Anda di halaman 1dari 32

2.

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Konsultan Pajak


Definisi jasa konsultan berdasarkan Undang – Undang No. 36 tahun 2008
merupakan pemberian advice (petunjuk, pertimbangan atau nasihat) profesional
dalam suatu bidang usaha, kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga
ahli atau perkumpulan tenaga ahli, yang tidak disertai dengan keterlibatan
langsung para tenaga ahli tersebut dalam pelaksanaanya. Haryadi (2014), setiap
orang yang memiliki keahlian dan memberikan jasa secara bebas dan profesional,
serta sesuai dengan peraturan perpajakan. Menurut Peraturan Mentri Keuangan
Republik Indonesia Nomor 111 / PMK.03 / 2014, yang dimaksud dengan
konsultan pajak adalah orang yang memberikan jasa konsultasi perpajakan
kepada Wajib Pajak dalam rangka melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban
perpajakannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Konsultan pajak adalah tenaga profesional yang memiliki keahlian dibidang
perpajakan, yang dalam pekerjaanya memberikan advice (petunjuk, nasihat atau
pertimbangan) atau konsultasi kepada Wajib Pajak terkait dengan hak dan
kewajiban perpajakan berdasarkan Undang – Undang Perpajakan. Pada bagian 1
Standar Profesi Konsultan Pajak dijelaskan bahwa jasa perpajakan yang diberikan
oleh konsultan pajak meliputi :
a. Pemberian konsultasi berkenaan dengan masalah perpajakan
jasa konsultasi yang diberikan oleh konsultan pajak kepada klien berupa
pendapat tentang hak – hak dan kewajiban – kewajiban perpajakan yang
mungkin timbul sehubungan dengan fakta – fakta dan data – data yang
ada pada klien. Jasa ini dapat berupa telaah (review) atas fakta – fakta
dan data – data yang diberikan klien.
b. Persiapan dan penyampaian SPT
Jasa persiapan dan penyampaian SPT dapat berupa SPT Masa dan SPT
Tahunan sesuai dengan peraturan pajak yang berlaku.

8
Universitas Kristen Petra
c. Mendampingi Wajib Pajak dihadapan Otoritas Pajak
Jasa yang diberikan oleh konsultan pajak kepada Wajib Pajak dalam hal
mendampingi Wajib Pajak dengan upaya terbaik menghadapi
pemeriksaan oleh aparat perpajakan (Direktorat Jendral Pajak) dimulai
dari fase sebelum pemeriksaan yaitu menyiapkan dokumen yang
dibutuhkan untuk pemeriksaan pajak, fase sedang dalam pemeriksaan
dimana konsultan pajak menjelaskan dan menjawab pertanyaan
pemeriksa, dan fase setelah pemeriksaan yaitu memberikan tanggapan
dan diskusi hasil pemeriksaan dengan pemeriksa pajak.
d. Mewakili dan melaksanakan kuasa dari wajib pajak
Jasa yang diberikan oleh konsultan pajak berupa tindakan yang
dilakukan atas nama klien dalam rangka mewakili klien sesuai dengan
lingkup yang diberikan dalam surat kuasa.
e. Mewakili wajib pajak di pengadilan pajak
Jasa yang diberikan oleh konsultan pajak berupa tindakan yang
dilakukan atas nama klien dalam rangka mewakili klien atas masalah
perpajakan, keberatan, dan banding di pengadilan pajak.
Untuk menjadi seorang konsultan pajak berdasarkan Peraturan Mentri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 111 / PMK. 03 / 2014, seseorang harus
memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :
1. Warga negara Indonesia
2. Bertempat tinggal di Indonesia
3. Tidak terikat dengan pekerjaan atau jabatan pada Pemerintah / Negara
dan / atau Badan Usaha Milik Negara / Daerah
4. Berkelakuan baik yang dibuktikan dengan surat keterangan dari instansi
yang berwenang
5. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
6. Menjadi anggota pada satu asosiasi Konsultan Pajak yang mendaftar di
Direktorat Jendral Pajak
7. Memiliki sertifikat konsultan pajak

9
Universitas Kristen Petra
Setiap orang yang ingin menjadi konsultan pajak harus mempunyai Izin praktik
yang diterbitkan oleh Direktur Jendral Pajak atau pejabat yang ditunjuk. Izin
praktik yang diberikan kepada konsultan pajak terdiri dari :
a. Izin Praktik tingkat A
Izin Praktik tingkat A diberikan kepada konsultan pajak yang memiliki
sertifikat konsultan pajak tingkat A. Sertifikat konsultan pajak tingkat A
adalah sertifikat konsultan pajak yang menunjukkan tingkat keahlian
untuk memberikan jasa di bidang perpajakan kepada Wajib Pajak orang
pribadi dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban
perpajakannya, kecuali Wajib Pajak yang berdomisili di negara yang
mempunyai persetujuan penghindaran pajak berganda dengan Indonesia.
b. Izin Praktik tingkat B
Izin praktik tingkat B diberikan kepada konsultan pajak yang memiliki
sertifikat konsultan pajak tingkat B. Sertifikat konsultan pajak tingkat B
adalah sertifikat konsultan pajak yang menunjukkan tingkat keahlian
untuk memberikan jasa dibidang perpajakan kepada Wajib Pajak orang
pribadi dan Wajib Pajak badan dalam melaksanakan hak dan memenuhi
kewajiban perpajakannya, kecuali kepada Wajib Pajak penanaman modal
asing, Bentuk Usaha Tetap, dan Wajib Pajak yang berdomisili di negara
yang mempunyai persetujuan penghindaran pajak berganda dengan
Indonesia.
c. Izin Praktik tingkat C
Izin praktik tingkat C diberikan kepada konsultan pajak yang memiliki
sertifikat konsultan pajak tingkat C. Sertifikat konsultan pajak tingkat C
adalah sertifikat konsultan pajak yang menunjukkan tingkat keahlian
untuk memberikan jasa di bidang perpajakan kepada Wajib Pajak orang
pribadi dan Wajib Pajak badan dalam melaksanakan hak dan memenuhi
kewajiban perpajakannya.
Setiap konsultan pajak yang telah memiliki sertifikat profesi sebagai
konsultan pajak bergabung dalam suatu organisasi yaitu Ikatan Konsultan Pajak
Indonesia (IKPI). Dalam suatu ikatan profesi, terdapat standar profesi yang wajib
dipenuhi oleh setiap anggotanya yang tergabung di dalamnya. IKPI memiliki

10
Universitas Kristen Petra
standar profesi konsultan pajak yang mengatur mengenai aturan profesional yang
harus di lakukan oleh konsultan pajak. Terdapat sepuluh aturan profesional yang
harus dilakukan oleh konsultan pajak yaitu :
1. Kecermatan dan ketelitian
Setiap anggota harus bekerja dengan cermat dalam melaksanakan
tugas profesionalnya.
2. Kompetensi
Setiap anggota harus menjalankan praktek profesionalnya sesuai
dengan pengetahuan teknis dan sesuai dengan standar profesi ini.
3. Kerahasiaan
Setiap anggota wajib menjaga kerahasiaan klien dan/atau pemberi
kerjanya.
4. Objektifitas dan kemandirian
Setiap anggota harus benar – benar objektif dalam seluruh
penugasan yang dilakukan. Konsultan pajak harus selalu memiliki
moral, intelektual, dan mandiri secara ekonomi.
5. Integritas
 Setiap anggota harus jujur dan dapat dipercaya dalam segala
tindakan profesionalnya.
 Setiap anggota tidak diperkenankan menerima pemberian
bentuk uang, dan atau bentuk lain yang tidak berkaitan
dengan aktifitas profesionalnya untuk kepentingan pribadi.
 Setiap anggota tidak diperkenankan membantu memberikan
petunjuk yang patut diduga merupakan tindak pidana
pencucian uang.
 Setiap anggota harus mengundurkan diri dari penugasan yang
diberikan oleh klien bilamana ia berpendapat bahwa instruksi
klien tersebut dapat atau dapat diduga menimbulkan resiko
terjadinya suatu tindak pidana.

