Anda di halaman 1dari 17

OM SWASTIASTU

PERAN SEJARAH
PERKEMBANGAN
AGAMA HINDU DALAM
MEMBERI
PEMBELAJARAN
POSITIF
DOSEN PENGAMPU
IDA BAGUS NGURAH,S.AG,M.SI
Menelusuri peran sejarah perkembangan Agama
Hindu dalam memberi pembelajaran positif

Agama Hindu sebagai salah satu agama yang diakui pemerintah, juga mendapatkan pelayanan yang
sama dengan agama lainnya di Indonesia. Pembinaan dan penataannya harus dilakukan demi
menciptakan kehidupan yang rukun dan damai, baik intern, antar, dan antara pemeluk agama
dengan pemerintah dapat terbangun dengan baik. Komunikasi adalah menjadi kunci yang sangat
penting dalam pembangunan bidang keagamaan dimaksud. Sepanjang sejarah perkembangan
Agama Hindu di Indonesia, masalah teologis kerap menjadi warna tersendiri dalam setiap dialog
lintas iman, maupun di internal umat Hindu sendiri. Belum lagi ditambah dengan masalah
perbedaan pandangan tentang bagaimana proses kedatangan agama Hindu ke Indonesia di zaman
dahulu. Seiring dengan perjalanan waktu, proses pendewasaan dan pendidikan umat yang semakin
baik, maka perdebatan tersebut berangsur-angsur mulai mereda. Hanya saja dalam rangka
memberikan satu perspektif yang barangkali dapat menjadi satu pemikiran baru bagi mahasiswa,
maka materi ini dibahas bagaimana perkembangan Hindu di negeri asalnya, proses masuk hingga
tumbuh dan berkembangnya di Indonesia.
SEJARAH AGAMA HINDU

 Sejarah agama Hindu yang dimulai sejak peradaban lembah sungai Sindhu di India, Harappa dan
Mahenjodaro, di ketahui bahwa India di masa lalu adalah benua yang sangat besar sebagai bagian dari
belahan dunia khususnya di Asia. Secara umum India menurut Dadjoni (1987) terbagi menjadi dua kutub
kehidupan. Pertama adalah India bagian Utara dengan karakter perbedaan tinggi rendah dataran yang sangat
menonjol, hutan yang berada di dataran tinggi, tidak sebanyak di dataran lembah Shindus dan Gangga.
Masyarakat India bagian Utara yang berada di dataran rendah memungkinkan untuk dapat hidup dengan
mengumpulkan hasil hutan dan memiliki kehidupan lebih baik dari mereka yang tinggal di dataran tinggi
(pegunungan). Kedua, India bagian Selatan, datarannya mendekati garis katulistiwa. Dataran yang berlajur
dengan garis katulistiwa biasanya memiliki iklim yang agak panas. Iklim seperti itu pada umumnya
mengakibatkan orang-orang di bagian Selatan ini memiliki warna kulit hitam-hitam jika dibandingkan
dengan mereka yang bermukim di India bagian Utara. Secara umum masyarakat yang berada di perlintasan
katulistiwa memiliki aktivitas pertanian yang baik. Masyarakat agraris adalah karakter dari peradaban
Harappa dan Mahenjodaro
mengapa diperlukan pembelajaran sejarah
perkembangan agama Hindu?

 Peran agama sangat penting, untuk itu maka berikut ini dapat digambarkan betapa besar peran agama dalam kehidupan
masyarakat Indonesia, sebagaimana dikatakan Mukti Ali dalam Suwindia (2012: 27), sebagai berikut:
 1. Bahwa perikehidupan beragama adalah selaras dengan penghayatan Pancasila (yang telah menjadi landasan/falsafah hidup
bangsa Indonesia); karenanya kemantapan kehidupan Pancasila akan ditunjang oleh kemantapan kehidupan beragama.
 2. Bahwa kehidupan beragama haruslah semakin dikembangkan dan di amalkan seirama dengan peningkatan dan
pengembangan pembangunan, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial kemasyarakatan, terutama demi
terbinanya kerukunan hidup antar umat beragama, disamping juga intern umat beragama dan antara umat beragama dengan
pemerintah.
 3. Agar umat beragama benar-benar dapat menjadi sokoguru dan modal utama pembangunan bangsa maka cakrawala
pandangan keduniaan mereka haruslah juga ditingkatkan. Bahwa untuk mencapai sasaran itu semua perlu diadakan usaha-usaha
pembinaan dan pendidikan serta peningkatan sarana kehidupan beragama yang berupa program-program.
 4. Untuk menunjang pelaksanaan usaha-usaha itu diperlukan pula penelitian agama dan keagamaan dalam berbagai aspeknya
untuk mendapatkan datadata otentik guna menjadi bahan penyusunan konsepsi-konsepsi pengembangan dan pembinaan, serta
penyusunan kebijakan pemerintah dalam bidang keagamaan.
Menggali sumber historis dalam pemetaan sejarah
perkembangan Agama Hindu.
 Perkembangan Agama Hindu di India
Dalam agama Hindu , ada babakan waktu, diantaranya: Zaman Veda, Kata veda berasal dari kata Vid yang
artinya mengetahui. Veda merupakan sastra tertua di dunia yang pengaruhnya sangat penting bagi
perkembangan agama Hindu. Zaman veda meliputi: zaman veda kuno, zaman brahmana dan zaman Upanisad.
Zaman Veda Kuno ini periodesasinya bisa dikatakan pula sebagai awal kedatangan bangsa Arya di Lembah
Sungai Indus sekitar 1500 SM. Zaman Brahmana. Zaman ini merupakan perkembangan veda yang berpusat
pada kehidupan keagamaan yang berupa ritual-ritual upacara persembahan kepada keyakinan mereka. Pada
zaman ini kedudukan brahmana sangat penting. Mengapa? Karena tanpa adanya brahmana maka upacara
tidak dapat dilaksanakan. Zaman Upanisad. Zaman ini berpangkal pada filosofi kerohanian, di zaman ini
pengetahuan batin mulai tumbuh dan berkembang sehingga membuka tabir rahasia alam. Agama Hindu
berasal dari Jazirah India yang sekarang meliputi wilayah negara India, Pakistan, dan Bangladesh.
Perkembangan Agama Hindu di Indonesia
Sebenarnya ada beberapa teori yang diajukan oleh para ahli mengenai siapa sebenarnya yang membawa agama Hindu di Indonesia, berikut
adalah beberapa teori/hipotesa mengenai masuknya agama Hindu ke Indonesia, yaitu:
a.Teori/hipotesa Brahmana, teori yang diprakarsai oleh Van Leur ini menyatakan bahwa kaum Hindu dari kasta Brahmanalah yang
mempunyai peran paling besar dalam proses masuknya agama dan budaya Hindu di Indonesia. Hal ini mengingat bahwa Kitab Veda ditulis
dengan Bahasa Sansekerta yang hanya dipahami oleh kaum Brahmana. Para Brahmana yang berasal dari pusat-pusat Hindu di dunia ini datang
karena undangan para penguasa lokal yang ingin yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai agama Hindu. Para raja/penguasa pribumi
tersebut adalah penganut kepercayaan animisme dan dinamisme sebelum datangnya pengaruh Hindu.
b. b. Teori/hipotesa Ksatria, menurut teori yang diusung oleh Berg ini, agama Hindu dibawa ke Indonesia oleh kaum ksatria (kaum prajurit
kerajaan). Hal ini terjadi karena pada awal abad Masehi sering terjadi kekacauan politik di India sehingga sering terjadi perang antargolongan di
negeri ini. Para prajurit perang yang terdasak musuh atau telah jenuh berperang akhirnya meninggalkan tanah air mereka. Diantara para ksatria
yang mencari tempat pelarian ini, sebagian ada yang mencapai Indonesia. Mereka inilah yang kemudian membuat koloni dan berakulturasi
dengan penduduk lokal. Hal ini membuat semakin banyak masyarakat lokal yang menganut agama Hindu, pada perkembangan berikutnya,
akhirnya lahirlah kerajaan Hindu di Nusantara.
c.c. Teori/hipotesa Waisya, menurut teori ini, kaum Hindu dari kasta Waisya adalah yang paling berjasa dalam penyebaran agama Hindu di
Indonesia. Kaum Waisya adalah mereka yang berasal dari kalangan pekerja ekonomi seperti pedagang dan saudagar. Para pedagang yang
berasal dari India atau pusat-pusat Hindu lain di Asia ini banyak melakukan hubungan dagang dengan masyarakat atau penguasa pribumi. Hal
inilah yang membuka peluang bagi masuknya agama Hindu di Indonesia. Teori Waisya ini diprakarsai oleh Dr. Krom.
d.d. Teori/hipotesa Sudra, orang-orang yang tergolong dalam Kasta Sudra adalah mereka yang dianggap sebagai orang buangan. Kaum Sudra
ini diduga datang 46 ke Indonesia bersama kaum Waisya atau Ksatria. Karena datang dalam jumlah yang sangat besar, kaum Sudra inilah yang
telah memberikan andil paling besar terkait masuknya agama Hindu ke Indonesia.
GAMBAR PENYEBARAN AGAMA
HINDU DI INDONESIA

 Kutai Kalimantan Timur


 Bukti sejarahnya dengan ditemukan 7 buah prasasti dalam bentuk
yupa yang memakai huruf Pallawa berbahasa Sansekerta dalam
bentuk syair. Ditulisnya prasasti-prasasti yang menggunakan
bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa menunjukkan bahwa
kerajaan Kutai telah mendapat pengaruh agama Hindu dari India,
di mana bahasa serta tulisan banyak dikuasai oleh kaum Brahmana
yang menduduki status tertinggi dalam masyarakat. Golongan ini
pula yang mungkin memimpin upacara vratyastoma untuk
pengangkatan Aswawarman dan Mulawarman sebagai raja dan
Pendeta Brahmana agama Hindu di Kerajaan Kutai.
Gambar prasasti yupa memakai
huruf Pallawa
Tarumanegara Jawa Barat

 Bukti tentang keberadaan kerajaan ini terlihat dari ditemukan 7 buah prasasti antara lain:
Ciaruteun, Kebon Kopi, Jambu, Pasir Awi, Muara Ciaten, Tugu, dan Lebak. Prasasti ini
menggunakan Huruf Pallawa dengan Bahasa Sansekerta. Ketujuh prasasti tersebut memberi
keterangan tentang keberadaan kerajaan Purnawarman di Jawa Barat. Diantaranya yang
terpenting adalah: Prasasti Ciaruteun, prasasti ini menyebutkan bahwa adanya bekas tapak
kaki seperti kaki dewa Wisnu yaitu kaki yang mulia Purnawarman, raja di negeri Taruma
yang gagah berani.
Kerajaan Holing/Kalingga Jawa Tengah

 terdapat pula gambar alat-alat untuk upacara keagamaan Hindu


seperti kendi, kapak, kalasangka, dan sebagainya. Bukti-bukti
tersebut memperkuat bahwa kerajaan Holing/Kalingga ini mendapat
pengaruh selain agama Buddha Hinayana yang berkembang pada
pertengahan abad ke tujuh, juga hidup agama Hindu sesuai dengan
keterangan yang didapat dari prasasti Tuk Mas berangka Tahun 650
Masehi tersebut.
Sriwijaya di Sumatra Selatan

 Selanjutnya, Hindu juga berkembang pada zaman


kerajaan Sriwijaya. Kata Sriwijaya dijumpai dalam
prasasti Kota Kapur (pulau Bangka). Sriwijaya yang
dimaksud di sini adalah nama sebuah kerajaan di
Sumatera Selatan dengan pusat kerajaannya adalah
Palembang. Bukti-bukti adanya kerajaan Sriwijaya
terlihat dari ditemukannya 6 buah prasasti yang tersebar
di Sumatera Selatan dan pulau Bangka
Kerajaan Majapahit

 Perkembangan agama Hindu pada zaman kerajaan


Majapahit ditandai dengan kemajuan di bidang sastra.
Para sastrawan mampu mencatat peristiwa-peristiwa
penting dalam kerajaan, kebesaran raja yang berkuasa,
kisah kepahlawanan, dan kisah hidup menurut ajaran
agama Hindu atau Buddha. Karya-karya sastra berupa
prosa yang disebut kekawin, di antaranya
Negarakertagama, karangan Empu Parthayajna yang
tidak diketahui pengarangnya.
Kerajaan-kerajaan Hindu di Bali

 Munculnya kerajaan-kerajaan di Bali diawali dengan adanya Kerajaan Bedahulu (Wangsa


Warmadewa). Kerajaan ini muncul kira-kira pertengahan abad ke-9. Rajanya bernama Sri
Mayadanawa dan bertahta di Bedahulu. Beliau diketahui sebagai putra raja di Balingkang. Beliau
sangatlah sakti namun memiliki sifat yang sangat angkara murka. Ia menganggap dirinya yang
paling sakti sehingga ia membenci orang yang melaksanakan tapa brata, melarang dan
meniadakan upacara yadnya. Pulau Bali akhirnya dilanda kemarau panjang, panen rakyat gagal,
wabah penyakit meraja lela. Singkatnya keadaan bali sangat memprihatinkan ketika berada di
bawah pemerintahan Raja Sri Mayadanawa. Atas prakarasa Mangku Kulputih dari Besakih dan
para pemangku di desa-desa diadakanlah upacara Dewa Yadnya di Pura Besakih untuk memohon
keselamatan dan kesejahteraan kembali kepada masyarakat Bali. Berita ihwal kesemena-menaan
raja Sri Mayadanawa terdengar oleh para Arya Hindu keturunan Sri Kesari Warmadewa yang
kemudian menyerang Bali dan membinasakan raja Sri Mayadanawa di hulu Sungai Petanu.
Kemenangan Raja Sri Kesari Warmadewa terhadap Raja Sri Mayadanawa yang tepat pada hari
Buddha Kliwon Dungulan selanjutnya diperingati sebagai hari raya Galungan.
Membangun argumen tentang pentingnya sejarah
perkembangan agama Hindu dalam memberi
pembelajaran positif.
 Peran agama sangat penting, untuk itu maka berikut ini dapat digambarkan betapa besar peran agama
dalam kehidupan masyarakat Indonesia, (yang telah menjadi landasan/falsafah hidup bangsa
Indonesia);
 1. karenanya kemantapan kehidupan Pancasila akan ditunjang oleh kemantapan kehidupan beragama.
 2. Bahwa kehidupan beragama haruslah semakin dikembangkan dan di amalkan seirama dengan
peningkatan dan pengembangan pembangunan, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan
sosial kemasyarakatan, terutama demi terbinanya kerukunan hidup antar umat beragama, disamping
juga intern umat beragama dan antara umat beragama dengan pemerintah.
 3. Agar umat beragama benar-benar dapat menjadi sokoguru dan modal utama pembangunan bangsa
maka cakrawala pandangan keduniaan mereka haruslah juga ditingkatkan. Bahwa untuk mencapai
sasaran itu semua perlu diadakan usaha-usaha pembinaan dan pendidikan serta peningkatan sarana
kehidupan beragama yang berupa program-program.
 4. Untuk menunjang pelaksanaan usaha-usaha itu diperlukan pula penelitian agama dan keagamaan
dalam berbagai aspeknya untuk mendapatkan datadata otentik guna menjadi bahan penyusunan
konsepsi-konsepsi pengembangan dan pembinaan, serta penyusunan kebijakan pemerintah dalam
bidang keagamaan. 1. Mahasi
Mendeskripsikan esensi dan urgensi peran
pembelajaran perkembangan Agama Hindu.

 Esensi dan argumen peran pembelajaran perkembangan Agama Hindu, pada hakikatnya sangat
berkaitan dengan lebih mengenal Agama Hindu secara historis dan untuk lebih memahami jati
diri Agama Hindu yang telah berlangsung sejak 70 ribuan tahun sebelum masehi
 Pendidikan mengenai perkembangan sejarah Agama Hindu di tingkat pendidikan tinggi
dikatakan sangat penting. Hal ini di samping untuk mengetahui periodesasi gambaran
perkembangan Agama Hindu secara faktual sejak awal perkembangannya sampai sekarang,
juga untuk lebih memberikan pemahaman tentang makna yang terkandung dalam proses
perkembangannya itu. Hal ini juga agar dengan segala informasi sejarah perkembangan agama
Hindu, mahasiswa menjadi sadar dan mampu belajar dari sejarah dalam meningkatkan peran
dirinya demi perkembangan agama yang dianutnya dalam waktu-waktu mendatang
Tugas belajar lanjut: Proyek Belajar
Pendidikan Agama Hindu

 Jelaskanlah alasan Anda, mengapa diperlukan pembelajaran sejarah perkembangan


Agama Hindu?

 Dalam menggali sumber historis dalam pemetaan sejarah perkembangan Agama Hindu,
nilai-nilai dan manfaat apa sajakah yang dapat diperoleh Terkait dengan belajar agama
hindu?
Demikian pertemuan hari ini

 Sebagai akhir pertemuan ditutup dengan parama shanti

Anda mungkin juga menyukai