Anda di halaman 1dari 14

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

FAKULTAS PASCASARJANA
LEMBAR JAWAB UJIAN TENGAH SEMESTER
GANJIL TH. AKADEMIK 2020/2021

Nama Lengkap : MARSONO UTS


NPM : 20197370026
Hari, Tanggal : Sabtu, 31 Oktober 2020
Mata Kuliah : SEJARAH INDONESIA
Nomor Urut : O6
Dosen : DR. RAHAYU PERMANA, M.Hum
Kelas : 2N / 3 hari minggu
Tanda Tangan :

Jawab:

1. Pengaruh Hindu dan Bhuda terhadap pada sistem sosial kemasyarakaan dan politik di
Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai letak sangat strategis.
Sehingga Indonesia merupakan jalur yang banyak dilalui oleh para pedagang yang melakukan
perdagangan internasional. Indonesia yang terletak diantara benua Asia dan Australia dan
diantara Samudra Hindia dan Pasifik menjadikan Indonesia mempunyai wilayah yang strategis
untuk perdagangan jalur air. Tak heran banyak pedangan dari India, China, Persia dan Arab
sering melalui jalur perairan di Indonesia. Para pedagang yang melalui jalur perairan Indonesia
tidak hanya mempunyai tujuan berdagang saja, merekapun mempunyai tujuan untuk
menyebarkan kebudayaan dan agama yang mereka anut. Hindu dan Budha adalah salah satu
agama yang disebarkan melalui jalur perdagangan oleh bangsa India dan China. Dengan
adanya hubungan dagang antara Indonesia dan negara-negara tersebut maka Hindu dan Budha
mulai berkembang di Indonesia. Adapun beberapa teori yang menjelaskan bagaimana
terjadinya penyebaran kebudayaan Hindu dan Budha di Indonesia seperti teori waisya, teori
brahmana, teori ksatria dan teori arus balik.
Tentunya setelah munculnya kebudayaan Budha dan Hindu di Indonesia memberikan
pengaruh yang besar terhadap masyarakat Indonesia. Dimana masyarakat Indonesia yang
tadinya menganut animisme dan dinamisme menjadi menganut agama Hindu atau Budha
meskipun mereka tidak sepenuhnya meninggalkan kepercayaan terhadap aliran animisme dan
dinamisme. Pada pembahasan kali ini akan dibahas mengenai pengaruh dari masuknya
kebudayaan Hindu dan Budha terhadap kehidupan social dan politik di Indonesia. Untuk lebih
jelasnya simak pembahasan lengkapnya dibawah ini.

Masuknya agama dan kebudayaan Hindu di Indonesia diperkirakan sekitar abad 5M,
hal ini terbukti dari ditemukannya berbagai peninggalan masa kebudayaan Hindu berupa
prasasti. Adapun prasasti yang ditemukan ditulis dengan menggunakan bahasa Sansekerta
dengan huruf Pallawa. Beberapa daerah yang merupakan tempat ditemukannya beberapa
prasasti peninggalan Hindu diantaranya yaitu Kalimantan Timur (kerajaan kutai), Jawa Barat
(kerajaan tarumanegara), dan lain-lain. Agama yang pertama kali masuk ke Indonesia yaitu
agama Hindu.

Jika peninggalan agama Hindu berupa prasasti, penemuan dari peninggalan


kebudayaan Buddha berupa patung Buddha yang ditemukan di berbagai daerah di Indonesia.
Bentuk patung Buddha yang ditemukan yaitu patung manusia dengan menggunakan jubah
yang menutupi bagian pundak sebelah kiri. Patung-patung tersebut ditemukan di Sulawesi
Selatan ( Sempaga), Jawa Timur (Besuki), dan lain-lain.

