Anda di halaman 1dari 16

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan tenaga profesional perpajakan, profesi konsultan pajak semakin diperlukan dunia bisnis.

Apalagi sejak keluarnya PMK No 22/PMK.03/2008 tanggal 6 Februari 2008 tentang Persyaratan serta Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Seorang Kuasa yang lebih memberikan ruang kepada Konsultan Pajak Terdaftar didalam memberikan jasa konsultan pajak menjadikan profesi konsultan pajak primadona para insan perpajakan sekarang ini. Sesuai dengan PMK ini, maka bagi perusahaan (WP Badan dengan peredaran bruto > 2.400.000.000,00) dan WP OP yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dengan peredaran bruto atau penerimaan bruto > Rp 1.800.000.000,00 sudah tidak dapat lagi menguasakan kewajiban dan hak perpajakannya kepada karyawan bagian pajaknya sendiri, sehingga harus memakai jasa konsultan pajak. Ketentuan tentang Konsultan Pajak ini diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 485/KMK.03/2003 tentang Konsultan Pajak Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 98/PMK.03/2005. Menurut literatur, konsultan pertama adalah Arthur D. Little yang mendirikan usahan jasa konsultan pada tahun 1886 di Cambridge, Massachusets. Beliau memberikan bantuan teknis (engineering) kepada kliennya. Perusahaan tersebut kini telah mengalami kebangkrutan. Booz Allen Hamilton kemudian mendirikan perusahaan dengan struktur serupa di awal abad 20. Kemudian pada tahun 1926, seorang professor dari Universitas Chicago, James McKinsey, mendirikan perusahaan jasa konsultan accounting and engineering advisors yang memperkenalkan pendekatan dan framework yang berbeda. Ia tidak merekrut insinyur tradisional, melainkan eksekutif berpengalaman yang di-training dengan seperangkat analisis dan pengetahuan yang kontemporer di masa itu, meliputi strategi, kebijakan, goal, organisasi, prosedur, facilities, dan personnel. Sejarah mencatat inovasi yang cukup spektakuler dilakukan oleh Boston Consulting Group (BCG). Dengan menggunakan pendekatan yang berbeda, BCG mengembangkan konsep tentang growth share matrix yang menjadi alat untuk menilai attractiveness suatu perusahaan dalam sebuah industri. Framework ini kemudian banyak diadopsi oleh konsultan lain dalam memahami persoalan bisnis dan peluang jasa konsultan yang dapat dimanfaatkan. Sejak itu, consulting firm mengalami kemajuan dan bertumbuh dengan pesat. Beberapa melakukan merger dan konsolidasi. Beberapa yang lain melakukan rebranding dan merubah struktur organisasinya. Begitu pula dengan pendekatan, metodologi, maupun framework yang digunakan dan dikembangkan juga kian kompleks dan komprehensif. Profesi Konsultan Pajak adalah profesi yang dijalankan oleh profesional yang memberikan jasa profesional kepada Wajib Pajak Konsultan pajak adalah setiap orang yang dalam lingkungan pekerjaannya secara bebas memberikan jasa profesional kepada Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Konsultan Pajak wajib menyampaikan kepada Wajib Pajak agar melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya sesuai dengan undang-udang perpajakan.

