Anda di halaman 1dari 14

A.

IDENTITAS STUDI KASUS


Judul studi kasus : Pemberdayaan Para Ibu Rumah Tangga Di Sekitar UMKM
Enting-Enting Lestari
Alamat objek : Prajenan Rt 07 Rw 01 Mertoyudan Magelang
Nama pemilik : Ibu Nuryati
Jenis usaha : Produksi Makanan
Pelaksanaan : Dari28 Desember 2019 S.d. 31 Desember 2019
B. PROFIL PENYUSUN:
FOTO Perkenalkan nama saya Ervina Setyowati, dan biasanya di
panggil Ervina. Saya adalah anak pertama dari 2 bersaudara,
sayamempunyai adik laki-laki dan saat ini masih bersekolah
di jenjang SMP. Saya tinggal di Prajenan Mertoyudan
Magelang, karena ibu saya sudah meninggal dunia saat ini
saya tinggal bersama bapak, adik, dan budhe saya. Saya
masih berkuliah di UMMagelang jurusan Akuntansi dan
saya sudah menempuh semester lima yang insyaallah
sebentar lagi akan naik ke semester enam. Hampir setiap
hari saya pergi ke kampus baik untuk aktivas kuliah maupun
aktivitas organisasi, saya di kampus mengikuti organisasi
karena dengan berorganisasi kita bisa lebih mengembangkan
sikap bersosialisasi kita dan melatih softskill kita. Jadi
menurut saya ilmu dari perkuliahan dan ilmu dari
(Ervina Setyowati, berorganisasi bisa saling melengkapi dan berguna untuk kita
17.0102.0064) sendiri. Saya memiliki hobi berenang dan mendengarkan
musik

Perkenalkan nama saya Yunia Dwi Astuti, dan biasanya di


FOTO panggil Yunia. Saya adalah anak kedua dari dua bersaudara,
saya mempunyai kakak perempuan yang bekerja sebagai
guru Sekolah Menengah Atas di Muntilan. Saya tinggal di
Karanglo Bringin Srumbung Magelang, saya tinggal
bersama kedua orang tua karena kakak saya tinggal bersama
suaminya. Saya masih berkuliah di UMMagelang jurusan
Akuntansi dan saya sudah menempuh semester lima yang
insyaallah sebentar lagi akan naik ke semester enam. Hampir
tiap hari saya pergi ke kampus untuk menuntut ilmu dan
mengerjakan tugas. Setelah pulang kuliah kemudian saya
bantu ibu Jualan di warung. Moto hidup saya jika tidak ada
perjuangan, maka tidak akan ada kemajuan. Saya memiliki
(Yunia Dwi Astuti,
hobi membaca Novel.
17.0102.009)
Perkenalkan nama saya Ervina Setyowati, dan biasanya di
FOTO panggil Ervina. Saya adalah anak pertama dari 2 bersaudara,
(Muhamad Khadiq, sayamempunyai adik laki-laki dan saat ini masih bersekolah
15.0102.0203) di jenjang SMP. Saya tinggal di Prajenan Mertoyudan
Magelang, karena ibu saya sudah meninggal dunia saat ini
saya tinggal bersama bapak, adik, dan budhe saya. Saya
masih berkuliah di UMMagelang jurusan Akuntansi dan
saya sudah menempuh semester lima yang insyaallah
sebentar lagi akan naik ke semester enam. Hampir setiap
hari saya pergi ke kampus baik untuk aktivas kuliah maupun
aktivitas organisasi, saya di kampus mengikuti organisasi
karena dengan berorganisasi kita bisa lebih mengembangkan
sikap bersosialisasi kita dan melatih softskill kita. Jadi
menurut saya ilmu dari perkuliahan dan ilmu dari
berorganisasi bisa saling melengkapi dan berguna untuk kita
sendiri. Saya memiliki hobi berenang dan mendengarkan
musik

