Anda di halaman 1dari 13

BAB 8

PROFESI AKUNTAN PAJAK DAN KANTOR JASA AKUNTANSI (KJA)

8.1 Gambaran (Pengertian) Akuntan Pajak


Akuntan pajak adalah orang yang memiliki tugas untuk mengurus berbagai hal yang
berhubungan dengan pajak dan hanya berfokus pada pencatatan dan pembukuan pajak
perusahaan.

Tugas Akuntan Pajak.


Akuntan pajak yang bekerja di perusahaan individu maka tugasnya hanya mengisi form
pajak dan memberi saran perencanaan finansial bagi perusahaan.
Sedangkan untuk perusahaan yang lebih besar seperti corporation maka tugasnya lebih
berat seperti memegang catatan pajak perusahaan. tidak hanya itu, analisis tanggungan
pajak serta rencana financial juga menjadi tugas akuntan pajak. Seorang akuntan sektor
pajak bertugas untuk menganalisis fenomena ekonomi dan menentukan strategi
perpajakan yang tepat sesuai ilmu yang dipelajari dan mengatur keuangan yang akan
dilaporkan kepada Direktorat Jenderal Pajak.

Beberapa prospek kerja untuk seorang akuntan pajak di beberapa sector :


1.Bekerja di Salah Satu Perusahaan Big Four
Bagi orang yang berkecimpung dalam bidang akuntansi pasti tidak asing dengan
istilah Big Four. Big Four merupakan perusahaan-perusahaan akuntansi yang paling
besar di dunia. Tentu saja bekerja di salah satu perusahaan yang tergabung dalam Big
Four adalah impian kebanyakan orang apalagi yang ingin menjadi akuntan.
Perusahaan yang tergabung dalam Big Four adalah Pricewaterhouse Coopers
(PwC), KPMG, Deloitte Touche Tohmatsu, dan Ernst & Young.
Keempat perusahaan ini merupakan pemegang 2/3 pasar akuntansi dunia dengan
layanan akuntansi yang beragam seperti audit, perpajakan, hingga forensik. Jadi
sudah terbayang berapa gaji yang akan diperoleh seorang akuntan pajak jika
bergabung dengan perusahaan ini.
2. Bank dan Lembaga Keuangan
Lapangan pekerjaan lain yang terbuka lebar untuk seorang akuntan sektor pajak
adalah bank dan lembaga keuangan. Banyaknya bank dan lembaga keuangan yang
tersebar di berbagai wilayah tentu menjadi keuntungan tersendiri bagi seorang
akuntan. Bank bukan hanya sebagai tempat untuk akuntan publik atau yang
berprofesi sebagai manajer atau penasehat keuangan saja.

3. Lembaga Pemerintahan
Bekerja di lembaga pemerintahan seperti di Direktorat Jenderal Pajak (DJP) bukan
hal yang mustahil jika mengantongi sertifikat akuntansi. Lembaga ini adalah lembaga
yang paling nyaman bagi seorang akuntan perpajakan, karena selain mengaplikasikan
ilmu bisa juga mengembangkannya. Di sini seorang akuntan pajak bisa menjalankan
tugas berhubungan dengan perpajakan lembaga.

4. Pegawai Bea Cukai


Prospek kerja seorang akuntan pajak adalah menjadi pegawai bea cukai. Ini adalah
tempat yang tepat bagi seorang akuntan pajak untuk melatih skill dan memperoleh
pengetahuan baru mengenai perpajakan. Gaji yang ditawarkan untuk pekerjaan ini
cukup besar yang tentu saja menggiurkan bagi seorang fresh graduate.

5. Dinas Keuangan Daerah


Prospek kerja lain untuk seorang akuntan perpajakan adalah bekerja di dinas
keuangan daerah. Bekerja di daerah tentu saja memiliki kelebihan karena dekat
dengan keluarga. Disamping itu seorang yang bekerja di Dinas Keuangan Daerah
bertugas untuk membantu Bupati dalam urusan pemerintahan terutama mengenai
keuangan daerah.