Pada umumnya jasa yang diberikan oleh Konsultan Pajak meliputi dua hal yakni: Pertama, Tax Consulting. Konsultan Pajak bertindak sebagai Penerima Kuasa untuk kepentingan mewakili dan atau mendampingi Wajib Pajak apabila terjadi pemeriksaan pajak. Kedua, Attorney at Tax Law. Konsultan Pajak bertindak sebagai Kuasa Hukum Pajak untuk kepentingan mewakili atau mendampingi Wajib Pajak di Pengadilan Pajak. Disamping itu ada pekerjaan lain yang lebih bersifat administratif dilakukan oleh Konsultan Pajak, yaitu: Pertama, Tax Compliance yakni menyiapkan laporan pajak serta melaporkannya ke Kantor Pelayanan Pajak. Kedua, Tax Publication yakni menyampaikan informasi tentang peraturan pajak kepada Wajib Pajak. A. Izin dan Permohonan Izin praktik Konsultan Pajak diterbitkan langsung oleh Dirjen Pajak. Izin dapat dicabut oleh Dirjen Pajak yang disebabkan beberapa hal antara lain : 1. Mengundurkan diri selaku Konsultan Pajak 2. Meninggal dunia 3. Telah mencapai usia 70 (tujuh puluh) tahun 4. Dikenakan sanksi sebagaimana ketentuan dalam Pasal 11 ayat (3) huruf c 5. Tidak mendaftarkan diri sebagai anggota Ikatan Konsultan Pajak Indonesia atau mengundurkan diri dari keanggotaan Ikatan Konsultan Pajak Indonesia. Permohonan untuk mendapatkan izin Konsultan pajak harus disampaikan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak dengan menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I Keputusan Menteri Keuangan Nomor 485/KMK.03/2003. Pemohon harus melampirkan dokumen-dokumen pendukung antara lain: 1. Daftar riwayat hidup/pengalaman kerja dan riwayat pendidikan dengan mengisi formulir Daftar Riwayat Hidup sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II-1 Keputusan Menteri Keuangan ini 2. Fotokopi Ijazah terakhir yang telah dilegalisir 3. Fotokopi Sertifikat Konsultan Pajak yang terakhir dan telah dilegalisir 4. Surat Keterangan Catatan Kepolisian 5. Pas foto terakhir berwarna ukuran 4x6 cm sebanyak 4 (empat) lembar dan 2x3 cm sebanyak 3 (tiga) lembar

6. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang telah dilegalisir 7. Fotokopi Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak yang telah dilegalisir oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat pemohon terdaftar. 8. Surat Pernyataan tidak terikat dengan pekerjaan/jabatan pada instansi/Lembaga Pemerintah atau Badan Usaha Milik Negara/Daerah dengan mengisi formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II-2 Keputusan Menteri Keuangan ini 9. Surat keterangan telah memenuhi kewajiban perpajakan dengan baik yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat pemohon terdaftar sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II-3 Keputusan Menteri Keuangan ini 10. Surat pernyataan kesediaan menjadi anggota Ikatan Konsultan Pajak Indonesia dengan mengisi formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II-4 Keputusan Menteri Keuangan ini. Dirjen Pajak harus memberikan keputusan atas permohonan ini paling lama 30 hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap. B. Syarat menjadi Konsultan Pajak 1. Warga Negara Indonesia 2. Bertempat tinggal di Indonesia 3. Memiliki serendah-rendahnya ijazah Strata Satu (S-1) atua setingkat dengan itu dari Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta yang terakreditasi, kecuali bagi pensiunan pegawai Direktorat Jenderal Pajak ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak 4. Tidak terkait dengan pekerjaan atau jabatan pada Pemerintah/Negara atau Badan usaha Milik Negara/Daerah 5. Berkelakuan baik yang dibuktikan dengan surat keterangan dari instansi yang berwenang 6. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak 7. Memenuhi kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan 8. Bersedia menjadi anggota Ikatan Konsultan Pajak Indonesia dan tunduk pada Kode Etik Ikatan Konsultan Pajak Indonesia 9. Memiliki Sertifikat Konsultan Pajak

