Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA

PADA USAHA KOPI BUBUK


Maulina1, Muammar Khadafi2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Malikussaleh
maulina.190440039@mhs.unimal.ac.id, khaddafi@unimal.ac.id

ABSTRACK
This study aims to determine the Cost Volume Profit Analysis as a Profit Planning Tool in
Powder Coffee Business, Rejang Lebong Regency. This research type is academic research
and descriptive research. While the data collection method is by means of the interview
method, observation method, survey method and documentation method. Based on the
calculations that have been made on the data of the Coffee Powder Business in Rejang
Lebong Regency, it can be concluded that the break-even point for 2019 is 789 Kg. Based on
the calculation of profit planning, it is known that the maximum profit that can be obtained
for 2019 is IDR 108,794,161. . Based on the profit margin calculation, the percentage of sales
margin of safety is 99%.
Keywords : Profit Volume Cost, Profit Planning

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Analisis Biaya Volume Laba Sebagai Alat
Perencanaan Laba Pada Usaha Kopi Bubuk. Jenis penelitian ini yaitu penelitian akademik
dan penelitian deskriptif. Sedangkan metode pengumpulan data yaitu dengan metode
wawancara, metode observasi, metode survey dan metode dokumentasi. Berdasarkan
perhitungan dan analisis yang telah dilakukan atas dapat disimpulkan bahwa titik impas
Usaha Kopi Bubuk untuk tahun 2019 adalah sebanyak 789 Kg.. Berdasarkan perhitungan
perencanaan laba diketahui bahwa laba yang dapat diperoleh secara maksimal untuk tahun
2019 sebesar dengan laba rugi Rp 108.794.161. Berdasarkan perhitungan Margin
Keuntungan maka presentase margin of safety penjualan sebesar 99%.
Kata kunci : Biaya Volume Laba, Perencanaan Laba
A. Pendahuluan
Perusahaan memainkan peran penting dalam perekonomian kita. Keberhasilan atau
kegagalan bisnis dapat dilihat dari kemampuan mereka untuk melihat kemungkinan dan
peluang di masa depan dan membuat keputusan yang bijak berdasarkan informasi tersebut.
Tujuan suatu perusahaan dalam perekonomian yang semakin berkembang adalah untuk
memperoleh keuntungan yang lebih besar sejalan dengan pertumbuhannya. Untuk melakukan
ini, perusahaan perlu merencanakan dan menggunakan sumber daya mereka dengan cara
yang paling efektif untuk mencapai tujuan mereka.
Beberapa hal yang dapat membantu perencanaan laba antara lain volume penjualan,
hasil penjualan, biaya produksi, dan biaya operasional perusahaan. Jika perusahaan atau
ekonomi berubah, analisis perlu dilakukan untuk memastikan laba direalisasikan dengan
menggunakan metode yang direncanakan. Dalam hal ini, analisis biaya volume laba dapat
digunakan untuk membantu memastikan bahwa jumlah penjualan yang diharapkan tercapai.
Citra perusahaan penting karena mempengaruhi besarnya keuntungan yang diperoleh
perusahaan. Laba diukur dengan selisih antara pendapatan dan semua biaya yang dikeluarkan
selama periode akuntansi. Untuk memastikan perusahaan menghasilkan keuntungan
sebanyak mungkin, tim manajemen harus menggunakan keterampilan manajemen mereka
untuk merencanakan dan melaksanakan strategi, kebijakan, dan anggaran. Manajer keuangan
bertanggung jawab untuk menjalankan fungsi manajemen ini dan membantu tim manajemen
mewujudkan dan mengarahkan sumber daya untuk mencapai tujuan keuangan mereka.
Volume penjualan yang besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut berjalan
dengan baik secara finansial, karena laba meningkat seiring dengan volume penjualan. Ini
berarti bahwa perusahaan melakukan pekerjaan dengan baik dan kemungkinan akan terus
melakukannya.
Bisnis Kopi Bubuk menjual kopi bubuk. Mereka menghasilkan uang berdasarkan
berapa banyak yang mereka jual, bukan berapa banyak yang mereka habiskan. Untuk
memastikan mereka menghasilkan uang sebanyak mungkin, Bisnis Kopi Bubuk
menggunakan analisis biaya-volume-laba (CVP). Ini memberi tahu mereka berapa banyak
yang harus dikeluarkan dan berapa banyak yang harus diterima, untuk menghasilkan uang
paling banyak. Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan tersebut maka penulis merasa
tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Biaya Volume Laba sebagai Alat
Perencanaan Laba pada Usaha Kopi Bubuk.”
B. Tinjauan Pustaka
1. Biaya
a. Pengertian Biaya
Biaya sesuatu adalah apa yang Anda bayar untuk itu. Ini mewakili jumlah uang yang
Anda keluarkan untuk membeli sesuatu atau untuk mendapatkan layanan. Terkadang, biaya
sesuatu dapat membantu perusahaan menghasilkan uang di masa sekarang atau masa depan.
Jenis-jenis biaya adalah
 Biaya tetap adalah biaya yang tetap sama apakah jumlah produk atau jasa yang
dihasilkan bertambah atau berkurang.
 Biaya variabel (variable cost) yaitu biaya yang secara total meningkat seiring
dengan peningkatan output kegiatan dan secara total menurun seiring dengan
penurunan output kegiatan

2. Penggolongan Biaya
Biaya dapat digolongkan berdasarkan:
a. Objek pengeluaran
Berdasarkan objek pengeluaran, yang menjadi dasar dalam penggolongan biaya
adalah nama objek pengeluaran.
b. Fungsi pokok dalam perusahaan Berdasarkan fungsi pokokdalam perusahaan,biaya
digolongkan berdasarkan fungsi pokoknya

3. Hubungan biaya dengan yang dibiayai.


Sehubungan dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua
golongan yaitu direct cost (biaya langsung) dan indirect cost (biaya tidak langsung)

4. Perilaku Biaya
Klasifikasi biaya berdasarkan pola perilaku biaya dapat digolongkan menjadi:
 Biaya variabel adalah biaya yang berubah sebanding dengan perubahan jumlah
aktivitas atau produksi. Namun, ketika melihatnya berdasarkan per unit, biaya ini
tetap.
 Biaya tetap adalah biaya yang tetap sama tidak peduli berapa banyak aktivitas atau
produksi berlangsung. Tetapi jika Anda melihatnya berdasarkan per unit, biayanya
sedikit berubah.
 Biaya campuran adalah biaya yang memiliki biaya tetap dan biaya variabel. Biaya
ini bisa membingungkan, karena terkadang berperilaku seperti biaya tetap atau
biaya variabel. Namun, mereka benar-benar hanya biaya semi-variabel.

b. Pengertian Volume Penjualan


Volume penjualan pada laporan laba rugi perusahaan adalah berapa banyak uang yang
dihasilkan perusahaan dari penjualan produk. Volume penjualan adalah cara untuk
mengetahui berapa banyak barang yang telah dibeli orang.

1. Laba
a. Pengertian Laba
Pengertian laba adalah kelebihan penjualan atas total biaya yang dikeluarkan dalam
memproduksi barang / jasa. Laba adalah aliran masuk atau kenaikan aktiva suatu badan usaha
selama satu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa
atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha. Laba dapat dibedakan
atas:
 Laba operasi / laba kotor (Earning Before Interest and Tax - EBIT) adalah pendapatan
operasi untuk satu periode akuntansi setelah dikurangi seluruh komponen biaya
operasi. Rumus Laba operasi adalah :
Laba operasi = Pendapatan – Total Biaya

 Laba Bersih / Earning After Tax (EAT) adalah laba operasi ditambah pendapatan non
operasi (seperti pendapatan bunga) dikurangi biaya non operasi (seperti biaya bunga)
dikurangi pajak penghasilan. Rumus Laba bersih adalah :
Laba bersih = Pendapatan – Total Biaya – Pajak

b. Analisis Biaya-Volume-Laba
Analisis biaya volume keuntungan adalah cara untuk mengetahui bagaimana
keputusan yang berbeda tentang bagaimana menjalankan bisnis mempengaruhi keuntungan.
Ini memperhitungkan hal-hal seperti berapa biaya untuk memproduksi sesuatu, berapa biaya
untuk menjalankan bisnis, dan berapa harga jual per unit.
Untuk mendapatkan keuntungan yang baik, penting untuk memahami berapa biaya
untuk memproduksi suatu produk dan berapa banyak yang terjual. Analisis biaya volume laba
membantu melakukan hal itu.

c. Asumsi-asumsi analisis biaya volume laba


Asumsi-asumsi yang mendasari dalam melakukan analisis biaya volume laba adalah:
 Harga jual produk yang konstan dalam cakupan yang relevan.
 Biaya bersifat linier dalam retang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara
akurat menjadi unsur biaya tetap dan biaya variabel.
 Dalam perusahaan dengan multi produk, bauran penjualan tidak berubah.
 Jumlah persediaan tidak berubah artinya jumlah unit yang diproduksi sama dengan
jumlah unit yang dijual.
Dengan demikian terdapat beberapa keistimewaan dari analisis biaya volume laba,
diantaranya adalah:
 Memperluas penggunaan informasi yang telah diberikan oleh analisis BEP-break even
point (titik impas).
 Memberikan informasi yang lebih lengkap tentang margin of safety, degree of
leverage, contribution margin dan shut down point.
 Membuat dan memberikan kalkulasi perencanaan laba dan pengambilan keputusan
dari suatu perusahaan menjadi lebih akurat.
 Menentukan volume penjualan yang harus dicapai untuk mencapai target laba
tertentu, dapat juga digunakan untuk menentukan kombinasi penjualan dari setiap
jenis produk yang diporduksi guna mencapai target yang telah ditetapkan.
 Menentukan besarnya biaya variabel dan biaya tetap pada perusahaan dalam
hubungannya dengan jumlah produk yang harus diproduksi dan dijual untuk mencapai
laba yang telah ditargetkan.
 Digunakan sebagai dasar dalam merencanakan kegiatan operasional, membantu
pengendalian anggaran, meningkatkan serta menyeimbangkan penjualan, menganalisa
dampak perubahan volume produksi dan penjualan, merundingkan gaji maupun upah
karyawan, mengendalikan aktivitas berjalan, dan sebagai bahan pertimbangan dalam
menentukan dan menganalisa harga jual.
 Analisis ini sangat mudah diaplikasikan guna menetapkan besarnya laba khususnya
bagi perusahaan baru yang relatif masih sederhana dan baru berkembang.
d. Basis Analisis Biaya Volume Laba
Laporan laba rugi yang disusun dengan konsep harga pokok variabel merupakan basis
analisis biaya volume laba. Sehingga laporan ini disebut juga laporan laba/rugi kontribusi.

e. Kegunaan Analisis Biaya-Volume- Laba


Analisis biaya volume laba adalah cara untuk mengetahui berapa biaya yang harus
dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan laba. Informasi ini dapat berguna saat membuat
rencana bisnis atau saat perusahaan masih beroperasi.
Analisis biaya-volume-laba ini dapat digunakan untuk mengetahui berapa banyak
uang yang dihasilkan, berapa banyak yang dibelanjakan, dan seberapa menguntungkan suatu
aktivitas.
Untuk bertahan dalam bisnis, perusahaan perlu melakukan penjualan. Jika penjualan
jatuh di bawah tingkat tertentu, perusahaan mungkin menderita kerugian. Untuk mengetahui
seberapa jauh penjualan harus turun untuk menghindari hal ini, kami menggunakan rumus
yang disebut "persentase kerugian"." Ini memberitahu kita berapa banyak pendapatan total
perusahaan (pendapatan) hilang setiap tahun sebagai akibat penjualan jatuh di bawah tingkat
tertentu.

f. Perencanaan Laba
Perencanaan laba adalah cara untuk memastikan bahwa perusahaan Anda
menghasilkan uang, dan Anda dapat mencapai tujuan Anda. Laba itu penting karena memberi
tahu Anda apakah perusahaan Anda berjalan dengan baik dan apakah Anda menghasilkan
uang yang berharga. Perencanaan membantu Anda memilih cara terbaik untuk melakukan
sesuatu, berdasarkan apa yang terbaik untuk perusahaan Anda. Untuk mencapai laba yang
besar (dalam perencanaan dan realisasi) manajemen dapat melakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
 Menjaga harga jual dan volume penjualan tetap sama membantu menjaga biaya
produksi dan biaya operasi tetap rendah.
 Untuk mengetahui harga jual, kita perlu mengetahui berapa keuntungan yang kita
inginkan.
 Volume penjualan lebih besar ketika Anda melakukan sesuatu untuk memudahkan
orang membeli.
g. Manfaat Perencanaan Laba
Perencanaan laba memiliki manfaat bagi perusahaan yaitu:
 Memberikan pendekatan yang terarah dalam pemecahan permasalahan keuangan
perusahaan;
 Manajemen di perusahaan ini harus meninjau masalah keuangan mereka sebelum
mengambil keputusan yang dapat mempengaruhi keuntungan mereka. Ini adalah
kebiasaan yang baik untuk dilakukan di semua bisnis, sehingga masalah dapat
diketahui dan diperbaiki lebih awal.
 Menciptakan suasana perusahaan yang mengarah pada pencapaian laba
 Tugas seorang manajer perusahaan adalah membantu mengoordinasikan rencana dan
operasi berbagai bagian perusahaan sehingga manajemen dapat mengambil keputusan
dengan cepat dan dengan informasi terbaik.

h. Faktor-faktor perencanaan laba


Perencanaan laba, manajemen sebaiknya mempertimbangkan faktor-faktor berikut :
 Laba atau rugi yang diakibatkan dari volume penjualan tertentu;
 Penjualan yang diperlukan untuk menutup semua biaya dan menghasilkan laba yang
mencukupi untuk membayar dividen serta menyediakan kebutuhan bisnis masa
depan;
 Titik impas;
 Penjualan yang dicapai dengan kapasitas operasi sekarang;
 Tingkat pengembalian atas modal yang digunakan.

i. Model perencanaan dalam identifikasi atau analisis perencanaan laba


Mengidentifikasi atau menganalisis perencanaan laba ada beberapa model
perencanaan yang digunakan yaitu:
a. Gross Profit Analysis (Analisis Laba kotor)
Analisis ini menggunakan data penjualan, biaya variabel (harga pokok produksi), dan
laba kotor.
b. Linier Programming
Linier Programming (LP) digunakan untuk merencanakan prediksi kombinasi input
biaya yang paling optimal untuk menghasilkan suatu atau beberapa produk atau output.
c. Delphi Forecasting
System Delphi ini hampir sama dengan metode expert system. Di sini metode expert
system disempurnakan dengan menggunakan metode diskusi antara para ahli, di debat, dan
akhirnya sampai pada kesimpulan terbaik yang merupakan konsessus para ahli.
d. Time Series Forecasting (tren)
Di sini prestasi yang lalu digambarkan secara berseri kemudian dari gambar ini dicari
garis tren yang terbaik kemudian dari kecenderungan garis itu dilihat angka masa depan
sebagai angka ramalan. Teknik analisis time series dapat dipakai untuk membuat tren ini.
e. Break Even Analisys
Model yang sering digunakan dalam menganalisis keuangan adalah teknik break even
analysis atau cost-volume- profit analisys.
f. Just In Time (JIT)
Upaya untuk meningkatkan produktivitas dan menekan pemborosan serta
ketidakefisienan lainnya terus dilakukan para ahli. Salah satu penemuan besar yang baru-baru
ini diperkenalkan adalah model JIT.
g. Economic Order Quantity (EOQ)
Model ini dapat memberikan angka berapa order pembelian sehingga kita
mendapatkan biaya yang optimal.
h. Pemanfaatan Analisis Biaya Volume Laba untuk Perencanaan Laba
Analisis biaya volume keuntungan dapat membantu Anda mengetahui berapa banyak
penjualan yang dibutuhkan untuk menghasilkan keuntungan.
Berikut ini adalah metode perhitungan yang berhubungan dengan analisis biaya-
volume-laba sebagai alat perencanaan laba :
 Taksiran penjualan merupakan perkiraan penjualan yang akan terjadi dimasa yang
akan datang dalam rangka menghadapi adanya ketidakpastian. Ada 3 (tiga) cara yang
dapat digunakan dalam usaha meramalkan tingkat penjualan yaitu :
1) Berdasarkan pendapat, berupa :
a) Pendapat salesman
b) Pendapat sales manajer
c) Pendapat para ahli
d) Survey konsumen
2) Berdasarkan perhitungan statistik, berupa :
a) Analisis trend
b) Analisis korelasi

3) Metode khusus, berupa :


a) Analisis industri
b) Analisis product line
c) Analisis penggunaan akhir

 Perilaku biaya mengambarkan reaksi atau respon suatu biaya jika terjadi perubahan
pada tingkat aktivitas perusahaan.
 Alokasi biaya, dengan diproduksinya lebih dari satu produk maka perusahaan akan
menghadapi masalah dalam alokasi biaya, karena setiap produk yang dihasilkan akan
memiliki harga jual yang berbeda.
 Perencanaan harga jual produk, harga beli bahan baku dan bahan penolong lainnya
serta tingkat upah tenaga kerja.
 Analisis Break Even Point (Titik Impas). Suatu perusahaan dapat dikatakan mencapai
titik impas (break even) apabila laba sama dengan nol atau ruginya sama dengan nol.
 Marjin Kontribusi (Contribution Margin)) adalah jumlah yang tersedia untuk dijual
dikurangi biaya variable (Variabel cost). Hasilnya akan digunakan untuk menutup
biaya tetap dan laba untuk periode tersebut.
 Batas Keamanan (Margin of Safety) Analisis margin of safety adalah analisis yang
akan menunjukkan seberapa banyak penjualan boleh turun dari jumlah penjualan
tertentu sehingga perusahaan belum akan menderita kerugian atau masih dalam
keadaan titik impas (Break Even).
Margin of safety adalah angka yang mengambarkan besarnya penjualan yang
direncanakan (budgeted sales) dengan penjualan pada titik impas (break even). Margin of
safety (batas keamanan) merupakan hubungan antara hasil penjualan pada tingkat titik impas
dengan hasil penjualan yang dianggarkan. Selanjutnya diperoleh informasi tentang sejauh
mana toleransi penurunan volume penjualan yang mengakibatkan perusahaan belum akan
mengalami rugi. Pengamanan penjualan dapat juga dinyatakan dalam rupiah atau dalam
bentuk presentase. Presentase ini dicari dengan membagi margin pengamanan penjualan
dengan jumlah rupiah penjualan
 Degree of Operating Leverage
Bagi manajer, leverage menjelaskan bagaimana dengan kenaikan aktiva yang sedikit
dapat mencapai kenaikan laba besar (dinyatakan dalam presentase). operating leverage adalah
salah satu bentuk leverage yang dapat digunakan manajer untuk hal tersebut. semakin tinggi
seiring dengan Operating leverage merupakan gambaran besarnya penggunaan fix cost (biaya
tetap) oleh suatu perusahaan. Operating leverage akan meningkatnya fix cost (biaya tetap).
Sehingga semakin tinggi.

C. Metodologi Penelitian
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan bidang adalah:
a. Penelitian akademik yaitu penelitian yang dilakukan oleh para mahasiswa dalam membuat
skripsi, tesis, disertasi.
b. Penelitian profesional yaitu penelitian yang dilakukan oleh orang yang berprofesi sebagai
peneliti (termasuk dosen).
c. Penelitian institusioanal yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang
dapat digunakan untuk mengembangkan lembaga.

2. Jenis penelitian berdasarkan tujuan adalah:


a. Penelitian murni adalah penelitian yang bertujuan menemukan pengetahuan baru yang
sebelumnya belum pernah diketahui
b. Penelitian terapan adalah penelitian dengan tujuan untuk memecahkan masalah-masalah
kehidupan praktis.

3. Jenis penelitian berdasarkan metode yaitu:


a. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel
mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau
penghubungan dengan variabe lain.
b. Penelitian komparatif yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan.
c. Penelitian asosiatif atau gabungan yaitu penelitian untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel atau lebih dengan penelitian ini maka dapat digabungkan suatu teori yang dapat
berfungsi guna untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu gejala.
Berdasarkan penjelasan jenis-jenis yang sudah diuraikan di atas maka jenis penelitian
yang digunakan adalah penelitian akademik dan penelitian deskriptif.

b. Data yang Diperlukan


Jenis data terbagi menjadi tiga 3 (tiga) yaitu sebagai berikut:
1. Jenis data kuantitatif dan kualitatif
a. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan angka-angka atau data yang diukur
dalam suatu skala numerik.
b. Data kualitatif adalah data yang berupa kategori, sifat atas ciri khas tertentu.

2. Jenis data menurut sumbernya


a. Data primer yaitu data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok fokus
dan panel, dan wawancara dengan narasumber.
b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen berupa catatan, laporan
keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, artikel jurnal, buku sebagai teori, dan
lain sebagainya.
Penelitian ini mengunakan data berupa Data kuantitatif yang bersumber dari Data
Primer dan Data Sekunder.

c. Metode Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan peneliti untuk
mengungkap atau menjaring informasi yang sesuai lingkup penelitian. Berikut metode
pengumpulan data untuk penelitian terdiri dari :
1. Metode wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan secara bebas baik terstruktur maupun maupun tidak terstruktur dengan
tujuan untuk memperoleh informasi secara luas mengenai obyek penelitian.
2. Metode observasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara mengamati
langsung kegiatan yang dilaksanakan perusahaan
3. Metode kuesioner atau angket adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan
daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden untuk dijawab dengan memberikan
angket.
4. Metode eksperimen adalah penelitian yang berusaha memanipulasi satu atau lebih variabel
kuasal, kemudian mengukur efek manipulasi tersebut terhadap satu atau lebih variabel
dependen.
5. Metode survey adalah metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung
berhubungan dengan obyek penelitian.
6. Dokumentasi adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan, pemilihan, dan juga
penyimpanan informasi dalam bidang pengetahuan, yang memberikan atau mengumpulkan
bukti terkait keterangan, seperti kutipan, gambar, sobekan koran, dan bahan referensi lainnya.
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa wawancara, observasi,
survey dan dokumentasi.

d. Analisis Data dan Teknik Analisis


Beberapa analisis data yang sering digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Kualitatif adalah analisis data yang berbentuk kata-kata bukan angka.
2. Kuantitatif adalah analisis yang berbentuk angka atau bilangan, sesuai dengan bentuknya
dapat diperoleh atau dianalisis dengan menggunakan perhitungan matematika atau statistik.
3. Gabungan adalah analisis yang digunakan dengan cara menggabungkan antara analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif.
Sedangkan teknik analisis data terbagi dua, yaitu:
a. Teknik Analisis Data Statistika
Teknik analisis data statistika adalah teknik bagaimana cara mengumpulkan data atau
fakta, mengolah, menyajikan, menganalisa, penarikan kesimpulan serta pembuatan keputusan
yang cukup beralasan berdasarkan fakta dan penganalisaan yang dilakukan.

b. Teknis Analisis Data Deskriptif


Teknik analisis data deskriptif merupakan teknik analisis yang dipakai untuk
menganalisis atau menggambarkan data- data yang sudah.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasil Penelitian
Kopi bubuk memiliki sistem pemasaran seperti usaha lainnya yaitu dengan
mendistribusikan produknya ke warung, pasar dan agen yang ada dan ada juga konsumen
yang datang langsung ke pabrik. Volume penjualan dan Harga Jual Kopi Bubuk pada Usaha
Kopi Bubuk tahun 2019 adalah sebagai berikut:
Tabel 1 Jumlah Penerimaan pada Usaha Kopi Bubuk Tahun 2019

Taksiran Penjualan Kopi Bubuk pada Usaha Kopi Bubuk tahun 2019 adalah sebagai
berikut :
Tabel 2 Taksiran Penjualan, Harga Jual dan Penerimaan pada Usaha Kopi Bubuk Tahun 2019

Data Taksiran penjualan usaha kopi bubuk pada tahun 2019 sebanyak 14.460 Kg
dengan harga Jual Rp 42.420/Kg agar bisa mendapatkan taksiran penerimaan sebesar Rp
613.393.200,00. Harga jual tersebut didapatkan dari rata-rata harga jual dengan
menjumlahkan seluruh harga jual tiap bulan dan dibagi 12 bulan. Sedangkan untuk taksiran
penerimaan didapatkan dengan mengkalikan jumlah taksiran penjualan dengan taksiran harga
jual tahun 2019.
1. Menentukan Taksiran Penjualan Tahun 2019
Taksiran Penjualan merupakan dasar dari rencana kegiatan yang akan dilakukan
perusahaan. Adapun taksiran penjualan untuk jenis produk kopi adalah sebagai berikut:
Tabel 3 Taksiran Penjualan Kopi Bubuk Tahun 2019

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa taksiran penjualan untuk produk Kopi sebesar
14.460 kg.

2. Pemisahan Biaya
Untuk menghitung titik impas dengan analisis biaya-volume-laba, perlu diketahui
biaya tetap dan biaya variabel per unit. Dalam prakteknya sebuah perusahaan mempunyai
biaya semivariabel yang mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel. Biaya ini perlu
dipisahkan menjadi unsur biaya tetap dan biaya variabel.

3. Komponen Biaya
a. Biaya Variabel
Biaya-biaya yang termasuk biaya variabel pada Kopi Bubuk meliputi biaya-biaya
sebagai berikut:
1) Biaya Bahan Baku tahun 2019 adalah sebanyak Rp. 360.101.602,-
2) Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 50.400.000,-
Biaya semivariabel yang bersifat variabel yaitu biaya semivariabel yang telah
dipisahkan menjadi biaya variabel yang meliputi : biaya listrik dan air, beserta biaya
administrasi dan umum. Besarnya biaya semivariabel yang bersifat variabel tersebut sebesar
Rp 4.700.000,00
b. Biaya Tetap
Biaya-biaya yang termasuk biaya tetap pada Usaha Kopi Bubuk yaitu meliputi :
1) Biaya Penyusutan aktiva tetap
2) Biaya tenaga kerja tidak langsung
3) Biaya Semivariabel yang bersifat variabel yang telah dipisahkan menjadi biaya tetap
c. Pengalokasian Biaya
Manajemen biasanya ingin mengetahui besarnya kontribusi produk yang
dihasilkannya, apakah produk tersebut menguntungkan atau produk tersebut perlu didorong
pemasarannya. Artinya bahwa perusahaan perlu mengetahui seteliti mungkin bagian dari
seluruh biaya yang dibebankan kepada produk yang dihasilkan.

2. Pembahasan
Usaha Kopi Bubuk menggunakan analisis biaya volume laba sebagai dasar untuk
perencanaan laba. Perencanaan laba yang akan datang dilakukan dengan memperhatikan
volume penjualan. Hal ini disebabkan sudah terdapat usaha-usaha kopi bubuk sebagai
pesaing. Untuk menghadapi para pesaing maka harus dipersiapkan strategi dalam bersaing.
Salah satu strategi yang bisa dilakukan adalah dengan cara selalu berinovasi dalam
pengembangan produk, menekan biaya dan menentukan harga jual yang mampu bersaing.
Maka dari itu diperlukan suatu perencanaan laba yang baik sehingga faktor-faktor yang
terkait dengan perencanaan laba seperti volume penjualan, harga jual produk dan biaya-biaya
bisa direncanakan secara teliti dan terkoordinir.
Usaha Kopi Bubuk menggunakan analisis biaya volume laba sebagai dasar untuk
menentukan besarnya laba pada perusahaan karena analisis ini memiliki keistimewaan
sebagai berikut :
1. Analisis biaya volume laba dapat menentukan volume penjualan yang harus dicapai dan
kombinasi penjualan dari setiap jenis produk yang diproduksi untuk mencapai target laba
yang telah ditetapkan.
2. Analisis biaya volume laba dapat menentukan besarnya biaya variabel dan biaya tetap serta
hubungannya dengan jumlah produk yang harus diproduksi dan dijual untuk mencapai laba
yang ditargetkan.
3. Analisis biaya volume laba dapat mempermudah Usaha Kopi Bubuk didalam menentukan
besarnya laba yang diharapkan pada Tahun 2019 dan tahun-tahun berikutnya.
Dengan menggunakan analisis biaya volume laba Usaha Kopi Bubuk diharapkan
dapat :
1. Membuat usahanya lebih maju dan berkembang dan selalu memperoleh keuntungan (laba)
yang optimal,
2. Mampu menjaga ketersediaan jumlah bahan baku agar Usaha Kopi Bubuk tidak
mengalami hambatan dalam proses berproduksi.
Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan besarnya laba yang direncanakan.
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis data yang telah dilakukan maka didapat beberapa
estimasi yang harus diperhatikan agar laba yang seharusnya diperoleh bisa terealisasi. Faktor-
faktor estimasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Harga pokok penjualan sebesar Rp 444.062.365 dan juga diperoleh hasil perhitungan laba
sebelum pajak sebesar Rp 138.287.570. Menggunakan laba sebelum pajak karena perusahaan
dikenakan pajak apabila memiliki keuntungan. Usaha Kopi Bubuk tidak mengalami
kerugian, karena dari hasil analisis data yang telah dilakukan diperoleh laba sebelum pajak
sebesar Rp 138.287.570. Jadi, untuk bisa memperoleh tingkat laba sebesar Rp 138.287.570,
maka Usaha Kopi Bubuk harus memperhatikan dan melakukan tindakan sesuai dengan
estimasi (perencanaan) dari volume penjualan, harga jual produk dan biaya- biaya yang
dikeluarkan. Volume total taksiran penjualan produk kopi bubuk adalah sebesar 14.460
dengan harga jual Rp 42.420 /kg. Biaya Bahan Baku adalah Rp 377.350.000. biaya variabel
adalah Rp 55.100.000 dan biaya tetap adalah Rp 113.782.915.

2. Titik impas/BEP untuk penjualan kopi bubuk adalah sebesar 789 kg dan Laba Rp
108.794.161.
Jadi, jika perusahaan menginginkan Laba sebesar Rp 108.794.161 maka perusahaan
harus mencapai titik impas produk sebesar 789 kg.

3. Marjin kontribusi penjualan kopi bubuk adalah Rp. 169.330.835. Jadi, selisih antara
penjualan dan biaya variabel untuk tahun 2019 pada Usaha Kopi Bubuk sebesar Rp
169.330.835. Selisih ini dapat digunakan untuk menutup biaya secara keseluruhan dan
sisanya merupakan laba.

4. Margin of Safety penjualan kopi bubuk adalah 99% ini berarti bahwa jika penjualan nyata
berkurang atau menyimpang lebih besar dari 99% (dari penjualan yang direncanakan) maka
perusahaan akan menderita kerugian.

5. Degree of operating leverage adalah ukuran persentase perrubahan volume penjualan yang
akan mempengaruhi laba. Karena operating leverage Usaha Kopi Bubuk adalah sebesar 1,22
atau 12,2% yang berarti setiap 1% kenaikan pendapatan penjualan akan mengakibatkan
kenaikan laba bersih sebesar 12,2%.
E. Kesimpulan Dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data mengenai analisis biaya volume laba
pada Usaha Kopi Bubuk dapat disimpulkan sebagai berikut:
 Usaha Kopi Bubuk dapat menggunakan analisis biaya volume laba (cost volume
profit analysis) sebagai dasar untuk menentukan besarnya laba.
 Dari hasil perhitungan dan analisis data dari Usaha Kopi Bubuk maka didapat
kesimpulan yang harus diperhatikan dan dilakukan oleh perusahaan Usaha Kopi
Bubuk agar laba yang seharusnya diperoleh bisa terealisasi yaitu Harga jual yang
ditetapkan Rp 42.420/Kg, dengan volume penjualan sebesar 14.460 kg. sedangkan
jumlah minimum yang harus terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian adalah
sebanyak 789 Kg dengan laba rugi Rp 108.794.161. jumlah Biaya Variabel selain
Biaya Bahan Baku sebesar Rp 3.810/Kg. Biaya Tetap selain Biaya Bahan Baku yang
dikeluarkan sebesar Rp 7.869/kg untuk penjualan produk kopi bubuk.
 Perencanaan Laba yang dilakukan menentukan Taksiran Penjualan setiap bulan dan
total taksiran penjualan tahun 2019 sebesar 14.460 kg. Marjin kontribusi adalah Rp
169.330.835. Margin of Safety adalah 99%, ini berarti bahwa jika penjualan
sebenarnya berkurang atau menyimpang lebih besar dari 99% (dari penjualan yang
direncanakan) maka perusahaan akan menderita kerugian. Degree of operating
leverage merupakan ukuran, pada tingkat penjualan tertentu, berapa persen perubahan
volume penjualan akan mempengaruhi keuntungan.
 Degree of operating leverage Usaha Kopi Bubuk tahun 2019 adalah sebesar 1,22 atau
12,2% yang berarti setiap 1% kenaikan pendapatan penjualan akan mengakibatkan
12,2% kenaikan laba bersih.

2. Saran
Berdasarkan penelitian dan analisis data, maka dapat diajukan beberapa saran yang
berkaitan dengan hasil penelitian ini, diantaranya:
 Usaha Kopi Bubuk dapat menggunakan Analisis Biaya Volume Laba Sebagai alat
bantu perencanaan laba dan target penjualan (Unit dan Rupiah) setiap tahunnya.
Sehingga perusahaan dapat mengambil keputusan yang tepat dan melihat titik
kelemahan yang ada untuk lebih baik kedepannya.
 Analisis Biaya Volume Laba dapat menjadi tolak ukur penerimaan laba perusahaan
dari tahun ke tahun. Yaitu dengan cara membandingkan penerimaan laba setiap
tahunnya.
 Usaha Kopi Bubuk harus memperhatikan peningkatan taksiran penjualan untuk
mendapatkan laba yang maksimal, yaitu dengan meningkatkan jumlah penjualan
setiap periodenya agar jumlah penerimaan semakin besar dan jumlah laba yang
didapatkan akan semakin besar.
 Penerapan analisis biaya volum laba tersebut hendaknya disertai dengan pemahaman
yang baik mengenai pemisahan biaya tetap dan biaya variabel yang selama ini
dilakukan oleh perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
K. Krismiaji and Y. A. Aryani, “The impact of enterprise resource planning and audit
committee on accounting information quality,” J. Akunt. Audit. Indones., vol. 18, no.
1, pp. 65–74, 2014.
D. H. dan E. W. Baldric, Bambang, Akuntansi Biaya, Edisi Kedu. Jakarta: Salemba Empat,
2015.
Samryn, Akuntansi Manajemen, Edisi Pert. Jakarta: Kencana Prenada Media Groub, 2012.
Mulyadi, Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Angkasa, 2014.
I. Swastha, Basu, Manajemen Pemasaran Modern. 2014.
Mulyadi, Akuntansi Biaya, Edisi Keli. Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2013.
G. Blocher, David, Manajemen Biaya: Penekanan Strategis, Edisi Keli. Jakarta: Salemba
Empat, 2012.
Baridwan, Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat, 2016.
Rudianto, “Akuntansi Manajemen Informasi untuk Pengambilan Keputusan Manajemen,”
Akuntansi Manajemen Informasi untuk Pengambilan Keputusan Manajemen. p. 278,
2013.
D. W. M. SAPUTRI, … , GROWTH, PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP
PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PADA
PERUSAHAAN …. 2018.
Bustami and Nurlela, “Harga Pokok Produksi,” Harga Pokok Produksi, vol. 1, p. 49, 2013.
W. K. Carter, Akuntansi Biaya Cost Accounting. Jakarta: Salemba Empat, 2012.
R. Gayle, Akuntansi Biaya Dengan Menggunakan Pendekatan Manajemen Biaya. Jakarta:
Erlangga, 2014.
Kaswadi, Manajemen Laba. Jakarta: Salemba Empat, 2012.
Y. Hariyanti, “Analisis Biaya-Volume- Laba (Cost-Volume-Profit Analysis) Sebagai Alat
Perencanaan Laba,” Skripsi, Univ. Jember, 2011.
R. B. Samahati, “Analisis Biaya, Volume, Laba Sebagai Alat Bantu Perencanaan Laba Pada
Hotel Sedona Manado,” J. EMBA J. Ris. Ekon. Manajemen, Bisnis dan Akunt., vol.
1, no. 3, 2013.
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta, 2012.

Anda mungkin juga menyukai