Anda di halaman 1dari 17

EVALUASI PROGRAM PPG (Pendidikan Profesi Guru)

Diajukan untuk memenuhi Tugas – tugas


Mata Kuliah Evaluasi Program dalam
Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan Dasar

NAMA MAHASISWA : CHAIRUNNISA AMELIA


NIM : 8196184002
DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr. Abdul Murad., M.pd
MATA KULIAH : Evaluasi Program dalam Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan Dasar

PROGRAM STUDI S3 DIKDAS


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Bulan Oktober 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah Swt karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah ini sebatas pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki. Dan juga saya berterima kasih pada Bapak Prof. Dr. Abdul
Murad., M.pd selaku Dosen mata kuliah “Evaluasi Program dalam Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan Dasar” yang telah memberikan tugas ini kepada saya.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan. Untuk itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
sarana yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Medan, Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 3
C. Tujuan Masalah........................................................................................... 3

BAB II : PEMBAHASAN................................................................................................. 4

A. Pengertian Pendidikan Profesi Guru............................................................ 4


1.Pengertian Pendidikan.............................................................................. 4
2.Pengertian Profesi Guru............................................................................ 5
B. Tujuan Pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru (PPG).................................. 6
1.Tujuan Umum........................................................................................... 6
2.Tujuan Khusus.......................................................................................... 6
3.Pembentukan Profesional......................................................................... 8
C. Landasan Pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru (PPG).............................. 9
D. Manfaat Pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru (PPG)................................ 10

BAB III : PENUTUP......................................................................................................... 12


A. Kesimpulan........................................................................................................ 12
B. Saran.................................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu unsur penting dari proses kependidikan adalah pendidik. Di pundak
pendidik terletak tanggung jawab yang amat basar dalam upaya mengantarkan peserta
didik ke arah tujuan pendidikan yang dicita-citakan. Hal ini karena pendidikan merupakan
cultural transition yang bersifat dinamis ke arah perubahan yang bersifat kontinu, sebagai
sasaran vital untuk membangun kebudayaan dan peradaban umat manusia. Dalam hal ini,
pendidik bertanggung jawab memenuhi kebutuhan peserta didik, baik spiritual,
intelektual, moral, estetika dan kebutuhan fisik peserta didik.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang sistem


pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak secara peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab.

Sejalan dengan hal tersebut di atas pendidikan perspektif islam adalah upaya atau
proses pendidikan yang dilakukan untuk membimbing tingkah laku  manusia baik
individu maupun sosial, untuk mengarahkan potensi, baik potensi dasar (fitrah) maupun
ajar yang sesuai dengan fitrahnya melalui proses intelektual dan spiritual berlandaskan
nilai Islam untuk mencapai kehidupan bahagia dunia dan akhirat. Untuk mencapai hal
tersebut maka sangat dibutuhkan  pendidik atau guru yang sinerjik dan profesional.

Kepercayaan masyarakat umum terhadap salah satu jabatan fungsional guru, mulai 
dari masyarakat yang paling terbelakang sampai pada masyarakat yang paling maju
mengakui bahwa pendidik/guru merupakan satu diantara sekian banyak unsur pembentuk 
utama calon anggota masyarakat. Namun, wujud pengakuan itu berbeda antara satu
masyarakat dan masyarakat yang lain. Sebagian mengakui pentingnya peranan guru 
dengan cara yang lebih konkrit, sementara yang lain hanya  menyaksikan besarnya

1
tanggung jawab seorang guru dalam masyarakat. Sesuai dengan pernyataan tersebut maka
tugas dan tanggung jawab guru dalam menegembangkan profesinya adalah sebagai
pengajar, pembimbing, sebagai administrator kelas, pengembang kurikulum, dan bertugas
untuk membina hubungan masyarakat.                      

Guru dalam proses pembelajaran di kelas dipandang dapat memainkan peran penting,
terutama dalam membantu peserta didik untuk membangun sikap positif dalam belajar,
dapat membangkitkan rasa ingin tahu, mendorong kemandirian dan ketepatan logika
intelektual, serta menciptakan kondisi untuk sukses dalam belajar. Oleh karena itu, selain
terampil mengajar, seorang guru juga memiliki pengetahuan yang luas, bijak, dan dapat
bersosialisasi dengan baik serta profesional.

Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada semua jenjang


pendidikan. Hal tersebut, sesuai  undang-undang No 14 tahun 2005 tentang guru dan
dosen; guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing,  mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan
menengah.

Guru yang profesional adalah guru yang memiliki seperangkat kompetensi


(pengetahuan, keterampilan, dan perilaku) yang harus dimiliki, dihayati dan  dikuasai
oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Kompetensi yang harus
dimiliki oleh guru berdasarkan Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan
dosen menyatakan bahwa kompetensi guru meliputi pedgogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan
profesi. Profesi merupakan pekerjaan, yang dapat terwujud sebagai jabatan seseorang
yang ia tekuni berdasarkan keahliannya melaui proses pembelajaran.

Dengan demikian jelaslah bahwa profesi guru merupakan sebuah profesi yang hanya
dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien oleh seseorang yang dipersiapkan untuk
menguasai kompetensi guru  atau pendidikan dan pelatihan khusus. Oleh karena
pendayagunaan profesi guru secara formal dilakukan dilingkungan pendidikan yang
bersifat berjenjang dan berbeda jenisnya, maka guru harus memenuhi persyaratan 
kualifikasi dan kompetensi sesuai jenis dan jenjang sekolah tempatnya bekerja.
B. Rumusan masalah

2
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengertian pendidikan profesi guru?
2. Bagaimana tujuan pelaksanaan pendidikan profesi guru?
3. Bagaimana landasan pelaksanaan pendidikan profesi guru?
4. Bagaimana manfaat pelaksanaan pendidikan profesi guru?

C. Tujuan Masalah
Tujuan dari paparan rumusan masalah diatas adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan profesi guru.
2. Untuk mengetahui tujuan pelaksanaan pendidikan profesi guru.
3. Untuk mengetahui landasan pelaksanaan pendidikan profesi guru.
4. Untuk mengetahui manfaat pelaksanaan pendidikan profesi guru.

                  

   

BAB II
PEMBAHASAN

3
A. Pengertian Pendidikan Profesi Guru
Untuk mendapatkan penjelasan yang lebih mendalam (komprehensip) mengenai
pendidikan profesi guru (PPG), maka pembahasan ini diawali dengan pengertian, baik
secara etimologi maupun sacara terminologi.
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan secara etimologi, pendidikan berasal dari bahasa arab yaitu “tarbiyah”
dengan kata kerja “rabba”. Kata “pengajaran” dalam bahasa arabnya adalah “ta’lim”
dengan kata kerjanya “ ‘allama”. Pendidikan dan pengajaran dalam bahasa arab adalam
“tarbiyah wa ta’lim”. Pengertian pendidikan tersebut di atas sesuai dengan ayat al-
Quran:26/18 sebagai berikut:

Terjemahnya:
“Berkata (Fir'aun  kepada Nabi Musa) "Bukankah kami Telah mengasuhmu
(mendidikmu) dalam keluarga kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal
bersama kami beberapa tahun dari umurmu”.
Pengertian Pendidikan secara terminologi menurut Omar Mohammad at-Toumy al-
Syaibani(1979:399) memandang bahwa pendidikan sebagai proses membentuk
pengalaman dan perubahan yang dikehendaki dalam individu dan kelompok melalui
interaksi dengan alam dan lingkungan kehidupan. Sementara Bassam Tibi (1991:113)
memandang pendidikan sebagai sistem sosial yang dapat membentuk subsistem-
subsistem dalam sistem sosial secara total.
Sementara Hasan Langgulung (1992:3) menyatakan bahwa pendidikan dari segi
kemasyarakatan berarti pewarisan kebudayaan dari generasi tua kepada generasi muda
agar hidup masyarakat tetap berkelanjutan. Sementara pendidikan secara individu berarti
pengembangan seluruh potensi yang dimiliki yang terpendam dan tersembunyi.
(pewarisan kebudayaan sekaligus pengembangan potensi diri). Namun Napoleon Hill
(2007) memaknai pendidikan bukan sekedar tindakan menyampaikan pengetahuan (the
act of importing knoledge) atau transfer pengetahuan (transfer of knowledge) semata.

Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar


dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

4
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah sebuah
proses yang membentuk pengalaman dan perubahan yang dikehendaki dalam individu
dan kelompok melalui interaksi dengan alam dan lingkungan kehidupan.
2. Pengertian Profesi guru
Pengertian Profesi menurut Howard M. Vollmer dan Donald L. Mills (1996)
menyatakan  bahwa profesi berarti suatu kompetensi khusus yang memerlukan
kemampuan intelektual tinggi, yang mencakup penguasaan atau didasari pengetahuan
tertentu. Selanjutnya dikatakan pula bahwa profesi guru adalah sebuah jabatan yang
memerlukan kemampuan intelektual khusus, yang diperoleh melalui kegiatan belajar dan
pelatihan yang bertujuan untuk menguasai keterampilan atau keahlian dalam melayani
atau memberikan advice pada orang lain. Dengan memperoleh upah atau gaji dalam
jumlah tertentu.
Pengertian lain dikemukakan oleh Moh Uzer Usman (1991) bahwa guru merupakan
suatu profesi yang diartikan suatu jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian
khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh orang yang  tidak
memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan  diluar bidang pendidikan.
Selain pengertian diatas dikemukakan pula oleh Makagiansar, M (1996), profesi guru
adalah orang yang memiliki latar belakang pendidikan keguruan yang memadai, keahlian
guru dalam melaksanakan tugas kependidikan diperoleh setelah menempuh pendidikan
keguruan tertentu.
Galbreath, J. (1999) menyatakan bahwa profesi guru adalah orang yang bekerja atas
panggilan hati nurani. Dalam melaksanakan tugas pengabdian pada masyarakat
hendaknya didasari atas dorongan atau panggilan hati nurani. Sehingga guru akan merasa
senang dalam melaksanakan tugas berat dalam mencerdaskan anak didiknya. Nasanius,
Y (1998) mengatakan profesi guru yaitu kemampuan yang tidak dimiliki oleh warga
masyarakat pada umumnya yang tidak pernah mengikuti pendidikan keguruan. Ada
beberapa peran yang dapat dilakukan guru sebagai tenaga pendidik, yaitu:
a. Sebagai pekerja profesional dengan fungsi mengajar, membimbing dan melatih.
b. Pekerja kemanusiaan dengan fungsi dapat merealisasikan seluruh kemampuan.
c. Kemanusiaan yang dimiliki.
d. Sebagai petugas kemasyarakatan dengan fungsi mengajar dan mendidik
masyarakat untuk menjadi warga negara yang baik.

5
Berdasarkan  Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh  seseorang dan menjadi
sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan
yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Dari beberapa pengertian mengenai profesi tersebut di atas maka unsur terpenting
dalam profesi guru adalah penguasaan sejumlah kompetensi sebagai keterampilan atau
keahlian khusus yang diperlukan untuk melaksanakan tugas mendidik dan mengajar
secara efektif dan efesien serta kemampuan yang tinggi dan kecakapan dalam
menjalankan tugas profesi tersebut.

B. Tujuan Pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru (PPG)


1. Tujuan Umum
Tujuan dilaksanakannya pendidikan profesi guru adalah untuk menghasilkan calon
guru yang mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Tujuan umum PPG tersebut
tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, yaitu menghasilkan calon guru yang
memiliki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dilaksanakannya pendidikan profesi guru tercantum dalam
Permendiknas No 8 Tahun 2009 Pasal 2 yaitu untuk menghasilkan calon guru yang
memiliki kompetensi dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran;
menindaklanjuti hasil penilaian, melakukan pembimbingan, pelatihan peserta didik, dan
melakukan penelitian, serta mampu mengembangkan profesionalitas secara
berkelanjutan. Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2006), ada beberapa tujuan yang
ingin dicapai dengan mengadakan pelatihan antara lain:
a. Pelatihan berfungsi memperbaiki perilaku atau performance kerja. Hal ini sangat
diperlukan agar pendidik lebih mampu melaksanakan tugas-tugasnya dan
diharapkan berhasil dalam upaya pelaksanaan  program kerja organisasi atau
lembaga.
b. Pelatihan berfungsi mempersiapkan promo ketenagaan untuk jabatan yang lebih
rumit dan sulit.

6
c. Pelatihan berfungsi untuk mempersiapkan tenaga kerja pada jabatan yang lebih
tinggi.
Penguasaan dan kemampuan melaksanakan kompetensi secara prima dalam arti
efektif dan efesien, menempatkan profesi guru sebagai sebuah profesi. Sehubungan
dengan itu Djojonegoro (1998) menyatakan bahwa profesionalisme dalam suatu jabatan
ditentukan oleh tiga faktor penting. Ketiga faktor tersebut disajikan berikut ini.
1) Memiliki keahlian khusus yang dipersiapkan oleh program pendidikan keahlian
atau spesialisasi.
2) Kemampuan untuk memperbaiki kemampuan (keterampilan dan keahlian khusus
yang dikuasai).
3) Penghasilan yang memadai sebagai imbalan terhadap keahlian khusus yang
dimilikinya.
Gagasan pendidikan profesi guru semula dimaksudkan sebagai langkah strategis
untuk mengatasi problem mutu keguruan karena perbaikan itu tidak akan terjadi dengan
menaikkan remunerasi saja. Oleh sebab itu, pendidikan profesi diperlukan sebagai upaya
mengubah motivasi dan kinerja guru secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.
Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen dinyatakan
bahwa untuk mewujudkan penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan prinsip
profesionalitas untuk memenuhi hak yang sama bagi warga negara dalam memperoleh
pendidikan yang bermutu, maka untuk mencapai tujuan yang dimaksud hendaknya:
a) Mengangkat martabat guru.
b) Menjamin hak dan kewajiban guru.
c) Meningkatkan kompetensi guru.
d) Memajukan profesi serta karir.
e) Meningkatkan mutu pembelajaran.
f) Meningkatkan mutu pendidikan nasional.
g) Mengurangi kesenjangan ketersediaan guru antar daerah dari segi jumlah, mutu,
kualifikasi akademik dan kompetensi.
h) Mengurangi kesenjangan mutu pendidikan antar daerah, dan
i) Mengurangi kesenjangan pelayanan pendidikan yang bermutu.
Guru sebagai figur sentral dalam dunia pendidikan, khususnya saat terjadinya proses
interaksi pembelajaran. Oleh karena itu guru harus memeiliki karakteristik kepribadian
yang ideal sesuai dengan persyaratan yang bersifat psikologis.

7
3. Pembentukan profesional
Guru harus mencapai kemampuan profesional tingkat tinggi. Kemampuan itu dapat
tercapai melalui pendidikan persiapan, praktik kerja lapangan, pendidikan profesi, atau
pengembangan profesional berkelanjutan. Secara teoritis dan simultan, simultan kegiatan
ini dimaksudkan untuk membentuk guru profesinal sungguhan, yang mampu
melaksanakan proses pembelajaran secara baik dan bermutu. Menurut Vigotsky (1978),
dimensi yang terkait dalam pembentukan guru profesional disajikan berikut ini:
a. Pembentukan guru sebagai pribadi yang utuh. Kemampuan ini diperlukan agar
guru mampu membimbing dan mengarahkan paserta didik dalam setiap aspek
pengembangan kepribadian dan dimensi sosialnya.
b. Pembentukan karakter sistemik yang diperlukan untuk memberdayakan siswa,
dimulai ketika siswa teregistrasi untuk keperluan studinya dan hingga mereka
dinyatakan lulus.
c. Pembentukan karakter pribadi (personalized character) dengan dua jalur
referensi, yaitu individualisasi (orientasi pada orang-orang tertentu secara
individual) dan integrasi (orientasi pada orang secara keseluruhan) dengan
mempertimbangkan berbagai sisi pengembangan, termasuk yang terkait dengan
tujuan edukatif.
d. Pembentukan karakter preventif, tidak hanya dalam kaitannya dengan pemecahan
masalah melainkan juga dalam rangka mengantisipasi kesulitan dan dalam situasi
defisit yang dapat menghambat pemenuhan tujuan.
Menurut N. Chacon (2002) dalam rangka pengembangan kemampuan dan
keterampilan kepedagogian juga perlu upaya mengembangkan etika profesi guru, dengan
mengemas program yang menggamit beberapa dimensi yaitu:
1) Penguasaan subtansi pengajaran dan pembelajaran, meliputi ilmu pengetahuan,
budaya, keterampilan, nilai, dan sikap dalam integrasi sekolah dan pendidikan.
2) Penguasaan dimensi pedagogis, khususnya berkaitan dengan nilai-nilai humanistik
dan etika profesi.
3) Penguasaan program pendidikan berbasis proses dan hasil dalam keseluruhan
perilaku dan pekerjaan kependidikan.
4) Penguasaan metode proses pengembangan kegiatan belajar mengajar berdasarkan
lintas kurikuler secara aksiologis dengan menggunakan perangkat teknologi.
4. Untuk memperoleh sertifikat pendidik.

8
Sesuai Pasal 11 UU Sisdiknas mensyaratkan bahwa untuk memperoleh sertifikat
pendidik tidak lain adalah kualifikasi S1/D4 implementasi gagasan pendidikan profesi
lebih ditekankan pada uji sertifikasi (terutama untuk guru dalam jabatan). dan menempuh
pendidikan profesi guru. Program uji sertifikasi yang tengah dijalankan pemerintah
dengan mengandalkan penilaian portofolio, dipilih oleh pemerintah kabupaten/kota pada
masa lampau.
Pendidikan guru dalam jabatan yang telah memiliki kualifikasi akademik S-1/D-IV
yang tidak sesuai dengan mata pelajaran, rumpun mata pelajaran atau satuan pendidikan
(TK dan SD) yang diampu, mengikuti pendidikan profesi berdasarkan mata pelajaran
atau rumpun mata pelajaran dan atau satuan pendidikan yang diampunya.

C. Landasan Pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru (PPG)


Dalam pelaksanaan pendidikan profesi guru tentunya memiliki landasan yang
digunakan sebagai acuan yang mengatur keseluruhan bagian program tersebut. Landasan
tersebut adalah:
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Dalam Undang-undang tersebut terdapat beberapa pasal yang terkait dengan
penyelenggaraan pelaksanaan pendidikan profesi guru, yaitu:
a. Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan
jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
b. Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi dihasilkan oleh
perguruan tinggi yang terakreditasi.
c. Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki
program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi. Selanjutnya
dikatakan pula bahwa: 1) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membina
dan mengembangkan tenaga kependidikan pada stuan pendidikan
yangdiselenggarrakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah; 2)
Penyelenggara pendidikan oleh masyarakat berkewajiban dan
mengembangkan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan yang
diselenggarakannya; 3)Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membantu
pembinaan dan pengembangan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan
formal yang diselenggarakan oleh masyarakat.

9
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005, tentang guru dan dosen  mengenai
pendidikan profesi guru dinyatakan bahwa:
a. Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,
sehat jasamani dan rohani serta  memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
b. Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tunggi yang memiliki
program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan
oleh pemerintah.
c. Sertifikasi pendidik dilaksanakan secara objektif, transparan dan akuntabel.
d. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menyediakan anggaran untuk
peningkatan kualifikasi akademik dan sertifikasi pendidik bagi guru dalam
jabatan yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat.
D. Manfaat Pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru (PPG)
Kegiatan Pendidikan Profesi guru (PPG) dapat memberikan manfaat sebagai berikut
yaitu:
1. Bagi guru dapat menambah pengalaman dan penghayatan guru tentang proses
pendidikan dan proses pembelajaran disekolah.
2. Dapat menciptakan guru profesional dibidangnya.
3. Dapat meningkatkan kesejahteraan bagi guru.
4. Memperoleh pengalaman tentang cara berpikir dan bekerja secara interdisipliner
sehingga dapat memahami keterkaitan ilmu dalam mengatasi permasalahan
pendidikan yang ada disekolah. Mempertajam daya nalar dalam penelaahan
perumusan dan pemecahan masalah pendidikan yang ada disekolah.
5. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat berperan sebagai
motivator, dinamisator dalam pembelajaran.
6. Bagi sekolah menemukan penyegaran serta ide baru dalam proses pembelajaran
baik sistem pengajarannya  maupun tugas kependidikan, sehingga diharapkan
model pembelajaran akan menjadi lebih baik.
7. Bagi masyarakat tersedianya calon tenaga pendidik (guru) yang memiliki kualitas
yang baik dan menumbuhkan motivasi masyarakat untuk percaya bahwa dunia
pendidikan mampu memberikan pelayanan yang cukup memuaskan.

10
Guru sebagai pelatih, yang bertugas melatih peserta didik dalam pembentukan
kompetensi dasar, sesuai dengan potensi masing-masing. Pelatihan yang dilakukan,
disamping harus memperhatikan kompetensi dasar dan materi standar, juga harus mampu
memperhatikan perbedaan individual peserta didik, serta lingkungannya.
Jabatan guru dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan tenaga guru. Kebutuhan ini
meningkat dengan adanya lembaga pendidikan yang menghasilkan calon guru untuk
menghasilkan guru yang profesional. Walaupun jabatan profesi guru belum dikatakan
penuh, namun kondisi ini semakin membaik dengan peningkatan penghasilan guru,
pengakuan profesi guru, organisasi profesi yang semakin baik, dan lembaga pendidikan
yang menghasilkan tenaga guru sehingga ada sertifikasi guru melalui Akta Mengajar.
Organisasi profesi berfungsi untuk menyatukan gerak langkah anggota profesi dan
untuk meningkatkan profesionalitas para anggotanya. Hal ini sesuai dengan  PP No. 19
Tahun 2005 akan jelas bahwa untuk menjadi seorang tenaga pendidik yang profesional
tidaklah mudah, mereka harus benar-benar teruji dan memenuhi persyaratan. Setelah
diberlakukannya uji sertifikasi yang diikuti dengan mendapatkan tunjangan profesi bagi
guru, diharapkan ada peningkatan kesejahteraan yang diikuti dengan peningkatan
kinerja.

   

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan                    

11
Profesi guru merupakan suatu bidang pekerjaan khusus yang memerlukan keahlian,
kemampuan, ketelatenan, dan pengetahuan yang digunakan untuk melaksanakan tugas
pokok seperti mendidik, mengajar, membimbing melatih, serta mengevaluasi peserta
didik, agar memiliki sikap dan prilaku yang diharapkan. Profesi harus memiliki tiga pilar
pokok, penting yaitu pengetahuan, keahlian, dan persiapan akademik.
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dinyatakan, bahwa guru adalah tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik  guru yang memenuhi standar mutu (memenuhi
kualifikasi) yang dipersyaratkan.
Secara teoritis kegiatan pendidikan profesi guru dimaksudkan untuk membentuk guru
profesinal  yang mampu melaksanakan proses pembelajaran secara baik dan bermutu.
Manfaat tersebut dapat menambah pengalaman dan penghayatan guru tentang proses
pendidikan serta proses pembelajaran di sekolah.
Dengan adanya pelatihan profesi guru  sangat menguntungkan bagi guru, sekolah, dan
masyarakat. Dengan tersedianya calon tenaga pendidik (guru), yang memiliki kualitas
yang bermutu dapat menumbuhkan motivasi masyarakat untuk semakin percaya bahwa
dunia pendidikan mampu memberikan pelayanan yang cukup memuaskan. Hal ini akan
mendorong masyarakat untuk lebih turut aktif menggalakkan program wajib belajar yang
dicanangkan oleh pemerintah.

B. Saran
Hampir diketahui oleh semua orang yang terdidik bahwa profesi guru merupakan
suatu bidang pekerjaan khusus yang memerlukan keahlian, kemampuan, ketelatenan, dan
pengetahuan. Hal yang dapat disarankan oleh penulis adalah sebaiknya guru
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat, terutama bagi pendidik  guru yang memenuhi standar mutu
(memenuhi kualifikasi) yang dipersyaratkan. Dengan adanya pelatihan profesi guru 
sangat menguntungkan bagi guru, sekolah, dan masyarakat. Dengan tersedianya calon
tenaga pendidik (guru), yang memiliki kualitas yang bermutu dapat menumbuhkan
motivasi masyarakat untuk semakin percaya bahwa dunia pendidikan mampu
memberikan pelayanan yang cukup memuaskan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Al- Syaibani, Omar Mohammad al toumy. 1979. Falsafah Pendidikan Islam. Jakarta .
Bulan Bintang.

Chacon, N. (2002). Student’s Attitudes to Mathemathics and Technology Comprative


Study Between the United Kingdom and Spain. London: City University.

Departemen Agama RI, al-Quran dan Terjemahnya.  Cet. XIV; Jakarta: Sari Agung.

13
Departemen Pendidikan Nasional (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan, Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.

Galbreath, J. 1999. Preparing the 21st Century Worker: The Link Between Computer-
Based Technology and Future Skill Sets. Educational Technology. Desember:
14-22.

Hamalik, Oemar (2006). Kurikulum dan Pembelajaran.  Jakarta: Bumi Aksara.

Langgulung, Hasan (1992). Kreativitas dan Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka Al-Husna.

Makagiansar, M. (1996). Shift in global paradigm and the teacher of tomorrow, 17th.
Convention of the asean council of teachers (act): 5-8 Desember, 1996,
Republic of Singapore.

Napoleon, Hill. 2007. The New Think And Grow Rich. Jakarta : PT ufuk Publishing
House.

Nasanius, Y. (1998). Kemerosotan Pendidikan Kita: Guru dan Siswa Yang Berperan
Besar, Bukan Kurikulum. Suara Pembaharuan. [Online]. Tersedia di :
http://www.suarapembaruan.com/News/081998/08Opini. [Diakses 20
Desember 2013].

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 8 Tahun 2009, Tentang Guru.

Republik Indonesia (2011). Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun
2003. Cet. IV; Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Republik Indonesia (2005), Undang-undang No. 14 Guru dan Dosen, hal. 11.

Republik Indonesia (2005), Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Cet. IV)


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tibi, Bassam, (1991). Arab Nasionalism. New York : St. Martin Press.

Usman, Uzer (1991), Menjadi Guru Profesional (Cet. XXVII; Bandung: Remaja
Rosdakarya, 20013), hal. 5.

Vollmer, Howard M. dan Mills, Donald L (1996). Professionalization, Prentice Hall, Inc.,
Engle wood Cliffs, New Jersey.

Vygotsky, L.S. (1978). Mind in Society. Camridge: Harvard University Press.


Wardiman Djojonegoro. (1998). Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui SMK.
Jakarta: Jayakarta Agung Offset.

14

Anda mungkin juga menyukai