Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH FREKUENSI KETERLAMBATAN TERHADAP

PRESTASI SISWA IX MIPA SMA MUHAMMADIYAH 2


SIDOARJO
PROPOSAL KARYA ILMIAH

Kelas :

XI MIPA 7

Anggota :

1. Arman Syahputra (05)


2. Kanaya Sarah K.A.P (15)
3. Mahendra Bayu Ferdian (17)
4. M. Fajar Ludy J. (20)
5. Namira Widya Zahra (21)
6. Silvi Wjayanti (30)
7. Nabila Dien Jamine (35)

SMA MUHAMMADIYAH 2 SIDOARJO


Jl. Mojopahit 666B, Sidoarjo 61215, Jawa Timur
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan adalah usaha membina dan mengembangkan kepribadian manusia
baik dibagian rohani atau dibagian jasmani. Menurut Prof. H. Mahmud Yunus dan
Martinus Jan Langeveld mengatakan pendidikan adalah suatu usaha yang dengan sengaja
dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak yang bertujuan meningkatkan ilmu
pengetahuan, jasmani dan akhlak sehingga secara perlahan bisa mengantarkan anak
kepada tujuan dan cita-citanya yang paling tinggi (Haryanto : 2012).
Tak heran, jika pendidikan menjadi hal yang sangat krusial bagi seluruh lapisan
masyarakat. Para orang tua pun berlomba lomba untuk mencari metode pendidikan yang
terbaik untuk anaknya. Sebagian dari mereka ada yang memilih sekolah formal,
pesantren, home schooling, ataupun bergabung di komunitas kecil sekalipun. Tentunya
hal itu tak lepas dari alasan orang tua, kekurangan, maupun kelebihan yang ditawarkan
oleh lembaga pendidikan terkait.
Di era ini, sekolah formal menjadi pilihan banyak orang. Hal tersebut dikarenakan
sekolah formal dianggap memberikan pengajaran yang lebih, dari sisi akademik, non
kademik, maupun kedisiplinan yang tentunya tak didapatkan pada metode home
schooling dan komunitas. Hampir semua sekolah formal tidak mengizinkan siswa-
siswinya untuk datang terlambat ke sekolah. Aturan tersebut ditetapkan untuk melatih
kedisiplinan siswanya. Namun kedisiplinan sangat sulit untuk diterapkan mengingat
banyaknya faktor faktor keterlambatanya, misalnya ban bocor, macet, bangun kesiangan,
dsb.
Hal yang tak kalah penting dalam pendidikan adalah prestasi atau capaian belajar.
Prestasi diartikan sebagai hasil usaha yang dicapai dari apa yang dikerjakan atau yang
diusahakan. Banyak yang beranggapan bahwa prestasi dipengaruhi oleh IQ, EQ,
kreativitas, sikap, dan kedisiplinan siswa. Oleh karena itu, keterlambatan yang
merupakan tindakan tidak disiplin pun dianggap sebagai dianggap sebagai faktor yang
dapat menurunkan prestasi belajar siswa di sekolah. Dikarenakan siswa yang terlambat
masuk kelas, akan tertinggal banyak materi yang disampaikan oleh guru, sehingga
konsentrasi belajarnya pun terpecah, dan capaian/prestasi belajar pun tidak maksimal.
Namun, Diana Deloonzer berdalih bahwa orang yang terlambat memiliki
pemikiran yang optimis dan kreatif. Dikutip dari tabloid fimela, para ahli menyebutkan
bahwa hal tersebut dapa terjadi Karena dengan terbatasnya waktu yang dimiliki, mereka
juga bisa berpikir lebih cepat, lebih maksimal dan mengesankan. Karena tidak jarang,
ide-ide kreatif dalam diri datang pada saat waktu terbatas.
2.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar blakang diatas dapat dirumuskan suatu masalah dalam penelitian yaitu,
“Adakah Pengaruh Frekuensi Keterlambatan Terhadap Prestasi Siswa di Sekolah?”

3.1 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui apakah ada keterkaitan antara frekwensi ketelambatan dan prestasi
siswa di sekolah.
2. Membuktikan pengaruh frekwensi keterlambatan terhadap prestasi siswa.
3. Menjawab rumusan masalah.
4. Menambah wawasan pembaca.