Setelahdatangnya ajaran Hindu dan Budha ke Indonesia, maka banyak warga Indonesia yang
tadinya menganut aliran animisme dan dinamisme menjadi menganut Hindu dan Budha.
Tentunya dalam masuknya agama dan kebudayaan Hindu dan Budha memberikan banyak
pengaruh terhadap Indonesia. Adapun beberapa bidang yang dipengaruh oleh masuknya Hindu
dan Budha di Indonesia yaitu pada bidang agama, seni bangunan, seni ukir, bahasa dan sastra,
dan juga sistem pemerintahan. Berikut ini pengaruh masuknya ajaran Hindu dan Budha di
Indonesia diantaranya yaitu sebagai berikut:

a. Pengaruh Hindu Budha terhadap Kehidupan Sosial di Masyarakat

Dengan masuknya kebudayaan Hindu dan Buddha di Indonesia maka mempengaruhi juga
pada bidang sosial. Contohnya yaitu pengaruh pada sistem dan struktur sosial. Seperti yang
kita ketahui bahwa dengan adanya Hindu maka terjadi pembagian kasta di Indonesia. Akan
tetapi pembagian kastanya berbeda dengan kebudayaan India. Pembagian kasta di
Indonesia dikelompokkan berdasarkan tingkatan kehidupan yang dilakukan secara turun
temurun untuk menunjukkan mengenai status sosial di lingkungan masyarakat. Sedangkan
di India pembagian kasta dikelompokkan berdasarkan antara kaum Arya dan kaum
Dravida.

Letak Indonesia yang sangat strategis menjadikan Indonesia menjadi jalur perdagangan
internasional yang dilakukan oleh para pedagang India dan China. Para pedagang tersebut
tidak semata-mata hanya untuk berdagang akan tetapi untuk menyebarkan ajaran dan
kebudayaan Hindu dan Buddha. Berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu dan
Buddha di Indonesia merupakan salah satu perkembangan terhadap berbagai bidang yang
ada di Indonesia. Dengan masuknya Hindu dan Buddha di Indonesia maka muncullah
berbagai pengaruh dalam bidang agama, arsitektur, seni ukir dan arca, pendidikan, sosial,
kesenian, bahasa dan sastra. Pengaruh tersebut tentunya sangat berdampak positif untuk
masyarakat Indonesia. Menjadikan masyarakat Indonesia lebih maju dalam berpikir.
Sekian pembahasan mengenai pengaruh Hindu dan Buddha di Indonesia. Semoga artikel
ini dapat memberikan manfaat. Semangat dan sukses selalu

b. Pengaruh Hindu Budha Pada bidang politik

Masuknya Hindu dan Buddha juga memberikan pengaruh. Adanya sistem


pemerintahan yang ada di Indonesia saat ini di latar belakangi oleh adanya kerajaan Hindu
Buddha di Indonesia. Sebelum masuknya ajaran Hindu dan Buddha di Indonesia, tidak ada
pengenalan sistem pemerintah di Indonesia. Sebelum adanya ajaran Hindu dan Buddha di
Indonesia, sistem pemerintahan Indonesia menggunakan kepala suku yang terbagi
berdasarkan wilayah-wilayah tertentu.

Dengan masuknya ajaran Hindu dan Budha di Indonesia, maka muncullah banyak
kerajaan yang bercorak Hindu ataupun Budha dengan diperintahi oleh satu orang Raja.
Sehingga dengan adanya kerajaan yang diperintah oleh Raja, masyarakat Indonesia mulai
mengenal sistem pemerintahan hingga saat ini telah terbentuk sistem pemerintahan yang
jelas. Kerajaan yang ada di Indonesia diantaranya kerajaan Kutai, Majapahit,
Tarumanegara, Sriwijaya, dan lain-lain.

Sumber data : https://materiips.com/pengaruh-hindu-budha-di-indonesia


2. Perkembangan dan Pengaruh Kerajaan Hindu dan Bhuda di Indonesia

Perkembangan ajaran Hindu-Budha di Indonesia tidak terlepas dari letak


strategis Indonesia yang menjadikannya sebagai daerah dengan banyaknya orang
asing yang ingin melakukan perdagangan di Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut,
maka disebarkanlah ajaran –ajaran termasuk di dalamnya ajaran Hindu-Budha. Ajaran
Hindu-Budha telah banyak mewarnai kehidupan di negeri ini. Akan tetapi, proses
pasti dari masuknya agama Hindu-Budha di Indonesia masih belum terkuak. Ada
beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli sejarah perihal masuk dan
berkembangnya agama Hindu-Budha di Indonesia. Teori tersebut adalah :

Teori Brahmana

Teori ini dikemukakan oleh J.C.Van Leur. Dia berpendapat bahwasanya ajaran
agama Hindu-Budha di Indonesia dikembangkan oleh para kaum Brahmana
(golongan pemuka agama) dari negeri India

Teori Waisya

Teori ini berpendapat bahwa ajaran agama Hindu-Budha di Indonesia dibawa


masuk dan berkembang berkat peran dari penganut agama dari golongan Waisya
(pedagang) yang merupakan mayoritas penduduk di India. Para pedagang ini selain
melakukan perdagangan di Nusantara, juga menyebarkan paham agama Hindu-Budha
di Indonesia.

Teori Ksatria

Dalam teori ini yang dikemukakan oleh C.C.Berg, Mookerji, dan J.L.Moens ini
berpendapat bahwasanya ajaran agama Hindu dan Budha di Indonesia dibawa oleh
kaum golongan ksatria. Hal ini idak bisa dilepaskan dari sejarah perkembangan agama
Hindu Budha di India. Saat itu di India, terjadi perebutan kekuasaan antara golongan
penguasa kerajaan di India. Oleh karena itu, para golongan ksatria yang kalah perang
harus melarikan diri ke daerah-daerah lain, tidak terkecuali Indonesia.

Teori Arus Balik (Nasional)


Dalam teori ini, penyebaran agama Hindu-Budha di Indonesia tidak terlepas
dari pastisipasi aktif penduduk nusantara dalam menyebarkan ajaran ini. Pada saat
pertama kali dikembangkan oleh para pemuka agam ahIndu-Budha dari negeri India,
mereka tertarik dan pada akhirnya berusaha mempelajari ajaran tersebut ke negeri
asalnya, yaitu India. Para penduduk lokal berangkat ke India untuk mempelajari
langsung ajaran-ajaran yang dipraktekkan di dalam agama Hindu-budha. Jika dirasa
sudah cukup, maka mereka pulang ke Indonesia dan menyebarkan ajaran yang telah
mereka dapatkan dengan masyarakat lainnya. Teori ini dikembangkan oleh F.D.K Bosc

Teori Sudra

Teorin ini dikembangkan oleh van Faber. Dia berpendapat bahwa ajaran agama
Hindu-Budha dikembangkan di Indonesia melalui para kaum Sudra (budak) yang
bermigrasi dari India ke Indonesia untuk mencari penghidupan dan kehidupan yang
layak. Di samping itu, merekajuga menyebarkan ajaran agama Hindu-Budha kepad
amayarakat lokal

Dari ke lima teori ini,teori penyebaran agama Hindu di Nusantara oleh kaum
Brahmana adalah yang paling massuk akal.

Ada dua alasan yang memperkuat teori ini. pertama,hanya kaum Brahmana
yang mengerti kitab Weda .kedua,hanya kaum Brahmana yang mengerti tulisan
sanksekerta dan bahasa Pallawa.

Penyebaran Agama Budha

Melihat bukti-bukti antropologi yang ada, agama Budha diperkirakan Masuk ke Nusantara
sejak abad ke-2 M. Hal ini dapat dinyatakan dengan penemuan patung Buddha dari perunggu
di Jember dan Sulawesi Selatan.

Kehidupan Masyarakat Dan Pemerintah Pada Masa Kerajaan-Kerajaan Hindu-Budha di


Indonesia
Kerajaan Kutai

Letak Dan Sumber Sejarah


Kerajaan kutai terletak didaerah Kutai,Kalimantan Timur.informasi mengenai kerajaan ini
diperoleh dari tujuh buah batu tertulis disebut yupa berbentuk Menhir atau
tiang batu.Batu bertulis ini memakai bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa.Diperkirakan
prasasti tersebut ditulis pada 400 M,yang diperoleh berdasarkan perbandingan dengan huruf
yang seusia yang ditemukan di India.

Kehidupan Politik, Ekonomi Dan Sosial Budaya

Dalam salah satu prasasti disebutkan bahwa raja mulawarman telah mengadakan upacara
korban emas dan telah menghadiahkan sebanyak 20.000 ekor sapi untuk golongan
brahmana.selain itu,dikerajaan ini juga dilakukan upacara asmawedha atau upacra pelepasan
kuda untuk menentukan batas-batas wilayah kerajaan

Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan taruumanegara terletak didaerah Bogor,Jawa Barat dan diperkirakan berkembang


sekitar 400-600 M. Berdasarkan bukti-bukti tertulis,kerajaan ini mendapat pengaruh kuat dari
kebudayaan hindu budha india,seperti kepercayaan,samsekerta,dan huruf Pallwa yang
digunakan dalam prasasti yang memberitakan mengenai kerajaan.

