Anda di halaman 1dari 17

BAB 3

FORECASTING BUDGET

1. Forecasting Budget

Forecasting budget ialah budget yang berisi taksiran-taksiran (forecast) tentang


kegiatan-kegiatan perusahaan dalam jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang,
serta berisi taksiran-taksiran (forecast) tentang keadaan atau posisi finansial
perusahaan pada suatu saat yang akan datang.

2. Tujuan & Fungsi Perkiraan (Forecasting)

Fungsi perkiraan atau forecasting terlihat pada saat pengambilan keputusan.


Keputusan yang baik adalah keputusan yang didasarkan atas pertimbangan apa yang
akan terjadi pada waktu keputusan itu dilaksanakan (Ginting, 2007).

Menurut Heizer dan Render (2009:47), perkiraan atau forecasting memiliki


tujuan sebagai berikut:

a) Mengkaji kebijakan perusahaan yang berlaku saat ini dan di masa lalu, serta melihat
sejauh mana pengaruh di masa datang.

b) Perkiraan diperlukan karena adanya time lag atau delay antara saat suatu kebijakan
perusahaan ditetapkan dengan saat implementasi.

c) Perkiraan merupakan dasar penyusunan bisnis pada suatu perusahaan sehingga


dapat meningkatkan efektivitas suatu rencana bisnis.

3. Jenis-jenis Perkiraan (Forecasting)

a) Perkiraan Berdasarkan Waktu, terdiri dari:

 Perkiraan jangka panjang, mencakup waktu lebih dari 18 Bulan.


Misalnya, perkiraan yang diperlukan dalam kaitannya dengan penanaman
modal, perencanaan fasilitas, dan perencanaan untuk kegiatan litbang
(penelitaian dan pengembangan).
 Perkiraan jangka menengah, mencakup waktu antara 3-18 Bulan.
Misalnya, perkiraan perencanaan penjualan, perencanaan produksi, dan
perencanaan tenaga kerja tidak tetap.

 Perkiraan jangka pendek, Mencakup jangka waktu kurang dari 3 Bulan.


Misalnya, perkiraan yang berhubungan dengan perencanaan pembelian
material, penjadwalan kerja, dan penugasan karyawan.

b) Perkiraan Berdasarkan Fungsi & Perencanaan Operasi Masa Depan

 Perkiraan ekonomi (economic forecast), menjelaskan siklus bisnis


dengan memprediksi tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang
dibutuhkan untuk membangun perumahan dan indikator perencanaan
lainnya.

 Perkiraan teknologi (technological forecast), memperhatikan tingkat


kemajuan teknologi yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik,
yang membutuhkan pabrik dan peralatan yang baru.

 Perkiraan permintaan (demand forecast), proyeksi permintaan untuk


produk atau layanan suatu perusahaan. Perkiraan ini juga disebut
perkiraan penjualan yang mengendalikan produksi, kapasitas, serta sistem
penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan keuangan, pemasaran,
serta sumber daya manusia.

c) Perkiraan Berdasarkan Jenis Data yang Disusun

 Perakiraan kualitatif, yang didasarkan atas data kualitatif pada masa lalu.
Hasil prediksi yang dibuat sangat tergantung pada orang yang
menyusunnya. Biasanya perkiraan ini didasarkan atas hasil penyelidikan,
seperti pendapat salesman, pendapat sales manajer pendapat para ahli, dan
survey konsumen.

 Perkiraan kuantitatif, yaitu perkiraan yang didasarkan atas data


penjualan pada masa lalu. Hasil perkiraan yang dibuat sangat tergantung
pada metode yang digunakan dalam perkiraan tersebut. Penggunaan
metode yang berbeda akan diperoleh hasil yang berbeda pula.
d) Berdasarkan Sifat Penyusunannya

 Perkiraan subjektif, yang didasarkan atas perasaan atau intuisi dari orang
yang menyusunnya.

 Perkiraan objektif, didasarkan atas data yang relevan pada masa lalu,
dengan menggunakan teknik-teknik dan metode-metode dalam
penganalisaan data tersebut.

Forecasting budget terdiri dari dua kelompok budget, yaitu:

1) Operating Budget (Budget Operasional)

Operating budget merencanakan tentang kegiatan-kegiatan perusahaan selama


periode tertentu yang akan datang.

Kegiatan perusahaan selama periode tertentu meliputi dua sektor, yaitu:

 Sektor Penghasilan (revenues)

Dipandang dari sudut hubungannya dengan usaha perusahaan, penghasilan


dapat dibedakan menjadi dua sub sektor, yaitu:

a) Sub-sektor penghasilan utama (operating revenues).

b) Sub-sektor penghasilan bukan utama (non-operating revenues).