4.1 Manfaat Penelitian


Bagi Siswa :
1. Menambah wawasan di bidang sosial.
2. Meningkatkan pemahaman siswa mengenai hal hal yang mempengaruhi prestasi
siswa.
3. Memotivasi siswa agar disiplin dan dating tepat waktu.

Bagi Sekolah :

1. Sebagai penelitian yang bersifat informatif guna peningkatan mutu sekolah.


2. Bahan ajar bahasa Indonesia.

Bagi Masyarakat :

1. Meningkatkan pemahaman akan pentingnya kedisiplinan.


2. Sebagai sumber informasi bagi para orang tua mengenai hal yang mempengaruhi
prestasi belajar anak di sekolah.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pendidikan
Pendidikan adalah sektor terpenting dalam pembangunan suatu Negara. Bahkan,
dikatakan bahwa pendidikan adalah investasi yang paling penting. Menurut Syah dalam
Chandra (2009: 33) dikatakan bahwa pendidikan berasal dari kata dasar “didik” yang
mempunyai arti memelihara dan memberi latihan.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 merupakan
undang-undang yang mengatur sistem pendidikan yang ada di Indonesia. Dalam UU ini
penyelenggaraan pendidikan wajib memegang beberapa prinsip , yakni pendidikan
diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan
menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan
bangsa dengan satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan
multimakna. Pendidikan dapat dlakukan dimana saja dengan metode apapun, baik
sekolah formal, home schooling, pesntren ataupun bergabung dlam komunitas.

2.1.1 Hakikat Pendidikan


Imam Barnadib (2002:4), memandang pendidikan sebagai
fenomena utama dalam kehidupan manusia di mana orang yang telah
dewasa membantu pertumbuhan dan per- kembangan peserta didik
untuk menjadi dewasa. Maka, sangat tepat apabila pendidikan harus
dilaksanakan oleh orang orang yang telah berpengalaman dan
professional di bidangnya. Karena mereka ibarat kendali yang dapat
memberikan arahan bagi peserta didiknya.
Tentunya orang tua pasti memiliki harapan yang besar kepada anak
anaknya. Sebagaimana Ki Hajar Dewantara telah menuturkan bahwa,
Anak-anak adalah sebuah kehidupan yang akan tumbuh menurut
kodratnya sendiri, yaitu kekuatan hidup lahir dan hidup batin mereka
(Dewantara I,2004). Mendidik anak berarti mempersiapkan masa depan
anak untuk berkehidupan lebih baik, demikian pula dengan mendidik
masyarakat berarti mendidik bangsa ( Dewantara I, 2004).

2.1.2 Tujuan Pendidikan


Pendidikan memiliki tugas besara dalam mencerdaskan generasi
bangsa. Tentunya tujuan pendidikan di setiap negara berbeda
tergantung ideologi dan falsafah bangsa itu sendiri.
Menurut Agus Taufiq, dkk (2011: 1.3) pendidikan setidak-tidaknya
memiliki ciri sebagai berikut: (1) Pendidikan merupakan proses
mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku
lainnya di dalam masyarakat, dimana dia hidup, (2) Pendidikan
merupakan proses sosial, dimana seseorang dihadapkan pada pengaruh
lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari
sekolah) untuk mencapai kompetensi sosial dan pertumbuhan
individual secara optimum, (3) Pendidikan merupakan proses
pengembangan pribadi atau watak manusia.
Secara ringkas, kutib dari web Ruangguru dijelaskan bahwa
Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia Indoensia seutuhnya, yaitu manusia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

2.2 Kedisiplinan
Disiplin merupakan suatu sikap/perilaku yang pasti diharapkan oleh setiap
pendidik agar kegiatan pembelajaran yang dilakukan baik di dalam kelas maupun di luar
kelas dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Disiplin berasal dari bahasa latin
Discere yang artinya belajar. Disiplin asalnya dari bahasa Inggris yaitu “disciple” yang
artinya pengikut atau murid.Disiplin merupkan suatu hal yang penting karena disiplin
mencerminkan kepribadian yang baik. Menurut Bistak Sirait (2008: 11) menyatakan
bahwa tujuan utama dari sebuah sikap kedisiplinan adalah untuk mengarahkan anak
supaya ia mampu untuk mengontrol dirinya sendiri.
2.2.1 Tujuan Disiplin
Menurut Ellen G White, disiplin mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Perintah atas diri
2. Menaklukan kuasa kemauan
3. Memperbaiki kebiasaan-kebiasaan
4. Mengajarkan menghormati orang tua dan Ilahi
5. Penurutan atas dasar prinsip
6. Menghancurkan benteng setanSedangkan menurut Emile
Durkheim, tujuan disiplin adalah sebagai berikut:
7. Untuk mengembangkan suatu keteraturan dalam tindakan
manusia
8. Untuk memberikan sasaran tertentu sekaligus membatasi
cakrawala
2.2.2 Macam Macam Disiplin
Disiplin dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Disiplin Waktu
Mematuhi atau menaati waktu yang telah di tetapkan
2. Disiplin Menegakkan Aturan
Mematuhi aturan yang sudah di tetapkan dari lingkungan nya
3. Disiplin Sikap
Mentaati dan mematuhi rasa tanggung jawab

