Anda di halaman 1dari 21

Makalah

Aspek Hukum dalam Keprofesian

“ Konsultan Pajak dan Akuntan Pajak “

Disusun Oleh :

Anghesty Puji Rahayu 041711333067

Lifia Ulfa Inayah 041711333188

Rosalina 041711333201

Juppa Saroha Purba 041711333212

Deni Rachmad S 041711333234

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penerimaan pajak memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara. Hal
ini dikarenakan hampir setiap pelaksanaan pembangunan nasional dibiayai melalui penerimaan
pajak negara, sehingga penerimaan pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara terbesar
yang cukup diandalkan. Definisi pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keerluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Dalam pelaksanaannya, pajak belum menjadi suatu hal yang umum dan terlaksana dengan
baik di Negara Indonesia. Pasalnya masih banyak kasus kelalaian dan kurangnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya membayar pajak. Terdapat beberapa alasan yang mendasari penyebab
kurangnya kesadaran masyarakat membayar pajak. Salah satu faktor utama yang melatarbelakangi
wajib pajak lalai membayar pajak ialah kurangnya pemahaman dan pengetahuan akan sistem
perpajakan yang diberlakukan di Negara Indonesia sekarang ini. Faktor kesibukan serta kurangnya
tenaga khusus dibidang perpajakan juga dapat dijadikan alasan yang mendasari terjadinya kendala
Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajibannya membayar pajak.

Oleh karena itu, untuk mencegah timbulnya masalah kelalaian pajak yang dilakukan Wajib Pajak,
terdapat profesi dalam akuntansi perpajakan yang memberikan jasa konsultasi mengenai
perpajakan. Pihak yang memberikan jasa konsultasi itu disebut Konsultan Pajak. Konsultan pajak
memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak agar dapat
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.
Keberadaan konsultan pajak merupakan sebuah solusi atas kendala-kendala tersebut, dikarenakan
konsultan pajak dapat dipercaya sebagai pihak yang dapat memberikan jasa profesional kepada
Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Kepatuhan Wajib Pajak merupakan salah
satu faktor utama untuk dapat menjamin keberhasilan percapaian target penerimaan pajak sehingga
dapat meningkatkan kelancaran dalam pembangunan nasional.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan pokok permasalahan
adalah sebagai berikut :

1) Apa pengertian Konsultan Pajak dan Landasan Hukumnya?


2) Bagaimana peran Konsultan Pajak dalam perpajakan di Indonesia?
3) Bagaimana syarat-syarat menjadi Konsultan Pajak di Indonesia?
4) Bagaimana sistem pelaksanaan Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak (USKP) di Indonesia?
5) Apa saja kode etik Konsultan Pajak Indonesia?
6) Bagaimana persyaratan, hak dan kewajiban seorang kuasa?

1.3 Tujuan Penulisan

Penulisan ini memiliki tujuan sebagai berikut :

1) Untuk mengetahui pengertian Konsultan Pajak dan Landasan Hukumnya


2) Untuk mengetahui peran Konsultan Pajak dalam perpajakan di Indonesia.
3) Untuk mengetahui syarat-syarat menjadi Konsultan Pajak di Indonesia.
4) Untuk mengetahui sistem pelaksanaan Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak (USKP) di
Indonesia.
5) Untuk mengetahui kode etik Konsultan Pajak Indonesia.
6) Untuk mengetahui persyaratan, hak dan kewajiban seorang kuasa.
BAB II

Pembahasan

2.1 Pengertian dan Landasan Hukum Konsultan Pajak

Profesi konsultan pajak adalah adalah profesi yang dijalankan oleh para profesional yang
memberikan jasa profesional kepada Wajib Pajak. Menurut Keputusan Menteri Keuangan No.
485/KMK.03/2003 ditetapkan tanggal 30 Oktober 2003, “Konsultan Pajak adalah setiap orang
yang dalam lingkungan pekerjaannya secara bebas memberikan jasa profesional kepada Wajib
Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan perpajakan yang berlaku”. Jasa perpajakan meliputi persiapan dan penyampaian SPT,
memberikan konsultasi berkenaan dengan masalah perpajakan, mewakili atau melaksanakan kuasa
dari Wajib Pajak, mendampingi Wajib Pajak dihadapan Otoritas Pajak, dan mewakili Wajib Pajak
di Pengadilan Pajak, dan lainnya.

