Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Adam Fhasli Hanifan Maha Putra

NPM : 51622120020
Kelas : C-OL / MAKSI / B1 / Program Pascasarjana
Matakuliah : 201631302 – Kapita Selekta Perpajakan

SOAL
a. Sebutkan kewajiban seorang Konsultan Pajak Indonesia dalam kaitannya dengan
kepribadian seorang Konsultan Pajak Indonesia!
b. Hal-hal apa sajakah yang wajib dilakukan oleh seorang Konsultan Pajak Indonesia dalam
hubungan dengan Instansi Pemerintah ?
c. Dan bagaimana pula hubungan seorang Konsultan Pajak Indonesia dengan kliennya? Apa
sajakah yang diwajibkan dan tidak diperkenankan ?

JAWABAN
a. Kewajiban Seorang Konsultan Pajak Indonesia
1. Konsultan pajak wajib memberikan jasa konsultasi pajak kepada wajib pajak dalam
melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
2. Memenuhi kode etik konsultan pajak dan berpedoman pada standar profesi konsultan
pajak yang diterbitkan oleh asosiasi konsultan pajak.
3. Ikut serta dalam kegiatan pengembangan profesional berkelanjutan yang
diselenggarakan atau diakui asosiasi konsultan pajak dan memenuhi satuan kredit
pengembangan profesional berkelanjutan.
4. Menyampaikan laporan tahunan konsultan pajak.
5. Menyampaikan secara tertulis tiap perubahan pada nama dan alamat rumah serta kantor
dengan melampirkan bukti perubahan tersebut.

Kepribadian Seorang konsultan Pajak


1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Negara Kesatuan yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-undang Dasar 1945
2. Taat pada hukum dan peraturan perpajakan, serta menjujung tinggi integritas martabat
dan kehormatan profesi konsultan pajak
3. Melakukan tugas profesi dengan penuh tanggung jawab, dedikasi tinggi, dan
independen
4. Menjadi Wajib Pajak yang baik
5. Menjaga kerahasiaan dalam menjalankan profesi

b. Dalam menjalankan praktiknya, Konsultan Pajak dalam hubungan dengan instansi


permetintah wajib:
1. Memberikan jasa konsultasi kepada Pajak dalam melaksanakan hak dan memenuhi
kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan;
2. Mematuhi kode etik Konsultan Pajak dan berpedoman pada standar profesi Konsultan
Pajak yang diterbitkan oleh Asosiasi Konsultan Pajak;
3. Mengikuti kegiatan pengembangan profesional berkelanjutan yang diselenggarakan
atau diakui oleh Asosiasi Konsultan Pajak dan memenuhi satuan kredit pengembangan
profesional berkelanjutan;
4. Menyampaikan laporan tahunan Konsultan Pajak;
5. Menginformasikan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak setiap perubahan data
diri Konsultan Pajak dengan kekerasan bukti perubahan yang dimaksud;
6. Melaporkan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak mengenai perubahan
Asosiasi Konsultan Pajak tempat Konsultan Pajak berhimpun paling lama 30 (tiga
puluh) hari kerja sejak tanggal Surat Keputusan Pencabutan Keterangan Terdaftar
Asosiasi Konsultan Pajak tempat Konsultan Pajak berhimpun dengan perlindungan
fotokopi surat keputusan integrasi pada Asosiasi Konsultan Pajak yang baru yang telah
dilegalisasi oleh Ketua Umum Asosiasi Konsultan Pajak;
7. Dokumentasi:
• Surat kontrak/perjanjian dengan persekutuan/badan hukum tempat Konsultan Pajak
berpraktik dalam memberikan jasa konsultasi kepada setiap Wajib pajak; atau
• Surat kontrak/perjanjian dengan Wajib Pajak
yang menjadi dasar penyusunan Laporan Tahunan Konsultan Pajak; dan
8. Menyetujui publikasi data Konsultan Pajak berupa nama dan alamat Konsultan Pajak
pada aplikasi administrasi Konsultan Pajak,
c. Konsultan Pajak harus selalu memiliki moral, intelektual dan mandiri secara ekonomi. Hal
ini berlaku baik saat mewakili klien atau saat menyelesaikan konflik antara Konsultan
Pajak, klien, otoritas pajak dan pihak lain yang berkepentingan. Bila terdapat suatu
keadaan dimana kemandirian dan objektifitas diragukan dalam konflik, akan diselesaikan
sesuai dengan Panduan.
• Dalam hubungan-nya dengan klien Konsultan Pajak wajib:
1. Menolak untuk memberi nasihat dan bantuan dibidang perpajakan kepada setiap
orang yang memerlukan jasa perpajakan dengan pertimbangan karena tidak sesuai
dengan keahliannya dan atau bertentangan dengan hati nuraninya, tetapi tidak dapat
menolak dengan alasan karena perbedaan agama, kepercayaan, suku, keturunan,
jenis kelamin, keyakinan, politik dan kedudukan sosialnya.
2. Menjunjung tinggi integritas, martabat dan kehormatan
3. Bersikap professional
4. Menjaga kerahasiaan dalam hubungan dengan Klien
5. Berkewajiban menjaga prinsip kerahasiaan bagi staf atau karyawan, termasuk pihak
lain yang diminta untuk memberikan nasehat dan bantuan.
6. Menolak mengurus perkara yang menurut keyakinannya tidak ada dasar hukumnya.
7. Mengundurkan diri apabila timbul pertentangan kepentingan antara pihak-pihak
yang bersangkutan.
• Dalam hubungan-nya dengan klien, Konsultan Pajak dilarang:
1. Melakukan kegiatan profesi lain yang terikat dengan pekerjaan sebagai Aparatur
Sipil Negara, kecuali dibidang riset, pengkajian dan pendidikan;
2. Meminjamkan ijin praktek untuk digunakan oleh pihak lain dalam menjalankan
pekerjaan yang diberikan Klien.
3. Menugaskan karyawannya atau pihak lain yang tidak menguasai pengetahuan
perpajakan untuk bertindak, memberikan nasehat dan menangani urusan perpajakan
Klien.
4. Melepaskan tugas yang dibebankan kepadanya pada saat yang tidak
menguntungkan posisi klien atau pada saat tugas itu akan dapat menimbulkan
kerugian yang tidak dapat diperbaiki lagi bagi klien yang bersangkutan.
5. Memberikan petunjuk atau keterangan yang dapat menyesatkan Klien mengenai
pekerjaan yang sedang dilakukan.
6. Memberikan jaminan kepastian kepada klien atas penyelesaian pekerjaan.
7. Menetapkan syarat-syarat yang membatasi kebebasan Klien untuk pindah atau
memilih Konsultan Pajak Lain.
8. Menerima setiap ajakan dari pihak manapun untuk melakukan tindakan yang
diketahui atau patut diketahui melanggar peraturan perundang-undangan
perpajakan.
9. Menerima permintaan Klien atau pihak lain untuk melakukan rekayasa atau
perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perpajakan.

Anda mungkin juga menyukai