Pada mulanya agama Hindu berkembang di India sekitar tahun 1500 SM. Ajaran agama Hindu
terdapat bersumber pada kitab sucinya yaitu Weda. Pada Kitab Weda terdiri atas
4 Samhitaatau “himpunan” yaitu:
a. Reg Weda, berisi syair puji-pujian kepada paradewa.
b. Sama Weda, berisi nyanyian-nyanyian suci.
c. Yajur Weda, berisi mantera-mantera untuk upacara keselamatan.
d. Atharwa Weda, berisi doa-doa untuk penyembuhan penyakit.
Umat Hindu selain kitab Weda, juga mempunyai kitab suci lainnya yaitu;
Kitab Brahmana, berisi ajaran tentang hal-hal sesaji.
Kitab Upanishad, berisi ajaran ketuhanan dan makna hidup.
Dalam ajaran agama Hindu terdapat 4 tingkatan atau kasta antara lain:
a. Kasta Brahmana, merupakan terdiri dari para pendeta.
b. Kasta Ksatria, merupakan terdiri dari raja, keluarga raja, dan bangsawan.
c. Kasta Waisya, merupakan terdiri dari para pedagang, dan buruh menengah.
d. Kasta Sudra, merupakan terdiri dari para petani, buruh kecil,dan budak.
Selain dari 4 kasta tersebut, terdapat pula golongan pharia atau candala, yaitu orang di luar
kasta yang telah melanggar aturan-aturan kasta. Umat Hindu memiliki tempat yang dianggap
suci misalnya, Benares sebagai tempat Dewa Siwa serta Sungai Ganggayang yang airnya
dianggap dapat mensucikan dosa umat Hindu, sehingga bisa mencapai puncak nirwana.
4. Ajaran Agama Budha
Pada mulanya untuk agama Buddha, diajarkan oleh Sidharta Gautama di India sekitar tahun 531
SM. Ayah Sidharta Gautama adalah seorang raja bernama Sudhodana dan ibunya Dewi Maya.
Dalam istilah Buddha artinya orang yang telah sadar dan ingin melepaskan diri dari samsara. Untuk
kitab suci agama Buddha yaitu Tripittaka artinya “Tiga Keranjang” yang ditulis dengan
bahasa Poli. Untuk proses masuknya agama Budha ke Indonesia sendiri adalah melalui
perdagangan jalur laut. Kitab tripittaka antara lain;
a. Winayapittaka, merupakan berisi peraturan-peraturan dan hukum yang harus dijalankan
oleh umat Buddha.
b. Sutrantapittaka, merupakan berisi wejangan-wejangan atau ajaran dari sang Buddha.
c. Abhidarmapittaka , merupakan berisi penjelasan tentang soal-soal keagamaan.
Para pemeluk ajaran agama Buddha wajib melaksanakan Tri Dharma atau“Tiga Kebaktian” antara
lain:
a. Buddha yaitu berbakti kepada Buddha.
b. Dharma yaitu berbakti kepada ajaran-ajaran Buddha.
c. Sangga yaitu berbakti kepada pemeluk-pemeluk Buddha.
Selain itu agar orang dapat mencapai nirwana harus mengikuti 8 (delapan) jalan kebenaran
atau Astavidha antara lain:
Pandangan yang benar.
Niat yang benar.
Kata yang tepat.
Perbuatan yang benar.
Penghidupan yang benar.
Usaha yang benar.
Perhatian yang benar.
Bersemedi yang benar.
Agama Budha sendiri terpecah menjadi dua golongan yaitu Buddha Hinayana (setiap orang
dapat mencapai nirwana atas usahanya sendiri), Buddha Mahayana (orang dapat
mencapai nirwana dengan usaha bersama dan saling membantu). Pemeluk ajaran Buddha juga
memiliki tempat-tempat yang dianggap suci dan keramat antara lain:
a. Kapilawastu, merupakan tempat lahirnya Sang Buddha
b. Bodh Gaya, merupakan tempat Sang Buddha bersemedi dan memperoleh Bodhi
c. Sarnath/ Benares, merupakan tempat Sang Buddha mengajarkan ajarannya pertama kali
d. Kusinagara, merupakan tempat wafatnya Sang Buddha.
5. Pengaruh Hindu Budha di Indonesia
Dengan masuknya agama Hindu-Buddha dari India, telah mengubah dan menambah banyaknya
budaya Indonesia dalam beberapa aspek kehidupan. Penyebaran agama dan kebudayaan Hindu-
Budha di Indonesia berpengaruh luas dalam kehidupan masyarakat Indonesia, diantaranya
dalam bidang berikut:
a. Aspek Kebudayaan
Pengaruh Hindu-budha terlihat dari hasil-hasil kebudayaan seperti bangunan candi, seni
sastra, berupa cerita-cerita epos diantaranya Epos Mahabharata dan Epos Ramayana.
Pengaruh kebudayaan lainnya adalah sistem tulisan. Pada kebudayaan Hindu-Budha ikut
berperan memperkenalkan sistem tulisan pada masyarakat Indonesia.
b. Aspek Agama
Sebelum datangnya agama Hindu, Budha dan Islam, umumnya masyarakat Indonesia
menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Seiring berkembangnya zaman,
masyarakat Indonesia mulai menerima sistem kepercayaan baru, yaitu agama Hindu-Budha
sejak berinteraksi dengan orang-orang India. Kebudayaan baru tersebut membawa
perubahan pada kehidupan aspek keagamaan, misalnya dalam hal tata krama, upacara-
upacara pemujaan, dan bentuk tempat ibadah.
c. Aspek Pemerintahan
Sistem pemerintahan pada kerajaan umumnya di kenalkan oleh orang-orang India. Pada
sistem kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan pemilik wilayah yang luas.
Para kepala suku yang terbaik dan terkuat berhak atas lingkup kekuasaan kerajaan. Oleh
sebab itu, lahir kerajaan-kerajaan seperti Kutai, Tarumanegara, dan Sriwijaya.
d. Aspek Sosial
Dalam aspek sosial, terjadi bentuk perubahan dalam tata kehidupan masyarakat misalnya,
dalam masyarakat Hindu dikenalkan adanya sistem kasta.
e. Aspek Kepercayaan
Rakyat Indonesia mulai menganut agama Hindu-Budha walaupun tidak meninggalkan
kepercayaan aslinya. misal dalam upacara pemujaan nenek moyang.
f. Aspek Ekonomi
Pada aspek ekonomi, pada dasarnya tidak besar pengaruh dan perubahannya, karena
masyarakat Indonesia sudah mengenal kegiatan perekonomian melalui pelayaran dan
perdagangan jauh sebelum masuknya agama Hindu-Budha.
g. Aspek Sastra
Berkat adanya pengaruh Hindu-Budha di Indonesia membawa kemajuan besar dalam bidang
sastra. Banyak karya sastra terkenal yang mereka bawa misalnya
kitab Ramayana dan Mahabharata. Adanya kitab-kitab itu memacu para pemuda Indonesia
untuk menghasilkan karya sendiri.
Diantara karya sastra yang muncul di Indonesia adalah :
Arjunawiwaha , oleh Mpu Kanwa.
Sutasoma , oleh Mpu Tantular.
Negarakertagama, karya Mpu Prapanca.
h. Aspek Arsitektur
Salah satu kebiasaan megalitikum adalah bangunan punden berundak-undak. Kebiasaan
tersebut bercampur dengan budaya India yang mendasari pembuatan bangunan candi. Jika
kita mengamati pada Candi Borobudur, maka akan terlihat bahwa bangunannya berbentuk
limas yang berundak-undak.
i. Aspek Bahasa
Pada umumnya kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia meninggalkan beberapa
prasasti yang sebagian besar berhuruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta. Pada
perkembangan selanjutnya bahkan hingga saat ini, bahasa Indonesia memperkaya diri
dengan bahasa Sanskerta. Kata-kata atau kalimat bahasa Indonesia yang merupakan hasil
serapan dari bahasa Sanskerta, yaitu Pancasila, Dasadarma, Kartika Eka Paksi, Parasamya
Purnakarya Nugraha.