Anda di halaman 1dari 8

STUDI AGAMA SEJARAH SERTA PANDANGAN AJARAN

AGAMA HINDU
Oleh
Ni Putu Ayu Heppyanaˡ, Agus Aditya Saputra, Kadek Wulan Dwi Cahyani,
STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja
ayuheppyana1403@gmail.com , agusaditya026@gmail.com , wulancahyani666@gmail.com

Abstract
This article discusses the history of Hinduism and the views of the teachings of Hinduism.
Hinduism is a religion that has the oldest age and is the first religion known to humans.
Hinduism was first recognized in India. The history of the development of Hinduism in India,
in essence, can be divided into 4 Ages/phases, namely the Vedic Age, the Brahmana Age, the
Upanishad Age and the Buddhist Age. From the remains of ancient objects in Mohenjodaro
and Harappa, it shows that the people who lived in India in ancient times had a high
civilization. Theories regarding the introduction of Hinduism to Indonesia are the Brahmana
theory, the Kshatriya theory, the Vaishya theory, the Sudra theory and the Backflow theory.
In Hinduism, God has thousands of names, namely Brahma, Vishnu and Shiva. As for the
implementation of the Tiga Kerangka Dasar Agama Hindu, namely Tattwa, Susila and
Upacara.
Keywords : Hinduism, History, Teachings
Abstrak
Artikel ini membahas tentang sejarah Agama Hindu dan pandangan ajaran Agama
Hindu. Agama Hindu merupakan agama yang mempunyai usia tertua dan merupakan agama
yang pertama kali dikenal oleh manusia. Agama Hindu pertama kali dikenal di India.
Sejarah perkembangan agama Hindu di India, pada hakekatnya dapat dibagi menjadi 4
Jaman/fase, yakni Jaman Weda, Jaman Brahmana, Jaman Upanisad dan Jaman Budha.
Dari peninggalan benda-benda purbakala di Mohenjodaro dan Harappa, menunjukkan
bahwa orang-orang yang tinggal di India pada jamam dahulu telah mempunyai peradaban
yang tinggi. Teori-teori tentang pembawa masuknya agama Hindu ke Indonesia adalah teori
Brahmana, teori Ksatria, teori Waisya, teori Sudra dan teori Arus Balik. Dalam tuhan
agama hindu memiliki ribuan nama yaitu Brahma, Wisnu dan Siwa. Adapun pelaksaan Tri
Kerangka Dasar Agama Hindu yaitu Tattwa, Susila dan Upacara
Kata Kunci : Agama Hindu, Sejarah, Ajaran

I. PENDAHULUAN masuk dan berkembangnya agama Hindu


Agama Hindu merupakan salah berasal dari India, berlangsung dalam
satu agama yang diakui di Indonesia. kurun waktu yang panjang, kemudian
Negara menjamin setiap warga untuk kontak kebudayaan yang menyebar secara
memeluk agama masing-masing dan perlahan-lahan dari daerah pesisir hingga
beribadah menurut agama dan sampai masalah agama dengan mendirikan
kepercayaan itu. Menurut penelitian para kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia,
ahli, secara umum dapat dikatakan bahwa akan tetapi pemerintah tidak mencampuri
hal-hal yang menyangkut materi ajaran kaum Brahmana, Ksatriya, Vaisya dan
dan tata cara peribadahan masing-masing Sudra.
agama. Sejarah munculnya agama hampir Jaman Brahmana
bersamaan dengan awal kehidupan Pada Jaman Brahmana, kekuasaan
manusia. Tidak ada suatu masyarakat kaum Brahmana amat besar pada
manusia yang hidup tanpa ada suatu kehidupan keagamaan, kaum brahmanalah
bentuk agama. Seluruh agama tidak lain yang mengantarkan persembahan orang
perpaduan kepercayaan keagamaan dan kepada para Dewa pada waktu itu. Jaman
sejumlah upacara. Tentu saja ini tidak Brahmana ini ditandai pula mulai
mudah untuk dijelaskan sebab setiap tersusunnya “Tata Cara Upacara”
agama mempunyai pandangan masing- beragama yang teratur. Kitab Brahmana,
masing terhadap kepercayaan dan adalah kitab yang menguraikan tentang
keagamaan tersebut. Kehidupan beragama saji dan upacaranya. Penyusunan tentang
pada dasarnya merupakan kepercayaan Tata Cara Upacara agama berdasarkan
terhadap keyakinan adanya kekuatan gaib, wahyu-wahyu Tuhan yang termuat di
luar biasa atau supernatural yang dalam ayat-ayat Kitab Suci Weda.
berpengaruh terhadap kehidupan individu Jaman Upanisad
dan masyarakat, bahkan terhadap segala Pada Jaman Upanisad, yang
gejala alam. Kepercayaan itu dipentingkan tidak hanya terbatas pada
menimbulkan perilaku tertentu, seperti Upacara dan Saji saja, akan tetapi lebih
berdoa, memuja dan lainnya, serta meningkat pada pengetahuan bathin yang
menimbulkan sikap mental tertentu, seperti lebih tinggi, yang dapat membuka tabir
rasa takut, rasa optimis, pasrah dan lainnya rahasia alam gaib. Jaman Upanisad ini
dari individu dan masyarakat yang adalah jaman pengembangan dan
mempercayainya. penyusunan falsafah agama, yaitu jaman
II. PEMBAHASAN orang berfilsafat atas dasar Weda. Pada
2.1 Sejarah Agama Hindu jaman ini muncullah ajaran filsafat yang
Jaman Weda tinggitinggi, yang kemudian
Jaman Weda Jaman Weda dimulai dikembangkan pula pada ajaran Darsana,
pada waktu bangsa Arya berada di Punjab Itihasa dan Purana. Sejak jaman Purana,
di Lembah Sungai Sindhu, sekitar 2500 s.d pemujaan Tuhan sebagai Tri Murti
1500 tahun sebelum Masehi, setelah menjadi umum.
mendesak bangsa Dravida kesebelah Jaman Budha
Selatan sampai ke dataran tinggi Dekkan. Pada Jaman Budha ini, dimulai ketika
bangsa Arya telah memiliki peradaban putra Raja Sudhodana yang bernama
tinggi, mereka menyembah Dewa-dewa “Sidharta”, menafsirkan Weda dari sudut
seperti Agni, Varuna, Vayu, Indra, Siwa logika dan mengembangkan sistem yoga
dan sebagainya. Walaupun Dewa-dewa itu dan semadhi, sebagai jalan untuk
banyak, namun semuanya adalah menghubungkan diri dengan Tuhan.
manifestasi dan perwujudan Tuhan Yang 2.2 Sejarah Agama Hindu Di Indonesia
Maha Tunggal. Tuhan yang Tunggal dan Menurut catatan sejarah, masuknya
Maha Kuasa dipandang sebagai pengatur Agama Hindu ke Indonesia diperkirakan
tertib alam semesta, yang disebut “Rta”. sekitar awal abad ke-IV. Ini ditandai
Pada jaman ini, masyarakat dibagi atas
dengan berdirinya kerajaraan Kutai dan bangsa Indonesia waktu itu menganut
Tarumanegara yang bercorak Hindu. Agama Hindu.
Kehadiran Agama Hindu ke Indonesia  Teori Waisya
menandai berakhirnya zaman prasejarah di
Teori Waisya di kemukakan oleh
Indonesia. Ciri-ciri peralihan zaman pra
Krom . Menurut Krom, Agama Hindu
sejarah adalah dengan di kenalnya tulisan.
masuk ke Indonesia di bawa oleh para
Hal ini di buktikan dari beberapa prasasti
pedagang atau golongan waisya, Buktinya
yang ditemukan yang berasal dari
banyak pedagang dari India yang
Kerajaan Tarumanegara yang
berdagang di indonesia lalu mereka
menggunakan tulisan Pallawa, tulisan asli
menyebarkan agama hindu di Indonesia.
India. Ini membuktikan bahwa, agama
Teori ini memang kuat, karena sejak
Hindu masuk ke Indonesia dan mengakhiri
zaman dahulu, bangsa-bangsa di nusantara
masa prasejarah di Indonesia, memasuki
di kenal sebagai pedangang dan pelaut
masa sejarah. Banyak teori yang
ulung. Sehingga interaksi antara pedagang
mengemukakan bagaimana Agama Hindu
di nusantara dengan pedang India sangat
masuk ke Indoenesia. Teori-teori tentang
memungkinkan.
