2 Desember 2021
p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X
ABSTRACK
This study aims to determine the Cost Volume Profit Analysis as a Profit Planning Tool in
Cap Angsa Powder Coffee Business, Rejang Lebong Regency. This research type is academic
research and descriptive research. While the data collection method is by means of the interview
method, observation method, survey method and documentation method. Based on the calculations
that have been made on the data of the Cap Angsa Coffee Powder Business in Rejang Lebong
Regency, it can be concluded that the break-even point for 2019 is 789 Kg. Based on the
calculation of profit planning, it is known that the maximum profit that can be obtained for 2019 is
IDR 108,794,161. . Based on the profit margin calculation, the percentage of sales margin of
safety is 99%.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Analisis Biaya Volume Laba Sebagai Alat
Perencanaan Laba Pada Usaha Kopi Bubuk Cap Angsa Kabupaten Rejang Lebong. Jenis
penelitian ini yaitu penelitian akademik dan penelitian deskriptif. Sedangkan metode pengumpulan
data yaitu dengan metode wawancara, metode observasi, metode survey dan metode dokumentasi.
Berdasarkan perhitungan dan analisis yang telah dilakukan atas dapat disimpulkan bahwa titik
impas Usaha Kopi Bubuk Cap Angsa Kabupaten Rejang Lebong untuk tahun 2019 adalah
sebanyak 789 Kg.. Berdasarkan perhitungan perencanaan laba diketahui bahwa laba yang dapat
diperoleh secara maksimal untuk tahun 2019 sebesar dengan laba rugi Rp 108.794.161.
Berdasarkan perhitungan Margin Keuntungan maka presentase margin of safety penjualan sebesar
99%.
a. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang tertentu memperlihatkan karakteristik
jumlahnya tetap sama seiring dengan biaya tetap maupun biaya variabel.
kenaikan atau penurunan output kegiatan.
b. Biaya variabel (variable cost) yaitu biaya d. Pengertian Volume Penjualan
yang secara total meningkat seiring dengan Volume penjualan adalah penjualan
peningkatan output kegiatan dan secara bersih dari laporan laba rugi perusahaan.
total menurun seiring dengan penurunan Penjualan bersih ini diperoleh perusahaan
output kegiatan. melalui hasil penjualan seluruh produk selama
jangka waktu tertentu dan hasil penjualan
2. Penggolongan Biaya yang dicapai dari market share yang
Biaya dapat digolongkan berdasarkan merupakan pasar potensial, yang dapat terdiri
[4]: dari kelompok pembeli selama jangka waktu
a. Objek pengeluaran tertentu[5].
Berdasarkan objek pengeluaran, yang Volume penjualan adalah ukuran
menjadi dasar dalam penggolongan biaya yang menunjukan banyaknya atau besarnya
adalah nama objek pengeluaran. jumlah barang dan/atau jasa yang terjual
b. Fungsi pokok dalam perusahaan selama periode tertentu[6].
Berdasarkan fungsi pokok dalam
perusahaan, biaya digolongkan 2.2 Laba
berdasarkan fungsi pokoknya 1. Pengertian Laba
Pengertian laba adalah kelebihan
3. Hubungan biaya dengan yang dibiayai. penjualan atas total biaya yang dikeluarkan
Sehubungan dengan sesuatu yang dalam memproduksi barang / jasa[7].
dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi Laba adalah aliran masuk atau
dua golongan yaitu direct cost (biaya kenaikan aktiva suatu badan usaha selama
langsung) dan indirect cost (biaya tidak satu periode yang berasal dari penyerahan
langsung)[4]. atau pembuatan barang, penyerahan jasa atau
dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan
4. Perilaku Biaya utama badan usaha[8].
Klasifikasi biaya berdasarkan pola Laba dapat dibedakan atas[4]:
perilaku biaya dapat digolongkan menjadi [2]: a. Laba operasi / laba kotor (Earning Before
a. Variabel cost (Biaya variabel) adalah Interest and Tax - EBIT) adalah
biaya yang secara total akan berubah pendapatan operasi untuk satu periode
sebanding dengan perubahan aktivitas atau akuntansi setelah dikurangi seluruh
volume produksi, namun jika dilihat per komponen biaya operasi. Rumus Laba
unit biaya tersebut bersifat tetap. operasi adalah :
b. Fixed cost (Biaya tetap) adalah biaya yang Laba operasi = Pendapatan – Total Biaya
secara total tetap walaupun aktivitas dan b. Laba Bersih / Earning After Tax (EAT)
volume produksi mengalami perubahan. adalah laba operasi ditambah pendapatan
Tapi jika dilihat secara per unit biaya non operasi (seperti pendapatan bunga)
tersebut berubah. dikurangi biaya non operasi (seperti biaya
c. Mixed cost (Biaya campuran) adalah biaya bunga) dikurangi pajak penghasilan.
yang mengandung unsur biaya tetap dan Rumus Laba bersih adalah :
biaya variabel, biaya campuran disebut Laba bersih = Pendapatan – Total Biaya –
juga biaya semi variabel. Biaya semi Pajak
variabel adalah biaya yang pada aktivitas
d. Perencanaan harga jual produk, harga dinyatakan dalam rupiah atau dalam
beli bahan baku dan bahan penolong bentuk presentase. Presentase ini dicari
lainnya serta tingkat upah tenaga kerja. dengan membagi margin pengamanan
e. Analisis Break Even Point (Titik Impas). penjualan dengan jumlah rupiah penjualan,
Suatu perusahaan dapat dikatakan seperti dalam rumus berikut:
mencapai titik impas (break even)
% Pengamanan Penjualan = Margin Pengamanan Penjualan
apabila laba sama dengan nol atau
Penjualan
ruginya sama dengan nol.
f. Marjin Kontribusi (Contribution h. Degree of Operating Leverage
Margin)) adalah jumlah yang tersedia Bagi manajer, leverage menjelaskan
untuk dijual dikurangi biaya variable bagaimana dengan kenaikan aktiva yang
(Variabel cost). Hasilnya akan digunakan sedikit dapat mencapai kenaikan laba besar
untuk menutup biaya tetap dan laba (dinyatakan dalam presentase). operating
untuk periode tersebut. leverage adalah salah satu bentuk leverage
Untuk menentukan marjin kontribusi yang dapat digunakan manajer untuk hal
digunakan rumus berikut : tersebut. semakin tinggi seiring dengan
MK = TP – TBV Operating leverage merupakan gambaran
Keterangan : besarnya penggunaan fix cost (biaya tetap)
MK = Marjin Kontribusi oleh suatu perusahaan. Operating leverage
TP = Total Penjualan/penghasilan akan meningkatnya fix cost (biaya tetap).
TBV = Total Biaya Variabel Sehingga semakin tinggi.
g. Batas Keamanan (Margin of Safety)
Analisis margin of safety adalah analisis 2.3 Penelitian Terdahulu
yang akan menunjukkan seberapa 1. Yulianing Hariyanti (2010) Analisis Biaya
banyak penjualan boleh turun dari Volume Laba (Cost Volume Profit
jumlah penjualan tertentu sehingga Analysis) Sebagai Alat Perencanaan Laba
perusahaan belum akan menderita pada UD. Layar di Jember. Hasil
kerugian atau masih dalam keadaan titik penelitian ini menunjukkan bahwa UD.
impas (Break Even). Layar di Jember pada tahun 2011
Margin of safety adalah angka mendapatkan laba sebesar Rp.
yang mengambarkan besarnya penjualan 1.032.596.832,00, BEP perusahaan
yang direncanakan (budgeted sales) adalah sebesar Rp. 233.990.936,00,
dengan penjualan pada titik impas (break Margin of Safety adalah 41%, degree of
even)[7]. Margin of safety (batas operating leverage UD. Layar adalah
keamanan) merupakan hubungan antara sebesar 1,215 atau 121,5%, dan Shut Down
hasil penjualan pada tingkat titik impas Point sebesar Rp. 143.152.456,00.
dengan hasil penjualan yang Penelitian terdahulu ini menggunakan
dianggarkan[4]. Selanjutnya diperoleh metode pengumpulan data yaitu metode
informasi tentang sejauh mana toleransi penelitian langsung dan study kepustakaan
penurunan volume penjualan yang sedangkan pada penelitian yang akan
mengakibatkan perusahaan belum akan peneliti metode pengumpulan data yang
mengalami rugi. digunakan adalah metode wawancara dan
Margin of safety dapat dicari metode observasi[15].
dengan rumus [7]: 2. Ricky Budiman Samahati (2013) Analisis
Margin Penjualan = Total Penjualan – Biaya Volume Laba Sebagai Alat Bantu
Penjualan Impas Perencanaan Laba Pada Hotel Sedona
Pengamanan penjualan dapat juga Manado. Hasil penelitian ini menunjukan
pada tahun 2011 dan 2012 Hotel 3. Jenis penelitian berdasarkan metode yaitu:
Sedona tidak mengalami kerugian dan laba a. Penelitian deskriptif yaitu penelitian
pada tahun 2011 lebih besar dari laba yang dilakukan untuk mengetahui nilai
tahun 2012. Dengan mengasumsikan 10% variabel mandiri, baik satu variabel
pada biaya-biaya variabel dan 10% pada atau lebih (independen) tanpa membuat
volume operasional, maka perencanaan perbandingan, atau penghubungan
laba dan pendapatan ditahun 2013 lebih dengan variabe lain.
banyak dibandingkan pada tahun 2011 dan b. Penelitian komparatif yaitu suatu
2012. Hasil penelitian juga menunjukan penelitian yang bersifat
bahwa tingkat keamanan (margin of membandingkan.
safety) pada hotel Sedona masih dalam c. Penelitian asosiatif atau gabungan yaitu
keadaan aman baik tahun 2011 , 2012, dan penelitian untuk mengetahui hubungan
perencanaan 2013. Penelitian terdahulu ini antara dua variabel atau lebih dengan
menggunakan metode pengumpulan data penelitian ini maka dapat digabungkan
yaitu metode penelitian langsung dan suatu teori yang dapat berfungsi guna
study kepustakaan sedangkan pada untuk menjelaskan, meramalkan, dan
penelitian yang akan peneliti metode mengontrol suatu gejala.
pengumpulan data yang digunakan adalah Berdasarkan penjelasan jenis-jenis
metode wawancara dan metode yang sudah diuraikan di atas maka jenis
observasi[16]. penelitian yang digunakan adalah penelitian
akademik dan penelitian deskriptif.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian 3.2 Data yang Diperlukan
Jenis penelitian adalah sebagai Jenis data terbagi menjadi tiga 3 (tiga)
berikut[17]: yaitu sebagai berikut[18] :
1. Berdasarkan bidang adalah: 1. Jenis data kuantitatif dan kualitatif
a. Penelitian akademik yaitu penelitian a. Data kuantitatif adalah data yang
yang dilakukan oleh para mahasiswa berbentuk bilangan angka-angka atau
dalam membuat skripsi, tesis, data yang diukur dalam suatu skala
disertasi. numerik.
b. Penelitian profesional yaitu penelitian b. Data kualitatif adalah data yang berupa
yang dilakukan oleh orang yang kategori, sifat atas ciri khas tertentu.
berprofesi sebagai peneliti (termasuk 2. Jenis data menurut sumbernya
dosen). a. Data primer yaitu data yang diperoleh
c. Penelitian institusioanal yaitu penelitian dari responden melalui kuesioner,
yang bertujuan untuk mendapatkan kelompok fokus dan panel, dan
informasi yang dapat digunakan untuk wawancara dengan narasumber.
mengembangkan lembaga. b. Data sekunder yaitu data yang
2. Jenis penelitian berdasarkan tujuan adalah: diperoleh dari dokumen-dokumen
a. Penelitian murni adalah penelitian yang berupa catatan, laporan keuangan
bertujuan menemukan pengetahuan publikasi perusahaan, laporan
baru yang sebelumnya belum pernah pemerintah, artikel jurnal, buku sebagai
diketahui teori, dan lain sebagainya.
b. Penelitian terapan adalah penelitian Penelitian ini mengunakan data berupa
dengan tujuan untuk memecahkan Data kuantitatif yang bersumber dari Data
masalah-masalah kehidupan praktis. Primer dan Data Sekunder.
1
Biaya Penyusutan Aktiva
90.282.915 Berdasarkan tabel diatas diketahui
Tetap
bahwa biaya tetap selain biaya bahan baku
Biaya Tenaga Kerja
2 18.000.000 pada produk per liter adalah sebesar Rp
Tidak Langsung
Biaya Semi Variabel yg 7.869/Kg. Keseluruhan biaya tetap selain
3 5.500.000
bersifat tetap
biaya bahan baku pada produk adalah sebesar
Jumlah 113.782.915
Rp 113.782.915.
Sumber : Kopi Bubuk Cap Angsa
Dari tabel diatas ternyata biaya tetap d. Perhitungan Harga Pokok Penjualan
tahun 2019 yang dikeluarkan adalah sebesar Usaha Kopi Bubuk Cap Angsa adalah
Rp 113.782.915. perusahaan manufaktur, maka perhitungan
harga pokok penjualan adalah sbb :
c. Pengalokasian Biaya Harga Pokok Penjualan Tahun 2019
Manajemen biasanya ingin Barang dlm Proses - 1 Januari Rp 25.450.000
Biaya Bahan Baku :
mengetahui besarnya kontribusi produk yang
Persediaan Awal Rp 17.250.000
dihasilkannya, apakah produk tersebut Pembelian Bahan Baku Rp 360.100.000
menguntungkan atau produk tersebut perlu Total Biaya Bahan Baku Rp 377.350.000
didorong pemasarannya. Artinya bahwa Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 50.400.000
Biaya Overhead Pabrik Rp 25.862.365
perusahaan perlu mengetahui seteliti mungkin
Total Biaya Produksi Rp 453.612.365
bagian dari seluruh biaya yang dibebankan Total Biaya Barang dlm Proses Rp 479.062.365
kepada produk yang dihasilkan. Barang dlm Proses – 31 Des (Rp 35.000.000)
Adapun pengalokasian biaya pada Jumlah Harga Pokok Penjualan Rp 444.062.365
Usaha Kopi Bubuk Cap Angsa dengan
Dengan demikian Harga Pokok penjualan yang harus dicapai agar Usaha Kopi
Penjualan Usaha Kopi Bubuk Cap Angsa Bubuk Cap Angsa berada pada titik CVP
Tahun 2019 sebesar Rp 444.062.365,00. untuk Penjualan Kopi Bubuk sebesar 789 Kg
atau senilai Rp 108.794.161.
e. Proyeksi Laporan Laba-Rugi
Proyeksi Laporan Laba Rugi Tahun 2019 g. Penentuan Marjin Kontribusi
Penjualan Rp 613.393.200 Besarnya marjin kontribusi untuk Kopi
Harga Pokok Penjualan Rp 414.062.365 –
Laba Kotor Rp 169.330.835 Bubuk Cap Angsa yaitu:
Biaya Administrasi dan umum Rp 580.900–
Contribution Margin Rp 168.749.935 MK = TP – TBV
Biaya Tetap :
BOP Rp 25.862.365
Biaya Adm dan Umum Rp 4.600.000 + Dimana: MK = Marjin Kontribusi
Jumlah Biaya Tetap Rp 30.462.365 – TP = Total Penjualan
Laba Bersih sebelum Pajak Rp138.287.570 TBV = Total Biaya Variabel
ukuran, pada tingkat penjualan tertentu, 3. Analisis biaya volume laba dapat
berapa persen perubahan volume penjualan mempermudah Usaha Kopi Bubuk Cap
akan mempengaruhi keuntungan. Jadi, dapat Angsa didalam menentukan besarnya laba
dikatakan bahwa derajat operating leverage yang diharapkan pada Tahun 2019 dan
Usaha Kopi Bubuk Cap Angsa adalah sebesar tahun-tahun berikutnya.
1,22 Atau 12,2 %. Artinya apabila perusahaan Dengan menggunakan analisis biaya
mengalami peningkatan penjualan sebesar 1% volume laba Usaha Kopi Bubuk Cap Angsa
maka perusahaan mendapat kenaikan laba diharapkan dapat :
sebesar 12,2%. 1. Membuat usahanya lebih maju dan
berkembang dan selalu memperoleh
4.2 Pembahasan keuntungan (laba) yang optimal,
Usaha Kopi Bubuk Cap Angsa 2. Mampu menjaga ketersediaan jumlah
menggunakan analisis biaya volume laba bahan baku agar Usaha Kopi Bubuk Cap
sebagai dasar untuk perencanaan laba. Angsa tidak mengalami hambatan dalam
Perencanaan laba yang akan datang dilakukan proses berproduksi.
dengan memperhatikan volume penjualan. Tujuan dari penelitian ini adalah
Hal ini disebabkan di Kabupaten Rejang menentukan besarnya laba yang
Lebong sudah terdapat usaha-usaha kopi direncanakan. Berdasarkan hasil perhitungan
bubuk sebagai pesaing. Untuk menghadapi dan analisis data yang telah dilakukan maka
para pesaing maka harus dipersiapkan strategi didapat beberapa estimasi yang harus
dalam bersaing. Salah satu strategi yang bisa diperhatikan agar laba yang seharusnya
dilakukan adalah dengan cara selalu diperoleh bisa terealisasi. Faktor-faktor
berinovasi dalam pengembangan produk, estimasi tersebut adalah sebagai berikut:
menekan biaya dan menentukan harga jual 1. Harga pokok penjualan sebesar Rp
yang mampu bersaing. Maka dari itu 444.062.365 dan juga diperoleh hasil
diperlukan suatu perencanaan laba yang baik perhitungan laba sebelum pajak sebesar Rp
sehingga faktor-faktor yang terkait dengan 138.287.570. Menggunakan laba sebelum
perencanaan laba seperti volume penjualan, pajak karena perusahaan dikenakan pajak
harga jual produk dan biaya-biaya bisa apabila memiliki keuntungan. Usaha Kopi
direncanakan secara teliti dan terkoordinir. Bubuk Cap Angsa tidak mengalami
Usaha Kopi Bubuk Cap Angsa kerugian, karena dari hasil analisis data
menggunakan analisis biaya volume laba yang telah dilakukan diperoleh laba
sebagai dasar untuk menentukan besarnya sebelum pajak sebesar Rp 138.287.570.
laba pada perusahaan karena analisis ini Jadi, untuk bisa memperoleh tingkat laba
memiliki keistimewaan sebagai berikut : sebesar Rp 138.287.570, maka Usaha Kopi
1. Analisis biaya volume laba dapat Bubuk Cap Angsa harus memperhatikan
menentukan volume penjualan yang harus dan melakukan tindakan sesuai dengan
dicapai dan kombinasi penjualan dari estimasi (perencanaan) dari volume
setiap jenis produk yang diproduksi untuk penjualan, harga jual produk dan biaya-
mencapai target laba yang telah biaya yang dikeluarkan.
ditetapkan. Volume total taksiran penjualan produk
2. Analisis biaya volume laba dapat kopi bubuk adalah sebesar 14.460 dengan
menentukan besarnya biaya variabel dan harga jual Rp 42.420 /kg.
biaya tetap serta hubungannya dengan Biaya Bahan Baku adalah Rp 377.350.000.
jumlah produk yang harus diproduksi dan biaya variabel adalah Rp 55.100.000 dan
dijual untuk mencapai laba yang biaya tetap adalah Rp 113.782.915.
ditargetkan.