Anda di halaman 1dari 17

PEMERIKSAAN PAJAK DAN SURAT KETETAPAN PAJAK

Makalah

Oleh

Kelompok IV

Arfani Rasyid A.K (1904030053)


Mustika (1904030054)
Cici Dwi Pratiwi (1904030063)

Dosen Pengampu:

Jabaluddin Hamud, S.TP., M.M

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO
2021
KATA PENGANTAR

Suji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “PEMERIKSAAN PAJAK DAN
SURAT KETETAPAN PAJAK” ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang
sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang
menjadi tugas Perpajakan dengan judul “PEMERIKSAAN PAJAK DAN SURAT
KETETAPAN PAJAK”. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini
berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini. Demikian yang dapat
kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami
mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat kami
perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat
kekurangannya.

Palopo, 6 April 2021


Penyusun

Kelompok IV

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2

A. Istilah dan Tujuan Pemerikasaan ......................................................... 2


B. Ruang lingkup Pemerikasaan ............................................................... 6
C. Jangka waktu Pemerikasaan ................................................................. 8
D. Standar Pemerikasaan .......................................................................... 9

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 12

A. Kesimpulan .......................................................................................... 12
B. Saran ..................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara mengamanatkan wewenang pengelolaan keuangan negara khususnya


penerimaan negara dari pajak pada Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian
Keuangan. Berbagai regulasi diterbitkan, perbaikan sistem administrasi
perpajakan saat ini sedang berlangsung, himbauan kepada masyarakat untuk aktif
berpartisipasi juga telah dilakukan. Semua ini bertujuan meningkatkan kesadaran
dalam membayar pajak dan mengurangi stigma negatif akan pajak.
Besar kecilnya pajak akan menentukan kapasitas anggaran negara dalam
membiayai pengeluaran negara baik untuk pembiayaan pemerintah, pembangunan
maupun untuk pembiyaan rutin. Hasil penerimaan pajak akan memiliki peranan
penting untuk membiayai pembangunan negara, seperti sistem demokrasi yang
menganut prinsip ,dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Begitu pun dengan
pajak, dibayarkan oleh rakyat dan hasilnya dipergunakan untuk rakyat. Dengan
demikian, sumber pembiayaan pembangunan dari sektor perpajakan kembali
menjadi andalan pemerintah. Dalam Reformasi Perpajakan tahun 1983,
sebagaimana talah diubah dengan undang-undang Nomor 9 tahun 1984 menjadi
undang-undang nomor 16.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah diatas maka dirumuskan sebagai berikut:


1. Apa istilah dan Tujuan Pemerikasaan?
2. Apa saja Ruang lingkup Pemerikasaan?
3. Bagaimana Jangka waktu Pemerikasaan?
4. Bagaimana Standar Pemerikasaan?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Istilah dan Tujuan Pemerikasaan

Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data,


keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional
berdasarkan suatu standar pemeriksaan.
Tujuan Pemeriksaan adalah untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dan untuk tujuan lain.
Pemeriksaan menurut tujuannya diterangkan sebagai berikut:
Tahapan Pemeriksaan
Pemeriksaan dimulai dengan penyampaian Surat Pemberitahuan
Pemeriksaan Lapangan atau pengiriman surat panggilan dalam rangka
pemeriksaan kantor. Dalam hal khusus, misalnya kondisi pandemi, pemeriksaan
dapat dilakukan secara daring.
Hasil pemeriksaan harus diberitahukan kepada Wajib Pajak melalui
penyampaian Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP) yang dilampiri
dengan daftar temuan hasil pemeriksaan dengan mencantumkan dasar hukum atas
temuan tersebut.
Pemeriksaan dalam pengujian kepatuhan Wajib Pajak diakhiri dengan
pembuatan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dan produk hukum yang dapat
berupa:
1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)
3. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)
4. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)

2
Pemeriksaan untuk tujuan lain ditutup dengan diterbitkannya LHP yang berisi
usulan diterima atau ditolaknya permohonan WP.1
Pemeriksaan Pajak merupakan rangkaian tindakan lanjutan dari Penelitian
yang telah dilakukan atas SPT. Apabila pada pengisian SPT Pajak tersebut
memenuhi kriteria-kriteria tertentu untuk dilakukan Pemeriksaan, maka setelah
dilakukan penelitian akan dilanjutkan dengan adanya Pemeriksaan Pajak.
Menurut Undang-Undang No. 16 Tahun 2000, yang dimaksud dengan
Pemeriksaan Pajak adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan,
dan mengolah data dan atau keterangan lainnya, dalam rangka pengawasan
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
Prosedur Pemeriksaan Pajak dilaksanakan sebagaimana telah dibakukan
dalam peraturan-peraturan yang berlaku. Dengan demikian, pemeriksaan
dilakukan untuk menguji kebenaran aspek perpajakan, baik aspek material
maupun aspek yuridis formal. Atau dengan kata lain, Pemeriksaan Pajak adalah
pemeriksaan yang dilakukan untuk menguji kepatuhan pelaksanaan suatu
peraturan, yang biasanya disebut dengan pemeriksaan kepatuhan atau compliance
audit (Gunadi 1999).
Pada keadaan yang normal, Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban
perpajakannya memang berupaya untuk menghindari adanya Pemeriksaan Pajak.
Tetapi dalam situasi tertentu, apabila pertimbangan bisnis memang lebih
menguntungkan, maka Wajib Pajak “dengan terpaksa” harus menghadapi adanya
Pemeriksaan Pajak. Dan demi suksesnya dalam menjalani Pemeriksaan Pajak,
maka Wajib Pajak mau tidak mau harus mempersiapkan diri dengan
melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan benar.2
Istilah-Istilah Pemeriksaan

1
Pajak, “pemeriksaan serangkaian kegiatan penghimpunan perpajakan untuk tujuan lain,” 2
september 2021. https:/ /www. pajak.go.id/id /pemeriksaan#:~:text=Pemeriksaan% 20adalah%20
serangkaian%20kegiatan%20menghimpun,perpajakan%20dan%20untuk%20tujuan%20lain.
2
Antariksa Budileksmana, Pemeriksaan Pajak Sebagai Upaya Untuk Mendorong Kepatuhan
Wajib Pajak, Jurnal Akuntansi dan Investasi, Vol. 2 No. 1, (Januari 2001), h.. 60.

3
1. Pemeriksaan Lapangan adalah pemeriksaan yang dilakukan di tempat
tinggal atau tempat hedudukan Wajib pajak, tempat kegiatan usaha atau
pekerjaan behan Wajib Pajak, darvatau kempat lain yang dianggap perlu
oleh pemeriksa Pajak.
2. Pemerikdaan Kantor adalah pemeriksaan yang dilakukan di kantor
Direktorat Jenderal Pajak.
3. Pemeriksaan pajak adalah pegawai Negeri Sipil dilingkungan Direktorat
Jenderal Pajak atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak,
yang diberi tugas, wewenang, dan tanggung jawab untuk melaksanakan
pemeriksaan.
4. Tanda I'engenal Pemeriksa Pajak adalah tanda pengenal yang diterbitkan
oleh Direktur Jenderal Pajak yang merupakan bukti bahwa orang yang
namanya tercantum pada kartu tanda pngenal kernebut setagai Iymeriksa
Pajak.
5. Surat Perintah Pemeriksaan yang selanjutnya disingkat S12 adalah surat
perintah untuk melakukan pemerikaan dalam rangka menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
6. Surat Pemberitahuan Pemeriksaan lapangan adalah surat pemberitahuan
mengenai dilakukannya pemeriksaan Lapangan dalam rangka menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dar/atau untuk tujuan lain
dalam rangka melakukahan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
7. Surat Panggilan dalam Rangka pemeriksaan Kantor adalah surat panggilan
mengenai dilakukannya Pemeriksaan Kantor dalam rangka menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain
dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
8. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan cara teratur
untuk mengumpulkan data dan Informasi keuangan yang meliputi harta,
kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan

4
penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan
keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi untuk periode Tahun
Pajaktersebut.
9. Data yang dikelola secara elektronik adalah data yang bentuknya elektrinik,
yang dihasilkan oleh computer dan/atau pengolah data elektronik lainnya
dan disimpan dalam disket, compact disk, tape backup, hard disk, atau
media penyimpaman elektrnik lainnya.
10. Tempat Penyimpanan Buku, Catatan, dan Dokumen adalah tempat yang
diselenggarakarn oleh Wajib Pajak, perusahaan penyimpan arsip atau
dokumen dan/atau yang diselenggarakan okeh pihak lain.
11. Penyegelan adalah tindakan menempatkan tanda segel pada lempat atau
ruangan terlentu serta barang bergerak dan/atau tidak bergerak yang
digunakan atau patut diduga digunakan sebagai tempat atau alat untuk
menyimpan buku atau catatan, dokumen, termasuk data yang dikelola secara
elektronik, dan benda-benda lain.
12. Surat pemberitahuan Hasil pemeriksaan yang selanjutnya disingkat SPHP
adalah surat yang berisi tentang temuan pemeriksaan yang meliputi pos-ps
yang dikoreksi, nilai koreksi, danar koreksi, perhitungan sementara dari
jumlah pokok pajak terutang dan perhitungan sementara dari sanksi
administrasi.
13. Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan adalah pembahasan antara Wajib
Pajak dan Pemeriksa Pajak atas temuan pemeriksaan yang hasilnya
dituangkan dalam berita acara pembahasan akhir hasil pemeriksaan yang
ditandatangani oleh kedua belah pihak dan berisi koreksi pokok pajak
terulang baik yang disetujui maupun yang tidak disetujui dan perhitungan
sanksi administrasi.
14. Tim Quality Assurance Pemeriksaan adalah tim yang dibentuk oleh Direktur
Jenderal Pajak dalam rangka membahas hasil pemeriksaan yang belum
disepakati antara Pemeriksa pajak dan Wajib pajak dalam pembahasan
Akhir Hasil Pemeriksaan guna menghasilkan pemeriksaan yang berkualitas.

5
15. Laporan Hasil Pemeriksaan yang selanjutnya disingkat LHI' adalah laporan
yang berisi tentang pelaksanaan dan hasil pemeriksaan yang disusun oleh
Pemeriksa Pajak secara ringkas dan jelas serta esuai dengan nuang lingkup
dan tujuan pemeriksaan.
16. Pemerikssan Bukti Permulaan adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk
mendapatkan bukti permulaan lelang adanya dugaan telah terjadi tindak
pidana di bidangperpajakan. IN. Pemeriksaan Ulang adalah pemeriksaan
yang dalakukan terhadap Wajih Pajak yang telah diterbitkan sural ketetapan
pajak dari hasil pemeriksaan sebelumnya untuk jenis pajak dan masa pajak,
bagian tahun pajak, atau tahun pajak yang sama.
17. Pemeriksaan Ulang adalah pemeriksaan yang dilakukan terhadap wajib
pajak yang telah diterbitkan surat ketetapan pajak dari hasil pemeriksaan
sebelumnya untuk jenis pajak dan masa pajak, bagian tahun pajak, atau
tahun pajak yang sama.
18. Analisis Risiko adalah kegiatan yang dilakukan untuk menilai tingkat
ketidakpatuhan Wajih Pajak yang berisiko menimluulkan hilangnya peotensi
penerimaan pajak.3

B. Ruang lingkup Pemerikasaan

Islam Pemeriksaan pajak dapat dibedakan berdasarkan pada ruang lingkup


atau cakupannya, yaitu terdiri dari pemeriksaan lapangan dan pemeriksaan kantor.
1. Pemeriksaan Lapangan. Yang dimaksud dengan pemeriksaan lapangan adalah
pemeriksaan yang dilakukan terhadap wajib pajak ditempat, yang dapat
mencakup kantor wajib pajak, pabrik, tempat usaha, tempat tinggal, dan
tempat lain yang ada kaitannya dengan kegiatan usaha, juga pekerjaan bebas
wajib pajak, serta tempat lain yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak.
a. Pemeriksaan lengkap (PL)
Dilakukan terhadap wajib pajak, termasuk kerjasama operasi (KSO)
dan konsorsium, atas seluruh jenis pajak, untuk tahun berjalan atau tahun-
3
Irawan Purwo Aji, 100 Pertanyaan tentang Pemeriksaan Pajak. Cet. 1 (Yogyakarta :
Leutikaprio, 2017), h. 1

6
tahun sebelumnya, dilaksanakan dengan menerapkan teknik-teknik
pemeriksaan yang lazim digunakan dalam rangka mencapai tujuan
pemeriksaan. Pelaksanaan pemeriksaannya dilakukan dalam jangka waktu 2
bulan dan dapat diperpanjang menjadi paling lama 6 bulan.
b. Pemeriksaan sederhana lapangan (PSL)
Adalah pemeriksaan lapangan yang dilakukan terhadap wajib pajak
untuk satu, beberapa atau seluruh jenis pajak secara terkoordinasi antarseksi
oleh kepala kantor unit pelaksana pemeriksaan pajak, dalam tahun berjalan
atau tahun-tahun sebelumnya, dilaksanakan dengan menerapkan teknik-teknik
pemeriksaan yang dipandang perlu menurut keadaan dalam rangka mencapai
tujuan pemeriksaan. Pelaksanaannya dilakukan dalam waktu 1 bulan dan
dapat diperpanjang menjadi paling lama 2 bulan.
c. Pemeriksaan kantor
Adalah pemeriksaan terhadap wajib pajak yang dilakukan dikantor unit
pelaksana pemeriksaan pajak, dapat meliputi suatu jenis pajak tertentu, baik
untuk tahun berjalan maupun tahun-tahun sebelumnya. Pemeriksaan kantor
hanya dapat dilakukan dengan pemeriksaan sederhana kantor (PSK), jangka
waktu penyelesaiannya selama 4 minggu dan dapat diperpanjang menjadi
paling lama 6 minggu, dengan ketentuan berikut;
1). Jangka waktu penyelesaian pemeriksaan untuk masing-masing jenis
pemeriksaan tersebut di atas, tidak dapat diubah meskipun terjadi
pergantian pemeriksa pajak.
2). Perpanjang waktu penyelesaian pemeriksaan sebagaimana dimaksudkan
di atas dapat diberikan berdasarkan permintaan kepala kantor wilayah
Direktorat Jenderal pajak atau atas permintaan direktur pemeriksaan,
penyidikan dan penagihan pajak.
3). Apabila terdapat transaksi transfer pricing, jangka waktu penyelesaian
pemeriksaan dapat diperpanjang menjadi paling lama 2 tahun.
4). Perluasan pemeriksaan dapat dilaksanakan apabila

7
a. SPT tahunan wajib pajak orang pribadi atau badan, menyatakan
adanya kompensasi kerugian dari tahun-tahun sebelumnya yang
belum pernah dilakukan pemeriksaan.
b. Sebab-sebab lain berdasarkan intruksi direktur pemeriksaan,
penyelidikan, dan penagihan pajak.
5). Pemeriksaan ulang dapat dilaksanakan apabila
a. terdapat indikasi bahwa wajib pajak dapat diduga sedang/telah
melakukan tindak pidanan di bidang perpajakan. ;
b. terdapat data baru dan atau data yang semula belum terungkap yang
dapat mengakibatkan penambahan jumlah pajak yang terutang atau
mengurangi/memperkecil kerugian yang dapat dikompensasi
6). Pelaksanaan pemeriksaan ulang
a. pemeriksaan ulang dapat meliputi seluruh jenis pajak , satu atau
beberapa jenis pajak, walaupun data baru atau data yang semula
belum terungkap atau data lain hanya mencakup jenis-jenis pajak
tertentu saja.
b. Pemeriksaan ulang harus dilaksanakan dengan cara pemeriksaan
lapangan;
c. pemberitahuan hasil pemeriksaan kepada wajib pajak dan
pembahasan akhir (closing conference) , baru dapat dilakukan setelah
hasil pemeriksaan dibahas (direview) dan disetujui oleh direktur
pemeriksaan, penyidikan, dan penagihan pajak;

C. Jangka waktu Pemerikasaan

Jangka waktu pelaksanaan pemeriksaan terbatas


1. Pemeriksaan pengkap (PL) harus diselesaikan dalam jangka waktu 2
(dua) bulan, terhitung sejak surat pemberitahuan pemeriksaan pajak
diterima oleh wajib pajak atau sesuai dengan instruksi direktur,
pendidikan, dan penagihan pajak. Jangka waktu tersebut dapat diberikan
perpanjangan hanya paling lama 6 bulan.

8
2. Pemeriksaan sederhana lapangan (PSL) harus diselesaikan dalam jangka
waktu satu bulan, terhitung sejak surat pemberitahuan pemeriksaan pajak
diterima oleh wajib pajak. Jangka waktu tersebut hanya dapat diberikan
perpanjangan waktu paling lama 1 bulan.
3. Pemeriksaan sederhana kantor (PSK) harus diselesaikan dalam jangka
waktu empat minggu, terhitung sejak surat pemberitahuan pemeriksaan
pajak diterima oleh wajib pajak. Jangka waktu tersebut dapat diberikan
perpanjangan waktu paling lama 2 minggu.
Apabila dalam pelaksanaan pemeriksaan sederhana terdapat indikasi
adanya transanksi transfer pricing maka lingkup pemeriksaannya dapat
ditingkatkan menjadi pemeriksaan lapangan, karena perlu dilakukan pemeriksaan
yang lebih mendalam dan jangka waktu pemeriksaannya dapat diperpanjang
menjadi paling lama 2 tahun.

D. Standar Pemerikasaan

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia


Nomor:17/PMK.03/2013 mengenai Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Untuk
Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan, Pelaksanaan Pemeriksaan
untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan harus dilaksanakan
sesuai standar pelaksanaan pemeriksaan. Pelaksanaan pemeriksaan harus
didahului dengan persiapan yang baik sesuai dengan tujuan pemeriksaan, yang
paling sedikit meliputi kegiatan mengumpulkan dan mempelajari data Wajib
Pajak, menyusun Rencana Pemeriksaan (Audit Plan) dan menyusun Program
Pemeriksaan (Audit Program), serta mendapat pengawasan dengan seksama. A
1. Kegiatan mengumpulkan dan mempelajari data Wajib Pajak, meliputi:
a. Mempelajari profil Wajib Pajak;
b. Menganalisis data keuangan Wajib Pajak;
c. Mempelajari data lain yang relevan, baik dari Direktorat Jenderal Pajak
maupun dari pihak lain.
2. Penyusunan Rencana Pemeriksaan (Audit Plan)

9
a. Rencana pemeriksaan disusun oleh Supervisor;
b. Rencana pemeriksaan disusun berdasarkan identifikasi masalah yang
dilakukan Supervisor atas data Wajib Pajak yang telah dihimpun dan
dipelajari;
c. Rencana pemeriksaan harus dianalisis dan mendapatkan persetujuan
dari Kepala UP2 sebelum SP2 diterbitkan
d. Rencana pemeriksaan antara lain berisi dari identitas Wajib Pajak,
identitas tim pemeriksa pajak dan uraian rencana pemeriksaan yang
berisi informasi mengenai identifikasi masalah, perkiraan tanggal
selesai pemeriksaan, serta pos – pos yang akan diperiksa.
e. Rencana pemeriksaan dapat dilakukan perubahan jika pemeriksa pajak
menemukan kondisi yang berbeda saat melakukan pemeriksaan
terhadap Wajib Pajak dengan kondisi awal yang dijadikan
pertimbangan saat membuat rencana pemeriksaan.
f. Perubahan rencana pemeriksaan dapat disetujui atau ditolak berdasarkan
pertimbangan kepala UP2.
g. Perubahan rencana pemeriksaan harus memperhatikan jangka waktu
pemeriksaan.
3. Penyusunan Program Pemeriksaan (Audit Program)
a. Program pemeriksaan disusun oleh Supervisor dibantu oleh Ketua Tim
berdasarkan rencana pemeriksaan
b. Program pemeriksaan sekurang - kurangnya menyatakan metode
pemeriksaan, tekhnik pemeriksaan, prosedur pemeriksaan yang
dilakukan oleh pemeriksa pajak serta buku, catatan dan dokumen yang
diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan.
c. Jika terdapat hal - hal yang dapat merubah rencana pemeriksaan berupa
penambahan pos - pos yang akan diperiksa maka harus dibuat
perubahan program pemeriksaan.
d. Kepala UP2 menandatangani program pemeriksaan untuk mengetahui
apakah program pemeriksaan yang telah dibuat sesuai dengan pos - pos

10
yang kemudian akan diperiksa sebagaimana tercantum dalam rencana
pemeriksaan dan perubahannya.
4. Menyiapkan Sarana Pemeriksaan Untuk kelancaran serta kemudahan
dalam melaksanakan pemeriksaan, tim pemeriksa harus menyiapkan
sarana yang dibutuhkan.4

4
Alfa, “Bab Iii Pelaksanaan Kerja Praktek,” 7 Maret 2020. Https://elibrary .unikom.
ac.id/id/eprint/1457/9/UNIKOM_ALFA%20ALFREDO%20SM_BAB%20III.pdf.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penerbitan Surat Ketetapan Pajak dikarenakan oleh adanya kelebihan
jumlah, utang pajak yang telah dibayarkan atau adanya kelebihan jumlah pajak
yang telah dibayarkan terhadap pajak terutang yang seharusnya dibayarkan.
Pemeriksaan Pajak merupakan rangkaian tindakan lanjutan dari Penelitian yang
telah dilakukan atas SPT. Apabila pada pengisian SPT Pajak tersebut memenuhi
kriteria-kriteria tertentu untuk dilakukan Pemeriksaan, maka setelah dilakukan
penelitian akan dilanjutkan dengan adanya Pemeriksaan Pajak.
Surat Ketetapan Pajak diterbitkan setelah dilakukannya pemeriksaan dan
penelitian oleh pihak aparatur pajak terhadap jumlah pajak terutang yang
seharusnya dibayarkan oleh Wajib Pajak. Data atau temuan baru yang di dapat
dapat mengakibatkan adanya kenaikan, pengurangan, atau mungkin terjadi
kelebihan pembayaran pajak.
Berdasarkan hasil dari pengujian penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:
a. Proses penerbitan dan penagihan pajak melalui Surat Ketetapan Pajak di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purwakarta telah berjalan cukup baik, hal
ini terlihat dari adanya kerjasama yang baik antara Wajib Pajak dengan
Aparatur Pajak dalam upaya menyajikan data-data yang lengkap, jelas dan
jujur, sehingga memudahkan Aparatur Pajak dalam menghitung jumlah
utang pajak yang dimiliki oleh Wajib Pajak
b. Surat Ketetapan Pajak memiliki peranan terhadap Penerimaan Pajak.
Jumlah Pajak yang ditagih melalui Surat Ketetapan Pajak kemudian akan
disetorkan ke kas negara sebagai penambah ataupun pengurang atas
penerimaan pajak. Surat Ketetapan Pajak yang diterbitkan yang berfungsi
sebagai penambah penerimaan pajak berupa Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar, dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan.

12
B. Saran
Dalam makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari kapasitas
materinya yang kurang, mohon dikritik dan saran yang membangun
sebagai bahan intropeksi kami dalam penyusunan makalah.

13
DAFTAR PUSTAKA

Bwoga, Hanantha. Dkk., Pemeriksaan Pajak di Indonesia. Cet. 2. Jakarta:


Grasindo, 2006.

Budileksmana, Antariksa. Pemeriksaan Pajak Sebagai Upaya Untuk Mendorong


Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Akuntansi dan Investasi. Vol. 2 No. 1,
(Januari 2001). h.. 60

Alfa, “Bab Iii Pelaksanaan Kerja Praktek,” 7 Maret 2020. Https://elibrary


.unikom. ac.id/id/eprint/1457/9/UNIKOM_ ALFA%20ALFREDO%20SM_
BAB%20III.pdf

Pajak, “Pemeriksaan Serangkaian Kegiatan Penghimpunan Perpajakan Untuk


Tujuan Lain,” 2 September 2021.

14

Anda mungkin juga menyukai