2.3 Prestasi Belajar


Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 895)
berarti :
a) penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan
guru,
b) Kemampuan yang sungguh-sungguh ada atau dapat diamati (actual ability) dan
yang dapat diukur langsung dengan tes tertentu.
Menurut Purwanto (2003:155), “Prestasi belajar merupakan masalah yang
bersifat perennial (abadi) dalam sejarah manusia karena rentang kehidupannya,
manusia selalu mengejar prestasi sesuai dengan bidang dan kemampuan masing-
masing”.
Faktor internal, meliputi :
1) Faktor fisiologis, yaitu berhubungan dengan keadaan fisik
khususnya penglihatan dan pendengaran.
2) Faktor psikologis, yaitu menyangkut faktor non-fisik, seperti
minat, emosi, motivasi, intelegensi, bakat, dan sikap.

Faktor eksternal, meliputi:

1) Lingkungan keluarga, yaitu menyangkut status sosial ekonomi


keluarga, pendidikan, perhatian orang tua, dan suasana hubungan
antara anggota keluarga.
2) Lingkungan sekolah, yaitu menyangkut sarana dan prasarana,
kompetensi guru, siswa, kurikulum, dan kualitas proses belajar
mengajar.
3) Lingkungan masyarakat, yaitu menyangkut sosial budayadan
partisipasi pendidikan.
BAB III

METODOLOGI

3.1 Populasi dan Sampel


Populasi adalah wilayah generalisasi berupa subjek atau objek yang diteliti untuk
dipelajari dan diambil kesimpulan. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang
diteliti. Dengan kata lain, sampel merupakan sebagian atau bertindak sebagai perwakilan
dari populasi sehingga hasil penelitian yang berhasil diperoleh dari sampel dapat
digeneralisasikan pada populasi.
3.1.1 Populasi
Dapat disimpulkan bahwa populasi dari penelitian ini adalah siswa
kelas XI MIPA SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo.

3.1.2 Sampel
Sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA SMA
Muhammadiyah 2 Sidoarjo yang datang terlambat.

3.2 Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan dalam memperoleh data adalah
meminjam data keterlambatan sisa kelas XI MIPA SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo
semester 3. Kemudian, meminjam data perankingan di setiap kelas XI MIPA SMA
Muhammadiyah 2 Sidoarjo semester 3.

3.3 Teknik Analisis Data


Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis melalui pembuatan grafik. Grafik
akan dibuat terdiri atas perankingan di bagian horizontal, dan frekwensi keterlambatan di
bagian vertikal. Kemudian dibuat garis dan dicari hubunganya.
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.umm.ac.id/41375/3/BAB%20II.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Undang-
undang_Sistem_Pendidikan_Nasional_Nomor_20_tahun_2003

https://referensi.elsam.or.id/2014/11/uu-nomor-20-tahun-2003-tentang-sistem-
pendidikan-nasional/

http://eprints.walisongo.ac.id/1682/3/093811032_Bab2.pdf

https://eprints.uny.ac.id/9002/2/bab%202%20-10604227179.pdf

http://etheses.uin-malang.ac.id/809/6/10410166%20Bab%202.pdf

https://eprints.uny.ac.id/8915/3/bab%202%20-08402244030.pdf

http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_ARAB/195204141980021-
DUDUNG_RAHMAT_HIDAYAT/HAKIKAT_PENDIDIKAN.pdf

https://asiswanto.net/?page_id=305

https://ruangguruku.com/tujuan-pendidikan-nasional/

http://eprints.ums.ac.id/17229/7/BAB_II.pdf

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/08/pengertian-disiplin-tujuan-macam-
manfaat-contoh-disiplin.html

Anda mungkin juga menyukai