Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi dan dunia usaha yang pesat mendorong timbulnya


bidang-bidang khusus (spesialisasi) akuntansi. Akuntansi juga tidak hanya bersifat
keilmuan, namun menjadi profesi yang mandiri. Ahli akuntansi juga dapat
menduduki jabatan-jabatan penting dalam perusahaan dan pemerintahan.
Berdasarkan tujuannya, bidang akuntansi terbagi atas: akuntansi keuangan,
akuntansi manajemen, akuntansi biaya, akuntansi pemeriksaan, akuntansi
perpajakan, akuntansi penganggaran, akuntansi pemerintahan, dan sistem
akuntansi.

Untuk mensukseskan pembangunan nasional, peranan penerimaan negara


sangatlah penting dan mempuyai kedudukan yang sangat strategis. Berjalannya
roda pemerintahan dan kelancaran pelaksanaan pembangunan akan sangat
membutuhkan dukungan dana, baik yang berasal dari luar negeri maupun yang
berasal dari dalam negeri. Selain mengupayakan peningkatan penerimaan dari
ekspor non migas, pemerintah juga mulai mengandalkan penerimaan dalam negeri
lainnya untuk senantiasa diupayakan untuk terus meningkat, salah satunya adalah
dari sektor pajak.

Peranan pajak dalam penerimaan negara adalah sangat penting, karena


sebagian besar sumber penerimaan negara berasal dari sektor pajak, pajak adalah
iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang dengan tidak
mendapat timbal balik yang langsung dapat ditunjukan dan yang dapat digunakan
untuk membayar pengeluaran umum atau negara.

Akuntansi perpajakan (tax accounting) adalah bidang akuntansi


yang mencatat, menggolongkan, mengihtisarkan serta menafsirkan transaksi-
transaksi finansial yang dilakukan oleh perusahaan dan bertujuan untuk
menentukan jumlah penghasilan kena pajak (penghasilan yang digunakan sebagai
dasar penetapan beban dan pajak penghasilan yang terutang) yang diperoleh atau
diterima dalam suatu tahun pajak untuk dipakai sebagai dasar penetapan beban

1
dan/atau pajak penghasilan yang terutang oleh perusahaan sebagai wajib pajak.
Dalam profesi akuntansi perpajakan terdapat jabatan TAX CONSULTANT.

Tax consultant sebuah posisi jabatan penting sebagai ujung tombak dalam
kaitan dengan pajak. Tax consultant mempunyai tujuan, tanggung jawab, hak,
serta wewenang. Biasanya di dalam perusahaan yang besar bidang keuangan
dipimpin oleh seorang manajer keuangan. Manajer keuangan atau sering disebut
direksi keuangan melaporkan secara langsung kepada direktur keuangan atau
presiden direktur kemudian perusahaan menyerahkan laporannya kepada
Direktorat Jendral Pajak agar terhitung seberapa besar pajak yang harus
ditanggung oleh perusahaan.

2
BAB II

LANDASAN TEORITIS DAN LANDASAN HUKUM

2.1 Tax Consultant

Menurut Haryono Wibowo (2004) perpajakan merupakan salah satu


persoalan penting dalam kaitannya dengan hak dan kewajiban kita sebagai warga
6 negara. Saat membayar pajak sering menjadi orang salah satu indikasi seorang
warga negara yang baik dan bijak, salah satu caranya adalah dukungan
pengetahuan dan pemahaman yang baik mengenai berbagai hal tentang
perpajakan. Pemahaman ringan dalam upaya menciptakan kesadaran membayar
pajak bagi wajib pajak tentu sudah banyak disosialisasikan oleh pemerintah
khususnya Direktorat Jendral Pajak.Namun pemahaman secara konsep, teknis,
dan berbagai mekanismenya mungkin memerlukan waktu dan pemikiran serta
kompentensi dibidang ilmu perpajakan.

Pengertian konsultan pajak menurut Erly Suandy (2000) adalah menyatakan


bahwa dengan beralurnya Undang undang perpajakan yang baru. Dipandang
perlu untuk lebih meningkatkan peran serta konsultan pajak, selaku mitra
Direktorat Jendral Pajak dalam usaha memasyarakatkan ketentuan ketentuan
dibidang perpajakan, bahwa dalam menyongsong era keterbukaan dan globalisasi
serta meningkatkan kemandirian konsultan pajak indonesia, perlu diberikan
kewenagan kepada ikatan konsultan pajak indonesia untuk membina konsultan
pajak, bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas dipandang perlu untuk
menyempurnakan ketentuan yang berikatan dengan profesi konsultan pajak
dengan keputusan mentri keuangan.
Pengertian Konsultan Pajak menurut Keputusan Menteri Keuangan No.
111/PMK.03/2014 ditetapkan tanggal 9 Juni 2014 adalah sebagai berikut:
Konsultan Pajak adalah orang yang memberikan jasa konsultasi perpajakan
kepada Wajib Pajak dalam rangka melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban
perpajakannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan .

Menurut Margaret McKerchar FTIA, Kim Bloomquist and Sagit Leviner


(2008: 401), tax agents atau konsultan pajak adalah sebagai berikut: Orang yang

3
yang melakukan pengisian berkas pajak untuk persiapan pengembalian pajak dan
agen pajak tersebut terdaftar di suatu asosiasi (di negara yang bersangkutan) dan
karena mereka berlisensi dapat dikenakan biaya atas jasa persiapan pajak yang
mereka lakukan.

Hite P. Hasseldine dalam penelitian Margaret McKerchar FTIA, Kim


Bloomquist and Sagit Leviner (2008) mengemukakan tax agents adalah sebagai
berikut: Tax agents atau agen pajak adalah seseorang yang membawa suatu tugas
dan bertindak untuk klien mereka disamping itu juga menegakkan ketentuan dari
hukum perpajakan dan terkadang agen pajak dapat menjadi penengah kliennya
jika mengalami konflik dengan pejabat pajak.

Selain itu masih dikutip dari penelitian Margaret McKerchar FTIA, Kim
Bloomquist and Sagit Leviner (2008) menurut Scotchmer mengemukakan tax
agents adalah sebagai berikut: Seseorang atau anggota dari suatu asosiasi
profesional yang mewakili kliennya dan terikat oleh etika dan tugas undang-
undang. Tax agents juga memegang tanggung-jawab yang sah memberi tahu
aspek-aspek perpajakan kepada klien mereka.

Direktur Jendral Pajak Fuad Rahmany mengatakan bahwa peran konsultan


sangat penting dalam membantu masyarakat untuk memenuhi kewajiban dalam
bidang perpajakan tetapi tuas konsultan pajak bukan untuk membela wajib pajak
dan konsultan pajak dan bukan mencari celah hokum melainkan untuk membantu
masyarakat mengisi SPT yang benar.

Jasa konsultan pajak akan semakin diperlukan dengan keluarnya aturan baru
Menteri keuangan No.22/2008 tentang persyaratan serta Pelaksanaan Hak dan
Kewajiban Seorang Kuasa Perpajakan. Perusahaan beromset Rp 2.4 Miliar wajib
menggunakan konsultan pajak.

Berdasarkan pengemukaan para ahli Tax Agent atau Tax Consultant atau
disebut dengan konsultan pajak adalah seseorang yang ahli pada hal-hal yang
berkaitan dengan pajak, ia mempersiapkan, memberi saran dan membantu
individu atau perusahaan dengan pengajuan pajak dan pengembalian. Juga dikenal
sebagai preparers pajak, mereka menyarankan langkah-langkah yang akan
membantu perusahaan menghemat uang lebih banyak dan juga mengikuti aturan
dan peraturan pemerintah. Mereka sangat membantu karena kebijakan pajak bisa

4
sangat membingungkan dan bantuan mereka dapat membuat proses lebih
sederhana.

Untuk menjadi Konsultan Pajak, harus dipenuhi beberapa syarat umum dan
khusus. Syarat-syarat khusus yang harus dipenuhi yaitu :

a. Memiliki Sertifikat Konsultan Pajak (yang sebelumnya disebut sebagai


Brevet Konsultan Pajak).

b. Memiliki ijin praktek yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak.

Yang dimaksud Sertifikat (atau pada peraturan-peraturan sebelumnya


seperti pada Keputusan Menteri Keuangan RI No. 111/PMK.03/2014 mengenai
Konsultan Pajak, adalah disebut sebagai Brevet) adalah piagam atau tanda lulus
yang menunjukkan tingkat keahlian seseorang dalam memberikan jasa di bidang
perpajakan. Sertifikat diberikan apabila seseorang telah lulus dalam menempuh
Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak yang diselenggarakan oleh Ikatan Konsultan
Pajak Indonesia dengan pengawasan Direktorat Jenderal Pajak dan Pusat
Pendidikan dan Latihan Perpajakan.

2.2 Tanggung Jawab Konsultan Pajak Terhadap Wajib Pajak

Pada prinsipnya jasa yang diberikan Konsultan Pajak kepada Wajib Pajak
adalah berkaitan dengan pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakan
dari Wajib Pajak. Secara lebih terinci, jasa-jasa tersebut adalah meliputi :

a. Memberikan jasa tax compliance audit, yaitu mengadakan pemeriksaan


dan meneliti apakah Wajib Pajak telah melakukan hak dan kewajiban
perpajakan-nya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan,
baik memenuhi ketentuan formalnya maupun ketentuan materialnya.
Dalam jasa tax compliance audit ini, Konsultan Pajak juga memberikan
saran-saran perbaikan dan penyempurnaan kepada Wajib Pajak dalam hal
pelaksanaan perpajakannya.
b. Membantu Wajib Pajak dalam membuat perhitungan pajaknya yang harus
dibayar dan sekaligus memberikan pengarahan dalam pengisian Surat
Pemberitahuan (SPT) sebagai laporan tahunannya yang harus sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan.

5
c. Memberikan konsultasi dalam masalah perpajakan yang dihadapi Wajib
Pajak.
d. Memberikan informasi mengenai hak wajib pajak yang dapat diminta ke
Direktorat Jenderal Pajak.
e. Membantu mengusahakan terciptanya iklim yang lebih sehat dalam bidang
perpajakan agar Wajib Pajak merasakan adanya kepastian hukum dalam
masalah perpajakannya.
f. Menjembatani hubungan antara Wajib Pajak dan aparat pajak yang pada
umumnya dewasa ini Wajib Pajak merasakan masih ada rasa ketakutan
dalam menghadapi aparat pajak.
g. Memperjuangkan dipenuhinya hak-hak Wajib Pajak yang diatur dalam
Undang-undang perpajakan.

Lebih lanjut, secara garis besar jasa yang diberikan seorang konsultan
pajak menurut Prijohandojo Kristanto (2009:7) umumnya meliputi lima bidang
yaitu :
1. Jasa Konsultan
Jasa konsultan adalah jasa yang diberikan oleh konsultan pajak berupa
hak-hak dan kewajiban kewajiban perpajakan yang mungkin timbul
sehubungan dengan fakta-fakta dan data-data yang ada pada klien. Jasa ini
dapat berupa telaah atau fakta-fakta dan data-data yang diberikan oleh
klien
2. Jasa Pengurusan
Jasa pengurusan adalah jasa yang diberikan oleh konsultan pajak antara
lain mengisi dan memasukan SPT masa ataupun SPT tahunan,
mendampingi atau mewakili klien selama proses pemeriksaan, keberatan,
banding, dan permohonan restitusi
3. Jasa Perwakilan
Jasa perwakilan adalah jasa yang diberikan oleh konsultan pajak berupa
tindakan yang dilakukan atas nama klien dalam rangka mewakili klien
sesuai dengan lingkup yang diberikan dalam surat kuasa termasuk dalam
penandatangan SPT, penandatanganan berita acara, penandatanganan surat

6
keberatan, penandatanganan surat banding, penandatanganan memori, dan
kontra memori.
4. Jasa mendampingi dan membela klien dalam rangka penyidikan dan
pengadilan pajak
5. Jasa lainnya dibidang perpajakan

Untuk menjamin dan mengimbangi terlaksananya fungsi konsultan pajak


tersebut, maka pemerintah mengeluarkan peraturan. Diantaranya adalah larangan
untuk melimpahkan kuasa yang telah diberikan kliennya kepada konsultan pajak
lain. Hal ini sangat penting mengingat pelimpahan kekuasaan akan menyebabkan
kebocoran pada berbagai macam dokumen wajib pajak.
Berdasarkan kondisi demikian, konsultan pajak kini diatur pelaksanaannya
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 80 tahun 2007 tentang tata cara pelaksanaan
hak dan kewajiban perpajakan berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983
tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007.

2.3 Kriteria Utama Seorang Konsultan Pajak


Menurut Aris Aviantara (2009) mengemukakan bahwa legalitas, kompetensi
dan etika adalah kriteria utama yang harus dimiliki oleh seorang konsultan
pajak.Dalam prakteknya, ada cukup banyak konsultan pajak yang tidak memiliki
semua kriteria tersebut, bahkan beberapa dari mereka tidak memiliki satu pun.

2.3.1 Legalitas
Slemrod dan Blumenthal dalam penelitian Yuka Sakurai and Valerie
Braithwaite (2001) berpendapat walaupun orang dapat menegaskan bahwa
legalitas adalah garis pemisah antara yang legal dan ilegal, namun dalam
praktiknya terdapat grey area. Legalitas untuk konsultan pajak diatur dalam
Keputusan Menteri Keuangan No. 111/PMK.03/2014, Surat Edaran Direktur
Jenderal Pajak Nomor: SE-16/PJ./2008, selain membutuhkan kuasa khusus dari
Wajib Pajak, peraturan ini menetapkan bahwa konsultan pajak yang ditunjuk
harus memenuhi persyaratan diantaranya memiliki izin praktek dari Direktur

7
Jenderal Pajak atas nama Menteri Keuangan. Oleh karena itu, memilih orang yang
mengklaim sebagai konsultanpajak tanpa izin praktek dari Direktur Jenderal
Pajak, jelas bukan pilihan yang tepat.
Seperti dicantumkan dalam Peraturan Menteri Keuangan
No.111/PMK.03/2014 ditetapkan tanggal 9 Juni 2014 tentang Konsultan Pajak
mengenai izin prakter dari jenjang konsultan pajak. Peraturan ini mengacu pada
Keputusan Menteri Keuangan No. 485/KMK.03/2003 tentang Konsultan Pajak
Indonesia.

