Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH MIKROBIOLOGI

VIRUS DAN BAKTERI

Disusun oleh:

KELOMPOK 3
Rani Mukherji Amir (H031221009)
Nabilah Herman (H031221011)
Dewi Erika Yuliana (H031221012)

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari - sehari pastinya kita sering mendengar tentang

beberapa penyakit seperti influenza, tipus, demam berdarah, TBC, dll. Penyakit

itu semua merupakan akibat dari virus dan bakteri yang hampir semua

menimbulkan bahaya, walaupun pada dasarnya virus dan bakteri juga memiliki

peranan bagi keberlangsungan hidup manusia. Di dalam makalah ini akan kami

bahas mengenai virus dan bakteri yang meliputi ciri ciri, reproduksi, habitat, cara

hidup serta peranannya dalam kehidupan baik dari segi keuntungan maupun

kerugian.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah penemuan virus, struktur virus, ciri-ciri virus, bentuk

virus, replikasi virus, manfaat virus dan penyakit yang disebabkan oleh

virus?

2. Apa pengertian bakteri, struktur bakteri, klasifikasi bakteri, alat gerak

bakteri, cara hidup bakteri, pengaruh lingkungan terhadap bakteri,

reproduksi bakteri dan peranan bakteri.

1.3 Tujuan

Tujuan dari diskusi ini adalah dapat mempelajari dan memahami mengenai

virus dan bakteri.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Virus

2.1.1 Sejarah Penemuan Virus

Istilah virus berasal dari bahasa Latin, virion yang artinya racun. Sejarah

penemuan virus dimulai pada tahun 1883 dengan ditemukannya penyakit yang

menyebabkan adanya bintik-bintik kuning pada daun tembakau. Penyakit tersebut

kemudian dikenal dengan istilah penyakit mosaik tembakau. Beberapa ilmuwan

yang terlibat dalam penemuan virus adalah sebagai berikut.

A. Adolf Meyer

Pada tahun 1883, Adolf Meyer, seorang ilmuwan Jerman mengamati

penyakit yang menyebabkan adanya bintik-bintik kuning pada daun

tembakau. Meyer kemudian melakukan percobaan dengan

menyemprotkan getah yang diekstraksi dari tanaman tembakau yang sakit

ke tanaman tembakau yang sehat. Ternyata, tanaman tembakau yang sehat

menjadi sakit. Meyer kemudian mencoba mengamati daun tembakau yang

sakit dengan menggunakan mikroskop biasa. Akan tetapi, ia tidak dapat

menemukan bakteri yang diduga menjadi penyebab penyakit tersebut.

Meyer kemudian menyimpulkan bahwa bakteri penyebab penyakit pada

tanaman tembakau berukuran lebih kecil dari bakteri biasanya.

B. Dmitri Ivanovsky

Pada tahun 1892, Dmitri Ivanovsky, seorang ilmuwan Rusia melakukan

percobaan dengan menyaring getah tanaman tembakau yang sakit dengan


menggunakan saringan bakteri. Selanjutnya, hasil saringan tersebut

ditularkan pada tanaman tembakau yang sehat. Ternyata, tanaman

tembakau yang sehat tersebut menjadi sakit. Ivanovsky kemudian

menyimpulkan bahwa penyebab penyakit pada tanaman tembakau adalah

bakteri patogenik yang sangat kecil atau bakteri penghasil toksin yang

dapat melewati saringan.

C. Martinus Beijerinck

Pada tahun 1897, Martinus Beijerinck, seorang ilmuwan Belanda

melakukan percobaan untuk membuktikan bahwa agen penyebab penyakit

pada tanaman tembakau dapat berkembang biak. Beijerinck

menyemprotkan getah tanaman yang sudah disaring ke tanaman yang

sehat. Setelah tanaman yang sehat menjadi sakit, getah tanaman tersebut

digunakan untuk menginfeksi tanaman berikutnya, dan seterusnya hingga

beberapa kali pemindahan. Ternyata, melalui beberapa kali pemindahan,

sifat patogennya tidak berkurang. Agen tersebut juga berbeda dengan

bakteri, karena tidak dapat dikembangbiakkan di dalam cawan petri yang

berisi nutrisi. Selain itu, juga tidak dapat dinonaktifkan menggunakan

alkohol. Beijerinck kemudian menyimpulkan bahwa agen tersebut adalah

partikel yang lebih kecil danlebih sederhana dari bakteri. Beijerinck

kemudian menyebutnya sebagai virus lolos saring.

D. Wendell Meredith Stanley Pada tahun 1935, Wendell Meredith Stanley,

seorang ilmuwan Amerika berhasil mengkristalkan partikel penyebab

penyakit pada tanaman tembakau. Penyakit ini kemudian dikenal dengan

nama Tobacco Mosaic Virus (TMV).


2.1.2 Ciri-Ciri Virus

a. Virus berukuran sangat kecil, berkisar 0,02-0,3 µm (1 µm = 1/1.000 mm),

dan paling besar berukuran 200 µm, karena itu virus hanya dapat dilihat

dengan mikroskop elektron.

b. Tubuh virus terdiri atas selubung proton (kapsid), dan bahan inti. Bahan

inti berupa RNA (Ribonucleic acid) dan DNA (Deoxiribonucleic acid).

c. Virus tidak mempunyai membran dan organel-organel sel yang penting

bagi kehidupan.

d. Virus hanya dapat bereproduksi jika berada dalam sel hidup atau jaringan

hidup.

e. Biasanya stabil pada pH 5.0 sampai 9.0.

f. Virus dapat dikristalkan seperti benda mati. Bentuk virus bermacam-

macam ada yang berbentuk batang, bola, atau bulat, berbetuk peluru, dan

berbentuk T.

2.1.3 Struktur Virus

Virus tidak termasuk sel (aseluler), karena tidak memiliki bagian-bagian

sel seperti dinding sel, membran sel, sitoplasma, inti sel, dan organel-organel

lainnya. Partikel virus yang lengkap disebut virion. Secara umum, struktur virus

diwakili oleh bakteriofag yang berbentuk seperti huruf T.

Gambar 1. Struktur Tubuh Bakteriofag


a. Kepala

Kepala merupakan bagian dalam kepala virus berisi asam nukleat,

sedangkan bagian luarnya diselubungi oleh kapsid. Kepala virus

bakteriofag berbentuk polihedral dengan jenis asam nukleat DNA.

b. Leher

Leher merupakan bagian yang menghubungkan kepala dan ekor. Leher

juga menjadi saluran keluarnya asam nukleat menuju ekor.

c. Ekor

Ekor merupakan bagian yang berfungsi untuk menempel pada sel inang.

Ekor terdiri atas serabut ekor dan lempeng dasar. Serabut ekor berfungsi

melekatkan diri pada sel inang. Sementara itu, lempeng dasar yang berisi

jarum penusuk berfungsi untuk menginjeksikan DNA ke dalam sel inang

2.1.4 Bentuk Virus

Virus memiliki bentuk yang bermacam-macam, seperti batang, bulat, oval

(peluru), filamen (benang), polihedral, dan seperti huruf T.

a. Bentuk batang, misalnya TMV (Tobacco Mosaic Virus).

b. Bentuk batang dengan ujung oval seperti peluru, misalnya Rhabdovirus

c. Bentuk bulat, misalnya HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan

Orthomyxovirus.

d. Bentuk filamen (benang), misalnya virus Ebola.

e. Bentuk polihedral, misalnya Adenovirus.

f. Bentuk seperti huruf T, misalnya bakteriofag, yaitu virus yang menyerang

bakteri Escherichia coli. Berikut ini gambar beberapa bentuk virus.


Gambar 2. Macam-macam bentuk virus

2.1.5 Replikasi Virus

Proses perkembangbiakan virus ada dua macam, yaitu daur litik dan daur

lisogenik.

A. Daur litik

Daur litik terjadi jika pertahanan sel inang lebih lemah dibandingkan

dengan daya infeksi virus. Virus yang mampu bereproduksi dengan daur

litik disebut virus virulen. Pada daur litik, sel inang akan pecah dan mati,

serta akan terbentuk virion-virion baru. Seluruh tahapan dalam daur litik

berlangsung dengan cepat. Tahapan-tahapan tersebut adalah adsorpsi,

penetrasi, sintesis dan replikasi, pematangan (perakitan), serta lisis.

B. Daur Lisogenik

Daur lisogenik terjadi jika pertahanan sel inang lebih baik dibandingkan

dengan daya infeksi virus. Sel inang pada daur ini tidak segera pecah,

bahkan dapat bereproduksi secara normal. Pada daur lisogenik, replikasi

genom virus tidak menghancurkan sel inangnya. DNA virus bakteriofag

akan berinteraksi dengan kromosom sel inang membentuk profag. Jika sel

inang yang mengandung profag membelah diri untuk bereproduksi, profag

akan diwariskan kepada sel-sel anakannya. Profag di dalam sel anakan


dapat aktif dan keluar dari kromosom sel inang untuk masuk ke dalam

tahapan-tahapan daur litik. Virus yang dapat bereproduksi dengan daur

litik dan lisogenik disebut virus temperat, misalnya fag λ.

2.1.6 Manfaat Virus

a. Pembuatan vaksin protein. Selubung virus dapat digunakan sebagai

protein khusus yang akan memacu terbentuknya respons kekebalan tubuh

untuk melawan suatu penyakit.

b. Digunakan dalam pembuatan rekayasa genetika, misalnya untuk terapi

gen.

c. Pengobatan secara biologis, yaitu dengan melemahkan atau membunuh

bakteri, jamur, atau protozoa yang bersifat patogen.

d. Pembuatan perangkat elektronik. Tim ilmuwan dari John Innes Center di

Inggris berhasil menginokulasi partikel virus dan mencampurnya dengan

senyawa besi (Fe) untuk membuat kapasitor (alat penyimpan energi

listrik).

e. Pemberantasan hama tanaman. Misalnya Baculovirus yang digunakan

untuk biopestisida. Biopestisida ini tidak mencemari lingkungan.

f. Produksi interferon, yaitu sejenis senyawa yang mampu mencegah

replikasi virus di dalam sel induk.

g. Pembuatan hormon insulin, yaitu dengan mencangkokkan virus penyebab

kanker pada gen-gen penghasil insulin dalam tubuh bakteri. Akibatnya,

bakteri tersebut dapat berkembang biak dan memproduksi insulin.

2.1.7 Penyakit yang disebabkan oleh virus

a. Cacar variola adalah penyakit yang disebabkan oleh virus variola.

Gejala-gejala penyakit ini adalah masa inkubasi 12 hari, selama 1 – 5 hari


tubuh demam dan lesu, kemudian muncul vesikula (gelembung) pada kulit

serta pustula (gelembung berisi nanah) yang membentuk kerak.

Selanjutnya, gelembung tersebut lepas dengan meninggalkan bekas berupa

parut berwarna merah muda yang lambat laun akan memudar. Cara

penularan penyakit ini adalah melalui air liur penderita, udara, atau kontak

kulit dengan penderita. Vaksin yang dapat digunakan untuk mencegah

cacar variola adalah vaksin virus Orthopoxvirus.

b. Cacar air varisela adalah penyakit yang disebabkan oleh virus varisela

(Varicella Zoster Virus atau VZV). Penyakit ini merupakan penyakit

ringan yang mudah menular dan sering diderita oleh anak-anak. Gejala

cacar air varisela adalah munculnya vesikula (gelembung) pada kulit dan

selaput lendir. Pada orang dewasa, cacar air yang disebabkan oleh virus

yang sama disebut herpes zoster. Herpes zoster memiliki ciri-ciri yang

sama dengan cacar air varisela. Perbedaan kedua penyakit ini adalah cacar

air varisela disebabkan infeksi pertama virus, sedangkan herpes zoster

disebabkan karena pengaktifan kembali virus laten yang menetap di

ganglia sensorik. Cara penularan penyakit ini antara lain melalui kontak

fisik dengan penderita, bersin, batuk, pakaian yang tercemar penderita, air

ludah, udara, dan napas penderita yang terhirup orang di dekatnya.

c. Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh Morbilivirus. Gejala-gejala

penyakit ini adalah masa inkubasi 7 – 11 hari, timbul demam, bersin,

batuk, pilek, merah pada mata, dan muncul bercak ruam berwarna cokelat

pada kulit. Campak merupakan penyakit endemik dan menular, tetapi jika

sudah pernah terinfeksi, akan memberikan kekebalan seumur hidup. Cara

penularan campak antara lain melalui bersin atau batuk yang dilakukan

oleh penderita, atau dengan menyentuh tetesan batuk dan bersin penderita.
Pencegahan terhadap penyakit campak dapat dilakukan dengan pemberian

vaksin campak.

d. Rabies Rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh Rhabdovirus. Rabies

merupakan infeksi akut pada susunan saraf pusat hewan dan dapat menular

ke manusia melalui gigitan atau air liur hewan penderita seperti anjing,

kucing, kelinci.

e. Mosaik adalah penyakit yang menyerang tanaman tembakau, kacang

tanah, pepaya, cabai, tomat, kentang, dan beberapa jenis labu. Penyakit ini

disebabkan oleh virus TMV (Tobacco Mosaic Virus). Gejala penyakit ini

adalah timbulnya bercak-bercak kuning pada tanaman yang diserang.

Penyebaran virus mosaik terjadi melalui perantara serangga.

f. Tungro adalah penyakit yang menyerang tanaman padi, sehingga

mengganggu pertumbuhan tanaman dan menyebabkan kekerdilan.

Penyebab penyakit ini adalah virus tungro dari kelompok Caulimoviridae.

Penyebaran virus tungro terjadi melalui perantara serangga, yaitu wereng

cokelat dan wereng hijau.

2.2 Bakteri

2.2.1 Pengertian Bakteri

Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok

raksasa dari organisme hidup. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan

kebanyaka nuniselular(berseltunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana

tanpa nukleus/inti sel, cytoskeleton, dan organel lain seperti mitokondria dan

kloroplas. Struktur sel mereka dijelaskan lebih lanjut dalam artikel mengenai

prokariota, karena bakteri merupakan prokariota, untuk membedakan mereka


dengan organisme yang memiliki sel lebih kompleks, disebut eukariota. Istilah

"bakteri" telah diterapkan untuk semua prokariota atau untuk kelompok besar

mereka, tergantung pada gagasan mengenai hubungan mereka.

Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari semua organisme. Mereka

tersebar (berada di mana-mana) ditanah, air, dan sebagai simbiosis dari organisme

lain. Banyak patogen merupakan bakteri. Kebanyakan dari mereka kecil, biasanya

hanya berukuran 0,5-5 μm, meski ada jenis dapat menjangkau 0,3 mm dalam

diameter (Thiomargarita). Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel

hewan dan jamur, tetapi dengan komposisi sangat berbeda (peptidoglikan).

Banyak yang bergerak menggunakan flagela, yang berbeda dalam strukturnya dari

flagela kelompok lain.

2.2.2 Struktur Bakteri

Secara struktural, bakteri tersusun atas kapsul, dinding sel, membran sel,

sitoplasma, materi genetik, ribosom, bulu cambuk, dan plasmid.

Gambar 3.Struktur Bakteri

a. Kapsul

Kapsul adalah selubung pelindung bakteri yang tersusun atas polisakarida.

Kapsul terletak di luar dinding sel. Hanya bakteri bersifat patogen yang
mempunyai kapsul. Fungsi kapsul adalah untuk melindungi diri dari

kekeringan dan mempertahankan diri dari antitoksin yang dihasilkan oleh

sel inang.

b. Dinding Sel

Dinding sel bakteri tersusun atas protein yang berikatan dengan

polisakarida (Peptidoglikan). Dinding sel terletak di luar membran sel.

Adanya dinding sel menyebabkan bentuk bakteri menjadi tetap. Dinding

sel berfungsi untuk melindungi sel bakteri terhadap lingkungannya.

c. Membran Sel

Membran sel tersusun atas molekul lemak dan protein (Fosfollpid).

Membran sel bersifat semipermeabel. Membran sel mengandung enzim

respirasi. Fungsinya adalah untuk membungkus plasma dan mengatur

pertukaran mineral dari sel dan ke luar sel.

d. Sitoplasma

Sitoplasma adalah cairan yang terdapat di dalam sel. Sitoplasma tersusun

atas koloid yang mengandung berbagai molekul organik seperti

karbohidrat, lemak, protein, dan mineral. Sitoplasma merupakan tempat

berlangsungnya reaksi-reaksi metabolisme.

e. Bulu Cambuk (Flagel)

Flagel adalah alat gerak pada bakteri sehingga membantu bakteri untuk

mendekati makanan atau menjauh jika ada racun atau bahan kimia.

f. Materi Genetik

DNA bakteri tidak tersebar dalam sitoplasma, tetapi terdapat pada daerah

tertentu yang disebut nukleoid. ADN berfungsi mengendalikan sintesis

protein bakteri dan merupakan zat pembawa sifat.


g. Ribosom

Ribosom berfungsi dalam sintesis protein. Ribosom tersusun dari protein,

jika dilihat dari mikroskop, ribosom terlihat seperti struktur kecil yang

melingkar.

h. Plasmid

Selain ADN, bakteri juga mempunyai plasmid. Plasmid mengandung gen-

gen tertentu, misalnya gen patogen dan gen kebal antibiotik. Plasmid juga

mampu memperbanyak diri. Dalam satu sel bakteri bisa terbentuk kurang

lebih 20 Plasmid.

2.2.3 Klasifikasi Bakteri

Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:

A. Kokus (Coccus) dalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola, dan

mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:

a. Monococcus, jika kecil dan tunggal

b. Diplococcus, jka bergandanya dua-dua

c. Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujursangkar

d. Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus

e. Staphylococcus, jika bergerombol

f. Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai

B. Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau

silinder, dan mempunyai variasi sebagai berikut:

a. Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua

b. Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai

C. Spiril (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai

variasi sebagai berikut:


a. Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran

b. Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran

Gambar 4. Bentuk-bentuk Bakteri

2.2.4 Alat Gerak Bakteri

Banyak spesies bakteri yang bergerak menggunakan flagel. Hampir semua

bakteri yang berbentuk lengkung dan sebagian yang berbentuk batang ditemukan

adanya flagel. Sedangkan bakteri kokus jarang sekali memiliki flagel. Ukuran

flagel bakteri sangat kecil, tebalnya 0,02 – 0,1 mikro, dan panjangnya melebihi

panjangselbakteri. Berdasarkan tempat dan jumlah flagel yang dimiliki, bakteri

dibagi menjadi lima golongan, yaitu:

a. Atrik, tidak mempunyai flagel.

b. Monotrik, mempunyai satuflagelpada salah satu ujungnya.

c. Lofotrik, mempunyai sejumlahflagelpada salah satu ujungnya.

d. Amfitrik, mempunyai sejumlahflagelpada kedua ujungnya.

e. Peritrik, mempunyaiflagelpada seluruh permukaan tubuhnya.

2.2.5 Cara Hidup Bakteri

Seperti organisme lainnya, bakteri membutuhkan makanan agar dapat

tumbuh dan berkembang baik. Bakteri memperoleh makanan dengan cara


beragam. Selain itu, bakteri juga membutuhkan energi yang diperoleh dari proses

perombakan makanan. Berdasarkan cara memperoleh makanannya bakteri

dibedakan menjadi:

A. Bakteri heterotrof adalah bakteri yang makanannya berupa senyawa

organik dari organisme lain. Bakteri heterotrof terbagi menjadi 2 bagian

yaitu:

a. Bakteri saprofit adalah bakteri yang memperoleh makanan dari sisa-

sisa organisme atau produk organisme

b. Bakteri parasit adalah bakteri yang memperoleh makanan dari

inangnya.

B. Bakteri autotrof adalah bakteri yang mampu membuat makanannya

sendiri. Bakteri autotrof terbagi menjadi 2 bagian yaitu:

a. Bakteri fotoautotrof adalah bakteri yang menggunakan energi cahaya

matahari untuk membuat makanannya.

b. Bakteri kemoautotrof adalah bakteri yang menggunakan energi cahaya

kimia untuk mensintesis makanannya.

C. Berdasarkan kebutuhan oksigen untuk merombak makanannya agar

memperoleh energi bakteri dapat dibedakan menjadi:

a. Bakteri aerob adalah bakteri yang membutuhkan oksigen untuk

memperoleh energinya

b. Bakteri anaerob adalah bakteri yang tidak membutuhkan oksigen untuk

memperoleh energinya.

2.2.6 Pengaruh Lingkungan Terhadap Bakteri

Kondisi lingkungan yang mendukung dapat memacu pertumbuhan dan

reproduksi bakteri. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan reproduksi bakteri adalah suhu, kelembapan, dan cahaya.


A. Suhu

Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi 3 golongan:

a. Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara

0°– 30°C, dengan suhu optimum 15°C.

b. Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara

15° – 55°C, dengan suhu optimum 25° – 40°C.

c. Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi

antara 40° – 75°C, dengan suhu optimum 25° – 40°C.

B. Kelembapan

Pada umumnya bakteri memerlukan kelembapan yang cukup tinggi, kira-

kira 85%. Pengurangan kadar air dari protoplasma menyebabkan kegiatan

metabolisme terhenti, misalnya pada proses pembekuan dan pengeringan.

C. Cahaya

Cahaya sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan bakteri. Umumnya

cahaya merusak sel mikroorganisme yang tidak Suhu Kelembapan Cahaya

berklorofil. Sinar ultraviolet dapat menyebabkan terjadinya ionisasi

komponen sel yang berakibat menghambat pertumbuhan atau

menyebabkan kematian. Pengaruh cahaya terhadap bakteri dapat

digunakan sebagai dasar sterilisasi atau pengawetan bahan makanan.

2.2.7 Reproduksi Bakteri

Reproduksi Bakteri ialah perkembang-biakan bakteri. Bakteri

mengadakan pembiakan dengan dua cara, yaitu secara aseksual dan seksual.

Pembiakan secara aseksual dilakukan dengan pembelahan, sedangkan pembiakan

seksual dilakukan dengan cara transformasi, transduksi , dan konjugasi. Namun,

proses pembiakan cara seksual berbeda dengan eukariota lainnya. Sebab, dalam
proses pembiakan tersebut tidak ada penyatuan inti sel sebagaimana biasanya

pada eukarion, yang terjadi hanya berupa pertukaran materi genetika

( rekombinasi genetik ). Berikut ini beberapa cara pembiakan bakteri.

A. Vegetatif/Aseksual

a. Pembelahan Biner

Gambar 5. Proses Pembelahan Biner

Pembelahan Biner dapat dibagi atas tiga fase, yaitu sebagai berikut.

1. Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus.

2. Fase kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang.

3. Fase ketiga, terpisahnya kedua sel anak yang identik. Ada bakteri yang

segera berpisah dan terlepas sama sekali. Sebaliknya, ada pula bakteri

yang tetap bergandengan setelah pembelahan, bakteri demikian

merupakan bentuk koloni. Pada keadaan normal bakteri dapat

mengadakan pembelahan setiap 20 menit sekali. Jika pembelahan

berlangsung satu jam, maka akan dihasilkan delapan anakan sel.


B. Para Seksual

a. Transformasi

Gambar 6. Reproduksi secara Transformasi

Transformasi merupakan pemindahan sebagian materi genetika dari

satu bakteri ke bakteri lain. Pada proses transformasi tersebut ADN

bebas sel bakteri donor akan mengganti sebagian dari sel bakteri

penerima, tetapi tidak terjadi melalui kontak langsung. Cara

transformasi ini hanya terjadi pada beberapa spesies saja Contohnya :

Streptococcus pnemoniaeu, Haemophillus, Bacillus, Neisseria, dan

Pseudomonas.

b. Transduksi

Gambar 7. Reproduksi secara Transduksi


Transduksi merupakan pemindahan sebagian materi genetik dari sel

bakteri satu ke bakteri lain dengan perantaraan virus. Selama

transduksi, kepingan ganda ADN dipisahkan dari sel bakteri donor ke

sel bakteri penerima oleh bakteriofage (virus bakteri). Bila virus –

virus baru sudah terbentuk dan akhirnya menyebabkan lisis pada

bakteri, bakteriofage yang nonvirulen (menimbulkan respon lisogen)

memindahkan ADN dan bersatu dengan ADN inangnya, Virus dapat

menyambungkan materi genetiknya ke DNA bakteri dan membentuk

profag. Ketika terbentuk virus baru, di dalam DNA virus sering

terbawa sepenggal DNA bakteri yang diinfeksinya. Virus yang

terbentuk memiliki dua macam DNA yang dikenal dengan partikel

transduksi (transducing particle).

c. Konjugasi

Gambar 8. Reproduksi secara Konjugasi

Konjugasi merupakan pemindahan sebagian materi genetika dari satu

bakteri ke bakteri lain melalui suatu kontak langsung. Artinya, terjadi

transfer ADN dari sel bakteri donor ke sel bakteri penerima

melalui ujung pilus. Ujung pilus akan melekat pada sel peneima

dan ADN dipindahkan melalui pilus tersebut. Kemampuan sel


donor memindahkan ADN dikontrol oleh faktor pemindahan

( transfer faktor = faktor F ).

2.2.8 Peranan Bakteri

A. Bakteri menguntungkan

a. Bakteri pengurai

Bakteri saprofit menguraikan tumbuhan atau hewan yang mati, serta

sisa-sisa atau kotoran organisme. Bakteri tersebut menguraikan

protein,karbohidrat dan senyawa organik lain menjadi CO2 , gas

amoniak, dan senyawa-senyawa lain yang lebih sederhana. Oleh

karena itu keberadaan bakteri ini sangat berperan dalam mineralisasi

di alam dan dengan cara ini bakteri membersihkan dunia dari sampah-

sampah organik.

b. Bakteri nitrifikasi

Bakteri nitrifikasi adalah bakteri-bakteri tertentu yang mampu

menyusun senyawa nitrat dari amoniak yang berlangsung secara aerob

di dalam tanah.

c. Bakteri nitrogen

Bakteri nitrogen adalah bakteri yang mampu mengikat nitrogen bebas

dari udara dan mengubahnya menjadi suatu senyawa yang dapat

diserap oleh tumbuhan. Karena kemampuannya mengikat nitrogen di

udara, bakteri-bakteri tersebut berpengaruh terhadap nilai ekonomi

tanah pertanian. Kelompok bakteri ini ada yang hidup bebas maupun

simbiosis. Bakteri nitrogen yang hidup bebas yaitu Azotobacter

chroococcum, Clostridium pasteurianum, dan Rhodospirillum rubrum.


d. Bakteri usus

Bakteri Entamoeba coli hidup di kolon (usus besar) manusia, berfungsi

membantu membusukkan sisa pencernaan juga menghasilkan vitamin

B12, dan vitamin K yang penting dalam proses pembekuan darah.

Dalam organ pencernaan berbagai hewan ternak dan kuda, bakteri

anaerobik membantu mencernakan selusosa rumput menjadi zat yang

lebih sederhana sehingga dapat diserap oleh dinding usus.

B. Bakteri merugikan

a. Bakteri perusak makanan

Beberapa spesies pengurai tumbuh di dalam makanan. Mereka

mengubah makanan dan mengeluarkan hasil metabolisme yang berupa

toksin (racun). Racun tersebut berbahaya bagi kesehatan manusia.

Contohnya: Clostridium botulinum, menghasilkan racun botulinin,

seringkali terdapat pada makanan kalengan, Pseudomonas

cocovenenans, menghasilkan asam bongkrek, terdapat pada tempe

bongkrek, Leuconostoc mesenteroides, penyebab pelendiran makanan.

b. Bakteri denitrifikasi

Jika oksigen dalam tanah kurang maka akan berlangsung denitrifikasi,

yaitu nitrat direduksi sehingga terbentuk nitrit dan b. Bakteri

merugikan akhirnya menjadi amoniak yang tidak dapat dimanfaatkan

oleh tumbuhan. Contoh bakteri yang menyebabkan denitrifikasi adalah

Micrococcus denitrificans dan Pseudomonas denitrificans.

c. Bakteri patogen

Merupakan kelompok bakteri parasit yang menimbulkan penyakit pada

manusia,hewan dan tumbuhan.


BAB III

PENUTUP

Virus mempunyai ukuran sangat kecil, yaitu 20-300 nm (1 nm = 10–6

mm), virus bukanlah sel sehingga tidak memiliki sistem organel, hanya dapat

hidup pada sel yang hidup bersifat parasit obligat. Bentuk virus bermacam-macam

ada yang berbentuk batang, bola atau bulat, berbentuk peluru dan berbentuk T.

Secara lengkap virus yaitu kepala, leher, dan ekor. Ada dua cara replikasi virus

yaitu secara litik dan secara lisogenik. Virus memiliki peran dalam kehidupan baik

itu menguntungkan maupun merugikan. Peran yang menguntungkan misalnya

berperan dalam pembuatan interferon, profage, vaksin, pelemahan bakteri,

antitoksin. Peranan virus yang merugikan dapat menimbulkan berbagai jenis

penyakit pada manusia, hewan, dan tumbuhan.

Bakteri adalah mikroorganisme bersel satu prokariotik yang hidup bebas

dan dapat ditemukan di beberapa lingkungan seperti udara, tanah, debu, air, serta

hidup di dalam tubuh hewan, tumbuhan, atau manusia. Nama bakteri berasal dari

bahasa Yunani dari kata bacterion yang berarti batang kecil. Bakteri merupakan

organisme terbanyak dan paling berkelimpahan dari semua organisme. Ciri-ciri

Bakteri : bersel satu dan sangat sederhana, prokariotik, kandungan kromosomnya

haploid (n), hidup secara autotrof/heterotrof. Cara bereproduksi bakteri bisa

terjadi secara seksual melalui transduksi, transformasi, dan konjugasi atau secara

aseksual dengan cara pembelahan biner.


DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, Diah. 2010. Biologi 1A. Jakarta : Gelora Aksara Pratama.

http://gurungeblog.com/2008/11/17/bakteri-ciri-ciri-struktur-perkembangbiakan-

bentuk-dan-manfaatnya/ di akses 10 November 2023 pukul 12.20.

Listiana, Lina. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 1. Surabaya : LAPIS PGMI.

Pritiana, Pipit. 2007. Buku Biologi Biosfer Menyapa Alam Lewat Biologi.

Jakarta : Tangga Multi Media.

Untoro, Joko. 2010. Buku Pintar Pelajaran. Jakarta : Wahyu Media.


PERTANYAAN

1. Mayline Markus (H031221002) (Kelompok 1)

Apa peran sistem kekebalan tubuh dalam melawan infeksi virus dan bakteri?

Jawab:

Sistem kekebalan tubuh berperan dalam melawan infeksi virus dan bakteri

dengan mendeteksi, menyerang, dan menghancurkan agen-agen patogen

tersebut. Antibodi dan sel-sel kekebalan, seperti limfosit, bekerja sama untuk

mengidentifikasi dan menghilangkan mikroorganisme yang masuk ke tubuh.

Antibodi adalah bagian dari sistem kekebalan yang bekerja untuk melindungi

tubuh dari bahaya virus, bakteri, kuman zat-zat yang dapat menyebabkan

penyakit infeksi. Sistem imunitas tubuh akan menghasilkan antibodi sesuai

dengan banyaknya antigen. Bentuk antibodi menyerupai bentuk antigen

yang akan dilawan.

2. Nurul Iffah Tazkiyah Fani (H031221017) (Kelompok 5)

Mengapa virus ini disebut "obligat" dan bagaimana mereka berinteraksi

dengan sel inang?

Jawab:

Virus disebut obligat karena mereka memerlukan sel inang untuk mereplikasi

dan berkembang biak. Virus tidak dapat hidup atau berkembang biak secara

mandiri karena mereka tidak memiliki sistem seluler sendiri. Sebaliknya, virus

memasuki sel inang dan menggunakan komponen sel inang untuk mereplikasi

materi genetiknya, menghasilkan salinan virus baru.

Interaksi dengan sel inang dimulai ketika virus menempel pada permukaan sel

inang dan menyuntikkan materi genetiknya ke dalam sel inang. Materi genetik
virus ini kemudian memanfaatkan mesin replikasi dan peralatan sel inang

untuk menghasilkan salinan-salinan baru dari virus. Proses ini dapat merusak

sel inang dan menyebabkan penyakit. Oleh karena itu, virus disebut parasit

intraseluler obligat, karena mereka membutuhkan sel inang untuk

melangsungkan siklus hidup mereka.

3. Ainun Syahra (H031221022) (Kelompok 6)

Apa yang terjadi jika suhu, kelembapan dan cahaya yang minim atau kurang

pada bakteri?

Jawab:

Kondisi lingkungan, seperti suhu, kelembapan, dan cahaya, dapat

memengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup bakteri. Jika suhu,

kelembapan, dan cahaya minim atau kurang:

a. Suhu Rendah atau Tinggi, jika suhu terlalu rendah atau tinggi di luar

rentang ini, pertumbuhan bakteri dapat terhambat atau bahkan dihentikan.

b. Kelembapan Rendah, Bakteri membutuhkan kelembapan untuk aktivitas

metabolisme dan pertumbuhan. Kelembapan rendah dapat mengeringkan

lingkungan, memperlambat aktivitas bakteri, dan bahkan menyebabkan

kematian sel.

c. Cahaya Kurang, Beberapa bakteri bersifat fototropik dan membutuhkan

cahaya untuk melakukan fotosintesis atau aktivitas metabolisme lainnya.

Kurangnya cahaya dapat menghambat bakteri yang bergantung pada

proses ini.

Dalam kondisi ekstrim, bakteri dapat mengalami stres dan mengaktifkan

mekanisme bertahan hidup atau masuk dalam fase dorman. Di sisi lain,
kondisi lingkungan yang tidak mendukung pertumbuhan bakteri dapat

membantu dalam pengendalian infeksi bakteri dalam suatu

lingkungan atau organisme.

4. Sajdah Aquino (H031221077) (Kelompok 12)

Bagaimana sistem kekebalan tubuh manusia merespons serangan bakteri dan

virus?

Jawab :

Sistem kekebalan tubuh manusia merespon serangan bakteri dan virus melalui

dua komponen utama: kekebalan humoral dan kekebalan seluler.

a. Kekebalan Humoral: Ini melibatkan produksi antibodi oleh sel-sel darah

putih yang disebut sel B. Antibodi beredar dalam darah dan cairan tubuh,

menangkap dan menghancurkan bakteri atau virus.

b. Kekebalan Seluler: Melibatkan peran langsung sel-sel darah putih,

terutama sel T. Sel T dapat mengidentifikasi dan membunuh sel-sel yang

terinfeksi virus atau bakteri.

Ketika tubuh terinfeksi, sel-sel kekebalan mengenali molekul unik pada

bakteri atau virus, disebut antigen. Respon kekebalan melibatkan produksi sel-

sel kekebalan yang spesifik untuk antigen tersebut. Setelah infeksi diatasi,

beberapa sel-sel kekebalan "memori" tetap aktif untuk memberikan

perlindungan cepat jika bakteri atau virus yang sama menyerang lagi.

5. Frisilia Mayreasky Sadenna (H031221080) (Kelompok 13)

Apa yang membuat virus begitu efisien dalam mereplikasi dirinya, dan

bagaimana hal itu dapat memengaruhi kesehatan manusia?

Jawab :
Keefisienan virus dalam mereplikasi dirinya terkait dengan beberapa faktor

kunci:

a. Spesifitas Sel Inang. Virus memiliki kecenderungan spesifik terhadap jenis

sel inang tertentu. Mereka menggunakan reseptor permukaan sel inang

untuk memasuki sel tersebut. Ini membuatnya efisien dalam menyerang

dan menginfeksi sel-sel tertentu dalam tubuh.

b. Evolusi Cepat. Virus dapat mengalami mutasi dengan cepat. Kemampuan

ini memungkinkan mereka beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan

menghindari sistem kekebalan tubuh manusia atau perubahan dalam sel

inang.

c. Manipulasi Sel Inang. Setelah masuk ke dalam sel inang, virus dapat

memanipulasi mesin replikasi sel inang untuk menghasilkan salinan-

salinan baru dari dirinya. Mereka menggunakan sumber daya sel inang,

seperti ribosom dan enzim, untuk menyusun komponen-komponen baru

dan merakit virus.

Pengaruh terhadap kesehatan manusia dapat bervariasi tergantung pada tipe

virus dan seberapa efektif sistem kekebalan tubuh dapat melawannya.

Beberapa virus dapat menyebabkan penyakit yang ringan atau tanpa gejala,

sementara yang lain dapat menyebabkan penyakit serius atau bahkan fatal.

Anda mungkin juga menyukai