 Sektor Biaya (expense)

Dipandang dari sudut hubungannya dengan usaha perusahaan, biaya dapat


dibedakan menjadi dua sub sektor, yaitu:

a) Sub-sektor biaya utama (operating expenses).

b) Sub-sektor biaya bukan utama (non-operating revenues)

Di dalam akuntansi, kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan sektor


penghasilan dan sektor biaya ini pada akhir periode dituangkan dalam Laporan
Rugi-Laba (Income Statement) perusahaan. Oleh karena itu Operating Budget sering
pula disebut sebagai Income Statement Budget (Budget Rugi-Laba).

 Income Statement Budget

Atas dasar kelengkapan isinya, income statement budget dapat dibedakan


menjadi dua macam, yaitu:
 Master Income Statement Budget (Budget Induk Rugi-Laba)

adalah budget tentang penghasilan dan biaya perusahan yang berisi taksiran-
taksiran secara garis besar (global) dan kurang dijabarkan secara lebih
terperinci.

 Income Statement Supporting Budget (Budget penunjang Rugi-Laba)

adalah budget tentang penghasilan dan biaya perusahaan, yang berisi


taksiran-taksiran yang lebih terperinci, seperti terperinci dari waktu ke
waktu (bulanan), terperinci menurut jenis bahan mentahnya, dan
sebagainya.

Budget yang termasuk ke dalam income statement supporting budget adalah

 Budget penjualan

 Budget-budget produksi, terdiri dari:

a) Budget unit yang akan diproduksikan.

b) Budget bahan mentah, terdiri dari:

- Biaya budget unit kebutuhan bahan mentah

- Budget pembelian bahan mentah

- Budget bahan mentah

c) Budget upah tenaga kerja langsung

d) Budget upah tenaga kerja tidak langsung

 Budget biaya administrasi

 Budget biaya penjualan

 Budget penghasilan bukan utama

 Budget biaya bukan utama

2) Financial Budget (Budget Financial)

Financial Budget merencanakan tentang posisi finansial perusahaan pada suatu


saat tertentu yang akan datang. Sedangkan yang dimaksudkan dengan posisi
finansial perusahaan adalah keadaan aktiva (harta), keadaan utang dan keadaan
modal sendiri perusahaan pada sesuatu saat.

Di dalam akuntansi, posisi finansial seperti ini dituangkan dalam laporan Neraca
(Balance Sheet) perusahaan. Oleh karena itu Financial Budget sering pula disebut
sebagai Balance Sheet Budget (Budget Neraca).

 Balance Sheet Budget (Budget Neraca)

Atas dasar kelengkapan isinya, Balance Sheet budget dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:

 Master Balance Sheet Budget (Budget Induk Neraca)

adalah budget tentang posisi finansial perusahaan pada suatu saat tertentu
yang akan datang yang berisi taksiran-taksiran secara garis besar (global) dan
kurang dijabarkan secara terperinci.

 Balance Sheet Supporting Budget (Budget Penunjang Neraca)

adalah budget tentang aktiva (harta), tentang utang dan tentang modal sendiri,
yang berisi taksiran-taksiran yang lebih terperinci.

Budget yang termasuk ke dalam balance sheet supporting budget adalah:

a) Budget kas

b) Budget piutang

c) Budget persediaan

d) Budget perubahan aktiva tetap

e) Budget utang

f) Budget modal sendiri

4. Tahap-Tahap Penyusunan Operating Budget

a) Alternatif Pertama

Besarnya penjualan ditentukan besarnya produksi. Dalam artian jika


perusahaan dapat melakukan produksi dalam jumlah besar maka sebesar itulah
penjualan yang dilakukan perusahaan.
b) Alternatif Kedua

Besarnya budget produksi ditentukan oleh besarnya penjualan perusahaan.


Dalam artian jika produksi yang dilakukan oleh perusahaan adalah sebesar proyeksi
penjualan perusahaan pada periode tersebut.

5. Tahap-Tahap Penyusunan Financial Budget

Financial budget yang terperinci disusun pada balance sheet supporting budget.
Posisi financial perusahaan terdiri dari aktiva, pasiva, dan struktur modal. Posisi
financial perusahaan tergantung dari aktivitas sehari-hari perusahaan, maka dapat
disimpulkan dalam menyusun financial budget harus memperhatikan operating budget
terlebih dahulu.

