tetangga terjalin baik dan saling
menghormati. Keluarga Tn.N memiliki rumah pribadi dengan jenis rumah
2
jenis bangunan permanen, luas bangunan 4x6 m , atap rumah nya terbuat
dari genteng dan ventilasi rumah terlihat berdebu.
Lantai rumah terbuat dari lantai yang terbuat dari semen, toilet
yang digunakan yaitu jamban jongkok dan terlihat kamar mandi menyatu
dengan dapur. Air yang digunakan adalah air sumur serta pembuangan
limbah air mengalir dari got kecil samping rumah lalu mengalir sampai ke
kali besar yang terdapat tidak jauh dari rumah Tn.N. keluarga menampung
limbah rumah tangga di kantong plastik besar dalam rumah lalu keluarga
membuang limbah pada pembuangan akhir limbah rumah tangga yang
berada di sekitar rumah. Keadaan bagian rumah Tn.N pada lantai dapur
kotor, penataan barang-barang bersih namun kurang rapi dan terlihat
dinding dapur berwarna hitam.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas
Selama keluarga Tn.N tinggal didaerah tempat tinggal nya
sekarang tidak pernah ada masalah dengan tetangga sekitar karena
lingkungan sekitar rumah semua saling membantu, saling tolong
menolong, saling bersosialisasi satu sama lain.
3. Mobilitas geografis keluarga
Tn.N sebelum menikah dengan Ny. S tinggal dengan orang tua dan
Tn. N sebelum menikah dengan Ny. S tinggal bersama orangtua. Dan
setelah bertemu satu sama lain dan menikah akhirnya Tn.T dan Ny. S
memustuskan untuk tinggal terpisah dengan orangtua.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn. N suka mengikuti kegiatan kemasyarakatan seperti
pengajian atau bakti sosial lainnya.
5. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Tn. N selalu mendapat dukungan dari keluarga terutama
istri dan anak. Tn. N tidak boleh kecapean karena itu akan memicu asma
kambuh, serta Tn. N sering kontrol ke pelayanan kesehatan.
D. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunitas keluarga
Pola komunikasi yang digunakan oleh keluarga Tn. N adalah
terbuka karena jika ada masalah maka keluarga akan mendiskusikan
bersama dan menyelesaikan dengan keputusan yang dibuat bersama serta
tidak ada masalah yang disembunyikan.
2. Struktur kekuatan keluarga
Cara pengambilan keputusan dalam keluarga dengan cara
bermusyawarah dan melibatkan semua anggota keluarga. Untuk
memutuskan jalan keluar dalam pengambilan keputusan keluarga
dilakukan oleh Tn.N dan anaknya.
3. Struktur peran
Tn.N berperan sebagai kepala keluarga yang harus membantu
memenuhi kebutuhan keluarga seperti istri dan anak, sedangkan Ny. S
berperan sebagai ibu rumah tangga yang mengurus keperluan rumah. Tn.D
dan berperan sebagai anak yang memiliki tugas membantu orang tua
dalam memenuhi kebutuhannya.
E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
Keluarga Tn.N selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan sehari hari.
2. Fungsi sosialisasi
Tn. N selalu bersosialisasi dengan tetangga sekitar dengan sangat baik,
begitupun anggota keluarga lainnya.
3. Fungsi perawatan kesehatan
a. Mengenal masalah
Menurut keluarga Tn. N telah mengetahui penyakit asma setelah
diberitahukan oleh dokter yang sebelumnya merawat dan ketika Tn. N
ditanya apa itu asma, menurut Tn. N, asma adalah penyakit pernapasan
yang dapat membuat sesak napas.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Menurut Tn. N penyakit asma dapat mengakibatkan sesak napas seperti
dicekik, tidak dapat tidur pada malam hari dan akan mengalami mengi.
