Perpajakan
Oleh Kelompok 8
Agus Suhadi
Maya Afriyani
Nurlaili
Latar Belakang
Akuntan pajak mempunyai beberapa tanggung-jawab kepada
publik,melalui pemerintah. Tanggung jawab akuntan pajak adalah
bukan untuk suatukepalsuan dalam suatu kewajiban pajak, dan
sebagai attestor, suatu
kewajiban pajak adalah suatu pernyataan/deklarasi atas sangsi dari
kecurangan, daninformasi dari hasil menyajikan laporan
keuangan adalah benar, dan lengkap.
Kode Etik Konsultan Pajak
Kode Etik Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) adalah kaidah moral yang
menjadi pedoman dalam berfikir, bersikap dan bertindak bagi setiap anggota IKPI.
Setiap anggota IKPI wajib menjaga citra martabat profesi dengan senantiasa
berpegang pada Kode Etik IKPI. Kode Etik IKPI juga mengatur sanksi terhadap
tidak dipenuhinya kewajiban atau dilanggarnya larangan oleh anggota IKPI.
KEWAJIBAN KONSULTAN PAJAK MENURUT PASAL 10 PERATURAN MENTERI
KEUANGAN NOMOR 98/PMK.03/2005 TANGGAL 13 OKTOBER 2005 TENTANG
PERUBAHAN ATAS PMK NOMOR 485/KMK.03/2003 TENTANG KONSULTAN PAJAK
INDONESIA
e) Memiliki Izin Praktek Konsultan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) wajib
mengikuti penataran/pendidikan penyegaran perpajakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun
yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pajak dan/atau Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.
f) Wajib mematuhi Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan Kode Etik Ikatan Konsultan Pajak
Indonesia.
g) Membuat Laporan Tahunan yang berisi jumlah dan keterangan mengenai Wajib Pajak yang telah
diberikan jasa di bidang perpajakan dengan menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan
dalam Lampiran IV Peraturan Menteri Keuangan ini dan melampirkan fotokopi Sertifikat
penataran/pendidikan penyegaran perpajakan sebagaimana dimaksud pada huruf e.
h) Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud pada huruf g disampaikan kepada Direktur Jenderal
Pajak paling lama akhir bulan April tahun takwim berikutnya.
i) Konsultan Pajak dapat mengajukan permohonan penundaan penyampaian Laporan Tahunan,
yang disampaikan secara tertulis untuk paling lama 3 (tiga) bulan.
Tanggung Jawab Akuntan Pajak
Akuntan pajak memiliki kewajiban untuk tidak berbohong atau menjadi pihak yang berbohong pada
pengembalian pajak. Akibatnya, ada tanggung jawab untuk klien dan masyarakat untuk berterus terang dan tidak
menjadi komplikasi dalam upaya klien untuk menipu bahkan jika itu berarti memutus kontrak dengan klien. Hal
tersebut dijelaskan pada Pernyataan AICPA pada Standar Pajak Service No 1.
Internal Revenue Service (IRS) mengemukakan bahwa tanggung jawab utama praktisi pajak pada
1) Sistem pajak.
2) Memiliki entitas administrasi pajak, kongres, administrasi dan komunitas praktisi.
3) Tanggung jawab terakhir adalah pentingnya pervasive (peresapan).
AIPCA Statement and For Tax Service dan Akuntan pajak
Statements on Standards for Tax Services merupakan pertimbangan etika umum yang mendasari standar yang
dibuat oleh Tax Executive Committee of the AICPA yang interpretasinya menggantikan SRTP dan interpretasinya
sejak 1 Oktober 2000. Ada 6 (enam) standar yang ditunjukkan dalam SSTS, yaitu:
1. Seorang akuntan pajak tidak boleh menyarankan sebuah posisi kecuali ada kemungkinan realistik untuk
kebaikan yang berkelanjutan.
2. Seorang akuntan pajak tidak boleh membuat atau menandatangani return jika ini berada dalam posisi yang
tidak boleh disarankan menurut poin 1.
3. Seorang akuntan pajak dapat menyarankan sebuah posisi yang menurutnya tidak ceroboh selama ini bisa
diungkapkan.
4. Seorang akuntan pajak berkewajiban untuk menasehati klien tentang potensi hukuman di beberapa posisi,
dan menyarankan disklosur.
5. Seorang akuntan pajak tidak boleh menyarankan sebuah posisi yang “mengeksploitasi” proses seleksi
audit IRS atau;
6. Dilarang bertindak sekadar dalam posisi “membantah”.
Kode Etik IKPI juga Mengatur Tentang :
01 02 03
Publikasi Kepribadian Teman Profesi
04 05
Wajib Pajak Sanksi
Kode Etik Konsultan Pajak – Publikasi
Modus yang dilakukan perusahaan ini adalah menyiutkan nilai omzet perusahaan,
dan pembukuan ganda alias double accounting . PT. TDG selama kurun waktu
2005-2006 hanya menyetorkan 30% hingga 35% dari omzet sebenarnya. Sehingga
pajak penghasilan (PPh) maupun pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi kecil.
Tiara Dewata mempunyai dua sistem pelaporan keuangan, yaitu Tipe A dan B.
Tiara Dewata Group Diduga Menggelapkan Pajak
Periode 2005 dan 2006
Diduga melakukan penggelapan pajak dengan cara memanipulasi Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Pertambahan Nilai ( SPT Masa PPN) ke kantor pajak untuk tahun buku Desember 2001 dan
Desember 2002. Jika pajak masukan lebih besar dari pajak keluaran, dapat direstitusi atau ditarik
kembali. Karena itu, IM3 melakukan restitusi sebesar Rp 65,7 miliar. 750 penanam modal asing
(PMA) terindikasi tidak membayar pajak dengan cara melaporkan rugi selama lima tahun terakhir
secara berturut-turut.
Terungkap bahwa
• Pihak manajemen berkonspirasi dengan para pejabat tinggi negara dan otoritas terkait
dalam melakukan penipuan akuntansi.
• Manajemen juga melakukan konspirasi dengan auditor dari kantor akuntan publik dalam
melakukan manipulasi laba yang menguntungkan dirinya dan korporasi, sehingga
merugikan banyak pihak dan pemerintah.
• Kemungkinan telah terjadi mekanisme penyuapan (bribery) dalam kasus tersebut.
PT. INDOSAT MULTIMEDIA TELAH MELANGGAR PRINSIP GCG
B. Sanksi Pidana
Kesimpulan Dari kasus
Sedangkan akuntan sendiri harus mampu menegakkan etika profesinya dalam melaksanakan tanggungjawabnya. Apabila keadannya terwujud
maka akan mewujudkan good corporate governance yang juga akan memulihkan kepatuhan masyarakat terhadap pemerintah maupun pajak.
Ada Pertanyaan?
Terima Kasih
List of references
● https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-921374/tiara-dewata-group-denpasar-diduga-gelap
kan-pajak
● https://www.scribd.com/doc/52380411/kasus-etika-dalam-perpajakan
● https://www.academia.edu/28859409/etika_dalam_praktik_perpajakan_dan_akuntansi_manajemen
● https://www.academia.edu/42815556/makalah_etika_profesi_etika_dalam_praktek_perpajakan
● https://www.academia.edu/67621238/makalah_etika_dalam_dunia_perpajakan