Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“VIRUS”

Oleh Kelompok 3

-Annisa nurun nubuwa


-Alya Syahla
-Arsyka destiana pintan
-Bayu dwi andika
-Marwah hanifa
-Rasyid puji pratama

Kelas X-B

MADRASAH ALIYAH AISYIYAH BINJAI


Tahun 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang "Dampak
Penggunaan Gawai pada Anak Usia di Bawah Umur".

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan
bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu,
kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki karya ilmiah ini.

Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat
dan juga inspirasi untuk pembaca.

Bandung, September 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Virus adalah parasit obligot sehingga hanya menunjukkan ciri-ciri kehidupan jika
berada di dalam sistem biologis (jasad selular) yang sesuai. Satuan dasar virus disebut
virion dan untuk menyebut entitas virus biasanya digunakan istilah partikel virus. Oleh
karena sifatnya yang parasit obligat maka virus seringkali dianggap sebagai batas
antara jasad hidup dan jasad mati. Meskipun demikian, partikel virus dan komponen
genetiknya Juga terorganisasi secara rapi. Masing-masing komponen selular dan
organel jasad hidup mempunyai fungsi dan organisasi yang spesifik(Yuwono, 2017)

Virus merupakan suatu agen infeksi berukuran mikroskopik yang


memperbanyak dirinya di dalam sel suatu organisme, yang bertujuan untuk bertahan
hidup, dengan cara memperbanyak dirinya. Virus terdiri dari 2 jenis, yaitu enveloped
dan non-enveloped virus. Contoh virus yang termasuk kategori enveloped adalah virus
influenza, Hepatitis B Virus (HBV), dan Human Immunodeficiency Virus (HIV),
sedangkan yang termasuk kelompok nonenveloped adalah Cowpea Chlorotic Mottle
Virus (CCMV), dan Minute Virus of Mice (MVM). Lapisan tambahan pada enveloped
virus memiliki peran penting dalam tahap awal infeksi yang dilakukan oleh virus
(Eshaghi dkk, 2020).

Saat menuju sel inang (host cell), virus akan menghadapi kondisi lingkungan
yang keras seperti pengaruh suhu atau adanya serangan dari suatu enzim. Oleh karena
itu, cangkang memiliki peranan penting sebagai pelindung genom (genom merupakan
materi genetik pada virus) (Zhang dan Zhang, 2020). Hal menarik mengenai virus
adalah cangkangnya, yakni cangkang virus yang komposisinya terdiri dari protein yang
disebut sebagai kapsid yang berfungsi sebagai pelindung genom Ribonucleic Acid
(RNA) maupun Deoxyribonucleic Acid (DNA). Setiap virus memiliki lapisan kapsid
akan tetapi tidak semua virus memiliki suatu pelindung tambahan yang disebut sebagai
lapisan lipid.

Karakteristik setiap virus beragam seperti sifat mekanik virus yaitu konstanta
elastisitas (kekakuan) cangkang dan sifat intrinsik cangkang kapsid maupun cangkang
lipid. Salah satu hal yang unik dan menarik dari sifat mekanik yang dimiliki virus, yaitu
sifat elastisitas yang dimiliki virus. Elastisitas merupakan suatu kemampuan sebuah
benda untuk menahan suatu pengaruh yang menyimpang, dan tentunya untuk kembali
menuju ukuran, dan bentuk semula ketika pengaruh suatu gaya tersebut ditiadakan.
Sedangkan kekakuan ialah sejauh mana suatu benda menahan suatu deformasi sebagai
respon (tanggapan) terhadap gaya terkonsentrasi yang diberikan terhadap benda
tersebut. Semakin elastis suatu benda, semakin tidak kaku benda tersebut (Atanackovic
dan Guran, 2000). Setiap jenis virus, yakni enveloped dan non-enveloped virus,
memiliki sifat intrisik elastis dan kekakuan yang berbeda-beda, yang dapat dibuktikan
dengan menggunakan Atomic Force Microscopy (AFM) (Mateu, 2012) .

1.2. Rumusan Masalah

a) Bagaimana Sejarah Virus ?


b) Apa Saja Ciri – Ciri Virus ?
c) Bagaimana Klasifikasi Dan Cara Reproduksi Virus ?
d) Apa Peranan Virus Dalam Kehidupan ?
e) Bagaimana Cara Pencegahan Dan Pengobatan Infeksi Virus ?
BAB II
PEMBAHASAN

3.1. Sejarah Penemuan Virus

Sejarah penemuan virus dimulai pada 1883. Virus pertama kali ditemukan oleh
Adolf Meyer pada tahun itu. Ia menemukan adanya penyakit yang menyebabkan
bintik-bintik kuning pada daun tembakau, yakni tobacco mosaic virus (TMV). Dalam
Modul Pembelajaran SMA Biologi (2020) terbitan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, total ada empat tokoh penemu virus.

Selain Adolf Meyer, ada beberapa tokoh lain, yakni Dmitri Ivanovsky, Martinus
Beijerinck, serta Wendell Meredith Stanley. Penemuan virus menurut 4 ahli tersebut
terjadi secara bertahap serta saling melengkapi. Berikut ini sejarah penemuan virus dari
mulai Adolf Meyer hingga Dmitri Ivanovsky: Adolf Meyer Sejarah penemuan virus
Adolf Mayer dimulai pada 1883 ketika mengamati penyakit yang menyebabkan daun
tembakau memunculkan bintik-bintik kuning. Adolf kemudian menyemprotkan getang
yang diekstraksi dari tembakau yang sakit ke tembakau sehat. Hasilnya, tembakau yang
sebelumnya sehat menjadi sakit akibat zat itu.

Adolf selanjutnya mengamati tembakau sakit menggunakan mikroskop biasa.


Saat itu ia tidak melihat adanya bakteri yang pernah ia semprotkan di percobaan
sebelumnya. Adolf menyimpulkan apabila bakteri penyebab penyakit bintik-bintik
kuning pada daun tembakau itu berukuran lebih kecil dari bakteri biasa. Pada tahun
1886, Adolph Meyer mendemonstrasikan bahwa agen penyebab binting-binting
kuning tadi dapat dipindahkan dari tanaman yang sakit ke tanaman yang sehat melalui
ekstrak tanaman cair.

Dmitri Ivanovsky Sejarah penemuan virus Dmitri Ivanovsky, seorang ilmuwan


Jerman, bermula pada 1892. Dmitri melakukan percobaan menggunakan getah
tanaman tembakau sakit yang telah disaring bakteri untuk ditularkan ke tanaman
tembakau sehat. Sama seperti yang terjadi pada penelitian Meyer, tanaman tembakau
sehat tadi menjadi sakit. Padahal, Dmitri melakukan penyaringan menggunakan
Chamberland-Pasteur untuk menghilangkan semua bakteri yang hidup dari ekstrak.
Biology LibreTexts menuliskan bahwa filter Chamberland-Pasteur itu ditemukan oleh
Charles Chamberland pada 1884. Artinya, penelitian Dmitri, selain diilhami, juga
terbantu oleh penemuan yang dilakukan Chamberland. Dari penelitian atau percobaan
itu, Dmitri menyimpulkan bahwa agen infeksius yang dapat disaring tidak hanya
bakteri yang sangat kecil, tetapi merupakan jenis baru partikel penyebab penyakit yang
amat kecil.

Martinus Beijerinck Seorang ilmuwan Belanda Martinus Beijerinck pada 1897


melakukan percobaan untuk membuktikan bahwa agen pada daun tembakau dapat
berkembang biak. Martinus menyemprotkan getah tanaman tembakau sakit, yang telah
disaring, ke daun tembakau sehat. Setelah dilakukan penyemprotan, tanaman tembakau
sehat menjadi sakit. Tanaman sakit ini kemudian diambil getahnya, dipakai untuk
menginfeksi tanaman tembakau sehat lainnya. Hal ini dilakukan beberapa kali.
Hasilnya, patogen tidak berkurang kendati telah dilakukan pemindahan beberapa kali.
Beberapa fakta lain yang diperoleh Martinus Beijerinck adalah agen tersebut tidak
dapat dikembangbiakan di cawan petri yang berisi nutrisi. Agen itu juga dapat
dinonaktifkan menggunakan alkohol. Dari pengamatannya, Martinus menyimpulkan
bahwa agen penyebab bintik-bintik kuning daun tembakau merupakan partikel yang
lebih kecil dan sederhana daripada bakteri. Beijerinck menyebut agen tersebut sebagai
"virus lolos saring" (filterable virus).

Wendell Meredith Stanley Sejarah penemuan virus menurut Wendell Stanley


seorang ilmuwan Amerika dilakukan pada 1935 silam. Stanley berhasil mengkristalkan
partikel penyebab penyakit tanaman tembakau yang dikenal dengan nama tobacco
mosaic virus (TMV). Milton W. Taylor dalam Jurnal “Viruses and Man: A History of
Interactions” (2014) menuliskan bahwa Stanley mampu membentuk kristal dalam
larutan virus mosaik tembakau, sebuah prestasi yang hingga saat ini hanya dapat
dilakukan dengan molekul kimia murni yang berukuran jauh lebih kecil dari virus.
Virus membentuk agregat (penggumpalan) dalam larutan dan berikatan secara kimiawi
satu salam lain untuk membentuk kristal.

3.2. Ciri – Ciri Virus

Dikutip dari buku 'Mudah dan Aktif Belajar Biologi' terbitan PT Setia Purna,
virus pada dasarnya memiliki ciri-ciri seperti makhluk hidup karena dapat
memperbanyak diri. Namun, virus juga disebut makhluk tidak hidup karena tidak
memiliki organel-organel seperti sel hidup.

Menurut ahli biologi asal Amerika Serikat, Neil A. Campbell berikut ciri-ciri virus:

-Hanya dapat hidup dan memperbanyak diri di dalam sel hidup organisme lain

-Memerlukan asam nukleat untuk bereproduksi

-Virus dibentuk oleh sebuah partikel yang disebut virion yang mengandung DNA atau
RNA saja

-Dapat dikristalkan tetapi virus masih memiliki patogen apabila diinfeksi ke


organisme hidup

-Bersifat aseluler (tidak memiliki sel) dan tidak memiliki organel-organel sel.

Sementara itu, menurut Brum (1994) virus berukuran sangat kecil. Bahkan, lebih
kecil daripada bakteri. Diperkirakan ukuran virus berkisar 20 nm-300 nm (1 nm = 1 x
10-9 m).
3.3. Klasifikasi Dan Cara Reproduksi Virus

Klasifikasi virus :

1. Berdasarkan kandungan asam nukleat

 Ribovirus atau virus RNA: virus yang asam nukleatnya dari RNA.
Contohnya Tobacco Mosaic Virus.
 Deoksiribovirus atau virus DNA: virus yang asam nukleatnya dari DNA.
Contohnya Herpes Simplex Virus.

2. Berdasarkan bentuk dasarnya

 Virus berbentuk ikosahedral: Jenis virus ini memiliki bentuk tata


ruang yang dibatasi 20 segitiga dengan sisi sama. Pada virus tersebut
memiliki bentuk rotasi ganda. Contoh virus ini yaitu polio dan
Adenovirus.
 Virus berbentuk helikal: Virus ini mirip batang panjang,
nukleokapsidnya tidak kaku, bentuknya heliks, dan mempunyai satu
sumbu rotasi. RNA virus terlihat pada bagian atas. Contohnya yaitu
virus influenza dan Tobacco Mosaic Virus (TMV).
 Virus berbentuk kompleks: Seperti namnya, jenis virus ini memiliki
struktur yang sangat kompleks dan lebih lengkap. Contoh virus ini
yaitu Poxyvirus.

3. Berdasarkan selubung yang menyelimuti nukleoplastid

 Virus bersampul atau berselubung: yaitu virus yang memiliki


nukleoplastidnya memiliki selubung dari lipoprotein dan glikoprotein.
Contohnya Poxyvirus, Togovirus, Retrovirus, dan lain sebagainya.
 Virus telanjang: jenis virus yang nukleoplastidnya tidak memiliki
selubung atau pelapis. Contonhnya Adenovirus, Reovirus, Papovirus.

4. Berdasarkan jumlah kapsomernya


 Virus 252 kapsomer, seperti Adenovirus.
 Virus 162 kapsomer, seperti Herpesvirus.
 Virus 72 kapsomer, seperti Papovavirus.
 Virus 60 kapsomer, seperti Picornavirus.
 Virus 32 kapsomer, seperti Parvovirus.

5. Berdasarkan sel inang

 Virus yang menyerang manusia, seperti HIV.


 Virus yang menyerang hewan, seperti rabies.
 Virus yang menyerang tumbuhan, seperti TMV.
 Virus yang menyerang bakteri, seperti virus T (bakteriofag).

Cara Reproduksi Virus

Daur litik (siklus litik)

Daur litik adalah siklus reproduksi atau replikasi genom virus, yang pada akhirnya akan
menyebabkan kematian bagi sel inang tempat virus hidup. Virus hanya dapat
melakukan replikasi pada siklus ini atau dengan kata lain disebut dengan virus virulen.
Pada daur litik terdiri dari lima tahap sebagai berikut:

a. Tahap Absorbsi

Pada tahap ini, bagian ujung ekor virus (reseptor) menempel pada dinding sel
bakteri. Proses penempelan ini hanya terjadi pada virus tertentu. Jadi, dengan kata lain
proses penempelan virus bersifat sangat khas. Setelah menempel, virus akan segera
mengeluarkan enzim lisozim untuk melubangi dinding sel inang.

b. Tahap Penetrasi

Pada tahap ini, DNA/RNA virus masuk ke dalam sel inang melalui penambatan
lempeng ujung, kontraksi, dan penusukan pasak. Bagian tubuh virus yang masuk ke
dalam sel inang hanyalah asam nukleat. Sedangkan, bagian kapsid tetap berada di luar
dinding sel dan akan terlepas dengan sendirinya setelah tidak berguna lagi.

c. Tahap Sintesis/Replikasi/Eklifase

Proses yang terjadi pada tahap ini adalah penghancuran DNA sel inang, sehingga
membuat sintesis DNA bakteri berhenti bekerja. Setelah proses ini berhasil, DNA
bakteri kemudian digantikan oleh DNA/RNA virus, sehingga virus mampu
mengendalikan secara utuh kehidupan dari sel bakteri. Hal ini bertujuan untuk
membuat salinan asam nukleat virus (DNA/RNA) yang kemudian membentuk
berbagai komponen tubuh virus seperti ekor dan kapsid.

d. Tahap Perakitan

Setelah melalui tahap ketiga, tahap selanjutnya merupakan perakitan tubuh virus
yang masih terpisah-pisah, seperti kepala, ekor, dan serabut ekor, menjadi virus yang
utuh. Selain itu, kapsid utuh yang terbentuk juga kemudian diisi oleh DNA/RNA
sehingga proses reproduksi berhasil menciptakan virus baru. Pada fase ini, virus yang
dihasilkan bisa mencapai 100-200 buah, lho.

e. Tahap Lisis/ Litik

Pada tahap ini, kerja enzim lisozim tidak hanya untuk melubangi dinding sel
inang saja tetapi juga membuat dinding sel mengalami perpecahan di akhir fase
reproduksi virus. Pecahnya dinding sel kemudian diikuti oleh pelepasan virus-virus
baru yang telah siap melakukan replikasi ulang dengan menemukan sel inang baru.

3.4. Peranan Virus Dalam Kehidupan

Peran virus dalam kehidupan manusia juga bisa mendatangkan keuntungan atau
manfaat. Tidak semua virus menjadi gen pembawa penyakit. Beberapa jenis virus
justru dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Selama ini sudah
banyak pemanfaatan virus berkat kemajuan rekayasa genetika dan bioteknologi.
Berikut ini beberapa manfaat virus dalam kehidupan manusia, seperti dikutip dari
laman Rumah Belajar Kemendikbud.
1. Virus dimanfaatkan dalam teknologi rekayasa genetika

Proses rekayasa virus dapat dilakukan dengan mengubah atau memodifikasi


komponen penyusun virus, seperti susunan asam nukleat (DNA atau RNA).
Proses tersebut dilakukan pada terapi gen, yaitu upaya memasukan materi
genetik virus ke dalam sel inang. Penggunaan terapi gen pernah dilakukan
pada penyembuhan penyakit hemophilia, ketika materi genetik virus
diinjeksikan dengan target sel hati melalui pembuluh darah.

2. Virus dimanfaatkan untuk pembuatan vaksin protein

Vaksin pada umumnya menggunakan bahan dasar virus yang dimatikan atau
dilemahkan. Vaksin protein (mRNA) menggunakan protein khusus virus atau
materi genetik yang mengkode antigen untuk membentuk respons kekebalan
tubuh. Vaksin mRNA adalah teknologi yang kini berkembang pesat untuk
mengobati berbagai jenis penyakit menular, termasuk Covid-19.

3. Virus dimanfaatkan untuk pemberantasan serangga hama

Beberapa virus hidup sebagai parasit pada serangga, seperti Baculovirus.


Sebagai entomopatogen, Baculovirus berpotensi sebagai agen pengendali
hayati. Virus ini secara alami mampu menginduksi infeksi yang mematikan
serta tingkat virulensi yang tinggi pada serangga hama pertanian.

4. Virus dimanfaatkan untuk pengobatan secara biologis

Mekanisme pengobatan biologis dilaksanakan dengan melemahkan atau


membunuh bakteri, jamur, atau protozoa yang bersifat patogen. Contohnya
adalah Bakteriofag. Bakteriofag dapat dijadikan sebagai pencegahan
foodborne disease yang efektif. Bakteriofag dapat bekerja secara spesifik di
antara protein binding reseptor virus dengan target sel inang tanpa harus
mengganggu bakteri baik lainnya dalam makanan.

3.5. Pencegahan Dan Pengobatan Akibat Infeksi Virus

Ada sejumlah penyakit akibat virus yang sudah ditemukan cara untuk menyembuhkan
atau meringankan gejalanya. Meski begitu, mencegah infeksi virus tentunya lebih
penting daripada mengobati. Berikut beberapa langkah yang untuk mencegah infeksi
virus:

 Mendapatkan vaksinasi yang direkomendasikan dokter untuk infeksi virus,


seperti cacar air, herpes zoster, influenza, HPV, hepatitis B, hepatitis A,
campak, dan gondok.
 Mencuci tangan secara rutin.
 Hindari kontak dengan orang yang sedang sakit.
 Menggunakan masker.
 Jangan berbagi barang pribadi.
 Mengonsumsi makanan sehat dengan jumlah buah dan sayuran yang cukup.
 Menggunakan kondom setiap kali berhubungan seks.

Jika terinfeksi, banyak infeksi virus yang dapat sembuh dengan sendirinya dan tidak
memerlukan pengobatan. Jadi, pengobatan yang dokter pergunakan biasanya hanya
untuk menghilangkan gejalanya saja. Salah satunya seperti infeksi influenza.
Ada beberapa hal yang dapat kamu lakukan ketika kamu terinfeksi virus seperti
influenza. Kamu bisa mencari tahunya lebih mendalam dengan membaca artikel: Ini
yang Harus Dilakukan saat Mengalami Infeksi Virus.

Antivirus bertindak dengan menghambat produksi partikel virus, mencegah


penggandaan DNA virus, atau partikel virus memasuki sel inang. Obat antivirus yang
berbeda dapat dokter gunakan untuk pengobatan cacar air, HIV, HSV-1, HSV-2,
Hepatitis B dan influenza.
BAB III
KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan
• Banyaknya sudah kasus yang disebabkan oleh virus yang membuat kita
semakin ragu dan takut untukv memulai kehidupan yang disebut dengan new
normal, alhasil yang kita hadapi adalah kapan, dimana, bagaimana, kenapa,
apa, dan siapa saja yang akan tertular oleh virus tersebut.

• Tapi dibalik rasa panik dan rasa takut itulah masyarakat berusaha untuk sadar
dan merubah pikiran mereka, serta pola hidup mereka, mau tidak mau mereka
harus lebih serius menghadapi dunia yang baru, pakai masker setiap harinya,
cuci tangan sebelum dan sesudah makan, pake hand sanitizer dan lain-lain.

• Sikap dan sifat mereka sendiri lah yang dapat membantu mereka menghadapi
situasi dan kondisi yang berbahaya, tidak hanya itu, mereka harus melindungi
Kesehatan mereka, menjaga immunitas tubuh mereka sendiri bagaimanapun
caranya, maka himbauan yang diberikan harus mereka dengar dan lakukan
demi diri mereka sendiri dan lingkungan mereka

• Dampak yang disebabkan memang diluar perkiraan, bahkan tidak bisa lagi
dihitung dan hanya menunggu dimana tidak ada lagi virus tersebut dan sampai
sekarang hanya bisa berharapnya dengan adanya vaksin kita bisa
disembuhkan untuk sementara waktu

• Tindakan yang harus diambil adalah keseriusan untuk tetap bertahan dan
membuat sebuah mindset hingga ini berakhir, maka semuanya kembali
kepada diri sendiri, semakin banyak kita peduli dan mengingat atau
diperingatkan, semakin banyak juga orang akan sadar dan ikut serta untuk
melakukan yang kita lakukan sekarang dan seterusnya.
DAFTAR PUSTAKA

katadata.co.id
health.detik.com
tirto.id
ruangguru.com
halodoc.com

Anda mungkin juga menyukai