Hal ini dapat dicegah dengan cara tidak boleh kelelahan dan bila
penyakit asma nya kambuh maka Tn. N akan datang ke pelayanan
fasilitas kesehatan dan kadang kadang beli obat sendiri ke apotek.
c. Kemampuan keluarga merawat
Ketika Tn. N ditanya bagaimana cara perawatan untuk asma, menurut
Tn. N dengan mengonsumsi makanan yang sehat .
d. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Ketika ditanya masalah lingkungan untuk asma, menurut Tn. N selama
ini keadaan rumah sudah rapi selalu dibersihkan. Dari hasil observasi
terhadap lingkungan rumah Tn. N yaitu kurang nya ventilasi udara dan
terlihat ada sawang-sawang disekitar ventilasi dan atap dinding rumah.
e. Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan
Menurut Tn. N apabila penyakit asma nya kambuh maka akan
memanfaatkan pelayanan fasilitas kesahatan dengan menggunakan
kendaraan bermotor dan Tn. N juga sering mengontrol kondisinya di
puskesmas dan klinik yang berada disekitar wilayah lingkungan rumah.
5. Pedoman Penjajakan II
a. Masalah kesehatan keluarga: Asma
Menurut Tn. N penyakit asma merupakan penyakit pernapasan yang
membuat sesak napas dan hal yang membuat asma nya kambuh yaitu
jika melakukan aktivitas berat, mencium bau-bau yang menyengat,
terkena debu dan juga karena faktor keturunan. Tn. N mengatakan
sudah mengalami asma sejak 1 tahun dan akibatnya klien akan
mengalami sesak napas seperti tercekik, serta aktivitas akan sedikit
terganggu dan akan mengalami mengiserta menurut klien cara
perawatan untuk penyakit asma hanya tidak boleh kelelahan dan
mengonsumsi makanan yang bergizi. Dari hasil observasi terhadap
lingkungan rumah klien kurang ventilasi udara kurang dan terlihat
sawang-sawang disekitar ventilasi dan atap rumah. Tn. N selalu
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatanjika terjadi serangan asma
dan klien akan meminum obat dari dokter yang sebelum nya merawat.
6. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan secara head to toe dimulai dari inspeksi, palpasi, perkusi,
auskultasi, keadaan umum dan tanda-tanda vital termasuk tinggi badan dan
berat badan ( lampirkan).
N Pemeriksaa
Tn. N Ny. S An. D
o n fisik
Compos mentis, Compos mentis.
tampak sesak, Compos mentis.
Tidak ada
Keadaan R : 24 x/mt Tidak ada keluhan
keluhan
umum TB : 155 cm
TB : 165 cm TB : 167 cm
BB : 65 kg
BB : 75 kg BB : 65 kg
1. Kepala Posisi wjah Posisi wjah Posisi wjah
simetris, tdk ada simetris, tdk ada simetris, tdk
kelaiana pd wajah kelaiana pd wjah ada kelaiana pd
wjah
2. mata konjungtiva tidak konjungtiva tidak konjungtiva
anemis, sclera anemis, sclera tidak anemis,
tidak ikterik tidak ikterik sclera tidak
ikterik
3. telinga bersih tidak ada bersih tidak ada bersih tidak ada
kelainan kelainan kelainan
4. Hidung normal, lubang normal, lubang normal, lubang
simetris simetris simetris
Do:
- Takipneau
- Pernafasan : 24 x/mt
- TD Tn. N: 120/80 mmHg.
- Nadi: 90 x/menit
- Terlihat klien seperti kurang paham
dalam perawatan penyakit asma
2 DS :
- Keluarga mengatakan tidak tahu/ Managemen Ketidakmampuan
tidak mengerti terlalu rinci dengan regimen keluarga dalam
penyakit pada Tn. N Baik itu terapeutik mengenal
mengenai pengertian, tanda gejala, tidak efektif masalah
etiologi maupun pencegahan dan kesehatan/ asma
perawatannya. bronchial.
- Keluarga mengatakan selalu bertanya
kepada petugas kesehatan tentang
penyakit yang di derita Tn. N
- Keluarga mengatakan khawatir
terhadap kesehatan Tn. N
DO :
- Keluarga tidak mampu menjelaskan
tentang penyakit asma bronchial
yang diderita TN. N
- Tn. N banyak bertanya kepada
perawat mengenai penyakit asma.
TOTAL
3 1/3
2. Managemen regimen terapeutik tidak efektif : ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah kesehatan/ asma bronchial.
No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
1 Sifat Masalah : 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Tn. N mengalami kekambuhan
ancaman kesehatan penyakit asma dan keluarga
kurang paham tentang penyakit
asma bronchial.
2 Kemungkinan 2 2 2/2 x 2 =2 Memberikan pendidikan
masalah dapat kesehatan, kesadaran keluarga
dirubah : mudah. untuk mencegah kekambuhan,
kemauan Tn. N untuk menjaga
pola istirahat dan menghindari
pencetus terjadinya asma
bronchial.
3 Potensi masalah 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Tn. N mau hidup sehat dengan
dapat dicegah : menjaga pola istirahat dan bisa
cukup. menghindari pencetus
kambuhnya asma bronchial.
4 Menonjolnya 2 1 2/2 x1 = 1 Keluarga tahu bahwa penyakit
masalah : berat, asma bronchial yang dialami
harus segera di Tn. N bisa menimbulkan
tangani. komplikasi dan mengganggu
pekerjaan bila tidak ditangani
segera.
TOTAL 4 1/3
TUGAS INDIVIDU
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Stase Keluarga
Oleh:
Siti Halimah
VII. Evaluasi
1 Evaluasi Struktur.
- Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan dirumah Tn. N
2 Evaluasi Proses.
- Keluarga antusias terhadap materi penyuluhan.
- Keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab
pertanyaan secara benar.
3 Evaluasi Hasil.
- Keluarga memahami tentang materi yang telah diberikan
dan mengetahui tentang penyakit asma
- Keluarga mampu menyebutkan kembali pengertian asma
dengan benar.
Keluarga mampu menyebutkan trias gejala dari asma
dengan benar
- keluarga mampu menyebutkan 2 faktor utama dan 5 dari 6
penyebab utama dari asma dengan benar
- Tn. N dan keluarga mampu menyebutkan komplikasi
penyakit asma dengan benar.
- Lansia mampu menjelaskan penatalaksanaan atau
penanganan asma dengan benar
- lansia mampu menyebutkan 8 dari 12 cara pencegahan dari
asma dengan benar.
A. Pengertian
1. Pengertian
Asma adalah suatu inflamasi kronis saluran nafas yang
melibatkan sel eosinofil, sel mast, sel netrofil, limfosit dan makrofag
yang ditandai dengan wheezing, sesak nafas kumat-kumatan, batuk,
dada terasa tertekan dapat pulih kembali dengan atau tanpa
pengobatan. (Cris Sinclair, 1990 : 94)
Asma Bronchial adalah suatu gangguan pada saluran bronchial
dengan ciri bronkospasme periodik (kontraksi spasme pada saluran
nafas). Asma merupakan penyakit kompleks yang diakibatkan oleh
faktor biokimia, endokrin, infeksi, otonomik dan psikologi. (Irman
Somantri, 2008 : 43)
Kesimpulan dari beberapa pengertian diatas yaitu Asma
Bronchial adalah gangguan atau kerusakan pada saluran bronkus yang
merupakan inflamasi kronis saluran nafas dengan ciri bronkospasme
periodik yang reversible (dapat kembali), adanya wheezing, sesak
nafas dan batuk dengan atau tanpa adanya sekret.
2. Penyebab (Etiologi)
3. Manifestasi Klinik
TRIAS gejala asma terdiri atas :
a. Dispnea (sesak nafas), terjadi karena pelepasan histamine dan
leukotrien yang menyebabkan kontraksi otot polos sehingga
saluran nafas menjadi sempit.
b. Batuk, adalah reaksi tubuh untuk mengeluarkan hasil dari inflamasi
atau benda asing yang masuk ke saluran nafas.
c. Mengi (bengek), suara nafas tambahan yang terjadi akibat
penyempitan bronkus.
Gambaran klinis pasien yang menderita asma :
Gambaran objektif.
a. Sesak nafas parah dengan ekspirasi
memanjang disertai wheezing.
b. Dapat disertai dengan sputum kental dan sulit
dikeluarkan.
c. Bernafas dengan menggunakan otot-otot
nafas tambahan.
d. Sianosis, takikardia, gelisah dan pulsus
paradoksus.
e. Fase ekspirasi memanjang dengan disertai
wheezing (di afek dan hilus)
Gambaran subjektif adalah pasien mengeluhkan sukar bernafas,
sesak dan anoreksia.
Gambaran psikososial adalah cemas, takut, mudah tersinggung dan
kurang pengetahuan pasien terhadap situasi penyakitnya.
4. Patofisiologi
Proses perjalanan penyakit asma dipengaruhi oleh 2 faktor
yaitu alergi dan psikologis, kedua faktor tersebut dapat meningkatkan
terjadinya kontraksi otot-otot polos, meningkatnya sekret abnormal
mukus pada bronkiolus dan adanya kontraksi pada trakea serta
meningkatnya produksi mukus jalan nafas, sehingga terjadi
penyempitan pada jalan nafas dan penumpukan udara di terminal oleh
berbagai macam sebab maka akan menimbulkan gangguan seperti
gangguan ventilasi (hipoventilasi), distribusi ventilasi yang tidak
merata dengan sirkulasi darah paru, gangguan difusi gas di tingkat
alveoli.
Tiga kategori asma alergi (asma ekstrinsik) ditemukan pada
klien dewasa yaitu yang disebabkan alergi tertentu, selain itu terdapat
pula adanya riwayat penyakit atopik seperti eksim, dermatitis, demam
tinggi dan klien dengan riwayat asma. Sebaliknya pada klien dengan
asma intrinsik (idiopatik) sering ditemukan adanya faktor-faktor
pencetus yang tidak jelas, faktor yang spesifik seperti flu, latihan fisik,
dan emosi (stress) dapat memacu serangan asma.
5. Penatalaksanaan
Pengobatan asma secara garis besar dibagi dalam pengobatan
non farmakologik dan pengobatan farmakologik.
Pengobatan non farmakologik
a. Penyuluhan
Penyuluhan ini ditujukan pada peningkatan
pengetahuan klien tentang penyakit asma sehinggan klien
secara sadar menghindari faktor-faktor pencetus, serta
menggunakan obat secara benar dan berkonsultasi pada tim
kesehatan.
b. Menghindari faktor pencetus
Klien perlu dibantu mengidentifikasi pencetus
serangan asma yang ada pada lingkungannya, serta
diajarkan cara menghindari dan mengurangi faktor
pencetus, termasuk pemasukan cairan yang cukup bagi
klien.
c. Fisioterapi
Fisioterapi dapat digunakan untuk mempermudah
pengeluaran mukus. Ini dapat dilakukan dengan drainage
postural, perkusi dan fibrasi dada.
Pengobatan farmakologik
a. Agonis beta
Bentuk aerosol bekerja sangat cepat diberikan 3-4
kali semprot dan jarak antara semprotan pertama dan kedua
adalan 10 menit. Yang termasuk obat ini adalah
metaproterenol ( Alupent, metrapel ).
b. Metil Xantin
Golongan metil xantin adalan aminophilin dan
teopilin, obat ini diberikan bila golongan beta agonis tidak
memberikan hasil yang memuaskan. Pada orang dewasa
diberikan 4 x 125-200 mg sehari.
c. Kortikosteroid
Jika agonis beta dan metil xantin tidak memberikan
respon yang baik, harus diberikan kortikosteroid. Steroid
dalam bentuk aerosol ( beclometason dipropinate ) dengan
dosis 4 x 800 mg semprot tiap hari. Karena pemberian
steroid yang lama mempunyai efek samping maka yang
mendapat steroid jangka lama harus diawasi dengan ketat.
d. Kromolin
Kromolin merupakan obat pencegah asma,
khususnya anak-anak . Dosisnya berkisar 4 x 1-2 kapsul
sehari.