C. Hak Konsultan Pajak 1. Konsultan Pajak yang telah memiliki Izin Praktek Konsultan Pajak Sertifikat A berhak memberikan jasa di bidang perpajakan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya, kecuali Wajib Pajak yang berdomisili di negara yang mempunyai persetujuan penghindaran pajak berganda dengan Indonesia. 2. Konsultan Pajak yang telah memiliki Izin Praktek Konsultan Pajak Sertifikat B berhak memberikan jasa di bidang perpajakan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya, kecuali kepada Wajib Pajak Penanaman Modal, Bentuk Usaha Tetap, dan yang berdomisili di negara yang mempunyai persetujuan penghindaran pajak berganda dengan Indonesia. 3. Konsultan Pajak yang telah memiliki Izin Praktek Konsultan Pajak Sertifikat C berhak memberikan jasa di bidang perpajakan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya. D. Kewajiban Konsultan Pajak 1. Konsultan Pajak wajib memenuhi semua ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan. 2. Konsultan Pajak wajib menyampaikan kepada Wajib Pajak agar melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan. 3. Dalam mengurus pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakan dari Wajib Pajak, setiap Konsultan Pajak wajib: a. memiliki Izin Praktek Konsultan pajak yang masih berlaku b. memiliki surat kuasa khusus dari Wajib Pajak. 4. Konsultan Pajak wajib mematuhi prosedur dan tata tertib kerja yang berlaku di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak dan dilarang melakukan tindakan-tindakan yang merugikan kepentingan negara. 5. Konsultan Pajak yang telah memiliki Izin Praktek Konsultan Pajak Sertifikat wajib mengikuti penataran/pendidikan penyegaran perpajakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pajak dan atau Ikatan Konsultan Pajak Indonesia. 6. Konsultan Pajak wajib memenuhi Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan Kode Etik Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.

7. Konsultan Pajak wajib membuat Laporan Tahunan yang berisi jumlah dan keterangan mengenai Wajib Pajak yang telah diberikan jasa di bidang perpajakan dan melampirkan fotokopi Sertifikat Penataran/Pendidikan Penyegaran Perpajakan. 8. Laporan Tahunan disampaikan kepada Direktur Jenderal Pajak paling lama akhir bulan April tahun takwin berikutnya. 9. Konsultan Pajak dapat mengajukan permohonan penundaana penyampaian laporan tahunan secara tertulis untuk paling lama 3 (tiga) bulan. E. Jasa-jasa yang ditawarkan oleh Konsultan Pajak 1. Jasa Perencanaan Pajak Perencanaan manajemen dalam bidang perpajakan (Jasa Pajak) yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan pajak, memperoleh alternatif terbaik untuk penghematan pajak yang sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku dan mempersiapkan anggaran perpajakan. 2. Jasa Konsultan Pajak Jasa Konsultan dalam bidang perpajakan untuk periode tertentu yang dilaksanakan baik melalui surat maupun tatap muka langsung. 3. Jasa Pengisian SPT Perpajakan Jasa pengisian SPT Tahunan dan SPT Masa sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Lihat Jasa Akuntansi dan Pajak Akuntansi 4. Jasa Pendamping Pemeriksaan Pajak Jasa untuk mendampingi dan mewakili klien dalam menghadapi pemeriksaan oleh aparat perpajakan (Akuntansi Pajak). 5. Jasa Penanganan Kasus Perpajakan Jasa untuk mengajukan keberatan, restitusi dan peninjauan kembali ke Dirjen Pajak atau mengajukan gugatan dan naik banding ke Pengadilan Pajak (Pajak Jasak). 6. Jasa Review Perpajakan Jasa mereview catatan atau pembukuan klien dalam mematuhi peraturan perpajakan yang berlaku, mengidentifikasi kewajiban pajak potensial dan merencanakan langkah-langkah untuk mengatasinya.

F. Kode Etik Konsultan Pajak Indonesia 1. Untuk menjaga kehormatan dan keluhuran profesi Konsultan Pajak, Perkumpulan mempunyai Kode Etik yang ditetapkan oleh Kongres/Kongres Luar Biasa yang wajib ditaati oleh setiap anggota Perkumpulan; 2. Konsultan Pajak wajib tunduk dan mematuhi Kode Etik Perkumpulan; 3. Pengawasan atas pelaksanaan Kode Etik dilakukan oleh Dewan Kehormatan; 4. Dewan Kehormatan memeriksa dan mengadili pelanggaran Kode Etik Perkumpulan berdasarkan tata cara Dewan Kehormatan. 5. Keputusan Dewan Kehormatan tidak menghilangkan tanggung jawab pidana apabila pelanggaran terhadap Kode Etik Perkumpulan mengandung unsur pidana; 6. Perubahan Kode Etik Perkumpulan dilakukan di Kongres/Kongres Luar Biasa; 7. Dewan Kehormatan melakukan upaya-upaya untuk menegakkan kode etik Perkumpulan. 8. Tata cara pelaksanaan Kode Etik diatur secara tersendiri di Kode Etik Perkumpulan. KODE ETIK BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Kode Etik IKPI adalah kaidah moral yang menjadi pedoman dalam berfikir, bersikap dan bertindak oleh setiap anggota IKPI. Setiap anggota IKPI wajib menjaga citra martabat profesi dengan senantiasa berpegang pada Kode Etik IKPI. Kode Etik IKPI juga mengatur sanksi terhadap tidak dipenuhinya kewajiban atau dilanggarnya larangan oleh anggota IKPI. BAB II KEPRIBADIAN KONSULTAN PAJAK INDONESIA Pasal 2

Konsultan Pajak Indonesia wajib : 1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. 2. Menjunjung tinggi kepatuhan hukum dan peraturan perpajakan, integritas, martabat dan kehormatan profesi konsultan pajak. 3. Melakukan tugas profesi dengan penuh tanggung jawab, dedikasi tinggi dan independen. 4. Menjadi wajib pajak yang baik. 5. Menjaga kerahasiaan dalam menjalankan profesi. Pasal 3 Konsultan Pajak Indonesia tidak diperkenankan : 1. Melakukan kegiatan profesi lain yang terikat dengan pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil baik pada tingkat Pusat maupun Daerah, kecuali mereka yang bekerja pada bidang riset, pengkajian dan pendidikan. 2. Meminjamkan ijin kerja untuk digunakan oleh pihak lain. 3. Menugaskan pegawainya yang tidak menguasai seluk beluk, teknik, pengetahuan dan peraturan perpajakan untuk bertindak atas nama Konsultan pajak, memberikan nasehat dan menangani urusan perpajakan Klien. BAB III HUBUNGAN DENGAN TEMAN SEPROFESI Pasal 4 1. Hubungan dengan teman seprofesi harus dilandasi sikap saling menghormati, saling menghargai dan saling mempercayai. 2. Konsultan Pajak Indonesia tidak diperkenankan: a. Menarik Klien yang diketahui atau patut diketahui bahwa klien tersebut telah diurus oleh Konsultan Pajak yang lain. b. Membujuk karyawan dari Konsultan Pajak lain untuk pindah menjadi karyawannya.

3. Konsultan Pajak Indonesia yang menerima pindahan dari Konsultan Pajak lain wajib memberitahukan kepada Konsultan Pajak lain tersebut. Pasal 5 Bila terjadi sengketa antara sesama anggota IKPI dalam masalah profesi maka sengketa tersebut agar didiskusikan secara musyawarah atau diajukan kepada Pengurus Cabang. Pasal 6 Bila masih belum memperoleh penyelesaian maka diajukan kepada Pengurus Pusat, dan bila masih belum pula diperoleh penyelesaian maka diajukan kepada Dewan Kehormatan. BAB IV HUBUNGAN DENGAN KLIEN Pasal 7 Konsultan Pajak Indonesia wajib : 1. Menjaga sifat profesional dan kerahasiaan dalam hubungan profesi dengan klien. 2. Menolak permintaan klien untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan Undang-Undang dan Peraturan Perpajakan. Pasal 8 Konsultan Pajak Indonesia tidak diperkenankan : 1. Memberikan petunjuk atau keterangan yang dapat menyesatkan kliennya mengenai pekerjaan yang sedang dilakukan. 2. Memberikan jaminan kepada kliennya bahwa pekerjaan yang berhubungan dengan instansi perpajakan pasti akan berhasil. 3. Menetapkan syarat-syarat yang membatasi kebebasan klien mempercayakan kepentingan perpajakan kepada konsultan pajak yang lain. 4. Melakukan atau menerima setiap ajakan dari pihak manapun untuk melakukan tindakan yang diketahui atau patut diketahui merupakan tindak pidana perpajakan. BAB V

