Disusun oleh :
Halaman
Cover .............................................................................................................
Kata Pengantar .............................................................................................. i
Daftar Is ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 1
1.3 Tujuan Masalah ....................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 2
2.1. Pengertian Jenazah ................................................................................. 2
2.2. Memandikan Jenazah ............................................................................. 3
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kata jenazah diambil dari bahasa Arab ( )جن ذحyang berarti tubuh mayat dan
kata جن ذyang berarti menutupi. Jadi, secara umum kata jenazah memiliki arti tubuh
mayat yang tertutup
Penyelenggaraan jenazah adalah fardu kifayah bagi sebagian kaum muslimin,
khususnya penduduk setempat terhadap jenazah muslim/ muslimah.
Namun, sebelum penyelenggaraan jenazah itu dimulai, maka ada beberapa hal yang
harus dilakukan terhadap jenazah tersebut, yaitu :
1. Dipejamkan matanya, mendo’akan dan meminta ampunkan atas dosanya.
1. Memandikan jenazah
2. Mengkafani jenazah
3. Mensalatkan jenazah
4. Menguburkan jenazah
2
2.2. Memandikan Jenazah
Setiap orang muslim yang meninggal dunia harus dimandikan, dikafani dan
dishalatkan terlebih dahulu sebelum dikuburkan terkecuali bagi orang-orang yang mati
syahid. Hukum memandikan jenazah orang muslim menurut jumhur ulama adalah
fardhu kifayah. Artinya, kewajiban ini dibebankan kepada seluruh mukallaf di tempat
itu, tetapi jika telah dilakukan oleh sebagian orang maka gugurlah kewajiban seluruh
mukallaf. Adapun dalil yang menjelaskan kewajiban memandikan jenazah ini terdapat
dalam sebuah hadist Rasulullah SAW, yakninya:
Adapun beberapa hal penting yang berkaitan dengan memandikan jenazah yang
perlu diperhatikan yaitu :
3
5. Orang Yang Utama Memandikan Jenazah
b. Bukan bayi yang keguguran dan jika lahir dalam keadaan sudah meninggal
tidak dimandikan
2. Air secukupnya.
b. Ambil kain penutup dan gantikan kain basahan sehingga aurat utamanya
tidak kelihatan.
e. Ganti sarung tangan yang baru, lalu bersihkan seluruh badannya dan tekan
perutnya perlahan-lahan.
g. Masukkan jari tangan yang telah dibalut dengan kain basah ke mulut
jenazah, gosok giginya dan bersihkan hidungnya, kemudiankan wudhukan.
h. Siramkan air kesebelah kanan dahulu kemudian kesebelah kiri tubuh jenazah
i. Mandikan jenazah dengan air sabun dan air mandinya yang terakhir
dicampur dengan wangi-wangian.
l. Jika keluar dari jenazah itu najis setelah dimandikan dan mengenai
badannya, wajid dibuang dan dimandikan lagi. Jika keluar najis setelah di
atas kafan tidak perlu diulangi mandinya, cukup hanya dengan membuang
najis itu saja.
6
2.3. Mengkafani Jenazah
ا علىppع ا جرنppو قppها جر نا سع ر سو ل ا هلل صلى ا هلل عليه و سلم كلتمس و جه ا هلل ف
د فلمppو م ا حppل يppير قتppعب ا بن عمppأ منهم مصppهللا فمنا من ما ت لم يأ كل من ا جر ه ش
ا رppا بهpp و ا ذا غطين,ر جت ر جال هppه خpp ا ذا غطينا بها ر أ س,نجد ما لكفنه ا ال بر د ة
ه و ا نpلم ا ن نغطي ر أ سpه و سpلى ا هلل عليpبي صpا ا لنpر نpأ مpه فpجليه حر ج ر أ س
نجعل على
(ر جليه من ا ال ذ خر )رواه ا لبخا ر ى
a. Kain kafan yang digunakan hendaknya kain kafan yang bagus, bersih dan
menutupi seluruh tubuh mayat.
7
c. Jumlah kain kafan untuk mayat laki-laki hendaknya 3 lapis, sedangkan bagi
mayat perempuan 5 lapis.
a. Bentangkan kain kafan sehelai demi sehelai, yang paling bawah lebih
lebar dan luas serta setiap lapisan diberi kapur barus.
d. Selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling atas, kemudian ujung
lembar sebelah kiri. Selanjutnya, lakukan seperti ini selembar demi
selembar dengan cara yang lembut.
f. Jika kain kafan tidak cukup untuk menutupi seluruh badan mayat maka
tutuplah bagian kepalanya dan bagian kakinya yang terbuka boleh ditutup
dengan daun kayu, rumput atau kertas. Jika seandainya tidak ada kain
kafan kecuali sekedar menutup auratnya saja, maka tutuplah dengan apa
saja yang ada.
d. Pakaikan sarung.
g. Pakaikan kerudung.
9
Menurut ijma ulama hukum penyelenggaraan shalat jenazah adalah fardhu
kifayah. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW, yang berbunyi :
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan salat jenazah,
yaitu :
b. Pada jenazah laki- laki imamnya berdiri sejajar dengan dada jenazah, sedangkan
apabila jenazahnya perempuan, maka imam berdiri sejajar dengan pinggang
jenazah.
c. Setelah jama’ah salat jenazah siap untuk melaksanakan salat jenazah tersebut,
kemudian berniatlah di dalam hati untuk melaksanakan salat jenazah.
e. Keluarga terdekat.
10
2. Rukun Shalat Jenazah Ialah :
2. Takbir 4 kali
11
Artinya:
1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang,
ا للهم صل على محمد و على ا ل محمد كما صليت على ا بر ا هيم و على ا ل ا براهيم
ر هيمppو با رك على محمد و على ا ل محمد كما با ر كت على ا بر ا هيم و على ا ل ا ب
.فى ا لعا لمين ا نك حميد مجيد
زpر م نpا( و ا كpه )هpف عنpا( و ا عpه)هpا فpا( و عpه )هpا للحم ا غفر له )ها( و ا ر حم
اppله )ها( ووسع مد خله )ها( و ا غسله )ها( بما ء و ثلج و بر د و نقه )ها( من ا لخطا ي
يراppا( و ا هال خppيرا من دا ر ه )هppا( دا را خppكم ينقى ا لثو ب من ا لد نس و ا بد له )ه
.من ا هله )ها( و ادخله )ها( ا لجنة و ا عنذ ه )ها( من عذا ب ا لقبر و عذا ب ا لنا ر
Artinya : “Ya Allah, ampunilah dia, kasihilah dia, maafkanlah dia dan
sentosakanlah dia, muliakan tempatnya, lapangkanlah
kuburnya, sucikanlah dia dengan air embun dan es, sucikanlah
dia dari kesalahannya, sebagaimana sucinya kain putih dari
kotoran. Gantikanlah rumahnya dengan rumah yang lebih baik
daripada rumahnya, dan gantikan keluarganya dengan
12
keluarga yang lebih baik, masukkan ia kedalam syurga, dan
jauhkan ia dari siksa kubur dan siksa neraka.”
(ا للحم ال تحر منا ا جر ه )ها( وال تفتنا بعد ه )ها( و ا غفر لنا و له )ها
Artinya : “Ya Allah janganlah Engkau tahan untuk kami pahalanya dan
janganlah engkau tinggalkan fitnah untuk kami
setelah kepergiannya”
13
Disunnahkan mendalamkan lubang kubur, agar jasad si mayit terjaga dari
jangkauan binatang buas, dan agar baunya tidak merebak keluar.
Lubang kubur yang dilengkapi liang lahad lebih baik daripada syaq. Dalam masalah ini
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Liang lahad itu adalah bagi kita (kaum muslimin), sedangkan syaq bagi selain kita
(non muslim).” (HR. Abu Dawud dan dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam
“Ahkamul Janaaiz” hal. 145)
Lahad adalah liang (membentuk huruf U memanjang) yang dibuat khusus di dasar
kubur pada bagian arah kiblat untuk meletakkan jenazah di dalamnya.
Syaq adalah liang yang dibuat khusus di dasar kubur pada bagian tengahnya
(membentuk huruf U memanjang).
Langkah-Langkah :
Jenazah siap untuk dikubur. Allahul musta’an.
14
Jenazah diangkat di atas tangan untuk diletakkan di dalam kubur.
15
Tidak perlu meletakkan bantalan dari tanah ataupun batu di bawah kepalanya,
sebab tidak ada dalil shahih yang menyebutkannya. Dan tidak perlu menyingkap
wajahnya, kecuali bila si mayit meninggal dunia saat mengenakan kain ihram
sebagaimana yang telah dijelaskan.
Setelah jenazah diletakkan di dalam rongga liang lahad dan tali-tali selain kepala
dan kaki dilepas, maka rongga liang lahad tersebut ditutup dengan batu bata atau
papan kayu/bambu dari atasnya (agak samping).
Lalu sela-sela batu bata-batu bata itu ditutup dengan tanah liat agar menghalangi
sesuatu yang masuk sekaligus untuk menguatkannya.
16
dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam. Setelah itu ditumpahkan
(diuruk) tanah ke atas jenazah tersebut.
Kemudian ditaburi dengan batu kerikil sebagai tanda sebuah makam dan
diperciki air, berdasarkan tuntunan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam
(dalam masalah ini terdapat riwayat-riwayat mursal yang shahih, silakan lihat
“Irwa’ul
Ghalil” II/206). Lalu diletakkan batu pada makam bagian kepalanya agar mudah
dikenali.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sepanjang uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwasanya manusia sebagi
makhluk yang mulia di sisi Allah SWT dan untuk menghormati kemuliannya itu perlu
mendapat perhatian khusus dalam hal penyelenggaraan jenazahnya. Dimana,
penyelengaraan jenazah seorang muslim itu hukumnya adalah fardhu kifayah. Artinya,
kewajiban ini dibebankan kepada seluruh mukallaf di tempat itu, tetapi jika telah
dilakukan oleh sebagian orang maka gugurlah kewajiban seluruh mukallaf.
Adapun 4 perkara yang menjadi kewajiban itu ialah :
1. Memandikan
2. Mengkafani
3. Menshalatkan
4. Menguburkan
Adapun hikmah yang dapat diambil dari tata cara pengurusan jenazah, antara lain :
5. Sebagai bukti bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia, sehingga
apabila salah seorang manusia meninggal dihormati dan diurus dengan
sebaik-baiknya menurut aturan Allah SWT dan RasulNya.
18
3.2 Saran
Dengan adanya pembahasan tentang tata cara pengurusan jenazah ini,
pemakalah berharap kepada kita semua agar selalu ingat akan kematian dan
mempersiapkan diri untuk menyambut kematian itu. Selain itu, pemakalah juga
berharap agar pembahasan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita semua
serta dapat mengajarkannya dengan baik ketika telah menjadi seorang guru di masa
yang akan datang.
19
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Lain :
Jurnal Salafiyun
https://fadhlihsan.wordpress.com/2011/08/01/tata-cara-pengurusan-jenazah-
disertaigambar/ (diakses pada tanggal 19 Maret 2018 Pukul 02:00 )
20