pembawa masuknya agama Hindu ke
 Teori Sudra
Indonesia adalah:
Teori Brahmana Teori lainnya mengatakan bahwa
Teori Brahmana di kemukakan oleh Agama Hindu di bawa oleh para budak
Van Leur. Van Leur berpendapat bahwa atau golongan sudra, mereka menyebarkan
Agama Hindu di bawa oleh para agama hindu karena ingin merubah nasib
Brahmana atau para pendeta ke Indonesia mereka. Orang-orang Sudra yang
ia berpendapat seperti itu karena para merupakan golongan terbawah dalam
Brahmana lah yang mengetahui kitab strata kasta Hindu masuk ke Indonesia
weda. Selain itu, kaum Bhrahmana yang untuk mendapatkan kehidupan yang lebih
bertanggungjawab dalam penyebaran baik. Tapi, teori ini tidak terlalu kuat,
agama Hindu, termasuk ke Indonesia. karena secara rasional, pengaruh kaum
 Teori Ksatria Sudra untuk menyebarkan Agama Hindu
tidak terlalu besar dalam mempengaruhi
Teori ke satria ini dikemukan oleh
masyarakat di Nusantara
Majundar, Moekrji dan Nehru. Mereka
 Teori Arus Balik
mengatakan bahwa Agama Hindu di bawa
oleh para prajurit India yang ingin Teori arus balik ini menyatakan bahwa
menaklukan Indonesia lalu menyebarkan bangsa di Nusantara belajar agama hindu
agama hindu. Tetapi melihat eksistensi di India lalu menyebarkan kembali di
kerajaan di Indonesia, tidak ada satupun Indonesia. Teori ini kuat, tetapi menurut
kerajaan yang di bawah kekuasaan India, catatan sejarah, orang-orang di nusantara
walaupun pengaruh India dalam kerajaan baru belajar Agama Hindu ke India (pusat
Hindu di Indonesia sangat kuat, karena Agama Hindu) setelah beberapa kerajaan
di Nusantara menganut Agama Hindu. Ini
di buktikan dari sejarah kerajaan Tuhan dalam agama Hindu, tak ada jalan
Sriwijaya, yang mengirim beberapa orang lain kecuali terus mendalami ajaran agama
untuk belajar Agama Hindu di India. dan memohon penjelasan para guru yang
2.3 Pandangan Ajaran Agama Hindu ahli di bidangnya yang mampu
Tuhan dalam agama Hindu disebut merealisasikan ajaran ketuhanan dalam
dengan ribuan nama. Brahma Sahasranama kehidupan pribadinya. Mereka disarankan
(seribu nama Brahma), Wisnu untuk mendalami sejumlah buku-buku
Sahasranama (seribu nama Wisnu), Siwa agama Hindu, seperti kitab Veda, dengan
Sahasranama (seribu nama Siwa), dan bagian-bagiannya seperti kitab Vedanta
sebagainya. Tiga nama besar Tuhan (Upanisad), yang keduanya menjadi
(Trimurti) tidak bisa dipisahkan satu sama sumber paling otoritatif dalam mendalami
lain. Bahkan, metodologi Hinduisme kedalaman ajaran agama Hindu.
menyatukan yang banyak dapat digunakan Adapun dalam pelaksanaannya, tiga
para penganut agama dan kepercayaan lain kerangka dasar agama Hindu ini menjadi
untuk memahami dan menjelaskan konsep satu kesatuan yang utuh. Untuk
keesaan Tuhan yang sejati. Pengalaman memudahkan pemahaman, dapat
mencari Tuhan bagi umat Hindu jauh lebih dinyatakan sebagai berikut. Pertama,
panjang dari pada penganut agama-agama dalam memahami dan melaksanakan
besar dunia lainnya. Dalam agama Hindu, tattwa, patut bersusila dan berupacara.
keesaan Tuhan juga dibedakan antara Kedua, dalam memahami dan
Brahmana Nirguna, yakni Tuhan yang melaksanakan susila, patut bertattwa dan
sama sekali tidak punya atribut dan bentuk berupacara. Ketiga, dalam memahami dan
tertentu (nirupam) dan belum terpengaruh melaksanakan upacara patut bertattwa dan
oleh apapun juga, termasuk kekuatan bersusila.
belenggu maya serta berkedudukan pada Tattwa (Filsafat)
alam utama Satyaloka Yang Maha Konsep pencarian kebenaran yang
Sempurna (Paramasiwa). Sedangkan hakiki di dalam Hindu diuraikan dalam
Brahma Saguna keberadaannya bersifat ajaran filsafat yang disebut Tattwa. Tattwa
maya. Ia juga tidak memiliki wujud dan dalam agama Hindu dapat diserap
rupa, tapi sudah aktif memberikan efek sepenuhnya oleh pikiran manusia melalui
dan pengaruh terhadap segala ciptaannya. beberapa cara dan pendekatan yang
Dalam keyakinan penganut agama disebut Pramana. Ada tiga cara
Hindu, manusia tidak mungkin melukis penyerapan pokok yang disebut Tri
sifat-sifat Tuhan Yang Maha Esa, karena Pramana. Tri Pramana ini, menyebabkan
Ia merupakan perwujudan sepi, suci murni, akal budi dan pengertian manusia dapat
kekal abadi, dan tanpa aktivitas. Apapun menerima kebenaran hakiki dalam Tattwa,
yang terlintas di dalam pikiran tentang sehingga berkembang menjadi keyakinan
Tuhan pasti itu bukan Tuhan. Konsep dan kepercayaan. Kepercayaan dan
Keesaan Tuhan lebih keyakinan dalam Hindu disebut dengan
bersifat apophatic daripada cataphatic. Sradha. Dalam Hindu, Sradha disarikan
Inilah yang dimaksud konsep neti, menjadi lima esensi, disebut Panca Sradha,
neti (bukan, bukan) di dalam Tradisi yaitu:
Hindu India. Untuk memahami Keesaan 1. Yakin dan percaya dengan Sang Hyang
Widhi
2. Yakin dan percaya dengan adanya manacika (berbuat yang baik, berkata yang
Atman baik, berpikir yang baik).
3. Yakin dan percaya dengan adanya  Tattwa (Filsafat)
hokum karma phala
4. Yakin dan percaya dengan adanya / Konsep pencarian kebenaran yang
punarbawa hakiki di dalam Hindu diuraikan dalam
5. Yakin percaya dengn adanya moksa ajaran filsafat yang disebut Tattwa. Tattwa
dalam agama Hindu dapat diserap
Berbekal Panca Sradha yang diserap sepenuhnya oleh pikiran manusia melalui
menggunakan Tri Pramana ini, perjalanan beberapa cara dan pendekatan yang
hidup seorang Hindu menuju ke satu disebut Pramana. Ada tiga cara
tujuan yang pasti. Yaitu, ke arah penyerapan pokok yang disebut Tri
kesempurnaan lahir dan batin, Jagadhita Pramana. Tri Pramana ini, menyebabkan
dan Moksa. akal budi dan pengertian manusia dapat
menerima kebenaran hakiki dalam Tattwa,
Susila/Etika
sehingga berkembang menjadi keyakinan
Pengertian Susila menurut pandangan dan kepercayaan. Kepercayaan dan
Agama Hindu adalah tingkah laku keyakinan dalam Hindu disebut dengan
hubungan timbal balik yang selaras dan Sradha. Dalam Hindu, Sradha disarikan
harmonis antara sesama manusia dengan menjadi lima esensi, disebut Panca Sradha,
alam semesta (lingkungan) yang yaitu:
berlandaskan atas korban suci (Yadnya),
keikhlasan dan kasih sayang. Pola 1. Yakin dan percaya dengan Sang Hyang
Widhi
hubungan tersebut adalah berprinsip pada
ajaran Tat Twam Asi (Ia adalah engkau).
2. Yakin dan percaya dengan adanya
Ajaran ini mengandung makna bahwa Atman
hidup segala makhluk sama, menolong
orang lain berarti menolong diri sendiri, 3. Yakin dan percaya dengan adanya
dan sebaliknya menyakiti orang lain hokum karma phala
berarti pula menyakiti diri sendiri. Jiwa
sosial demikian diresapi oleh sinar 4. Yakin dan percaya dengan adanya /
tuntunan kesucian Tuhan dan sama sekali punarbawa
bukan atas dasar pamrih kebendaan.
Biasanya hambatan kita untuk 5. Yakin percaya dengn adanya moksa
menjalankan tata susila/etika adalah masih
bersemayamnya perbuatan jahat, baik dari Berbekal Panca Sradha yang diserap
menggunakan Tri Pramana ini, perjalanan
luar maupun dari dalam. Dari luar ada sad
hidup seorang Hindu menuju ke satu
ripu, sad atatayi, dan sapta timira. Untuk tujuan yang pasti. Yaitu, ke arah
menetralisir kejahatan ini, dengan ajaran kesempurnaan lahir dan batin, Jagadhita
Tri kaya parisuda yaitu tiga jenis dan Moksa.
perbuatan yang merupakan landasan ajaran
Etika Agama Hindu yang dipedomani oleh  Susila/Etika
setiap individu guna mencapai
kesempurnaan dan kesucian hidupnya. Pengertian Susila menurut pandangan
Ketiganya adalah kayika, wacika, Agama Hindu adalah tingkah laku
hubungan timbal balik yang selaras dan
harmonis antara sesama manusia dengan pelaksanaannya disesuaikan dengan
alam semesta (lingkungan) yang kemampuan masing- masing menurut
berlandaskan atas korban suci (Yadnya), tempat (desa), waktu (kala), dan keadaan
keikhlasan dan kasih sayang. Pola (patra). Suatu ajaran dan Catur Weda yang
hubungan tersebut adalah berprinsip pada merupakan sumber ilmu pengetahuan suci
ajaran Tat Twam Asi (Ia adalah engkau). dan kebenaran yang abadi. Selain dari tri
Ajaran ini mengandung makna bahwa kerangka dasar agama Hindu, ada hal lain
hidup segala makhluk sama, menolong yang harus juga diperhatikan untuk
orang lain berarti menolong diri sendiri, meyakinkan bahwa konsep dasar
dan sebaliknya menyakiti orang lain beragama sangat memegang peranan. Di
berarti pula menyakiti diri sendiri. Jiwa antara konsep dasar beragama itu adalah
sosial demikian diresapi oleh sinar Satyam (Kebenaran), Dharma (Kebijakan),
tuntunan kesucian Tuhan dan sama sekali Seva (Pelayanan), Santih (Kedamaian),
bukan atas dasar pamrih kebendaan. Ahimsa (Tanpa kekerasan), dan Prema
(Cinta-kasih). Misi keagamaan dalam
Biasanya hambatan kita untuk ajaran Hindu adalah menyampaikan nilai-
menjalankan tata susila/etika adalah masih nilai kebenaran yang bersifat universal.
bersemayamnya perbuatan jahat, baik dari Misalnya, etika hidup, moralitas,
luar maupun dari dalam. Dari luar ada sad mewujudkan kesejahteraan dunia
ripu, sad atatayi, dan sapta timira. Untuk (Jagadhita), pembebasan jiwa dari
menetralisir kejahatan ini, dengan ajaran belenggu maya (Duniawi), dan untuk
Tri kaya parisuda yaitu tiga jenis mencapai kedamaian abadi (Moksa).
perbuatan yang merupakan landasan ajaran
Etika Agama Hindu yang dipedomani oleh Yadnya adalah suatu karya suci yang
setiap individu guna mencapai dilaksanakan dengan ikhlas karena getaran
kesempurnaan dan kesucian hidupnya. jiwa/rohani dalam kehidupan ini
Ketiganya adalah kayika, wacika,
berdasarkan dharma, sesuai ajaran sastra
manacika (berbuat yang baik, berkata yang
baik, berpikir yang baik). suci Hindu yang ada (Weda). Yadnya
dapat pula diartikan memuja,
 Acara/Upakara menghormati, berkorban, mengabdi,
berbuat baik (kebajikan), pemberian, dan
Yadnya adalah suatu karya suci yang penyerahan dengan penuh kerelaan (tulus
dilaksanakan dengan ikhlas karena getaran ikhlas) berupa apa yang dimiliki demi
jiwa/rohani dalam kehidupan ini kesejahteraan serta kesempurnaan hidup
berdasarkan dharma, sesuai ajaran sastra bersama dan kemahamuliaan Sang Hyang
suci Hindu yang ada (Weda). Yadnya Widhi Wasa. Di dalamnya terkandung
dapat pula diartikan memuja,
menghormati, berkorban, mengabdi, nilai-nilai tentang asa tulus ikhlas dan
berbuat baik (kebajikan), pemberian, dan kesucian serta rasa bakti dan memuja
penyerahan dengan penuh kerelaan (tulus (menghormati) Sang Hyang Widhi Wasa,
ikhlas) berupa apa yang dimiliki demi Dewa, Bhatara, Leluhur, Negara dan
kesejahteraan serta kesempurnaan hidup Bangsa, dan kemanusiaan.
bersama dan kemahamuliaan Sang Hyang Di dalam pelaksanaannya disesuaikan
Widhi Wasa. Di dalamnya terkandung
dengan kemampuan masing- masing
nilai-nilai tentang asa tulus ikhlas dan
kesucian serta rasa bakti dan memuja menurut tempat (desa), waktu (kala), dan
(menghormati) Sang Hyang Widhi Wasa, keadaan (patra). Suatu ajaran dan Catur
Dewa, Bhatara, Leluhur, Negara dan Weda yang merupakan sumber ilmu
Bangsa, dan kemanusiaan. Di dalam
pengetahuan suci dan kebenaran yang Tattwa : Tattwa Adalah cara kita
abadi. Selain dari tri kerangka dasar agama melaksanakan ajaran agama dengan
Hindu, ada hal lain yang harus juga mendalami pengetahuan dan filsafat
diperhatikan untuk meyakinkan bahwa
agama. Dalam mendalami ajaran tatwa ini,
konsep dasar beragama sangat memegang
umat Hindu mencari kebenaran secara
peranan. Di antara konsep dasar beragama
mendalam sampai pada inti dari ilmu
itu adalah Satyam (Kebenaran), Dharma
pengetahuan rohani. Mereka
(Kebijakan), Seva (Pelayanan), Santih
(Kedamaian), Ahimsa (Tanpa kekerasan), mempergunakan kemampuan
dan Prema (Cinta-kasih). Misi keagamaan jnana/kemampuan logika secara mendalam
dalam ajaran Hindu adalah menyampaikan dengan mengambil obyek pengetahuan
nilai-nilai kebenaran yang bersifat tentang  Ketuhanan, alam semesta (jagat
universal. Misalnya, etika hidup, raya), dan juga diri manusia.
moralitas, mewujudkan kesejahteraan Susila:  Etika Adalah cara kita beragama
dunia (Jagadhita), pembebasan jiwa dari dengan mengendalikan pikiran, perkataan,
belenggu maya (Duniawi), dan untuk dan perbuatan sehari-hari agar sesuai
mencapai kedamaian abadi (Moksa). dengan ajaran agama. 
Upacara : kegiatan keagamaan dalam
III. SIMPULAN bentuk ritual Yadnya, yang dikenal dengan
Dalam sejarah Agama Hindu di Panca Yadnya: Dewa, Rsi, Pitra, Manusa,
India di bagi menjadi 4 fase/jaman yaitu dan Bhuta Yadnya.
jaman Weda, jaman Brahman, jaman
Upanisad, jaman Budha, sedangkan DAFTAR PUSTAKA
sejarah perkembangan Agama Hindu di Yudha Tri Guna, IBG. 2018. Konsep
Ketuhanan dan Kemanusiaan Dalam
Indonesia diperkirakan sekitar awal abad
Agama Hindu. Denpasar: Universitas
ke-IV. . Banyak teori yang mengemukakan Hindu Indonesia
bagaimana Agama Hindu masuk ke
Indoenesia. Teori-teori tentang pembawa Prof Dr. Nasarudin Umar MA. 2019.
masuknya agama Hindu ke Indonesia Konsep Keesaan Tuhan Perspektif Agama
adalah Teori Brahman, Teori Ksatria, Hindu. https://www.uinjkt.ac.id/konsep-
keesaan-tuhan-perspektif-agama-hindu/
Teori Waisya, Teori Sudra, dan Teori Arus #:~:text=Dalam%20agama%20Hindu%2C
Balik. Dalam pandangan ajaran Agama %20keesaan%20Tuhan,Yang%20Maha
Hindu, Tuhan dalam Agama Hindu %20Sempurna%20(Paramasiwa). (diakses
memiliki banyak nama yaitu Brahma pada tanggal 17 April 2023 pukul 09.18)
Wisnu dan Siwa. Tiga nama besar Tuhan
Dira, I Ketut.2021. Konsep Dasar
(Trimurti) tidak bisa dipisahkan satu sama Beragama Hindu.
lain. Bahkan, metodologi Hinduisme https://kemenag.go.id/hindu/konsep-dasar-
menyatukan yang banyak dapat digunakan beragama-hindu-a8u8yy . (diakses pada
para penganut agama dan kepercayaan tanggal 17 April 2023 pukul 09. 34).
lain. Adapun juga pelaksanaan Tri
(Tidak dicantumkan nama). (Tidak
Kerangka Dasar Agama Hindu yaitu:
dicantumkan tanggal). Perkembangan
Agama Hindu Dari India Hingga Ke
Indonesia. Klungkung: PHDI Klungkung

Pasaribu, IS. 2013. Peranan Nyanyian


AUM dalam Penyembahan Dwwa
Ganesha di Kuil Shri Mariamman. Medan:
Universitas Negeri Medan

Anda mungkin juga menyukai