e. Ketotifen
Efek kerja sama dengan kromolin dengan dosis 2 x
1 mg perhari. Keuntungannya dapat diberikan secara oral.
f. Iprutropioum bromide (Atroven)
Atroven adalah antikolenergik, diberikan dalam
bentuk aerosol dan bersifat bronkodilator. (Evelin dan joyce
L. kee, 1994 ; Karnen baratawijaja, 1994 ).
6. Pencegahan
a. Menghindari faktor pencetus atau allergen.
b. Tidak beraktivitas terlalu berat
c. Minum air hangat untuk melancarkan dahak atau mucus
d. Latihan napsa dalam
e. Kurangi konsumsi makanan berminyak yang dapat merangsang
dahak
f. Hindari stress berlebihan
g. Menghindari makanan yang diketahui menjadi penyebab
serangan (bersifat individual).
h. Menghindari minum es atau makanan yang dicampur dengan es.
i. Berhenti merokok dan penggunaan narkoba atau napza.
j. Berusaha menghindari polusi udara (memakai masker, udara
dingin dan lembab).
k. Segera berobat bila sakit panas (infeksi), apabila disertai dengan
batuk dan pilek.
l. Fisioterapi dapat digunakan untuk mempermudah pengeluaran
mukus atau dahak.
7. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan asma adalah
pneumotoraks, atelektasis, gagal nafas, bronkhitis dan fraktur iga.
8. Pemeriksaan Penunjang
a) Spirometri
b) Uji provokasi bronkus
c) Pemeriksaan sputum
d) Pemeriksaan cosinofit total
e) Uji kulit
f) Pemeriksaan kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum
g) Foto dada
h) Analisis gas darah
Kebijakan 1. Pasien yang mengalami sesak nafas
2. Pasien yang mengalami penyempitan jalan nafas
Petugas Perawat
Persiapan lingk Mempersiapkan lingkungan yang aman dan nyaman
ungan
Peralatan 1.Jahe merah seukuran 3/4cm (sebesar ibu jari dewasa)
2. Air putih 1,5 gelas
3. Panci/ teko untuk merebus
4. Kompor
Prosedur 1. Tahap PraInteraksi
a. Mengecek program terapi
b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan alat
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam dan sapa nama pasien
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
c. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
3. Tahap Kerja
a. Menjaga privacy pasien
b. Mempraktekan cara terapi jahe merah :
Cuci bersih jahe (jangan di kupas kulitnya)
Memarkan jahe
Masukan air 1,5 gelas dan jahe yang sudah dimemar
kan ke dalam panci/teko
Rebus jahe sampai dengan airnya tersisa kira-kira 1 g
elas
Minum air jahe tersebut selagi hangat
Minum air jahe tersebut sampai habis 2x sehari pagi
dan malam
4. Tahap Terminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan
b. Berpamitan dengan pasien/keluarga
c. Membereskan alat
d. Mencuci tangan
e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
SENAM PERNAFASAN
Manfaat :
1. Menguatkan otot paru-paru
2. Mengurangi dan mencegah sesak napas
3. Memudahkan batuk dan mengeluarkan dahak
4. Meningkatkan kualitas kesehatan
Tahapan Senam :
A. Pemanasan
Tahapan:
1. Angkat kepala ke atas sambil menarik napas kuat, kemudian
anggukkan kepala sambil menghembuskan napas pelan-
pelan (4x hitungan)
2. Tolehkan kepala ke kanan dan ke kiri, saat menoleh tarik
napas kuat dan hembuskan napas pelan-pelan saat kepala
menghadap ke depan (4x hitungan)
3. Angkat kedua tangan berbarengan ke atas sambil menarik
napas dan turunkan kedua tangan sambil menghembuskan
napas pelan-pelan (4x hitungan)
4. Tarik kedua tangan ke arah pinggang sambil menarik napas
dan dorong kedua tangan ke depan sambil hembuskan napas
(4x hitungan)
C. Gerakan Inti II
1. Pengkajian
2. Implementasi
3. EVALUASI