Kerajaan Ho-Ling(Kalingga)

Letak Dan Sumber Sejarah

Menurut berita cina dari dinasti tang diketahui bahwa kerajaan ho-ling (kalingga)terletak
dijawa tengah.Sumber sejarah yang menyatakan keberadaan kerajaan ho-ling berasal dari
pendeta budha yang bernama I’tsing.i’tsing menyebutkan hwining pernah datang ke ho-ling
pada 664M. dan menerjemahkan kitab suci agama budha dari bahasa sansekerta kebahasa cina.

Dalam kehidupan ekonomi,masyarakat ho-ling sudah mengenal hubungan dagang.menurut


berita cina disebutkan bahwa masyarakat kerjaan ho-ling menghasilkan emas,perak,dan cula
badak.

Kerajaan Melayu
Ada yang mengatakan kerajaan ini berpusat dijambi disepanjang sungai Batanghari,ada juga
yang mengatakan berpusat disemenanjung Malaysia.

Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritime yang menguasai jalur dagang dilaut Cina
Selatan dan Selat Malaka.

Sumber dalam negeri-negeri berupa prasasti-prasasti,antara lain prasasti Kedukan Bukit(683


M) di Palembang,prasasti Talang Tuo(684 M) di Palembang,prasasti kota kapur(686
M)dipulau Bangka,prasasti-prasasti Siddhayatra di Palembang,prasasti telaga batu(683 M)di
Palembang dan prasasti Karang Berahi di Jambi.

Kerajaan Kediri
Airlangga ialah seorang raja bijaksana yang sangat memperhatikan aspek suksesi atau
pergantian pemerintahan. Hal tersebut tercermin ketika sang putra mahkota bernama
Sanggaramawijaya Tungga Dewi, seorang perempuan, menolak menduduki tahta. Tahta
tersebut kemudian diserhkan kepaa anak laki-lakinya bernama jayengrana dan Jayawarsa
untuk menjadi raja.

Kerajaan Sunda Pajajaran


Kerajaan Sunda yang berada di Jawa Barat dan Jawa Tengah bagian barat merupakan
kerajaan yang bercorak Hindu. Berdasarkan Carita Parahyangan,Kerajaan Sunda Pajaran
merupakan kelanjutan dari Kerajaan Tarumanegara yang runtuh pada abad ke-7.

Kerajaan Majapahit

Pendiri Kerajaan
Raja-raja yang berkuasa di Majapahit masih keturunan dari raja-raja Singhasari.

Raden Wijaya sebagai raja pertama Majapahit adalah keturunan lansung dari Ken Arok dan
Ken Dedes. Neneknya, Mahesa Cempaka adalah cucu Ken Arok dan Ken Dedes.
Kerajaan Sunda tidak mengakui kedaulatan Majapahit. Oleh karenanya, kerajaan ini pernah
diserang sebanyak dua kali. Namun, usaha untuk menundukkan Kerajaan Sunda tersebut
mengalami kegagalan.

Menurut kitab Pararaton dan Sunda dilakukan dengan tipu muslihat. Pada 1357, Gajah Mada
berhasil mendatangkan Raja Sunda, Sri Baduga Maharaja, bersama putrinya bernama Dyah
Pitaloka beserta pengiringnya ke ibu kota Majapahit. Hayam Wuruk bermaksud meminang
Dyah Pitaloka sebagai permaisurinya

Sumber data :

1. https://www.gurupendidikan.co.id/perkembangan-hindu-budha/

2. ZhamAl Muzzammi l . ” Sej ar ahAgamaHi ndudanBuddhaDi I ndonesi a” .Di unduh


pada Tanggal 15Sept ember 2018. Dari https: //www.academia.edu/ 12226964/
SEJARAH_ AGAMA_ HI NDU_ DAN_ BUDDHA_DI _ I NDONESI

3. Kerajaan Sriwijaya Kerajaaan Maritim Terbesar

Kerajaan Sriwijaya mengundang perhatian para ahii sejarah di Indonesia karena


kerajaan Sriwijaya Berjaya pada samannya dan dikenal sebagai kerajaan maritime terbesar

Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan bercorak Buddha di Nusantara. Pada
masanya Kerajaan Sriwijaya merupakan pusat agama Buddha di Asia Tenggara dan Asia
Timur. Kerajaan maritim terbesar Kerajaan Sriwijaya yang diperkirakan berdiri pada abad ke-
7 dikenal sebagai kerajaan maritim terbesar di Nusantara. Dalam buku Strategi dan Pertahanan
Maritim Nusantara: Maritim Nusantara (2018) karya Dickry Rizanny Nurdiansyah, Kerajaan
Sriwijaya adalah kerajaan maritim dengan aktivitas perdagangannya pada abad ke-7. Pada
masanya, para saudagar dari China melakukan transaksi perdagangan dengan Kerajaan
Sriwijaya. Kedatangan pendeta Buddha dari China melambungkan ketenaran Kerajaan
Sriwijaya sebagai kota dagang terbesar di Nusantara. Baca juga: Menjejaki Peninggalan
Kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang Sebagai kerajaan maritim berpengaruh, Kerajaan
Sriwijaya meluaskan ekspansi kekuasaannya dengan menaklukkan Jawa. Kerajaan Sriwijaya
juga telah menaklukkan Laut Jawa, Indonesia Timur, dan beberapa daerah lain di Nusantara.
Kondisi itu membuat kehidupan sosial dan perekonomian masyarakat berkembang. Itu
membuat masyarakat berkesempatan memperoleh pendidikan yang layak.

Ada beberapa factor yang mempengaruhi kebesaran Kerajaan Sriwijaya , a.l :

a. Menjalin hubungan Luar negeri

Kerajaan Sriwijaya juga menjalin jalur perdagangan dengan India, Burma, Melayu
Kalimantan, Siam, Kamboja, China, Filipina, Persia, Arab, atau Afrika. Dengan angkatan
lautnya yang besar dan kuat, jalur-jalur utama kegiatan pelayaran dan perdagangan dikontrol
secara katat. Lewat cara itu kapal-kapal dagang dipaksa masuk dan berlabuh di Bandar
Sriwijaya. Dengan penguasaannya jalur pelayaran penting membuat Kerajaan Sriwijaya
menjadi satu-satunya kerajaan maritim terbesar di Asia Tenggara. Banyak kapal-kapal dagang
dari berbagai negara yang berlabuh membawa keuntungan tidak sedikit bagi Kerajaan
Sriwijaya.

b. Letak Geografis sangat strategis

Menurut para ahli Kerajaan Sriwijaya terletak ditepi Sungai Musi, Palembang. Kerajaan
Sriwijaya merupakan kerajaan maritim dengan letak yang strategis. Ini mendorong para
pedagang untuk melakukan kegiatan perdagangan. Kerajaan Sriwijaya juga menguasai dua
perairan laut penting dalam perdagangan Nusantara, yakni Selat Malaka dan Selat Sunda.
Dengan kondisi itu membuat Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat perdagangan di Asia
Tenggara. Untuk melindungi dan menjaga jalur perdagangan laut, Kerajaan Sriwijaya
menyusun kekuatan angkatan laut. Itu membuat aman oleh para kapal dagang dan mendorong
semakin banyak pedagang singgah ke Sriwijaya.

c. Sebagai Pusat Agama Budha

Selain menjadi pusat perdagangan, Kerajaan Sriwijaya juga menjadi pusat ilmu dan agama
Buddha di Asia Tenggara dan Asia Timur.
Agama Buddha yang berkembang di Sriwijaya adalah agama Buddha Mahayana. Kondisi
pendidikan dan agama Buddha yang berkembang di Sriwijaya diperoleh dari seorang pendeta
Buddha China bernama I-Tsung. Pada 672, ia akan pergi ke India dan singgag di Sriwijaya. Ia
mengatakan bahwa Kerajaan Sriwijaya merupakam pusat ilmu dan agama Buddha.
Sekembalinya dari India, T-Tsing tidak langsung pulang ke China tapi singgah di Sriwijaya.
Di sana, ia mempelajari dan menterjemahkan kitab-kitab ajaran agama Buddha dari bahasa
Sansekerta ke bahasa China. Bahkan sekitar ribuan pendeta datang dan berkumpul di
Sriwijaya untuk membahas tentang agama Buddha.

Penaklukan Kerajaan Sriwijaya terhadap Pulau Banka

Prasasti Kota Kapur mengungkap penaklukkan Sriwijaya atas Bangka dan serangannya ke
Jawa. Diduga kuat Kerajaan Sriwijaya mengexpansi pulau Bangka dengan alasan Pulau
Bangka adalah jalur strategis dalam perdagangan dengan dunia internasional seperti pedagang
pedagang dari Cina, India, Siam, Kamboja, Filipina, Persia, Arab, atau Afrika dll,

Dengan menguasai dua perairan laut penting dalam perdagangan Nusantara, yakni Selat
Malaka dan Selat Sunda. Maka membuat Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat perdagangan di
Asia Tenggara, untuk itulah Sriwijaya memiliki kepentingan untuk menguasai Pulau Bangka

Sumber data :

1. Artikel dengan judul "Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Maritim Terbesar di Nusantara", ditulis
oleh Ari Welianto
https://www.kompas.com/skola/read/2020/05/28/113000069/kerajaan-sriwijaya-kerajaan-
maritim-terbesar-di-nusantara?page=all.

2. https://historia.id/kuno/articles/penaklukkan-sriwijaya-di-pulau-bangka-dan-jawa-
PM1w3/page/1 ditulis oleh Risa Herdahita Putri | 03 Apr 2019

Jawaban soal no. 4


Ada beberapa Pendapat para ahli tentang masuknya Islam ke Indonesia adalah sebagai
berikut:

1. Hoesein Djajadiningrat

Islam masuk ke Nusantara melalui Iran (Persia). Buktinya adalah ejaan dalam tulisan
Arab. Barisan diatas, dibawah, dan baris didepan disebut jabar (Zabar) dan pes (pjes). Istilah
itu berasal dari bahasa Iran, sedangkan menurut bahasa Arab , ejaannya adalah fathah, kasroh
dan dhommah. Begitu pula huruf sin yang tidak bergigi, sedangkan huruf sin dari bahasa
Arab adalah bergigi. Selain itu, pemakaian gelar Syah yang biasa dipakai di Persia, juga
pernah dipergunakan oleh Raja Malaka pada abad ke 15.

2. Soetijto Wirjosoeparto

Islam masuk ke Nusantara melalui Gujarat, India. Hal itu dibuktikan dengan salah
satu makam raja Islam di Samudra Pasai, Aceh Utara yang nisannya terbuat dari marmer
buatan Gujarat.

3. Snouck Hurgronye dan Moquette dari Belanda

Islam masuk ke Nusantara melalui Gujarat, India. Teori ini didasarkan pada
kenyataan bahwa berbagai batu nisan diberbagai tempat di Nusantara, termasuk makam
Maulana Malik Ibrahim di Gresik, mempunyai bentuk yang sama dengan batu nisan di
Cambay Gujarat, India.

4. Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka)

Islam masuk ke Nusantara melalui Mesir dan Mekkah. Teorinya didasarkan pada
sebagian besar rakyat Indonesia memeluk Islam bermadzhab Syafi’I, seperti yang banyak
dianut oleh penduduk Mesir. Selain itu, gelar yang dipakai oleh raja – raja Samudra Pasai
adalah gelar raja – raja Mesir, yaitu Al Malik.

5. Alwi Shihab
Islam pertama kali masuk ke Nusantara pada Abad pertama Hijriyah (Abad ke -7)
dibawa oleh pedagang – pedagang Sufi – Muslim Arab yang memasuki Cina lewat Jalur –
jalur bagian barat. Kesimpulan itu didasarkan berita Cina dari Periode Dinasti Tang yang
menyatakan adanyapemukiman Sufi Arab di Cina yang penduduknya di Izinkan oleh
penguasa untuk sepenuhnya menikmati kebebasan beragama. Cina yang dimaksudkan dalam
berita itu adalah gugusan pulau – pulau di Timur jauh, termasuk kepulauan Indonesia. Jadi,
jalur awal penyebaran Islam di Indonesia bukanlah dari jalur Arab, India dan Persia,
melainkan dari Arab langsung.

Penjelasan lebih lanjut:

Indonesia merupakan negara dengan warganya beragama Islam terbesar di dunia bahkan
mengalahkan arab saudi. Sekitar 85% penduduk di Indonesia beragama Islam.

Sejarah masuknya islam ke Indonesia berawal dari pusat perdagangan di Asia bahkan dunia
berada di wilayah kerajaan Sriwijaya, Sumatera. Di sini merupakan tempat singgah para
pedagang yang berlayar dari berbagai daerah termasuk dari wilayah timur tengah di mana
penduduknya terlebih dahulu memeluk Islam. Sebagian pedagang yang memilih tinggal
sementara di Indonesia untuk menunggu angin yang tepat untuk mengantarkan barang
dagangannya pulang ke negaranya. Selama di Indonesia, pedagang di Indoensia menjalin
pergaulan yang baik dengan penduduk lokal yang mayoritas beragama Hindu. Para pedagang
menceritakan keindahan islam, persamaan derajat dan tidak menganut sistem kasta.
Penduduk pribumi pun tertarik sehingga sebagian besar penduduk masuk islam. Di sisi lain,
perkawinan antara pedagang arab dengan penduduk pribumi sehingga memperkuat pengaruh
Islam di bumi nusantara
Jalur masuknya Islam ke Indonesia meliputi beberapa hal, yaitu:

1. Perkawinan antara pedagang Arab dengan orang pribumi. Dengan demikian, anggota
keluarga pribumi akhirnya memutuskan untuk masuk Islam.

2. Jarlu perdagangan yang merupakan jalur yang paling umum di mana pedagang beragama
Islam singgah dan tinggal di Indonesia sementara waktu dan pedagang beragama Islam
selama itu menyebarkan pengaruh dan ajaran islam di tanah air

3. Jalur seni, jalur ini memperkenalkan islam lewati pertunjukkan seni budaya seperti wayang
kulit, upacara-upacara tertentu yang mengarah ke penyebaran islam

3. Jalur pendidikan seperti pembangunan pesantren. Cara ini terbukti cukup efektif
menyebarkan ajaran agama islam di Indonesia

Jawaban 5

Mengapa VOC ingin menguasai perdagangan di Indonesia sehingga menimbulkan


perlawanan pada pedagang pribumi yang merasa langsung terancam kepentingannya. Tujuan
utama VOC adalah mempertahankan monopolinya terhadap perdagangan rempah-rempah di
Nusantara. Hal ini dilakukan melalui penggunaan dan ancaman kekerasan terhadap penduduk
di kepulauan-kepulauan penghasil rempah-rempah, dan terhadap orang-orang non-Belanda
yang mencoba berdagang dengan para penduduk tersebut. Awalnya VOC hanya diizinkan
untuk membangun pos di pelabuhan pesisir, tidak sampai ke pedalaman. Berikutnya VOC
bisa memanfaatkan konflik-konflik antar saudara untuk perebutan tahta, yang kemudian
beberapa penyewa jasa VOC tak sanggup membayar lunas, lalu melego tanah untuk dimiliki
oleh VOC, contohnya adalah kasus Semarang[3] . Perlu dipahami bahwa di periode VOC
datang ke kepulauan nusantara, VOC dilahirkan oleh pedagang-pedagang pendiri Republik
Belanda, dimana mereka tak ada masalah perebutan tanah semacam wilayah lain di Eropa
kala itu, tahun 1500–1600-an awal. VOC adalah produk inovasi kapitalisme sejati, dan di
kepulauan nusantara adalah sebaliknya, raja adalah pemilik tanah absolut dan rakyat adalah
penumpang tanah (feodal). VOC sebagai produk kapitalisme Eropa, memanfaatkan lubang
peluang konflik antara rajaraja penguasa tanah absolut (feodal) di kepulauan nusantara,
dengan imbal balik berupa konsesi tanah yang menjadi aset perusahaan untuk dieksploitasi.
Pelan-pelan hampir seluruh wilayah kepulauan nusantara beralih kepemilikan secara legal
menjadi milik perusahaan VOC. Ketika VOC bangkrut pada 1798 dengan tumpukan hutang,
maka Kerajaan Belanda (sudah bukan republik lagi) mengambil alih semua aset perusahaan
VOC di kepulauan nusantara, berupa tanah berlimpah ruah. Pada 1870 nanti Kerajaan
Belanda yang menamai wilayah barunya Hindia Belanda, membuka investor Eropa untuk
menanamkan investasi di wilayah kepulauan nusantara, terutama di sektor perkebunan,
seiring dengan dibukanya Terusan Suez di Mesir.

Anda mungkin juga menyukai