Hambatan Perekrutan
1. Kebijakan organisasi (organizational policies).
2. Perencanaan SDM (human resource plan).
3. Affirmatif action plan.
4. Kebiasaan perekrut (recruiter habits).
5. Kondisi lingkungan eksternal (envoronment condition).
6. Persyaratan jabatan (job requirement).
7. Biaya penarikan (cost).
8. Perangsang (incentive).
Kebiasaan Perekrut
Kebiasaan perekrut adalah kebiasaan yang dilakukan ketika
melakukan proses perekrutan pada masa lalu. Kebiasaan ini dapat
meningkatkan keahlian seorang perekrut, tetapi kebiasaan yang salah
akan terulang kembali secara sistematis.
Biaya Penarikan
Biaya yang diperlukan untuk proses penarikan sangat besar, bisa saja
lebih dari yang dianggarkan perusahaan. Jika tenaga kerja yang akan
ditarik sedikit jumlahnya dan tempatnya tersebar maka perusahaan
harus memuat iklannya di berbagai media.
Perangsang / Insentif
Perangsang atau insentif diberikan agar para calon tertarik untuk
menjadi pegawai perusahaan. Perusahaan harus memperhatikan
berbagai kemungkinan perangsang lain, yang dapat meningkatkan
ketertarikan calon pegawai.
Langkah-Langkah Perekrutan
1. Penetuan jabatan yang kosong.
2. Penentuan persyaratan pekerjaan.
3. Penentuan sumber dan metode perekrutan.
Penentuan Jabatan Yang Kosong
Perekturan dilakukan jika ada jabatan yang kosong atau dimulai
dengan analisis mengenai apakah ada jabatan yang kosong yang harus
diisi oleh pegawai baru. Kekosongan terjadi akibat adanya pegawai
yang mengundurkan diri, pensiun, meninggal dunia, atau ekspansi.
Sebelum melakukan rekrutmen, lebih baik melakukan reorganisasi
pekerjaan (reorganize work), lembur (over time), mekanisme
pekerjaan (mechanise the work), metode kerja yang
fleksibel (stagger the hour), kerja paruh waktu (make job part time)
dan kontrak kerja (sub contract the work).