C. PROFIL DAN SEJARAH PENDIRIAN PERUSAHAAN (2-3 HALAMAN)


Profil Usaha
Nama perusahaan : UKM Enting-Enting Lestari
Nama pemilik : Nuryati
Alamat : Prajenan Rt 07 Rw 01 Mertoyudan Kab. Magelang
Telp : 0293325651
Tahun Berdiri : 1985
Lama Usaha : 35 Tahun
Jumlah Karyawan : 8 karyawan
Jangkauan : Pemasaran di lakukan dengan di titipkan di toko oleh-oleh
yang ada di sekitar Kota Magelang hingga Kota Yogyakarta

Stuktur Organisasi
Pemilik : Nuryati
Karyawan : Ibu Kusimah Ibu Narti
Ibu Sukirah Ibu Trimah
Ibu Ugi Ibu Muji
Ibu Pariah Ibu Joko

Prinsip Usaha
1. Mengutamakan kualitas produk, yang mengutamakan kesehatan sehingga tidak
menggunakan bahan pengawet dalam pembuatan produk.
2. Mengutamakan kekeluargaan dalam melakukan usaha baik dengan karyawan
maupun dengan para distributor.
3. Tidak mempersoalkan sebuah persaingan karena Allah SWT akan memberikan rizki
pada masing-masing umatnya
Sejarah Usaha
Pada awal usahanya yaitu pada tahun 1985 pemilik usaha hanya mengambil
enting-enting buatan saudaranya yang ada di Kota Yogyakarta kemudian dibungkusin
dan di pasarkan ternyata banyak yang berminat dengan produk tersebut. Beliau
melakukan usaha tersebut sebagai kegiatan dirumah sebagai ibu rumah tangga, karena
dia memiliki prinsip bahwa “kalau menjadi ibu rumah tangga itu yang memiliki
kesibukan dan bisa membantu suami”. Beliau memasarkan enting-enting tersebut ke
toko oleh-oleh di Kota Magelang. Kemudian beberapa bulan kemudian Beliau ditawari
untuk memproduksi sendiri karena ketika memasarkan produk enting-enting
saudaranya tersebut sangat laris dan banyak menerima permintaan. Kemudian pada
tahun 1987 Beliau belajar membuat enting-enting dari saudaraya tersebut dan mencoba
memulai memproduksi enting-enting sendiri dengan bantuan saudaranya dengan
bermodal Rp300.000,00 pada waktu itu dan produknya di beri nama “LESTARI” yang
diambil dari nama anak bungsunya. Setelah belajar memproduksi sendiri Beliau
mencoba mengembangkan pemasaran produknya ke toko-toko yang ada di Kota
Yogyakarta. Sehingga semakin banyak permintaan dari toko-toko tersebut. Dan dalam
penjualan produk enting-enting tersebut dia menggunakan konsep konsinyasi sehingga
ketika dia menitipkan produknya di toko dia akan menambil hasilnya ketika barang
habis atau ketika memasokkan produknya kembali.
Kemudian pada tahun 2002 usahanya tersebut sempat berhenti beberapa bulan
karena dirasa usia yang sudah mulai senja, tidak kuat untuk memasokkan ke setiap toko
dan permintaan dari anak-anaknya untuk berhenti bekerja. Namun banyak konsumen
dan para sales menyakan produk enting-enting tersebut, kemudian untuk memenuhi
permintaan konsumen dan tidak mengecewakan pelanggan, akhirnya Beliau memulai
kembali memproduksi enting-enting tersebut dan mulai merekrut karyawan dari para
ibu rumah tangga yang ada di sekitarnya.
Kemudian untuk kembali memasarkan produnya, Beliau menawarkan kepada
Distributor toko untuk langsung mengambilnya dirumah. Permintaan pengemasan dari
distributor toko pun berbeda-beda ada yang menginginkan untuk produk dikemas
dengan menggunakan merek aslinya yaitu merek Lestari dan ada juga yang meminta
