Anda di halaman 1dari 1

Sejarah masuknya Hindu Budha ke Indonesia dapat dipelajari melalui beberapa teori, mulai dari teori Brahmana, teori

Ksatria, hingga teori aktif yaitu yang dinamakan teori arus balik. Dari beberapa teori ini, masuknya agama hindu di
indonesia paling efektif terutama melalui jalur apa? Berikut penjelasan selengkapnya. Makna bhinneka tunggal ika
diwujudkan melalui keragaman yang ada di Indonesia, sekaligus tetap bersatu dalam wujud toleransi. Keragaman itu hadir,
salah satunya, dari beragam agama yang dianut warga negara Indonesia, di antaranya adalah agama Hindu dan Buddha.
Agama Hindu dan Buddha yang berasal dari India sudah masuk ke Nusantara ratusan tahun lampau. Pengaruh dua agama ini
cukup kuat di bumi Nusantara. Hal ini bisa dilihat dari peninggalan-peninggalan candi, bangunan, serta sejarah banyak
kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang sempat eksis di berbagai wilayah di Nusantara. Dalam Sejarah Indonesia Masa Hindu
Buddha (2012), sejarawan dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Sudrajat menuliskan sejumlah teori bagaimana agama
Hindu-Buddha dapat sampai ke Indonesia. Secara umum, terdapat dua cara agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia, yaitu
melalui cara aktif dan cara pasif.

Cara aktif adalah orang Indonesia kuno berangkat ke India melalui jalur maritim dan belajar agama Hindu-Buddha di sana,
kemudian menyebarkannya secara aktif di Nusantara. Melalui cara aktif ini, muncul teori Arus Balik, yang artinya sejumlah
orang Nusantara diundang atau datang sendiri ke India untuk belajar dua agama ini, kemudian menyebarkannya setelah
pulang ke tanah air. Sementara itu, cara pasif adalah melalui pemuka agama Hindu-Buddha yang datang ke Nusantara dan
menyebarkan dua agama ini. Melalui cara pasif, terdapat tiga teori yang mendukung argumen ini sebagai berikut:

Teori Brahmana

Penyebaran dan pengaruh agama Hindu-Buddha ke Indonesia dibawa oleh kaum Brahmana atau kaum agamawan dari India.

Teori Ksatria penyebaran ajaran Hindu-Buddha ke Indonesia dibawa orang-orang India yang berkasta ksatria, bangsawan,
atau prajurit.

Teori Waisya penyebar agama Hindu-Buddha ke Indonesia adalah orang-orang India yang berkasta Waisya (seperti
pengrajin, petani, hingga pedagang). Para penyebar ajaran Hindu-Buddha itu merupakan kaum saudagar dari India yang
berdagang hingga ke Nusantara.

Sementara itu, kaum Brahmana tidak berkewajiban menyebarkan agama Hindu walaupun mereka dapat membaca kitab suci
Weda. Selain itu, Kaum Brahmana juga memiliki pantangan menyeberangi laut. Oleh sebab itulah, Sudrajat menuliskan
bahwa yang paling mungkin adalah bahwa orang-orang Nusantara datang untuk belajar ke India, mempelajari agama Hindu.
Kemudian, sekembalinya dari India, mereka menyebarkan agama tersebut ke Nusantara. "Penyebaran ini menjadi lebih
efektif, karena orang-orang Indonesia jauh lebih memahami mengenai kondisi sosial, adat dan budaya negerinya sendiri,"
tulis Sudrajat dalam Sejarah Indonesia Masa Hindu Buddha (2012).

Sementara itu, untuk agama Hindu bersifat politeisme, yaitu percaya kepada beberapa dewa. Tiga dewa utama yang dipuja
oleh masyarakat Hindu adalah Dewa Brahmana (dewa pencipta), Dewa Wisnu (dewa pelindung), dan Dewa Syiwa (dewa
pembinasa). Ketiga dewa itu dikenal dengan sebutan Trimurti. Kitab suci agama Hindu adalah Weda. Masyarakat Hindu
terbagi dalam empat golongan yang disebut kasta. Kasta-kasta tersebut adalah kasta Brahmana, kasta Ksatria, kasta Waisya,
dan kasta Sudra. Kasta Brahmana merupakan kasta tertinggi. Selain itu masih ada golongan masyarakat yang tidak termasuk
dalam kasta, yaitu mereka yang masuk dalam kelompok Paria.

Baca selengkapnya di artikel "Teori Masuknya Agama Hindu ke Indonesia: Brahmana-Ksatria", https://tirto.id/f8QP.

Web:tirto.id

Anda mungkin juga menyukai