Anda di halaman 1dari 14

Supervisi Pembaharuan Sekolah

Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur


Mata kuliah Pembelajaran Supervisi Pendidikan

Dosen Pengampu: Dr.Hj.NURJANAH,S.Ag.,S.Sy.,M.SI.

Disusun Oleh

Kelompok 3
Iqbal Alamsyah
Siti Asanah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM
CIAMIS
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesainya makalah ini, walaupun masih jauh dari kesempurnaan. Makalah
yang kami buat berisi materi tentang Pendalaman terhadap Rukun Iman.
Makalah ini memberi perhatian yang besar terhadap Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi maupun ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Akhir kata, tiada gading
yang tak retak, kami juga sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu untuk kelancaran pembuatan makalah ini. Demikian pula dengan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun tetap kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................


DAFTAR ISI ..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................
B. Rumusan Masalah ..................................................................................
C. Tujuan .....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Supervisi Pendidikan............................................................
B. Supervisi pembaharuan sekolah..............................................................
C. Perbandingan Supervisi Tradisonal dan Modern....................................
BAB III PENUTUPAN
A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam perkembangannya, pengawas satuan pendidikan lebih diarahkan
untuk memiliki serta memahami bahkan dituntut untuk dapat mengamalkan
apa yang tertuang dalam peraturan menteri tentang kepengawasan. Tuntutan
tersebut salah satunya tentang kompetensi dalam memahami metode dan
teknik dalam supervisi. Seorang supervisor adalah orang yang profesional
ketika menjalankan tugasnya, ia bertindak atas dasar kaidah-kaidah ilmiah
untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Guru adalah salah satu komponen sumber daya pendidikan memerlukan
pelayanan supervisi. Pentingnya bantuan supervisi pendidikan terhadap guru
berakar mendalam dalam kehidupan masyarakat. Untuk menjalankan supervisi
diperlukan kelebihan yang dapat melihat dengan tajam terhadap permasalahan
dalam peningkatan mutu pendidikan, menggunakan kepekaan untuk
memahaminya dan tidak hanya sekedar menggunakan penglihatan mata biasa,
sebab yang diamatinya bukan masalah kongkrit yang tampak, melainkan
memerlukan kepekaan batin.
Seorang supervisor membina peningkatan mutu akademik yang
berhubungan dengan usaha-usaha mennciptakan kondisi belajar yang lebih
baik berupa aspek akademis, bukan masalah fisik material semata. Ketika
supervisi dihadapkan pada kinerja dan pengawasan mutu pendidikan, tentu
memiliki misi yang berbeda dengan supervisi oleh kepala sekolah. Hal ini
bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada kepala sekolah dalam
mengembangkan mutu kelembagaan pendidikan dan memfasilitasi kepala
sekolah agar dapat melakukan pengelolaan kelembagaan secara efektif dan
efisien.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Supervisi pendidikan?
2. Apa yang dimaksud Supervisi pembaharuan sekoah?
3. Apa perbandingan Supervisi Tradisional dan Modern?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian supervisi pendidikan
2. Untuk mengetahui supervisi pembaharuan sekolah
3. Untuk mengetahui perbandingan supervisi tradisional dan modern
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Supervisi Pendidikan

Pengertian Supervisi pendidikan Supervisi secara etimologis berasal dari


bahasa inggris “to supervise” atau mengawasi. Menurut Merriam Webster’s
Colligate Dictionary disebutkan bahwa supervisi merupakan „A critical watching
and directing”. Beberapa sumber lainnya menyatakan bahwa supervisi berasal dari
dua kata, yaitu “superior” dan “vision”. Hasil analisis menunjukkan bahwa kepala
sekolah digambarkan sebagai seorang “expert” dan “superior” , sedangkan guru
digambarkan sebagai orang yang memerlukan kepala sekolah. Supervisi ialah
suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan
pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan secara
efektif(Purwanto,2000). Manullang (2005) menyatakan bahwa supervisi
merupakan proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan,
menilainya dan bila perlu mengkoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan rencana semula. Supervisi merupakan usaha memberi
pelayanan agar guru menjadi lebih profesional dalam menjalankan tugas melayani
peserta didik.1 Supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang
tertuju kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah
lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan.

Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Burton dalam bukunya,


"Supervision a Social Process", sebagai berikut: "Supervision is an expert
technical service primarily aimed at studying and improving cooperatively
allfactors which affect child growth and development". Sesuai dengan rumusan
Burton tersebut, maka:

1) Supervisi yang baik mengarahkan perhatiannya kepada dasar-dasar


pendidikan dan cara-cara belajar serta perkembangannya dalam pencapaian tujuan
umum pendidikan.

2) Tujuan supervisi adalah perbaikan dan perkembangan proses belajar-


mengajar secara total; ini berarti bahwa tujuan supervisi tidak hanya untuk
memperbaiki mutu mengajar guru, tetapi juga membina pertumbuhan profesi guru
dalam arti luas terrnasuk di dalamnya pengadaan fasilitas yang menunjang
kelancaran proses belajar mengajar, peningkatan mutu pengetahuan dan
keterampilan guru-guru, pemberian bimbingan dan pembinaan dalam hal
implementasi .kurikulum, pemilihan dan penggunaan metode mengajar, alat-alat
pelajaran, prosedur dan teknik evaluasi pengajaran, dan sebagainya.

3) Fokusnya pada setting jor learning.. bukan pada seseorang atau


sekelompok orang. Semua orang, seperti guru-guru, kepala sekolah, dan pegawai
sekolah lainnya, adalah ternan sekerja yang sama-sama bertujuan
mengembangkan situasi yang memungkinkan terciptanya kegiatan belajar-
mengajar yang baik.

B.Supervisi Pembaharuan Sekolah

Tuntutan sekolah kita dewasa ini memperlihatkan adanya upaya untuk


melakukan pembhaharuan sekolah secara global diberbagai aspek. Adapun aspek
pembaharuan sekolah sebagai berikut : Manajemen lembaga, SDM, Budaya
sekolah, Pembiayaan (kesejahteraan), Sumber belajar, Sarana prasarana,
pengelolaan ,Input- proses- output-outcome (IPOO),(9) QA (Quality assurance).

Supervisi pembaharuan sekolah merupakan pengawasan yang dilakukan


untuk memberikan berbagai pencerahan, dukungan, pengembangan, inovasi dan
pemberdayaan, menuju pembaharuan sekolah, baik secara internal maupun
eksternal. Adapun fungsi supervisi pembaharuan sekolah, yaitu :

1. Menciptakan, memberikan bantuan dan dukungan, kepada para guru


agar terlibat dalam pembaharuan utamanya bagi diri mereka sendiri
serta sebagai bagian dari sekolah.
2. Memberikan bantuan dukungan efektif kepada kepala sekolah dan
seluruh unsur sekolah menuju inovasi/perbaikan.

Kinerja adalah fungsi dan motivasi, kecakapan dan persepsi permainan.


Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Vroom dalam E. Mulyasa mendefinisikan kinerja sebagai perkalian
antara kemampuan dan motivasi. Kinerja seseorang yang rendah merupakan hasil
motivasi yang rendah dengsan kemampuan yang rendah.

Berdasarkan pengertian diatas, maka kinerja tenaga kependidikan


merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai tenaga
kependidikan dalam melaksanakan tugasnya saesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Untuk menciptakan produktivitas sekolah yang tinggi, maka
diperlukan kinerja tenaga kependidikan dapat diupayakan yang berualitas dan
memadai. Kinerja tenaga kependidikan dapat diupayakan peningkatan dengan
melakukan sejumlah tindakan yang tepat dan bermanfat.