Tanggung jawab Akuntan Pajak


Akuntan pajak memiliki beberapa tanggung jawab, yaitu :
1) Akuntan pajak memiliki kewajiban untuk tidak berbohong atau menjadi
pihak yang berbohong pada pengembalian pajak. Akibatnya, ada tanggung jawab
untuk klien dan masyarakat untuk berterus terang dan tidak menjadi komplikasi
dalam upaya klien untuk menipu bahkan jika itu berarti memutus kontrak dengan
klien. Hal tersebut dijelaskan pada Pernyataan AICPA pada Standar Pajak Service
No 1.

2) Internal Revenue Service (IRS) mengemukakan bahwa tanggung jawab utama


praktisi pajak adalah sistem pajak. Jadi akuntan pajak memiliki kewajiban tidak
hanya untuk klien mereka, tetapi juga untuk sistem. Komisi IRS menyatakan
bahwa suatu sistem pajak yang baik dan kuat tidak hanya terdiri dari entitas
administrasi pajak saja. Suatu sistem pajak yang baik dan kuat harus terdiri dari
entitas administrasi pajak, kongres, administrasi dan komunitas praktisi. Direktur
praktik IRS lebih menegaskan bahwa ketika secara umum menyetujui bahwa
praktisi pajak mempunyai kewajiban atas kemampuan, loyalitas dan kerahasiaan
klien, hal ini disebut juga tanggung jawab praktisi atas sistem pajak yang baik.

3) Tanggung jawab terakhir adalah pentingnya pervasive (peresapan). Dalam


hubungan antara praktisi dan klien yang normal, kedua tanggung jawab dikenali
dan dilaksanakan. Namun, situasi ini adalah sulit. Dalam beberapa situasi praktisi
diperlukan untuk memutuskan kewajiban yang berlaku dan dalam pelaksanaannya
dapat disimpulkan bahwa kewajiban atas sistem pajak yang tertinggi. IRS
bersandar pada praktisi pajak untuk membantu dalam mengatur hukum pajak
dengan jujur dan adil dalam pelayanan dan pengembangan kepercayaan klien
dalam integritas dan kepatuhan terhadap sistem pajak.

8.2 Bidang-bidang Pekerjaan Akuntan Pajak


Akuntan pajak melakukan :
1.Penghitungan pajak klien
2. Pembayaran pajak sampai pada pelaporan pajaknya.
3. Memberikan layanan bantuan untuk menekan jumlah pajak yang harus ditanggung.
4. Evaluasi data terkait dengan munculnya beban pajak yang dirasa tidak
menguntungkan perusahaan juga menjadi tugas dan tanggung jawab akuntan pajak
di perusahaan.
5. Melakukan penghitungan pajak semaksimal mungkin sehingga perusahaan tidak
akan terkena risiko lebih bayar.
6. Meminimalisir risiko terjadinya kesalahan penghitungan.
7. Bila ternyata dalam penghitungan atau analisis ditemukan masalah, akuntan
perpajakan bisa segera mencari solusinya secara tanggap.
8. Pekerjaan administratif perusahaan bisa menjadi jauh lebih ringan.

8.3 Kode Etik Akuntan Pajak


Kode etik menetapkan prinsip dasar dan aturan etika profesi yang harus diterapkan oelh
setiap individu.
Etika akuntan pajak menurut AICPA di atur dalam Statements on Standards for Tax
Services (SSTS).
Ada 6 (enam) standar yang ditunjukkan dalam Statements on Standards for Tax
Services (SSTS) yaitu:
1) Seorang akuntan pajak tidak boleh menyarankan sebuah posisi kecuali ada
kemungkinan realistik untuk kebaikan yang berkelanjutan.
2) Seorang akuntan pajak tidak boleh membuat atau menandatangani return jika
ini berada dalam posisi yang tidak boleh disarankan menurut point 1.
3) 3. Seorang akuntan pajak dapat menyarankan sebuah posisi yang menurutnya
tidak ceroboh selama ini bisa didisklosur.
4) Seorang akuntan pajak berkewajiban untuk menasehati klien tentang potensi
hukuman di beberapa posisi, dan menyarankan disklosur.
5) Seorang akuntan pajak tidak boleh menyarankan sebuah posisi yang
“mengeksploitasi” proses seleksi audit IRS atau;
6) Dilarang bertindak sekadar dalam posisi “membantah”.
1.
Menurut standar ini, dikatakan tidak etis bila mengkapitulasi permintaan klien untuk
mengurangi liabilitas pajak klien sebenarnya, karena ketika menandatangani return,
anda berarti menyatakan bahwa return adalah benar, tepat, dan lengkap. Bila
menandatanganinya berarti anda terlibat kebohongan.

8.4 Hubungan Akuntan Pajak dengan Konsultan Pajak


Konsultan Pajak adalah orang yang memberikan jasa konsultasi perpajakan kepada
wajib pajak dalam rangka melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya
sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Artinya, konsultan pajak adalah orang yang bertugas membantu wajib pajak mengurus
segala hal yang berhubungan dengan pajak. Dengan begitu, pihak yang menggunakan
jasa tersebut dapat melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan baik.
Di Indonesia, sudah banyak perusahaan yang menggunakan jasa konsultan pajak dalam
rangka efisiensi perusahaan. Berikut ini layanan yang biasanya diberikan konsultan
pajak pada para pengguna jasanya:
1. Kepatuhan pajak. Konsultan pajak mengurusi hal-hal yang berhubungan dengan
kepatuhan pajak kliennya seperti menghitung, membayar dan melaporkan pajak.
2. Perencanaan pajak. Konsultan pajak melakukan jasa perencanaan pajak yang
bertujuan mengoptimalkan keuntungan klien.
3. Pemeriksaan Laporan Pajak. Ini adalah layanan untuk mengevaluasi data yang
berhubungan dengan munculnya beban pajak yang merugikan perusahaan klien.
4. Pendampingan dalam Pemeriksaan. Konsultan pajak memiliki tanggung jawab
dalam mewakili atau mendampingi klien saat pemeriksaan pajak. Hal ini dilakukan
karena tidak sedikit klien yang kurang memahami permasalahan perpajakannya.
Konsultan pajak juga ikut membantu menyiapkan data/dokumen yang dibutuhkan
saat pemeriksaan.
5. Konsultasi. Konsultan pajak menawarkan jasa konsultasi permasalahan perpajakan.
6. Restitusi pajak. Bila klien membutuhkan pengembalian kelebihan pembayaran
pajak (restitusi), konsultan pajak dapat membantu pelaksanaannya mulai dari
persiapan data, penyampaian restitusi, pemeriksaan sampai proses akhir dari
diterimanya pengembalian kelebihan pajak tersebut.
7. Penyelesaian sengketa pajak. Konsultan pajak dapat memberikan pelayanan
penyelesaian sengketa pajak. Contohnya jika klien berencana mengajukan keberatan
pajak, banding, dan lain sebagainya.
8.5 Pengertian Kantor Jasa Akuntansi (KJA)
Kantor Jasa Akuntasi (KJA) adalah badan usaha yang memberikan Jasa Akuntansi
seperti Jasa Pembukuan, Jasa Kompilasi Laporan Keuangan, Jasa Manajemen,
Akuntansi Manajemen, Konsultasi Manajemen, Jasa Perpajakan, Jasa Prosedur yang
Disepakati atas Informasi Keuangan, dan Jasa Sistem Teknologi Informasi. Kantor Jasa
Akuntansi (KJA) harus mendapatkan izin dari Kementerian Keuangan Republik
Indonesia dan diwajibkan untuk menjadi anggota dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
sebelum memberikan atau menyediakan Jasa Akuntansi dan Pajak kepada masyarakat.

Berbeda dengan Kantor Akuntan Publik, Kantor Jasa Akuntansi (KJA) dilarang
memberikan jasa audit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik.

