Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Akuntansi STIE (JAS) Vol. 7, No.

2 Desember 2021
p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X

ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA


PADA USAHA KOPI BUBUK CAP ANGSA KABUPATEN REJANG LEBONG

Subianto1*, Epi Lia Chandra2


1,2
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Musi Rawas, Lubuklinggau
E-mail : 1subiantobae@gmail.com, 2elcandra14@gmail.com

ABSTRACK

This study aims to determine the Cost Volume Profit Analysis as a Profit Planning Tool in
Cap Angsa Powder Coffee Business, Rejang Lebong Regency. This research type is academic
research and descriptive research. While the data collection method is by means of the interview
method, observation method, survey method and documentation method. Based on the calculations
that have been made on the data of the Cap Angsa Coffee Powder Business in Rejang Lebong
Regency, it can be concluded that the break-even point for 2019 is 789 Kg. Based on the
calculation of profit planning, it is known that the maximum profit that can be obtained for 2019 is
IDR 108,794,161. . Based on the profit margin calculation, the percentage of sales margin of
safety is 99%.

Keywords : Profit Volume Cost, Profit Planning

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Analisis Biaya Volume Laba Sebagai Alat
Perencanaan Laba Pada Usaha Kopi Bubuk Cap Angsa Kabupaten Rejang Lebong. Jenis
penelitian ini yaitu penelitian akademik dan penelitian deskriptif. Sedangkan metode pengumpulan
data yaitu dengan metode wawancara, metode observasi, metode survey dan metode dokumentasi.
Berdasarkan perhitungan dan analisis yang telah dilakukan atas dapat disimpulkan bahwa titik
impas Usaha Kopi Bubuk Cap Angsa Kabupaten Rejang Lebong untuk tahun 2019 adalah
sebanyak 789 Kg.. Berdasarkan perhitungan perencanaan laba diketahui bahwa laba yang dapat
diperoleh secara maksimal untuk tahun 2019 sebesar dengan laba rugi Rp 108.794.161.
Berdasarkan perhitungan Margin Keuntungan maka presentase margin of safety penjualan sebesar
99%.

Kata kunci : Biaya Volume Laba, Perencanaan Laba

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 1


Jurnal Akuntansi STIE (JAS) Vol. 7, No. 2 Desember 2021
p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X

I. PENDAHULUAN anggaran tersebut.


Setiap perusahaan mempunyai Besarnya volume penjualan pada
peranan penting dalam perekonomian. suatu perusahaan menandai keberhasilan
Berhasil atau tidaknya suatu usaha dapat perusahaan tersebut, karena besarnya volume
dilihat dari kemampuan manajemen dalam penjualan juga mencerminkan besarnya laba
melihat kemungkinan dan kesempatan dimasa yang diperoleh perusahaan tersebut. Dengan
yang akan datang. Tujuan perusahaan dalam demikian dapat dikatakan bahwa semakin
perekonomian yang semakin berkembang besar volume penjualan, maka akan semakin
adalah untuk memperoleh laba yang semakin besar pula laba yang diperoleh oleh
besar sesuai dengan pertumbuhan perusahaan. perusahaan tersebut. Sehingga dapat
Demi tercapai tujuan tersebut perusahaan disimpulkan bahwa kinerja perusahaan
harus merencanakan dan menggunakan tersebut adalah baik.
sumber daya yang ada secara optimal agar Usaha Kopi Bubuk Cap Angsa adalah
tercapainya tujuan perusahaan. jenis usaha yang bergerak dalam bidang
Beberapa hal yang berhubungan produksi dan penjualan kopi bubuk.
dengan perencanaan laba antara lain : volume Perusahaan beranggapan bahwa semakin
penjualan, hasil penjualan, biaya produksi tinggi tingkat penjualan maka semakin
serta biaya operasi perusahaan. Analisis perlu banyak laba yang diperoleh. Dengan demikian
dilakukan apabila kondisi perusahaan dan perusahaan hanya membandingkan jumlah
perekonomian mengalami perubahan dalam yang dikeluarkan dan jumlah yang diterima.
usaha untuk merealisasikan laba yang telah Karena kondisi tersebut maka peneliti
direncanakan agar tidak menyimpang dari memutuskan untuk melakukan perencanaan
teknik perencanaan yang digunakan. Dalam laba dengan menggunakan analisis biaya-
hal ini analisis biaya volume laba dapat volume-laba pada Usaha Kopi Bubuk Cap
dijakdikan sebagai teknik perencanaannya. Angsa yang nantinya diharapkan dapat
Sehingga informasi mengenai besarnya membantu perusahaan dalam merencanakan
penjualan yang harus dicapai dapat diketahui dan merumuskan kebijakan untuk mengambil
dengan baik. keputusan. Berdasarkan fenomena yang telah
Selain memperoleh laba semaksimal diuraikan tersebut maka penulis merasa
mungkin, image perusahaan dimata konsumen tertarik untuk melakukan penelitian yang
juga menjadi suatu hal yang patut menjadi berjudul “Analisis Biaya Volume Laba
perhatian perusahaan. Meskipun laba memang sebagai Alat Perencanaan Laba pada Usaha
menjadi tolak ukur kesuksesan manajemen Kopi Bubuk Cap Angsa Kabupaten Rejang
dalam mengelola perusahaannya. Lebong.”
Sebagiamana diketahui bahwa laba dapat
diperoleh dengan melihat selisih dari II. TINJAUAN PUSTAKA
pendapatan terhadap semua biaya yang 2.1 Biaya
dikeluarkan selama periode akuntansi. Untuk 1. Pengertian Biaya
itu diperlukan aplikasi fungsi manajemen Definisi biaya [1] adalah kas atau
demi tercapainya tujuan manajemen keuangan nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk
perusahaan. Seorang manajer keuangan membeli barang atau jasa yang diharapkan
melakukan fungsi manajemen melalui akan memberikan manfaat bagi perusahaan
kegiatan menyusun perencanaan berupa saat sekarang atau untuk periode mendatang.
strategi, kebijakan, serta anggaran. Manajer Biaya adalah kos barang atau jasa
keuangan pun merealisasikan serta yang telah memberikan manfaat yang
mengarahkan segala sumber daya untuk digunakan untuk memperoleh pendapatan[2].
melaksanakan strategi, kebijakan, serta Jenis-jenis biaya [3] adalah :

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 2


Jurnal Akuntansi STIE (JAS) Vol. 7, No. 2 Desember 2021
p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X

a. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang tertentu memperlihatkan karakteristik
jumlahnya tetap sama seiring dengan biaya tetap maupun biaya variabel.
kenaikan atau penurunan output kegiatan.
b. Biaya variabel (variable cost) yaitu biaya d. Pengertian Volume Penjualan
yang secara total meningkat seiring dengan Volume penjualan adalah penjualan
peningkatan output kegiatan dan secara bersih dari laporan laba rugi perusahaan.
total menurun seiring dengan penurunan Penjualan bersih ini diperoleh perusahaan
output kegiatan. melalui hasil penjualan seluruh produk selama
jangka waktu tertentu dan hasil penjualan
2. Penggolongan Biaya yang dicapai dari market share yang
Biaya dapat digolongkan berdasarkan merupakan pasar potensial, yang dapat terdiri
[4]: dari kelompok pembeli selama jangka waktu
a. Objek pengeluaran tertentu[5].
Berdasarkan objek pengeluaran, yang Volume penjualan adalah ukuran
menjadi dasar dalam penggolongan biaya yang menunjukan banyaknya atau besarnya
adalah nama objek pengeluaran. jumlah barang dan/atau jasa yang terjual
b. Fungsi pokok dalam perusahaan selama periode tertentu[6].
Berdasarkan fungsi pokok dalam
perusahaan, biaya digolongkan 2.2 Laba
berdasarkan fungsi pokoknya 1. Pengertian Laba
Pengertian laba adalah kelebihan
3. Hubungan biaya dengan yang dibiayai. penjualan atas total biaya yang dikeluarkan
Sehubungan dengan sesuatu yang dalam memproduksi barang / jasa[7].
dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi Laba adalah aliran masuk atau
dua golongan yaitu direct cost (biaya kenaikan aktiva suatu badan usaha selama
langsung) dan indirect cost (biaya tidak satu periode yang berasal dari penyerahan
langsung)[4]. atau pembuatan barang, penyerahan jasa atau
dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan
4. Perilaku Biaya utama badan usaha[8].
Klasifikasi biaya berdasarkan pola Laba dapat dibedakan atas[4]:
perilaku biaya dapat digolongkan menjadi [2]: a. Laba operasi / laba kotor (Earning Before
a. Variabel cost (Biaya variabel) adalah Interest and Tax - EBIT) adalah
biaya yang secara total akan berubah pendapatan operasi untuk satu periode
sebanding dengan perubahan aktivitas atau akuntansi setelah dikurangi seluruh
volume produksi, namun jika dilihat per komponen biaya operasi. Rumus Laba
unit biaya tersebut bersifat tetap. operasi adalah :
b. Fixed cost (Biaya tetap) adalah biaya yang Laba operasi = Pendapatan – Total Biaya
secara total tetap walaupun aktivitas dan b. Laba Bersih / Earning After Tax (EAT)
volume produksi mengalami perubahan. adalah laba operasi ditambah pendapatan
Tapi jika dilihat secara per unit biaya non operasi (seperti pendapatan bunga)
tersebut berubah. dikurangi biaya non operasi (seperti biaya
c. Mixed cost (Biaya campuran) adalah biaya bunga) dikurangi pajak penghasilan.
yang mengandung unsur biaya tetap dan Rumus Laba bersih adalah :
biaya variabel, biaya campuran disebut Laba bersih = Pendapatan – Total Biaya –
juga biaya semi variabel. Biaya semi Pajak
variabel adalah biaya yang pada aktivitas

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 3


Jurnal Akuntansi STIE (JAS) Vol. 7, No. 2 Desember 2021
p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X

2. Analisis Biaya-Volume-Laba tertentu, dapat juga digunakan untuk


Analisis biaya volume laba [7] menentukan kombinasi penjualan dari
merupakan suatu metode analisis untuk setiap jenis produk yang diporduksi guna
mengetahui pengaruh keputusan operasi dan mencapai target yang telah ditetapkan.
pemasaran terhadap laba berdasarkan e. Menentukan besarnya biaya variabel dan
pemahaman atas hubungan antara biaya biaya tetap pada perusahaan dalam
variabel, biaya tetap, harga jual per unit, dan hubungannya dengan jumlah produk
tingkat output. yang harus diproduksi dan dijual untuk
Sedangkan analisis biaya volume laba mencapai laba yang telah ditargetkan.
[9] adalah metode analisis untuk melihat f. Digunakan sebagai dasar dalam
hubungan antara besarnya biaya yang merencanakan kegiatan operasional,
dikeluarkan dan besarnya volume penjualan membantu pengendalian anggaran,
serta laba yang diperoleh selama satu periode meningkatkan serta menyeimbangkan
tertentu. penjualan, menganalisa dampak
perubahan volume produksi dan
3. Asumsi-asumsi analisis biaya-volume- penjualan, merundingkan gaji maupun
laba upah karyawan, mengendalikan aktivitas
Asumsi-asumsi yang mendasari berjalan, dan sebagai bahan
dalam melakukan analisis biaya volume laba pertimbangan dalam menentukan dan
adalah[9]: menganalisa harga jual.
a. Harga jual produk yang konstan dalam g. Analisis ini sangat mudah diaplikasikan
cakupan yang relevan. guna menetapkan besarnya laba
b. Biaya bersifat linier dalam retang khususnya bagi perusahaan baru yang
cakupan yang relevan dan dapat dibagi relatif masih sederhana dan baru
secara akurat menjadi unsur biaya tetap berkembang.
dan biaya variabel.
c. Dalam perusahaan dengan multi produk, 4. Basis Analisis Biaya-Volume-Laba
bauran penjualan tidak berubah. Laporan laba rugi yang disusun
d. Jumlah persediaan tidak berubah artinya dengan konsep harga pokok variabel
jumlah unit yang diproduksi sama merupakan basis analisis biaya volume
dengan jumlah unit yang dijual. laba[1]. Sehingga laporan ini disebut juga
Dengan demikian terdapat beberapa laporan laba/rugi kontribusi. Bentuk umum
keistimewaan dari analisis biaya volume laba, format laporan laba/rugi kontribusi adalah
diantaranya adalah [7]: sebagai berikut:
a. Memperluas penggunaan informasi yang Penjualan xxx
telah diberikan oleh analisis BEP-break Dikurang: Biaya-biaya Variabel xxx
even point (titik impas). Contribution Margin xxx
b. Memberikan informasi yang lebih Dikurang: Biaya-biaya Tetap xxx
lengkap tentang margin of safety, degree Laba Sebelum Pajak xxx
of leverage, contribution margin dan shut
down point. 5. Kegunaan Analisis Biaya-Volume-
c. Membuat dan memberikan kalkulasi Laba
perencanaan laba dan pengambilan Analisis biaya volume laba sangat
keputusan dari suatu perusahaan menjadi berguna bagi perusahaan yang sedang
lebih akurat. menyusun rencana usahanya atau sebagai alat
d. Menentukan volume penjualan yang pengendali sewaktu perusahaan masih dalam
harus dicapai untuk mencapai target laba kegiatan. Analisis biaya volume laba

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 4


Jurnal Akuntansi STIE (JAS) Vol. 7, No. 2 Desember 2021
p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X

menitikberatkan sampai seberapa jauh c. Meningkatkan volume penjualan lebih


perubahan-perubahan pada biaya, volume dan besar.
harga jual akan berakibat pada perubahan laba
yang direncanakan[10]. 7. Manfaat Perencanaan Laba
Kegunaan yang telah disebutkan Perencanaan laba memiliki manfaat bagi
diatas analisis biaya-volume-laba ini juga perusahaan yaitu[14]:
dapat digunakan untuk halhal sebagai a. Memberikan pendekatan yang terarah
berikut[11]: dalam pemecahan permasalahan
a. Mengetahui jumlah penjualan minimal keuangan perusahaan;
yang harus dipertahankan agar b. Memaksa pihak manajemen untuk secara
perusahaan tidak mengalami kerugian dini mengadakan penelaahan terhadap
b. Mengetahui jumlah penjualan yang harus masalah keuangan yang dihadapi dan
dicapai untuk memperoleh tingkat menanamkan kebiasaanpada organisasi
keuntungan tertentu. untuk mengadakan telaah yang seksama
c. Mengetahui seberapa jauh berkurangnya sebelum mengambil suatu keputusan
penjualan agar perusahaan tidak yang berhubungan dengan perolehan
menderita kerugian. keuntungan;
d. Mengetahui bagaimana efek perubahan c. Menciptakan suasana perusahaan yang
harga jual, biaya, dan volume penjualan. mengarah pada pencapaian laba;
e. Menentukan bauran produk yang d. Merangsang peran serta dan
diperlukan untuk mencapai jumlah laba mengkoordinasi rencana operasi berbagai
yang ditargetkan. segmen dari keseluruhan perusahaan
sehingga keputusan akhir dan rencana
6. Perencanaan Laba yang telah dilakukan oleh manajemen
Perencanaan laba (profit plannng) dapat saling berkaitan;
adalah pengembangan dari suatu rencana e. Menawarkan kesempatan untuk menilai
operasi guna mencapai cita-cita dan tujuan secara sistematik setiap segi atau aspek
perusahaan. Laba penting dalam perusahaan perusahaan maupun untuk memeriksa
karena tujuan utama dari suatu rencana adalah serta memperbarui kebijakan dan
laba yang memuaskan[12]. pedoman mengenai keadaan keuangan
Perencanaan merupakan suatu fungsi perusahaan secara berkala.
manajemen yang paling mendasar yang
berhubungan dengan fungsi manajemen 8. Faktor-faktor perencanaan laba
lainnya. Perencanaan manajemen harus Perencanaan laba, manajemen sebaiknya
mengidentifikasi berbagai alternatif yang mempertimbangkan faktor-faktor berikut
tersedia, dan selanjutnya memilih alternatif [12]:
yang terbaik untuk memenuhi tujuan a. Laba atau rugi yang diakibatkan dari
perusahaan[13]. Untuk mencapai laba yang volume penjualan tertentu;
besar (dalam perencanaan dan realisasi) b. Penjualan yang diperlukan untuk
manajemen dapat melakukan langkah-langkah menutup semua biaya dan menghasilkan
sebagai berikut : laba yang mencukupi untuk membayar
a. Menekan biaya produksi maupun biaya dividen serta menyediakan kebutuhan
operasi serendah mungkin dengan bisnis masa depan;
mempertahankan tingkat harga jual dan c. Titik impas;
volume penjualan yang ada. d. Penjualan yang dicapai dengan kapasitas
b. Menentukan harga jual sedemikian rupa operasi sekarang;
sesuai dengan laba yang dikehendaki.

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 5


Jurnal Akuntansi STIE (JAS) Vol. 7, No. 2 Desember 2021
p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X

e. Tingkat pengembalian atas modal yang g. Economic Order Quantity (EOQ)


digunakan. Model ini dapat memberikan angka
berapa order pembelian sehingga kita
9. Model perencanaan dalam identifikasi mendapatkan biaya yang optimal.
atau analisis perencanaan laba
Mengidentifikasi atau menganalisis 10. Pemanfaatan Analisis Biaya Volume
perencanaan laba ada beberapa model Laba untuk Perencanaan Laba
perencanaan yang digunakan yaitu[12]: Analisis biaya volume laba dapat
a. Gross Profit Analysis (Analisis Laba digunakan untuk menentukan tingkat
kotor) penjualan yang dibutuhkan agar mencapai
Analisis ini menggunakan data tingkat laba yang diharapkan. Analisis ini
penjualan, biaya variabel (harga pokok membantu manajer dalam dalam perencanaan
produksi), dan laba kotor. pendapatan yang dibutuhkan agar mencapai
b. Linier Programming tingkat laba yang diharapkan[7].
Linier Programming (LP) digunakan Berikut ini adalah metode
untuk merencanakan prediksi kombinasi perhitungan yang berhubungan dengan
input biaya yang paling optimal untuk analisis biaya-volume-laba sebagai alat
menghasilkan suatu atau beberapa perencanaan laba :
produk atau output. a. Taksiran penjualan merupakan perkiraan
c. Delphi Forecasting penjualan yang akan terjadi dimasa yang
System Delphi ini hampir sama dengan akan datang dalam rangka menghadapi
metode expert system. Di sini metode adanya ketidakpastian. Ada 3 (tiga) cara
expert system disempurnakan dengan yang dapat digunakan dalam usaha
menggunakan metode diskusi antara para meramalkan tingkat penjualan yaitu :
ahli, di debat, dan akhirnya sampai pada 1) Berdasarkan pendapat, berupa :
kesimpulan terbaik yang merupakan a) Pendapat salesman
konsessus para ahli. b) Pendapat sales manajer
d. Time Series Forecasting (tren) c) Pendapat para ahli
Di sini prestasi yang lalu digambarkan d) Survey konsumen
secara berseri kemudian dari gambar ini 2) Berdasarkan perhitungan statistik,
dicari garis tren yang terbaik kemudian berupa :
dari kecenderungan garis itu dilihat a) Analisis trend
angka masa depan sebagai angka b) Analisis korelasi
ramalan. Teknik analisis time series 3) Metode khusus, berupa :
dapat dipakai untuk membuat tren ini. a) Analisis industri
e. Break Even Analisys b) Analisis product line
Model yang sering digunakan dalam c) Analisis penggunaan akhir
menganalisis keuangan adalah teknik b. Perilaku biaya mengambarkan reaksi
break even analysis atau cost-volume- atau respon suatu biaya jika terjadi
profit analisys. perubahan pada tingkat aktivitas
f. Just In Time (JIT) perusahaan.
Upaya untuk meningkatkan produktivitas c. Alokasi biaya, dengan diproduksinya
dan menekan pemborosan serta lebih dari satu produk maka perusahaan
ketidakefisienan lainnya terus dilakukan akan menghadapi masalah dalam alokasi
para ahli. Salah satu penemuan besar biaya, karena setiap produk yang
yang baru-baru ini diperkenalkan adalah dihasilkan akan memiliki harga jual yang
model JIT. berbeda.

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 6


Jurnal Akuntansi STIE (JAS) Vol. 7, No. 2 Desember 2021
p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X

d. Perencanaan harga jual produk, harga dinyatakan dalam rupiah atau dalam
beli bahan baku dan bahan penolong bentuk presentase. Presentase ini dicari
lainnya serta tingkat upah tenaga kerja. dengan membagi margin pengamanan
e. Analisis Break Even Point (Titik Impas). penjualan dengan jumlah rupiah penjualan,
Suatu perusahaan dapat dikatakan seperti dalam rumus berikut:
mencapai titik impas (break even)
% Pengamanan Penjualan = Margin Pengamanan Penjualan
apabila laba sama dengan nol atau
Penjualan
ruginya sama dengan nol.
f. Marjin Kontribusi (Contribution h. Degree of Operating Leverage
Margin)) adalah jumlah yang tersedia Bagi manajer, leverage menjelaskan
untuk dijual dikurangi biaya variable bagaimana dengan kenaikan aktiva yang
(Variabel cost). Hasilnya akan digunakan sedikit dapat mencapai kenaikan laba besar
untuk menutup biaya tetap dan laba (dinyatakan dalam presentase). operating
untuk periode tersebut. leverage adalah salah satu bentuk leverage
Untuk menentukan marjin kontribusi yang dapat digunakan manajer untuk hal
digunakan rumus berikut : tersebut. semakin tinggi seiring dengan
MK = TP – TBV Operating leverage merupakan gambaran
Keterangan : besarnya penggunaan fix cost (biaya tetap)
MK = Marjin Kontribusi oleh suatu perusahaan. Operating leverage
TP = Total Penjualan/penghasilan akan meningkatnya fix cost (biaya tetap).
TBV = Total Biaya Variabel Sehingga semakin tinggi.
g. Batas Keamanan (Margin of Safety)
Analisis margin of safety adalah analisis 2.3 Penelitian Terdahulu
yang akan menunjukkan seberapa 1. Yulianing Hariyanti (2010) Analisis Biaya
banyak penjualan boleh turun dari Volume Laba (Cost Volume Profit
jumlah penjualan tertentu sehingga Analysis) Sebagai Alat Perencanaan Laba
perusahaan belum akan menderita pada UD. Layar di Jember. Hasil
kerugian atau masih dalam keadaan titik penelitian ini menunjukkan bahwa UD.
impas (Break Even). Layar di Jember pada tahun 2011
Margin of safety adalah angka mendapatkan laba sebesar Rp.
yang mengambarkan besarnya penjualan 1.032.596.832,00, BEP perusahaan
yang direncanakan (budgeted sales) adalah sebesar Rp. 233.990.936,00,
dengan penjualan pada titik impas (break Margin of Safety adalah 41%, degree of
even)[7]. Margin of safety (batas operating leverage UD. Layar adalah
keamanan) merupakan hubungan antara sebesar 1,215 atau 121,5%, dan Shut Down
hasil penjualan pada tingkat titik impas Point sebesar Rp. 143.152.456,00.
dengan hasil penjualan yang Penelitian terdahulu ini menggunakan
dianggarkan[4]. Selanjutnya diperoleh metode pengumpulan data yaitu metode
informasi tentang sejauh mana toleransi penelitian langsung dan study kepustakaan
penurunan volume penjualan yang sedangkan pada penelitian yang akan
mengakibatkan perusahaan belum akan peneliti metode pengumpulan data yang
mengalami rugi. digunakan adalah metode wawancara dan
Margin of safety dapat dicari metode observasi[15].
dengan rumus [7]: 2. Ricky Budiman Samahati (2013) Analisis
Margin Penjualan = Total Penjualan – Biaya Volume Laba Sebagai Alat Bantu
Penjualan Impas Perencanaan Laba Pada Hotel Sedona
Pengamanan penjualan dapat juga Manado. Hasil penelitian ini menunjukan

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 7


Jurnal Akuntansi STIE (JAS) Vol. 7, No. 2 Desember 2021
p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X

pada tahun 2011 dan 2012 Hotel 3. Jenis penelitian berdasarkan metode yaitu:
Sedona tidak mengalami kerugian dan laba a. Penelitian deskriptif yaitu penelitian
pada tahun 2011 lebih besar dari laba yang dilakukan untuk mengetahui nilai
tahun 2012. Dengan mengasumsikan 10% variabel mandiri, baik satu variabel
pada biaya-biaya variabel dan 10% pada atau lebih (independen) tanpa membuat
volume operasional, maka perencanaan perbandingan, atau penghubungan
laba dan pendapatan ditahun 2013 lebih dengan variabe lain.
banyak dibandingkan pada tahun 2011 dan b. Penelitian komparatif yaitu suatu
2012. Hasil penelitian juga menunjukan penelitian yang bersifat
bahwa tingkat keamanan (margin of membandingkan.
safety) pada hotel Sedona masih dalam c. Penelitian asosiatif atau gabungan yaitu
keadaan aman baik tahun 2011 , 2012, dan penelitian untuk mengetahui hubungan
perencanaan 2013. Penelitian terdahulu ini antara dua variabel atau lebih dengan
menggunakan metode pengumpulan data penelitian ini maka dapat digabungkan
yaitu metode penelitian langsung dan suatu teori yang dapat berfungsi guna
study kepustakaan sedangkan pada untuk menjelaskan, meramalkan, dan
penelitian yang akan peneliti metode mengontrol suatu gejala.
pengumpulan data yang digunakan adalah Berdasarkan penjelasan jenis-jenis
metode wawancara dan metode yang sudah diuraikan di atas maka jenis
observasi[16]. penelitian yang digunakan adalah penelitian
akademik dan penelitian deskriptif.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian 3.2 Data yang Diperlukan
Jenis penelitian adalah sebagai Jenis data terbagi menjadi tiga 3 (tiga)
berikut[17]: yaitu sebagai berikut[18] :
1. Berdasarkan bidang adalah: 1. Jenis data kuantitatif dan kualitatif
a. Penelitian akademik yaitu penelitian a. Data kuantitatif adalah data yang
yang dilakukan oleh para mahasiswa berbentuk bilangan angka-angka atau
dalam membuat skripsi, tesis, data yang diukur dalam suatu skala
disertasi. numerik.
b. Penelitian profesional yaitu penelitian b. Data kualitatif adalah data yang berupa
yang dilakukan oleh orang yang kategori, sifat atas ciri khas tertentu.
berprofesi sebagai peneliti (termasuk 2. Jenis data menurut sumbernya
dosen). a. Data primer yaitu data yang diperoleh
c. Penelitian institusioanal yaitu penelitian dari responden melalui kuesioner,
yang bertujuan untuk mendapatkan kelompok fokus dan panel, dan
informasi yang dapat digunakan untuk wawancara dengan narasumber.
mengembangkan lembaga. b. Data sekunder yaitu data yang
2. Jenis penelitian berdasarkan tujuan adalah: diperoleh dari dokumen-dokumen
a. Penelitian murni adalah penelitian yang berupa catatan, laporan keuangan
bertujuan menemukan pengetahuan publikasi perusahaan, laporan
baru yang sebelumnya belum pernah pemerintah, artikel jurnal, buku sebagai
diketahui teori, dan lain sebagainya.
b. Penelitian terapan adalah penelitian Penelitian ini mengunakan data berupa
dengan tujuan untuk memecahkan Data kuantitatif yang bersumber dari Data
masalah-masalah kehidupan praktis. Primer dan Data Sekunder.

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 8


Jurnal Akuntansi STIE (JAS) Vol. 7, No. 2 Desember 2021
p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X

3.3 Metode Pengumpulan Data 1. Kualitatif adalah analisis data yang


Teknik pengumpulan data merupakan berbentuk kata-kata bukan angka.
cara yang dilakukan peneliti untuk 2. Kuantitatif adalah analisis yang berbentuk
mengungkap atau menjaring informasi yang angka atau bilangan, sesuai dengan
sesuai lingkup penelitian. Berikut metode bentuknya dapat diperoleh atau dianalisis
pengumpulan data untuk penelitian terdiri dari dengan menggunakan perhitungan
[18]: matematika atau statistik.
1. Metode wawancara adalah metode 3. Gabungan adalah analisis yang digunakan
pengumpulan data dengan cara dengan cara menggabungkan antara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
bebas baik terstruktur maupun maupun Sedangkan teknik analisis data terbagi
tidak terstruktur dengan tujuan untuk dua, yaitu [19]:
memperoleh informasi secara luas 1. Teknik Analisis Data Statistika
mengenai obyek penelitian. Teknik analisis data statistika adalah
2. Metode observasi adalah suatu metode teknik bagaimana cara mengumpulkan
pengumpulan data dengan cara mengamati data atau fakta, mengolah, menyajikan,
langsung kegiatan yang dilaksanakan menganalisa, penarikan kesimpulan serta
perusahaan pembuatan keputusan yang cukup
3. Metode kuesioner atau angket adalah beralasan berdasarkan fakta dan
metode pengumpulan data dengan penganalisaan yang dilakukan.
menggunakan daftar pertanyaan yang 2. Teknis Analisis Data Deskriptif
diajukan kepada responden untuk dijawab Teknik analisis data deskriptif merupakan
dengan memberikan angket. teknik analisis yang dipakai untuk
4. Metode eksperimen adalah penelitian yang menganalisis atau menggambarkan data-
berusaha memanipulasi satu atau lebih data yang sudah.
variabel kuasal, kemudian mengukur efek
manipulasi tersebut terhadap satu atau IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
lebih variabel dependen. 1.1. Hasil Penelitian
5. Metode survey adalah metode Kopi bubuk cap Angsa memiliki
pengumpulan data dengan melakukan sistem pemasaran seperti usaha lainnya yaitu
pengamatan langsung berhubungan dengan dengan mendistribusikan produknya ke
obyek penelitian. warung, pasar dan agen yang ada di
6. Dokumentasi adalah suatu proses Kabupaten Rejang Lebong dan ada juga
pengumpulan, pengolahan, pemilihan, dan konsumen yang datang langsung ke pabrik.
juga penyimpanan informasi dalam bidang Volume penjualan dan Harga Jual
pengetahuan, yang memberikan atau Kopi Bubuk pada Usaha Kopi Bubuk Cap
mengumpulkan bukti terkait keterangan, Angsa tahun 2019 adalah sebagai berikut:
seperti kutipan, gambar, sobekan koran,
dan bahan referensi lainnya. Tabel 1
Penelitian ini menggunakan metode Jumlah Penerimaan pada Usaha Kopi
pengumpulan data berupa wawancara, Bubuk Cap Angsa Tahun 2019
observasi, survey dan dokumentasi. Penjualan Harga/Kg Penerimaan
Bulan
(Kg) (Rp) (Rp)
Januari 1.300 42.000 54.600.000
3.4 Analisis Data dan Teknik Analisis Februari 1.060 42.000 44.520.000
Maret 1.300 42.000 54.600.000
Beberapa analisis data yang sering April 1.420 42.000 59.640.000
digunakan dalam penelitian adalah sebagai Mei 1.420 42.000 59.640.000
Juni 1.420 42.000 59.640.000
berikut[19]: Juli 1.420 42.000 59.640.000
Agustus 1.180 43.000 50.740.000

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 9


Jurnal Akuntansi STIE (JAS) Vol. 7, No. 2 Desember 2021
p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X

September 1.180 43.000 50.740.000 Tabel 3


Oktober 1.180 43.000 50.740.000
Taksiran Penjualan Kopi Bubuk Cap
November 1.060 43.000 45.580.000
Desember 1.300 43.000 55.900.000 Angsa Tahun 2019
Total 15.240 645.980.000 Taksiran Penjualan Harga Rata-rata Penerimaan
Sumber : Kopi Bubuk Cap Angsa 14.460 Rp. 42.420 Rp. 613.393.200
Sumber : Kopi Bubuk Cap Angsa
Taksiran Penjualan Kopi Bubuk pada
Usaha Kopi Bubuk Cap Angsa tahun 2019 Dari tabel diatas dapat diketahui
adalah sebagai berikut : bahwa taksiran penjualan untuk produk Kopi
sebesar 14.460 kg.
Tabel 2
Taksiran Penjualan, Harga Jual dan 2. Pemisahan Biaya
Penerimaan pada Usaha Kopi Bubuk Cap Untuk menghitung titik impas dengan
Angsa Tahun 2019 analisis biaya-volume-laba, perlu diketahui
Produk Kopi Penerimaan
Periode biaya tetap dan biaya variabel per unit. Dalam
Kg Harga/kg ( Rp )
Januari 1.200 Rp. 41.000 49.200.000 prakteknya sebuah perusahaan mempunyai
Februari 1.060 Rp. 42.000 44.520.000 biaya semivariabel yang mengandung unsur
Maret 1.200 Rp. 41.000 49.200.000
April 1.220 Rp. 42.000 51.240.000 biaya tetap dan biaya variabel. Biaya ini perlu
Mei 1.200 Rp. 42.000 50.400.000 dipisahkan menjadi unsur biaya tetap dan
Juni 1.400 Rp. 43.000 60.200.000
Juli 1.400 Rp. 43.000 60.200.000 biaya variabel.
Agustus 1.220 Rp. 43.000 52.460.000 Ringkasan pemisahan biaya
September 1.140 Rp. 43.000 49.020.000
Oktober 1.060 Rp. 43.000 45.580.000 semivariabel menjadi biaya tetap dan biaya
November 1.140 Rp. 43.000 49.020.000 variabel dapat dilihat dibawah ini:
Desember 1.220 Rp. 43.000 52.460.000
Biaya Variabel :
Jumlah 14.460 Rp 42.420 613.393.200 Biaya Listrik dan Air Rp 4.120.000
Sumber : Kopi Bubuk Cap Angsa Biaya Adm dan Umum Rp 580.000
Total Rp 4.700.000
Data Taksiran penjualan usaha kopi Biaya Tetap :
bubuk cap angsa pada tahun 2019 sebanyak Biaya Listrik dan Air Rp 900.000
Biaya Adm dan Umum Rp 4.600.000
14.460 Kg dengan harga Jual Rp 42.420/Kg
Total Rp 5.500.000
agar bisa mendapatkan taksiran penerimaan
sebesar Rp 613.393.200,00. Harga jual
3. Komponen Biaya
tersebut didapatkan dari rata-rata harga jual
a. Biaya Variabel
dengan menjumlahkan seluruh harga jual tiap
Biaya-biaya yang termasuk biaya
bulan dan dibagi 12 bulan. Sedangkan untuk
variabel pada Kopi Bubuk Cap Angsa
taksiran penerimaan didapatkan dengan
Kabupaten Rejang Lebong meliputi biaya-
mengkalikan jumlah taksiran penjualan
biaya sebagai berikut:
dengan taksiran harga jual tahun 2019.
1) Biaya Bahan Baku tahun 2019 adalah
sebanyak Rp. 360.101.602,-
1. Menentukan Taksiran Penjualan Tahun
2) Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp
2019
50.400.000,-
Taksiran Penjualan merupakan dasar dari
Biaya semivariabel yang bersifat
rencana kegiatan yang akan dilakukan
variabel yaitu biaya semivariabel yang telah
perusahaan. Adapun taksiran penjualan untuk
dipisahkan menjadi biaya variabel yang
jenis produk kopi adalah sebagai berikut :
meliputi : biaya listrik dan air, beserta biaya
administrasi dan umum. Besarnya biaya
semivariabel yang bersifat variabel tersebut

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 10


Jurnal Akuntansi STIE (JAS) Vol. 7, No. 2 Desember 2021
p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X

sebesar Rp 4.700.000,00. menggunakan metode nilai jual relatif, dapat


Perhitungan untuk keseluruhan biaya dilihat pada tabel berikut :
variabel selain biaya bahan baku pada tahun
2019 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 6
Perhitungan Alokasi Biaya Variabel selain
Tabel 4 biaya bahan baku Tahun 2019
Biaya Variabel selain Biaya Bahan Baku Biaya
Produksi Harga Nilai Jual Alokasi
Produksi
(Kg) Jual/kg (Rp) Biaya (Rp)
Tahun 2019 /Kg
14.460 Rp.42.420 613.393.200 55.100.000 Rp.3.810
No Jenis Biaya Variabel Biaya Variabel (Rp)
Sumber : Kopi Bubuk Cap Angsa
1 Biaya Tenaga Kerja Langsung 50.400.000

Biaya Semivariabel yang Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa


2 4.700.000
bersifat variabel
Jumlah 55.100.000
keseluruhan biaya variabel selain biaya bahan
Sumber : Kopi Bubuk Cap Angsa baku pada produk perKg adalah sebesar Rp
3.810/Kg. Biaya variabel selain biaya bahan
b. Biaya Tetap baku pada produk adalah sebesar Rp
Biaya-biaya yang termasuk biaya tetap 55.100.000.
pada Usaha Kopi Bubuk Cap Angsa yaitu
meliputi :
1) Biaya Penyusutan aktiva tetap Tabel 7
2) Biaya tenaga kerja tidak langsung Perhitungan Alokasi Biaya Tetap selain
3) Biaya Semivariabel yang bersifat variabel Biaya Bahan Baku Tahun 2019
yang telah dipisahkan menjadi biaya tetap. Alokasi Biaya
Produksi Harga Nilai Jual
Biaya Produksi
(Kg) Jual/kg (Rp)
(Rp) /Kg
Tabel 5 14.460 Rp.42.420 613.393.200 113.782.915 Rp.7.869
Biaya Tetap Tahun 2019 Sumber : Kopi Bubuk Cap Angsa
No Jenis Biaya Tetap Biaya Tetap (Rp)

1
Biaya Penyusutan Aktiva
90.282.915 Berdasarkan tabel diatas diketahui
Tetap
bahwa biaya tetap selain biaya bahan baku
Biaya Tenaga Kerja
2 18.000.000 pada produk per liter adalah sebesar Rp
Tidak Langsung
Biaya Semi Variabel yg 7.869/Kg. Keseluruhan biaya tetap selain
3 5.500.000
bersifat tetap
biaya bahan baku pada produk adalah sebesar
Jumlah 113.782.915
Rp 113.782.915.
Sumber : Kopi Bubuk Cap Angsa

Dari tabel diatas ternyata biaya tetap d. Perhitungan Harga Pokok Penjualan
tahun 2019 yang dikeluarkan adalah sebesar Usaha Kopi Bubuk Cap Angsa adalah
Rp 113.782.915. perusahaan manufaktur, maka perhitungan
harga pokok penjualan adalah sbb :
c. Pengalokasian Biaya Harga Pokok Penjualan Tahun 2019
Manajemen biasanya ingin Barang dlm Proses - 1 Januari Rp 25.450.000
Biaya Bahan Baku :
mengetahui besarnya kontribusi produk yang
Persediaan Awal Rp 17.250.000
dihasilkannya, apakah produk tersebut Pembelian Bahan Baku Rp 360.100.000
menguntungkan atau produk tersebut perlu Total Biaya Bahan Baku Rp 377.350.000
didorong pemasarannya. Artinya bahwa Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 50.400.000
Biaya Overhead Pabrik Rp 25.862.365
perusahaan perlu mengetahui seteliti mungkin
Total Biaya Produksi Rp 453.612.365
bagian dari seluruh biaya yang dibebankan Total Biaya Barang dlm Proses Rp 479.062.365
kepada produk yang dihasilkan. Barang dlm Proses – 31 Des (Rp 35.000.000)
Adapun pengalokasian biaya pada Jumlah Harga Pokok Penjualan Rp 444.062.365
Usaha Kopi Bubuk Cap Angsa dengan

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 11


Jurnal Akuntansi STIE (JAS) Vol. 7, No. 2 Desember 2021
p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X

Dengan demikian Harga Pokok penjualan yang harus dicapai agar Usaha Kopi
Penjualan Usaha Kopi Bubuk Cap Angsa Bubuk Cap Angsa berada pada titik CVP
Tahun 2019 sebesar Rp 444.062.365,00. untuk Penjualan Kopi Bubuk sebesar 789 Kg
atau senilai Rp 108.794.161.
e. Proyeksi Laporan Laba-Rugi
Proyeksi Laporan Laba Rugi Tahun 2019 g. Penentuan Marjin Kontribusi
Penjualan Rp 613.393.200 Besarnya marjin kontribusi untuk Kopi
Harga Pokok Penjualan Rp 414.062.365 –
Laba Kotor Rp 169.330.835 Bubuk Cap Angsa yaitu:
Biaya Administrasi dan umum Rp 580.900–
Contribution Margin Rp 168.749.935 MK = TP – TBV
Biaya Tetap :
BOP Rp 25.862.365
Biaya Adm dan Umum Rp 4.600.000 + Dimana: MK = Marjin Kontribusi
Jumlah Biaya Tetap Rp 30.462.365 – TP = Total Penjualan
Laba Bersih sebelum Pajak Rp138.287.570 TBV = Total Biaya Variabel

Jadi, perencanaan laba Usaha Kopi MK = Rp 613.393.200 – Rp 444.062.365


Bubuk Cap Angsa Kabupaten Rejang Lebong MK = Rp 169.330.835
untuk Tahun 2019 adalah sebesar Rp Jadi, Margin Kontribusi Usaha Kopi
138.287.570. Bubuk Cap Angsa tahun 2019 yaitu Rp
169.330.835.
f. Penentuan Cost-Volume-Provit (CVP)
Setelah diketahui jumlah biaya tetap dan h. Penentuan Margin of Safety
biaya variabel per Kg maka dapat dicari Besarnya margin of safety Usaha Kopi
titik impas. Bubuk Cap Angsa untuk penjualan kopi
bubuk dapat dihitung sebagai berikut :
MS = SB-SBE x100%
Perhitungan Titik Impas dalam kuantitas :
SB
Titik CVP dalam Kg = TFC___________
Dimana : MS = Margin of safety
Harga Jual/Kg – Biaya Variabel/Kg
SB = Sales Budgeted
= Rp 30.462.365
SBE = Sales CVP (penjualan titik impas)
Rp 42.420/K – Rp 3.810?Kg
= Rp 30.462.365
MS = 14.460 - 89 x 100%
Rp 38.610/Kg
14.460
= 788,98 Kg
= 0,99x100%
= 789 Kg
= 99%
Keterangan:
Titik CVP dalam Rupiah = TFC
1- TVC Margin of safety Kopi Bubuk Cap Angsa
TR adalah 99%, ini berarti bahwa jika penjualan
= Rp 30.462.365 sebenarnya Kopi Bubuk berkurang atau
1- Rp 444.062.365 menyimpang lebih besar dari 99% (dari
Rp 613.393.200
= Rp 30.462.365
penjualan yang direncanakan) maka
1- 0,72 perusahaan akan menderita kerugian.
= Rp 30.462.365
0,28 i. Penentuan Degree of Operating
= Rp 108.794.160,71
Leverage
= Rp 108.794.161
Derajat operating leverage = Margin Kontribusi
Laba Bersih
Keterangan :
= Rp 169.330.835
TFC = Biaya Tetap
Rp 138.287.570
TVC = Biaya Variabel
= 1,22
TR = Volume Penjualan

Jadi, dapat dijelaskan bahwa tingkat Derajat operating leverage merupakan

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 12


Jurnal Akuntansi STIE (JAS) Vol. 7, No. 2 Desember 2021
p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X

ukuran, pada tingkat penjualan tertentu, 3. Analisis biaya volume laba dapat
berapa persen perubahan volume penjualan mempermudah Usaha Kopi Bubuk Cap
akan mempengaruhi keuntungan. Jadi, dapat Angsa didalam menentukan besarnya laba
dikatakan bahwa derajat operating leverage yang diharapkan pada Tahun 2019 dan
Usaha Kopi Bubuk Cap Angsa adalah sebesar tahun-tahun berikutnya.
1,22 Atau 12,2 %. Artinya apabila perusahaan Dengan menggunakan analisis biaya
mengalami peningkatan penjualan sebesar 1% volume laba Usaha Kopi Bubuk Cap Angsa
maka perusahaan mendapat kenaikan laba diharapkan dapat :
sebesar 12,2%. 1. Membuat usahanya lebih maju dan
berkembang dan selalu memperoleh
4.2 Pembahasan keuntungan (laba) yang optimal,
Usaha Kopi Bubuk Cap Angsa 2. Mampu menjaga ketersediaan jumlah
menggunakan analisis biaya volume laba bahan baku agar Usaha Kopi Bubuk Cap
sebagai dasar untuk perencanaan laba. Angsa tidak mengalami hambatan dalam
Perencanaan laba yang akan datang dilakukan proses berproduksi.
dengan memperhatikan volume penjualan. Tujuan dari penelitian ini adalah
Hal ini disebabkan di Kabupaten Rejang menentukan besarnya laba yang
Lebong sudah terdapat usaha-usaha kopi direncanakan. Berdasarkan hasil perhitungan
bubuk sebagai pesaing. Untuk menghadapi dan analisis data yang telah dilakukan maka
para pesaing maka harus dipersiapkan strategi didapat beberapa estimasi yang harus
dalam bersaing. Salah satu strategi yang bisa diperhatikan agar laba yang seharusnya
dilakukan adalah dengan cara selalu diperoleh bisa terealisasi. Faktor-faktor
berinovasi dalam pengembangan produk, estimasi tersebut adalah sebagai berikut:
menekan biaya dan menentukan harga jual 1. Harga pokok penjualan sebesar Rp
yang mampu bersaing. Maka dari itu 444.062.365 dan juga diperoleh hasil
diperlukan suatu perencanaan laba yang baik perhitungan laba sebelum pajak sebesar Rp
sehingga faktor-faktor yang terkait dengan 138.287.570. Menggunakan laba sebelum
perencanaan laba seperti volume penjualan, pajak karena perusahaan dikenakan pajak
harga jual produk dan biaya-biaya bisa apabila memiliki keuntungan. Usaha Kopi
direncanakan secara teliti dan terkoordinir. Bubuk Cap Angsa tidak mengalami
Usaha Kopi Bubuk Cap Angsa kerugian, karena dari hasil analisis data
menggunakan analisis biaya volume laba yang telah dilakukan diperoleh laba
sebagai dasar untuk menentukan besarnya sebelum pajak sebesar Rp 138.287.570.
laba pada perusahaan karena analisis ini Jadi, untuk bisa memperoleh tingkat laba
memiliki keistimewaan sebagai berikut : sebesar Rp 138.287.570, maka Usaha Kopi
1. Analisis biaya volume laba dapat Bubuk Cap Angsa harus memperhatikan
menentukan volume penjualan yang harus dan melakukan tindakan sesuai dengan
dicapai dan kombinasi penjualan dari estimasi (perencanaan) dari volume
setiap jenis produk yang diproduksi untuk penjualan, harga jual produk dan biaya-
mencapai target laba yang telah biaya yang dikeluarkan.
ditetapkan. Volume total taksiran penjualan produk
2. Analisis biaya volume laba dapat kopi bubuk adalah sebesar 14.460 dengan
menentukan besarnya biaya variabel dan harga jual Rp 42.420 /kg.
biaya tetap serta hubungannya dengan Biaya Bahan Baku adalah Rp 377.350.000.
jumlah produk yang harus diproduksi dan biaya variabel adalah Rp 55.100.000 dan
dijual untuk mencapai laba yang biaya tetap adalah Rp 113.782.915.
ditargetkan.

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 13


Jurnal Akuntansi STIE (JAS) Vol. 7, No. 2 Desember 2021
p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X

2. Titik impas/BEP untuk penjualan kopi Rp 42.420/Kg, dengan volume penjualan


bubuk Cap Angsa adalah sebesar 789 kg sebesar 14.460 kg. sedangkan jumlah
dan Laba Rp 108.794.161. minimum yang harus terjual agar
Jadi, jika perusahaan menginginkan Laba perusahaan tidak mengalami kerugian
sebesar Rp 108.794.161 maka perusahaan adalah sebanyak 789 Kg dengan laba rugi
harus mencapai titik impas produk sebesar Rp 108.794.161. jumlah Biaya Variabel
789 kg. selain Biaya Bahan Baku sebesar Rp
3. Marjin kontribusi penjualan kopi bubuk 3.810/Kg. Biaya Tetap selain Biaya Bahan
adalah Rp. 169.330.835. Baku yang dikeluarkan sebesar Rp
Jadi, selisih antara penjualan dan biaya 7.869/kg untuk penjualan produk kopi
variabel untuk tahun 2019 pada Usaha bubuk cap angsa kabupaten rejang lebong.
Kopi Bubuk Cap Angsa sebesar Rp 3. Perencanaan Laba yang dilakukan
169.330.835. menentukan Taksiran Penjualan setiap
Selisih ini dapat digunakan untuk menutup bulan dan total taksiran penjualan tahun
biaya secara keseluruhan dan sisanya 2019 sebesar 14.460 kg. Marjin kontribusi
merupakan laba. adalah Rp 169.330.835. Margin of Safety
4. Margin of Safety penjualan kopi bubuk adalah 99%, ini berarti bahwa jika
adalah 99% ini berarti bahwa jika penjualan sebenarnya berkurang atau
penjualan nyata berkurang atau menyimpang lebih besar dari 99% (dari
menyimpang lebih besar dari 99% (dari penjualan yang direncanakan) maka
penjualan yang direncanakan) maka perusahaan akan menderita kerugian.
perusahaan akan menderita kerugian. Degree of operating leverage merupakan
5. Degree of operating leverage adalah ukuran, pada tingkat penjualan tertentu,
ukuran persentase perrubahan volume berapa persen perubahan volume
penjualan yang akan mempengaruhi laba. penjualan akan mempengaruhi
Karena operating leverage Usaha Kopi keuntungan. Degree of operating leverage
Bubuk Cap Angsa adalah sebesar 1,22 atau Usaha Kopi Bubuk Cap Angsa tahun 2019
12,2% yang berarti setiap 1% kenaikan adalah sebesar 1,22 atau 12,2% yang
pendapatan penjualan akan mengakibatkan berarti setiap 1% kenaikan pendapatan
kenaikan laba bersih sebesar 12,2%. penjualan akan mengakibatkan 12,2%
kenaikan laba bersih.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan VI. SARAN
analisis data mengenai analisis biaya volume Berdasarkan penelitian dan analisis
laba pada Usaha Kopi Bubuk Cap Angsa data, maka dapat diajukan beberapa saran
dapat disimpulkan sebagai berikut: yang berkaitan dengan hasil penelitian ini,
1. Usaha Kopi Bubuk Cap Angsa dapat diantaranya:
menggunakan analisis biaya volume laba 1. Usaha Kopi Bubuk Cap Angsa dapat
(cost volume profit analysis) sebagai dasar menggunakan Analisis Biaya Volume
untuk menentukan besarnya laba. Laba Sebagai alat bantu perencanaan laba
2. Dari hasil perhitungan dan analisis data dan target penjualan (Unit dan Rupiah)
dari Usaha Kopi Bubuk Cap Angsa maka setiap tahunnya. Sehingga perusahaan
didapat kesimpulan yang harus dapat mengambil keputusan yang tepat dan
diperhatikan dan dilakukan oleh melihat titik kelemahan yang ada untuk
perusahaan Usaha Kopi Bubuk Cap Angsa lebih baik kedepannya.
agar laba yang seharusnya diperoleh bisa 2. Analisis Biaya Volume Laba dapat
terealisasi yaitu Harga jual yang ditetapkan menjadi tolak ukur penerimaan laba

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 14


Jurnal Akuntansi STIE (JAS) Vol. 7, No. 2 Desember 2021
p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X

perusahaan dari tahun ke tahun. Yaitu Pengambilan Keputusan Manajemen.


dengan cara membandingkan penerimaan p. 278, 2013.
laba setiap tahunnya. [10] D. W. M. SAPUTRI, … , GROWTH,
3. Usaha Kopi Bubuk Cap Angsa harus PROFITABILITAS DAN LEVERAGE
memperhatikan peningkatan taksiran TERHADAP PENGUNGKAPAN
penjualan untuk mendapatkan laba yang TANGGUNG JAWAB SOSIAL
maksimal, yaitu dengan meningkatkan PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN
jumlah penjualan setiap periodenya agar …. 2018.
jumlah penerimaan semakin besar dan [11] Bustami and Nurlela, “Harga Pokok
jumlah laba yang didapatkan akan semakin Produksi,” Harga Pokok Produksi,
besar. vol. 1, p. 49, 2013.
4. Penerapan analisis biaya volum laba [12] W. K. Carter, Akuntansi Biaya Cost
tersebut hendaknya disertai dengan Accounting. Jakarta: Salemba Empat,
pemahaman yang baik mengenai 2012.
pemisahan biaya tetap dan biaya variabel [13] R. Gayle, Akuntansi Biaya Dengan
yang selama ini dilakukan oleh Menggunakan Pendekatan Manajemen
perusahaan. Biaya. Jakarta: Erlangga, 2014.
[14] Kaswadi, Manajemen Laba. Jakarta:
VII. DAFTAR PUSTAKA Salemba Empat, 2012.
[15] Y. Hariyanti, “Analisis Biaya-Volume-
[1] K. Krismiaji and Y. A. Aryani, “The Laba (Cost-Volume-Profit Analysis)
impact of enterprise resource planning Sebagai Alat Perencanaan Laba,”
and audit committee on accounting Skripsi, Univ. Jember, 2011.
information quality,” J. Akunt. Audit. [16] R. B. Samahati, “Analisis Biaya,
Indones., vol. 18, no. 1, pp. 65–74, Volume, Laba Sebagai Alat Bantu
2014. Perencanaan Laba Pada Hotel Sedona
[2] D. H. dan E. W. Baldric, Bambang, Manado,” J. EMBA J. Ris. Ekon.
Akuntansi Biaya, Edisi Kedu. Jakarta: Manajemen, Bisnis dan Akunt., vol. 1,
Salemba Empat, 2015. no. 3, 2013.
[3] Samryn, Akuntansi Manajemen, Edisi [17] Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis.
Pert. Jakarta: Kencana Prenada Media Bandung: Alfabeta, 2012.
Groub, 2012. [18] D. Sunyoto, “Teori, Kuisioner dan
[4] Mulyadi, Sistem Informasi Akuntansi. Analisis Data SUMBER DAYA
Jakarta: Angkasa, 2014. MANUSIA,” in Teori, Kuisioner dan
[5] I. Swastha, Basu, Manajemen Analisis Data SUMBER DAYA
Pemasaran Modern. 2014. MANUSIA, 2016, p. 34.
[6] Mulyadi, Akuntansi Biaya, Edisi Keli. [19] M. P. Prof. Dr. A. Muri Yusuf,
Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2013. “Metode Penelitian Kuantitatif,
[7] G. Blocher, David, Manajemen Biaya: Kualitatif & Penelitian Gabungan
Penekanan Strategis, Edisi Keli. - Prof. Dr. A. Muri Yusuf, M.Pd. -
Jakarta: Salemba Empat, 2012. Google Books,” Prenada Media. 2016.
[8] Baridwan, Sistem Informasi Akuntansi.
Jakarta: Salemba Empat, 2016.
[9] Rudianto, “Akuntansi Manajemen
Informasi untuk Pengambilan
Keputusan Manajemen,” Akuntansi
Manajemen Informasi untuk

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 15

Anda mungkin juga menyukai