PELAKSANAAN KODE ETIK Pasal 9 1. Setiap Konsultan Pajak wajib tunduk dan mematuhi Kode Etik IKPI 2. Pengawasan atas pelaksanaan Kode Etik IKPI dilakukan oleh Dewan Kehormatan. Pasal 10 Konsultan Pajak Asing yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku menjalankan profesinya di Indonesia wajib tunduk dan taat pada Kode Etik IKPI. BAB VI DEWAN KEHORMATAN Pasal 11 1. Dewan Kehormatan berwenang memeriksa dan memberikan keputusan sanksi atas pelanggan Kode Etik IKPI yang dilakukan oleh anggota IKPI. 2. Dalam melakukan pemeriksaan dan memberikan keputusan, Dewan Kehormatan membentuk Majelis Dewan Kehormatan yang terdiri dari : a. Ketua Dewan Kehormatan sebagai Ketua b. Sekretaris Dewan Kehormatan sebagai Sekretaris c. Ketua / Sekretaris Dewan Pembina sebagai Anggota d. Ketua / Sekretaris IKPI cabang dimana anggota tersebut terdaftar sebagai anggota. e. Pihak-pihak lain yang dianggap perlu, yang mempunyai keahlian dan atau pengetahuan dan atau mereka yang memiliki integritas yang tidak diragukan mengenai masalah yang bersangkutan. 3. Dewan Kehormatan bertindak jika ada pengaduan tertulis, baik dari masyarakat maupun dari anggota IKPI, mengenai pelanggaran Kode Etik IKPI yang dilakukan oleh anggota IKPI dan apabila ada masalah yang oleh Pengurus Pusat IKPI dianggap perlu untuk diajukan kepada Dewan Kehormatan.

4. Keputusan sanksi kepada anggota IKPI dilakukan oleh Dewan Kehormatan melalui IKPI cabang dimana Anggota tersebut terdaftar. 5. Dewan Kehormatan memberitahukan hasil kerjanya kepada anggota IKPI melalui pengurus IKPI Pusat sekurang-kurangnya setahun sekali. Pasal 12 1. Sanksi terhadap pelanggaran Kode Etik berupa : a. Teguran tertulis b. Pemberhentian sementara c. Pemberhentian tetap 2. Dalam hal dilaksanakan sanksi berupa pemberhentian sementara atau pemberhentian tetap, salinan keputusan tersebut dilaksanakan kepada : a. Pengurus IKPI Pusat b. Pengurus IKPI dimana yang bersangkutan terdaftar c. Kantor Pusat DJP dan Kantor Pelayanan Pajak setempat. 3. Sebelum sanksi yang tersebut pada ayat (1) diatas diberikan, anggota IKPI yang bersangkutan harus diberi kesempatan membela diri dalam rapat Majelis Dewan Kehormatan dan anggota tersebut dapat disertai oleh sebanyak-banyknya 3 (tiga) orang anggota IKPI lainnya sebagai pendamping. 4. Dalam hal keputusan sanksi pemberhentian tetap, maka keputusan tersebut baru berlaku setelah yang bersangkutan diberikan kesempatan untuk membela diri didepan Kongres. 5. Keputusan Kongres merupakan keputusan final dan mengikat. BAB VII KEPUTUSAN DEWAN KEHORMATAN Pasal 13 1. Keputusan Dewan Kehormatan mempunyai kekuatan tetap sejak diucapkan dalam sidang terbuka dengan atau tanpa dihadiri oleh para pihak pada hari, tanggal dan waktu yang telah diberitahukan secara tertulis sebanyak 3 (tiga) kali

dalam jangka waktu 21 (dua puluh satu) hari kepada pihak-pihak yang bersangkutan. 2. Dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah keputusan diucapkan, salinan Keputusan Dewan Kehormatan disampaikan kepada :

a. Anggota yang bersangkutan melalui cabang IKPI dimana anggota tersebut terdaftar. b. Cabang IKPI dimana anggota tersebut terdaftar. c. DPP IKPI d. Kantor Pusat DJP dan KPP setempat dalam hal yang bersangkutan dikenakan sanksi pemberhentian sementara atau pemberhentian tetap. BAB VIII KETENTUAN KETENTUAN LAIN Pasal 14 Konsultan Pajak Indonesia wajib mengikuti ketentuan-ketentuan penggunaan papan nama kantor konsultan pajak sebagai berikut : 1. Nama kantor Konsultan Pajak yang dipergunakan adalah sesuai dengan nama yang tercantum dalam ijin kerja dari Menteri Keuangan / Direktur Jenderal Pajak. 2. Nomor ijin kerja harus dicantumkan pada papan nama yang dibuat oleh Konsultan Pajak. 3. Ukuran papan nama Kantor Konsultan pajak tidak diperkenankan lebih dari 80 x 120 cm dan menggunakan dasar papan berwarna putih dan huruf berwarna hitam. Pasal 15 Konsultan Pajak Indonesia tidak dibenarkan memasang iklan semata-mata untuk menarik / mendapatkan klien. BAB IX ATURAN PERALIHAN

Pasal 16 Perkara-perkara pelanggaran Kode Etik IKPI yang belum diperiksa dan belum diputuskan akan diperiksa dan diputuskan berdasarkan Kode Etik IKPI. BAB X PENUTUP Pasal 17 Kode Etik IKPI berlaku sejak tanggal ditetapkan. G. Standar Profesi Konsultan Pajak Indonesia 1. Untuk tercapai adanya standar minimal Konsultan Pajak, maka ditetapkan Standar Profesi yang ditetapkan oleh Kongres/Kongres Luar Biasa dan merupakan standar teknis yang wajib ditaati oleh setiap anggota Perkumpulan. 2. Konsultan Pajak wajib tunduk dan mematuhi Standar Profesi Perkumpulan. 3. Pengawasan atas pelaksanaan Standar Profesi dilakukan oleh Dewan Pembina; 4. Dewan Kehormatan memeriksa dan mengadili pelanggaran Standar Profesi Perkumpulan berdasarkan tata cara Dewan Kehormatan; 5. Keputusan Dewan Kehormatan tidak menghilangkan tanggung jawab pidana apabila pelanggaran terhadap Standar Profesi Perkumpulan mengandung unsur pidana; 6. Perubahan Standar Profesi Perkumpulan dilakukan di Kongres/Kongres Luar Biasa; 7. Dewan Kehormatan melakukan upaya-upaya untuk menegakkan standar profesi Perkumpulan 1. What ( Apa itu Konsultan Pajak ? ) Berdasarkan Menteri Keuangan nomor 485/KMK.03/2003, Pada tanggal 30 Oktober 2003, Konsultan Pajak adalah setiap orang yang dalam lingkungan pekerjaannya secara bebas memberikan jasa professional kepada wajib pajak dalam melaksanakan hak untuk memenuhi kewajiban

perpajakannya sesuai dengan peraturan perundang undangan perpajakan yang berlaku. Setiap tahun terjadi rapat (Pertemuan) untuk Konsultan Pajak di setiap kota yang berbeda, khususnya di Jakarta, Surabaya dan Bali untuk mendapatkan berita terupdate agar para Konsultan Pajak dapat member informasi terupdate kepada wajib pajak.

2. Who ( Siapa yang bisa menjadi Konsultan Pajak ? ) Menurut Perundang undang Menteri Keuangan, yang bias menjadi konsultan pajak hanya orang orang yang memenuhi syarat sebagai berikut : a. Warga Negara Indonesia b. Bertempat tinggal di Indonesia c. Memiliki serendah rendahnya ijazah strata s1 atau setingkat dengan itu d. Tidak terikat dengan pekerjaan / jabatan kepada Pemerintah / Negara atau BUMN / BUMD e. Berkelakuan baik yang dibuktikan dengan adanya SKCK f. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak g. Memenuhi kewajiban Perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku h. Bersedia untuk menjadi anggota Ikatan Konsultan Pajak Indonesia dan tunduk pada kode etik Ikatan Konsultan Pajak Indonesia. i. Memiliki sertifikat pajak yang menunjukkan tingkat keahlian sebagai berikut : 1) Sertifikat Pajak dengan tingkat keahlian A, sebagai berikut : Warga Negara Indonesia Memiliki serendah rendahnya ijazah strata s1 atau setingkat dengan itu

2) Sertifikat Pajak dengan tingkat keahlian B, sebagai berikut : Warga Negara Indonesia

Telah memiliki sertifikat Konsultan Pajak tingkat A atau program penghargaan yang setara yang diberikan kepada pensiunan pegawai Direktur Jenderal Pajak 3) Sertifikat Pajak dengan tingkat keahlian C, sebagai berikut : Warga Negara Indonesia Telah memiliki sertifikat Konsultan Pajak tingkat A dan B

3. When ( Kapan kita dapat praktek untuk bisa menjadi Konsultan Pajak ? ) Untuk melakukan praktek sebagai konsultan pajak, seorang konsultan pajak wajib mempunyai ijin praktek. Cara memperoleh ijin praktek ialah Setiap konsultan pajak harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Direktorat Jenderal Pajak.

4. Why ( Mengapa diperlukan Konsultan Pajak ? ) 1. Membantu Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban pajak. Menurut Engel dalam Wicaksono dkk (2005) bahwa semakin tinggi pendapatan seseorang maka akan semakin besar jumlah yang dibelanjakan untuk layanan jasa. Permintaan jasa pada Negara-negara maju cenderung tinggi sedangkan bagi Negara-negara berkembang permintaan terhadap layanan jasa memiliki potensi besar untuk meningkatkan dimasa mendatang 2. Meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak Penelitian empiris di Indonesia menunujukan bahwa pesanan pemeriksaan sudah ada. a. Kewajiban Wajib Pajak Kewajiban mendaftarkan diri (NPWP) Pemotongan atau pemungutan pembayaran dan pelaporan pajak terutang

Kewajiban dalam hal diperiksa (memberikan kepercayaan pada wajib pajak) Kewajiban memberikan data.

b. Hak Wajib Pajak Hak atas kelebihan pembayran pajak Hak dalam hak Wajib Pajak dilakukan periksaan Hak untuk mengajukan keberatan, banding dan peninjauan kembali Hak-hak Wajib Pajak lainnya.

5. How ( Bagaimana menjadi Konsultan Pajak ? ) 1. Sesuai Standart Profesi Konsultan Pajak a. Aturan professional b. Bentuk dan aspek c. Imbalan jasa d. Menangani tugas klien e. Pengembangan professional dan pelatihan f. Bentukan kepentingan g. Bagaimana anggota yang bekerja pada klien tunggal h. Pengaduan i. Masalah hukum 2. Memenuhi Hak dan Kewajiban sebagai pajak a. Hak konsultan pajak Sertifikat A berhak memberikan jasa di bidang perpajakan kepada Wajib Pajak orang pribadi dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya, kecuali Wajib Pajak yang berdomisili Negara yang mempunyai persetujuan penghindaran pajak berganda dengan Indonesia. Sertifikat B berhak memberikan jasa di bidang perpajakan kepada Wajib Pajak orang pribadi dan badan dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya, kecuali kepada Wajib Pajak

penanaman modal, bentuk usaha tetap dan yang berdomisili di Negara yang mempunyai persetujuan penghindaran pajak berganda. Sertifikat C berhak memberikan jasa dibidang perpajakan kepada Wajib Pajak orang pribadi kecil, orang besar, berbadan hukum semua tanpa pengecualian.

b. Kewajiban konsultan pajak Konsultan Wajib Pajak mematuhi semua peraturan perundangundangan pajak Konsultan Wajib Pajak menyampaikan kepada Wajib Pajak agar melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya sesuai dengan perundang-undangan pajak Dalam mengurus pelaksanaan hak dan kewajiban, wajib mengetahui prosedur dan tata tertib kerja, wajib mengikuti penataran atau pendidikan, penyegaran perpajakan paling 20 sks yang

diselenggarakan oleh Direktorat Jendral Pajak dan atau Ikatan Konsultan Pajak Indonesia Konsultan pajak wajib mematuhi anggaran dasar atau anggaran Rumah Tangga. Wajib membuat laporan tahunan yang berisi jumlah dan keterangan. Laporan tahunan disampaiakan kepada Direktorat Jendral Pajak paling lama akhir bulan april tahun takwin berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai