Anda di halaman 1dari 3

Pertemuan 9

Otoritas Jasa Keuangan (OJK)


Visi, Misi dan Tujuan OJK
Fungsi dan Tugas OJK
Nilai-nilai strategis OJK
Struktur Organisasi
Mekanisme Koordinasi BI dan OJK

Pengertian
Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Undang-
Undang OJK), OJK adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang
mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang OJK. Lebih lanjut, Pasal 2 Undang-Undang tersebut
menjelaskan bahwa OJK adalah lembaga yang independen dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya, bebas dari campur tangan pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur
dalam Undang-Undang OJK.
Adanya OJK menjadikan otoritas pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor
pasar modal, perasuransian, danapensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lain
beralih dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) ke OJK. Demikian pula,
otoritas pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan dialihkan dari Bank
Indonesia kepada OJK.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa OJK adalah lembaga negara yang
independen yang diberi kewenangan untuk menjalankan tugas pengaturan dan pengawasan industri
jasa keuangan di Indonesia. Lembaga keuangan yang diatur dan diawasinya adalah perbankan, pasar
modal dan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) yang terdiri atas asuransi, dana pensiun dan lembaga
pembiayaan
Fungsi, Tugas dan Wewenang Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Berdasarkan pengertian OJK yang sudah dijelaskan sebelumnya, menurut Anda, bagaimana
sesungguhnya fungsi, tugas dan wenenang OJK? OJK berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan
dan pengawasan yang terpadu terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan. Adapun tujuan
dibentuknya OJK adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan sektor jasa keuangan terselenggara secara teratur, adil, transparan dan akuntabel;
b. Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil;
c. Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
Dalam rangka melaksanakan fungsi dan tujuan di atas, OJK memiliki tiga tugas utama, yaitu:
pertama, tugas pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan;
kedua, tugaspengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal;
ketiga, tugas pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian,
dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya.
Khusus terkait dengan pengawasan bank, tugas OJK meliputi empat hal sebagai berikut:
 Pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan bank;
 Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank;
 Pengaturan dan pengawasan mengenai kehati-hatian bank; serta
 Pemeriksaan bank.
Pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan, kesehatan, aspek kehati-hatian, dan
pemeriksaan bank merupakan lingkup pengaturan dan pengawasan microprudential yang menjadi tugas
dan wewenang OJK. Adapun lingkup pengaturan dan pengawasan macroprudential, yakni pengaturan
dan pengawasan selain hal yang diatur dalam Undang-Undang OJK merupakan tugas dan wewenang
Bank Indonesia.
Untuk melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan di sektor perbankan, OJK mempunyai
wewenang sebagai berikut:
a. Wewenang yang berhubungan dengan tugas pengaturan dan pengawasan kelembagaan bank
meliputi; perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar, rencana kerja,
kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya manusia, merger, konsolidasi dan akuisisi bank, serta
pencabutan izin usaha bank; dan kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana,
produk hibridasi, dan aktivitas di bidang jasa.
b. Wewenang yang berhubungan dengan tugas pengaturan dan peng-awasan mengenai kesehatan bank
meliputi; likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan modal minimum, batas
maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap simpanan, dan pencadangan bank; laporan
bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja bank; sistem informasi debitur; pengujian kredit
(credit testing); dan standar akuntansi bank.
c. Wewenang yang berhubungan dengan pengaturan dan pengawasan aspek kehati-hatian bank
meliputi; manajemen risiko; tata kelola bank; prinsip mengenal nasabah dan anti pencucian uang;
serta pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan;
d. Wewenang untuk melakukan pemeriksaan bank.
e. Khusus terkait dengan tugas pengaturan industri jasa keuangan,
OJK memiliki wewenang sebagai berikutMenetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 2011 tentang OJK;
a. Menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
b. Menetapkan peraturan dan keputusan OJK;
c. Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan;
d. Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;
e. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap Lembaga Jasa
Keuangan dan pihak tertentu;
f. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter pada Lembaga Jasa
Keuangan;
g. Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola, memelihara, dan
menatausahakan kekayaan dan kewajiban; dan
h. Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

Adapun khusus terkait dengan tugas pengawasan industri jasa keuangan, OJK mempunyai wewenang
sebagai berikut:
a. menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan;
b. mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala Eksekutif;
c. melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen, dan tindakan lain
terhadap Lembaga Jasa Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana
dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
d. memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan dan/atau pihak tertentu;
e. melakukan penunjukan pengelola statuter;
f. menetapkan penggunaan pengelola statuter;
g. menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan
perundang-undangan di sektor jasa keuangan; dan
h. memberikan dan/atau mencabut:
 izin usaha;
 izin orang perseorangan;
 efektifnya pernyataan pendaftaran;
 surat tanda terdaftar;
 persetujuan melakukan kegiatan usaha;
 pengesahan;
 persetujuan atau penetapan pembubaran; dan
 penetapan lainnya.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka tujuan, fungsi dan tugas OJK dapat disederhanakan dalam Tabel
2.4 berikut ini:

Tabel 2.4

Tujuan, Fungsi dan Tugas OJK

Tujuan Fungsi Tugas


1. Agar kegiatan jasa keuangan Menyelenggarakan sistem 1. Kegiatan jasa keuangan di
di sektor keuangan pengaturan dan pengawasan yang sektor perbankan;
terselenggara secara teratur, terintegrasi terhadap keseluruhan
adil, transparan, dan akuntabel. kegiatan di sektor jasa keuangan.
2. Agar mampu mewujudkan 2. Kegiatan jasa keuangan di
sistem keuangan yang tumbuh sektor pasar modal; dan
secara berkelanjutan dan
stabil.
3. Agar mampu melindungi 3. Kegiatan jasa keuangan di
kepentingan Konsumen dan sektor perasuransian, dana
masyarakat. pensiun, lembaga pembiayaan,
dan lembaga jasa keuangan
lain.
Sumber : Diolah dari berbagai sumber

Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, OJK berkoordinasi dengan otoritas lain, yaitu Bank
Indonesia dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Jika bank bermasalah dalam kesehatannya, OJK
memberikan informasi kepada LPS. LPS juga dapat melakukan pemeriksaan terhadap bank terkait
dengan fungsi, tugas, dan wewenangnya melalui koordinasi dengan OJK. Demikian pula apabila bank
mengalami kesulitan likuiditas atau kesehatan bank memburuk, OJK menginformasikan bank tersebut ke
Bank Indonesia agar melakukan langkah-langkah yang dibutuhkan sesuai dengan kewenangannya.
Koordinasi OJK dengan Bank Indonesia dalam membuat peraturan pengawasan di bidang
perbankan, antara lain meliputi:
a. kewajiban pemenuhan modal minimum bank;
b. sistem informasi perbankan yang terpadu;
c. kebijakan penerimaan dana dari luar negeri, penerimaan dana valuta asing, dan pinjaman komersial
luar negeri;
d. produk perbankan, transaksi derivatif, atau kegiatan usaha bank lain;
e. penentuan institusi bank yang masuk kategori systemically important bank; dan
f. data lain yang dikecualikan dari ketentuan tentang kerahasiaan informasi.

Anda mungkin juga menyukai