11
Universitas Kristen Petra
6. Sopan santun
Setiap anggota dalam melaksanakan kegiatan profesionalnya harus
berperilaku sopan dan santun sesuai norma yang berlaku dalam
berinteraksi dengan semua pihak yang dihadapinya.
7. Dana klien
Setiap anggota yang melakukan yang menerima titipan dana dan
atau harta dari klien harus mengelolanya secara terpisah dari dana
dan harta milik anggota / persekutuan yang bersangkutan.
8. Penyegaran / pendidikan lanjutan
Setiap anggota yang berpraktek Konsultan atau bekerja pada bidang
perpajakan untuk satu atau beberapa Wajib Pajak harus memenuhi
syarat dan ketentuan PPL.
9. Designasi praktek
Setiap anggota diperkenankan menunjukkan tanda pengenal dirinya
selaku anggota IKPI.
10. Lambang dan Badge
Lambang dan Badge adalah milik IKPI dan tidak diperkenankan
untuk digandakan atau untuk digunakan oleh pihak lain baik secara
perorangan ataupun lembaga tanpa seizin dari pimpinan IKPI
(kecuali oleh lembaga atau badan yang merupakan perangkat IKPI).

2.2 Pengertian Karir


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karir berarti perkembangan dan
kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan, dan jabatan. Untuk memenuhi seluruh
kebutuhannya, seseorang membutuhkan bekerja. selain untuk memenuhi
kebutuhan seseorang, bekerja memberikan makna lain dari sisi kehidupan
individu. Dengan bekerja, seseorang secara psikologis dapat meningkatkan
statusnya baik sebagai individu, sebagai anggota keluarga, atau sebagai
masyarakat. Karir merupakan riwayat pekerjaan seseorang dalam serangkaian
posisi yang diduduki seseorang sepanjang rentang masa hidup seseorang.
Menurut Collin (2006 : 60) dalam kaswan (2014), karir merupakan sejarah
pekerjaan seseorang dalam serangkaian pola pekerjaan dan posisi pekerjaan dalam

12
Universitas Kristen Petra
kehidupan. Menurut Noe (2010) dalam Kaswan (2014), karir dapat dideskripskan
sebagai serangkaian pengalaman yang dialami oleh seseorang terkait dengan
perannya sepanjang hidup. Menurut Greenhaus (1987 : 5) dalam Kaswan (2014),
karir merupakan serangkaian pola pengalaman terkait dengan pekerjaan dan
aktivitas sepanjang rentang masa hidup seseorang.
Menurut Kunartinah (2003) dalam Merdekawati dan Sulistyawati (2012)
terdapat tahap – tahap yang dilalui seseorang dalam pengembangan suatu karir
yaitu :
1. Tahap pemilihan karir
Pada tahap ini secara umum terjadi antara masa remaja sampai umur 20
tahun, remaja mengembangkan visi dan identitas mereka yang berkenaan
dengan masa depan atau gaya hidup sesuai dengan pemilihan jurusan dan
pendidikan seseorang.
2. Tahap karir awal
Dalam tahap ini seseorang akan meninjau kembali pengalaman yang
terdahulu dan sekarang selama bekerja di perusahaan dan mencoba untuk
menentukan apa yang diharapkan dimasa yang akan datang.
3. Tahap karir pertengahan
Pada tahap ini seseorang bergerak dalam suatu periode stabilisasi dimana
mereka dianggap produktif, sehingga dianggap dapat memikul
tanggungjawab yang lebih berat dan menerapkan suatu rencana yang
lebih berjangka panjang.
4. Tahap karir akhir dan pensiun
Tahap ini merupakan tahap terakhir di dalam tahapan karir. Seseorang
mulai melepaskan diri dari belitan – belitan tugasnya dan bersiap untuk
pensiun. Tahapan ini juga berguna untuk melati penerus, mengurangi
beban kerja atau mendelagasikan tanggungjawab kepada karyawan baru
atau junior.

13
Universitas Kristen Petra
Menurut Turner dan Helms (1995) dalam Dariyono (2004), terdapat tiga
tahap dalam pemilihan karir yaitu :
1. Tahap fantasi
Pada tahap ini seseorang akan memilih suatu karir atas dasar pemikiran
imaginasi yang belum dikonfirmasikan dengan keadaan dirinya apakah
dirinya memiliki minat, bakat atau kemampuan tertentu yang disyaratkan
oleh jenis karir tersebut.
2. Tahap tentatif
Dalam tahap ini seseorang akan memiliki keinginan atau dorongan untuk
mencoba suatu karir apakah seseorang cocok dengan pilihannya atau
tidak.
3. Tahap realistik
Pada tahap ini seseorang benar – benar telah menyadari keadaan diri
sendiri dan berusaha memilih karir yang benar – benar sesuai dengan
dirinya.

2.3 Penghargaan Finansial


Penghargaan finansial bagi beberapa orang merupakan hal terpenting dalam
bekerja dibandingkan dengan hal lain yang diberikan oleh perusahaan. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia penghargaan adalah penilaian terhadap sesuatu,
sedangkan finansial adalah mengenai keuangan. Wijayati (2001) dalam
Merdekawati dan Sulistyawati (2012) menyatakan bahwa penghargaan finansial
adalah hasil yang diperoleh atas balas jasa yang telah diyakini secara mendasar
bagi sebagian perusahaan sebagai daya tarik utama untuk memberikan keputusan
kepada karyawan. Mcshane dan Glinow (2008) dalam Yudhantoko (2013)
menyatakan bahwa penghargaan finansial merupakan bentuk pertukaran antara
karyawan atau pekerja dengan perusahaan atas pekerjaan yang dilakukan dengan
memberikan imbalan uang dan manfaat dari organisasi. Penghargaan finansial
adalah sebuah penghargaan yang diberikan kepada seseorang dalam bentuk mata
uang dan manfaat dari organisasi atas imbalan dari pekerjaan yang telah
dilakukan. Dengan memperoleh penghargaan finansial, seseorang dapat
memenuhi kebutuhan utama dan kebutuhan tambahan. Penghargaan finansial

14
Universitas Kristen Petra
merupakan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan seseorang dengan
besarnya gaji yang diterima oleh orang tersebut.
Zainal et al (2014) menyatakan bahwa penghargaan finansial dibagi menjadi
dua yaitu penghargaan finansial secara langsung dan penghargaan finansial secara
tidak langsung (tunjuangan). Penghargaan finansial secara langsung terdiri dari
upah, gaji, bonus atau komisi. Gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang
diterima karyawan sebagai konsekuensi dari kedudukan sebagai seorang
karyawan yang memberikan sumbangan tenaga dan pikiran dalam mencapai
tujuan perusahaan. Tujuan pemberian gaji yaitu ikatan kerjasama antara pemilik /
pengusaha dengan karyawan; karyawan dapat memenuhi kebutuhan – kebutuhan
fisik, status sosial, dan egoistiknya sehingga memperoleh kepuasan kerja dari
jabatannya; pengadaan karyawan yang qualified untuk perusahaan akan lebih
murah dengan adanya program penetapan gaji yang cukup besar; karyawan akan
termotivasi dengan gaji yang cukup besar.
Ruky (2006) menyatakan bahwa gaji karyawan dapat naik melalui beberapa
cara yaitu kenaikan gaji bersifat umum (general salary increase) dan kenaikan
perseorangan (individual increase). Kenaikan gaji bersifat umum diberikan untuk
semua karyawan dari semua tingkatan. Dasar kenaikan gaji umum yaitu kemauan
perusahaan sendiri, musyawarah, kebiasaan, dan ketentuan pemerintah. Kenaikan
gaji berdasarkan ketentuan pemerintah misalnya tentang Upah Minimum Regional
(UMR). Apabila tingkat upah perusahaan yang terendah berada di bawah UMR,
perusahaan harus menaikkannya. Dalam hal ini besarnya kenaikan minimal adalah
sebesar selisih antara upah terendah perusahaan sekarang dan besarnya UMR.
Kenaikan gaji perseorangan diberikan kepada karyawan oleh perusahaan atas
prestasi kerja, promosi, dan masa kerja. Kenaikan gaji perseorangan atas prestasi
kerja dapat disebut dengan kenaikan gaji berdasarkan merit. Sebagian besar
perusahaan yang ada di Indonesia telah menerapkan sistem merit. Besarnya
kenaikan gaji tergantung pada tingkat prestasinya. Tingkat prestasi yang terendah
antara 0% sampai dengan 2%, sedangkan tingkat prestasi yang tertinggi antara 8%
sampai dengan 10%. Kenaikan gaji akan diperoleh setiap tahun sekali.
Menurut Zainal et al (2014) penghargaan finansial secara tidak langsung
(tunjangan) atau benefit merupakan kompensasi tambahan yang diberikan

15
Universitas Kristen Petra
berdasarkan kebijakan perusahaan terhadap semua karyawan sebagai upaya
meningkatkan kesejahteraan para karyawan. Contohnya, berupa fasilitas – fasilitas
seperti asuransi – asuransi, tunjangan – tunjangan, uang pensiun, dan lain – lain.
Jaminan asuransi akan diberikan oleh perusahaan kepada karyawan dan keluarga
mereka untuk menghadapi resiko finansial. Apabila resiko yang ditanggung
tersebut benar – benar terjadi, maka perusahaan asuransi akan memberikan
jaminan atau pertanggungan kepada pekerja sesuai dengan jumlah polis yang telah
disepakati. Jaminan asuransi yang dapat diberikan kepada karyawan yaitu asuransi
kesehatan, asuransi jiwa, asuransi karena ketidakmampuan fisik / mental
karyawan, dan jaminan asuransi lain. Menurut Sembiring (2009) beberapa
indikator penghargaan finansial yaitu gaji awal yang tinggi, kenaikan gaji yang
cepat dana pensiun. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dana pensiun adalah
uang yang disediakan untuk suatu keperluan atau biaya, sedangkan pensiun adalah
tidak bekerja lagi atau masa tugasnya selesai. Dana pensiun adalah uang yang
disediakan untuk seseorang saat orang tersebut tidak bekerja lagi.
Berikut merupakan hasil dari wawancara dengan beberapa konsultan pajak
mengenai penghargaan finansial yang ada pada kantor konsultan pajak :
“Karyawan fresh graduate yang bekerja di kantor konsultan pajak akan
menerima penghasilan setiap bulan atas kinerja yang telah dilakukan. Pekerjaan
yang akan dilakukan oleh karyawan fresh graduate berupa membuat laporan masa
dan mereview (PPh 21, PPh 23, PPn, dan lain – lain) kemudian diberikan kepada
supervisornya untuk diperiksa. Selama menjadi karyawan fresh graduate di kantor
konsultan pajak, karyawan tersebut akan memperoleh kenaikan penghasilan atau
gaji setelah satu tahun bekerja. Kenaikan gaji yang akan diterima tergantung
dengan kinerja dari karyawan tersebut. Karyawan yang bekerja di kantor
konsultan pajak akan memperoleh asuransi kesehatan” (Sayekti, W. D, personal
communication, May 6, 2015).
“Untuk fresh graduate yang bekerja di kantor konsultan pajak akan
menjalani masa percobaan selama 3 bulan pertama. Apabila fresh graduate
memiliki kinerja yang baik maka fresh graduate akan dipertimbangkan untuk
menjadi karyawan tetap. Fresh graduate yang telah menjadi karyawan tetap akan
menerima gaji pokok setiap bulannya, success fee, dan tunjangan – tunjangan.

16
Universitas Kristen Petra
Success fee akan diberikan kepada fresh graduate yang membantu dalam
membuat SPT tahunan, membantu dalam menyiapkan data pemeriksaan,
keberatan, dan banding. Tunjangan – tunjangan yang diberikan salah satunya
adalah apabila fresh graduate memiliki sertifikat seperti PPJK dan USKP. Selama
menjadi karyawan fresh graduate di kantor konsultan pajak, karyawan tersebut
akan memperoleh kenaikan penghasilan atau gaji setelah satu tahun bekerja.
Kenaikan gaji yang akan diterima sebesar 10% dari gaji pokok. Karyawan yang
bekerja di kantor konsultan pajak akan memperoleh asuransi kesehatan” (Nisak,
M, personal communication, June 12,2015).
“Sistem penghargaan finansial yang ada di kantor konsultan pajak untuk
fresh graduate adalah pemberian gaji setiap bulan. Fresh graduate akan
menerima kenaikan gaji setiap tahunnya. Besarnya kenaikan gaji yang akan
diterima oleh fresh graduate tergantung pada kantor konsultan pajak tempat
bekerja. Pada kantor konsultan pajak karyawan akan di ikutkan asuransi
kesehatan” (Surojo, B, personal communication, June 20, 2015).
“Penghargaan finansial untuk fresh graduate akan diberikan setiap bulan.
Fresh graduate akan menerima kenaikan gaji setelah bekerja selama satu tahun.
Kenaikan gaji yang akan diterima oleh fresh graduate sesuai dengan prestasi atau
kinerja yang diberikan oleh fresh graduate. Fresh graduate yang bekerja di kantor
konsultan pajak akan memperoleh asuransi kesehatan” (Gunawan, E, personal
communication, June 22, 2015).
“Karyawan fresh graduate yang bekerja di konsultan pajak akan
memperoleh penghargaan finansial berupa gaji setiap bulan dan bonus. Bonus
diberikan apabila karyawan tersebut kinerjanya bagus atau membantu dalam
menyiapkan data untuk pemeriksaan atau SPT. Karyawan fresh graduate akan
menerima kenaikan gaji setiap tahunnya. Kenaikan gaji antara 5% - 10% sesuai
dengan kinerja yang diberikan. Untuk karyawan yang bekerja di konsultan pajak
akan memperoleh asuransi kesehatan” (Tajib, E, personal communication, June
24, 2015).

17
Universitas Kristen Petra
2.4 Pengakuan Profesional
Selain penghargaan finansial seseorang akan mempertimbangkan
penghargaan non - finansial dalam memilih karirnya. Pengakuan profesional
merupakan penghargaan non - finansial (Merdekawati dan Sulistyawati, 2012).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengakuan adalah suatu perbuatan
mengakui, sedangkan profesional adalah suatu keahlian atau keterampilan yang
tinggi. Menurut Merdekawati dan Sulistyawati (2012), pengakuan profesional
merupakan pengakuan yang diberikan atas hal – hal yang berhubungan dengan
prestasi seseorang. Menurut Yudhantoko (2013), pengakuan profesional diberikan
dalam bentuk penilaian dan pemberian penghargaan atas pengakuan kinerja atau
upaya dari seseorang yang dinilai memuaskan. Menurut Rahayu, Sudaryono, dan
Setiawan (2003) pengakuan profesional adalah adanya kemungkinan untuk
seseorang berkembang dan memperoleh pengakuan atas prestasi serta bekerja
dengan ahli yang lain. Pengakuan profesional adalah pengakuan yang
berhubungan dengan penilaian, pemberian penghargaan, kemungkinan bekerja
dengan ahli yang lain, dan kesempatan untuk berkembang yang diberikan kepada
seseorang atas pengakuan kinerja atau upaya seseorang yang dinilai memuaskan.
Sunyoto (2012) menyatakan bahwa penghargaan non - finansial dapat
berupa sanjungan / pengakuan tidak formal, pengakuan formal, dan promosi.
Menurut Zainal et al (2014) penghargaan non – finansial / pengakuan profesional
dapat mempengaruhi motivasi kerja karyawan, produktivitas dan kepuasan.
Purwanto (2006) menyatakan bahwa penghargaan non - finansial seperti promosi
jabatan, tanda penghargaan, pemberian fasilitas kendaraan dan perumahan, dan
proposal (usulan) suatu proyek diterima. Menurut Somadinata (2010) promosi
adalah perpindahan karyawan dari satu jabatan ke jabatan lain yang lebih tinggi
dalam tanggung jawab, level dan dan atau pembayaran. Zainal et al (2014)
menyatakan bahwa promosi pada umumnya diberikan sebagai penghargaan,
hadiah (reward system) atas usaha dan prestasinya di masa lampau. Promosi
bertujuan untuk mengoptimalkan tenaga kerja yang berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan perusahaan dan sebagai pengembangan karir atau pembinaan karyawan
dengan tetap mempertimbangkan persyaratan jabatan dan kompetensi
(Somadinata, 2010).

18
Universitas Kristen Petra
Menurut Sembiring (2009) beberapa indikator pengakuan profesional yaitu
banyak memberi kesempatan untuk berkembang, ada pengakuan atas prestasi,
memerlukan banyak cara untuk naik pangkat. Berikut merupakan hasil wawancara
dengan beberapa konsultan pajak mengenai pengakuan profesional yang ada pada
kantor konsultan pajak :
“Pada kantor konsultan pajak karyawan dapat memperoleh kesempatan
untuk berkembang, kesempatan berkembang tersebut berupa karyawan pada
kantor konsultan pajak diikutkan pelatihan seperti e-faktur, sunset policy, brefet;
karyawan yang bekerja pada kantor konsultan pajak dapat menjadi partner atau
karyawan juga dapat membuka konsultan pajak sendiri. Karyawan yang
berprestasi akan memperoleh penghargaan berupa tawaran untuk menjadi partner
(setelah beberapa tahun bekerja) dan memperoleh reward berupa fee” (Sayekti,
W. D., personal communication, May 20, 2015).
“Pengakuan profesional yang ada pada kantor konsultan pajak dapat berupa
kesempatan untuk berkembang seperti karyawan diikutkan pelatihan brevet,
seminar – seminar, PPJK, dan S2. Untuk karyawan yang berprestasi akan
diberikan kenaikan tunjangan tiap bulan dan akan memperoleh tawaran untuk
menjadi partner (setelah beberapa tahun bekerja).” (Nisak M, personal
communication, June 12, 2015).
“Untuk setiap karyawan yang bekerja di kantor konsultan pajak tentunya
akan memperoleh kesempatan untuk berkembang. Setiap karyawan dituntut untuk
mengikuti pelatihan – pelatihan seperti seminar. Karyawan fresh graduate yang
bekerja di kantor konsultan pajak dan berprestasi akan memperoleh penghargaan
berupa diberi kepercayaan untuk menangani klien dan memperoleh success fee”
(Surojo B, personal communication, June 20, 2015).

2.5 Pertimbangan Pasar Kerja


Dalam pemilihan karir, sangatlah penting untuk seseorang dalam
mempertimbangkan pasar kerja. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
pertimbangan adalah bahan pemikiran, sedangkan pasar kerja adalah kekuatan
penawaran dan permintaan atas pekerjaan. Rahayu, Sudaryono dan Setiawan
(2003) menyatakan bahwa pertimbangan pasar kerja dapat digambarkan seperti

19
Universitas Kristen Petra
keamanan kerja dan ketersediaan lapangan kerja atau kemudahan mengakses
lowongan kerja. Menurut Wheller (1983) dalam Lara (2011), pertimbangan pasar
kerja meliputi tersedianya lapangan kerja seperti banyaknya tawaran kerja untuk
mahasiswa, keamanan kerja, dan fleksibilitas karir. Menurut Merdekawati dan
Sulistyawati (2012), keamanan kerja merupakan faktor dimana karir yang dipilih
seseorang diharapkan dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama
sampai seseorang nantinya akan pensiun. Pertimbangan pasar kerja adalah
pertimbangan yang dibuat oleh seseorang dalam memilih pekerjaan dilihat dari
segi keamanan kerja, fleksibilitas karir, dan kemudahan mengakses lowongan
kerja di masa yang akan datang. Menurut Sembiring (2009) dua indikator
pertimbangan pasar kerja yaitu keamanan kerjanya lebih terjamin (tidak mudah di
PHK) dan lapangan kerja yang ditawarkan mudah diketahui atau diakses.
Hasil penelitian Que (2013) menunjukkan penyebab Wajib Pajak Orang
Pribadi menggunakan jasa konsultan pajak adalah perubahan peraturan perpajakan
yang tidak diimbangi dengan pemahaman yang cukup dari wajib pajak,
pendidikan perpajakan yang belum merata dalam kurikulum pendidikan yang
menyebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang perpajakan, materi
sosialisasi perpajakan yang dilakukan kurang dapat dipahami oleh wajib pajak,
media penyampaian sosialisasi juga dirasa kurang menarik oleh wajib pajak,
banyaknya jumlah wajib pajak yang takut dikenai sanksi perpajakan membuat
wajib pajak lebih memilih untuk menyerahkan masalah perpajakan mereka kepada
konsultan pajak guna menyelesaikan permasalahan perpajakan mereka, dan untuk
meminimalkan jumlah pajak yang akan wajib pajak bayar.
Hasil penelitian Wijaya (2013) menunjukkan bahwa terdapat tiga faktor
yang mempengaruhi Wajib Pajak Badan menggunakan jasa konsultan pajak yaitu
faktor kualitas layanan konsultan pajak dan motivasi Wajib Pajak, faktor
kewajiban pajak, dan faktor perencanaan pajak. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Que (2013) dan Wijaya (2013) dapat disimpulkan bahwa Wajib
Pajak Orang Pribadi maupun Badan sangat membutuhkan konsultan pajak
sehingga karir sebagai konsultan pajak dapat bertahan dalam jangka waktu yang
lama.

20
Universitas Kristen Petra
2.6 Personalitas
Kata personalitas atau kepribadian berasal dari kata personality (bahasa
Inggris) yang berasal dari kata persona (bahasa Latin) yang berarti kedok atau
topeng. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia personalitas adalah tingkah laku
dan rekasinya terhadap lingkungan. Merdekawati dan Sulistyawati (2012)
menyatakan bahwa personalitas merupakan salah satu faktor potensial yang
menentukan perilaku individu saat berhadapan dengan situasi atau kondisi
tertentu. Menurut Chan (2012), personalitas merupakan karakteristik psikologi
dari dalam diri seseorang yang menentukan dan merefleksikan bagaimana
seseorang merespon lingkungannya. Personalitas adalah karakteristik psikologi
seseorang saat berhadapan dengan situasi dan kondisi tertentu dalam merespon
lingkungannya.
Hariandja (2007) berpendapat bahwa semua orang memiliki jenis
kepribadian seperti yang telah ditentukan dengan kecenderungan sifat atau pola
prilaku yang konsisten, yang ditampilkan seseorang ketika berinteraksi dengan
lingkungannya, yang memunculkan sifat tertentu seperti perilaku yang ramah,
banyak bicara, suka tertawa, dan lain – lain. Berdasarkan analisis diatas, para ahli
mengemukakan beberapa jenis kepribadian yang dikaitkan dengan ciri dan pola
perilaku tertentu ketika mereka berinteraksi dengan pekerjaan mereka (Hariandja,
2007). Menurut Holland (1973) dalam Gani (1985) perilaku seseorang dapat
dijelaskan melalui bagaimana interaksi pola kepribadiannya dan lingkungannya.
Dengan mengetahui pola kepribadian seseorang dan pola lingkungan, seseorang
dapat meramalkan hasil daripada pasangan antara tipe kepribadian dengan model
lingkungan. Model lingkungan selalu sesuai dengan tipe kepribadian. Dengan
mengetahui tipe kepribadian dan model lingkungan seseorang maka hal tersebut
akan membantu seseorang untuk menentukan pemilihan latihan dan pekerjaan.
Kepuasan dan kecenderungan untuk meninggalkan pekerjaan satu posisi
tergantung pada tingkat sampai mana individu berhasi mencocokkan
kepribadiannya dengan suatu pekerjaan.
Holland (1973) dalam Gani (1985) mendefinisikan tipe kepribadian sebagai
sesuatu yang mencerminkan pilihan vokasional atau bimbingan kejuruan.
Terdapat enam karakteristik tipe kepribadian yaitu realistik, intelektual, sosial,

21
Universitas Kristen Petra
konvensional, usaha, dan artistik. Dari keenam karakteristik tipe kepribadian,
profesi konsultan pajak masuk kedalam tipe kepribadian konvensional. Tipe
konvensional menyenangi bahasa yang tersusun baik, kegiatan yang berhubungan
dengan angka, konformis, menghindari situasi yang kabur, dan masalah – masalah
yang melibatkan hubungan antar pribadi dan kecakapan fisik, mengerjakan secara
efektif terhadap tugas pekerjaan yang tersusun baik, mengidentifikasikan dirinya
dengan kekuasaan, memberi nilai yang tinggi atas status, dan kekayaan materi.

2.7 Lingkungan Kerja


Dalam memilih suatu pekerjaan seseorang akan mempertimbangkan
lingkungan kerja dari tempat kerja yang akan dipilih. Lingkungan kerja yang akan
dipilih oleh seseorang akan disesuaikan dengan kepribadiannya Lingkungan kerja
adalah suasana kerja, tingkat persaingan, tekanan kerja yang ada disekitar para
pekerja yang dapat mempengaruhi pekerja dalam menjalankan tugas – tugas yang
diberikan. Menurut Merdekawati dan Sulistyawati (2012), lingkungan kerja
merupakan suasana kerja yang bersifat rutin, penuh tantangan atau atraktif,
adanya kemungkinan sering lembur, adanya tingkat persaingan antar karyawan,
dan adanya tekanan kerja. Menurut Yudhantoko (2013), lingkungan kerja adalah
konsidi dari suatu pekerjaan yang meliputi karakteristik dan beban – beban seperti
tugas – tugas yang harus diselesaikan dalam suatu pekerjaan.
Menurut Holland (1973) dalam Gani (1985) model lingkungan adalah suatu
situasi atau suasana yang diciptakan oleh individu atau manusia yang menguasai
suatu lingkungan tertentu. Terdapat enam karakteristik model lingkungan yaitu
lingkungan realistis, lingkungan intelektual, lingkungan sosial, lingkungan
konvensional, lingkungan usaha, dan lingkungan artistik. Dari keenam
karakteristik model lingkungan, profesi konsultan pajak masuk dalam model
lingkungan konvensional.
Lingkungan konvensional ditandai dengan tugas – tugas dan masalah –
masalah yang memerlukan pemrosesan informasi verbal atau lisan seperti fresh
graduate akan diberitahu oleh supervisor-nya bagaimana cara melakukan
pekerjaannya dan fresh graduate dapat bertanya kepada supervisor-nya apabila
kurang mengerti, ditandai dengan tugas – tugas dan masalah – masalah yang