Aspek yang dimiliki KJA


Kantor Jasa Akuntansi (KJA) sebagai solusi dari masalah terkait masalah akuntansi
yang dihadapi oleh bisnis atau usaha. Berikut ini adalah aspek yang dimiliki KJA :

 Aspek Legalitas : KJA telah memiliki payung hukum resmi yang diakui oleh
pemerintah dan Asosiasi Profesi Akuntan atau Ikatan Akuntan Indonesia.
Dengan adanya payung hukum ini, bisa meningkatkan kepercayaan publik
terhadap KJA.
 Aspek Standar dan Mutu : KJA telah memiliki system pengendalian mutu yang
ditetapkan oleh Asosiasi Profesi Akuntan sebagai alat control dalam menjaga
kualitas mutu jasa akuntansi. Sehingga, Anda tidak perlu khawatir akan kualitas
dari KJA.
 Aspek Profesionalisme : KJA harus dipimpin dan dikelola oleh akuntan
beregister negara yang terjaga kompetensi dan profesionalitasnya.
 Aspek Integritas : KJA memegang teguh kode etik dan standar profesi yang
ditetapkan oleh Asosiasi Profesi Akuntan dalam memberikan pelayanan jasa
kepada klien/pengguna jasa.
 Aspek Pengawasan dan Pembinaan: KJA dibina dan diawasi oleh Pusat
Pembinaan Profesi Akuntan Departemen Keuangan RI dan Asosiasi Profesi
Akuntan (Ikatan Akuntan Indonesia) dalam rangka meningkatkan
profesionalisme dan kepatuhan Akuntan.

Manfaat Menggunakan KJA


Adapula manfaat yang di peroleh pengusaha jika menggunakan Kantor Jasa Akuntansi
(KJA) sebagai solusi terbaik untuk menangani masalah atau problematika yang
terdapat pada sektor keuangan dan perpajakan anda, antara lain sebagai berikut :
 Kredibilitas Laporan Keuangan akan tinggi karena sudah sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. (SAKETAP)
 Mempunyai Persepsi yang bagus dan bankable untuk Bank Perkreditan Rakyat
dan Bank Umum lainnya karena sudah ditangani oleh Akuntan Professional dan
Beregister Negara. Hal ini tentu berkenaan dengan modal kerja untuk
operasional perusahaan yang begitu sangat dibutuhkan oleh Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah (UMKM).
 Tidak kerepotan dalam menyusun dan membuat Laporan Keuangan karena
sudah ditangani oleh Akuntan Professional, Berpengalaman dan Akuntabel
termasuk di sektor perpajakannya.
 Lebih leluasa menjalankan bisnis dikarenakan Laporan Keuangan perusahaan
dibuat dengan rapi dan akuntabel. Ini dapat menjadi kontrol perusahaan dalam
menentukan kebijakan terkait pemakaian biaya dan acuan peningkatan
penjualan.
 Dapat dimanfaatkan sebagai langkah ekspansi dan bekerja sama dengan
investor di luar Indonesia karena laporan keuangannya sudah acceptable.

Siapa saja yang bisa menggunakan jasa Kantor Jasa Akuntansi (KJA) :
Pengguna jasa Kantor Jasa Akuntansi (KJA) adalah orang pribadi atau perseorangan,
Koperasi, Yayasan, Badan Hukum yang berbentuk persekutuan modal seperti PT yang
tersebut dalam UU No 40 tahun 2008, serta persekutuan perdata CV, Firma dan badan
usaha yang modalnya dimiliki oleh pemerintah seperti BUMN, BUMD.

Bidang usaha apa saja yang membutuhkan jasa Kantor Jasa Akuntansi (KJA) :
Dalam memberikan pelayanan Jasa Akuntansi kantor (KJA) dapat memberikan
pelayanan jasa diseluruh bidang usaha, baik perusahaan yang bergerak dalam bidang
Jasa, Perdagangan dan Industri. Selain itu apabila dilihat dari skala usahanya maka
Kantor Jasa Akuntansi (KJA) juga dapat memberikan pelayanan mulai dari skala usaha
Kecil, Menengah atau pun Besar atau dengan kata lain mulai dari UMKM maupun
Korporasi.

