Perpajakan II
Disusun Oleh
Kelompok 11
Nama :
Eric Lauwrentz (1613021)
Melinda W. Wongsonegoro(1613037)
Friska Safiranti Liwang (1613127)
Kelas : Akuntansi D
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS ATMAJAYA MAKASSAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat
rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah PEMERIKSAAN
ATAS SPT TAHUNAN PPh BADAN dengan baik. Kami menyadari bahwa
kelancaran dalam penyusunan makalah ini berkat bantuan, dorongan dan bimbingan
dari berbagai pihak, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Lukman, S.E.,
M.Si., Ak., CA., CPA selaku dosen pengasuh mata kuliah Perpajakan II yang
membantu penulis dalam menyelesaikan makalah in
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya dan para pembaca
pada umumnya. Semoga materi yang disampaikan dalam makalah ini dapat menjadi
sumbangan pemikiran dan tambahan pengetahuan bagi kita semua.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 2
PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 4
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................. 4
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................. 4
C. TUJUAN PENELITIAN .............................................................................................. 5
PEMERIKSAAN ATAS SPT TAHUNAN PPh BADAN....................................................... 6
A. PENGUJIAN ATAS PENGHASILAN ....................................................................... 6
B. PENGUJIAN ATAS BIAYA ........................................................................................ 12
C. PENGUJIAN KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL .................................................. 16
D. PENGUJIAN KEBENARAN PENERAPAN TARlF .................................................. 17
E. PENGUJIAN ATAS KREDIT PAJAK ......................................................................... 17
PENUTUP ............................................................................................................................. 18
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 18
B. Saran .......................................................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemeriksaan pajak merupakan bagian tak terpisahkan (built-in) dengan sistem self
assessment yang dianut dalam sistem perpajakan di Indonesia. Pemeriksaan pajak
dilakukan dalam rangka pengawasan (control) kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan. Tanpa pengawasan, Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban
perpajakannya cenderung menghindari bayar pajak. Bahkan banyak juga Wajib
Pajak yang menghindari bayar pajak dengan cara yang tidak benar seperti
menurunkan omset, atau menambah biaya yang pada akhirnya menghilangkan
keuntungan fiskal atau meminimalkan penghasilan kena pajak.
Pengujian yang akan dilakukan Wajib Pajak sehubungan dengan SPT PPh yang
disampaikan oleh Wajib Pajak Badan yang melakukan pembukuan akan difokuskan
pada beberapa hal sebagai berikut :
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja Pengujian atas penghasilan?
2. Apa saja Pengujian atas biaya ?
3. Apa saja Pengujian kompensasi kerugian fiscal ?
4. Apa saja Pengujian kebenaran penerapan tarif?
5. Apa saja Pengujian atas kredit pajak ?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui apa saja Pengujian atas penghasilan
2. Mengetahui apa saja Pengujian atas biaya
3. Mengetahui apa saja Pengujian kompensasi kerugian fiscal
4. Mengetahui apa saja Pengujian kebenaran penerapan tarif
5. Mengetahui apa saja Pengujian atas kredit pajak
BAB II
PEMERIKSAAN ATAS SPT TAHUNAN PPh BADAN
b) Analisis Angka-Angka
Analisis angka-angka yang dapat dilakukan oleh Pemeriksa Pajak untuk
menguji apakah Wajib Pajak telah melaporkan seluruh penghasilan yang
diterimanya dalam SPT Tahunan PPh Badan salah satunya dilakukan dengan
menganalisis perubahan biaya penjualan dengan perubahan penghasilan yang
dilaporkan. Dalam hal terdapat hubungan yang tidak wajar antara kenaikan
biaya penjualan dengan kenaikan penghasilan yang dilaporkan, diindikasikan
Wajib Pajak belum melaporkan seluruh penghasilan yang diterimanya dalam
SPT Tahunan PPh Badan. Dengan demikian, Pemeriksa Pajak akan
memfokuskan untuk melakukan pengujian yang lebih mendalam terhadap
akun penghasilan.
c) Penelusuran Angka
Penelusuran angka yang dapat dilakukan oleh Pemeriksa Pajak untuk
menguji apakah Waiib Pajak telah melaporkan seluruh penghasilan yang
dlterimanya dalam SPT Tahunan PPh Badan dilakukan dengan melakukan
penelusuran angka penghasilan yang dilaporkan pada SPT/laporan keuangan
mundur ke buku besar, buku besar tambahan sampai ke jurnal umum.
Berdasarkan penelusuran angka yang dilakukan, Pemeriksa Pajak dapat
menentukan apakah Wajib Pajak telah memposting seluruh transaksi yang
ada di jurnal umum untuk masuk ke buku besar yang menjadi dasar
penyusunan laporan keuangan. Dengan teknik penelusuran angka, Pemeriksa
Pajak dapat menilai apakah Wajib Pajak telah melaporkan seluruh
penghasilan yang diterimanya dalam SPT Tahunan PPh Badan atau belum.
d) Penelusuran Bukti
Penelusuran bukti adalah pemeriksaan bukti yang mendukung suatu transaksi
yang telah dicatat (vouching) atau yang seharusnya dicatat (tracing).
Tujuannya yaitu untuk menguji apakah suatu transaksi yang telah dilaporkan
didukung oleh bukti kompeten yang cukup (vouching) atau apakah bukti
kompeten yang cukup tersebut telah dicatat dan dilaporkan (tracing) oleh
Wajib Pajak. Penelusuran bukti terkait dengan akun penghasilan dapat
dilakukan ke dokumen berupa kontrak penjualan. Dengan vouching dan
tracing ke kontrak penjualan, Pemeriksa Pajak dapat mengetahui apakah nilai
penjualan telah dilaporkan dalam laporan keuangan/SPT dan dalam hal telah
dilaporkan apakah nilai yang dicatatakan telah sesuai dengan kontrak yang
terjadi.
Selain itu, pengujian kelengkapan penghasilan dapat dilakukan
dengan teknik vouchr'ng dan tracing ke rekening koran Wajib Pajak untuk
menguji apakah seluruh penerimaan melalui rekening Wajib Pajak telah
dilaporkan dalam SPT/laporan keuangan Wajib Pajak. Dengan teknik
penelusuran bukti. Pemeriksa Pajak dapat menilai apakah Wajib Pajak telah
melaporkan seluruh penghasilan yang dnerimanya dalam SPT Tahunan PPh
Badan atau belum.
e) Pengujian Keterkaitan
Pengujian keterkaitan adalah pengujian yang dilakukan untuk meyakini
suatu transaksi berdasarkan pengujian atas mutasi pos-pos lain yang terkait
atau berhubungan dengan transaksi tersebut. Pengujian keterkaitan yang
dapat dilakukan oleh Pemeriksa Pajak untuk meyakini kelengkapan
penghasilan yang dilaporkan oleh Wajtb Pajak adalah menguji keterkaitan
antara:
1) penerimaan tunai dengan penerimaan kas/bank. uang muka peniualan
(uji arus uang); atau
2) penghasilan kredit (akrual) dengan pelunasan piutang usaha (uji arus
piutang).
Dalam hal ternyata nilai biaya yang dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh
Badan ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan pembanding pada beberapa
SPT Masa PPh 2l, 23. 4 ayat (2) dan SPT Masa PPN, diindikasikan Wajib
Pajak melaporkan biaya lebih tinggi dari yang seharusnya (melakukan
markup). Berdasarkan kondisn tersebut, Pemeriksa Pajak akan memfokuskan
untuk melakukan pengujian yang lebih mendalam terhadap akun biaya yang
berdasarkan hasil ekualisasi menunjukkan adanya selisih lebih.
f) Pengujian Keterkaitan
Pengujian keterkaitan adalah pengujian yang dilakukan untuk meyakini suatu
transaksi berdasarkan pengujian atas mutasi pos-pos lain yang terkait atau
berhubungan dengan transaksi tersebut. Pengujian keterkaitan yang dapat
dilakukan oleh Pemeriksa Pajak terkait dengan akun biaya contohnya adalah
pengujian keterkaitan antara kenaikan biaya depresiasi dengan kenaikan aset
tetap di laporan posisi keuangan.
Dengan teknik pengujian keterkaitan tersebut, kenaikan biaya
depresiasi seharusnya diawali oleh kenaikan aset tetap pada laporan posisi
keuangan. Namun demikian, dalam hal terdapat kenaikan biaya depresiasi
yang tidak diimbangi dengan adanya kenaikan aset tetap maka diindikasikan
adanya kekeliruan penyajian biaya depresiasi. Untuk itu Pemeriksa Pajak
harus melakukan peneitian yang lebih mendalam untuk mencari penyebab
kenaikan biaya depresiasi tersebut. Apakah kekeliruan tersebut disebabkan
karena perubahan metode penyusutan, perubahan masa manfaat atau karena
adanya kekeliruan penyajian yang mengarah kepada mark-up biaya
depresiasi.
g) Pengujian terhadap Rekening Koran Wajib Pajak
Pengujian terhadap rekening koran Wajib Pajak dapat dijadikan untuk
menentukan apakah biaya yang dibebankan dalam laporan laba rugi benar-
benar dibayarkan kepada pihak supplier. Dalam hal ternyata tidak terdapat
arus uang keluar terkait dengan sebuah dokumen pengeluaran/kuitansi, maka
dapat diindikasikan bahwa biaya tersebut tidak pernah benar-benar terjadi.
2. Keterkaitan antara Biaya dengan Kegiatan Usaha
Tujuan pengujian keterkaitan antara biaya dengan kegiatan maha dilakukan
untuk memastikan bahwa Wajib Pajak hanya membebankan biaya yang teikait
dengan kegiatan usaha semata. Biaya yang tidak beikaitan dengan kegiatan
usaha dipastikan tidak dikurangkan. Adapun teknik pemeriksaan yang dapat
dipakai oleh Pemeriksa Pajak untuk melakukan pengujian keterkaitan antara
biaya dengan kegiatan usaha di antaranya:
a) Wawancara
Wawancara adalah proses tanya jawab yang dilakukan untuk memperoleh
keterangan yang lebih lengkap mengenai hal-hal terkait dengan pos-pos yang
diperiksa dan/atau untuk mengumpulkan data dan/atau informasi lain yang
diperlukan dalam pemeriksaan baik dengan Wajib Pajak maupun dengan
pihak lain. Terkait dengan pengujian keterkaitan antara biaya dengan
kegiatan usaha, wawancara dilakukan untuk mengetahui hal-hal apa saja
yang menjadi ruang lingkup usaha Wajib Pajak. Dengan demikian.
wawancara akan menjadikan Pemeriksa Pajak mempunyai gambaran yang
komprehensif mengenai biaya-biaya yang berkaitan dengan kegiatan usaha
dan biaya-bi'aya yang tidak berkaltan dengan kegiatan usaha.
b) Pengujian Dokumen
Untuk memastikan bahwa biaya yang dikeluarkan oleh Wajib Pajak berkaitan
dengan kegiatan usaha, Pemeriksa Pajak dapat melakukan pengujian atas
dokumen berupa faktur/invoice yang ditagihkan oleh supplier. Pemeriksa
dapat menguji apakah item-item yang ada di dalam faktur tersebut berkaitan
dengan kegiatan usaha Wajib Pajak atau tidak Dalam hal Pemeriksa Pajak
mendapati bahwa item-item yang ada di dalam faktur tersebut tidak berkaitan
dengan kegiatan usaha, maka Pemeriksa Pajak akan melakukan koreksi atas
hal tersebut.
1. dokumen penentu nilai kerugian fiskal, apakah berdasarkan SPT Wajib Pajak,
surat ketetapan pajak, keputusan keberatan atau putusan banding; dan
2. jangka waktu kompensasi kerugian fiskal selama 5 (lima) tahun.
Dalam hal terdapat perbedaan nilai kompensasi kerugian fiskal antara yang
disampaikan oleh Wajlb Pajak dengan ketentuan, maka Pemeriksa Pajak akan
melakukan koreksi.
Terkait dengan hal tersebut, maka teknik yang dapat ditempuh oleh
Pemeriksa Pajak untuk memastikan kebenaran kredit pajakyang diperhitungkan oleh
Wajib Pajak adalah:
1. pemanfaatan data internal Direktorat Jenderal Pajak berupa bukti potong PPh
atau Surat Setoran Pajak (SSP); dan
2. konfirmasi ke pihak Pemotong/Pemungut pajak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengujian yang akan dilakukan Wajib Pajak sehubungan dengan SPT PPh yang
disampaikan oleh Wajib Pajak Badan yang melakukan pembukuan akan difokuskan
pada beberapa hal sebagai berikut :
B. Saran
Kami sadar bahwa penulis adalah manusia yang pastinya memiliki kesalahan.
Oleh karena itu, dengan adanya kritik dansaran dari pembaca, penulis bisa
mengkoreksi diri dan menjadikan makalah kedepan menjadi makalah yang lebih baik
lagi dan dapat memberikan manfaat yang lebih bagi kita semua.