Sertifikat Konsultan Pajak terdiri dari 3 tingkat, yaitu :


a. Sertifikat A
Konsultan Pajak yang telah memiliki Sertifikat (atau Brevet) A berhak
memberikan jasa di bidang perpajakan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi
dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya, kecuali
Wajib Pajak yang berdomisili di negara yang mempunyai perjanjian peng-
hindaran pajak berganda dengan Indonesia.
b. Sertifikat B
Konsultan Pajak yang telah memiliki Sertifikat (atau Brevet) B berhak
memberikan jasa di bidang perpajakan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi
dan Badan dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban
perpajakannya, kecuali kepada Wajib Pajak Penanaman Modal, Bentuk
Usaha Tetap dan Wajib Pajak yang berdomisili di negara yang mempunyai
perjanjian penghindaran pajak berganda dengan Indonesia.
c. Sertifikat C
Konsultan Pajak yang telah memiliki Sertifikat (atau Brevet) C berhak
memberikan jasa di bidang perpajakan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi
dan Badan dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakan-
nya, termasuk kepada Wajib Pajak Penanaman Modal, Bentuk Usaha Tetap
dan Wajib Pajak yang berdomisili di negara yang mempunyai perjanjian
penghindaran pajak berganda dengan Indonesia.

8
2.3.2 Kompetensi
Kompetensi mengandung bagian kepribadian yang mendalam dan melekat
pada seseorang dengan perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan
tugas pekerjaan.Prediksi siapa yang berkinerja baik dan kurang baik dapat diukur
dari kriteria atau standar yang digunakan.Analisis kompetensi disusun sebagian
besar untuk pengembangan karier, tetapi penentuan tingkat kompetensi
dibutuhkan untuk mengetahui efektivitas tingkat kinerja yang diharapkan.
Menurut Spencer dalam penelitian Eko Nurmianto dan Nurhadi Siswanto
(2006) level kompetensi adalah sebagai berikut :Skill, Knowledge, Self Image,
Trait dan Motive.
1. Skill adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas dengan baik
misalnya seorang progamer computer.
2. Knowledge adalah informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang khusus
(tertentu), misalnya bahasa komputer.
3. Self image adalah pandangan orang terhadap diri sendiri, merekflesikan
identitas, contoh : melihat diri sendiri sebagai seorang ahli.
4. Trait adalah karakteristik abadi dari seorang karakteristik yang membuat
orang untuk berperilaku, misalnya : percaya diri sendiri.
5. Motive adalah sesuatu dorongan seseorang secara konsisten berperilaku,
sebab perilaku seperti hal tersebut sebagai sumber kenyamanan.

2.3.3 Etika
Dengan dibentuknya Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI), maka
institusi yang bersangkutan dapat menjadi wadah yang akan mengakomodasi
kepentingan antara kebutuhan korporasi, lembaga pendidikan tinggi, masyarakat,
lembaga-lembaga riset akan ahli perpajakan yang handal dengan kemampuan
teknis para professional ahli perpajakan yang siap untuk diterjunkan secara
langsung di tengah-tengah masyarakat sebagai Tax Agents.
Dalam Kode Etik Ikatan Konsultan Pajak Indonesia, yang mengatur tentang
Kepribadian Konsultan Pajak Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Konsultan Pajak Indonesia wajib :

9
a. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945.
b. Menjunjung tinggi kepatuhan hukum dan peraturan perpajakan, integritas,
martabat dan kehormatan profesi konsultan pajak.
c. Melakukan tugas profesi dengan penuh tanggung jawab, dedikasi tinggi
dan independen.
d. Menjadi wajib pajak yang baik.
e. Menjaga kerahasiaan dalam menjalankan profesi.

2. Konsultan Pajak Indonesia tidak diperkenankan :


a. Melakukan kegiatan profesi lain yang terikat dengan pekerjaan sebagai
pegawai negeri sipil baik pada tingkat Pusat maupun Daerah, kecuali
mereka yang bekerja pada bidang riset, pengkajian dan pendidikan.
b. Meminjamkan ijin kerja untuk digunakan oleh pihak lain.
c. Menugaskan pegawainya yang tidak menguasai seluk beluk, teknik,
pengetahuan dan peraturan perpajakan untuk bertindak atas nama
Konsultan pajak, memberikan nasehat dan menangani urusan perpajakan
Klien.