Landasan hukum ketentuan Konsultan Pajak selama ini diatur dalam Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 485/KMK.03/2003 tentang Konsultan Pajak Indonesia sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 98/PMK.03/2005. Namun ketentuan ini hanya
akan berlaku dalam 6 bulan. Setelah itu, ketentuan mengenai Konsultan Pajak ini diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.03/2014 tanggal 9 Juni 2014 tentang
Konsultan Pajak. Salah satu perubahan yang cukup signifikan adalah mengenai persyaratan untuk
menjadi konsultan pajak. Saat ini persyaratan untuk menjadi konsultan pajak sudah dibuat lebih
ketat.

2.2 Peran Konsultan Pajak

2.2.1 Fungsi Konsultan Pajak

Fungsi Konsultan Pajak adalah sebagai berikut:


a. Membantu mengurus dan menyiapkan yang akan dilapor sesuai ketentuan
perpajakan untuk suatu perusahaan.
b. Karena wajib pajak badan tidak mempunyai waktu untuk memperhatikan
perkembangan perpajakan maka konsultan pajak berfungsi untuk mengatur
pajak perusahaan sesuai perkembangan peraturan yang berlaku.
c. Konsultan pajak memberikan bimbingan untuk wajib pajak.
d. Dengan menggunakan jasa konsultan pajak dapat mengurangi resiko
kesalahan dalam perpajakan.
e. Mengurangi beban perusahaan, perusahaan dapat lebih fokus untuk
mengembangkan usahanya.
f. Konsultan pajak akan mendampingi jika terjadi pemerikasaan, pengajuan
banding, dan keberatan

2.2.2 Tanggung Jawab Konsultan Pajak

Tanggung jawab Konsultan Pajak terhadap klien (Wajib Pajak) adalah sebagai
berikut:

a. Menyusun rencana perpajakan untuk optimalisasi pajak.


b. Melakukan koordinasi dengan perusahaan affiliasi dan bagian terkait dalam
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan.
c. Approval laporan pajak masa dan tahunan secara akurat dan tepat waktu.
d. Melakukan verifikasi transaksi perusahaan yang terkait aspek pajak.
e. Menangani audit pajak dan menyusun budget tahunan bagian pajak.
f. Update peraturan perpajakan untuk memastikan tax compliance.

2.2.3 Hak dan Kewajiban Konsultan Pajak

 Hak yang dimiliki Konsultan Pajak adalah sebagai berikut:


a. Konsultan Pajak yang telah memiliki Izin Praktek Konsultan Pajak
Sertifikat A berhak memberikan jasa di bidang perpajakan kepada
Wajib Pajak Orang Pribadi dalam melaksanakan hak dan memenuhi
kewajiban perpajakannya, kecuali Wajib Pajak yang berdomisili
di negara yang mempunyai persetujuan penghindaran pajak berganda
dengan Indonesia.
b. Konsultan Pajak yang telah memiliki Izin Praktek Konsultan Pajak
Sertifikat B berhak memberikan jasa di bidang perpajakan kepada
Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan dalam melaksanakan hak dan
memenuhi kewajiban perpajakannya, kecuali kepada Wajib Pajak
Penanaman Modal, Bentuk Usaha Tetap, dan yang berdomisili di
negara yang mempunyai persetujuan penghindaran pajak berganda
dengan Indonesia.
c. Konsultan Pajak yang telah memiliki Izin Praktek Konsultan Pajak
Sertifikat C berhak memberikan jasa di bidang perpajakan kepada
Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan dalam melaksanakan hak dan
memenuhi kewajiban perpajakannya.

 Kewajiban yang dimiliki Konsultan Pajak adalah sebagai berikut:


a. Konsultan Pajak wajib memenuhi semua ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
b. Konsultan Pajak wajib menyampaikan kepada Wajib Pajak agar
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
c. Dalam mengurus pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban
perpajakan dari Wajib Pajak, setiap Konsultan Pajak wajib memiliki
Izin Praktek Konsultan pajak yang masih berlaku dan memiliki surat
kuasa khusus dari Wajib Pajak.
d. Konsultan Pajak wajib mematuhi prosedur dan tata tertib kerja yang
berlaku di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak dan dilarang
melakukan tindakan-tindakan yang merugikan kepentingan negara.
e. Konsultan Pajak yang telah memiliki Izin Praktek Konsultan Pajak
Sertifikat wajib mengikuti penataran/pendidikan penyegaran
perpajakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun yang
diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pajak dan/atau Ikatan
Konsultan Pajak Indonesia.
f. Konsultan Pajak wajib memenuhi Anggaran Dasar/Anggaran Rumah
Tangga dan Kode Etik Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.
g. Konsultan Pajak wajib membuat Laporan Tahunan yang berisi jumlah
dan keterangan mengenai Wajib Pajak yang telah diberikan jasa di
bidang perpajakan dan melampirkan fotokopi Sertifikat
Penataran/Pendidikan Penyegaran Perpajakan.
h. Laporan Tahunan disampaikan kepada Direktur Jenderal Pajak paling
lama akhir bulan April tahun takwin berikutnya.
i. Konsultan Pajak dapat mengajukan permohonan penundaan
penyampaian laporan tahunan secara tertulis untuk paling lama 3 (tiga)
bulan.

2.3 Syarat-Syarat Menjadi Konsultan Pajak

1. Warga Negara Indonesia


2. Bertempat tinggal di Indonesia
3. Memiliki serendah-rendahnya ijazah Strata Satu (S-1) atua setingkat dengan itu
dari Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta yang terakreditasi,
kecuali bagi pensiunan pegawai Direktorat Jenderal Pajak ditentukan oleh
Direktur Jenderal Pajak.
4. Tidak terkait dengan pekerjaan atau jabatan pada Pemerintah/Negara atau Badan
usaha Milik Negara/Daerah.
5. Berkelakuan baik yang dibuktikan dengan surat keterangan dari instansi yang
berwenang.
6. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak.
7. Memenuhi kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
8. Bersedia menjadi anggota Ikatan Konsultan Pajak Indonesia dan tunduk pada
Kode Etik Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.
9. Memiliki Sertifikat Konsultan Pajak.

2.4 Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak (USKP)


Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak (USKP) adalah gerbang bagi para praktisi pajak
untuk memperoleh Izin Praktek Konsultan Pajak yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal
Pajak. Praktisi pajak yang sudah lulus USKP berhak menyandang gelar BKP (Bersertifikat
Konsultan Pajak). USKP diselenggarakan oleh Ikatan Konsultan Pajak Indonesia bekerja
sama dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perpajakan (Pusdiklat Pajak). Ujian ini
dilaksanakanan paling sedikit 2 kali dalam setahun yang meliputi Sertifikat A, B dan C.

 Kriteria Kelulusan USKP :

1. Penilaian hasil ujian untuk setiap mata ujian dilakukan berdasarkan skala 1 (satu)
sampai dengan 100 (seratus).
2. Peserta USKP dinyatakan lulus apabila memperoleh nilai paling rendah 60
(enam puluh) untuk setiap mata ujian.
3. USKP diselenggarakan dengan sistem kredit dengan batas mengulang dalam
kurun waktu 2 (dua) tahun untuk 1 (satu) tingkatan sertifikat.

 Materi Penguasaan bagi Konsultan Pajak :


Brevet A : Pajak Orang Pribadi
1. Pancasila
2. PPh Orang Pribadi
3. PPh Pasal 21 dan SPT 1721
4. PPh Pasal 22/23/26
5. PPN dan SPT Masa PPN
6. KUP/PPSP/BPSP
7. BM/PBB/BPHTB
8. Akuntansi Perpajakan
9. SPT PPh Orang Pribadi (1770)
10. Kode Etik Profesi

Brevet B : Pajak Badan


1. Pancasila
2. PPh Badan
3. PPh Pasal 21 dan SPT 1721
4. PPh Pasal 22/23/26
5. PPN
6. KUP/PPSP/BPSP
7. BM/PBB/BPHTB
8. Akuntansi Perpajakan
9. SPT PPh Badan
10. SPT Masa PPN
11. Kode Etik Profesi

Brevet C : Pajak Internasional


1. PPh Badan
2. PPh Pasal 21 dan SPT 1721
3. PPh pasal 22/23/26
4. PPN
5. KUP/PPSP/BPSP
6. Perpajakan Internasional
7. Akuntansi Perpajakan
8. SPT PPh Badan
9. SPT Masa PPN
10. Kode Etik Profesi

2.5 Izin dan Permohonan

Izin praktik Konsultan Pajak diterbitkan langsung oleh Dirjen Pajak. Pemohon
harus melampirkan dokumen-dokumen pendukung antara lain:

a) Daftar riwayat hidup/pengalaman kerja dan riwayat pendidikan dengan mengisi


formulir Daftar Riwayat Hidup sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II-1
Keputusan Menteri Keuangan ini;
b) Fotokopi Ijazah terakhir yang telah dilegalisir;
c) Fotokopi Sertifikat Konsultan Pajak yang terakhir dan telah dilegalisir;
d) Surat Keterangan Catatan Kepolisian;
e) Pas foto terakhir berwarna ukuran 4×6 cm sebanyak 4 (empat) lembar dan 2×3 cm
sebanyak 3 (tiga) lembar;
f) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang telah dilegalisir;
g) Fotokopi Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak yang telah dilegalisir oleh Kepala
Kantor Pelayanan Pajak tempat pemohon terdaftar.
h) Surat Pernyataan tidak terikat dengan pekerjaan/jabatan pada instansi/Lembaga
Pemerintah atau Badan Usaha Milik Negara/Daerah dengan mengisi formulir
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II-2 Keputusan Menteri Keuangan ini;
i) Surat keterangan telah memenuhi kewajiban perpajakan dengan baik yang
diterbitkan oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat pemohon terdaftar
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II-3 Keputusan Menteri Keuangan ini;
j) Surat pernyataan kesediaan menjadi anggota Ikatan Konsultan Pajak Indonesia
dengan mengisi formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II-4 Keputusan
Menteri Keuangan ini.

Dirjen Pajak harus memberikan keputusan atas permohonan ini paling lama 30 hari kerja
sejak permohonan diterima secara lengkap.

Izin dapat dicabut oleh Dirjen Pajak yang disebabkan beberapa hal antara lain :

a) mengundurkan diri selaku Konsultan Pajak;


b) meninggal dunia;
c) telah mencapai usia 70 (tujuh puluh) tahun;
d) dikenakan sanksi sebagaimana ketentuan dalam Pasal 11 ayat (3) huruf c;
e) tidak mendaftarkan diri sebagai anggota Ikatan Konsultan Pajak Indonesia atau
mengundurkan diri dari keanggotaan Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.

Permohonan untuk mendapatkan izin Konsultan pajak harus disampaikan secara


tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak dengan menggunakan formulir sebagaimana
ditetapkan dalam Lampiran I Keputusan Menteri Keuangan Nomor 485/KMK.03/2003

2.6 Kode Etik Konsultan Pajak


Dalam Kode Etik Ikatan Konsultan Pajak Indonesia, yang mengatur tentang
Kepribadian Konsultan Pajak Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Konsultan Pajak Indonesia wajib :


a. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
b. Menjunjung tinggi kepatuhan hukum dan peraturan perpajakan, integritas,
martabat, dan kehormatan profesi Konsultan Pajak
c. Melakukan tugas profesi dengan penuh tanggung jawab, dedikasi tinggi, dan
independen
d. Menjadi Wajib Pajak yang baik
e. Menjaga kerahasiaan dalam menjalankan profesi
2. Konsultan Pajak Indonesia tidak diperkenankan :
a. Melakukan kegiatan profesi lain yang terikat dengan pekerjaan sebagai pegawai
negeri sipil, baik pada tingkat pusat maupun daerah, kecuali mereka yang bekerja
pada bidang riset, pengkajian, dan pendidikan
b. Meminjamkan izin kerja untuk digunakan pihak lain
c. Menugaskan pegawainya yang tidak menguasai seluk beluk, teknik, pengetahuan,
dan peraturan perpajakan untuk bertindak atas nama Konsultan Pajak, memberikan
nasehat dan menangani urusan perpajakan Klien

2.7 Manfaat Menggunakan Jasa Konsultan Pajak

1) Lebih efisien karena dengan jasa konsultan tingkat kesalahan sangat kecil
sehingga resiko lebih bayar bisa nol
2) Perusahaan tidak terbebani dengan urusan administratif pajak misalnya membuat
laporan sampai pelaporannya karena semua sudah di tangani konsultan
3) Dalam hal pemeriksaan pajak, perusahaan lebih aman karena di dampingi
konsultan yang paham tentang prosedur pemeriksaan dan mengantisipasi dari
kesalahan hitungan yang pada akhirnya merugikan perusahaan
4) Jika ada masalah akan lebih cepat di atasi sehingga tidak menyita waktu dan
pikiran pimpinan perusahaan
5) Perusahaan bisa lebih fokus mengembangkan bisnisnya
6) Perusahaan dapat melakukan tax planning atau perencanaan pajak

2.8 Jasa-jasa yang Ditawarkan oleh Konsultan Pajak Indonesia

Jasa-jasa yang ditawarkan oleh Konsultan Pajak dalam TAXAccConsulting adalah


sebagai berikut :
a. Jasa Kepatuhan Pajak

Memenuhi kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan


perpajakan yang berlaku, meliputi: perhitungan pajak terutang, mempersiapkan SSP untuk
menyetorkan kewajiban pajak, dan menyiapkan SPT Masa dan SPT Tahunan untuk
dilaporkan ke kantor pelayanan pajak tempat Wajib Pajak terdaftar. Seperti: SPT PPh Pasal
21/26 (Manual atau e-SPT), SPT PPh Pasal 23, SPT PPh Final, SPT PPN/PPn BM (Manual
atau e-SPT), SPT PPh Orang Pribadi (1770ss/1770s/1770), SPT PPh Badan (1771/1771$) (
Manual atau e-SPT).

b. Jasa Tax Planning

Menyusun perencanaan pajak, guna meningkatkan efisiensi manajemen pajak dengan


melakukan identifikasi alternatif terbaik sesuai peraturan perpajakan yang berlaku. Layanan
ini juga mencakup pengaturan skema transaksi alternatif sesuai metode akuntansi, yang
bertujuan untuk meminimalkan beban pajak dan memaksimalkan keuntungan perusahaan.

c. Jasa Tax Risk Management

Manajemen Risiko Perpajakan, mulai dari mengindentifikasi risiko, mengukur risiko,


mengelola risiko, dan penghindaran risiko pajak guna meminimalkan risiko dan menghindari
risiko pajak yang dapat menimbulkan kerugian dan dampak negatif bagi owners dan
perusahaan.

d. Jasa Tax Review

Meninjau kepatuhan pajak perusahaan, mengidentifikasi potensi pajak perusahaan dan


memberikan rekomendasi untuk meminimalkan beban pajak. Mereview semua aktivitas
bisnis perusahaan yang berdampak kepada timbulnya beban pajak. Termasuk evaluasi data
dan transaksi pada saat perusahaan akan melakukan restitusi pajak. Layanan ini juga
mencakup ulasan kepatuhan pajak untuk pra-IPO, penggabungan (merger), likuidasi, dan
lain-lain.

e. Jasa Pendampingan dalam Konseling & Verifikasi

Melakukan pendampingan dan/atau mewakili perusahaan apabila dilakukan konseling


dan verifikasi oleh Account Representative (AR). Hal ini guna membantu perusahaan dalam
berargumentasi dan mempertahankan pendapat serta alasan-alasan yang rasional terkait
dengan pajak-pajak yang telah dilaporkan dalam SPT Masa/Tahunan yang telah
disampaikan serta membatu menyusun/menyiapkan SPT Pembetulan bila diperlukan.

f. Jasa Pendampingan dalam Pemeriksaan

Melakukan pendampingan dan/atau mewakili perusahaan apabila dilakukan


pemeriksaan pajak oleh pemeriksa pajak. Hal ini guna memastikan perusahaan dalam
menerima ketetapan pajak sesuai dengan keadaan sesungguhnya, dimana dikhawatirkan
karena ketidaktahuan perusahaan dalam pemeriksaan akan menimbulkan beban pajak yang
memberatkan perusahaan. Jasa ini juga akan membantu didalam menyiapkan dokumen-
dokumen dan skema akuntansi perusahaan yang diperlukan dalam proses pemeriksaan
tersebut.

g. Jasa Restitusi Pajak

Membantu di dalam menyiapkan, menyampaikan hingga penyelesaian proses Restitusi


Pajak perusahaan, baik secara masa maupun tahunan. Hal ini guna memastikan perusahaan
memperoleh restitusi pajak sesuai yang perusahaan harapkan dan tentunya sesuai dengan
peraturan perpajakan yang berlaku.

h. Jasa Penyelesaian Sengketa Pajak

Membantu di dalam penyelesaian sengketa pajak, yakni proses keberatan pajak, proses
banding di pengadilan pajak, hingga proses PK di Mahkamah Agung. Layanan ini ditujukan
untuk memastikan bahwa sengketa pajak diselesaikan dengan adil dan sesuai peraturan
perpajakan yang berlaku.

i. Jasa Administrasi Pajak

Membantu perusahaan dalam menangani administrasi pajak secara efektif dan efisien.
Layanan ini mencakup, antara lain, pendaftaran dan/atau pencabutan Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP) dan/atau pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP), proses pemindahbukuan
(Pbk) akun pajak, permohonan pembukuan dalam bahasa asing dan mata uang asing,
pemusatan PPN, tax clearance, dan lain-lain.

j. Pelatihan Pajak

Program pelatihan pajak untuk staf perusahaan guna meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam perpajakan. Topik-topik pelatihan akan disesuaikan berdasarkan
kebutuhan perusahaan guna mencapai tujuan yang diharapkan perusahaan.

k. Perpajakan Internasional

Membantu perusahaan dalam proses bisnis secara global dimana transaksi akan
melibatkan peraturan pajak lintas negara. Jasa ini akan menganalisis masalah-masalah secara
kompleks perpajakan internasional perusahaan guna meminimalkan beban pajak dan untuk
memenuhi persyaratan kepatuhan pajak di Indonesia maupun dalam yurisdiksi Negara lain
dalam kerjasama dengan perusahaan afiliasi.

2.9 Seorang Kuasa

Seorang kuasa adalah orang yang menerima kuasa khusus dari Wajib Pajak untuk
melaksanakan hak clan/ atau memenuhi kewajiban perpajakan tertentu dari Wajib Pajak
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan. Wajib
Pajak dapat menunjuk seorang kuasa dengan surat kuasa khusus untuk melaksanakan
hak dan/ atau memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan di bidang perpajakan. Seorang kuasa sebagaimana dimaksud
meliputi:
a. konsultan pajak; dan

b. karyawan Wajib Pajak.

 Persyaratan Pelaksanaan hak dan kewajiban seorang kuasa

Seorang kuasa sebagaimana dimaksud harus memenuhi persyaratan sebagai


berikut:

a. menguasai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan;

b. memiliki surat kuasa khusus dari Wajib Pajak yang memberi kuasa;

c. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;

d. telah menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Tahun


Pajak terakhir, kecuali terhaclap seorang kuasa yang Tahun Pajak terakhir belum
memiliki kewajiban untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan; dan

e. tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan.

Dalam hal seorang kuasa merupakan konsultan pajak, dokumen kelengkapan


sebagai berikut:

a. fotokopi kartu izin praktik konsultan pajak;

b. surat pernyataan sebagai konsultan pajak;

c. fotokopi kartu Nomor Pokok Wajib Pajak; dan

d. fotokopi tanda terima penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak


Penghasilan Tahun Pajak terakhir bagi kuasa yang telah memiliki kewajiban untuk
menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan.
 Seorang kuasa tidak dapat melaksanakan hak dan/ataumemenuhi kewajiban Wajib
Pajak yang dikuasakan kepadanya apabila dalam melaksanakan hak dan/atau
memenuhi kewajiban perpajakannya

1) melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan;


2) menghalang-halangi pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang perpajakan; atau
3) dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan atau tindak
pidana lainnya
 Pemberian kuasa dan Wajib Pajak kepada seorang kuasa berakhir dalam hal:
o seorang kuasa terbukti melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
10 ayat (3) huruf a atau huruf b, atau dipidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal
10 ayat (3) huruf c;
o berakhirnya pelaksanaan hak dan/atau pemenuhan kewajiban perpajakan tertentu
yang tercantum dalam surat kuasa khusus; atau
o adanya pencabutan pemberian kuasa oleh Wajib Pajak.
 Pencabutan pemberian kuasa oleh Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
c harus diberitahukan secara tertulis dan disampaikan kepada pegawai Direktorat Jenderal
Pajak yang berwenang menangani pelaksanaan hak dan/atau pemenuhan kewajiban
perpajakan yang dikuasakan.
BAB III

PEMBAHASAN & STUDI KASUS

Untuk memperoleh informasi yang lengkap dan mendalam mengenai profesi konsultan
pajak, maka kami melakukan wawancara dengan salah seorang Konsultan Pajak professional dan
berpengalaman yaitu wawancara dengan Bapak Dr. Nur Hidayat, S.E., M.E., Ak., CA., BPK. di
Kantor TAXAcc Consulting pada tanggal 15 September 2017. Berikut hasil wawancara yang telah
kami lakukan :

4.1 Profil Perusahaan

TAXAcc Consulting merupakan sebuah perusahaan Konsultan Akuntansi dan


Perpajakan, serta Kuasa Hukum di Pengadilan Pajak yang didirikan dengan tujuan
membantu para owner dan perusahaan – perusahaan yang ingin merasakan ketenangan
dan daya saing unggul dalam pengelolaan akuntansi dan perpajakan. TAXAcc
Consulting telah terdaftar sebagai konsultan pajak resmi di Organta Direktorat
Jenderal Pajak (DJP) dengan nomor Ijin Konsultan Pajak- SI-2654/PJ/2013, terdaftar
sebagai Kuasa Hukum di Pengadilan Pajak dan Akuntan terdaftar di Pusat Pembinaan
dan Pengawasan Jasa Keuangan (PPPK) Kementerian Keuangan Republik Indonesia
dengan nomor Ijin Kuasa Hukum di Pengadilan Pajak- 103/PP/IKH/2015. Para
konsultan pajak kami telah menjadi member pada Ikatan Konsultan Pajak Indonesia
(IKPI) dan akuntan kami telah terdaftar sebagai member pada Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI).
TAXAcc Consulting beralamat di Jl. Ayuwangi No 2 Singgasana Pradana, Cibaduyut
Wetan, Bojongloa Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat 40238. Pendiri TAXAcc Consulting tersebut
juga merupakan seorang konsultan pajak yang telah berpengalaman mendampingi Wajib Pajak
(WP) lebih dari 10 tahun dalam menangani berbagai kasus perpajakan dan juga
merupakan akademisi untuk bidang akuntansi dan perpajakan di beberapa perguruan
tinggi ternama di Bandung dan Jakarta. Disamping itu, beliau juga merupakan Ketua
Divisi II Bidang Eksternal dalam organisasi profesi Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI) dan sebagai anggota aktif di Ikatan Konsultan Paj ak Indonesia (IKPI) Cabang
Bandung.

4.2 Kasus 1 : Mendampingi Pemeriksaan Pajak

Pada kasus ini, konsultan pajak mendampingi klien dalam pemeriksaan pajak. Pemeriksa
pajak mendapatkan temuan dari pihak klien, bahwa laporan klien menyatakan omzet perusahaan
adalah 18 Miliar. Pada saat diperiksa, pemeriksa menemukan omzet perusahaan yang seharusnya
tersebut bukanlah 18 Miliar melainkan 22 Miliar, sehingga ada selisih 4 Miliar. Kemudian
berdasarkan temuan tersebut, pemeriksa langsung menyimpulkan berdasarkan anggapannya
bahwa selisih 4 Miliar tersebut tidak dilaporkan oleh perusahaan. Sehingga pokok pajak tersebut
(selisih 4 Miliar) seharusnya dikenakan PPN 10% dari 4 Miliar = Rp. 400.000.000 dan PPh-nya
25% dari 4 Miliar yaitu sebesar 1 Miliar, jadi total keseluruhan pihak klien mendapat tagihan
pokok pajaknya sebesar Rp. 1,4 Miliar ditambah dengan adanya pengenaan sanksi yang berupa
bunga dan denda.

Pihak klien sudah menjelaskan bahwa 4 Miliar tersebut sesungguhnya bukanlah transaksi
klien. Kesalahan tersebut melainkan disebabkan karena pihak klien baru mencoba menggunakan
program komputer atau uji coba komputerisasi akuntansi. Ternyata karena masih dalam uji coba,
program yang dirancang untuk klien tersebut jadinya tidak dapat terintegrasi dengan retur dan
batal. Sesungguhnya 4 miliar yang ada itu adalah retur dan batal. Hal ini sudah dijelaskan bahwa
itu bukanlah transaksi yang tidak dilaporkan.

Yang ada dalam program komputer klien 22 Miliar itu, seperti yang sudah dijelaskan
diatas, dikarenakan program komputer pihak klien tidak dapat mengintegrasi retur dan batal.
Sehingga jumlah selisih 4 Miliar tersebut (retur&batal) tidak ada/muncul di dalam sistem. Tetapi
pemeriksa tetap bersikeras, bahkan pada saat itu pemeriksa datang melakukan pemeriksaan dengan
membawa hardisk yang kemudian disambungkan ke program.

Dalam hal ini, pemeriksaan yang dilakukan pemeriksa pajak dianggap sebagai suatu bentuk
pemaksaan, dimana sebelumnya bukti-bukti retur dan batal telah diberikan seluruhnya dan
hasilnya persis/sesuai dengan yang sebenarnya. Selanjutnya terbitlah SKPKB (Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar) untuk pihak klien. Namun dari pihak klien menolak SKPKB tersebut dan
kemudian melakukan keberatan dengan disertai penunjukkan bukti-buktinya, tetapi ternyata
keberatan tersebut ditolak. Tidak berhenti sampai disitu, pihak klien tetap ingin menyelesaikan
dan membuktikannya bahwa hal tersebut sebenarnya merupakan sebuah kekeliruan. Dikarenakan
kosultan pajak yang mendampingi kasus klien tersebut juga merupakan seorang kuasa hukum di
pengadilan pajak yang dapat menangani kasus ini, maka ketika keberatan ditolak, pihak konsultan
pajak melakukan upaya banding dan hasil banding yang ditanganinya tersebut membuahkan hasil
yang memuaskan, yaitu kasus dimenangkan oleh pihak konsultan & klien. Dengan demikian upaya
tersebut membangun kepercayaan yang besar dari pihak klien.
BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Konsultan Pajak merupakan seorang yang ahli dan professional dalam memberikan jasa
yang berkaitan dengan hal-hal di bidang perpajakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
perpajakan yang berlaku. Jasa perpajakan yang dilakukan oleh konsultan pajak meliputi persiapan
dan penyampaian SPT, memberikan konsultasi berkenaan dengan masalah perpajakan, mewakili
atau melaksanakan kuasa dari Wajib Pajak, mendampingi Wajib Pajak dihadapan Otoritas Pajak,
mewakili Wajib Pajak di Pengadilan Pajak dan mengedukasi serta melakukan sosialisasi aturan-
aturan dalam perpajakan.

Konsultan pajak memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kepatuhan
Wajib Pajak agar dapat melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan
perpajakan yang berlaku. Kepatuhan Wajib Pajak adalah salah satu faktor utama untuk dapat
menjamin keberhasilan pencapaian target penerimaan pajak. Dalam memenuhi tugas dan tanggung
jawabnya, Konsultan Pajak harus memenuhi standar kompetensi yang cukup sesuai dengan aturan
yang telah ditetapkan. Standar kompetensi seorang Konsultan Pajak diperoleh melalui Ujian
Sertifikasi Konsultan Pajak (USKP) sehingga dapat mengajukan Izin Konsultan Pajak melalui
Direktorat Jenderal Pajak. Ujian ini dilaksanakanan paling sedikit 2 kali dalam setahun yang
meliputi Sertifikat A, B dan C.

 Brevet A (Materi Sertifikat A) : Pajak Orang Pribadi


 Brevet B (Materi Sertifikat B) : Pajak Badan
 Brevet C (Materi Sertifikat C) : Pajak Internasional
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak. (2005).


“Keputusan Menteri Keuangan Nomor 98/PMK.03/2005 tentang Konsultan Pajak”. Jakarta:
Dirjen Pajak.

Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak. (2014).


“Keputusan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.03/2014 tentang Konsultan Pajak”.
Jakarta: Dirjen Pajak.

Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak. (2014).


“Keputusan Menteri Keuangan Nomor 229/PMK.03/2014 tentang persyaratan serta
pelaksanaan hak dan kewajiban seorang kuasa”. Jakarta: Dirjen Pajak

IKPI. 2010. Standar Profesi Konsultan Pajak. Diakses dari www.ikpi.or.id pada tanggal
09 Mei 2017.

Muljono, Eugenia Liliawati. 1998. Himpunan Peraturan tentang Konsultan Pajak,


Jakarta: Harvarindo
Ikatan Konsultan Pajak Indonesia. 1995. Buku Panduan Konsultan Pajak, Jakarta:
Charaka Bhuwana.

Anda mungkin juga menyukai