Anda di halaman 1dari 12

VIRUS

Sejarah Penemuan Virus


Sejarah penemuan virus diawali dengan ditemukannya mikroskop pada tahun 1632 oleh seorang
ilmuan berkembangsaan Belanda Antony van Leewenhoek. Penemuan mikroskop ini mendorong
penelitian dan penyelidikan objek-objek mikro “berukuran sangat kecil” menjadi sebuah
kegemaran tersendiri bagi ilmuwan pada masa itu.

Mikroskop berkembang dan mengalami penyempurnaan semenjak pertama kali ditemukan.


Mikroskop pertama yang hanya dapat memperbesar objek sampai 150 kali ukuran aslinya telah
berhasil membuat para ilmuwan menemukan sel bakteri dan organisme renik lainnya.

Dengan pemutakhiran susunan lensa dan teknik pembesaran sehingga mikroskop memiliki
kemampuan pembesaran hingga 1.000 kali ukuran asli “mikroskop cahaya” dan 10.000 kali
ukuran asli “mikroskop electron”, para ilmuan di masa itu semakin mudah menemukan dan
mengidentifikasi jasad mikro yang ukurannya jauh lebih kecil dari sel, bakteri, jamur dan
membuka sejarah baru dalam penemuan virus.

Penemuan Adolf Mayer


Salah satu ilmuan yang menjadi pionir dalam sejarah penemuan virus
ialah Adolf Mayer, ia merupakan seorang peneliti berkebangsaan
Jerman yang berhasil mengidentifikasi keberadaan virus untuk pertama
kalinya di tahun 1882 melalui peneliti penyakit bintik kuning pada
daun tembakau.
Mayer melakukan percobaan dengan menyemprotkan getah tanaman
tembakau yang terserang penyakit bintik kuning ke tanaman tembakau
yang sehat. Hasilnya tanaman yang sehat menjadi ikut terserang dan
mengalami penyakit serupa. Dengan hasil ini Mayer menyimpulkan
bahwa ada suatu mikroorganisme yang ukurannya jauh lebih kecil dari
bakteri yang dapat menginfeksi tanaman tembakau.

Penemuan Dmitri Ivanovsky


Percobaan yang dilakukan Mayer membuat ilmuan Rusia Dmitri
Ivanovsky menjadi penasaran. Pada masa itu, suatu filter yang dapat
menyaring bakteri telah ditemukan oleh Lembaga Pasteur di Paris.
Filter tersebut kemudian digunakan Ivanovsky untuk mengulangi
peneliti Mayer.
Ivanovski menyaring getah tembakau yang terserang bintik kuning
menggunakan penyaring bakteri untuk membuktikan bahwa penularan
bukan disebabkan akibat inveksi bakteri. Getah yang sudah disaring,
kemudian dioleskan pada tanaman sehat.Hasilnya tanaman tembakau
sehat masih tetap terserang, dengan hasil tersebut, ia kemudian
menyimpulkan bahwa ada bakteri patogen atau zat kimia hasil
produksi bakteri yang berukuran sangat kecil sehingga dapat lolos dari penyaring bakteri.
Penemuan Martinus Beijerinck
Martinus Beijerinck ialah ahli mikrobiologi berkebangsaan Belanda,
ia mengamati sejarah penemuan virus dari hasil penelitian Ivanovski.
Dengan pengamatannya itu, ia kemudian menyimpulkan bahwa
organisme yang menyebabkan penyakit bintik kuning pada tembakau
tersebut memiliki ukuran yang sangat kecil.
Mikroorganisme ini juga diduga hanya dapat hidup dengan
menumpang pada makhluk hidup yang diinfeksi olehnya. Meskipun
sudah memiliki kesimpulan tersebut, Beijerinck masih belum dapat
menemukan jenis dan struktur dari mikroorganisme ini.

Penemuan Wendell M. Stanley


Seorang ilmuan Amerika Wendell M. Stanley pada tahun 1935
berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit bintik kuning yang
menyerang tembakau. Partikel mikroskopis ini kemudian diberi nama
Tobacco Mosaic Virus “TMV”.
Sejak saat itu penelitian lebih dalam terkait keberadaan virus semakin
banyak dilakukan. Para ilmuan berlomba-lomba mengidentifikasi
keberadaan virus dalam cabang ilmu virologi untuk menemukan hal-
hal baru yang belum pernah ada dalam sejarah penemuan virus
sebalumnya.

Ciri – Ciri Virus


Virus memiliki beberapa fitur umum yang tidak dimiliki oleh organisme lain :
 Virus hanya dapat berkembang biak di sel-sel hidup lain (sifat virus parasit obligat)
karenanva, Virus dapat dibiakkan pada telur ayam yang berisi embrio hidup.
 Untuk bereproduksi virus hanya mernerlukan asam nukleat saja.
 Virus tidak dapat bergerak maupun melakukan aktivitas metabolisme sendiri.
 Virus tidak dapat membelah diri.
 Virus tidak dapat diendapkan dengan sentrifugasi biasa, tetapi dapat dikristalkkan.

Struktur Tubuh
Berikut ini merupakan struktur virus
1. virus bersifat aseluler (tidak mempunyai sel)

2. Virus berukuran amat kecil , jauh lebih kecil dari bakteri, yakni berkisar antara 20 mµ –
300mµ (1 mikron = 1000 milimikron). untuk mengamatinya diperlukan mikroskop
elektron yang pembesarannya dapat mencapai 50.000 X.

3. Virus hanya memiliki salah satu macam asam nukleat (RNA atau DNA)
4. Virus umumnya berupa semacam hablur (kristal) dan bentuknya sangat bervariasi. Ada
yang berbentuk oval , memanjang, silindris, kotak dan kebanyakan berbentuk seperti
kecebong dengan “kepala” oval dan “ekor” silindris.

5. Tubuh virus terdiri atas: kepala , kulit (selubung atau kapsid), isi tubuh, dan serabut ekor.
Gambar dan Penjelasannya sebagai berikut:

 Kepala

Kepala virus berisi DNA dan bagian luarnya diselubungi


kapsid.

 Kapsid
Kapsid adalah selubung yang berupa protein, Kapsid terdiri
atas bagian – bagian yang disebut kapsomer,
misalnya,kapsid pada TMV dapat terdiri atas satu rantai
polipeptida yang tersusun atas 2.100 kapsomer. Kapsid juga
dapat terdiri dari protein – protein monomer identik, yang
masing – masing terdiri dari rantai polipeptida.

 Isi tubuh
isi tubuh yang kering disebut virion adalah bahan genetik yakni asam nukleat (DNA atau RNA),
contohnya sebagai berikut:

1. Virus yang isi tubuhnya RNA dan bentuknya menyerupai kubus antara lain, virus
polyomyelitis, virus radang mulut dan kuku, dan virus influenza.
2. Virus yang isi tubuhnya RNA, protein, lipida, dan polisakarida, contohnya para
mixovirus.
3. Virus yang isi tubuhnya terdiri atas RNA, protein dan banyak lipida, contohnya virus
cacar.

 Ekor
Ekor virus merupakan alat penancap ketubuh organisme yang diserangnya. Ekor virus terdiri atas
tabung bersumbat yang dilengkapi benang / serabut. pada virus dijumpai asam nukleat yang
diselubungi kapsid , disebut nukleokapsid , ada dua macam :

1. Nukleokapsid yang telanjang, misalnya TMV, Adenovirus, dan virus kutil (warzer virus).
2. Nukleokapsid yang diselubungi suatu membran pembungkus, misalnya pada virus
influenza dan virus herpes.

1. Bentuk Virus
Virus dapat terlihat berbeda satu sama lain. Para ilmuwan sering mendiskripsikannya
berdasarkan bentuk. Antara lain :

 Ikosahedral atau polihedral


Ini adalah bentuk geometris dengan banyak sisi, mirip dengan bola sepak. Sebagian
besar jenis yang menginfeksi manusia adalah ikosahedral.

Strukturnya memiliki banyak sisi (ikosahedral = 20 sisi).

 Spiral atau helikal

Bentuk ini terlihat seperti silinder. Informasi genetiknya melingkar


seperti pegas di dalamnya. Bulat. Virus sferis adalah virus heliks atau
polihedral yang memiliki selubung di sekelilingnya. Mereka sebagian
besar berbentuk seperti bola.

Ulir menyamping dikarenakan protein penyusunnya tersusun melingkar dan membentuk


cakram berulir.

 kompleks

Jenis ini menggabungkan lebih dari satu bentuk. Virus yang menginfeksi
bakteri memiliki “kepala” polihedral yang terhubung ke “tubuh” heliks.

Bentuk yang lebih kompleks, bahkan ada yang kombinasi helical dan
polihedral.

2. Ukuran
Semua jenis virus berukuran sangat kecil, bahkan terlalu kecil untuk dapat dilihat tanpa
mikroskop yang kuat. JIka kamu mengukurnya di bawah mikroskop, kebanyakan ukurannya
antara 2 nanometer (nm) hingga 400 nm.

Sebagai pembanding, jenis terkecil sekitar 2.000 lebih kecil dari sebutir pasir. Mereka sekitar
100 hingga 1.000 lebih kecil dari sel-sel di tubuh manusia.

Namun, ukurannya bisa sangat bervariasi. Misalnya, virus campak berukuran sekitar lima kali
lebih besar dari virus zika. Selain itu, mereka juga memiliki bobot (berat molekul) yang
bervariasi.

3. Sifat Genon

Semua jenis virus berukuran sangat kecil, bahkan terlalu kecil untuk dapat dilihat tanpa
mikroskop yang kuat. JIka kamu mengukurnya di bawah mikroskop, kebanyakan ukurannya
antara 2 nanometer (nm) hingga 400 nm.

Sebagai pembanding, jenis terkecil sekitar 2.000 lebih kecil


dari sebutir pasir. Mereka sekitar 100 hingga 1.000 lebih
kecil dari sel-sel di tubuh manusia.
Namun, ukurannya bisa sangat bervariasi. Misalnya, virus campak berukuran sekitar lima kali
lebih besar dari virus zika. Selain itu, mereka juga memiliki bobot (berat molekul) yang
bervariasi.

4. Protein Struktural

Protein struktural membentuk kapsid, atau lapisan pelindung. Mereka juga dapat membuat
amplop, jika ada, dan struktur apapun yang menonjol darinya. Terutama yang membantu mereka
masuk ke dalam sel, seperti protein lonjakan SARS COV-2.

Replikasi Virus
Pengertian Reproduksi Virus

Virus memiliki satu ciri khas dari kehidupan yakni reproduksi virus. Akan tetapi reproduksi
virus tersebut hanya akan terjadi pada sel organisme yang lain. Dengan begitu virus hanya bisa
bertahan hidup dalam bentuk parasit dan cara terjadinya juga sangat beragam.

Jenis Reproduksi Virus

Nah untuk jenis reproduksi virus sendiri terdiri dari 2 cara yang dilakukan pada sel inang yakni
siklus litik serta siklus lisogenik. Nah berikut ini penjelasan selengkapnya dibawah ini:

Siklus Litik

Ini dinamakan dengan siklus litik dikarenakan menjadi fase paling akhir dari siklus dimana
berjalan peristiwa lisis dinding sel bakteri dikarenakan virus baru terbentu terhadap sel bakteri.
Untuk beberapa fase yang berjalan adalah:

 Fase Adsorbsi
Virus awalnya bakal masuk ke fase adsorbsi yaitu bakal menempel di reseptor khusus di
sel inang Mengenakan serat ekor. Sesudah sukses menempel, nantinya virus bakal
mengeluarkan enzim bernama lisozim yang mampu memicu lubang di sel inang.
 Fase Penetrasi
Sesudah itu, virus bakal memasukkan DNA di didalam sel bakteri yang dinamakan
dengan fase penetrasi. Virus nantinya bakal mengelluarkan enzim yang berfungsi untuk
melarutkan dinding sel bakteri. Dengan begitu, lubang bakal terbentuk dan dijadikan
DNA virus sebagai tempat masuk.
 Fase Sintesis
Fase berikutnya adalah fase sintesis dimana DNA virus bakal mengambil alih
pengecekan metabolisme bakteri untuk membuahkan virus yang baru. Bagian yang udah
terbentuk itu adalah serat ekor, DNA dan juga kapsid ekor.
 Fase Perakitan
Di fase perakitan, anggota berikut nantinya bakal membuahkan virus yang baru. Sesudah
itu, virus udah siap terlihat dari didalam sel. Proses berikut nantinya bakal membuahkan
antara 100 hingga 200 virus.
 Fase Lisis
Dalam fase lisis, nantinya virus yang berjumlah ratusan bakal mengeluarkan enzim
pencerna supaya mampu menghancurkan dinding sel dari sel bakteri. Dinding sel sesudah
itu bakal pecah dan virus terlihat dan juga siap untuk menginfeksi bakteri yang lainnya.
Untuk mengamati pemecahan sel bakteri secara eksplosif mampu dikerjakan dengan
mikroskop lapangan gelap.

Siklus Lisogenik

Siklus lisogenik adalah siklus replikasi genom virus tanpa terjadinya penghancuran sel inang.
Sesudah absorbsi dan juga injeksi DNA, virus bakal berintegrasi ke didalam kromosom bakteri
yang disebut dengan profage. Profage sendiri merupakan
proses dimana gen asing bakal bersatu dengan kromosom
dari bakteri.

Pada siklus lisogenik tersebut, virus tidak bakal secara


langsung mengolah tubuh dari virus baru dikarenakan
mempunyai imunitas. Akan tetapi sesudah imunitas hilang,
maka DNA virus mampu mengendalikan DNA bakteri
tersebut. Berikut adalah siklus lisogenik selengkapnya:

 Virus bakal menempel di bakteri yang disebut dengan fase absorbsi.


 Virus sesudah itu bakal memasukkan DNA ke sel bakteri yang disebut dengan fase
penetrasi.
 Sesudah itu bakal berjalan fase penyisipan dimana DNA virus bakal menyatu dengan
DNA bakteri.
 Sesudah bakteri masuk ke didalam fase penggandaan diri, maka profage bakal
menggandakan dirinya supaya bakal ada bakteri baru yang mengandung profage tersebut.
 Sesudah suasana lingkungan dirasa memungkinkan, maka profage bakal melaksanakan
fase pemisahan diri dari DNA bakteri. Tujuannya adalah untuk sintesis anggota virus
baru.
 Sesudah itu, virus baru bakal masuk ke fase litik.

Siklus litik ini umumnya bakal secara langsung mematikan sel. Sedangkan siklus lisogenik tidak
bakal mematikan sel. Dengan makin berkembangnya pengetahuan pengetahuan, maka ada
beberapa type virus yang mampu digunakan mekanismenya untuk mengatasi beberapa type
penyakit.

Contohnya adalah penyakit Severe Combine Immunodeficiency atau disingkat SCID. Penyakit
SCID berjalan dikarenakan virus mampu diceagh Mengenakan vaksinasi. Dengan kehadiran
vaksin tersebut, maka tubuh mampu membentuk antibodi dan selanjutnya penyakit yang
berkunjung mampu dihancurkan.

Tahap Reproduksi Virus

Nah dalam hal ini meski langkah reproduksi virus berlangsung terlalu bervariasi, akan namun
umumnya berlangsung didalam lima “5” tahapan, yaitu pelekatan atau adsorbs, penetrasi atau
injeksi, replikasi serta sintesis atau penggabungan, pematangan atau perakitan serta pelepasan
atau lisis.

Fase Pembelahan

Tahap reproduksi virus yang pertama dimulai dari fase


pembelahan. Ketika kondisinya tersambung, maka DNA
virus tidak akan aktif yang disebut bersama profag. Ini
disebabkan dikarenakan DNA virus menyatu bersama
DNA dari bakteri sehingga seandainya DNA bakteri melakukan replikasi, maka profag terhitung
akan bereplikasi seperti contohnya kala bakteri akan membelah diri.

DNA bakteri yang merugikan atau tak merugikan nantinya akan menduplikasi dirinya akan
melakukan sistem replikasi. Dengan begitu, profag terhitung akan menduplikasi dirinya sehingga
akan terbentuk dua sel bakteri hasil dari pembelahan. Sedangkan di didalam masing masing sel
anak bakteri terhitung akan terkandung profag yang sama atau identik.

Hal selanjutnya berlangsung terus-menerus sampai sistem


pemisahan bakteri berlangsung berkali kali dan tiap-tiap
sel bakteri yang akan terbentuk terhitung mengandung
profag. Dengan begitu, jumlah profag akan ikuti jumlah
dari sel bakteri yang ditumpangi.

Fase Sintesis

Karena satu dan lain perihal seperti dikarenakan efek zat


kimia atau radiasi, maka profag secara tiba tiba akan aktif kemudian akan mengantarai diri dari
DNA bakteri. Sesudah itu, DNA bakteri akan dihancurkan dan DNA virus akan melakukan
sintesis yaitu mensintesis protein yang dipakai untuk kapsid virus baru serta mereplikasi DNA
sehingga DNA virus mampu makin tambah banyak.

Fase Perakitan

Beberapa kapsit yang ada di rakit nantinya akan beralih jadi kapsid utuh yang berfungsi untuk
selubung virus. Kapsid virus yang akan terbentuk berjumlah kurang lebih 100 sampai 200 kapsid
baru. Nantinya, DNA hasil dari replikasi akan masuk ke didalam untuk membentuk virus yang
baru.

Fase Litik

Sesudah virus baru terbentuk, maka akan


berlangsung lisis sel bakteri yaitu gambaran
sama bersama litik virus yang terbentuk dan
akan berhamburan nampak sel bakteri. Ini ditunaikan untuk menyerang bakteri yang baru dan
didalam daur berikutnya, virus mampu melakukan daur litik atau lisogenik begitu pun
seterusnya.

 Terdiri dari bahan genetik (RNA) atau DNA) dan lapisan protein pelindung
(kapsid).
 Terkadang memiliki lapisan lain yang disebut amplop di sekitar kapsid.
Jenis yang tanpa amplop disebut “naked virus” atau “virus telanjang”.
 Mirip dengan parasit, mereka membutuhkan inang untuk bereproduksi.
Selain itu, mereka akan bertahan di luar inang sampai kapsidnya rusak
seiring waktu.
 Ukurannya 100 hingga 1.000 kali lebih kecil dari sel-sel dalam tubuh
manusia.

Kamu dapat mendeskripsikan ciri-cirinya berdasarkan sejumlah fitur, antara lain:

 Sifat genom.
 Protein struktural dan apakah memiliki amplop atau tidak.

 Linear atau melingkar.


 Positive-sense atau negative-sense. RNA yang bersifat positive-sense dapat
digunakan sebagai petunjuk untuk membuat lebih banyak bagian virus,
tanpa langkah tambahan apapun. Sementara itu RNA negative-sense
membutuhkan protein khusus (enzim) untuk membuat RNA sense positif,
sebelum ia dapat membuat lebih banyak salinan dari dirinya sendiri.
Sebagian besar jenis DNA bersifat positif.
 Untai tunggal atau untai ganda. Virus DNA dapat memiliki materi
genetiknya dalam satu string instruksi (ssDNA), atau dua set yang
dipasangkan bersama (dsDNA). Perlu kamu ketahui, DNA manusia beruntai
ganda. Virus RNA biasanya beruntai tunggal, meskipun ada beberapa virus
RNA beruntai ganda

Jenis-Jenis Virus
Para ahli mengelompokkannya ke dalam beberapa kategori berdasarkan fitur serupa. Seperti,
ukuran, bentuk, dan jenis materi genetik yang dibawanya.

Beberapa jenis umum yang mungkin pernah kamu dengar antara lain:

1. Influenza (orthomyxoviridae)
Keluarga jenis Orthomyxoviridae termasuk influenza A dan B, yang menyebabkan flu. Strain
influenza A juga menyebabkan flu burung dan flu babi (H1N1).

2. Virus herpes manusia (Herpesviridae)


Herpesviridae adalah salah satu famili virus. Mereka menyebabkan beberapa jenis penyakit.
Seperti, herpes mulut dan kelamin, cacar air, herpes zoster, Epstein-Barr dan cytomegalovirus
(CMV).

3. Virus corona
Coronavirus adalah subfamili dari virus. SARS-CoV-2 adalah jenis yang menyebabkan COVID-
19, dan ia menjadi salah satu yang paling terkenal sekarang. Namun, jenis lainnya yang masih
dalam satu famili ini hanya menyebabkan penyakit ringan, seperti flu.

Mengenai COVID-19, baca lebih lanjut artikel ini: Ketahui Segala Hal Mengenai COVID-19.

4. Human papillomaviruses (HPV)


HPV adalah bagian dari keluarga Papillomaviridae. Mereka menyebabkan kutil. Beberapa jenis
HPV dapat menyebabkan kanker.

5. Enterovirus
Enterovirus adalah genus (satu tingkat lebih kecil dari kelompok yang disebut “keluarga”) yang
menginfeksi saluran usus manusia. Jenis ini dapat menyebabkan polio dan penyakit tangan, kaki,
dan mulut.

6. Flavivirus
Ini adalah genus yang sering disebarkan oleh nyamuk. Mereka menyebabkan penyakit seperti
Zika, West Nile, demam berdarah, dan demam kuning.
7. Orthopoxvirus
Virus dalam genus orthopoxvirus menyebabkan ruam yang melepuh. Mpox dan cacar adalah
orthopoxvirus.

8. Virus hepatitis
Meskipun tidak semuanya berasal dari keluarga atau genus yang sama, semua virus hepatitis
dapat menginfeksi hati manusia. Hepatitis A, B, dan C adalah yang paling umum.

9. Retrovirus
Retrovirus adalah jenis RNA yang menggunakan protein khusus untuk membuat DNA. Ia
kemudian memasukkan DNA-nya ke dalam DNA manusia.

Sel-sel tubuh membaca DNA seolah-olah itu adalah instruksinya sendiri. Human
immunodeficiency virus (HIV) dan human T-lymphotropic virus 1 (HTLV-1) adalah retrovirus.

10. Oncovirus
Oncovirus adalah virus yang dapat menyebabkan kanker. Beberapa virus yang berkaitan dengan
kanker tertentu meliputi:

 HPV.
 Epstein-Barr.
 HIV.
 Hepatitis B dan C.
 HTLV-1.
 Virus herpes manusia 8 (HHV-8).

11. Virus satelit


Virus satelit tidak dapat bereproduksi tanpa virus “pembantu” lainnya. Sebagian besar virus
satelit ditemukan pada tumbuhan.

12. Bakteriofag
Bakteriofag atau yang juga disebut “fag” adalah virus yang secara khusus menginfeksi bakteri.
Mengutip Cleveland Clinic, para ilmuwan sedang mempelajari terapi bakteriofag sebagai cara
potensial untuk mengobati infeksi bakteri yang tidak merespons antibiotik.
Kepala
Kepala virus berisi DNA dan bagian luarnya diselubungi kapsid.

Kapsid
Kapsid adalah selubung yang berupa protein, Kapsid terdiri atas
bagian – bagian yang disebut kapsomer, misalnya,kapsid pada TMV
dapat terdiri atas satu rantai polipeptida yang tersusun atas 2.100
kapsomer. Kapsid juga dapat terdiri dari protein – protein monomer
identik, yang masing – masing terdiri dari rantai polipeptida.

Isi tubuh
isi tubuh yang kering disebut virion adalah bahan genetik yakni asam
nukleat (DNA atau RNA), contohnya sebagai berikut:

4. Virus yang isi tubuhnya RNA dan bentuknya menyerupai kubus


antara lain, virus polyomyelitis, virus radang mulut dan kuku,
dan virus influenza.
5. Virus yang isi tubuhnya RNA, protein, lipida, dan polisakarida,
contohnya para mixovirus.
6. Virus yang isi tubuhnya terdiri atas RNA, protein dan banyak
lipida, contohnya virus cacar.

Ekor
Ekor virus merupakan alat penancap ketubuh organisme yang
diserangnya. Ekor virus terdiri atas tabung bersumbat yang dilengkapi
benang / serabut. pada virus dijumpai asam nukleat yang diselubungi
kapsid , disebut nukleokapsid , ada dua macam :
3. Nukleokapsid yang telanjang, misalnya TMV, Adenovirus, dan
virus kutil (warzer virus).
4. Nukleokapsid yang diselubungi suatu membran pembungkus,
misalnya pada virus influenza dan virus herpes.

Anda mungkin juga menyukai