Etika yang mengatur hubungan konsultan pajak dengan teman seprofesi


konsultan pajak adalah sebagai berikut:
1. Hubungan dengan teman seprofesi harus dilandasi sikap saling menghormati,
saling menghargai dan saling mempercayai.
2. Konsultan Pajak Indonesia tidak diperkenankan :
a. Menarik Klien yang diketahui atau patut diketahui bahwa klien tersebut
telah diurus oleh Konsultan Pajak yang lain.
b. Membujuk karyawan dari Konsultan Pajak lain untuk pindah menjadi
karyawannya.
3. Konsultan Pajak Indonesia yang menerima pindahan dari Konsultan Pajak lain
wajib memberitahukan kepada Konsultan Pajak lain tersebut.
4. Bila terjadi sengketa antara sesama anggota IKPI dalam masalah profesi maka
sengketa tersebut agar didiskusikan secara musyawarah atau
diajukan kepada Pengurus Cabang.

10
5. Bila masih belum memperoleh penyelesaian maka diajukan kepada Pengurus
Pusat, dan bila masih belum pula diperoleh penyelesaian maka diajukan
kepada Dewan Kehormatan.

Etika yang mengatur hubungan konsultan pajak dengan klien, adalah sebagai
berikut:
Konsultan Pajak Indonesia wajib:
1. Menjaga sifat profesional dan kerahasiaan dalam hubungan profesi dengan
klien.
2. Menolak permintaan klien untuk melakukan perbuatan yang bertentangan
dengan Undang-Undang dan Peraturan Perpajakan. Konsultan Pajak
Indonesia tidak diperkenankan:
a. Memberikan petunjuk atau keterangan yang dapat menyesatkan kliennya
mengenai pekerjaan yang sedang dilakukan.
b. Memberikan jaminan kepada kliennya bahwa pekerjaan yang
berhubungan dengan instansi perpajakan pasti akan berhasil.
c. Menetapkan syarat-syarat yang membatasi kebebasan klien
mempercayakan kepentingan perpajakan kepada konsultan pajak yang
lain.
d. Melakukan atau menerima setiap ajakan dari pihak manapun untuk
melakukan tindakan yang diketahui atau patut diketahui merupakan
tindak pidana perpajakan

2.4 Hak Konsultan Pajak

1. Konsultan Pajak yang telah memiliki Izin Praktek Konsultan Pajak Sertifikat
A berhak memberikan jasa di bidang perpajakan kepada Wajib Pajak Orang
Pribadi dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya,
kecuali Wajib Pajak yang berdomisili di negara yang mempunyai persetujuan
penghindaran pajak berganda dengan Indonesia.

11
2. Konsultan Pajak yang telah memiliki Izin Praktek Konsultan Pajak Sertifikat
B berhak memberikan jasa di bidang perpajakan kepada Wajib Pajak Orang
Pribadi dan Badan dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban
perpajakannya, kecuali kepada Wajib Pajak Penanaman Modal, Bentuk
Usaha Tetap, dan yang berdomisili di negara yang mempunyai persetujuan
penghindaran pajak berganda dengan Indonesia.
3. Konsultan Pajak yang telah memiliki Izin Praktek Konsultan Pajak Sertifikat
C berhak memberikan jasa di bidang perpajakan kepada Wajib Pajak Orang
Pribadi dan Badan dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban
perpajakannya.

2.5 Kewajiban Konsultan Pajak


1. Konsultan Pajak wajib memenuhi semua ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
2. Konsultan Pajak wajib menyampaikan kepada Wajib Pajak agar
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
3. Dalam mengurus pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakan dari
Wajib Pajak, setiap Konsultan Pajak wajib:
memiliki Izin Praktek Konsultan pajak yang masih berlaku
memiliki surat kuasa khusus dari Wajib Pajak.
4. Konsultan Pajak wajib mematuhi prosedur dan tata tertib kerja yang berlaku
di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak dan dilarang melakukan tindakan-
tindakan yang merugikan kepentingan negara.
5. Konsultan Pajak yang telah memiliki Izin Praktek Konsultan Pajak Sertifikat
wajib mengikuti penataran/pendidikan penyegaran perpajakan paling sedikit
1 (satu) kali dalam setahun yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal
Pajak dan atau Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.
6. Konsultan Pajak wajib memenuhi Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
dan Kode Etik Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.
7. Konsultan Pajak wajib membuat Laporan Tahunan yang berisi jumlah dan
keterangan mengenai Wajib Pajak yang telah diberikan jasa di bidang
perpajakan dan melampirkan fotokopi Sertifikat Penataran/Pendidikan
Penyegaran Perpajakan.

12
8. Laporan Tahunan disampaikan kepada Direktur Jenderal Pajak paling lama
akhir bulan April tahun takwin berikutnya.
9. Konsultan Pajak dapat mengajukan permohonan penundaan penyampaian
laporan tahunan secara tertulis untuk paling lama 3 (tiga) bulan.

2.6 Ujian Setifikasi Konsultan Pajak


Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak (USKP) adalah gerbang bagi para
praktisi pajak untuk memperoleh Izin Praktek Konsultan Pajak yang
diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak. Praktisi pajak yang sudah lulus
USKP berhak menyandang gelar BKP (Bersertifikat Konsultan Pajak). USKP
diselenggarakan oleh Ikatan Konsultan Pajak Indonesia bekerja sama dengan
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perpajakan (Pusdiklat Pajak).
Ujian ini dilaksanakanan paling sedikit 2 kali dalam setahun yang meliputi
Sertifikat A, B dan C. Untuk dapat dinyatakan lulus, peserta USKP harus
minimal memenuhi kriteria dibawah ini :
1. Penilaian hasil ujian untuk setiap mata ujian dilakukan berdasarkan
skala 1 (satu) sampai dengan 100 (seratus).
2. Peserta USKP dinyatakan lulus apabila memperoleh nilai paling
rendah 60 (enam puluh) untuk setiap mata ujian.
3. USKP diselenggarakan dengan sistem kredit dengan batas mengulang
dalam kurun waktu 2 (dua) tahun untuk 1 (satu) tingkatan sertifikat
2.7 Kode Etik Konsultan Pajak
1. Untuk menjaga kehormatan dan keluhuran profesi Konsultan Pajak,
Perkumpulan mempunyai Kode Etik yang ditetapkan oleh
Kongres/Kongres Luar Biasa yang wajib ditaati oleh setiap anggota
Perkumpulan.
2. Konsultan Pajak wajib tunduk dan mematuhi Kode Etik Perkumpulan.
3. Pengawasan atas pelaksanaan Kode Etik dilakukan oleh Dewan
Kehormatan.
4. Dewan Kehormatan memeriksa dan mengadili pelanggaran Kode Etik
Perkumpulan berdasarkan tata cara Dewan Kehormatan.
5. Keputusan Dewan Kehormatan tidak menghilangkan tanggung jawab
pidana apabila pelanggaran terhadap Kode Etik Perkumpulan
mengandung unsur pidana.
6. Perubahan Kode Etik Perkumpulan dilakukan di Kongres/Kongres
Luar Biasa.

13
7. Dewan Kehormatan melakukan upaya-upaya untuk menegakkan kode
etik Perkumpulan.
8. Tata cara pelaksanakan Kode Etik diatur secara tersendiri di Kode
Etik Perkumpulan.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Konsultan Pajak dalam Negeri Vs Luar Negeri

Konsultan pajak sebenarnya sebuah profesi telah dikenal lama di


Indonesia dan aktivitas asosiasinya telah bermula di era 1970-an. Dalam
perkembangannya terjadi pasang surut jumlah konsultan pajak. Sampai dengan
pertengahan tahun 2016, jumlah konsultan pajak masih berkisar 3.322 orang.
Jumlah ini tentunya relatif kecil dibandingkan jumlah wajib pajak yang terdaftar
sekitar 40 juta.

Konsultan pajak juga masih belum maksimal menempatkan posisinya


untuk membantu wajib pajak di tengah keterbatasan sumber daya yang dimiliki
oleh otoritas pajak dalam memberikan sosialisasi perpajakan kepada masyarakat.
Minat untuk terjun langsung kedalam bisnis dunia perpajakan tampaknya belum
sepenuhnya menjadi daya tarik bagi anak muda. Terbukti masih lebih dari 60%
profesi konsultan pajak masih didominasi oleh konsultan berusia lebih dari 40
tahun, dan hanya segelintir yang tergolong berusia di bawah 25 tahun (sumber:
DJP). Hal ini tentunya menjadi tantangan sendiri bagi pemerintah untuk

14
mendorong tumbuh berkembangnya profesi yang sebenarnya masih sangat
dibutuhkan bagi masyarakat dan secara tidak langsung, bagi pemerintah itu
sendiri.

Untuk menuju arah perbaikan yang diharapkan sebaiknya perlu dilakukan


perbandingan (benchmarking) dengan pengalaman negara lain di dunia, yang juga
mengedepankan fungsi pelayanan perpajakan bagi masyarakatnya.

Sebagai contoh, otoritas pajak Jepang (NTA) sudah merasakan manfaat


memiliki hubungan simbiosis mutualisme dengan para Certified Publik Tax
Accountant (CPTA) di dalam sistem perpajakan mereka. Salah seorang pegawai
NTA yang menjadi tenaga ahli JICA di Jakarta, Mr. Naofumi Kosugi menyatakan
bahwa NTA sangat mendorong profesi konsultan pajak untuk berkembangnya dan
melakukan kerja sama yang erat dalam meningkatkan kepatuhan pajak.

Di negara maju lainnya seperti Australia, 38.000 tax agent dikelola secara
khusus di bawah naungan Tax Practitioners Board sehingga memiliki
profesionalisme tinggi serta mampu membantu otoritas pajak Australia (ATO)
khususnya dalam penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan (tax lodgement)
yang sebagian besar telah disampaikan secara elektronik.

Di negara tetangga juga sudah sangat nyata keberadaan profesi konsultan


pajak. Berdasarkan data otoritas pajak Singapura (IRAS), lebih dari 90% SPT PPh
wajib pajak pribadi disampaikan dengan menggunakan tax agent. Sementara itu,
otoritas perpajakan di Malaysia (IBRM) juga telah menikmati peningkatan
kepatuhan wajib pajak dengan keberadaan sekitar 7.000 konsultan pajak.

Dengan membandingkan jumlah dan peran penting konsultan pajak di


beberapa negara tersebut, Indonesia perlu mencermati dan mengupayakan
berkembangnya bisnis intermediaries ini.

Pemerintah, konsultan pajak dan masyarakat sepatutnya menyadari betapa


pentingnya pajak bagi pembangunan negara. Tentunya semangat untuk
mensukseskan program perpajakan nasional tidak hanya di era tax amnesty saja,
lebih jauh kedepan interaksi yang positif atau simbiosis mutualisme yang didasari
prinsip good governance antar ketiga pihak tersebut menjadi salah satu faktor
kunci bagi peningkatan penerimaan perpajakan di masa mendatang.

2.8 Pelanggaran Kode Etik Konsultan Pajak

Konsultan : Konsultan Pajak Agustri Junaidi

15
Alamat : Puri Indah Sidoarjo

Konsultan Pajak Agus Juanidi yang berdomisili di Kota Surabaya ini


melakukan penggelapan pajak sebesar 300 Miliar. Hal tersebut dilakukan terhadap
transaksi kliennya yang bernama David Sentono selaku Direktur dari PT. Putra
Mapan Sentosa yang beralamat di Kompleks Ruko Mangga Dua Kota Surabaya.

Kasus itu bermula ketika David Sentono, Direktur PT Putra Mapan


Sentosa di Kompleks Ruko Mangga Dua, Surabaya, menerima surat teguran
karena tidak memenuhi kewajibannya membayar pajak. Dan David menggunakan
jasa Konsultan Pajak Agustri Junaidi untuk menunaikan kewajiban tersebut. Para
staf dari Kantor Konsultan Pajak Agus Juanidi memalsukan 34 lembar SSP senilai
Rp 934 juta.

Pemalsuan dilakukan dua staf dari Konsultan Pajak Agustri Junaidi, yaitu
Fatchan (45) dan Iwan Rosyidi (28), yang bertugas mengambil SSP dan uang
tunai dari David Sentono. Prosedur yang benar, keduanya menyetorkannya ke
bank untuk memperoleh bukti penerimaan uang berupa validasi. Sebagai penyedia
jasa, Agustri memperoleh honor Rp 800.000 per bulan. Selanjutnya pengurusan
pajak tidak ditangani sendiri, melainkan diserahkan kepada penyedia jasa lainnya.

Akhirnya uang dari klien mengalami pemotongan. Tersangka Fatchan dan


Iwan tetap mengantongi bukti penerimaan uang walau tidak menyetor ke bank.
Bukti penerimaan tersebut (fiktif) atas jasa yang melibatkan pihak lain, yaitu
tersangka Siswanto (35) melalui tersangka Mutarozikin (33).

Dari kasus tersebut, staf dari konsultan pajak yaitu Fatchan & Iwan
melakukan pelanggaran kode etik Konsultan Pajak dimana dijelaskan dalam
Aturan Profesional Konsultan Pajak dalam bagian Integritas bahwa disebutkan :

1. Setiap anggota harus jujur dan dapat dipercaya dalam segala tindakan
profesionalnya. Khususnya, setiap anggota tidak boleh licik/menyiasati,
ceroboh dalam memberikan informasi, membuat pernyataan yang tidak
benar atau menyesatkan, maupun ceroboh dalam menyajikan informasi
yang relevan.
2. Setiap anggota tidak diperkenankan menerima pemberian berbentuk uang,
dan atau bentuk lain yang tidak berkaitan dengan aktivitas profesionalnya
untuk kepentingan pribadi.
3. Setiap anggota dilarang membantu dan/atau memberikan petunjuk yang
patut diduga merupakan tindak pidana pencucian uang.
4. Setiap anggota harus mengundurkan diri dari penugasan yang diberikan
oleh klien bilamana ia berpendapat bahwa permintaan klien tersebut dapat
atau dapat diduga menimbulkan risiko terjadinya suatu tindak pidana.

16
Sehingga atas perbuatannya staf dari Konsultan Pajak Agustri Junaidi
dijatuhi hukuman kurung selama 2 tahun 6 bulan.

BAB IV

PENUTUP

Suksesnya penerimaan pajak oleh negara akan dapat terlaksana sepanjang


mendapat dukungan semua pihak tanpa terkecuali, baik pemerintah, aparatur
pajak, sampai dengan wajib pajak dan masyarakat pada umumnya, termasuk
konsultan pajak. Dalam kaitan tugas profesi konsultan pajak seakan-akan terdapat
suatu konflik kepentingan, yang mana di satu sisi harus membantu pemerintah
ikut serta mengamankan penerimaan pajak, tetapi di sisi lain juga harus
sepenuhnya membantu wajib pajak dalam masalah perpajakannya. Tetapi
sebenarnya hal tersebut bukanlah suatu pertentangan, karena dalam membantu
atau membela kepentingan wajib pajak, konsultan pajak harus senantiasa
berpedoman dan tidak boleh melanggar pada ketentuan perundang-undangan
perpajakan yang berlaku.

Jasa konsultan pajak ini memberikan dampak positif bagi wajib pajak,
organisasi atau perusahaan yang ingin membayar pajak. Menjadi konsultan pajak

17
harus memiliki beberapa ciri-ciri, yaitu : Integritas (konsistensi antara apa yang
diucapkan dengan apa yang dilakukan), Independen (mandiri dan objektif),
Berdedikasi tinggi (berkomitmen dengan profesinya).

Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak (USKP) adalah gerbang bagi para


praktisi pajak untuk memperoleh Izin Praktek Konsultan Pajak yang diterbitkan
oleh Direktur Jenderal Pajak. Praktisi pajak yang sudah lulus USKP berhak
menyandang gelar BKP (Bersertifikat Konsultan Pajak). USKP diselenggarakan
oleh Ikatan Konsultan Pajak Indonesia bekerja sama dengan Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Perpajakan (Pusdiklat Pajak). Ujian ini dilaksanakanan paling sedikit 2
kali dalam setahun yang meliputi Sertifikat A, B dan C.

Dan setiap konsultan pajak wajib menjaga kerahasiaan kliennya dan/atau


pemberi kerjanya. Berikut ini Peraturan Mentri Keuangan yang mengatur
konsultan pajak:

1. Untuk dapat berpraktik sebagai Konsultan Pajak, seorang Konsultan Pajak


yang telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang kami sebut di atas, harus
mempunyai Izin praktik yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak atau
pejabat yang ditunjuk (Pasal 3 ayat (1) PMK 111/2014)
2. Untuk memperoleh Izin Praktik, Konsultan Pajak harus menyampaikan
permohonan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak ( Pasal 3 ayat (2)
PMK 111/2014)
3. Permohonan untuk memperoleh Izin Praktik harus diajukan paling lambat 2
(dua) tahun sejak tanggal diterbitkannya Sertifikat Konsultan Pajak (Pasal 6
ayat (1) PMK 111/2014)
4. Atas permohonan memeperoleh Izin Praktik, Direktur Jenderal Pajak atau
pejabat yang ditunjuk dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari
kerja terhitung sejak diterimanya permohonan secara lengkap, memutuskan
untuk menyetujui atau menolak (Pasal 6 ayat (2) PMK 111/2014)
5. Dalam hal permohonan memeperoleh Izin Praktik disetujui, Direktur Jenderal
Pajak atau pejabat yang ditunjuk menerbitkan keputusan tentang Izin Praktik
(Pasal 6 ayat (3) PMK 111/2014)
6. Terhadap Konsultan Pajak yang telah diberikan Izin Praktik, diterbitkan Kartu
Izin Praktik (Pasal 7 ayat (1) PMK 111/2014)

Jasa-jasa yang secara umum diberikan oleh konsultan pajak adalah sebagai
berikut, yaitu:

1. Jasa Perencanaan Pajak


2. Jasa Konsultan Pajak
3. Jasa Pengisian SPT Perpajakan
4. Jasa Pendamping Pemeriksaan Pajak

18
5. Jasa Penanganan Kasus Perpajakan
6. Jasa Review Perpajakan

19

Anda mungkin juga menyukai