Hp : 0813-6554-8688
Email : ssnyapen@gmail.com
PPh Badan
Oleh : Samsun, SE,.Ak,.MA,.BKP
Konsultan dan Kuasa Hukum Pajak
Silabus
Selasa, 06 Oktober 2020
Subjek PPh Badan, Objek PPh Badan, DPP, dan Kewajiban Pelaporan
PPh untuk Badan Berstatus WPDN dan WPLN, Obyek PPh Badan
Normal, Obyek Pph Final, Pengecualian Obyek PPh Badan,
01
02
Senin, 12 Okt 2020
Biaya Pengurang vs Bukan Biaya pengurang, kompensasi Kerugian,
dan rekonsiliasi Fiskal, Revaluasi Aktiva Tetap.
04
Sabtu, 17 Okt 2020
Kredit Pajak, Simulasi Kasus perhitungan PPh Badan dan Penyusunan
SPT PPh Badan
SEKILAS TENTANG UU PPH
DAN PENGERTIAN PAJAK DAN
PENGHASILAN
Perkembangan UU PPh
UU Nomor 17
Menambah Pasal
31B,31C dan 32A
UU Nomor 7 Merubah Psl
2,3,4,6,7,9,11,11A,14,17,
UU Nomor 36
UU Nomor 7 1991 UU Nomor 10
Menghapus psl 12,13,30 dan 31
2000 Menamah Pasal 31D,31E
dan 32B
IX Bab Menambah Pasal Menghapus Pasal 31B
36 Pasal 2A,11A,28A,31A dan 33A Merubah Pasal
Sisanya diubah/disempurnakan 2,3,4,6,7,8,9,10,11,11A,14,16
semua ,17,18,19,21,22,23,24.25.26.
29.31A,31C dan 35
5W + 1H
WHY
Mengamankan penerimaan negara yang semakin meningkat,
mewujudkan sistem perpajakan yang netral, sederhana,
stabil, lebih memberikan keadilan, dan lebih dapat
menciptakan kepastian hukum serta transparansi
WHAT
Pajak yang dikenakan atas Penghasilan.
WHO
WP OP dan WP BADAN
WHERE
Di Indonesia.
WHEN
Saat diterima/diperolehnya Penghasilan
HOW
Sistem Final dan Non Final
Setor sendiri dan Dipotong/dipungut Pihak Lain
ISI UU PPh
BAB I KETENTUAN UMUM (Psl 1)
BAB II SUBJEK PAJAK (Psl 2 sd 3)
BAB III OBJEK PAJAK (Psl 4 sd 15)
BAB IV CARA MENGHITUNG PAJAK (Psl 16 sd 19)
BAB V PELUNASAN PAJAK DALAM TAHUN BERJALAN
(Psl 20 sd 27)
BAB VI PERHITUNGAN PAJAK PADA AKHIR TAHUN
(Psl 28 sd 31)
BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN (Psl 31A sd 32B)
BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN (Psl 33 sd 34)
BAB IX KETENTUAN PENUTUP (Psl 35)
APA ITU ?
Things To Consider
Kontribusi Wajib kepada Negara
Oleh OP atau Badan
PAJAK Berdasarkan UU
.
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang Tidak mendapatkan imbalan langsung
oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa Digunakan utk kemakmuran rakyat
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Things To Consider
Penghasilan Tambahan Kemampuan Ekonomis
yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis
yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal Diterima (Cash basis)/diperoleh
dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat (Accrual Basis)
dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Dari Indonesian maupun Luar Indonesia
Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam Utk Konsumsi/Menambah Kekayaan
bentuk apapun. Dalam bentuk apapun
PENGHASILAN DARI SISI SUMBER
Dari pekerjaan
Dari modal
Penghasilan lain-lain
PENGHASILAN DARI SISI PENGGUNAAN
Utk Konsumsi
Utk Ditabung;
Utk Investasi
PENGHASILAN
Y=C+S+I
Income = Consumption + Saving + Investment
PENGHASILAN
SP SP Pasal 2 UU No 36
Dalam Luar Tahun 2008
Negeri Negeri
1. OP tinggal di Ind, OP yg berada di Ind 1. OP tdk tinggal di Ind, di Ind tdk > 183 hr dlm 12
lebih dari 183 hari dalam jangka 12 bln, bln dan Badan yang tdk didirikan dan tdk
dlm 1 thn pajak berada di Ind dan berkedudukan di Ind yang menjalankan usaha
mempunyai niat tinggal di Ind. atau kegiatan melalui BUT
2. Badan yg didirikan/berkedudukan di Ind 2. Yang menerima/memperoleh penghasilan dari
3. Warisan yang belum terbagi Ind tidak dari menjalankan usaha/melakukan
kegiatan melalui BUT
SUBJEK PAJAK PPh
BADAN
Pasal 1 angka 3 UU KUP No 28 Tahun 2007
Pasal 3 UU PPh
ORGANISASI INTERNASIONAL
ORGANISASI INTERNASIONAL YANG TIDAK TERMASUK SEBAGAI
SUBJEK PAJAK PENGHASILAN
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 215/PMK.03/2008
a. 13 Badan-badan Internasional dari Perserikatan Bangsa-Bangsa:
b. 28 Kerjasama Teknik:
c. 4 Kerjasama Kebudayaan :
d. 62 Organisasi -Organisasi Internasional Lainnya :
OBJEK PPh
Ayat (1)
PPh Final
Ayat (2)
Utang Debitur Kecil adalah utang usaha yang jumlahnya tidak lebih dari
Rp350.000.000,00, termasuk Kredit Usaha Keluarga Prasejahtera
(Kukesra); Kredit Usaha Tani (KUT); Kredit Pemilikan Rumah Sangat
Sederhana (KPRSS); Kredit Usaha Kecil (KUK), yaitu kredit yang
diberikan kepada nasabah usaha kecil; dan Kredit kecil lainnya dalam
rangka kebijakan perkreditan Bank Indonesia dalam mengembangkan
usaha kecil dan koperasi.
Pembebasan Hutang
a. WP Badan DN dan BUT (Tdk termasuk perusahaan yang memperoleh izin menyelenggarakan
pembukuan dalam bahasa inggris dan mata uang US $ dengan syarat telah memenuhi semua
kewajiban pajaknya sampai dengan masa pajak terakhir sebelum masa pajak dilakukannya
penilaian kembali
b. Mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal Pajak.
c. Tidak dapat dilakukan kembali sebelum lewat jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak
penilaian kembali aktiva tetap perusahaan terakhir
d. Dilakukan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun sejak tanggal laporan perusahaan
jasa penilai atau ahli penilai.
e. Atas selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap perusahaan di atas nilai sisa buku fiskal semula
dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 10% (sepuluh persen).
Selisih Penilaian Kembali Aktiva
Dalam hal Perusahaan melakukan pengalihan aktiva tetap berupa:
a. Aktiva tetap kelompok 1 (satu) dan kelompok 2 (dua) yang telah
memperoleh persetujuan penilaian kembali sebelum berakhirnya masa
manfaat yang baru, atau;
b. Aktiva tetap kelompok 3 (tiga), kelompok 4 (empat), bangunan, dan
tanah yang telah memperoleh persetujuan penilaian kembali sebelum
lewat jangka waktu 10 (sepuluh) tahun,
Maka atas selisih lebih penilaian kembali diatas nilai sisa buku fiskal
semula, dikenakan tambahan Pajak Penghasilan yang bersifat final dengan
tarif sebesar tarif tertinggi Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan dalam
negeri yang berlaku pada saat penilaian kembali dikurangi 10% (sepuluh
persen).
Perlakuan Khusus
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 191/PMK.010/2015 TENTANG PENILAIAN KEMBALI AKTIVA
TETAP UNTUK TUJUAN PERPAJAKAN BAGI PERMOHONAN YANG DIAJUKAN PADA TAHUN 2015 DAN
TAHUN 2016
a. penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang
negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang
pribadi;
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat
tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dapat
dipersamakan dengan itu sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan tentang Perbankan.
Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan
cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan pemindahbukuan
sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan tentang Perbankan.
BUNGA Dep,Tab, Diskonto SBI
Sertifikat Bank Indonesia yang selanjutnya disingkat SBI adalah surat
berharga dalam mata uang Rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai
pengakuan utang berjangka waktu pendek sebagaimana dimaksud dalam ketentuan
yang mengatur tentang Operasi Moneter.
Devisa Hasil Ekspor yang selanjutnya disingkat DHE adalah devisa dari hasil
kegiatan ekspor sebagaimana dimaksud dalam ketentuan yang mengatur tentang
Penerimaan Devisa Hasil Ekspor dan Penarikan Devisa Utang Luar Negeri.
Tarif Bunga Dep, Tab, Dis SBI
a. Bunga dari Deposito DHE dalam mata uang dolar Amerika Serikat yang, ditempatkan di
dalam negeri pada bank yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia atau cabang
bank luar negeri di Indonesia dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final dengan tarif sebagai
berikut:
1. tarif 10% (sepuluh persen) dari jumlah bruto, untuk Deposito DHE dengan jangka waktu 1
(satu) bulan
2. tarif 7,5% (tujuh koma lima persen) dari jumlah bruto, untuk Deposito DHE dengan jangka
waktu 3 (tiga) bulan;
3. tarif 2,5% (dua koma lima persen) dari jumlah bruto, untuk Deposito DHE dengan jangka
waktu 6 (enam) bulan; dan
4. tarif 0% (nol persen) dari jumlah bruto, untuk Deposito DHE dengan jangka waktu lebih dari
6 (enam) bulan.
Tarif PPh Bunga Dep,Tab, Dis SBI
b. Bunga dari Deposito DHE dalam mata uang rupiah yang ditempatkan di dalam negeri pada
bank yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di
Indonesia dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final dengan tarif sebagai berikut:
1. tarif 7,5% (tujuh koma lima persen) dari jumlah bruto, untuk Deposito DHE dengan jangka
waktu 1 (satu) bulan;
2. tarif 5% (lima persen) dari jumlah bruto, untuk Deposito DHE dengan jangka waktu 3 (tiga)
bulan; dan
3. tarif 0% (nol persen) dari jumlah bruto, untuk Deposito DHE dengan jangka waktu 6 (enam)
bulan atau lebih dari 6 (enam) bulan.
Tarif PPh Bunga Dep,Tab, Dis SBI
c. Bunga dari Tabungan dan Diskonto SBI, serta bunga dari Deposito dikenai
Pajak Penghasilan yang bersifat final dengan tarif sebagai berikut:
1. tarif 20% (dua puluh persen) dari jumlah bruto, terhadap Wajib Pajak
dalam negeri dan bentuk usaha tetap; dan
2. tarif 20% (dua puluh persen) dari jumlah bruto atau dengan tarif
berdasarkan Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda yang berlaku,
terhadap Wajib Pajak luar negeri.
Pengecualian
Pemotongan pajak atas penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan
serta diskonto Sertifikat Bank Indonesia tidak dilakukan terhadap :
b. Bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh bank yang didirikan di
Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia;
Pengecualian
c. Bunga deposito dan tabungan serta diskonto sertifikat Bank Indonesia
yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan sepanjang dananya diperoleh dari
sumber pendapatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 Undang-
undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun;
belas) bulan.
Surat Utang Negara adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang baik
dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara
Republik Indonesia sesuai dengan masa berlakunya, yang terdiri atas Surat Perbendaharaan Negara dan
Obligasi Negara
Bunga Obligasi adalah imbalan yang diterima dan/atau diperoleh pemegang Obligasi dalam
• 15% (lima belas persen) bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha
tetap; dan
• 20% (dua puluh persen) atau sesuai dengan tarif berdasarkan persetujuan
penghindaran pajak berganda bagi Wajib Pajak luar negeri selain bentuk
usaha tetap,
• 15% (lima belas persen) bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk
usaha tetap; dan
• 20% (dua puluh persen) atau sesuai dengan tarif berdasarkan
persetujuan penghindaran pajak berganda bagi Wajib Pajak luar negeri
selain bentuk usaha tetap,
dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga
perolehan Obligasi, tidak termasuk bunga berjalan;
c. Diskonto dari Obligasi tanpa bunga (Zero Coupon Bond) sebesar:
• 15% (lima belas persen) bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk
usaha tetap; dan
• 20% (dua puluh persen) atau sesuai dengan tarif berdasarkan
persetujuan penghindaran pajak berganda bagi Wajib Pajak luar negeri
selain bentuk usaha tetap,
dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga
perolehan Obligasi; dan
d. Bunga dan/atau diskonto dari obligasi yang diterima dan/atau diperoleh
Wajib Pajak reksadana dan Wajib Pajak dana investasi infrastruktur
berbentuk kontrak investasi kolektif, dana investasi real estat berbentuk
kontrak investasi kolektif, dan efek beragun aset berbentuk kontrak
investasi kolektif yang terdaftar atau tercatat pada Otoritas Jasa
Keuanganyang terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan sebesar:
• 5% (lima persen) untuk tahun 2014 sampai dengan tahun 2020; dan
• 10% (sepuluh persen) untuk tahun 2021 dan seterusnya.
Pemotong Pajak
a. Penerbit Obligasi atau kustodian selaku agen pembayaran yang ditunjuk, atas
bunga dan/atau diskonto yang diterima pemegang Obligasi dengan kupon pada saat
jatuh tempo Bunga Obligasi, dan diskonto yang diterima pemegang Obligasi tanpa
bunga pada saat jatuh tempo Obligasi; dan/atau
b. Perusahaan efek, dealer, atau bank, selaku pedagang perantara dan/atau pembeli,
atas bunga dan diskonto yang diterima penjual Obligasi pada saat transaksi.
PENGECUALIAN
Ketentuan di atas tidak berlaku dalam hal penerima penghasilan berupa Bunga Obligasi adalah:
a. Wajib Pajak dana pensiun yang pendirian atau pembentukannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan dan memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (3) huruf h Undang-
Undang PPh; dan
b. Wajib Pajak bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia.
Penghasilan berupa Bunga Obligasi yang diterima dan/atau diperoleh Wajib Pajak bank yang didirikan di
Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia, dikenai Pajak Penghasilan
berdasarkan tarif umum sesuai Undang-Undang PPh.
Pajak Penghasilan Atas Diskonto
Surat Perbendaharaan Negara
Diskonto SPN
Surat Perbendaharaan Negara yang selanjutnya disebut SPN adalah
Surat Utang Negara yang berjangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan dengan pembayaran
bunga secara diskonto.
2. Tarif
Besarnya Pajak Penghasilan atas penghasilan berupa Diskonto SPN adalah :
a. 20% (dua puluh persen), bagi Wajib Pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT); dan
b. 20% (dua puluh persen) atau tarif sesuai ketentuan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B)
yang berlaku bagi Wajib Pajak penduduk/berkedudukan di luar negeri; dari Diskonto SPN.
(Pasal 4 (2) a UU PPh jo PP No. 16 tahun 2009)
Diskonto SPN
3. Pemotong Pajak
Pemotongan Pajak dilakukan oleh :
a. Penerbit SPN (emiten) atau kustodian yang ditunjuk selaku agen pembayar,
atas Diskonto SPN yang diterima pemegang SPN saat jatuh tempo; atau
b. Perusahaan efek (broker) atau bank selaku pedagang perantara maupun
selaku pembeli, atas Diskonto SPN yang diterima di Pasar Sekunder.
Diskonto SPN
4. Pengecualian
Pemotongan pajak tidak dilakukan atas Diskonto SPN yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak:
a. Bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia;
b. Dana Pensiun yang pendirian/pembentukannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan;
c. Reksadana yang terdaftar pada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan, selama 5 (lima) tahun pertama sejak pendirian perusahaan atau pemberian
izin usaha.
Pajak Penghasilan atas Penghasilan
Berupa Bunga Simpanan yang
dibayarkan
oleh Koperasi kepada Anggota
Koperasi Orang Pribadi
BUNGA SIMPANAN ANGGOTA KOPERASI
Objek Pajak
Besarnya Pajak Penghasilan atas Penghasilan berupa bunga simpanan yang dibayarkan oleh
koperasi yang didirikan di Indonesia kepada anggota koperasi orang pribadi adalah :
a. 0% (nol persen) untuk penghasilan berupa bunga simpanan sampai dengan Rp240.000,00 (dua
ratus empat puluh ribu rupiah) per bulan; atau
b. 10% (sepuluh persen) dari jumlah bruto bunga untuk penghasilan berupa bunga simpanan lebih
dari Rp 240.000,00 (dua ratus empat puluh ribu rupiah) per bulan
berupa hadiah undian dengan nama dan dalam bentuk apapun adalah 25% (dua
Hadiah undian adalah hadiah dengan nama dan dalam bentuk apapun yang
diberikan melalui undian;
a. dalam hal penerima penghasilan adalah orang pribadi Wajib Pajak dalam negeri,
dikenakan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 sebesar tarif Pasal 17 UU PPh
Nomor 7 Tahun 1983 dari jumlah penghasilan bruto
b. dalam hal penerima penghasilan adalah Wajib Pajak luar negeri selain Bentuk Usaha
Tetap, dikenakan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 26 UU PPh Nomor 7 Tahun
1983 sebesar 20% (dua puluh persen) dari jumlah bruto dengan memperhatikan
ketentuan dalam Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang berlaku
c. dalam hal penerima penghasilan adalah Wajib Pajak badan termasuk Bentuk Usaha
Tetap, dikenakan pemotongan Pajak Penghasilan berdasarkan Pasal 23 ayat (1)
huruf a angka 4) UU PPh Nomor 7 Tahun 1983 sebesar 15% (lima belas persen) dari
jumlah penghasilan bruto.
Pajak Penghasilan atas Penghasilan
dari Penjualan Saham di Bursa Efek
Objek Pajak
0,5% (setengah persen) dari nilai saham perusahaan pada saat Penawaran
Umum Perdana (IPO),
adalah 0,1% (satu perseribu) dari jumlah bruto nilai transaksi penjualan saham
atau pengalihan penyertaan modal (PP No. 4 tahun 1995).
Dalam hal transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal tersebut
dilakukan melalui bursa efek, maka pengenaan Pajak Penghasilannya dilakukan
sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan
tentang Pajak Penghasilan atas penghasilan dari transaksi penjualan saham di bursa
efek.
Pengecualian
Atas penghasilan perusahaan modal Ventura dari transaksi penjualan saham atau pengalihan
penyertaan modal pada perusahaan pasangan usaha yang tidak memenuhi ketentuan di atas
dikenakan Pajak Penghasilan sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang Pajak
Penghasilan.
Mengingat perlakuan Pajak Penghasilan atas penghasilan dalam Peraturan Pemerintah ini berbeda
dengan perlakuan atas penghasilan lainnya, maka kepada perusahaan modal ventura diwajibkan
untuk melakukan pembukuan yang terpisah atas penghasilan maupun biaya yang berkaitan
dengan penghasilan dari transaksi penjualan saham ini.
Pajak Penghasilan Atas Dividen
yang Diterima atau Diperoleh Wajib
Pajak
Orang Pribadi Dalam Negeri
Objek Pajak
Penghasilan berupa dividen yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri
dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final.
Tarif
Penghasilan berupa dividen yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri
dikenai Pajak Penghasilan sebesar 10% (sepuluh persen) (Pasal 17 (2c) UU PPh).
Pemotong
Pihak yang membayar atau pihak lain yang ditunjuk selaku pembayar dividen
Pajak Penghasilan
atas Penghasilan
dari
Jasa Konstruksi
Jasa Konstruksi
Objek Pajak
Atas penghasilan dari usaha Jasa Konstruksi dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final.
Pemotong
Pajak Penghasilan yang bersifat final di atas:
a. Dipotong oleh Pengguna Jasa pada saat pembayaran, dalam hal Pengguna Jasa merupakan
pemotong pajak; atau
b. Disetor sendiri oleh Penyedia Jasa, dalam hal pengguna jasa bukan merupakan pemotong pajak.
Jasa Konstruksi
(Pasal 4 (2) d UU PPh jo PP No. 51 Thn 2008 jo PP No. 40 tahun 2009).
Dalam hal Penyedia Jasa adalah bentuk usaha tetap, tarif Pajak Penghasilan tersebut tidak termasuk
Pajak Penghasilan atas sisa laba bentuk usaha tetap setelah Pajak Penghasilan yang bersifat final.
Besarnya, Pajak Penghasilan yang dipotong atau disetor sendiri adalah:
a. Jumlah pembayaran, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai, dikalikan tarif Pajak Penghasilan di
atas; atau
b. Jumlah penerimaan pembayaran, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai, dikalikan taril Pajak
Penghasilan di atas dalam hal Pajak Penghasilan disetor sendiri oleh Penyedia Jasa.
a. Pengalihan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan yaitu penghasilan yang diterima atau diperoleh
pihak yang mengalihkan hak atas tanah dan/atau bangunan melalui penjualan, tukar-menukar,
pelepasan hak, penyerahan hak, lelang, hibah, waris, atau cara lain yang disepakati antara para
pihak.
b. Perjanjian Pengikatan Jual Beli atas Tanah dan/atau Bangunan beserta perubahannya, yaitu
penghasilan dari:
• Pihak penjual yang namanya tercantum dalam perjanjian pengikatan jual beli pada saat
pertama kali ditandatangani atau
• Pihak pembeli yang namanya tercantum dalam perjanjian pengikatan jual beli sebelum
terjadinya perubahan atau adendum perjanjian pengikatan jual beli, atas terjadinya perubahan
pihak pembeli dalam perjanjian pengikatan jual beli tersebut
Tarif (Pasal 2(1) PP 34 Tahun 2016)
a. 2.5% (dua koma lima persen) dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
selain pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan berupa Rumah Sederhana atau Rumah Susun
Sederhana yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas
tanah dan/atau bangunan;
b. 1% (satu persen) dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan berupa
Rumah Sederhana dan Rumah Susun Sederhana yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang usaha
pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan;atau
c. 0% (nol persen) atas pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan kepada pemerintah, badan
usaha milik negara yang mendapat penguasan khusus dari Pemerintah, atau badan usaha milik daerah
yang mendapat penugasan khusus dari kepala daerah, sebagaimana dimaksud dalam undang-undang
yang mengatur mengenai pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum
Pemotong
a. Untuk transaksi penjualan, tukar-menukar, perjanjian pemindahan hak, pelepasan hak,
penyerahan hak, lelang, hibah, atau cara lain yang disepakati dengan pihak lain selain
pemerintah, PPh terutang wajib dibayar sendiri oleh pribadi atau badan yang
bersangkutan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) pada bank persepsi atau Kantor
Pos dan Giro, sebelum akta, keputusan, perjanjian, kesepakatan atau risalah lelang ditanda
tangani oleh pejabat yang berwenang.
b. Untuk penjualan, tukar-menukar, pelepasan hak, penyerahan hak, atau cara lain yang
disepakati dengan pemerintah guna pelaksanaan pembangunan, termasuk pembangunan
untuk kepentingan umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus, PPh terutang
2. Orang pribadi yang melakukan pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan dengan cara
hibah kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan,
badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi atau orang pribadi yang
menjalankan usaha mikro dan kecil sepanjang hibah tersebut tidak ada hubungannya dengan
usaha, pekerjaan, kepemilikan atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan;
Pengecualian
3. Badan yang melakukan pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan dgn cara hibah
kepada badan badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi
atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil sepanjang hibah tersebut tidak ada
hubungannya dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau penguasaan antara pihak-pihak yang
bersangkutan;
5. Badan yang melakukan pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan dalam rangka
penggabungan, peleburan atau pemekaran usaha yang telah ditetapkan Menteri Keuangan
untuk menggunakan nilai buku;
Pengecualian
6. Orang pribadi atau badan yang melakukan pengalihan harta berupa bangunan dalam rangka
melaksanakan perjanjian bangun guna serah, bangun serah guna, atau pemanfaatan barang
milik Negara berupa tanah dan/atau bangunan; atau
7. Orang pribadi atau badan yang tidak termasuk subjek pajak yang melakukan pengalihan harta
berupa tanah dan/atau bangunan.
Penghasilan berupa sewa atas tanah dan atau bangunan berupa tanah, rumah, rumah
susun, apartemen, kondominium, gedung perkantoran, gedung pertokoan, atau gedung
pertemuan termasuk bagiannya, rumah kantor, toko, rumah toko, Gudang dan bangunan
Termasuk penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan
pemegang hak atas tanah dari Investor terkait dengan pelaksanaan perjanjian Bangun
Guna Serah, meliputi:
a. penghasilan atas pembayaran berkala selama masa perjanjian Bangun Guna Serah;
b. penghasilan dalam bentuk Bangunan yang diserahkan sebelum perjanjian Bangun
Guna Serah berakhir;
c. penghasilan dalam bentuk Bangunan yang diserahkan atau seharusnya diserahkan
pada saat perjanjian Bangun Guna Serah berakhir; dan/atau
d. penghasilan lain terkait perjanjian Bangun Guna Serah, termasuk pembayaran terkait
bagi hasil penggunaan Bangunan dan denda perjanjian Bangun Guna Serah.
Bukan Objek Sewa Tanah dan/atau Bangunan
10% (sepuluh persen) dari jumlah bruto nilai persewaan tanah dan
atau bangunan.
Jumlah bruto nilai persewaan adalah semua jumlah yang dibayarkan atau terutang
oleh pihak yang menyewa dengan nama dan dalam bentuk apapun yang berkaitan dengan
tanah dan atau bangunan yang disewa, termasuk biaya perawatan, pemeliharaan, biaya
keamanaan dan service charge baik yang perjanjiannya dibuat secara terpisah maupun
yang disatukan dengan perjanjian persewaan yang bersangkutan.
Pemotong
Pemotongan dilakukan oleh penyewa dalam hal penyewa adalah Badan Pemerintah, Subjek Pajak
badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, kerjasama operasi, perwakilan
perusahaan luar negeri lainnya, dan orang pribadi yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.
Dalam penyewa adalah orang pribadi atau bukan Subjek Pajak, selain yang tersebut di atas, PPh
disetor sendiri oleh yang menyewakan. Orang pribadi yang ditunjuk sebagai pemotong Pajak
Penghasilan adalah :
a. Akuntan, arsitek, dokter, Notaris, Pejabat Pembuat Akte Tanah (PPAT) kecuali PPAT tersebut
adalah Camat, pengacara, dan konsultan, yang melakukan pekerjaan bebas;
b. Orang pribadi yang menjalankan usaha yang menyelenggarakan pembukuan; yang telah terdaftar
sebagai Wajib Pajak dalam negeri.
Penghasilan
tertentu lainnya
Penghasilan tertentu lainnya
Contoh :
1. PP No 41 Tahun 2016 Tentang Perlakuan PPh psl 21 atas
Penghasilan Pegawai dari Pemberi Kerja dengan Kriteria
Tertentu.
a.2. Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu
derajat, badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau
orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan,sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha,
pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan;
Yang dikecualikan dari objek pajak:
b. Warisan;
c. Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) huruf b sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan
modal
d. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau
diperoleh dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dari Wajib Pajak atau
Pemerintah, kecuali yang diberikan oleh bukan Wajib Pajak, Wajib Pajak yang
dikenakan pajak secara final atau Wajib Pajak yang menggunakan norma penghitungan
khusus (deemed profit) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15;
e. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan
asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan
asuransi bea siswa;
Yang dikecualikan dari objek pajak
f. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas
sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara, atau
badan usaha milik daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang
didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat:
1. Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan
2. Bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha milik
daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang
memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari
jumlah modal yang disetor;
Yang dikecualikan dari objek pajak:
g. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri
Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai;
h. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun sebagaimana dimaksud pada huruf G,
dalam bidang-bidang tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan
i. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak
terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk pemegang unit
penyertaan kontrak investasi kolektif;
j. Dihapus; (Sebelumnya di UU No 17 thn 2000 berisi : bunga obligasi yang diterima atau diperoleh
perusahaan reksadana selama 5 (lima) tahun pertama sejak pendirian perusahaan atau pemberian
ijin usaha;
Yang dikecualikan dari objek pajak:
k. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa bagian laba
dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di
Indonesia, dengan syarat badan pasangan usaha tersebut:
• Merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah, atau yang menjalankan kegiatan dalam
sektor-sektor usaha yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;
dan
• Sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia;
Yang dikecualikan dari objek pajak:
l. Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan
atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
m. Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam
bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan pengembangan, yang telah terdaftar pada
instansi yang membidanginya, yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana
kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan, dalam jangka waktu paling lama 4
(empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, yang ketentuannya diatur lebih lanjut
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; dan
n. Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kepada
Wajib Pajak tertentu, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan.
HIBAH, BANTUAN, SUMBANGAN
PMK No 245/PMK.03/2008
TENTANG
BADAN-BADAN DAN ORANG PRIBADI YANG MENJALANKAN USAHA MIKRO DAN KECIL
YANG MENERIMA HARTA HIBAH, BANTUAN, ATAU SUMBANGAN YANG TIDAK
TERMASUK SEBAGAI OBJEK PAJAK PENGHASILAN
PMK No 90/PMK.03/2020
TENTANG BANTUAN ATAU SUMBANGAN, SERTA HARTA HIBAHAN YANG DIKECUALIKAN
SEBAGAI OBJEK PAJAK PENGHASILAN
HIBAH
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90/PMK.03/2020 TENTANG
BANTUAN ATAU SUMBANGAN, SERTA HARTA HIBAHAN YANG DIKECUALIKAN SEBAGAI OBJEK
PAJAK PENGHASILAN
Adapun ketentuan mengenai keluarga sedarah dan semenda tersebar dalam Pasal 7 dan
Pasal 18 UU PPh; Pasal 2 UU PPN; Pasal 26 UU PPSP; dan Pasal 34, Pasal 51, serta
Pasal 57 UU Pengadilan Pajak.
HIBAH
Dalam hal terdapat hubungan kepemilikan atau penguasaan, harta hibahan
yang diterima tetap dikecualikan sebagai objek Pajak Penghasilan sepanjang
Pihak penerima merupakan badan keagamaan, badan pendidikan, atau badan
sosial termasuk yayasan.
Badan keagamaan merupakan badan yang tidak mencari keuntungan dengan kegiatan utamanya
mengurus tempat-tempat ibadah dan/atau menyelenggarakan kegiatan di bidang keagamaan termasuk
lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Pemerintah mengenai Bantuan atau Sumbangan termasuk Zakat atau Sumbangan Keagamaan
yang Sifatnya Wajib yang Dikecualikan dari Objek Pajak Penghasilan.
Badan pendidikan sebagaimana merupakan badan yang tidak mencari keuntungan dengan
kegiatan utamanya menyelenggarakan pendidikan.
HIBAH
Badan sosial termasuk yayasan merupakan badan yang tidak mencari keuntungan dengan kegiatan
utamanya menyelenggarakan :
a. pemeliharaan kesehatan;
b. pemeliharaan orang lanjut usia atau panti jompo;
c. pemeliharaan anak yatim dan/atau piatu, anak atau orang terlantar, dan anak atau orang cacat;
d. santunan dan/atau pertolongan kepada korban bencana alam, kecelakaan, dan sejenisnya;
e. pemberian beasiswa; dan/atau
f. pelestarian lingkungan hidup.
HIBAH
Koperasi merupakan badan sebagaimana diatur dalam ketentuan
perundangan-undangan di bidang perkoperasian.
Berdasarkan kasus di atas, perlakuan atas hibah yang diterima Panti Jompo K:
1. Meskipun terdapat hubungan penguasaan antara Panti Jompo K dan Yayasan Q, hibah berupa tanah
tersebut tetap dikecualikan sebagai objek Pajak Penghasilan, karena Panti Jompo K memenuhi
ketentuan sebagai badan sosial termasuk yayasan.
2. Tanah tersebut dicatat oleh Panti Jompo K sebesar nilai sisa buku fiskalnya (harga perolehannya)
yaitu Rp500.000.000,00 dan penyusutannya mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang perpajakan.
OBJEK PAJAK BUT (Psl 5)
(1)Yang menjadi Obyek Pajak bentuk usaha tetap adalah :
a. penghasilan dari usaha atau kegiatan bentuk usaha tetap tersebut
dan dari harta yang dimiliki atau dikuasai;
b. penghasilan kantor pusat dari usaha atau kegiatan, penjualan
barang, atau pemberian jasa di Indonesia yang sejenis dengan
yang dijalankan atau yang dilakukan oleh bentuk usaha tetap di
Indonesia;
c. penghasilan sebagaimana tersebut dalam Pasal 26 yang diterima
atau diperoleh kantor pusat, sepanjang terdapat hubungan efektif
antara bentuk usaha tetap dengan harta atau kegiatan yang
memberikan penghasilan dimaksud.
BUT
(2) Biaya-biaya yang berkenaan dengan penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b dan huruf c boleh dikurangkan dari penghasilan bentuk usaha tetap.
Beban Kompensasi
Kerugian Pajak Terutang
Psl 6 dan 9
Psl 6 ayat (2) Psl 17 ayat (2a)
Pajak yang
kurang/lebih
bayar 28A, 29
PAJAK FINAL
Peredaran Pajak
Bruto Terutang
NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO
WP OP
Peredaran Pajak
Bruto Terutang
Penghasilan
Netto
NORMA PENGHITUNGAN KHUSUS
Peredaran Pajak
Bruto Terutang
Penghasilan
Netto
THANK YOU