pengemasan produk dikemas dengan menggunakan merek sendiri seperti “TIGA
RASA”, dan distributor membeli produk enting-enting dalam kemasan bal-balan
sehingga bisa dikemas dengan produknya sendiri.
Produksi enting-enting dilakukan di rumah beliau namun di bagian belakang,
karena aktivitas beliau di rumah juga sebagai guru mengaji anak-anak, sehingga ketika
pagi hari beliau bisa mengurusi dan mengawasi produksi dan ketika sore hari beliau
bisa mengajar mengaji. Beliau merekrut karyawan dari warga sekitar karena untuk
membantu para ibu rumah tangga di sekitar rumahnya dan untuk menambah silaturahmi
dengan tetangga sekitar. Enting-enting yang di produksi yaitu ada tiga rasa yaitu rasa
kacang, rasa wijen dan rasa jahe. Dalam memproduksi enting-enting tersebut Beliau
menggunakan resep keluarga dan Beliau juga menjaga kualitas produknya dan untuk
memproduksi dilakukan atas dasar permintaan.
D. KONSEP USAHA UKM ENTING-ENTING LESTARI
Pengertian UKM menurut keputusan presiden RI no. 99 Tahun 1998 UKM
adalah suatu kegiatan masyarakat yang berskala kecil dibandingkan dengan pekerjaan
di bidang lain yang mayoritas sebagai usaha kecil, maka perlu untuk dilindungi agar
dapat mencegah persaingan dari usaha yang tidak sehat. Sedangkan dalam keputusan
Menteri Keuangan 316/KMK.016/1994 UKM adalah badan usaha atau perorangan
yang melakukan suatu kegiatan usaha yang memiliki penjualan atau omset setiap
tahunnya Rp. 600.000.000 paling tinggi atau aktiva Rp. 600.000.000 paling tinggi
tentunya diluar tanah dan bangunan tempatnya, itu terdiri dari:
1. Bidang Usaha (Fa,CV,PT, dan juga koperasi)
2. Perorangan (Industry rumah tangga/pengrajin, peternak,perambah hutan,
pedagang barang dan juga jasa)
Konsep bisnis merupakan suatu gagasan atau ide dalam mewujudkan suatu
usaha, dengan merujuk pada nilai-nilai usaha, tujuan usaha dan target pasar. Fungsi dari
konsep bisnis adalah sebagai pedoman dalam menyusun rencana kerja untuk mencapai
target dan tujuan usaha. Tahap pembentukan konsep:
1. Landasan usaha : Filosofi, Visi dan Misi
2. Menentukan target market yang akan menjadi konsumen produk atau jasa usaha
Komponen pertama dari konsep bisnis merupakan strategi inti, yang merupakan
inti dari bagaimana suatu perusahaan memilih cara untuk berkompetisi. Unsur-unsur
dari strategi inti tersebut meliputi Visi dan Misi bisnis, cakupan produk/pasar dan basis
diferensiasi. Visi bisnis merupakan pernyataan tentang pandangan ke depan mengenai
bisnis yang akan dijalani, apa yang menjadi tujuannya, serta apa yang ingin dicapai
nantinya. Visi bisnis merupakan cita-cita bisnis dimasa akan datang. Adapun yang perlu
diperhatikan dalam menentapkan bisnis seperti:
1. Berorientasi ke masa depan dan tidak berdasarkan keadaan sekarang
2. Menjabarkan kreativitas dang penghargaan pada kehidupan bermasyarakat
Sedangkan misi bisnis merupakan pernyataan atau tindakan yang harus
dilakukan untuk mewujudkan visi, bagaimana mencapai tujuan dan mengapa bisnis itu
ada. Suatu misi juga berfungsi untuk memberikan arah sekaligus batasan dalam proses
mencapai tujuan. merupakan Operasionalisasi dari visi bisnis. Visi dan misi akan
mengarah pada pernyataan nilai, kehendak strategi, tujuan dan sasaran yang besar. Visi
dan Misi bisnis ini untuk memberi arah dan seperangkat kriteria untuk mengukur
kemajuan yang dicapai.
Visi dan Misi UKM Enting-enting Lestari
1. Visi UKM Enting-Enting Lestari
Menjadi UKM yang professional dengan mengutamakan kepuasan pelanggan
melalui kualitas makanan
2. Misi UKM Enting-Enting Lestari
a) Menciptakan kualitas produk makanan yang sehat dan bersih
b) Menjaga Konsistensi dan ketepatan waktu dalam memberikan pelayanan
terhadap pelanggan
c) Melakukan penanganan produksi dengan menjaga kualitas dan mutu.
Enting-enting merupakan salah satu makanan tradisional, berupa camilan yang
banyak digemari karena rasanya yang begitu manis dan sedikit gurih. Biasanya
berwarna kecoklatan,yang berasal dari karamel yang dibuat dari campuran gula merah
dengan tekstur permukaan yang tidak rata, yang berasal dari pecahan kacang yang
ditumbuk atau wijen yang dicampur pada adonan karamel. Maka bahan baku utamanya
berasal dari gula merah dan untuk varian rasanya seperti kacang, wijen dan jahe.
Enting-enting ini selain dinikmati sebagai camilan di rumah, enting-enting
biasanya disajikan saat lebaran. Enting-enting ini juga banyak ditemukan di pusat oleh-
oleh di Yogyakarta maupun di Magelang. Rasa manis dan legit gula merah berpadu
dengan gurih kacang menjadi ciri khas enting-enting yang membuat orang-orang yang
memakannya ketagihan. Selain rasanya yang enak Enting-enting Lestari ini memiliki
bentuk yang unik. Biasanya enting-enting itu berbentuk segi empat biasa namun enting-
enting lestari ini sedikit berbeda dari kebanyakan enting-enting yang dijual. Enting-
enting dengan bentuk gulungan, yang awalnya dipotong segi empat kecil-kecil yang
kemudian dibentuk dengan bantuan paralon kecil untuk menggulungnya.
Dalam UKM Enting-enting lestari ini para karyawan yang bekerja merupakan
ibu-ibu sekitar UKM, dan hal ini menjadi salah satu tujuan pemilik UKM untuk
membantu perekonomian masyarakat sekitar. Pemilik UKM ini menjunjung tinggi nilai
kekeluargaan dan kepercayaan kepada karyawan. Misalnya, pada saat karyawan
memiliki keperluan di rumah yang tidak bisa ditinggalkan, karyawan bisa pulang
terlebih dahulu untuk menyelesaikan keperluannya tersebut. Dan apabila telah selesai
bisa kembali untuk bekerja. Pemilik UKM tidak merasa rugi dengan hal tersebut karena
untuk penggajian karyawan menggunakan sistem borongan. Dan ketika salah satu
karyawan memerlukan uang, karyawan tersebut bisa meminta upah terlebih dahulu dan
bisa dibayarkan ketika karyawan menerima upah atau dengan memotong gaji karyawan
tersebut.
Produksi di UKM ini dilakukan tiap hari karena UKM tersebut menitipkan
produknya ke 40 toko oleh-oleh di sekitar Magelang dan Yogyakarta. Namun pada
saat lebaran atau hari-hari tertentu seperti hari natal produksi yang dilakukan lebih
banyak dan meningkat. Karena produksi meningkat dihari lebaran dan hari natal maka
UKM tersebut menambah karyawan untuk mempercepat proses produksinya, dan
mengirim produk pesanan tepat waktu.
1. Enting-enting setelah proses pembentukan

2. Enting-enting yang sudah siap untuk di jual

E. ANALISIS DESKRIPSI DARI TEMA YANG DIANGKAT


1. Proses Pemberdayan Ibu-ibu Rumah Tangga di Enting-enting Lestari
Pada hakekatnya, pemberdayaan merupakan suatu kegiatan yang lebih
menekankan proses, tanpa bermaksud menafikan hasil dari pemberdayaan itu
sendiri. Dalam kaitannya dengan proses, maka partisipasi atau keterlibatan ibu-
ibu rumah tangga dalam setiap tahapan pemberdayaan mutlak diperlukan.
Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi yang dilakukan oleh
kelompok, didapatkan data bahwa proses yang dilakukan oleh pendiri
pemberdayaan perempuan melalui UMKM Enting-enting Lestari untuk
mengembangkan keterampilan hidup dan nilai kemandirian dalam membuat
Enting-enting Lestari terlepas dari masalah ekonomi maupun sosial. Adapun
tahapan pemberdayaan ibu-ibu rumah tangga untuk mengembangkan
keterampilan hidup dan kemandirian adalah sebagai berikut :
a) Tahap Penyadaran
Tahap penyadaran adalah tahap dimana dilakukan sosialisasi
terhadap ibu-ibu rumah tangga agar mereka mengerti bahwa kegiatan
pemberdayaan ini penting bagi peningkatan kualitas hidup mereka, dan
dilakukan secara mandiri. Maksudnya tahap dimana ibu-ibu rumah
tangga ini diberikan wawasan, pengetahuan tentang program
keterampilan atau pendidikan kecakapan hidup. Wawasan dan
pengetahuan yang diberikan kepada ibu-ibu rumah tangga yaitu tentang
ilmu keterampilan hidup dan proses dalam mengikuti keterampilan
hidup.
Tahapan penyadaran yang dilakukan UMKM Enting-enting
Lestari adalah melalui bimbingan sosial, motivasi dan keterampilan
dengan jumlah peserta 3 orang binaan. Penyadaran yang dilakukan oleh
ibu Nuryati di tahap awal pada tahun 2003. Setelah satu tahun berjalan
baru beberapa karyawan mulai mengikuti keterampilan, dengan
membuktikan hasil dari mengelola bahan baku menjadi barang bernilai
untuk membantu kebutuhan rumah tangga.
Dimulai dari tiga orang, penyadaran dan pemberdayaan mulai
menyebar luas, dengan sosialisasi kegiatan pemberdayaan yang
dilakukan oleh ibu Nuryati isangat membantu diri mereka sendiri, dari
rumah kerumah tetangga dekat rumah, sehingga masuk kesimpulan
bahwa falsafah pemberdayaan masyarakat ialah “membantu masyarakat
sehingga dapat membantu dirinya sendiri”.
b) Tahap Pengkapasitasan
Tahap pengkapasitasan adalah tahap dimana ibu-ibu binaan
UMKM Enting-enting Lestari perlu diberdayakan kecakapan dalam
mengelolanya, dilakukan setelah ibu-ibu rumah tangga binaan diberikan
motivasi oleh pemilik UMKM yakni bu Nuryati dan bersungguh-
sungguh mengikuti program keterampilan dalam mengembangkan
keterampilan dalam hidupnya menjadi lebih baik. Bimbingan
keterampilan yang diberikan adalah diantaranya sebagai berikut:
1) Pengenalan bahan baku dari makanan yang dibuat, yaitu Enting-
enting Lestari yang berawal dari bahan dasar gula dan kelapa.
2) Membuat takaran bahan dan resep sesuai dengan ukuran yang di
tentukan oleh pemilik UMKM.
3) Ketelitian dan kecermatan dalam membuat Enting-enting Lestari
tersebut sangat harus diperhatikan dalam membuatnya sehingga
layak untuk bisa dipasarkan di pasar tradisional.
4) Melatih kesabaran dalam membuat kerajinan tersebut sehingga
sesuai dengan harapan yang di inginkan oleh pemilik UMKM
dan tentunya konsumen.
Gula dan kelapa merupakan material yang sangat akrab dalam
kehidupan manusia. Kemajuan zaman, membuat aktivitas konsumtif
terus meningkat. Hampir setiap hasil makanan dan minuman rumah
tangga menggunakan gula dan kelapa sebagai bahan dasar. Material
gula dan kelapa banyak digunakan karena memiliki kelebihan dalam
sifatnya yang ringan, mudah didaptkan, harga yang terjangkau oleh
semua kalangan masyarakat serta baik bagi kesehatan. Segala
keunggulan ini membuat gula dan kelapa banyak di gemari dan
digunakan dalam hampir setiap aspek kehidupan manusia. Akibatnya,
jumlah konsumen gula dan kelapa terus bertambah.
Dengan pengetahuan keterampilan yang cukup untuk
dikembangkan, melihat gula dan kelapa tersebut bisa diproses sehingga
menjadi Makanan ringan yang berharga dengan nilai jual, dan
bermanfaat. Untuk pelatihan tahap awal yaitu dilakukan dalam 7 kali
pertemuan dalam seminggu di rumah Ibu Nuryati sebelum diangkat
menjadi karyawan. Pelatihan tersebut dilakukan setiap hari sampai
benar-benar bisa untuk diangkat menjadi karyawan untuk membuat
keterampilan tersebut. Dimulai dari jam 09:00 - 16:00 WIB, pelatihan
tersebut dilaksanakan.
c) Tahap Pendayaan
Pada tahapan ini ibu-ibu diberi kesempatan untuk menggunakan
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang telah mereka miliki,
dalam hal ini mereka diberikan wewenang untuk mempraktekan ilmu
keterampilannya agar bisa dipasarkan dan layak untuk dipasarkan, serta
memasarkan produknya. Disini pihak pemilik UMKM memberikan
akses relasi pemasaran untuk bisa dipasarkan dipasar tradisional dan
toko-toko yang sudah menjadi langganan UMKM Enting-enting Lestari.
Disamping itu target pemasarannya adalah individu maupun kelompok
yang sudah memesan jauh-jauh hari, sehingga dengan mudah untuk
memasarka hasil karyanya tanpa harus bingung untuk bagaimana bisa
memasarkan produk Enting-enting Lestari.
Produktivitas dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan
suatu industry atau UKM dalam menghasilkan barang atau jasa.
Sehingga semakin tinggi perbandingannya, berarti semakin tinggi
produk yang dihasilkan. Ukuran-ukuran produktivitas bisa bervariasi,
tergantung pada aspek-aspek output dan input yang digunakan.
Kebutuhan yang telah terpenuhi sebagai akibat dari bekerja di Enting-
enting Lestari adalah ekonomi keluarga dan kemandirian. Terpenuhi di
sini bukan berarti terpenuhi secara menyeluruh semua yang diinginkan
tetapi setidaknya hasil produktivitas yang mereka kerjakan bisa
memenuhi dan meningkatkan perekonomian .dalam keluarga.
Berdasarkan observasi dan wawancara temukan dipalangan sini
dapat diketahui bahwa pekerja finshing yang memang dilakukan para
ibu rumah tangga ini tingkat ekonominya kebawah, walaupun semua
para ibu rumah tangga yang bekerja dikatakan belum dapat memenuhi
kebutuhan yang bersifat tersier. Pada pemberdayaan ini, dilakukan oleh
para ibu rumah tangga, keterangan ini sesuai dengan apa yang mereka
katakana ketika diwawancarai. Bedasarkan observasi lapangan, menurut
pandangan dan analisa kelompok para pekerja Enting-enting Lestari
yang dikerjakan oleh para ibu rumah tangga bukan tergolong orang-
orang miskin, karena kalau untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
mereka masih bisa mencukupinya dengan gaji suami dan gaji dari
pekerjaan enting-enting ini.
Dalam mengenai kebutuhan ekonominya, para ibu rumah tangga
yang bekerja pada Enting-enting Lestari merasa senang dengan adanya
produksi konveksi jeans karena menurut para ibu rumah tangga lumayan
untuk tambah-tambahan kebutuhan misalnya untuk uang jajan anak,
untuk membeli makanan pokok atau kebutuhan lainnya. Dengan inisiatif
para ibu rumah tangga yang ingin bekerja di Enting-enting Lestari ini
juga setidaknya cukup membantu mereka untuk mengatasi masalah
sosial dan ekonominya. Di sisi lain ketika para ibu rumah tangga
menyelesaikan Enting-enting Lestari dapat mengisi kekosongan yang
mereka punya karena pada dasarnya mereka hanya sebagai ibu rumah
tangga yang memang memiliki waktu kosong yang cukup banyak dan
akan disayangkan jika tidak dimanfaatkan sebagai mana mestinya. Maka
dari itu ketika mengisi kekosongannya para ibu rumah tangga banyak
yang berinisiatif untuk melakukan pekerjaan ini.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan produktivitas pekerjaan
Enting-enting Lestari ini rata-rata untuk mengisi kekosongan mereka
untuk menambah penghasilan ekonomi keluarga Di sini kami bisa
menyimpulkan bahwa mereka semua sudah cukup berdaya dan
setidaknya dapat membebaskan mereka dari masalah ekonomi untuk
menuju kehidupan yang lebih baik.
2. Hasil Pemberdayaan Ibu-ibu Rumah Tangga Melalui Enting-enting Lestari
Dari beberapa orang informan, disini para ibu rumah tangga bekerja
untuk mengisi kekosongannya untuk menambah ekonomi keluarga, menambah
ekonomi keluarga disini terbilang lumayan terbantu dengan jawaban dari para
informan walaupun pekerjaan ini bukan menjadi andalan satu-satunya dalam
sebuah keluarga. Dari tahap-tahap di atas yaitu segala sesuatu yang terjadi di
Enting-enting Lestari mulai dari pembuatan awal segala macam serta jenis jeans
apa yang ingin diproduksi hingga finishing jeans yang dibuat tidak melibatkan
para pekerja dalam perencanaannya. Segala sesuatu dalam pembuatan jeans
hanya pemiliknya saja yang merencanakan segalanya, entah itu mempersiapkan
segala jenis bahan pembuatan jeans, model jeans dan permodalan yang ada di
dalam konveksi jeans. Mereka yang bekerja tidak di ikut sertakan dalam
perencanaan, karena tugas mereka hanya membuat celana jeans untuk di jual
dipasar.
Dampak yang dirasakan para ibu rumah tangga yang berinisiatif bekerja ditempat ini juga
bervariasi, ada yang memang sangat terbantu dan ada juga yang cukup terbantu. Walaupun
ada beberapa orang yang mengatakan pekerjaan ini hanya sebagai iseng-iseng dan mengisi
kekosongan waktu akan tetapi secara tidak langsung pekerjaan ini memandirikan mereka
serta membantu perekonomian keluarga mereka.
F. KESIMPULAN DAN SARAN (1-2 HALAMAN)
Di Indonesia tingkatan usaha dibagi menjadi tiga yaitu usaha mikro, usaha
kecil dan menengah dan usaha besar. Usaha mikro dan usaha kecil menengah
nerupakan pelaku bisnis yang bergerak pada bermacam-macam bidang usaha yang
berkaitan dengan kepentingan masyarakat. UMKM merupakan salah satu penggerak
dalam pertumbuhan dan pembangunan ekonomi dan berkontribusi dalam menciptakan
tenaga kerja dalam sumber pendapatan bagi masyarakat. UMKM memiliki peranan
yang sangat penting dari beberapa aspek terkait dalam proses perkembangan ekonomi
di Indonesia. UMKM dapat menjadi upaya meningkatkan dan mengembangkan
perekonomian para masyarakat dengan memberdayakan masyarakat di sekitar
UMKM tersebut untuk mengurangi angka pengangguran.
Dengan adanya UMKM dapat memberikan pelatihan ketrampilan kepada
masyarakat sehingga dapat menambah dan meningkatkan produktivitas para
masyarakat, sehingga masyarakat dapat memiliki ketrampilan yang dapat dijadikan
modal dalam bekerja.

G. DAFTAR PUSTAKA

H. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai