Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

BAB I : KONSEP DASAR MANAJEMEN BIAYA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Manajemen Biaya 2

ANGGOTA KELOMPOK 1 :

1. Avisa Ardiyanti (18130310001)


2. Anggik Wahyuningsih (18130310034)
3. Nurul Hidayati (18130310039)
4. Munica Putri Jion Viarma (18130310164)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI

TAHUN AJARAN 2021/2022

i
Kata Pengantar
Puji dan syukur mari kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan

rahmad dan karunianya kepada penulis, sehingga penulis beserta bisa menyusun makalah ini

dengan judul ”Konsep Dasar Manajemen Biaya”. Sholawat dan salam kita hadiahkan kepada

junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, seorang pemimpin sejati, suri tauladan yang

baik bagi semua umat, yang telah membawa kita ke zaman modern yang penuh dengan ilmu

pengetahuan dan teknologi seperti sekarang ini.

Penulis berharap makalah ini bisa bermanfaat serta memberikan sumbangan

pengetahuan bagi semua pihak yang tertarik dan ingin mengetahui tentang konsep dasar

manajemen biaya. Makalah ini juga diharapkan bisa menjadi penambah literatur (daftar

bacaan) khususnya bagi mahasiswa fakultas Ekonomi yang mengambil mata kuliah

manajemen biaya 2.

Namun demikian, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari

semua pihak demi penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, bersama ini penulis

mempersembahkan makalah dengan judul “Konsep Dasar Manajemen Biaya”.

Kediri, Februari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PRNGANTAR...........................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I

PEMBAHASAN.....................................................................................................1

1. Sistem Informasi Manajemen.......................................................................1


2. Hubungan dengan sistem dan fungsi operasi lainnya..................................2
3. Pembebanan Biaya: Penelusuran Langsung (Direct Tracing),
Penelusuran Penggerak (Driver Tracing), dan Alokasi (Allocation).........3
4. Biaya Produk dan Jasa .................................................................................6
5. Laporan Keuangan Eksternal ....................................................................10
6. Pendorong Kegiatan Dan Perilaku Biaya ..................................................13
7. Sistem Manajemen Biaya Tradisional Kontemporer.................................17

BAB II

PENUTUP ............................................................................................................21

KESIMPULAN.....................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22

iii
BAB I

PEMBAHASAN

1. Sistem Informasi Manajemen


Sistem informasi manajemen biaya adalah subsistem informasi akuntansi yang
terutama berhubungan dengan memproduksi keluaran untuk mengguna internal
dengan menggunakan masukan dan proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan
manajemen. Sistem informasi manajemen biaya memiliki tiga tujuan yang luas yaitu :
a. Untuk memberikan informasi perhitungan harga pokok jasa, produk dan objek
lain yang menjadi minat manajemen.
b. Untuk memberikan informasi pengambilan keputusan.
c. Untuk memberikan informasi perencanaan dan pengendalian.
Sistem Manajemen Biaya Terpadu

Desain
dan
Sistem Sistem
Pengemb Produksi
angan

Sistem
Sistem
Manajamen
Manajamen
Biaya
Biaya

Sistem Sistem
Pemasaran Pelayanan
dan Pelanggan
Distribusi

1
Kegiatan Rantai Nilai Untuk Produk atau Jasa

D
istrb
Ja sa
n
e
Ja
m
g
u
k
d
o
P
istr ibus
D
es ain
D

P asr
P enga m
ban g
rod uksi
P

Laporan biaya kegiatan rantai nilai merupakan keluaran penting dari sistem
manajemen biaya. Salah satu.
2. Hubungan dengan sistem dan fungsi operasi lainnya
Informasi biaya yang dihasilkan oleh sistem informasi manajemen biaya harus
berguna dan bermanfaat pada organisasi secara keseluruhan. Oleh karenanaya
sistem manajemen biaya kualitas tinggi harus mempunyai prespektif organisasi.
Rantai nilai adalah rangkaian kegiatan yang diperlukan untuk deain,
pengembangan, produksi, pemasaran, distribusi, dan pelayanan produk (produk
dapat berupa jasa). Perhitungan harga pokok nilai-nilai membebankan biaya pada
rangkaian kegiatan yang menyususn rantaia nilai. Laporan kegiatan rantai nilai
merupakan keluaran penting dari sistem manajemen biaya. Salah satu
kemungkinannya adalah perhitungan harga pokok produk. Tujuan desain yang
luas ini mengharapkan lebih bnayak dari sistem manajemen biaya dibandingkan
keluaran informasi yang hanaya memenuhi persyaratan pelaporan eksternal.

a. Sistem yang berbeda untuk maksud yang berbeda

Sistem informasi manajemen biaya memiliki dua substansi utama: sistem


informasi akuntansi biaya dan sistem operasi pengendalian operasional.
Tujuannya adalah berkaitan dengan perhitungan harga pokok dan
pengendalian. Keluaran dari dua sistem ini memnuhi tujuan kedua (tujuan
pengambilan keputusan).

b. Sistem informasi akuntansi biaya

2
Sistem manajemen biaya yang dirancang untuk membebankan biaya pada
produk dan tepat waktu menyangkut kinerja manajer dan pihak lain terhadap
kegiatan perencanaan dan pengendalian mereka. Ini berhubungan dengan
kegiatan apa yang harus dilakukan menilai bagaimana kegiatan tersebut
dilakukan. Sistem informasi pengendalian yang baik memberi informasi yang
membantu manajer dalam melakukan program peningkatan berkelanjutan
pada semua aspek dari bisnis mereka.

3. Pembebanan Biaya: Penelusuran Langsung (Direct Tracing), Penelusuran


Penggerak (Driver Tracing), dan Alokasi (Allocation)
Pembebanan biaya atas produk. jasa, pelanggan, dan objek lain yang merupakan
kepentingan manajemen, adalah salah satu tujuan dasar system informasi akuntansi
manajemen. Peningkatan keakuratan pembebanan biaya menghasilkan infornmasi
yang lebih bermutu tinggi, yang kemudian dapat digunakan untuk membuat
keputusan yang lebih baik.
a. Biaya
Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan
barang atau jasa yang diharapkan member manfaat saat ini dan di masa datang
bagi organisasi. Dikatakan sebagai ekuivalen kas karena sumber nonkas dapat
ditukar dengan barang atau jasa yang diinginkan. Jadi, kita dapat mengganggap
biaya sebagai ukuran dollar dari sumber daya yang digunakan untuk mencapai
keuntungan tertentu. Mengurangi biaya yang dibutuhkan untuk mencapai manfaat
tertentu memiliki arti bahwa perusahaan menjadi lebih efisien. Akan tetapi biaya
tidak hanya harus ditekan, tetapi juga harus dikelola secara strategis. Para
manajer harus memiliki tujuan menyediakan nilai bagi pelanggan yang sama
besar dengan biaya yang lebih rendah dari para pesaingnya. Dengan begitu posisi
strategis perusahaan akan naik, dan tereiptalah keunggulan kompetitif. Biaya
kesempatan (opportunity cost) adalah manfaat yang diserahkan atau dikorbankan
ketika suatu alternative dipilih dari beberapa alternative lain. Biaya dikeluarkan
untuk mendapatkan manfaat di masa depan. Pada perusahaan yang berorientasi
pada laba, manfaat masa depan biasanya berarti pendapatan. Jika biaya telah
dihabiskan dalam proses menghasilkan pendapatan, maka biaya tersebut
dinyatakan kadaluwarsa (expired) yang kemudian disebut beban. Di setiap
periode, beban akan dikurangkan dari pendapatan dalam laporan laba rugi, untuk
menentukan laba periode tersebut. Agar perusahaan tetap eksis dalam bisnisnya,
pendapatan harus melebihi beban, selain itu laba yang dihasilkan harus cukup
besar untuk dapat memuaskan pemilik perusahaan. Jadi, biaya dan harga
berkaitan dalam pengertian bahwa harga harus melebihi biaya agar menghasilkan
cukup banyak laba. Selanjutnya, penurunan harga dapat meningkatkan nilai bagi
pelanggan dengan mengurangi pengorbanan pelanggan, dan kemampuan
menurunkan harga berkaitan dengan kemampuan mengurangi biaya. Oleh sebab
itu, pembebanan biaya untuk menentukan biaya objek adalah penting dalam
penyediaan informasi ini kepada manajer.
b. Objek Biaya

3
Sistem akuntansi manajemen dibuat untuk mengukur dan membebankan biaya
kepada entitas, yang disebut sebagai objek biaya. Objek biaya dapat berupa
apapun seperti produk, pelanggan, departemen, proyek, aktivitas, dan sebagainya,
yang diukur biayanya dan dibebankan. Misalnya jika sebuah rumah sakit ingin
menetapkan biaya departemen operasional, maka objek biaya adalah departemen
operasional. Aktivitas adalah orang orang dan peralatan yang melakukan kerja
bagi orang lain. Oleh sebab itu, aktivitas adalah unit dasar kerja yang dilakukan
dalam sebuah organisasi, dan dapat juga digambarkan sebagai suatu
pengumpulan tindakan dalam suatu organisasi yang berguna bagi para manajer
untuk melakukan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.
Aktivitas tidak hanya bertindak sebagai objek biaya, tetapi juga memiliki peran
utama dalam pembebanan biaya untuk objek biaya lainnya.
c. Keakuratan Pembebanan
Pembebanan biaya secara akurat ke objek biaya sangatlah penting. Gagasan
mengenai keakuratan tidak dievaluasi berdasarkan pengetahuan tentang biaya
yang "sebenarnya". Keakuratan adalah suatu konsep yang relative, dan harus
dilakukan dengan wajar serta logis terhadap penggunaan metode pembebanan
biaya. Tujuannya adalah untuk mengukur dan membebankan biaya terhadap
sumber daya yang dikonsumsi oleh objek biaya. Intuisi dan anggapan umum
diekspresikan sebagai berikut : "lebih baik menjadi kurang lebih benar daripada
menjadi sangat tidak akurat". Beberapa metode pembebanan biaya ternyata lebih
akurat dibandingkan lainnya. Pembebanan biaya yang terdistorsi dapat
menghasilkan keputusan yang salah dan evaluasi yang buruk. Melakukan
hubungan sebab akibat antara biaya yang dibebankan dan objek biaya adalah
kunci untuk membuat pembebanan biaya yang secara wajar akurat.
i. Ketertulusuran (Traceability)
Hubungan antara biaya dan objek biaya dapat digali untuk membantu
meningkatkan keakuratan pembebanan biaya. Biaya dapat secara langsung
atau tidak langsung berkaitan dengan objek biaya. Biaya tidak langsung
(indirect cost) adalah biaya yang tidak dapat dengan mudah dan akurat
dilacak sebagai objek biaya. Biaya langsung (direct cost) adalah biaya
yang dengan mudah dan akurat ditelusuri sebagai objek biaya. "Ditelusuri
dengan mudah" memiliki arti bahwa biaya biaya dapat dibebankan dengan
cara yang layak secara ekonomi, sementara "dilacak dengan akurat"
memiliki arti bahwa biaya dapat dibebankan dengan menggunakan
hubungan sebab akibat. Jadi, ketertelusuran adalah kemampuan untuk
membebankan biaya ke objek biaya dengan cara yang layak secara
ekonomi berdasarkan hubungan sebab akibat. Semakin besar biaya yang
dapat ditelusuri ke objeknya, semakin akurat pembebanan biayanya.
Ketertelusuran adalah unsure utama dalam pengembangan pembebanan
biaya yang akurat. Mungkin saja suatu jenis biaya tertentu digolongkan
baik sebagai biaya langsung maupun tidak langsung. System akuntansi
manajemen umumnya berurusan dengan banyak objek biaya. Semua
bergantung pada objek biaya yang menjadi acuan.

4
ii. Metode Penelusuran
Penelusuran adalah pembebanan actual biaya ke objek biaya, dengan
menggunakan ukuran yang dapat diamati atas sumber daya yang
dikonsumsi oleh objek biaya. Penelusuran biaya ke objek biaya dapat
terjadi melalui salah satu dari dua cara berikut ini :
o Penelusuran Langsung
Penelusuran langsung adalah suatu proses pengidentifikasian dan
pembebanan biaya yng berkaitan secara khusus dan fisik dengan
suatu objek. Penelusuran ini paling sering dikerjakan melalui
pengamatan secara fisik. Baik bahan baku dan penggunaan tenaga
kerja dapat diobservasi secara fisik, oleh sebab itu, biayanya dapat
dibebankan secara langsung ke objek biaya. Idealnya, semua biaya
harus dibebankan ke objek biaya dengan menggunakan penelusuran
langsung. Sayangnya, sering terjadi bahwa objek biaya bukan
merupakan pengguna satu satunya sumber daya. Dalam kasus ini,
penelusuran penggerak dipertimbangkan penggunaannya untuk
membebankan biaya.
o Penelusuran Penggerak
Penelusuran penggerak adalah penggunaan penggerak untuk
membebani biaya ke objek biaya, Di dalam konteks pembebanan
biaya, penggerak adalah factor penyebab yang dapat diamati dan yang
mengukur konsumsi sumber daya objek biaya. Oleh sebab itu,
penggerak adalah factor yang menyebabkan perubahan dalam
penggunaan sumber daya, dan memiliki hubungan sebab akibat
dengan biaya yang berhubungan dengan objek biaya.

iii. Membebankan Biaya Tidak Langsung


Biaya tidak langsung adalah biaya – biaya yang tidak dapat dibebankan ke
objek-objek biaya, baik dengan menggunakan penelusuran langsung atau
penggerak. Hal ini berarti bahwa tidak ada hubungan sebab akibat antara
biaya dan objek biaya, atau penelusuran tidak layak dilakukan secara
ekonomis. Pembebanan biaya tidak langsung ke objek disebut alokasi.
Oleh karena tidak terdapat hubungan sebab-akibat, pengalokasian biaya
tidak langsung didasarkan pada kemudahan atau beberapa asumsi yang
berhubungan. Cara yang mudah untuk mengalokasikan biaya adalah hanya
dengan membebankannya secara proporsional ke jam tenaga kerja
langsung yang digunakan setiap produk. Pembebanan biaya tidak langsung
secara arbitrer mengurangi keakuratan pembebanan biaya secara
keseluruhan. Oleh sebab itu, kebijakan perhitungan biaya yang terbaik
mungkin ke objek biayanya membebankan biaya (yang ditelusuri),
langsung ke objek biaya. Akan tetapi, alokasi biaya tidak langsung
mungkin bermanfaat untuk tujuan lain di samping keakuratan. Misalnya,
mengalokasikan biaya tidak langsung ke produk (suatu objek biaya)
mungkin dibutuhkan untuk memenuhi peraturan pelaporan eksternal.
5
Walaupun demikian, kebanyakan manfaat manajerial dari pembebanan
biaya lebih baik dalam hal keakuratan; jadi, paling tidak, penelusuran dan
alokasi pembebanan biaya sebaiknya dilaporkan secara terpisah.

Model Pembebanan Biaya

Biaya Sumber Daya

Penelusuran Penelusuran
Alokasi
Langsung Penggerak

Pengamatan Fisik
Hubungan Sebab Asumsi
Akibat Hubungan

Objek Biaya

4. Biaya Produk dan Jasa


Keluaran (output) organisasi menggambarkan salah satu dari objek biaya terpenting.
Ada dua jenis keluaran : produk berwujud dan jasa. Produk berwujud adalah barang
yang dihasilkan dengan mengubah bahan baku melalui penggunaan tenaga kerja dan
masukan (input) modal, seperti pabrik, lahan, dan mesin.
Jasa (service) adalah tugas atau aktivitas yang dilakukan untuk seorang pelanggan,
atau aktivitas yang dijalankan oleh seorang pelanggan dengan menggunakan produk
atau fasilitas organisasi. Jasa juga diproduksi dengan menggunakan bahan, tenaga
kerja, dan masukan modal. Perlindungan asuransi, perawatan keschatan, perawatan
gigi, dan akuntansi adalah contoh dari berbagai aktivitas jasa yang dilakukan untuk
pelanggan. Penyewaan kendaraan, video dan alat ski adalah contoh dari jasa yang
memungkinkan pelanggan menggunakan produk atau fasilitas organisasi. Jasa
berbeda dengan produk berwujud dalam empat dimensi penting. Ketidakberwujudan
(intangibility), tidak tahan lama (perishability), tidak dapat dipisahkan
(inseparabaility), dan heterogenitas (heterogenity). Ketidakberwujudan berarti bahwa
pembeli jasa tidak dapat melihat, merasakan, mendengar, atau mencicipi suatu jasa
sebelum jasa tersebut dibeli. Jadi, jasa adalah produk tidak berwujud. Tidak tahan
lama memiliki arti bahwa jasa tidak dapat disimpan untuk kegunaan masa depan oleh
pelanggan (ada beberapa kasus yang tidak umum, yaitu saat barang-barang berwujud

6
tidak dapat disimpan), tetapi harus dikonsumsi pada saat diselenggarakan. Meskipun
jasa tidak bisa disimpan, akan tetapi beberaa jasa, seperti operasi plastik, member
pengaruh jangka panjang dan tidak perlu diulangi pelanggan tersebut. Jasa lainnya
memberi pengaruh jangka pendek dan menciptakan pelanggan setia. Contoh jasa yang
berulang adalah jasa pemeriksaan, jasa penjagaan rumah, dan binatu (dry cleaning).
Tidak dapat dipisahkan memiliki arti bahwa produsen dan pembeli jasa biasanya
harus melakukan kontrak langsung pada saat pertukaran. Akibatnya jasa sering kali
tidak dapat dipisahkan dari produsen mereka. Sebagai contoh, pemeriksaan mata
mengharuskan kehadiran baik pasien maupun dokter spesialis mata.
Akan tetapi, produsen produk berwujud tidak memerlukan kontak langsung dengan
pembeli produk mereka. Pembeli mobil tidak perlu melakukan kontak langsung
dengan dengan insinyur dan pekerja perakitan yang memproduksi mobil mereka.
Heterogenitas berarti bahwa terdapat peluang variasi yang lebih besar pada
penyelenggaraan jasa daripada produksi produk. Penyelenggara jasa dapat saja
dipengaruhi oleh pekerjaan yang dilakukan, bauran individu lainnya yang bekerja
dengan mereka, pendidikan dan pengalaman mereka, serta faktor-faktor pribadi
seperti kehidupan rumah tangga. Faktor- faktor ini membuat penyelenggaraan tingkat
jasa yang konsisten menjadi sulit. Prngukuran produktivitas dan mutu pada
perusahaan jasa harus dilakukan secara terus menerus dan sensitive terhadap faktor-
faktor tersebut. Perbedaan ini mempengaruhi informasi yang diperlukan untuk
perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Berikut ilustrasi berbagai
aspek yang berkaitan dengan jasa, beberapa sifat turunannya, serta interaksinya
dengan sistem akuntansi manajemen.

4.1 Biaya yang Berbeda untuk Tujuan Berbeda


Biaya produk adalah pembebanan biaya yang mendukung tujuan manajerial yang
spesifik. Jadi, arti dari "biaya produk" tergantung pada tujuan manajerial yang
sedang berusaha dicapai. Definisi biaya produk mengilustrasikan prinsip
manajemen biaya yang bersifat fundamental, yaitu: "biaya yang berbeda untuk
tujuan berbeda". Sebagai contoh pertama, misalkan pihak manajemen tertarik
dengan analisis tingkat laba strategis. Demi mendukung tujuan ini, manajemen
memerlukan informasi tentang semua pendapatan dan biaya yang berhubungan
dengan suatu produk. Pada kasus ini, rantai nilai biaya produk telah sesuai,
karena memperhitungkan semua biaya yang diperlukan untuk menilai tingkat laba
strategis.

Contoh Definisi Biaya Produk

Rantai Nilai Harga Pokok Produk Biaya Produk Bagian Biaya


Produk Operasiona Tradisional

7
Penelitian dan
Pegembangan

Produksi
Produksi
Produksi
Pemasaran

Pemasaran
Layanan Pelanggan

Layanan Pelanggan

Keputusan Penetapan harga Keputusan Perancangan Pelaporan Keuangan


Keputusan baruan produk Strategi Analisis tingkat laba Eksternal
Analisis tingkat laba strategis dan taktis

4.2 Biaya Produk dan Pelaporan Keuangan Eksternal

Salah satu tujuan utama sistem manajemen biaya adalah perhitungan biaya
produk untuk pelaporan keuangan eksternal. Demi tujuan perhitungan biaya
produk, konvensi yang berlaku secara eksternal menyatakan bahwa biaya dapat
diklasifikasikan menurut tujuan khusus atau fungsi-fungsi, yang hendak mereka
capai. Biaya dikelomokkan ke dalam dua kategori fungsional utama: produksi
(manufaktur) dan nonproduksi (nonmanufaktur). Biaya produksi adalah biaya
yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Biaya
nonproduksi adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi perancangan,
pengembangan, pemaaran, distribusi, layanan pelanggan dan administrasi umum.
Biaya pemasaran, distribusi, dan layanan pelanggan kadang kala ditempatkan
dalam satu kategori umum yang disebut biaya penjualan. Sementara, biaya
perancangan. pengembangan, dan administrasi umum ditempatkan dalam
kategori biaya administrasi. Dalam perusahaan manufaktur, biaya produksi dapat
diklasifikasikan sebagai bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan
overhead pabrik. Ketiga unsur biaya tersebut dapat dibebankan ke produk, dalam
pelaporan keuangan eksternal.

A. Bahan Langsung (Direct Materials)


Bahan langsung adalah bahan baku atau bahan mentah (raw materials) yang
đapat ditelusuri ke barang atau jasa yang sedang diproduksi. Bahan
langsung (direct materials) adalah bahan yang menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari produk jadi dan dapat ditelusuri secara fisik dan mudah ke
produk tersebut. Sebagai contoh bahan langsung, besi pada mobil, kayu
pada perabotan rumah, dan kawat untuk perbaikan gigi.

8
B. Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour)
Tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri
dengan mudah melalui pengamatan fisik yang digunakan dalam mengukur
kuantitas karyawan yang digunakan pada barang atau jasa yang sedang
diproduksi. karyawan yang mengubah bahan baku menjadi produk atau
menyediakan jasa kepada pelanggan diklasifikasikan sebagai tenagai kerja
langsung. Misalnya, kepala koki restoran, dan pilot Garuda Airlines.
Sebuah studi atas 37 industri manufaktur menyebutkan bahwa biaya tenaga
kerja langsung hanya mencakup sekitar 10% dari penjualan.
C. Overhead
Semua biaya produksi selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung
dikelompokkan ke dalam biaya overhead pabrik. Banyak input selain dari
bahan langsung dan tenaga kerja langsung diperlukan untuk membuat
produk. Contohnya yaitu bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung,
pemeliharaan dan perbaikan peralatan produksi, listrik dan penerangan,
pajak properti, asurani, depresiasi, pengawasan dan keamanan pabrik. dan
sebagainya.
D. Biaya Penjualan dan Administrasi
Untuk pelaporan keuangan eksternal, biaya penjualan dan administrasi
disebut sebagai biaya yang tidak dapat diinventarisasi atau biaya periode.
Biaya yang tidak dapat diinventarisasi dibebankan dalam periode waktu
terjadinya. Pada organisasi manufaktur, biaya ini dapat mencapai lebih dari
25% pendapatan penjualan dan usaha mengendalikannya dapat
menghasilkan penghematan biaya yang lebih besar dari usaha serupa dalam
mengendalikan biaya produksi. Biaya yang diperlukan untuk memasarkan,
mendistribusikan, dan melayani produk atau jasa merupakan biaya
penjualan (pemasaran). Biaya ini sering disebut sebagai biaya yang
mendapatkan pesanan (order getting cost) dan memenuhi pesanan (order
filling cost). Biaya-biaya terebut meliputi pengiklanan, pengiriman,
perjalanan dalam rangka penjualan, komisi penjualan, gaji untuk bagian
penjualan, dan biaya penyimpanan produk jadi. Biaya administrasi adalah
seluruh biaya yang berkaitan dengan penelitian, pengembangan, dan
administrasi umum pada organisasi yang tidak dapat dibebeankan ke
pemasaran dan produksi. Administrasi umum bertanggung jawab
memastikan bahwa berbagai aktivitas organisasi terintegrasi secara tepat
sehingga misi perusahaan terealisasi dengan tepat. Misalnya, presiden
direktur perusahaan menaruh perhatian terhadap efisiensi penjualan
produksi serta aktivitas penelitian dan pengembangan. Contoh biaya
administrasiadalah gaji eksekutif puncak, akuntansi umum, kesekretariatan,
humas, honor pengacara, pencetakan laporan tahunan, dan lain sebagainya.
E. Biaya Utama dan Konversi Gabungan dari biaya produksi yang berbeda
melahirkan konsep biaya konversi dan utama. Biaya utama (prime cost)
adalah jumlah bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Sementara

9
biaya konversi adalah jumlah biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead. Pada perusahaan manufaktur, biaya konversi dapat
diinterpretasikan sebagai biaya mengubah bahan baku menjadi produk
akhir.

5. Laporan Keuangan Eksternal


Demi memenuhi kebutuhan pelaporan eksternal, biaya-biaya harus diklasifikasikan
berdasarkan fungsi. Oleh karena itu, dalam penyusunan laporan laba rugi, biaya
produksi dan biaya penjualan serta administrasi dipisahkan. Biaya produksi
digolongkan sebagai biaya produk, sementara biaya penjualan dan administrasi
digolongkan sebagai biaya periode. Dalam akuntansi keuangan, biaya produk
(product cost) mencakup semua biaya yang terkait dengan pemerolehan atau
pembuatan suatu produk. Dalam hal perusahaan manufaktur, biaya produk terdiri atas
biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Jika biaya-
biaya tersebut melekat pada produk yang belum terjual, maka dilaporkan sebagai
persediaan dalam laporan posisi keuangan. Sementara itu, jika biaya-biaya tersebut
melekat pada produk yang sudah terjual maka biaya-biaya tersebut dialihkan dari
persediaan menjadi beban (biasanya sebagai harga pokok penjualan) dan diletakkan
dalam laporan laba rugi. Biaya periodik (periodie cost) adalah semua biaya yang tidak
termasuk dalam biaya produk. Biaya-biaya ini dicatat sebagai beban di laporan laba
rugi pada periode terjadinya jika menggunakan basis akrual.

a. Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur


Laporan laba rugi berdasarkan klasifikasi fungsional pada perusahaan manufaktur
ditunjukkan pada tampilan di bawah ini. Pemasukan yang dihitung meurut
klasifikasi fungsional sering disebut sebagai perhitungan pemasukan biaya
absorpsi (Viull-costing) karena semuan biaya manufaktur dibebankan ke produk.
Menurut pendekatan perhitungan biaya absorpsi, beban dipisahkan menurut
fungsi dan kemudian dikurangi dari pendapatan untuk menghasilkan laba
sebelum pajak. Pada tampilan di bawah terdapat dua kategori fungsional utama
pada beban yaitu harga pokok penjualan dan beban operasi. Kategori ini
berkaitan dengan beban manufaktur dan nonmanufaktur. Dalam menghitung
harga pokok penjualan, pada awalnya ditentukan harga pokok produksi yang
diambil dari biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead.

Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur

Organisasi Manufaktur
Laporan Laba Rugi
Untuk Periode Tahun yang Berakhir 31 Desember 1998

Penjualan $.2.000.000

10
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan awal produk jadi $. 250.000
Ditambah:
Harga pokok produksi $.1.200.000
Barang yang tersedia untuk dijual $.1.450.000
Dikurangi:
Persediaan akhir barang jadi ($.150.000) $.1.300.000
Margin bruto $.700.000
Dikurangi:
Beban operasi:
Beban penjualan $.300.000
Beban administrasi $.150.000 $.450.000
Pendapatan sebelum pajak $.250.000

Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi mencerminkan total biaya produk yang diselesaikan selama periode
berjalan. Biaya tersebut terdiri dari biaya manufaktur bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung, dan overhead pabrik. Rincian dari pembebanan biaya-biaya tersebut diuraikan
dalam laporan harga pokok produksi. Pada tampilan biaya manufaktur yang bertambah
selama periode tersebut ditambahkan ke biaya manufaktur yang terkandung pada barang
dalam proses awal, yang menghasilkan total biaya manufaktur. Biaya yang atas barang dalam
proses akhir kemudian dikurangi dari total biaya manufaktur untuk mendapatkan harga pokok
produksi.

Laporan Harga Pokok Produksi


Untuk Periode Tahun yang Berakhir 31 Desember 1998

Bahan baku langsung:


            Persediaan awal                                                        $.200.000
            Ditambah: Pembelian $.450.000
            Bahan baku yang tersedia   $.650.000
            Dikurangi: Persediaan akhi ($.50.000)
Bahan baku langsung yang terpakai                                                        $.600.000
Tenaga kerja langsung                                                                         $.350.000
Overhead manufaktur:
            Tenaga kerja tidak langsung $.122.500
            Depresiasi $.177.500
            Sewa $.50.000

11
            Listrik, air, dll $.37.500
            Pajak properti $.12.500
            Pemeliharaan  $. 50.000         450.000
Total tambahan  biaya manufaktur $.1.400.000
Ditambah:
Barang dalam proses awal $.200.000
Total biaya manufaktur $.1.600.000
Dikurangi:
Barang dalam proses akhir                                                                       ($.400.000)
Harga pokok produksi $.1.200.000

Barang Dalam Proses Barang dalam proses terdiri dari semua unit yang telah diselesaikan
sebagian dalam produksi, pada titik waktu tertentu. Barang dalam proses awal terdiri dari unit
yang telah diselesaikan sebagian yang telah ada pada awal periode. Barang dalam proses
akhir adalah biaya unit yang ada pada akhir periode. Oleh karena itu, biaya barang dalam
proses awal mencerminkan biaya manufaktur yang tercatat pada periode sebelumnya,
sedangkan biaya barang dalam proses akhir mencerminkan biaya manufaktur yang akan
dicata pada periode selanjutnya.

b. Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang


Pada dasarnya, laporan laba rugi perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang
adalah sama. Akan tetapi, ada perbedaan pada sejumlah jurnal dalam perhitungan
harga pokok penjualan. Untuk menentukan harga pokok penjualan dalam
perusahaan dagang, hanya diperlukan informasi saldo awal dan saldo akhir
persediaan serta pembelian. Total pembelian didapat dari penjumlahan seluruh
pembelian dari pemasok.
Perhitungan Harga Pokok Penjualan pada Perusahaan Dagang
Persediaan Awal + Pembelian = Persediaan Akhir + Harga Pokok Penjualan
atau Harga Pokok Penjualan = Persediaan Awal + Pembelian - Persediaan Akhir
c. Laporan Laba Rugi Perusahaan Jasa
Laporan laba rugi perusahaan jasa, harga pokok penjualan bisa dihitung dengan
cara yang berbeda dengan harga pokok penjualan manufaktur, perusahaan jasa
tidak memiliki persediaan barang jadi namun harga pokok penjualan jasa selalu
berhubungan dengan harga pokok produksi.

6. Pendorong Kegiatan Dan Perilaku Biaya


a. Konsep Perilaku Biaya
Masukan Kegiatan adalah sumber daya yang dikonsumsi oleh kegiatan dalam
memproduksi keluarnya. Keluaran kegiatan adalah hasil atau produk dari suatu
kegiatan. Perilaku biaya menjelaskan bagaimana biaya masuk kegiatan

12
berubah dalam kaitannya dengan perubahan pada keluaran kegiatan. Kegiatan
tingkat unit adalah kegiatan yang dilakukan setiap kali suatu unit di produksi.

masukan:

bahan baku

energi KELUARAN
KEGIATAN KEGIATAN
buruh

modal

PERILAKU
BIAYA
b. Biaya Tetap
Biaya Tetap adalah biaya yang secara keseluruhan konstan dalam rentang yang
relevan seiring dengan tingkat pendorong kegiatan beragam. Untuk
mengilustrasikan perilaku biaya tetap, pikirkan pabrik yang memproduksi
komputer pribadi. Salah satu departemen pada pabrik pertanggungjawaban
untuk pemasangan disk drive 3 1/2 inci. Dua drive dipasang pada tiap
komputer dan dipindahkan melalui departemen. Mendefisinikan kegiatan
sebagai pemasangan disk drive dan pendorong kegiatan berupa jumlah
komputer yang di proses. Departemen tersebut mengoperasikan dua lini
produksi. Tiap lini dapat memproses hingga 10.000 per tahun. Pekerja
produksi tiap lini dapat diawasi oleh manajer lini-produksi yang dibayar
$24.000 per tahun. Untuk produksi hingga 10.000 unit, hanya dibutuhkan satu
pengawas, untuk produksi antar 10.001 dan 20.000 unit, dua pengawas
dibutuhkan. Biaya pengawasan untuk beberapa tingkatan produksi diberikan di
bawah ini untuk pabrik (yang dimiliki oleh Daya Computers).

Daya Computers

Pengawasan Komputer yang Biaya unit


diproses
$24.000 4.000 $8,00
24.000 8.000 3,00
24.000 10.000 2,40
48.000 12.000 4,00
48.000 16.000 3,00
48.000 20.000 2,40

13
Langkah pertama dalam penilai perilaku biaya menenentukan pendorong kegiatan
yang tepat. Pada kasus ini, pendorong kegiatan adalah jumlah komputer yang
diproses. Langkah kedua adalah menetukan apa yang dimaksud oleh rentang
relevan, rentang di masa asumsihubungan biaya tetap berlaku untuk operasi
normal perusahaan. Asumsikan bahwa rentang relevan adalah 12.000 hingga
20.000 komputer yang diproses. Perhatikan bahwa total biaya pengawasan tetap
dalam rentang ini seiring dengan lebih banyak komputer yang diproses. Daya
computer membayar $48.000 untuk pengawasan tanpa memperhatikan apakah
yang diproses 12.000, 16.000, atau 20.000 komputer.

Perhatikan terutama pada kata secara keseluruhan pada difinisi biaya tetap.
Sementara total biaya pengawasan tetap tidak berubah seiring dengan lebih
banyak komputer yang diproses, biaya unit beribah seiring dengan tingkat
pendorong kegiatan berubah. Seperti yang diperlihatkan contoh pada tabel, dalam
rentang relevan , biaya unit pengawas menurun dari $4 menjadi $2,40. Karena
perilaku biaya tetap per-unit, mudah untuk memperoleh kesan bahwa biaya tetap
dipengaruhi oleh perubahan pada tingkat pendorong kegiatan, yang pada
kenyataanya tidak dipengaruhi. Unit biaya tetap sering menyesatkan dan dapat
mempengaruhi beberapa keputusan secera merugikan.

Kita dapat memperoleh tambahan wawasan mengenai sifat biaya tetap dengan
menggambarkan secara grafis. Grafik tersebut menunjukan perilaku biaya tetap
yang diberikan pada Peraga 2-13. Seperti yang dapat di-lihat, untuk rentang
relevan, perilaku biaya pengawasan digambarkan dengan garis horizontal.
Perhatikan bahwa pada 12.000 komputer yang diproses, biaya pengawasan adalah
$48.000; pada 16.000 komputer yang diproses, biaya pengawasan juga $48.000.
Garis ini secara visual menunjukkan bahwa biaya tetap tidak berubah seiring
dengan bervariasinya tingkat pendorong kegiatan. Untuk rentang relevan, jumlah
biaya tetap dapat ditunjukan dengan per-samaan linear sederhana berikut:

F = Jumlah biaya tetap

Pada contoh kami untuk Daya Computer, biaya pengawasan berjumlah $48.000
untuk tingkat keluaran berapa pun antara 10.001 dan 20.000 komputer yang
diproduksi. Maka , pengawasan adalah biaya tetap , dan persamaan biaya tetap
pada kasusu ini F= $48.000. Dengan jelas dikatakan, persamaan ini
mengamsusikan bahwa biaya tetap sebesar $48.000 untuk setiap tingkatan
(seperti jika garis tersebut diperluas pada sumbu vertikal seperti yang
menunjukkan oleh garis terputus-purus pada Peraga 2-13). Meskipun asumsi ini
tidak benar, tidak membahayakan jika keputusan operasi dibatasi pada rentang
relevan.

Biaya

14
$48.000 F = $48.000

$24.000

4.000 8.000 12.000


16.000 20.000

c. Biaya Variabel

Biaya Variabel didefisinikan sebagai biaya yang secara jumlah bervariasi


berbanding langsung terhadap perubahan pada pendorong kegiatan. Untuk
mengilustrasikan, kita perluas contoh Daya Computer untuk mencakup biaya
disk drive. Seperti halnya pengawasan , kegiatannya adalah pemasangan disk
drive dan pendorong kegiatannya adalah jumlah komputer yang diproses.
Setiap komputer membutuhkan dua disk drive 3 ½ inci dengan biaya masing-
masing $ 30, sehingga biaya disk drive per komputer adalah $60 (2x$30).
Biaya disk drive untuk berbagai tingkatan kegiatan diberikan di bawah :

Daya Computers

Biaya Disk Drive Jumlah Komputer Biaya unit


yang diproses
$240.000 4.000 $60
480.000 8.000 60
720.000 10.000 60
960.000 12.000 60
1200.000 16.000 60

Semakin banyak computer yang diproduksi, jumlah biaya disk drive


meningkat dengan perbandingan lurus. Misalnya,produksi digandakan dari
8.000 menjadi 16.000 unit, jumlah biaya disk drive juga digandakan dari
$480.000 menjadi $860.000 . Perhatikan pula banyak biaya unit bahan baku
konstan.

15
Biaya variable dapat pula ditunjukkan oleh persamaan linear. Disini jumlah
biaya variable tergantung pada tingkat pendorong kegiatan. Hubungan ini
dapat digambarkan dengan persamaan di bawah :

Y Y : VX

Dimana Y X : Jumlah biaya variable

V: Biaya variable per unit

X : Jumlah unit pendorong kegiatan

Penjelasan Grafis. Pada contoh kita untuk Daya Computer,hubungan yang


menjelaskan biaya bahan bahan baku langsung adalah Y Y =$60X, dimana X =
Jumlah computer yang diproses. Perhatikan bahwa pada saat tidak ada unit
yang di proses, jumlah biaya variable adalah nol. Namun,seiring unit yang
diproduksi meningkat,jumlah biaya variabel juga meningkat. Disini dapat
dilihat bahwa jumlah biaya meningkat berbanding langsung dengan peningkat
bahwa jumlah computer yang diproses (pendorong kegiatan); tarif peningkatan
dihitung oleh kemiripin garis. Saat 12.000 komputer di proses, jumlah biaya
disk drive adalah $720.000 (atau $60 x 12.000 komputer yang diproses); saat
16.000 komputer diproses jumlah biayanya adalah $960.000

Asumsi linearitas. Definisi biaya variabel yang diberikan diatas grafik


menunjukkan hubungan linear antara biaya disk drive dan jumlah komputer
yang diproses. Seberapa masuk akal asumsi bahwa biaya adalah linear?
Apakah biaya benar-benar meningkatmeningkat berbanding langsung terhadap
tingkat pendorong kegiatan? Jika tidak, maka seberapa baik asumsi fugsi biaya
linear memperkirakan fungsi biaya yang mendasari?.

Jika diasumsikan hubungan linear,maka perhatian utama adalah seberapa baik


asumsi ini memperkirakan fungsi biaya yang mendasari. Peraga 2-16
memberikan kita beberapa ide dari konsekuensi mengasumsikan fungsi biaya
linier. Seperti pada biaya tetap,kita dapat menentukan rentang relevan sebagai
rentang kegiatan dimana hubungan biaya yang diasumsikan bekerja. Disini
kebenaran mengacu pada seberapa dekat fungsi biaya linear memperkirakan
fungsi biaya yang mendasari. Catat bahwa untuk unit pendorong kegiatan di
luar X, perkiraan tersebut tampaknya tidak berlaku lagi.

7. Sistem Manajemen Biaya Tradisional Kontemporer

Sistem manajemen biaya secara luas dapat diklasifikasi sebagai tradisional dan
kontemporer. Baik pendekatan tradisional dan kontemporer keduanya ditemukan
dalam praktik. Saat ini sistem manajemen biaya tradisional digunakan lebih luas
dibandingkan sistem kontemporer. Namun penggunaan sistem manajemen biaya

16
kontemporer meningkat, terutama pada organisasi organisasi yang menghadapi
peningkatan produk, kompleksitas yang lebih tinggi , daur hidup yang lebih
pendek, meningkatnya persyaratan mutu dan tekanan persaingan yang hebat.
Untuk perusahaan yang beroperasi pada lingkungan dengan baik, produksi yang
maju, sistem manajemen biaya tradisional tidak dapat bekerja dengan baik.
Informasi biaya yang lebih relevan dan tepat waktu diperlukan organisasi ini
untuk membangun keunggulan persaingan jangka panjang yang terus-menerus.

Akuntansi Biaya Tradisional : Sistem akuntansi biaya tradisional Mengasumsikan


bahwa semua biaya diklasifikasikan sebagai tetap atau variabel berkaitan dengan
perubahan unit atau volume produk yang diproduksi. Maka, unit produk atau
pendorong lainnya sangat berhubungan dengan unit yang diproduksi seperti jam
tenaga kerja langsung atau jam mesin, adalah satu-satunya pendorong yang
menjelaskan dianggap penting. Karena pendorong kegiatan berdasarkan unit
biasanya bukan satu-satunya hubungan penyebab, banyak kegiatan pembebanan
biaya produk harus diklasifikasikan sebagai alokasi ( ingat alokasi adalah
pembebanan biaya berdasarkan asumsi hubungan atau kemudahan). Oleh karena
itu kita dapat mengatakan bahwa sistem akuntansi biaya tradisional cenderung
menjadi padat alokasi.

Tujuan perhitungan harga pokok produk dari sistem akuntansi biaya tradisional
secara khas dipenuhi dengan pembebanan biaya produksi pada persediaan dan
harga pokok penjualan untuk maksud pelaporan keuangan. Namun sistem
akuntansi biaya tradisional sering melengkapi perbedaan definisi biaya produk
tradisional yang berguna. Misalnya, biaya utama dan biaya variabel produksi per
unit mungkin dilaporkan (biaya variabel produksi adalah bahan baku langsung,
tenaga kerja langsung, overhead pabrik di mana perilaku variabel didefinisikan
berkaitan dengan mendorong kegiatan berdasarkan unit).

Akuntansi Biaya Kontemporer : sistem akuntansi biaya kontemporer


menekankan pada penelusuran dibandingkan alokas. Peranan penelusuran
pendorong diperluas secara signifikan dengan mengidentifikasi pendorong yang
tidak berhubungan dengan volume produk yang diproduksi (disebut pendorong
kegiatan berdasarkan non unit ). Sistem biaya berdasarkan kegiatan adalah sistem
akuntansi biaya yang menggunakan pendorong kegiatan berdasarkan unit dan non
unit untuk membebankan biaya pada objek biaya.

Perhitungan harga pokok produk pada sistem kontemporer cenderung fleksibel.


Sistem manajemen biaya kontemporer mampu memproduksi informasi biaya
untuk berbagai tujuan manajerial, termasuk tujuan pelaporan keuangan. Definisi
harga pokok produk yang lebih menyeluruh menekankan pada perencanaan
pengendalian dan pengambilan keputusan yang lebih baik.

Pengendalian Biaya Kontemporer Subsistem pengendalian operasi kontemporer


juga sangat berbeda dengan sistem tradisional. Manajemen berdasarkan kegiatan
memfokuskan pada manajemen kegiatan dengan tujuan meningkatkan nilai yang
17
diterima oleh yang diterima dengan menggunakan nilai ini. Manajemen ini
mencangkup analisis pendorong Analisis kegiatan dan evaluasi kinerja, serta
gambar pada perhitungan harga pokok berdasarkan kegiatan sebagai sumber
informasi utama (lihat pada paragraf 2 -18). Perhatikan pada paragraf ke 2- 18
bahwa dimensi vertikal menentukan penelusuran biaya pada objek biaya − dengan
menelusuri Sumber daya pada kegiatan dan kemudian pada objek biaya. Dimensi
ini adalah dimensi perhitungan harga pokok berdasarkan kegiatan (mengacu pada
pandangan biaya) dan bertindak sebagai masukan penting pada dimensi
pengendalian yang disebut pandangan proses. Pandangan proses memperhatikan
pengidentifikasian faktor-faktor yang menyebabkan biaya kegiatan ( menjelaskan
mengapa biaya terjadi), menilai pekerjaan Apa yang dilakukan (mengidentifikasi
kegiatan) dan mengevaluasi pekerjaan yang dilakukan kan dan hasil yang dicapai
(seberapa baik kegiatan dilakukan). Jadi sistem pengendalian kontemporer
mensyaratkan informasi kegiatan yang rinci.

Pendekatan baru ini memfokuskan pada pertanggungjawaban kegiatan


dibandingkan biaya dan menekankan maksimisasi sistem dibandingkan kinerja
individu. Pada sistem pengendalian operasi kontemporer dari ukuran kinerja
keuangan dan non-keuangan adalah penting.

Perbandingan Sistem Manajemen Biaya Tradisional dan Kontemporer

Tradisional Kontemporer

1. Pendorong berdasarkan Unit 1. Pendorong berdasarkan unit dan non unit.

2. Intensif-alokasi 2. Intensif- penelusuran.

3. Perhitungan harga pokok produk yang 3. perhitungan harga pokok produk yang luas
sempit dan kaku dan fleksibel.

4. Fokus pada Pengolahan Biaya 4.fokus pada pengolaan kegiatan.

5. Informasi biaya yang singkat. 5. Informasi kegiatan yang rinci.

6. Memaksimalkan ukuran kinerja keuangan 6. Memaksimalkan kinerja sistem.

Pilihan Sistem Manajemen Biaya

Sistem manajemen biaya kontemporer lebih kompleks dan mencatatkan


peningkatan yang signifikan dalam pengukuran kegiatan dan pengukuran dapat
menghabiskan biaya. Dalam memutuskan Apakah menerapkan sistem manajemen
biaya kontemporer atau tidak, manajer harus menilai pertukaran antara
pengukuran biaya dan biaya kesalahan. Biaya Pengukuran adalah biaya yang
berhubungan dengan pengukuran yang diperlukan oleh sistem manajemen biaya

18
sedangkan Biaya Kesalahan adalah biaya yang berhubungan dengan pengambilan
keputusan yang huruf yang didasarkan pada harga pokok produk yang tidak
akurat atau, secara lebih umum informasi biaya yang buruk.

Sistem Manajemen Biaya Optimal adalah sistem yang meminimisasi jumlah


biaya pengukuran dan biaya kesalahan. Namun catat bahwa kedua biaya tersebut
bertentangan. Sistem biaya optimal mungkin bukan sistem manajemen biaya
kontemporer meskipun sistem tersebut merupakan sistem yang lebih akurat.
Tergantung pada pertukaran sistem manajemen biaya optimal mungkin berupa
sistem berdasarkan unit, tradisional, sederhana.

Manajemen biaya optimal sekarang adalah sistem yang memungkinkan


keakuratan yang lebih tinggi. Biaya kesalahan juga telah berubah bagi banyak
perusahaan. Seiring derajat dan tingkat persaingan berubah, biaya kesalahan
dapat meningkat. Misalnya, meningkatnya persaingan dapat membuat perusahaan
membuang produk yang tampak tidak menguntungkan. Jika sifat pesaing berubah
, biaya kesalahan dapat meningkat pula. Misalnya, jika muncul para pesaing yang
memfokuskan pada produk tunggal ,maka strategi penentuan harga dan
pemasaran mereka akan didasarkan pada informasi biaya yang lebih akurat
( karena semua biaya yang diketahui merupakan bagian dari produk tunggal).
karena informasi biaya yang lebih baik, perusahaan yang lebih terfokus dapat
memperoleh pangsa pasar dengan beban pada produsen aneka produk ( sistem
biayanya berdasarkan pengalokasian dibandingkan penelusuran biaya pada
produk individu). Faktor-faktor lain seperti deregulasi dan pemanufakturan JIT
( yang mengarah pada lingkungan produksi yang lebih terfokus) dapat pula
meningkatkan biaya kesalahan. Seiring dengan meningkatnya biaya kesalahan,
kurva biaya kesalahan pada peraga 2-20 bergeser ke atas dan ke kanan,
menyebabkan kurva jumlah biaya bergeser ke kanan sehingga sistem biaya yang
lebih akurat menjadi optimal.

Biaya lain yang juga meningkat bagi perusahaan adalah biaya tindakan tidak etis.
Misalnya, Perusahaan Asuransi Jiwa Metropolitan membayar lebih dari $20 juta
untuk denda dan harus mengembalikan dana lebih dari $50 juta Kepada
pemegang polis karena beberapa akhirnya secara ilegal menjual polis sebagai
rencana pensiun . Jika terdapat ruang untuk tindakan tidak etis perusahaan harus
mengembangkan alat untuk mengidentifikasi dan mengoreksi pelanggaran.
Seiring biaya pengukuran menurun dan biaya kesalahan meningkat, sistem
manajemen biaya yang ada tidak lagi optimal . Perusahaan kemudian harus
mempertimbangkan penerapan sistem manajemen biaya kontemporer jika
perusahaan mengalami penurunan pada biaya pengukuran dan peningkatan pada
biaya kesalahan . meskipun mayoritas perusahaan masih menggunakan sistem
manajemen biaya tradisional pengguna perhitungan harga pokok berdasarkan
kegiatan dan manajemen berdasarkan kegiatan tersebar dan minat pada sistem
manajemen biaya kontemporer tinggi.

19
BAB II

PENUTUP

KESIMPULAN

1. Sistem Informasi Manajemen


Sistem informasi manajemen biaya adalah subsistem informasi akuntansi yang
terutama berhubungan dengan memproduksi keluaran untuk mengguna internal
dengan menggunakan masukan dan proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan
manajemen. Sistem informasi manajemen biaya memiliki tiga tujuan yang luas yaitu :
A. Untuk memberikan informasi perhitungan harga pokok jasa, produk dan objek
lain yang menjadi minat manajemen.
B. Untuk memberikan informasi pengambilan keputusan.
C. Untuk memberikan informasi perencanaan dan pengendalian
2. Hubungan dengan sistem dan fungsi operasi lainnya
A. Sistem yang berbeda untuk maksud yang berbeda
B. Sistem informasi akuntansi biaya
3. Pembebanan Biaya: Penelusuran Langsung (Direct Tracing), Penelusuran Penggerak
(Driver Tracing), dan Alokasi (Allocation)

20
DAFTAR PUSTAKA

Manajemen Biaya Buku 1 Hanson & Mowen

21

Anda mungkin juga menyukai