Keuntungan Menggunakan KJA


Berikut ini adalah keuntungan menggunakan KJA:
 Perusahaan atau orang pribadi tidak lagi perlu untuk merekrut karyawan/staff
pada bagian Akuntansi sehingga mampu mengurangi biaya-biaya yang melekat
padanya.
 Perusahaan akan lebih aman dan nyaman terhadap keakuratan laporan keuangan
yang diterbitkan karena langsung dikerjakan oleh tenaga ahli yang profesional.
 Biaya yang dikeluarkan akan jauh lebih efisien dan hemat dibanding dengan
luasnya scope pekerjaan yang dilakukan .
 Kerahasiaan data perusahaan dapat lebih terjamin karena Kantor Jasa Akuntansi
(KJA) terikat pada kode etik Profesi.
 Kantor Jasa Akuntansi (KJA) bekerja secara profesional dan terlepas dari
konflik kepentingan sehingga menghindarkan perusahaan dari hal-hal yang
bersifat fraud (Kecurangan) dan pelanggaran kebijakan internal.
 Pada tingkat pemegang kebijakan, Pemilik Usaha maupun Direksi bisa lebih
fokus untuk memikirkan Strategic Planning karena seluruh aspek laporan
keuangan sudah di kerjakan secara sistematis, terukur dan memenuhi kepatuhan
terhadap kebijakan Perusahaan maupun Standar Keuangan.
 Perusahaan akan diberikan solusi yang mungkin dibutuhkan dalam bentuk
sharing knowledge, Karena sebagai konsultan Akuntansi KJA memiliki para
ahli di berbagai bidangnya.
8.6 Bidang Pekerjaan (jasa) KJA
Bidang Pekerjaan (jasa) KJA adalah sebagai berikut :
1) Jasa Pembukuan,
2) Jasa Kompilasi Laporan Keuangan,
3) Jasa Manajemen,
4) Akuntansi Manajemen,
5) Konsultasi Manajemen,
6) Jasa Perpajakan,
7) Jasa Prosedur yang Disepakati atas Informasi Keuangan, dan
8) Jasa Sistem Teknologi Informasi.

Contoh Kantor Jasa Akuntansi (KJA) yang memberikan jasanya,


KJA Ratya Mardika T.K memberikan pelayanan jasa akuntansi dan pajak dengan ruang
lingkup dibawah ini :
a. Jasa Pembukuan Pembuatan Laporan Keuangan baik bulanan dan tahunan,
sebagai berikut:
1) Melakukan rekonsiliasi Buku Bank terhadap Laporan Bank.
2) Neraca (Balance Sheet).
3) Laporan Laba Rugi.
4) Persiapan buku besar umum, bulanan dan dan laporan keuangan tahunan.
b. Jasa Pembuatan Perhitungan Pajak Bulanan dan Tahunan sebagai berikut:
1) Perhitungan pajak karyawan bulanan yang terdiri dari Pajak Penghasilan pasal
21 (pajak karyawan), PPh pasal 25 (pajak penghasilan badan), PPh pasal 23/26
dan pasal 4 ayat (2), PPN Masa.
2) Perhitungan dan penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak, yang terdiri dari
Pajak Penghasilan pasal 21 (perhitungan tahunan akhir Desember) dan Pajak
Penghasilan Badan. Persiapan Pembuatan Bukti Pemotongan Pajak.
3) Melakukan rekonsiliasi fiskal dan penyesuaian (jika ada) untuk tujuan
mempersiapkan kembali tahunan PPh Badan. 10 4. Korespondensi dengan
Kantor Pajak
c. Konsultasi Pajak KJA Ratya Mardika T.K. sebagai kantor konsultan pajak
memberikan konsultasi pajak dan memberikan saran, seperti yang diminta oleh
Perusahaan, dimana pandangan dan interpretasi aturan dan peraturan umum
khususnya ketentuan-ketentuan yang relevan dengan usaha perseroan. Jasa
konsultasi pajak antara lain mencakup :
1) Konsultasi Pajak Memberikan Bimbingan kepada wajib pajak agar dapat
melakasanakan kewajiban perpajakan secara efisien dan ekonomis, memberi
penjelasan atas isu-isu perpajakan yang bersifat khusus maupun umm
2) Perencanaan Pajak Menyusun program perencanaan perpajakan agar klien
dapat mencapai efisiensi pajak, mengurangi resiko sanksi denda, serta
menyusun kebijakan perpajakan yang selaras dengan kebijakan klien pada
umumnya.
3) Jasa Penyusunan Manual Perpajakan Jasa ini membantu klien perusahaan
menyusun pedoman perpajakan yang berisi kebijakan, strategi, prosedur,
pelaporan dan petunjuk teknis perhitungan pajak. Manual pajak berguna bagi
bagian pajak perusahaan dan eksekutif keuangan untuk mencapai pengelolaan
pajak perusahaan yang efisien, efektif dan ekonomis
4) Jasa Telaah Pajak Jasa telaah pajak dilakukan untuk menelaah potensi
kewajiban dari suatu transaksi atau aktivitas usaha. Kewajiban pajak tersebut
dapat timbul dari suatu transaksi normal maupun khusus. Jasa telaah pajak
dapat dilakukan secara lengkap, maupun terbatas. Laporan telaah pajak yang
lengkap bersifat komprehensif, sehingga dapat membantu wajib pajak untuk
membuat perencanaan pajak, dan menyelesaikan masalah pajak dengan sebaik-
baiknya.

8.7 Aturan Etika KJA


Prinsip Etika Profesi dalam Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan
pengakuan profesi akan tanggungjawabnya kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan
rekan. Prinsip ini memandu anggota dalam memenuhi tanggung-jawab profesionalnya
dan merupakan landasan dasar perilaku etika dan perilaku profesionalnya. Prinsip ini
meminta komitmen untuk berperilaku terhormat, bahkan dengan pengorbanan
keuntungan pribadi.
Prinsip Etika disahkan oleh Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota. Adapun prinsip
– prinsip tersebut adalah:
1.Tanggung Jawab Profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus
senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan
yang dilakukannya. Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam
masyarakat. Sejalan dengan peran tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab
kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga harus selalu
bertanggung jawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk mengembangkan
profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung
jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota
diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.

2.Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan
kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas
profesionalisme. Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab
kepada publik. Profesi akuntan memegang peran yang penting di masyarakat, dimana
publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi
kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung
kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis
secara tertib. Ketergantungan ini menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap
kepentingan publik. Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat
dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini
menyebabkan sikap dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya
mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara.

3.Integritas
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan
profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan
merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang
diambilnya.
Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus
terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan
publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima
kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak
menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.

4.Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan
dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Obyektivitasnya adalah suatu kualitas
yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas
mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak
berprasangka, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.

5.Kompetensi dan Kehati – hatian Profesional


Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati – hati,
kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan
pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk
memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional
dan teknik yang paling mutakhir. Hal ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai
kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik – baiknya sesuai dengan
kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung
jawab profesi kepada publik.

6.Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi
tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum
untuk mengungkapkannya. Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar
profesi yang berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan bahwa terdapat panduan
mengenai sifat – sifat dan luas kewajiban kerahasiaan serta mengenai berbagai keadaan
dimana informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dapat atau perlu
diungkapkan. Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan
informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional
yang diberikannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar
anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir.

7.Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan
menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi
tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai
perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain,
staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.

8.Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis
dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati –
hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa
selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Standar
teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants,
badan pengatur, dan pengaturan perundang – undangan yang relevan.

Anda mungkin juga menyukai