Secara garis besar, prinsip pemberdayaan kinerja tenaga kependidikan adalah :

1. Menentukan prioritas. Pengembanfan kinerja tenaga kependidikan


merupakan suatu yang penting. Sekolah tentu tidak mau ketinggalan
dari sekolah lain mengenai bahan dan cara mengajarkannya. Namun
karena mata pelajaran di suatu sekolah ada bermacam-macam, maka
kepada para kinerja tenaga kependidikan perlu diberikan kesempatan
untuk saling berdiskusi menentukan mata pelajaran manakah yang
perlu ditingkatkan dengan segera.
2. Melibatkan diri secara aktif. Kelemahan lain apabila kepala sekolah
tidak hadir dalam suatu kegiatan, walaupun ia tidak membaca hasil
laporan penyelenggaraan kegiatan, namun ia perlu menghadiri ntuk
menunjukan perhatian kuat terhadap permasalahan yang dibicarakan.
3. Merencanaksn bersama tim. Dalam hsl ini semua bentuk permasalahan
yang dimusyawarahkan, untuk pengambilan keputusan perlu
dibicarakan bersama-sama kinerja tenaga kependidikan disekolah
tersebut.

C .Perbandingan Supervisi tradisional dan Supervisi modern

Perbandingan supervisi tradisional dengan supervisi modern (Burton dan


Brueckner, 1978) yaitu supervisi tradisional adalah (1) meginspeksi, (2) terpusat
pada guru, (3) berkunjung dan berdiskusi, (4) perencanaan yang sederhana, (5)
memergoki dan otoriter dan (6) biasanya satu orang. Sedangkan supervise modern
ialah (1) pragmatis dan menganalisis, (2) terpusat pada tujuan, materi, teknik,
guru, siswa, dan lingkungan, (3) melaksanakan beraneka ragam fungsi, (4)
Perencanaan dan organisasi yang jelas dengan tujuan yang khas, (5) memotivasi
dan bekerja sama, dan (6) oleh orang banyak. Perbandingan ini memperjelas apa
yang dimaksud dengan supervisi yang bersifat komprehensif. Ini merupakan
karakteristik terakhir dari supervisi modern menurut pandangan Neagley (1990).

Supervisi tradisional hanya mengejar kesuksesan jangka pendek saja,


dengan bertitik tolak pada variable awal tanpa mengihiraukan variable perantara.
Itulah sebabnya kesuksesan mudah lenyap sebab semangat pelaksana-
pelaksananya mudah pudar. Menyadari kelemahan supervisi tradisional tersebut,
maka supervisi modern meletakkan kunci penggeraknya pada organisasi
personaliannya yaitu para pelaksana yang dikatakan sebagai variable perantara,
walaupun diakui bahwa variable ini juga dipengaruhi dan ditentukan oleh variable
awal. Variable yang terdiri dari sikap, kepuasan bekerja, komitmen, kesetiaan dan
sebagainya merupakan dasar dedikasi seorang guru dalam melaksanakan tugasnya
di sekolah. Menyadari hal ini, yang pertama-tama ditangani oleh supervisor
modern adalah organisasi personalia sekolah yaitu orang-orang yang
melaksanakan pendidikan itu. Dengan cara ini walaupun kesuksesan pendidikan
tidak segera akan nampak tetapi secara berangsur-angsur dalam jangka panjang
sangat mungkin akan tercapai. Kesuksesan seperti itu akan lama bertahan bahkan
cara ini dapat dipandang sebagai strategi untuk melestarikan kesuksesan
pendidikan.

Supervisi modern lebih mengedepankan pendekatan manusiawi dalam


melaksanakan evaluasi program supervisi pendidikan sehingga benar-benar dapat
mencapai tujuan supervisi pendidikan. Tujuannya adalah untuk mendalami
kebutuhan guru secara individual, membantu mereka secara individual pula,
mendalami kebutuhan personal lain (staf non guru), meneliti sistem pengelolaan
yang digunakan, dan meneliti sarana dan prasarana sekolah. Dengan demikian
supervisi modern adalah supervisi yang memperhatikan antara hubungan
personalia sekolah, menghargai dan menghayati kepribadian, bakat dan
kemampuan mereka masingmasing. Penghargaan dan pengetahuan ini merupakan
suatu strategi dalam membina profesi mereka sebagai pendidik, yang dilakukan
dengan metode intelegensi praktis yang bersifat demokratis. Supervisi dilakukan
dengan cara komprehensif, yaitu dengan cara menyamakan prinsip-prinsip yang
dipakai dalam proses belajar mengajar dan prinsip-prinsip materi dengan baik
secara vertical maupun secara horizontal.

Kecenderungan Supervisi Pada Masa Mendatang

Ada beberapa berita tentang bagaimana kemungkinan supervisi pada masa


yang akan datang. Yang bisa di kemukakan dua macam yang satu meninjau
supervisi dari sudut professional guru, sedang lain meninjau dari sudut politik
negara. Atau yang satu melihat kecenderungan supervisi terpusat pada
pengembangan profesi pendidik, yang lain melihat kecenderungan itu bertitik
pusat pada politik negara.

Marks (1978) menghubungkan pendidikan dengan situasi dunia sekarang,


khususnya dalam bidang politik, Luci0 (1996) melihat kecenderungan-
kecenderungan sekolah pada masa yang akan datang lebih banyak dikontrol oleh
negara. Negara memandang pendidikan merupakan suatu alat yang vital untuk
menegakkan serta memajukan nusa dan bangsa. Hal ini memang penting bila
dihubungkan dengan situasi dunia yang penuh dengan usaha merebut pengaruh
dan persaingan kekuatan di antara dua negara raksasa. Pemerintah memandang
perlu untuk mengawasi usaha-usaha sekolah agar anggota masyarakat yang
diproduksi mampu mempertahankan kedaulatan negara, berdiri sendiri, dan tidak
hanyut oleh pengaruh negara lain. Bila demikian halnya, maka supervisor akan
berada diantara sebagi alat Negara dan sebagai professional.

Karena itu disarankan peranan supervisor sebagai berikut:

1. Sebagai perantara dalam menyampaikan minat para siswa, orag tua dan
program sekolah kepada pemerintah dan badan-badan lain.

2. Memonitor penggunaan dan hasil-hasil sumber belajar.

3. Merencanakan program untuk populasi pendidikan yang baru


4. Mengembagkan program yang baru untuk jabatan baru yang mungkin muncul
mengkombinasikan program yang di ajukan pemerintah, perdagangan dan industri
menilai dan meningkatkan pengertian gaya kehidupan.

5. Memilih inovasi yang konsisten dengan masa yang akan datang.

Ada beberapa ramalan tentang bagaimana kemungkinan supervisi pada


masa yang akan datang, yakni meninjau supervisi dari sudut professional guru,
dan dari sudut politik negara. Atau yang satu melihat kecenderungan supervisi
terpusat pada pengembangan profesi pendidik, yang lain melihat kecenderungan
itu bertitik pusat pada politik negara. Untuk mencapai maksud di atas
membutuhkan tipe supervisi yang baru (Marks, 1978). Supervisi tersebut lebih
mememusatkan dari pada pengembangan profesi dan bakat guru serta
memanfaatkannya untuk kepentingan kemajuan pendidikan daripada memberi
konsultasi langsung kepada guru-guru, membina agar mereka bisa memimpin diri
sendiri, tidak bergantung kepada pengarahan dari luar, dan percaya kepada
sumber-sumber pendidikan yang diperoleh sendiri. Supervisor juga menanamkan
pengertian program sekolah yang baru kepada guru-guru dalam usaha menyiapkan
para siswa menghadapi kehidupan yang semakin keras.
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
A.Pengertian Supervisi Pendidikan
Pengertian Supervisi pendidikan Supervisi secara etimologis berasal dari
bahasa inggris “to supervise” atau mengawasi. Menurut Merriam Webster’s
Colligate Dictionary disebutkan bahwa supervisi merupakan „A critical watching
and directing”. Beberapa sumber lainnya menyatakan bahwa supervisi berasal dari
dua kata, yaitu “superior” dan “vision”. Hasil analisis menunjukkan bahwa kepala
sekolah digambarkan sebagai seorang “expert” dan “superior” .
1) Supervisi yang baik mengarahkan perhatiannya kepada dasar-dasar
pendidikan dan cara-cara belajar serta perkembangannya dalam pencapaian tujuan
umum pendidikan.

