Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 3

NAMA : YOLANDA SRI RAHAYU


NIM : 044372354
MATA KULIAH : Pajak Penghasilan II

Page 1 | 5
Kepada Yth Ibu Husna Putri Pertiwi,
Berikut saya sampaikan jawaban atas tugas 3 mata kuliah Pajak Penghasilan II.

Soal

Page 2 | 5
Jawaban

Transaksi 1

02/06/2018
Menyewa tanah dan bangunan dari PT Abadi Jaya - 01.895.993.9-087.000 – Jl. Permata
Merah III/2 Jakarta dengan lama kontrak 10 tahun sebesar Rp200.000.000,00.

 Saat Terutang Pajak

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2002 sebagaimana telah diubah


dengan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2017, penghasilan berupa sewa tanah
atau bangunan dikenakan PPh bersifat final dengan tarif 10% dari penghasilan bruto
persewaan. Pajak atas penghasilan dari persewaan tanah dan/atau bangunan terutang
pada saat pembayaran atau terutangnya sewa tergantung peristiwa mana lebih dahulu
terjadi. Saat terutang PPh pasal 4 ayat 2 yaitu tanggal 2 Juni 2018 karena pada saat itu
sudah terutang sewa atas tanah dan bangunan.

Dalam hal PPh terutang harus dilunasi melalui pemotongan oleh penyewa, maka
penyetoran dapat dilakukan ke bank persepsi dan Kantor Pos selambat-lambatnya tanggal
10 bulan berikutnya setelah bulan pembayaran atau terutangnya sewa dengan
menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP). Dalam hal PPh terutang harus disetor sendiri
oleh yang menyewakan, maka yang menyewakan wajib menyetor PPh yang terutang ke
bank persepsi atau Kantor Pos selambat-lambatnya tanggal 15 bulan berikutnya setelah
bulan pembayaran atau terutangnya sewa dengan menggunakan Surat Setoran Pajak
(SSP)

 Pajak Yang Dipungut

Tarif yang dikenakan atas sewa tanah dan bangunan tersebut sesuai dengan UU Nomor
36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983
Tentang Pajak Penghasilan sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan UU Nomor
7 tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan adalah 10% dari uang sewa yang
dibayarkan.

PPh Pasal 4 ayat (2) = 10% x Rp. 200.000.000

= Rp. 20.000.000

Sehingga pajak yang harus dipungut oleh PT. Adil Sentosa adalah Rp. 20.000.000

Page 3 | 5
Transaksi 2

06/06/2018
Dalam rangka ulang tahun Perusahaan, Perusahaan memberikan hadiah undian yang
dimenangkan oleh Bpk Sumarno (tidak berNPWP) berupa 1 buah mobil merk Honta Arab
senilai Rp 150.000.000. (PPh Final 25%)

 Saat Terutang Pajak

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 132 Tahun 2000, PPh atas penghasilan berupa
undian dipotong pajak yang bersifat final sebesar 25% dari penghasilan bruto undian.

Pihak yang wajib melakukan pemotongan PPh adalah penyelenggara undian atau pemberi
hadiah baik dalam bentuk orang pribadi, badan, kepanitiaan, organisasi (termasuk
organisasi internasional) atau penyelenggara lainnya termasuk pengusaha yang menjual
barang atau jasa yang memberikan hadiah dengan cara diundi. Artinya, kewajiban
membayar PPh atas pajak undian ditanggung oleh pemenang, namun dipotong oleh
penyelenggara undian.

PPh atas hadiah dan penghargaan terutang pada akhir bulan saat dilakukannya
pembayaran atau diserahkannya hadiah tergantung peristiwa yang terjadi lebih dahulu.
Adapun, PPh dipotong oleh penyelenggara (hadiah dan penghargaan) dilakukan sebelum
hadiah atau penghargaan diserahkan kepada yang penerima hadiah atau penghargaan.
Saat terutang PPh pasal 4 ayat 2 yaitu tanggal 6 Juni 2018 apabila hadiah undian
tersebut diberikan saat itu juga kepada penerima hadiah undian.

 Pajak Yang Dipungut

Diketahui tarif PPh Final untuk undian tersebut adalah 25% dari total hadiah sehingga,

PPh Pasal 4 ayat (2) = 25% x Rp. 150.000.000

= Rp. 37.500.000

Sehingga pajak yang harus dipungut oleh PT. Adil Sentosa adalah Rp. 37.500.000

Status Bpk Sumarno selaku pemenang undian yang tidak memiliki NPWP tidak
memengaruhi besarnya tarif PPh Pasal 4 ayat (2) pada Hadiah Undian karena sifatnya
final.

Page 4 | 5
Transaksi 3

07/06/2018

Membayar tagihan PT Bina Profesitama (perusahaan konstruksi dengan sertifikasi


pengusaha kecil) – 01.235.632.9-013.000 – Jl. Umar Said No. 3 Jakarta atas jasa
memperbaiki bangunan gedung kantornya dengan nilai kontrak sebesar Rp99.900.000,00
(termasuk PPN).

 Saat Terutang Pajak

Saat terutang terjadi ketika terjadinya pembayaran tagihan kepada PT Bina Profesitama
(perusahaan konstruksi dengan sertifikasi pengusaha kecil) – 01.235.632.9-013.000 – Jl.
Umar Said No. 3 Jakarta atas jasa memperbaiki bangunan gedung kantornya dengan nilai
kontrak sebesar Rp99.900.000 pada tanggal 07/06/2018.

 Pajak Yang Dipungut

Berdsarkan Pasal 4 ayat 2 (c) UU No 7 tahun 2021 tentang Harmonisasi Perpajakan jo. PP
No. 51 tahun 2008 jo. PP No. 40 tahun 2009 tarif untuk jasa kontruksi kecil adalah 1,75% x
Nilai Kontrak tidak termasuk PPN.

Dengan tarif PPN yang berlaku adalah 10% maka:

PPh pasal 4 ayat (2) = Tarif x nilai kontrak (tidak termasuk PPN)

= 1,75% x (100/110 x Rp 99.900.000)

= 1,75% x Rp. 90.818.181,82

= Rp. 1.589.318,18

Dengan demikian, PPh Jasa Konstruksi yang harus disetor kepada kantor pajak
adalah
Rp. 1.589.318,18. Jumlah uang yang sudah dihitung sebagai Pajak Penghasilan Jasa
Konstruksi harus dipotong dari Nilai Kontrak, lalu disetorkan dan dilaporkan dalam masa
pajak yang sama yaitu maksimal 30 hari setelah pelunasan pembayaran.

Page 5 | 5
Transaksi 4

15/06/2018

Menerima Pembayaran atas rumah dinas perusahaan yang disewakan kepada Bapak Rio
Atmaja (tidak memiliki NPWP) sebesar Rp 40.000.000

 Saat Terutang Pajak

Saat terutang Pajaknya adalah ketika terjadi pembayaran atas penyewaan rumah dinas
tersebut oleh Bapak Rio Atmaja sebesar Rp. 40.000.000 pada 15/06/2018. Karena PPh
Pasal 4 ayat (2) terutang ketika ada penyewaan Tanah dan/ atau Bangunan yang
dikenakan dengan tarif dan DPP tertentu atas penghasilan yang diterima selama tahun
berjalan. Pemungutannya dipotong pihak lain maupun yang disetor sendiri bukan
merupakan pembayaran dimuka atas PPh terutang, melainkan pelunasan PPh terutang
atas penghasilan tersebut

 Pajak Yang Dipungut

Tarif yang dikenakan atas sewa tanah dan bangunan tersebut sesuai dengan UU Nomor
36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983
Tentang Pajak Penghasilan sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan UU Nomor
7 tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan adalah 10% dari uang sewa yang
dibayarkan.

PPh Pasal 4 ayat (2) = 10% x Rp. 40.000.000

= Rp. 4.000.000

Sehingga pajak yang harus dipungut oleh PT. Adil Sentosa adalah Rp. 4.000.000.

Wajib pajak yang dipotong atau dipungut pajaknya wajib memberikan NPWP atau jika tidak
punya NPWP harus memberikan kartu tanda penduduk (KTP) identitas yang
mencantumkan NIK (Nomor Induk Kependudukan). Hal tersebut sesuai ketentuan dalam
Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-23/PJ/2020, informasi identitas bagi wajib pajak dalam
negeri yaitu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atau Nomor Induk Kependudukan (NIK)
bagi orang yang tidak memiliki NPWP. Sementara informasi identitas bagi wajib pajak luar
negeri adalah Tax Identification Number atau identitas perpajakan lainnya. Sehingga
apabila tidak ada NPWP tidak mempengaruhi besaran tarif PPh Final atas kegiatan sewa
tersebut.

Page 6 | 5
Demikian jawaban dari saya, mohon kesediaan Ibu untuk bimbingan, koreksi dan memberi
masukan.

Terima kasih
Salam
044372354 – YOLANDA SRI RAHAYU

Sumber Referensi:
 Hermanto, Bambang dan Rasmini Mas. 2022. Pajak Penghasilan II. Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka.
 UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan sebagaimana beberapa kali diubah terakhir
dengan UU Nomor 7 tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan.
 https://djpb.kemenkeu.go.id/kppn/kotabumi/id/informasi/perpajakan/pph-pasal-4-ayat-2.htm

Page 7 | 5

Anda mungkin juga menyukai