22
Universitas Kristen Petra
memerlukan pemrosesan informasi matematis seperti menganalisa PPh 21,
pekerjaan bersifat rutin seperti membuat SPT Masa, konkrit dan sistematis
misalnya, dalam mengerjakan tugas karyawan konsultan pajak akan menjalankan
tugasnya sesuai dengan kontrak yang telah dibuat. Kontrak tersebut berisi
prosedur yang harus dilakukan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Menurut
Sembiring (2009) beberapa indikator lingkungan kerja yaitu pekerjaan rutin, cepat
diselesaikan, aktraktif atau banyak tantangan, lingkungan kerjanya
menyenangkan, sering lembur, ada tekanan kerja untuk mencapai hasil yang
sempurna. Berikut merupakan hasil wawancara dengan beberapa konsultan pajak
mengenai lingkungan pekerjaan yang ada pada kantor konsultan pajak :
“Pekerjaan yang ada dikonsultan pajak memiliki deadline seperti pada saat
pelaporan SPT masa, PPn masa, dan SPT tahunan. Lingkungan kerja di kantor
konsultan pajak menyenangkan karena antar pekerja akan saling membagikan
ilmu dan atasan akan mendorong setiap karyawan untuk maju” (Sayekti, W. D.,
personal communication, May 20, 2015).
“Bekerja di kantor konsultan pajak dapat menambah wawasan karena setiap
karyawan diwajibkan untuk membagikan ilmu kepada karyawan yang lain setiap
kali memperoleh penugasan untuk menangani kasus klien sehingga lingkungan
kerja pada kantor konsultan pajak menyenangkan. Bekerja di kantor konsultan
pajak juga memiliki tekanan kerja seperti pada saat closing pemeriksaan SPT
tahunan.” (Nisak M, personal communication, June 12, 2015).
“Karyawan yang bekerja di kantor konsultan pajak wajib membagikan ilmu
kepada timnya. Dengan membagikan ilmu maka karyawan dapat bertukar pikiran
pada saat menghadapi masalah klien serta karyawan juga dapat memperoleh ilmu
yang baru. Lingkungan kerja akan terasa menyenangkan apabila dalam satu tim
saling berbagi ilmu sehingga dapat sama – sama berkembang” (Surojo B,
personal communication, June 20, 2015).
“Lingkungan pekerjaan yang menyenakan pada kantor konsultan pajak
dapat digambarkan dengan berbagi ilmu, diskusi bersama untuk memecahkan
masalah, dan dibimbing oleh supervisor. Bekerja di kantor konsultan pajak
tentunya ada tekanan kerja seperti pada saat mendekati deadline SPT tahunan
untuk wajib pajak orang pribadi dan badan. Karyawan yang bekerja di kantor

23
Universitas Kristen Petra
konsultan pajak biasanya akan lebur apabila tugas – tugas nya belum selesai
seperti pada saat mendekati SPT tahunan.” (Gunawan, E, personal
communication, June 22, 2015).

2.8 Nilai – Nilai Sosial


Pada saat seseorang memilih karir tentunya orang tersebut ingin
menunjukkan kemampuan yang dimilikinya dan dipandang oleh masyarakat
bahwa mereka memiliki kemampuan yang tinggi. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia nilai adalah sifat – sifat yang penting atau berguna bagi masyarakat,
sedangkan sosial adalah sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat. Menurut
Yudhantoko (2013), nilai – nilai sosial adalah nilai yang berhubungan dengan
lingkungan seperti bagaimanan seseorang berinteraksi dengan orang lain dimana
dilakukan untuk menunjukkan kemampuan yang dimiliki. Menurut Chan (2012)
nilai – nilai sosial berkaitan dengan pandangan masyarakat terhadap nilai – nilai
sosial dari suatu karir yang dipilih. Menurut Wijayati (2001) dalam Merdekawati
dan Sulistyawati (2012), nilai – nilai sosial merupakan faktor yang menampakkan
kemampuan seseorang yang dilihat dari sudut pandang orang lain terhadap
lingkungannya.
Menurut Wood (1989) dalam Waluya (2007) nilai sosial adalah petunjuk
umum yang telah berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah laku dan
kepuasan dalam kehidupan sehari – hari. Menurut Satu (2006) terdapat enam ciri
– ciri nilai - nilai sosial yaitu :
a. Merupakan konstruksi masyarakat sebagai hasil interaksi antar warga
masyarakat
b. Disebarkan diantara warga masyarakat
c. Terbentuk melalui sosialisasi
d. Merupakan bagian dari usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan
sosial manusia
e. Dapat mempengaruhi perkembangan diri seseorang
f. Memiliki pengaruh yang berbeda antarwarga masyarakat
g. Cenderung berkaitan satu sama lain membentuk sistem nilai
Menurut Sembiring (2009) beberapa indikator dalam nilai – nilai sosial
yaitu kesempatan untuk melakukan kegiatan sosial, kesempatan untuk berinteraksi
dengan orang lain, lebih bergengsi dibandingkan dengan karir yang lain, dan

24
Universitas Kristen Petra
memberikan kesempatan untuk bekerja dengan ahli di bidang lain. Menurut Que
(2013) dan Wijaya (2013) masyarakat memandang konsultan pajak dapat
membantu dalam menyelesaikan permasalahan dalam bidang perpajakan.
Menurut Standar Profesi Konsultan Pajak, konsultan pajak dituntut agar sering
berinteraksi dengan orang banyak seperti klien dan Direktorat Jenderal Pajak
(DJP) untuk mendampingi atau mewakili klien, ikut serta dalam Ikatan Konsultan
Pajak Indonesia (IKPI), dan pada saat diadakannya sosialisasi pajak.

2.9 Pengaruh Orang Tua


Dalam pemilihan karir, orang tua memiliki peran yang cukup besar dalam
menentukan arah pemilihan karir pada anak remajanya. Meskipun keberhasilan
dalam berkarir sangat bergantung pada kemampuan dan keprofesionalan pada
anak yang menjalaninya. Pada umumnya orang tua yang memiliki kemampuan
ekonomi yang lebih menghendaki anaknya untuk memilih program studi yang
cepat menghasilkan nilai materi. Banyak orang tua berpendapat bahwa dengan
memilih karir yang cepat menghasilkan nilai materi maka anak akan memiliki
masa depan yang terjamin.
Menurut Soekanto (1990) lingkungan sosial memiliki peran yang penting
dalam perkembangan individu. Lingkungan sosial adalah lingkungan dimana
individu berinteraksi dengan individu lain dalam masyarakat. Lingkungan sosial
dibedakan menjadi dua yaitu lingkungan sosial primer dan lingkungan sosial
sekunder. Lingkungan sosial primer adalah lingkungan sosial dimana terdapat
hubungan erat antara anggota satu dengan anggota lain, anggota satu saling
mengenal dengan baik dengan anggota lain. Dengan adanya hubungan yang erat,
maka pengaruh dari lingkungan sosial ini akan lebih mendalam apa bila
dibandingkan dengan lingkungan sosial yang hubungannya tidak erat. Lingkungan
sosial sekunder adalah lingkungan sosial yang hubungan antara anggota satu dan
anggota lain agak longgar.
Mugrave (1967) dalam Honour dan Mainwaring (1988) berpendapat bahwa
terdapat empat peranan tahap konsepsional dilihat dari teori peran yang
diistilahkan sebagai sosialisasi pra-kerja, memasuki angkatan kerja, sosialisasi
pada pekerjaan, dan sosialisasi tertier. Dalam teori tersebut dijelaskan bahwa

25
Universitas Kristen Petra
terdapat peran keluarga didalam sosialisasi pra-kerja. Sosialisasi pra-kerja adalah
sosialisasi yang dilakukan seseorang sebelum memasuki dunia kerja. Seseorang
akan memasyarakatkan diri kedalam sifat – sifat dan nilai – nilai tertentu, hal
tersebut akan mempengaruhi prestasi kerja orang tersebut dikemudian hari. Dalam
keluarga, seseorang akan mempelajari nilai – nilai dan motif – motif tertentu,
melakukan peran suatu pekerjaan yang berbeda – beda penilaiannya oleh
keluarga, memasyarakatkan diri dengan sikap – sikap tertentu terhadap wewenang
dan status dalam masyarakat.
Penelitian Otto (2000) mengenai persepsi anak atas pengaruh orang tua pada
perkembangan karir menanyakan kepada responden mengenai seberapa setujukah
anak terhadap ide orang tua mengenai apa yang harus dilakukan dalam hidup
anak, jenis pekerjaan apa yang akan dilakukan, bagaimana mempersiapkan karir
masa depan, seberapa sering mendiskusikan rencana karir dengan orang tua, dan
sebagainya.
Menurut Abdullah (1981 : 2) dalam Gani (1985) terdapat sepuluh peran
orang tua dalam bimbingan karir yaitu :
1. Memberikan bantuan dalam menganalisis minat, kemampuan, dan
keterbatasan anak – anaknya.
2. Memberikan penjelasan mengenai sifat – sifat yang diperlukan, kondisi
kerja dan gaya hidup pekerjaan dalam bidang pekerjaan yang paling
dikenal.
3. Melakukan diskusi tentang nilai – nilai pekerjaan yang berkembang
sebagai hasil pengamatan masa lalu dan konsekuensi pengalamannya.
4. Melakukan diskusi tentang kondisi ekonomi keluarga yang berkaitan
dengan kebutuhan – kebutuhan latihan dan pendidikan anak dan
bantuan perencanaan kegiataan.
5. Bantuan dalam menggunakan pengalaman pengetahuan dan layanan
dari famili, kawan, karyawan dan sumber – sumber lainnya dalam
meneliti dunia kerja dan dalam perencanaan dan persiapan peranan
anak – anak dalam dunia kerja.

26
Universitas Kristen Petra
6. Menyediakan suatu model penyuluhan terhadap anak – anak dengan
berusaha mengembangkan dan membina sikap positif terhadap diri
sendiri dan orang lain.
7. Memberi contoh sikap yang telah dihargai oleh sesama orang tanpa
memperhatikan kedudukan mereka dalam dunia kerja.
8. Menyediakan situasi – situasi yang memungkinkan anak – anak
mengalami proses pengambilan keputusan dan memikul tanggung
jawab sebagai konsekuensi keputusannya.
9. Memberi kesempatan kepada anak – anak untuk bekerja dan memikul
tanggung jawab di rumah dan masyarakat.
10. Membina komunikasi yang terbuka antara sekolah dan rumah, sehingga
pengalaman anak dari kedua situasi itu dapat memenuhi kebutuhan
anak.
Berdasarkan penjelasan diatas bahwa orang tua memang mempengaruhi pilihan
anak dimana orang tua memiliki kapasitas lebih menjaga kondisi ekonomi
keluarga, mempersiapkan anaknya untuk mengetahui sifat – sifat yang diperlukan
dalam bekerja, kondisi kerja, gaya hidup pekerjaan, serta memberikan informasi
dari pengalaman, pengetahuan, dan layanan dari keluarga dan kawan.

2.10 Kajian Penelitian Terdahulu


Penelitian yang dilakukan Medekawati dan Sulistyawati (2012) dengan
judul “Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Akuntan Publik dan
Non-Akuntan Publik”, dalam penelitian ini pemilihan karir diteliti dari segi
penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai – nilai
sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan personalitas. Hasil dari
penelitian ini adalah pelatihan profesional, pengakuan profesional dan nilai – nilai
sosial berpengaruh secara signifikan terhadap pemilihan karir akuntan publik dan
non-akuntan publik. Sedangkan variabel penghargaan finansial, lingkungan kerja,
pertimbangan pasar kerja, dan personalitas tidak berpengaruh signifikan terhadap
pemilihan karir akuntan publik dan non akuntan publik.
Putra dan Achmad (2014), meneliti persepsi mahasiswa akuntansi mengenai
faktor – faktor yang mempengaruhi pemilihan profesi sebagai akuntan. Dalam

27
Universitas Kristen Petra
penelitiannya, peneliti menyebarkan kuisioner kepada 224 orang mahasiswa dan
menguji dengan menggunakan teknik analisis regresi logistik. Hasil dari
penelitian adalah penghargaan finansial dan lingkungan kerja berpengaruh
terhadap pemilihan profesi sebagai akuntan publik, kesetaraan gender dan nilai –
nilai sosial berpengaruh terhadap pemilihan profesi sebagai akuntan pendidik,
kesetaraan gender dan penghargaan finansial berpengaruh terhadap pemilihan
profesi sebagai akuntan perusahaan, nilai – nilai sosial berpengaruh terhadap
pemilihan karir sebagai akuntan pemerintah.
Chan (2012), dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor – Faktor
yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Menjadi Akuntan Publik Oleh Mahasiswa
Jurusan Akuntansi”, meneliti mengenai motivasi dan persepsi dilihat dari segi
penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai – nilai
sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, personalitas, dan pencapaian
akademik. Hasil penelitian menyatakan bahwa pelatihan profesional dan
personalitas berpengaruh secara signifikan terhadap minat menjadi akuntan
publik. Sedangkan penghargaan finansial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar
kerja, dan pencapaian akademik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
minat menjadi akuntan publik.
Sembiring (2009), meneliti faktor – faktor yang mempengaruhi pemilihan
karir menjadi akuntan publik oleh mahasiswa departemen akuntansi fakultas
ekonomi USU Medan. Dalam penelitiannya, peneliti menyebarkan 147 kuisioner
kepada mahasiswa, dan memperoleh hasil bahwa secara simultan variabel
penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai – nilai
sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan personalitas berpengaruh
terhadap minat menjadi akuntan publik. Variabel pengakuan profesional secara
parsial berpengaruh terhadap minat menjadi akuntan publik.
Roach (2010), dengan penelitiannya yang berjudul “The Role Of Perceived
Parental Influences On The Career Self Efficacy Of College Student”.
Menemukan bahwa terdapat pengaruh korelasi positif antara pandangan orang tua
dengan efektifitas karir mahasiswa. Perilaku umum dukungan orang tua dan
perilaku pemilihan karir oleh orang tua sangat signifikan, akan tetapi dukungan

28
Universitas Kristen Petra
orang tua tampak lebih signifikan daripada perilaku pemilihan karir oleh orang
tua.
Law (2010), dalam penelitiannya yang berjudul “A Theory of Resoned
Action Model Of Accounting Student Career Choice In Public Accounting
Practices In The Post-Enron” meneliti faktor yang mempengaruhi mahasiswa
akuntansi dalam pemilihan karir dibidang akuntan publik. Hasilnya adalah faktor
intrinsik dan orang tua berpengaruh signifikan dalam memilih karir dibidang
akuntan publik. Orang tua berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir
dibidang akuntan publik dan non-akuntan publik, akan tetapi untuk general
accounting tidak signifikan terhadap non-akuntan.
Otto (2000), dengan penelitiannya yang berjudul “Youth Perspective on
Parental Career Influence” meneliti mengenai persepsi anak atas pengaruh orang
tua terhadap perkembangan karir mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat kesesuaian nilai, aspirasi, dan rencana antara anak dengan orang tua.
Responden menyetujui bahwa ide mereka hampir sama atau sama dengan orang
tua mengenai apa yang harus dilakukan dalam hidup, jenis pekerjaan apa yang
akan dilakukan, dan bagaimana harus mempersiapkan diri untuk berkarir. Selain
itu juga dapat diketahui bahwa anak terkadang atau sering mendiskusikan rencana
karir masa depan dengan orang tua, terutama dengan ibu. Ibu merupakan orang
yang paling mengetahui minat dan kemampuan anak.
Yanti (2014), dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor – Faktor
yang Mempengaruhi Mahasiswa Akuntansi dalam Pemilihan Karir Menjadi
Akuntan Publik (Studi Empiris pada Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di
Pekanbaru)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghargaan finansial,
lingkungan kerja, pengakuan profesional, dan pertimbangan pasar kerja
berpengaruh terhadap pilihan karir akuntan publik. Sedangkan nilai intrinsik
pekerjaan, nilai – nilai sosial dan personalitas tidak berpengaruh terhadap pilihan
karir akuntan publik.
Prasetyo (2014), dengan penelitiannya yang berjudul “Kajian Persepsi
Pemilihan Karir Akuntan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghargaan
finansisal, pengakuan profesional, dan pertimbangan pasar kerja berpengaruh
signifikan terhadap pemilihan karir akuntan. Sedangkan pelatihan profesional,

29
Universitas Kristen Petra
nilai – nilai sosial dan lingkungan kerja tidak berpengaruh terhadap pemilihan
karir akuntan.

Tabel 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu


No Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1 Merdekawati dan Variabel Independen : 1. Pelatihan profesional,
Sulistyawati X1 : Gaji / Penghargaan pengakuan profesional,
(2012) Finansial nilai – nilai sosial
X2 : Pelatihan Profesional berpengaruh signifikan
X3 : Pengakuan Profesional terhadap pemilihan karir
X4 : Nilai - Nilai Sosial akuntan publik dan non
X5 : Lingkungan Kerja akuntan publik.
X6 : Pertimbangan Pasar 2. Penghargaan finansial,
Kerja lingkungan kerja,
X7 : Personalitas pertimbangan pasar
kerja, dan personalitas
Variabel Dependen : tidak berpengaruh
Y : Pemilihan Karir Akuntan signifikan terhadap
Publik dan Non Akuntan pemilihan karir akuntan
Publik publik dan non akuntan
publik.

2 Putra dan Variabel Independen : 1. Lingkungan kerja dan


Achmad (2014) X1 : Gaji / Penghargaan penghargaan finansial
Finansial berpengaruh terhadap
X2 : Pelatihan Profesional pemilihan profesi
X3 : Pengakuan Profesional sebagai akuntan publik.
X4 : Nilai – Nilai Sosial 2. Nilai – nilai sosial dan
X5 : Lingkungan Kerja kesetaraan gender
X6 : Pertimbangan Pasar berpengaruh terhadap
Kerja pemilihan profesi
X7 : Personalitas sebagai akuntan

30
Universitas Kristen Petra
X8 : Kesetaraan Gender pendidik.
3. Kesetaraan gender dan
Variabel Dependen : penghargaan finansial
Y : Pemilihan Profesi Sebagai berpengaruh terhadap
Akuntan pemilihan profesi
sebagai akuntan
perusahaan.
4. Nilai – nilai sosial
berpengaruh terhadap
pemilihan profesi
sebagai akuntan
pemerintah.
3 Chan (2012) Variabel Independen : 1. Pelatihan profesional
X1 : Penghargaan Finansial dan personalitas
X2 : Pelatihan Profesional berpengaruh signifikan
X3 : Pengakuan Profesional terhadap pemilihan karir
X4 : Nilai – Nilai Sosial menjadi akuntan publik
X5 : Lingkungan Kerja oleh mahasiswa jurusan
X6 : Pertimbangan Pasar akuntansi.
Kerja 2. Penghargaan finansial,
X7 : Personalitas lingkungan kerja,
X8 : Pencapaian Akademik pertimbangan pasar
kerja, pencapaian
Variabel Dependen : akademik tidak
Y : Pemilihan Karir Menjadi berpengaruh signifikan.
Akuntan Publik Oleh
Mahasiswa Jurusan
Akuntansi
4 Sembiring (2009) Variabel Indepeden : 1. Secara simultan
X1 : Penghargaan Finansial penghargaan finansial,
X2 : Pelatihan Profesional pelatihan profesional,
X3 : Pengakuan Profesional pengakuan profesional,

31
Universitas Kristen Petra
X4 : Nilai – Nilai Sosial nilai – nilai sosial,
X5 : Lingkungan Kerja lingkungan kerja,
X6 : Pertimbangan Pasar pertimbangan pasar
Kerja kerja dan personalitas
X7 : Personalitas berpengaruh terhadap
minat menjadi akuntan
Variabel Dependen : publik.
Y : Pemilihan Karir Menjadi 2. Secara parsial variabel
Akuntan Publik Oleh pengakuan profesional
Mahasiswa Departemen berpengaruh terhadap
Akuntansi Fakultas Ekonomi minat menjadi akuntan
USU Medan publik.
5 Roach (2010) Variabel Independen : 1. Terdapat pengaruh
X1 : Pengembangan korelasi positif antara
Mahasiswa pandangan orang tua
X2 : Pengaruh Orang Tua dengan efektifitas karir
Dalam Pengembangan mahasiswa.
Mahasiswa 2. Perilaku umum
X3 : Pengaruh Orang Tua dukungan orang tua
Dalam Pengambilan tampak lebih signifikan
Keputusan Berkarir daripada perilaku
Mahasiswa pemilihan karir oleh
orang tua, walaupun
Variabel Dependen : keduanya ditemukan
Y : Efektivitas Karir sangat signifikan.
Mahasiswa 3. Perilaku spesifik orang
tua memiliki ekspektasi
yang tinggi terhadap
efektivitas karir
mahasiswa.
6 Law (2010) Variabel Independen : 1. Faktor intrinsik dan
X1 : Faktor Intrinsik pengaruh orang tua

32
Universitas Kristen Petra
X2 : Finansial Reward mempengaruhi
X3 : High School Accounting mahasiswa dalam
X4 : Gender memilih karir dibidang
X5 : Flexibility of Career akuntan publik.
X6 : Parental Influence 2. Mahasiswa lebih
memilih karir dibidang
Variabel Dependen : general accounting
Y : Pemilihan Karir di Bidang daripada non-akuntan,
Akuntan Publik terdapat peningkatan
dalam pemilihan karir
dibidang akuntan publik
dibandingkan non-
akuntan publik.
3. Finansial rewards dan
paparan akuntansi SMA
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
pemilihan karir.
4. mahasiswa akuntansi
yang laki – laki 95%
kurang memilih general
accounting dan 95%
kurang memilih akuntan
publik.
5. Flexibility dalam
pemilihan karir
signifikan terhadap
general accounting dan
akuntan publik daripada
non-akuntan.
6. Orang tua berpengaruh
signifikan terhadap

33
Universitas Kristen Petra
pemilihan karir dibidang
akuntan publik daripada
non-akuntan, tetapi
untuk general
accounting tidak
signifikan terhadap non-
akuntan.
7 Yanti (2014) Variabel Independen : 1. Penghargaan finansial,
X1 : Nilai Intrinsik Pekerjaan lingkungan kerja,
X2 : Penghargaan Finansial pengakuan profesional,
X3 : Lingkungan Kerja dan pertimbangan pasar
X4 : Pengakuan Profesional kerja berpengaruh
X5 : Nilai – Nilai Sosial signifikan terhadap
X6 : Pertimbangan Pasar pilihan karir akuntan
Kerja publik.
X7 : Personalitas 2. Nilai intrinsik pekerjaan,
nilai – nilai sosial, dan
Variabel Dependen : personalitas tidak
Y : Pilihan Karir Akuntan berpengaruh terhadap
Publik pilihan karir akuntan
publik
8 Prasetyo (2014) Variabel Independen : 1. Penghargaan finansial,
X1 : Penghargaan Finansial pengakuan profesional,
X2 : Pelatihan profesional pertimbangan pasar kerja
X3 : Pengakuan Profesional dan relativisme
X4 : Nilai – Nilai Sosial mempunyai pengaruh
X5 : Lingkungan Kerja signifikan terhadap
X6 : Pertimbangan Pasar pemilihan karir akuntan.
Kerja 2. Pelatihan profesional,
X7 : Idealisme nilai – nilai sosial,
X8 : Relativisme lingkungan kerja,
X9 : Jenis Kelamin idealisme dan jenis

34
Universitas Kristen Petra
kelamin tidak
Variabel Dependen : mempunyai pengaruh
Y : Pemilihan Karir Akuntan signifikan terhadap
pemilihan karir akuntan.

2.11 Hipotesis Penelitian


Penghargaan finansial. Penelitian yang dilakukan oleh Merdekawati dan
Sulistyawati (2012) pada mahasiswa akuntansi di UNISSULA, UNIKA, USM,
UDINUS, UNIBANK, dan WIDYA Manggala School of Economic menunjukkan
bahwa financial reward tidak berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir
dibidang akuntan publik dan non-akuntan publik. Penelitian Chan (2012) pada
mahasiswa akuntansi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya menunjukkan
bahwa penghargaan finansial tidak berpengaruh signifikan terhadap pemilihan
karir menjadi akuntan publik. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Sembiring (2009) pada mahasiswa akuntansi di USU Medan menunjukkan bahwa
financial rewards tidak berpengaruh terhadap minat mahasiswa menjadi akuntan
publik. Penelitian Putra dan Achmad (2014) pada mahasiswa akuntansi di UB,
Universitas Merdeka, Universitas Ma chung, dan STIE Malangkucecwara
menunjukkan bahwa penghargaan finansial tidak berpengaruh signifikan terhadap
pemilihan profesi sebagai akuntan pendidik dan akuntan pemerintah akan tetapi
berpengaruh terhadap pemilihan profesi sebagai akuntan publik dan akuntan
perusahaan.
H1 : Penghargaan finansial berpengaruh terhadap pilihan karir mahasiswa
akuntansi sebagai konsultan pajak.
Pengakuan profesional. Penelitian yang dilakukan oleh Chan (2012) pada
mahasiswa akuntansi Universitas Katolik Widya Mandala menunjukkan bahwa
pengakuan profesional tidak berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir
menjadi akuntan publik. Penelititian Putra dan Achmad (2014) pada mahasiswa
akuntansi di UB, Universitas Merdeka, Universitas Ma chung, dan STIE
Malangkucecwara menunjukkan bahwa pengakuan profesional tidak berpengaruh
signifikan terhadap pemilihan profesi sebagai akuntan. Penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Merdekawati dan Sulistyawati (2012) pada mahasiswa

35
Universitas Kristen Petra
akuntansi di UNISSULA, UNIKA, USM, UDINUS, UNIBANK, dan WIDYA
Manggala School of Economic menunjukkan bahwa pengakuan profesional
berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir dibidang akuntan publik dan
non-akuntan publik. Penelitian Sembiring (2009) pada mahasiswa akuntansi di
USU Medan menunjukkan bahwa pengakuan profesional berpengaruh secara
signifikan terhadap minat mahasiswa menjadi akuntan publik.
H2 : Pengakuan profesional berpengaruh terhadap pilihan karir mahasiswa
akuntansi sebagai konsultan pajak.
Pertimbangan pasar kerja. Penelitian yang dilakukan oleh Merdekawati dan
Sulistyawati (2012) pada mahasiswa akuntansi di UNISSULA, UNIKA, USM,
UDINUS, UNIBANK, dan WIDYA Manggala School of Economic menunjukkan
bahwa pertimbangan pasar kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap pemilihan
karir sebagai akuntan publik dan non-akuntan publik. Penelitian Chan (2012) pada
mahasiswa akuntansi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya menunjukkan
bahwa pertimbangan pasar kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap pemilihan
karir menjadi akuntan publik. Penelititian Putra dan Achmad (2014) pada
mahasiswa akuntansi di UB, Universitas Merdeka, Universitas Ma chung, dan
STIE Malangkucecwara menunjukkan bahwa pertimbangan pasar kerja tidak
berpengaruh signifikan terhadap pemilihan profesi sebagai akuntan. Sedangkan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sembiring (2009) pada mahasiswa
akuntansi di USU Medan menunjukkan bahwa pertimbangan pasar kerja tidak
berpengaruh terhadap minat mahasiswa menjadi akuntan publik. Sebaliknya
penelitian yang dilakukan oleh Yanti (2014) pada mahasiswa akuntansi yang ada
di perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta di Pekanbaru
menunjukkan bahwa pertimbangan pasar kerja berpengaruh signifikan terhadap
pemilihan karir akuntan publik. Penelitian Prasetyo (2014) pada mahasiswa
akuntansi di perguruan tinggi Semarang menunjukkan bahwa pertimbangan pasar
kerja berpengaruh terhadap pemilihan karir akuntan.
H3 : Pertimbangan pasar kerja berpengaruh terhadap pilihan karir mahasiswa
akuntansi sebagai konsultan pajak.
Personalitas. Penelitian yang dilakukan oleh Merdekawati dan Sulistyawati
(2012) pada mahasiswa akuntansi di UNISSULA, UNIKA, USM, UDINUS,

36
Universitas Kristen Petra
UNIBANK, dan WIDYA Manggala School of Economic menunjukkan bahwa
personalitas tidak berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir sebagai
akuntan publik dan non-akuntan publik. Penelititian Putra dan Achmad (2014)
pada mahasiswa akuntansi di UB, Universitas Merdeka, Universitas Ma chung,
dan STIE Malangkucecwara menunjukkan bahwa personalitas tidak berpengaruh
signifikan terhadap pemilihan profesi sebagai akuntan. Penelitian Chan (2012)
pada mahasiswa akuntansi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
menunjukkan bahwa personalitas berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir
menjadi akuntan publik. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sembiring
(2009) pada mahasiswa akuntansi di USU Medan menunjukkan bahwa
personalitas tidak berpengaruh terhadap minat mahasiswa menjadi akuntan
publik.
H4 : Personalitas berpengaruh terhadap pilihan karir mahasiswa akuntansi
sebagai konsultan pajak.
Lingkungan kerja. Penelitian yang dilakukan oleh Merdekawati dan
Sulistyawati (2012) pada mahasiswa akuntansi di UNISSULA, UNIKA, USM,
UDINUS, UNIBANK, dan WIDYA Manggala School of Economic menunjukkan
bahwa lingkungan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir
sebagai akuntan publik dan non-akuntan publik. Penelitian Chan (2012) pada
mahasiswa akuntansi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya menunjukkan
bahwa lingkungan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir
menjadi akuntan publik. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sembiring
(2009) pada mahasiswa akuntansi di USU Medan menunjukkan bahwa
lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa menjadi
akuntan publik. Penelitian Putra dan Achmad (2014) pada mahasiswa akuntansi di
UB, Universitas Merdeka, Universitas Ma chung, dan STIE Malangkucecwara
menunjukkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap pemilihan
profesi sebagai akuntan publik akan tetapi tidak berpengaruh untuk akuntan
perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah.
H5 : Lingkungan kerja berpengaruh terhadap pilihan karir mahasiswa
akuntansi sebagai konsultan pajak.

37
Universitas Kristen Petra
Nilai – nilai sosial. Penelitian yang dilakukan oleh Chan (2012) pada
mahasiswa akuntansi Universitas Katolik Widya Mandala menunjukkan bahwa
nilai – nilai sosial tidak berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir sebagai
akuntan publik. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sembiring (2009)
pada mahasiswa akuntansi di USU Medan menunjukkan bahwa nilai – nilai sosial
tidak berpengaruh terhadap minat mahasiswa menjadi akuntan publik. Penelititian
Putra dan Achmad (2014) pada mahasiswa akuntansi di UB, Universitas Merdeka,
Universitas Machung, dan STIE Malangkucecwara menunjukkan bahwa nilai –
nilai sosial tidak berpengaruh terhadap pemilihan profesi sebagai akuntan publik
dan akuntan perusahaan akan tetapi berpengaruh signifikan untuk pemilihan
profesi sebagai akuntan pendidik dan akuntan pemerintah. Merdekawati dan
Sulistyawati (2012) pada mahasiswa akuntansi di UNISSULA, UNIKA, USM,
UDINUS, UNIBANK, dan WIDYA Manggala School of Economic menunjukkan
bahwa nilai – nilai sosial berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir sebagai
akuntan publik dan non-akuntan publik.
H6 : Nilai – nilai sosial berpengaruh terhadap pilihan karir mahasiswa
akuntansi sebagai konsultan pajak.
Pengaruh orang tua. Penelitian yang dilakukan oleh Law (2010) pada
mahasiswa akuntansi di 3 universitas di Hongkong menunjukkan bahwa pengaruh
orang tua secara signifikan berpengaruh terhadap pemilihan karir sebagai akuntan
publik dibanding karir non-akuntan, tapi tidak signifikan dalam memilih karir
sebagai general accountant dibanding karir non-akuntan. Penelitian Roach (2010)
menunjukkan bahwa pengaruh orang tua berpengaruh positif terhadap keyakinan
mahasiswa mengenai kemampuan dirinya dalam memilih karir. Penelitian Otto
(2000) menunjukkan bahwa terdapat kesesuaian nilai, aspirasi, dan rencana antara
anak dengan orang tua.
H7 : Pengaruh orang tua berpengaruh terhadap pilihan karir mahasiswa
akuntansi sebagai konsultan pajak.

38
Universitas Kristen Petra
Pengaruh secara simultan terhadap pemilihan karir mahasiswa akuntansi
sebagai konsultan pajak.
H8 : Penghargaan finansial, pengakuan profesional, pertimbangan pasar kerja,
personalitas, lingkungan kerja, nilai – nilai sosial, dan pengaruh orang
tua secara bersama – sama berpengaruh terhadap pilihan karir
mahasiswa akuntansi sebagai konsultan pajak.

39
Universitas Kristen Petra

Anda mungkin juga menyukai