BAB 4

ANGGARAN PENJUALAN

1. Anggaran Penjualan

Pengertian anggaran penjualan menurut M. Nufarin (2007) yaitu: Anggaran


penjualan merupakan rencana tertulis yang dinyatakan dalam angka dari produk yang
akan dijual perusahaan pada periode tertentu.

Selain itu menurut Darsono dan Ari Purwanti (2008) anggaran penjualan
adalah: Anggaran penjualan ialah rencana pendapatan (revenue) perusahaan dalam
kurun waktu satu tahun atau lebih.

Sedangkan menurut Tendi dan Sri Rahayu (2007) pengertian anggaran


penjualan adalah sebagai berikut : Anggaran penjualan ialah budget yang direncanakan
secara lebih terperinci penjualan perusahaan selama periode yang akan datang yang
didalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual, jumlah
(kuantitas), harga barang, waktu penjualan serta tempat atau daerah penjualannya.

Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa anggaran penjualan


merupakan dasar penyusunan anggaran lainnya dan umumnya disusun terlebih dahulu
sebelum menyusun anggaran lainnya. Oleh karena itu, anggaran penjualan disebut
dengan anggaran kunci.
2. Manfaat Anggaran Penjualan

Menurut Welsch Hilton dan Gardon (2000), manfaat anggaran penjualan yaitu:

a. Untuk mengurangi ketidakpastian tentang pendapatan dimasa datang.

b. Untuk memasukkan kebijakan dan keputusan manajemen ke dalam proses


perencanaan (misalnya dalam rencana pemasaran).

c. Untuk memberikan informasi penting yang berisi pembentukan elemen lain


dari rencana laba yang menyeluruh.

d. Untuk memudahkan pengendalian manajemen atas kegiatan penjualan yang


dilakukan.
3. Konsep Anggaran

1. Konsep Anggaran Penjualan

Penyusunan konsep anggaran penjualan dapat dikatakan mencakup segala


kegiatan dibidang penjualan. Komponen-komponen pokok konsep Anggaran
penjualan sebagai berikut:

a) Dasar-dasar penyusunan anggaran:

 Menyusun tujuan perusahaan

 Menyusun strategi perusahaan

 Menyusun forecast penjualan.

b) Menyusun Anggaran penjualan:

 Anggaran promosi dan advertensi

 Anggaran biaya-biaya penjualan

 Rencana pemasaran.

Dengan pengertian bahwa forecasting dan kontrol atas penjualan dapat


dilakukan, maka semua kegiatan tersebut disusun rencananya secara terperinci. Dasar-
dasar penyusunan anggaran digunakan sebagai pegangan pokok dalam hal ini
penyusunan anggaran penjualan harus sesuai dengan tujuan umum perusahaan dan
strategi perusahaan.

Anggaran penjualan disusun dengan menggunakan berbagai pendekatan


(approach). Jadi bukannya tanpa pertimbangan sama sekali. Masing-masing cara
pendekatan mempunyai konsekuensi yang berbeda-beda, sehingga perlu di
pertimbangkan, cara pendekatan mana yang paling menguntungkan.

4. Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Penjualan

Menurut M. Nafarin (2007), bahwa anggaran penjualan dipengaruhi oleh beberapa


faktor diantaranya:

a) Faktor Pemasaran
Luas pasar, apakah bersifat lokal, regional, nasional, atau internasional; keadaan
persaingan, apakah bersifat monopoli, oligopoli, atau bebas; keadaan konsumen,
bagaimana selera konsumen apakah konsumen akhir atau konsumen industri.
b) Faktor Keuangan

Kemampuan modal kerja mendukung pencapaian target penjualan yang


dianggarkan, seperti untuk membeli bahan baku, membayar upah, biaya promosi
produk dan lain-lain.

c) Faktor Ekonomis

Meningkatnya penjualan berarti meningkatkan laba (rentabilitas) atau sebaliknya.

d) Faktor Kebijakan Perusahaan

Seperti kebijakan membuat produk dengan kualitas nomor satu sehingga


kesempatan untuk menjual produk nomor dua dan nomor tiga menjadi tertutup

e) Faktor Perkembangan Penduduk

Misalnya peningkatan kelahiran dapat meningkatkan konsumsi susu, pakaian,


mainan dan lain-lain.

f) Faktor Kondisi Politik, Sosial, Budaya, Pertahanan dan Keamanan

g) Faktor Teknis

Apakah kapasitas seperti mesin dan alat mampu memenuhi target penjualan yang
dianggarkan apakah bahan baku dan tenaga kerja mudah dan murah.

h) Faktor Lainnya

Apakah pada musim tertentu anggaran penjualan ditambah, apakah kebijaksanaan


pemerintah tidak berubah sampai lama anggaran yang disusun harus dapat
dipertahankan.

Sedangkan faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran


penjualan yaitu:

1) Faktor-faktor Internal

a. Penjualan tahun-tahun yang lalu

b. Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan masalah penjualan

c. Kapasitas produksi yang dimiliki serta kemungkinan perluasannya

d. Tenaga kerja yang tersedia baik jumlah maupun keahliannya


e. Modal kerja yang dimiliki perusahaan

f. Fasilitas lain yang menunjang

2) Faktor Ekternal

a. Keadaan persaingan di pasar

b. Posisi perusahaan dalam persaingan

c. Tingkat perumbuhan penduduk

d. Elastisitas permintaan terhadap harga barang yang dihasilkan.

e. Kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah yang berpengaruh

5. Periode Anggaran Penjualan


a. Anggaran Penjualan Jangka Panjang (Strategi Sales Plan)
Anggaran penjualan yang waktunya sesuai dengan corporate plan, anggaran
penjualan jangka panjang biasanya dalam jumlah tahunan dan menyangkut
analisis mendalam mengenai potensi pasar di masa mendatang yang dapat
diakibatkan oleh perubahan populasi, keadaan perekonomian dan lain-lain.

b. Anggaran Penjualan Jangka Pendek (Tactical Sales Plan)


Anggaran penjualan yang periodenya biasanya hanya mencangkup satu tahun
atau dua belas bulan, lalu dirinci lagi dalam triwulan atau bulanan.Anggaran
penjualan jangka pendek harus disusun berdasarkan daerah pertanggung
jawaban untuk memudahkan perencanaan dan pengendaliannya.

6. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Menyusun Anggaran Penjualan


a. Rincian jumlah dan jenis produk perusahaan
b. Rincian daerah pemasaran
c. Diskriminasi harga
d. Potongan harga
e. Rincian penjualan bulanan

7. Langkah Dalam Menyusun Anggaran Penjualan


a. Mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi anggaran penjualan.
b. Menetapkan harga jual untuk produk tertentu dan daerah tertentu.
c. Membuat taksiran (ramalan penjualan) tiap jenis produk yang akan dijual dan
penentuan produk yang akan dijual pada daerah tertentu.
d. Memperhitungkan anggaran penjualan.
e. Menyusun anggaran penjualan.

 Forecast Penjualan

1. Faktor-faktor yang memengaruhi pembuatan forecast penjualan:

a. Sifat produk yang kita jual.

b. Metode distribusi yang dipakai (langsung/tidak langsung).

c. Besarnya perusahaan dibanding pesaing-pesaing kita.

d. Tingkat persaingan yang dihadapi.

e. Data historis yang tersedia.

2. Forecast penjualan memengaruhi, bahkan menentukan keputusan dan


kebijaksanaan yang diambil, misalnya:

a. Kebijaksanaan dalam perencanaan produksi

b. Kebijaksanaan persediaan barang jadi

c. Kebijaksanaan penggunaan mesin-mesin

d. Kebijaksanaan tentang investasi dalam aktiva tetap

e. Rencana pembelian bahan mentah dan bahan pembantu

f. Rencana aliran kas

3. Teknik Forecast Penjualan

1) Forecast berdasarkan pendapat(judgementalmethod)

 Pendapat Salesman
 Pendapat Sales Manager

 Pendapat Para Ahli

 Survei Konsumen

2) Forecast berdasarkanperhitunganstatistik(statistical method):

a. Analisis Trend

 Garis trend bebas

 Garis trend metode setengah rata-rata (semi average)

 Garis trend matematis (metodemoment, least square)

b. Analisis Korelasidan Regresi

3) Specific purpose method

 Analisis industri

 Analisis product line

 Analisis penggunaan akhir


BAB 5

ANGGARAN PRODUKSI

1. Pengertian
Anggaran produksi adalah alat untuk merencanakan, mengkoordinasi dan
mengontrol kegiatan produksi.
2. Perencanaan Produksi mencakup masalah :
a. Tingkat produksi
b. Kebutuhan fasilitas-fasilitas produksi
c. Tingkat persediaan barang jadi
Sehubungan dengan rencana penjualan dikaitkan dengan kebijakan tingkat
produksi dan persediaan maka ada beberapa pendekatan dalam menyusun anggaran
produksi:
a. Kebijaksanna yang mengutamakan stabilitas tingkat produksi, dengan tingkat
persediaan barang dibiarkan mengambang.
b. Kebijaksanaan yang mengutamakan pengendalian tingakt persediaan barang,
dengan tingkat produksi dibiarkan mengambang.
c. Kebijaksanaan yang mengutamakan kombinasi dari kedua kebijaksanaan di atas.
3. Tujuan disusunnya anggaran produksi :
a. Menunjang kegiatan penjualan, sehingga barang tersedia.
b. Menjaga tingkat persediaan yang memadai.
c. Mengatur produksi sehingga biaya produksi murah.

Penyusunan anggaran Produksi


Rumus:
Tingkat penjualan( dari anggaran penjualan)………………XX
Tingkat persediaan akhir…………………………………………….XX
───────────────────────────────────────
Jumlah ……………………………………………………………………….XX
Tingkat persediaan awal…………………………………………….XX
───────────────────────────────────────
Tingkat produksi………………………………………………………..XX
Contoh:
Persediaan awal diharapkan 60 unit, penjualan direncanakan 100 unit, persediaan akhir
40 unit.
Barang yang harus diproduksi adalah:
Penjualan 100 unit
Persediaan akhir 40 unit
────── (+)
Kebutuhan 140 unit
Persediaan awal 60 unit
────── (-)
Produksi 80 unit

Sebelum barang diproduksi harus mengetahui lama proses produksi dan jumlah barang
yang harus diproduksi dengan melihat anggaran penjualan.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memproduksi barang:
a. Fasilitas pabrik
b. Fasilitas pergudangan
c. Stabilitas tenaga kerja
d. Stabilitas bahan baku
e. Modal yang digunakan

 Menyusun anggaran produksi:


a. Mengutamakan stabiltias produksi
PT KRISNA
Rencana penjualan
Bulan Tingkat penjualan
januari 1.500 unit
Februari 1.600 unit
maret 1.600 unit
april 1.400 unit
mei 1.200 unit
juni 1.000 unit
juli 700 unit
agustus 600 unit
september 900 unit
oktober 1.100 unit
november 1.200 unit
desember 1.400 unit
Persediaan awal : 2.000 unit
Persediaan akhir : 1.500 unit.
Jawab :
Penjualan 14.200 unit
Persediaan akhir 1.500 unit
──────── (+)
Jumlah 15.700 unit
Persediaan awal 2.000 unit
──────── (-)
Jumlah produksi 13.700 unit

 Pengalokasian perbulan dapat dilakukan :


13.700
a. Produksi perbulan : ───── = 1.141,67 unit kelemahan hasil pecahan
12

b. Dibulatkan ke angka yang mendekati menjadi 1.100 unit maka 13.700 -


(1.100 X 12 ) = 500 unit. Kekurangan 500 akan dibebankan ke Januari,
Februari, Maret, April, Desember karena penjualan bulan ter sebut tinggi:
sehingga kelima bulan tersebut akan mendapat tambahan :
500/5 : 100 unit
Maka:
5 bulan masing-masing (1.100 + 100) unit = 6.000 unit
7 bulan masing-masing 1.100 unit = 7.700 unit
────────
Jumlah 13.700 unit

b. Mengutamakan pengendalian tingkat persediaan


1. Persediaan awal dan akhir diselisihkan di bagi 12:
Persediaan awal 2.000 unit
Persediaan akhir 1.500 unit
─────── (-)
Selisih 500 unit
500/12 = 41,67 unit
2. Kelemahan cara di atas hasil pecahan
Hasil 500/5 = 100 dibebankan ke bulan januari sampai dengan mei
tergantung kebijakan perusahaan.
c. Mengutamakan cara kombinasi kedua hal di atas baik persediaan maupun
produksi berfluktuasi pada batas tertentu.
Kebijakan yang bisa diambil sehubungan dengan data di atas:
- Tingkat produksi tidak boleh berfluktuasi lebih dari 15% di atas atau
dibawah rata-rata bulanan
- Tingkat persediaan tidak boleh lebih dari 1.600 dan tidak boleh kurang dari
separonya persediaan maksimal
- Produksi bulan juli-agustus-september boleh dikurangi 30 % dari tingkat
produksi normal.

 Kebijaksanaan persediaan:
Persediaan harus tepat jumlahnya. Faktor-faktor yang harus diperhatikan:
a. Daya tahan barang disimpan
b. Tersedianaya bahan baku
c. Biaya yang timbul dengan adanya persediaan
d. Modal kerja
e. Resiko yang ada.

Anda mungkin juga menyukai