2) Tujuan supervisi adalah perbaikan dan perkembangan proses belajar-


mengajar secara total

3) Fokusnya pada setting jor learning.. bukan pada seseorang atau


sekelompok orang. Semua orang, seperti guru-guru, kepala sekolah, dan pegawai
sekolah lainnya, adalah ternan sekerja yang sama-sama bertujuan
mengembangkan situasi yang memungkinkan terciptanya kegiatan belajar-
mengajar yang baik.

B.Supervisi Pembaharuan Sekolah

Tuntutan sekolah kita dewasa ini memperlihatkan adanya upaya untuk


melakukan pembhaharuan sekolah secara global diberbagai aspek. Adapun aspek
pembaharuan sekolah sebagai berikut : Manajemen lembaga, SDM, Budaya
sekolah, Pembiayaan (kesejahteraan), Sumber belajar, Sarana prasarana,
pengelolaan ,Input- proses- output-outcome (IPOO),(9) QA (Quality assurance).

Supervisi pembaharuan sekolah merupakan pengawasan yang dilakukan


untuk memberikan berbagai pencerahan, dukungan, pengembangan, inovasi dan
pemberdayaan, menuju pembaharuan sekolah, baik secara internal maupun
eksternal.
C.Perbandingan Supervisi tradisional dan Supervisi modern

Perbandingan supervisi tradisional dengan supervisi modern (Burton dan


Brueckner, 1978) yaitu supervisi tradisional adalah (1) meginspeksi, (2) terpusat
pada guru, (3) berkunjung dan berdiskusi, (4) perencanaan yang sederhana, (5)
memergoki dan otoriter dan (6) biasanya satu orang. Sedangkan supervise modern
ialah (1) pragmatis dan menganalisis, (2) terpusat pada tujuan, materi, teknik,
guru, siswa, dan lingkungan, (3) melaksanakan beraneka ragam fungsi, (4)
Perencanaan dan organisasi yang jelas dengan tujuan yang khas, (5) memotivasi
dan bekerja sama, dan (6) oleh orang banyak. Perbandingan ini memperjelas apa
yang dimaksud dengan supervisi yang bersifat komprehensif. Ini merupakan
karakteristik terakhir dari supervisi modern menurut pandangan Neagley (1990).

B. SARAN
Penulis mengharapkan agar setiap pembaca juga mampu menerapkannya
dalam pelaksanaan proses pembelajaran langsung di kelas, karena model
pembelajaran inovatif merupakan model yang sangat dianjurkan oleh banyak
kalangan karena dapat meningkatkan pola konstruktif berbagai aspek
perkembangan anak, baik kognitif, afektif, maupun psikomotor yang seimbang.
Dengan berbagai kekurangan yang penulis miliki, penulis juga menghimbau
kepada pembaca agar juga tetap berusaha mencari referensi lain baik dari makalah
lain, buku, maupun dari internet tentang materi atau hal yang berkaitan dengan
model pembelajaran yang baik bagi pembelajaran. Dengan rendah hati, penulis
juga selalu mengharapkan kritik dan saran yang menunjang kesempurnaan
makalah ini dari setiap pembaca, atas partisipasinya, penulis mengucapkan limpah
terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

 [1] Syafaruddin, dkk, Administras Pendidikan, Medan: Perdana Publishing, 2017,


h.74-75

Burton, W. H. and Brueckner, L. J. 1978. Supervision- A Social Process. New


York: Appleton-Century-Crofts, Inc.

Departemen Agama RI, 2005.Kepengawasan Pendidikan Jakarta: Dirjen


Kelembagaan Agama Islam, Direktorat Madrasah dan Pendidikan Agama Islam
pada Sekolah Umum

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan.


2009. Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru dan Pengawas. Jakarta: Deptemen
Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai